Anda di halaman 1dari 13

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pai Materi Kisah Nabi Ayyub A.S.

Dan Nabi Zulkifli


A.S. Melalui Model Pembelajaran Picture And Picture Pada Siswa Kelas 4
SDN 4 Way Serdang
Oleh

1. SAIFUL SARIFUDIN
2. Alamat email
3. SDN 4 Way Serdang

Abstrak

Kata Kunci: Akibat Hukum, Putusan verstek, dan Cerai Gugat


A. Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan masyarakat dan pemerintah
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah
maupun di luar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat
memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat pada masa yang akan
datang. Pendidikan sebagai salah satu sektor yang sangat penting dalam kemajuan
pembangunan nasional memiliki fungsi utama dalam upaya meningkatkan kualitas hidup
bangsa Indonesia, di mana iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa menjadi
sumber mot4asi kehidupan di semua bidang.
Dalam dunia pendidikan, tentunya guru memiliki peran yang sangat penting
dalam proses pengalaman belajar seorang peserta didik. Selain harus mentransfer
berbagai pengetahuan kepada peserta didik, guru juga dituntut untuk membimbing proses
perkembangan anak didiknya dalam menigkatkan kemampuan dan pemrosesan informasi
agar kelak bisa dimanfaatkan di masa depan mereka. Oleh sebab itu, guru harus mampu
membuat perencanaan yang baik dalam kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Tidak lupa pula,
guru harus mengevaluasi hasil belajar para siswanya agar dapat menilai ketercapaian
kompetensi yang diinginkan. Jadi, guru dituntut agar mampu mengelola proses belajar
mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga mereka antusias untuk
belajar dan mencari pemecahan atas masalah yang mereka temukan di dalamnya, karena
siswa adalah subyek utama dalam pembelajaran.
Dalam upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik, guru perlu mengadakan
sebuah penelitian yang akurat agar dapat menemukan titik kunci masalah yang dihadapi
serta solusi yang tepat untuk mengatasinya sehingga para motivasi dan kemampuan
berpikir peserta didik menjadi meningkat daripada sebelumnya.
Pembelajaran Agama Islam tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui
pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan
pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui
latihan-latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide
kepada orang lain. (Hartoyo, 2000:24).
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik melakukan penelitian
dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Materi Kisah Nabi Ayyub a.s. dan
Nabi Zulkifli a.s. melalui Model Pembelajaran Picture and Picture pada Siswa Kelas 4
SDN 4 Way Serdang.”
B. Kajian Pustaka
1. Meningkatkan Hasil Belajar PAI
a. Pengertian Hasil Belajar PAI
Hasil belajar dalam Pendidikan Agama Islam merupakan kemampuan yang
dimiliki sisawa setelah ia menerima pengalaman dalam belajarnya khususnya dalam
bidang agama, yang mengajarkan kepada manusia untuk dapat melaksanakan syariat
yang dianjurkan dalam Islam. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses
pembelajarannya. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan hasil
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya
melalui kegiatan belajar dan dari informasi tersebut guru dapat menyusun data dan
membina kegiatan-kegiatan siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas atau pun individu.
Menurut Sudjana hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil
belajar yang dicapai siswa dengan keriteria tertentu, hal ini mengisyaratkan bahwa objek
yang dicapainya adalah hasil belajar siswa.
Sedangkan mengenai keberhasilan dalam pendidikan agama Islam dapat dilihat
dari kepribadian siswa dalam kehidupan sehari-hari, apakah siswa mampu mengamalkan
pelajaran agama yang didapatkannya dari sekolah atau lembaga pendidikan ke dalam
kesehariannya, baik di lingkungan sekolah, rumah maupun masyarakat.
Baik dan buruknya perilaku siswa itu mencerminkan keberhasilan pendidikan
yang telah diikutinya dalam sekolah, indikatornya adalah dengan sikap rajin
melaksanakan ibadah dengan tata cara yang benar, menghargai sesama umat manusia,
menjalin tali silaturahmi dengan baik dengan orang lain dan menolong sesama.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Setiap siswa memiliki kecendrungan yang berbeda-beda dalam melakukan
pembelajaran, hal tersebut dikernakan ada faktor-faktor yang mempengaruhi dalam diri
siswa. Menurut soemanto, faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi
tiga macam yaitu:
1) Faktor Stimuli Belajar
Yang dimaksud dengan stimuli belajar disini yaitu segala hal yang di luar
individu yang merangsang ind4idu itu untuk mengadakan reaksi perubahan belajar.
Stimuli dalam hal ini mencangkup mental, penugasan, serta suasana lingkunga
eksternal yang harus dierima atau dipelajari oleh sipelajar.
2) Faktor metode belajar
Metode belajar yang digunakan oleh guru sangat mempengaruhi metode
belajar yang dipakai oleh siswa, dengan kata lain metode belajar yang dipakai oleh
guru menimbulkan perbedaan yang berarti bagi proses belajar.
3) Faktor individu
Dari kedua faktor di atas, faktor individu sangat besar pengaruhnya terhadap
belajar seseorang, adapun faktor-faktor individu ini menyangkut: kematangan faktor
kronologis, faktor perbedaan jenis kelamin, pengalaman sebelumnya, kapasitas
mental, kondisi kesehatan rohani, motivasi.
Sementara menurut Muhibin Syah, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
siswa dapat kita bedakan menjadi tiga macam yaitu:
1) Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yani keadaan atau kondisi jasmani
dan rohani siswa.
2) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yani kondisi lungkungan di luar
siswa
3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan materi-
materi pelajaran.
Menurut Slameto (2003:56-72) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa
yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern terdiri atas faktor-faktor
jasmaniah, psikologi, minat, motivasi dan cara belajar. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi keberhasilan belajar yang berasal dari peserta didik yang sedang
belajar. Faktor dari dalam ini meliputi kondisi fisiologis dan kondisi psikologi.
Kondisi fisiologis adalah keadaan jasmani dari seseorang yang sedang belajar,
keadaan jasmani dapat dikatakan sebagai latar belakang aktivitas belajar. Sedangkan
kondisi psikologis yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar adalah
kecerdasan, bