Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL

NAMA : NURUL HIDAYATI YUNAIDA

NIM : 20106011302

PRODI : PAI

FAKULTAS : AGAMA ISLAM

JUDUL : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi


Melaksanakan Pengurusan Jenazah Melalui Problem Based
Learning di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Jakenan Pati

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang
atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan latihan, proses perbuatan, dan cara mendidik. Berdasarkan
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1

Pendidikan sangat penting bagi peserta didik agar dapat mengembangkan


potensinya baik secara jasmani maupun rohani. Hal tersebut sebagaimana
dijelaskan pada UU. No.20 Tahun 2003 pasal 3 yang isinya bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.”

1
Rahmat Hidayat, Abdillah, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori, dan Aplikasinya, (Medan:
Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia, 2019) hlm. 24.

1
Pelaksanaan pembelajaran, kini mengalami perubahan yang relevan.
Pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-sungguh antara
guru dan peserta didik seperti student of learning, bukan pengajaran oleh guru
atau teacher of teaching. Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada
fokus pembelajaran yang lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga
proses yang terjadi dapat menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik. 2 Guru memegang
peranan penting dalam mengembangkan potensi peserta didik dalam hal menjadi
fasilitator, motivator, dan pemberi inspirasi bagi peserta didik. Peran guru dapat
menentukan keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal itu
dibuktikan melalui hasil belajar yang maksimal setelah diadakan evaluasi proses
pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam adalah usaha berupa bimbingan dan asuhan


terhadap peserta didik agar kelak setelah selesai pendidikannya dapat memahami
dan mengamalkan ajaran Islam serta menjadikannya sebagai pandangan
hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Tujuan pendidikan harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang
dimiliki seseorang ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu
perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Pendidikan Agama Islam
hendaklah bercorak agamis dan normatif yaitu agar peserta didik menjadi
seorang Muslim yang di samping menguasai berbagai pengetahuan tentang
agama Islam juga mau dan dapat mengamalkan dengan baik dalam bentuk
pengamalan agama yang kuat, serta berakhlak mulia.

Cara belajar siswa, cara guru mengajar serta metode pembelajaran yang
diterapkan mempengaruhi hasil belajar siswa. Selama ini, siswa hanya sekedar
tahu (knowing), tetapi harus juga dapat berpikir kritis untuk dapat menyelesaikan
permasalahan. Penggunaan metode pembelajaran yang disampaikan guru masih

2
Nurlina Ariani Hrp, dkk, Belajar dan Pembelajaran, (Bandung: Widina Bhakti Persada, 2022),
hlm. 7

2
cenderung monoton yaitu ceramah sementara siswa hanya memperhatikan saja.
Sehingga dalam pemahaman siswa dalam penyelesaian masalahnya masih
kurang.

Pada materi Pendidikan Agama Islam kelas XI terdapat bab tentang


“Melaksanakan Pengurusan Jenazah”. Dalam bab tersebut berisi tentang
kewajiban umat islam terhadap jenazah meliputi memandikan, mengkafani,
menyalati, dan mengubur. Kenyataannya saat ini, nilai hasil belajar siswa
mengalami penurunan terutama pada materi tersebut, yaitu pada kelas XI IPS 3
SMA Negeri 1 Jakenan Pati. Hal itu dapat diketahui melalui hasil praktik dan
hasil ulangan harian semester 2 ini. Pada penilaian tersebut, ada beberapa siswa
yang memperoleh nilai dibawah KKM. Sementara KKM yang ditetapkan dalam
pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah 70.

SMA Negeri 1 Jakenan merupakan salah satu sekolah negeri tingkat


sekolah menengah atas dengan berlandaskan umum. SMA Negeri 1 Jakenan ini
bertempat di Jalan Jakenan - Winong KM. 1,5 Kec. Jakenan Kab. Pati, Puluhan
Tengah, Kec. Jakenan, Kab. Pati Prov. Jawa Tengah. Saat ini, kurikulum
pendidikan menutut pembelajaran melibatkan siswa berpartisipasi secara aktif.
Kurikulum yang dipakai untuk jenjang kelas XI dan XII saat ini memakai
kurikulum 2013. Berdasarkan observasi peneliti, siswa masih belum mampu
memahami pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi
“Melaksanakan Pengurusan Jenazah”. Pada materi tersebut, siswa masih
kesulitan memahami dan menjabarkan bagaimana tata cara pengurusan jenazah.
Permasalahannya adalah banyaknya ketentuan-ketentuan dalam pengurusan
jenazah, sehingga menyebabkan hasil belajar siswa menjadi kurang maksimal.
Hal ini dibuktikan dari nilai rata-rata siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1
Jakenan hanya mencapai 66,6 sedangkan standar ketuntasan minimal yang
ditetapkan sekolah yaitu 70. Untuk itu, rendahnya hasil belajar siswa tersebut
perlu ditingkatkan.

3
Peneliti meneliti model pembelajaran yang diterapkan guru masih
konvensional. Guru masih menerapkan metode ceramah dan pemberian tugas,
sehingga siswa cenderung pasif bahkan tidak sedikit siswa yang memilih tidur di
kelas atau mengobrol dengan teman sebangku saat pembelajaran berlangsung.
Hal tersebut tidak meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi
“Melaksanakan Pengurusan Jenazah” dengan baik serta siswa cenderung pasif
dan tidak berpikir kritis. Maka tujuan tercapai hasil belajar maksimal masih
belum terpenuhi.

Oleh sebab itu, peneliti membutuhkan model pembelajaran yang tepat


untuk mengatasi permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning. Problem Based Learning ini memiliki
prinsip utama adalah menggunakan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta
didik untuk mengembangkan pengetahuan dan sekaligus mengembangkan
kemampuan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Masalah nyata
adalah masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari dan bermanfaat
langsung apabila diselesaikan.3

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada
Materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah Melalui Problem Based
Learning di Kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1 Jakenan Pati.

B. Alasan Pemilihan Judul


Alasan pemilihan judul skripsi tersebut yaitu sebagai berikut ini:
1. Hasil belajar siswa mengalami penurunan.

3
Herminarto Sofyan, dkk, Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: UNY
Press, 2017), hlm. 56.

4
2. Model Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
signifikan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

C. Telaah Pustaka
Dalam penelitian ini, telah ada skripsi terdahulu yang ada kaitannya
dalam kajian semacam ini, antara lain:
Pertama, skripsi Siti Susilowati (2022) yang berjudul: Peningkatan Minat
Dan Prestasi Belajar Matematika Materi Keliling Dan Luas Bangun Datar
Dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas
IV MI NU Tholibin Kudus Tahun Pelajaran 2021-2022. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan model Problem Based Learning dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi
keliling dan luas bangun datar siswa kelas VI MI NU Tholibin Kudus tahun
pelajaran 2021-2022. Hal ini dibuktikan kondisi awal (pra-siklus), siklus I dan
siklus II telah melampaui target keberhasilan yang ditentukan peneliti
sebelumnya. Pada kondisi awal (pra siklus) rata-rata prestasi siswa adalah 66
dengan presentasi siswa yang tuntas KKM 70 adalah 40% dan presentase siswa
yang tidak tuntas adalah 60%. Siklus I rata-rata prestasi belajar siswa adalah 79
dengan presentase siswa yang tuntas KKM 70 adalah 70% dan siswa yang tidak
tuntas 30%. Sedangkan pada siklus II rata-rata prestasi belajar siswa adalah 85
dengan presentase siswa yang tuntas KKM 70 adalah 85% dan presentase siswa
yang tidak tuntas KKM adalah 15%. Perbedaan penelitian tersebut dengan
skripsi yang dibuat peneliti yaitu pada variabel yang diteliti adalah minat dan
prestasi belajar matematika materi keliling dan luas bangun datar, obyek
penelitiannya adalah siswa kelas IV MI NU Tholibin Kudus. Sedangkan skripsi
yang dibuat peneliti variabelnya adalah hasil belajar siswa materi melaksanakan
pengurusan jenazah, obyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 1 Jakenan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti
teliti yaitu sama-sama menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

5
Kedua, skripsi Atik Hidayanti (2019) yang berjudul: Upaya
Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Tentang Perkembangan Biakan Tumbuhan
Melalui Metode Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VI
MI Mabdaul Huda Kedung Karang Wedung Demak Tahun Pelajaran 2018/2019.
Hasil penelitian skripsi tersebut menyatakan bahwa penerapan metode problem
based learning sangat baik atau efektif dalam meningkatkan prestasi belajar,
yaitu: rata-rata kelas 74,4 pada pra siklus, kemudian meningkat menjadi 80 pada
siklus I, kemudian pada siklus II dilakukan perbaikan dan hasilnya menjadi lebih
sempurna setelah menggunakan Metode problem based learning secara optimal
sehingga nilai rata-rata kelas menjadi 85,6.4 Perbedaan penelitian tersebut
dengan skripsi yang dibuat peneliti yaitu pada variabel yang diteliti yaitu
prestasi belajar IPA, sedangkan obyek penelitiannya yaitu siswa kelas VI MI
Mabdaul Huda Kedung Karang Wedung Demak. Sementara skripsi yang dibuat
peneliti variabelnya adalah hasil belajar siswa materi melaksanakan pengurusan
jenazah, obyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1
Jakenan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti teliti
yaitu sama-sama menggunakan model Problem Based Learning (PBL).

Ketiga, skripsi Eko Budi Susilo (2018) yang berjudul: Upaya


Peningkatan Hasil Belajar Futsal Melalui Metode Problem Based Learning Pada
Kelas XI IPA 1 DI SMA Negeri 1 Limbangan Tahun Pelajaran 2018. Hasil
penelitian tersebut berisi penerapan model Problem Based Learning dapat
membantu meningkatkan hasil belajar futsal siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1
Limbangan. Kenaikan persentase kelulusan siswa dari siklus I ke siklus II
mencapai 30.56% diperoleh melalui rumus kenaikan persentase nilai. Hasil
belajar siswa mencapai indikator keberhasilan dari Kriteria Ketuntasan Minimal

4
Atik Hidayanti, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Tentang Perkembangan Biakan
Tumbuhan Melalui Metode Pembelajaran Problem Based Learning Pada Siswa Kelas VI MI Mabdaul
Huda Kedung Karang Wedung Demak Tahun Pelajaran 2018/2019, (Skripsi), (Semarang: Fakultas
Agama Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Wahid Hasyim
Semarang, 2019).

6
(KKM) sebesar 86.11%. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang
peneliti teliti terletak pada variabelnya hasil belajar futsal. Obyek penelitiannya
yaitu siswa kelas XI IPA 1 SMA N 1 Limbangan. Sedangkan skripsi yang dibuat
peneliti variabelnya adalah hasil belajar siswa materi melaksanakan pengurusan
jenazah, obyek penelitiannya adalah siswa kelas XI IPS 3 SMA Negeri 1
Jakenan. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti teliti
yaitu sama-sama menggunakan model Problem Based Learning (PBL).
Berdasarkan penelitian skripsi tersebut perbedaan penelitiannya yaitu
terletak pada obyek dan variabel yang diteliti, tetapi persamaannya terletak pada
metode penelitian. Untuk itu, penelitian yang peneliti lakukan jelas berbeda
dengan penelitian-penelitain sebelumnya.

D. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah:
1. Bagaimana penerapan model Problem Based Learning pada materi
Melaksanakan Pengurusan Jenazah di kelas XI IPS 3 SMA Negeri I
Jakenan Pati?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa pada materi Melaksanakan
Pengurusan Jenazah di kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Jakenan Pati?

E. Rencana Pemecahan Masalah


Berdasarkan permasalahan di atas dapat direncanakan pemecahan masalah
dalam penelitian ini yaitu :
1. Pelaksanaan pembelajaran mata pembelajaran Pendidikan Agama Islam
dan Budi Pekerti menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dimulai dengan menyiapkan kelas sesuai yang
diinginkan, membagi kelompok-kelompok kecil, memberikan stimulus
serta permasalahan yang terjadi kemudian meminta peserta didik untuk
menerapkan model Problem Based Learning (PBL) dalam proses
pembelajaran didalam kelas.

7
2. Hasil belajar peserta didik dapat meningkat dengan mengoptimalkan
beberapa siklus dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) di Kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 1 Jakenan Pati.

F. Penegasan Istilah

Langkah awal untuk memahami judul skripsi ini, serta menghindari


kesalahpahaman, maka penulis merasa perlu untuk menjelaskan beberapa kata
yang menjadi judul skripsi ini. Adapun judul skripsi yang dimaksud adalah
“Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Melaksanakan
Pengurusan Jenazah Melalui Problem Based Learning di Kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 1 Jakenan Pati”. Penulis akan memberikan penjelasan dan pembatasan
istilah, yaitu:

1. Upaya
Upaya adalah usaha, ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud,
memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb). 5 Maka usaha yang
dimaksud merupakan usaha atau cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu.
2. Meningkatkan

Meningkatkan adalah menaikkan (derajat, taraf, dsb), mempertinggi,


memperhebat (produksi dsb). Maksud upaya dalam meningkatkan penelitian

5
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Kamus versi online/daring (Dalam jaringan),
https://kbbi.web.id/upaya, diakses pada 27 Mei 2023 pukul 12:22.

8
ini, yaitu cara atau usaha untuk menaikkan hasil belajar siswa menjadi lebih
baik yaitu di atas kriteria ketuntasan yang sudah ditentukan.

3. Hasil Belajar Siswa


Hasil belajar siswa merupakan salah satu alat ukur untuk melihat
capaian seberapa jauh siswa dapat menguasai materi pelajaran yang telah
disampaikan oleh guru.6 Peneliti menjadikan hasil belajar siswa sebagai
mengukur proses pembelajaran. Hasil belajar siswa bisa terdiri dari
pengetahuan, keterampilan, sikap, dan pemahaman. Caranya dengan melalui
tes, proyek, presentasi, tugas, dan observasi.
4. Materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah
Materi melaksanakan pengurusan jenazah merupakan salah satu
materi dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
kelas XI kurikulum 2013. Materi ini membahas tentang mengingat mati
serta tata cara mengurus jenazah. Mengingat mati yang dilakukan adalah
sering-seringlah berta’ziyyah (mendatangi keluarga yang terkena musibah
meninggal dunia), mengurus jenazah, mulai dari memandikan, mengafani,
menyalati, sampai menguburnya.
5. Problem Based Learning
Problem Based Learning adalah konsep pembelajaran yang membantu
guru menciptakan lingkungan pembelajaran yang dimulai dengan masalah
yang penting dan relevan (bersangkut-paut) bagi peserta didik, dan
memungkinkan peserta didik memperoleh pengalaman belajar yang lebih
realistik (nyata). Pembelajaran Berbasis Masalah melibatkan peserta didik
dalam proses pembelajaran yang aktif, kolaboratif, berpusat kepada peserta
didik, yang mengembangkan kemampuan pemecahan masalah dan
kemampuan belajar mandiri yang diperlukan untuk menghadapi tantangan

6
Yendri Wirda, dkk., Faktor-Faktor Determinan Hasil Belajar Siswa, (Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2020), hlm. 7

9
dalam kehidupan dan karier, dalam lingkungan yang bertambah kompleks
sekarang ini.7
6. Kelas XI IPS 3
Kelas XI IPS 3 merupakan data yang diambil pada penelitian yaitu
berupa siswa kelas XI IPS 3 yang berjumlah 36. Siswa adalah orang yang
mengikuti pembelajaran.
7. SMA Negeri 1 Jakenan Pati
SMA Negeri 1 Jakenan Pati adalah Lembaga Pendidikan formal yang
ada di bawah naungan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Tempatnya
berada di Jalan Jakenan - Winong KM. 1,5 Kec. Jakenan Kab. Pati,
Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

G. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah tersebut maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui keberhasilan penerapan Problem Based Learning dalam
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam materi “Melaksanakan
Pengurusan Jenazah” di kelas XI IPS 3 SMA Negeri I Jakenan Pati.
2. Manfaat Penelitian
Setelah penelitian dilaksanakan, diharapkan dapat memberikan kegunaan atau
manfaat sebagai berikut:
a. Penelitian ini merupakan salah satu usaha untuk memperdalam dan
memperluas ilmu pengetahuan penulis.
b. Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat membantu dan mempermudah
pengambilan tindakan perbaikan untuk selanjutnya, terutama dalam
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa.

7
Herminarto Sofyan, dkk., Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: UNY
Press, 2017), hlm. 49.

10
c. Bagi pihak guru penelitian ini bisa menjadi pedoman dalam mengambil
tindakan-tindakan untuk meningkatkan hasil belajar Pendidikan Agama
Islam siswa.
d. Bagi pihak sekolah sendiri penelitian ini diharapkan dapat menjadi arsip
dan menjadi petunjuk sekolah dalam mengambil keputusan terutama yang
berhubungan dengan hasil belajar siswa.

H. Landasan Teori
Landasan teori akan membahas tentang berikut ini:
1. Tinjauan Teori Variabel x
Model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1) Pengertian model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
2) Langkah-langkah model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
3) Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL).
2. Tinjauan Teori Variabel y
Hasil belajar Siswa
1) Hakikat hasil belajar siswa.
2) Aspek-aspek hasil belajar siswa.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
3. Rumusan Variabel x dan Variabel y
Keterkaitan antara model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah yaitu berikut ini:
1) Melaksanakan Pengurusan Jenazah.
2) Pelaksanaan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah.
3) Hubungan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
hasil belajar siswa.

I. Hipotesis Tindakan

11
Berdasarkan landasan teori yang telah penulis uraikan di atas maka
penulis mengajukan hipotesis tindakan penelitian ini adalah : penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah kelas XI IPS 3 SMA
Negeri 1 Jakenan Pati Tahun Pelajaran 2022-2023.

J. Metode Penelitian
1. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini yaitu peneliti sendiri. Peneliti
berperan langsung sebagai guru yang melakukan proses pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning.
b. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas XI IPS 3
SMA Negeri 1 Jakenan Pati Tahun Pelajaran 2022-2023 dengan jumlah
siswa sebanyak 36 anak, Laki-laki 13 dan perempuan 23 anak.8
2. Lokasi Penelitian
Lokasi yang menjadi tempat penelitian ini adalah di kelas XI IPS 3
SMA Negeri 1 Jakenan Pati. Bertampat di Jalan Jakenan - Winong KM. 1,5
Kec. Jakenan Kab. Pati, Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Mei sampai Juni 2023 tahun pelajaran 2022/2023,
dimulai dari penyusunan proposal penelitian, instrument penelitian,
pengolahan, analisis data penelitian dan penulisan laporan penelitian.

3. Desain Penelitian

Pada pelaksanaan penelitian Tindakan kelas (PTK) memakai teori


Kemmis dan Mc. Taggart yang memerlukan lebih dari satu siklus. Model
yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan lebih

8
Dokumen Administrasi kelas tahun pelajaran 2022/2023.

12
lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang
prinsip antara keduanya. Dikatakan demikian karena dalam suatu siklus
terdiri atas empat komponen meliputi: perencanaan, aksi/tindakan, observasi
dan refleksi. Sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya
sesudah adanya refleksi, kemudian diadakan perencanaan ulang yang
dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri.9

Agar Penelitian Tindakan Kelas mencapai hasil yang optimal dan


sesuai dengan harapan, maka penyusunan PTK harus melalui tahap-tahap
sebagai berikut:

a. Perencanaan (Plan)
Perencanaan merupakan tahapan yang paling penting dalam
melakukan penelitian. Melakukan segala sesuatu harus didasarkan pada
perencanaan. Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan.
Dalam perencanaan PTK terdapat tiga kegiatan dasar yaitu
identifikasi masalah, merumuskan masalah (mengerucutkan identifikasi
masalah), dan pemecahan masalah dengan tindakan yang dilandasi oleh
teori yang ada. Perencanaan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan
realita yang ada, bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi
Pekerti masih bersifat teacher centered atau berpusat pada guru sehingga
proses pembelajarannya kurang optimal. Untuk itu, penelitian ini
menggunakan Problem Based Learning (PBL), dengan harapan masalah-
masalah yang ada saat ini dapat diselesaikan, sehingga materi
Melaksanakan Pengurusan Jenazah dapat dimengerti dan dipahami oleh
para peserta didik.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)

9
Anda Juanda, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, (Yogyakarta:
Deepublish, 2016), hlm. 130.

13
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu melakukan tindakan di kelas sesuai dengan rencana
yang telah disusun pada tahap perencanaan. Sebelum melaksanakan
tindakan perlu melihat kembali apakah rumusan masalah dan hipotesis
yang dibuat sudah layak ataukah belum. Jika sudah layak maka langkah
berikutnya yaitu menyiapkan langkah-langkah pelaksanaan PTK sebagai
berikut :
1) Membuat rencana pembelajaran dan skenario tindakan yang akan
dilakukan. Mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh guru
dan siswa dalam kegiatan tindakan.
2) Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, alat
peraga, media, meja dan segala keperluan yang dibutuhkan dalam
rencana pembelajaran.
3) Menyiapkan alat perekam, cara merekam serta cara melakukan
pengamatan pada proses dan hasil kerja siswa. Selain itu cara
melakukan analisis data baik pada hasil observasi maupun pada
hasil kerja siswa.
4) Mempraktikan sendiri hasil rancangan yaitu mensimulasikan
pelaksanaan tindakan dengan mempertimbangkan waktu
pelaksanaan dan metode tindakan yang akan dilaksanakan. Oleh
karena itu guru harus melihat jam mengajarnya.10
c. Pengamatan (Observing)
Pengamatan merupakan kegiatan inspeksi yang dilakukan oleh
pengamat. Pengamatan dapat dilakukan oleh teman sejawat atau guru
sendiri. Guru pelaksana pada tahap ini mencatat dengan seksama seksi
demi seksi apa yang terjadi sehingga ditemukan data yang akurat, untuk
melakukan perbaikan siklus berikutnya. Saat tindakan kelas lakukan
pengamatan melalui pencatatan, perekaman, dokumentasi gejala-gejala

10
Ibid., hlm. 21.

14
yang timbul saat tindakan. Maka pengamatan yang dilakukan peneliti
pada materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah adalah 4 kali pertemuan.
d. Refleksi (Reflecting)
Refleksi yaitu menganalisis dan menginterpretasikan hasil data
yang diterima selama pelaksanaan rencana tindakan untuk
mengidentifikasi atau mengevaluasi pencapaian tujuan perbaikan
pembelajaran. Tujuan dari fase ini adalah untuk menganalisis
keseluruhan kegiatan yang diambil berdasarkan data yang diperoleh dan
kemudian mengevaluasinya untuk melanjutkan ke langkah berikutnya.
Langkah-langkah refleksi adalah sebagai berikut:
1) Mengkaji tujuan dan berupaya meningkatkan pembelajaran yang
diharapkan;
2) Menentukan alasan keberhasilan atau kegagalan analisis dan
penjelasan;
3) Menelaah deskripsi temuan survei; dan
4) Mendeskripsikan hasil refleksi. Merumuskan tindak lanjut yang harus
dilakukan dalam rangka perbaikan atau peningkatan kualitas proses
atau hasil pembelajaran berdasarkan hasil refleksi.11

4. Faktor Yang Diteliti


Faktor yang diteliti agar dapat memecahkan masalah tersebut
adalah:
a. Faktor Guru
Dengan melihat cara pendidik menerapkan Problem Based Learning
(PBL) mata materi Melaksanakan Pengurusan Jenazah di dalam kelas.
b. Faktor Siswa

11
Indra Nanda, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Inspiratif, (Indramayu: Penerbit
Adab, 2021), hlm. 143

15
Dengan melihat hasil belajar siswa kelas XI IPS 3 mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Melaksanakan
Pengurusan Jenazah melalui penerapan Problem Based Learning (PBL).

5. Rencana Tindakan
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang mana
menggunakan teori spiral dari Kemmis dan MC. Taggart yang terdiri dari
beberapa siklus tindakan pembelajaran. Dalam penelitian ini disusun dengan
pra siklus sampai dua siklus penelitian. Setiap siklus terdiri dari empat
tahapan yaitu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Penjelasannya yaitu sebagai berikut:
1. Pra siklus
Pra siklus merupakan tahap orientasi yaitu sebelum peneliti
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Pertama-tama yaitu meminta
izin Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Jakenan Pati, bahwa peneliti akan
melakukan penelitian tindakan kelas XI IPS 3 tersebut. Kemudian
peneliti melakukan observasi mengenai permasalahan dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi
Melaksanakan Pengurusan Jenazah. Setelah mendapatkan informasi
mengenai permasalahan yang ada dalam pembelajaran tersebut, peneliti
akan menganalisis dan memberikan solusi sesuai dengan masalah yang
ada. Peneliti menyusun rencana penelitian dan teknik yang digunakan
dalam penelitian.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan (Planning)

1) Guru membuat acuan program pembelajaran berupa rencana


pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model
Problem Based Learning.

16
2) Menyiapkan bahan dan media pembelajaran yang akan digunakan,
serta dokumen yang lain, seperti daftar hadir, lembar-lembar kerja
siswa dan lain-lain.12
3) Guru membuat instrumen penelitian untuk mengamati proses
pembelajaran berupa lembar observasi guru, lembar wawancara,
dan lembar soal siswa.

b. Tahap Pelaksanaan (Acting)

1) Guru memberikan penjelasan mengenai materi dan model


pembelajaran Problem Based Learning.
2) Guru melakukan proses pembelajaran dengan metode diskusi
dengan bahan ajar Buku Paket.
3) Guru mengamati kegiatan-kegiatan siswa pada saat pembelajaran.
4) Pada akhir pembelajaran guru dan siswa menyimpulkan materi
yang dipelajari.
5) Guru memberikan tugas berupa praktek kepada siswa pada materi
yang dipelajari untuk dibahas selanjutnya.

c. Tahap Pengamatan (Observing)

1) Guru mencatat secara detail aktivitas siswa di kelas dengan lembar


observasi melalui model pembelajaran Problem Based Learning.
2) Guru menghimpun semua hasil pengamatan dan menganalisisnya.

d. Refleksi

1) Mengolah hasil pengamatan dan data evaluasi siklus I.


2) Mendiskusikan hasil pengamatan atas tindakan pembelajaran di
kelas dan penilain selama proses pembelajaran pada siklus I.
Apakah perlu perbaikan lagi, apabila perlu maka akan dilakukan

12
Suharsimi Arikunto,dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), hlm. 164.

17
perbaikan-perbaikan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran di
kelas pada pelaksanaan siklus II dalam rangka mencapai tujuan.

3. Siklus II

a. Tahapan Perencanaan (Planning)

1) Guru membuat Rencana Program Pembelajaran (RPP) untuk pokok


bahasan selanjutnya setelah diajarkan pada siklus 1.

2) Guru membuat instrumen penelitian untuk mengamati proses


pembelajaran selanjutnya berupa lembar observasi guru, lembar
wawancara, dan lembar soal siswa.

b. Tahapan Tindakan (Acting)

1) Guru melakukan proses pembelajaran model Problem Based


Learning (PBL) dengan metode diskusi.

2) Guru membagikan lembar permasalahan mengenai praktek


melaksanakan pengurusan jenazah untuk dikerjakan secara
kelompok.

3) Setelah semua kelompok berdiskusi, guru meminta hasil kerja


kelompok untuk dikemukakan di depan kelas. Apabila hasil kerja
kelompok ada yang berbeda, setiap kelompok mengemukakan
alasanya.

4) Pada akhir pelajaran guru dan siswa sama-sama menyimpulkan


hasil materi pembelajaran.

c. Tahapan Pengamatan (Observing)


1) Guru mencatat secara detail aktivitas siswa di kelas dengan lembar
observasi melalui model pembelajaran Problem Based Learning.
2) Guru menghimpun semua hasil pengamatan dan menganalisisnya.

18
d. Tahapan Refleksi

1) Guru mengolah dan menganalisis data yang diperoleh dari siklus II.

2) Menyimpulkan dan merefleksi proses pembelajaran siklus II


dengan melihat hasil belajar siswa. Jika masih terdapat kekurangan
maka bisa diperbaiki dengan siklus selanjutnya. Jika pada siklus II
sudah tidak ada masalah dan indikator keberhasilan telah tercapai
maka penelitian diberhentikan.

6. Metode Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan peneliti
untuk mengumpulkan data. Adapun caranya yaitu sebagai berikut:
a. Metode Survei
Metode survei yaitu metode pengumpulan data melalui instrumen
yang bisa merekam tangapan-tanggapan responden dalam sebuah sampel
penelitian. Umumnya orang bisa saling mempertukarkan istilah “survey”
dengan “daftar pertanyaan”, namun istilah survey digunakan sebagai
kategori umum penelitian yang menggunakan kuesioner dan wawancara
sebagai metodenya.
Metode survei yang digunakan pada penelitian ini yaitu, meliputi
pencarian informasi dari sekolah dan para pendidik yang ada di SMA
Negeri 1 Jakenan Kabupaten Pati khususnya tentang pelajaran
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti materi Melaksanakan
Pengurusan Jenazah terkait hasil belajar yang telah dilakukan
sebelumnya serta meninjau lokasi dan obyek yang digunakan dalam
penelitian.
b. Metode Observasi
Metode observasi yaitu cara mengadakan pencatatan secara
sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati

19
tingkah laku individu atau kelompok yang diteliti secara langsung. 13
Dengan cara mengidentifikasi masalah dari berbagai sumber yaitu
pendidik kelas maupun dari data yang telah ada berdasarkan nilai dari
sebelumnya. Hal tersebut dijadikan sebagai bahan acuan dalam
identifikasi masalah penelitian ini, sehingga penelitian dapat sesuai target
yang dicapai. Observasinya secara langsung berarti peneliti langsung
melakukan pengamatan terhadap obyek penelitiannya di tempat dan
waktu terjadinya peristiwa. Pengamatannya secara sistematis yaitu
melalui praktik pada materi melaksanakan pengurusan jenazah secara
langsung. Adapun praktik yang diujikan yaitu daimulai dari praktik
memandikan jenazah, mengkafani jenazah, menyalatkan jenazah serta
menguburkan jenazah.

c. Metode Tes
Metode tes yaitu suatu cara atau alat untuk mengadakan penilaian
yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan
oleh siswa atau sekelompok siswa sehingga menghasilkan nilai tentang
tingkah laku atau prestasi siswa tersebut. Tesnya berdasarkan materi PAI
dan Budi Pekerti yaitu Melaksanakan Pengurusan Jenazah. Cara
mengukurnya yaitu dengan latihan soal yaitu berupa nilai sebagai hasil
belajar peserta didik. Instrumen tes ini menggunakan lembar evaluasi
hasil belajar peserta didik dengan indikator soal sebanyak 20 dengan
rincian soal 15 pilihan ganda dan 5 isian.
d. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau
variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. 14 Pada penelitian
13
Rahmadi, Pengantar Metodologi Pendidikan, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), hlm. 80.
14
Sandu Siyoto dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Literasi Media
Publishing, 2015), hlm. 77.

20
ini peneliti melakukan pengumpulan data berupa dokumen yang terdiri
dari data-data yang relevan dari pihak sekolah seperti: profil sekolah, visi
misi sekolah dan data-data lain yang dibutuhkan dalam penelitian ini,
serta dokumentasi yang berupa bukti nyata secara fisik seperti foto
kegiatan belajar yang telah dilakukan sebagai bukti otentik penelitian.

7. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang dilakukan yaitu metode semi kuantitatif.
Untuk kualitatifnya digunakan untuk mendeskripsikan terlaksananya
rencana tindakan, menggambarkan masalah yang muncul dalam
pelaksanaan pembelajaran dan mendeskripsikan keaktivan siswa dalam
kegiatan melalui hasil pengamatan. Sementara metode kuantitatif digunakan
untuk mendeskripsikan tentang efektivitas dari pembelajaran yang meliputi
hasil belajar dan kemampuan pemahaman siswa.
Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategari hasil belajar
siswa adalah berdasarkan teknik kategorisasi skala lima. Menurut
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1993 : 7) bahwa skor standar
umum yang digunakan adalah skala lima yaitu pembagian tingkat
penguasaan yang terbagi atas lima kategori, yaitu :
90 – 100 dikategorikan sangat tinggi
80 – 89 dikategorikan tinggi
65 – 79 dikategorikan sedang
55 – 64 dikategorikan rendah
0 – 54 dikategorikan sangat rendah.
Selain itu digunakan metode deskriptif dengan cara membandingkan
hasil belajar siswa sebelum tindakan dan sesudah tindakan pada siklus I
maupun siklus II, termasuk rata-rata kelas dan ketuntasan klasikal. Kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu dengan skor 70.
a. Data Hasil Tes

21
Data hasil tes dihitung dengan menggunakan rumus,
sebagai berikut:

b. Data Hasil Observasi


Data hasil observasi dihitung dengan menggunakan
rumus, sebagi berikut :

c. Data Ketuntasan Belajar siswa


Persentase ketuntasan hasil belajar siswa dihitung dengan
menggunakan rumus deskriptif presentase sebagai berikut:15

Keterangan:
% = Persentase
n = Jumlah siswa yang tuntas secara individual
N= Jumlah seluruh siswa
d. Data Rerata Nilai
Rerata nilai sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan
tindakan dicari dengan rumus:

Keterangan:

M = Nilai

Rerata kelas = Jumlah nilai

15
Ibid., hlm 27

22
N = Jumlah persentase

8. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan peserta didik dikatakan tuntas belajarnya, jika:
a. Ketuntasan Individual Meningkatnya hasil belajar peserta didik kelas XI
IPS 3 SMA Negeri 1 Jakenan mata pelajaran Melaksanakan Pengurusan
Jenazah ditandai rata-rata nilai yang diperoleh sesuai atau melebihi
kreteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 70.
b. Ketuntasan Klasikal Penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik dibuktikan dengan hasil evaluasi
dengan nilai rata-rata 85 dari 36 peserta didik dan hasil ketuntasan
klasikal sebanyak 86%.

K. Sistematika Penyusunan Skripsi


Dalam penelitian ini, peneliti menyusun 5 bab serta lampiran-lampiran,
adapun sistematika penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagian awal berisi halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman
pengesahan, halaman deklarasi pernyataan diri, halaman motto, halaman
persembahan, halaman pedoman transliterasi Arab-Latin, halaman abstrak,
kata pengantar, daftar isi dan table.
b. Bagian isi peneliti menyusun pembahasan per bab yang merupakan isi dari
penelitian ini, yang secara garis besar dapat peneliti jelaskan sebagai
berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini membahas beberapa hal yang berkaitan
dengan penelitian yang meliputi: Latar Belakang Masalah, Alasan
Pemilihan Judul, Telaah Pustaka, Rumusan Masalah, Rencana Pemecahan
Masalah, Penegasan Istilah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Hipotesis
Tindakan, Metode penelitian dengan rincian: Subjek dan Objek Penelitian,
Lokasi penelitian, Desain penelitian, Faktor yang Diteliti, Rencana

23
Tindakan, Metode Pengumpulan Data, Metode Analis Data, Indikator
Keberhasilan dan Sistematika Penyusunan Skripsi.
Bab II Landasan teori, Berisi tentang kajian yang membahas teori-
teori atau landasan dari permasalahan yang ada di dalam penelitian memuat
tentang : Tinjauan Teori variabel x, Tinjauan Teori variabel y, dan Rumusan
variabel x dan variabel y.
Bab III Laporan hasil penelitian. Memuat tentang laporan situasi
umum objek penelitian, dan laporan kegiatan persiklus.
Bab IV Analisis Hasil Penelitian. Mencakup tentang analisis kegiatan
persiklus dan pembahasan.
Bab V Penutup. Bab ini berisi simpulan, saran-saran dan kata penutup.
Bagian akhir pada bab ini akan memuat halaman daftar pustaka, lampiran-
lampiran dan daftar riwayat hidup.

24
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Leon A, dkk., Penelitian Tindakan Kelas Teori Dan Penerapannya,


Indramayu: Penerbit Adab, 2021.
Al-Abrasyi, Muhammad `Athiyyah, Prinsip Prinsip Dasar Pendidikan Islam,
Bandung: Pustaka Setia, 2003.
Ambiyar, Pengukuran Dan Tes Dalam Pendidikan, Padang: UNP Press Universitas
Negeri Padang, 2011.
Ariani, Nurlina Hrp, dkk., Belajar dan Pembelajaran, Bandung: Widina Bhakti
Persada, 2022.
Arikunto, Suharsimi,dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2017.
Danuri dan Siti Maisaroh, Metodologi Penelitian Pendidikan, Yogyakarta: Penerbit
Samudra Biru, 2019.
Dokumen Administrasi kelas tahun pelajaran 2022/2023.
Hidayanti, Atik, Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar IPA Tentang Perkembangan
Biakan Tumbuhan Melalui Metode Pembelajaran Problem Based
Learning Pada Siswa Kelas VI MI Mabdaul Huda Kedung Karang
Wedung Demak Tahun Pelajaran 2018/2019, (Skripsi), Semarang:
Fakultas Agama Islam Program Studi Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah Universitas Wahid Hasyim, 2019.
Hidayat, Rahmat dan Abdillah, Ilmu Pendidikan Konsep, Teori, dan Aplikasinya,
Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI),
2019.
Juanda, Anda, Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research, Yogyakarta:
Deepublish, 2016.
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Kamus versi online/daring (Dalam
Jaringan), https://kbbi.web.id/upaya, diakses pada 27 Mei 2023 pukul
12:22.

25
KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Kamus versi online/daring(Dalam
Jaringan), https://kbbi.web.id/tingkat, diakses pada 27 Mei 2023 pukul
12:22.
Mu’alimin dan Rahmat Arofah Hari Cahyadi, Penelitian Tindakan Kelas Teori dan
Praktik, Pasuruan: Ganding Pustaka, 2014.
Mulyadi, Evaluasi Pendidikan: Pengembangan Model Evaluasi Pendidikan di
Sekolah, Malang: UIN-Maliki Press, 2010.
Mustahdi dan Mustakim, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI
SMA/SMK, Jakarta: Pusat Kurikulum Perbukuan Balitbang Kemdikbud,
2014.
Nanda, Indra, dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru Inspiratif, Indramayu:
Penerbit Adab, 2021.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2008.
Rahmadi, Pengantar Metodologi Pendidikan, Banjarmasin: Antasari Press, 2011.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Literasi
Media Publishing, 2015.
Sofyan, Herminarto, dkk., Problem Based Learning dalam Kurikulum 2013,
Yogyakarta: UNY Press, 2017.
Sudirman dan Rusmini Maru, Implementasi Model-Model Pembelajaran Dalam
Bingkai Penelitian Tindakan Kelas, Makasar: Badan Penerbit UNM, 2016.
Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya Offset, 2017.
Susilo, Eko Budi, Upaya Peningkatan Hasil Belajar Futsal Melalui Metode Problem
Based Learning Pada Kelas XI IPA 1 DI SMA Negeri 1 Limbangan Tahun
Pelajaran 2018, (Skripsi), Semarang: Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Universitas
Wahid Hasyim, 2019.
Susilowati, Siti, Peningkatan Minat Dan Prestasi Belajar Matematika Materi
Keliling Dan Luas Bangun Datar Dengan Model Pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) Pada Siswa Kelas IV MI NU Tholibin Kudus Tahun

26
Pelajaran 2021-2022, (Skripsi), Semarang: Fakultas Agama Islam
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Wahid
Hasyim, 2022.
Tangkudung, James AP, Macam-macam Metodologi Penelitian Uraian dan
Contohnya, Jakarta: Lensa Media Pustaka Indonesia, 2016.
Wakoyah, Siti, Peningkatan Penghayatan Siswa Dalam Membaca Puisi Dengan
Metode Demonstrasi Di Kelas III SD Negeri Ciora Kecamatan Grogol
Kota Cilegon, (Skripsi), Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia,
2013.
Wirda, Yendri, dkk., Faktor-Faktor Determinan Hasil Belajar Siswa, Jakarta:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2020.

27

Anda mungkin juga menyukai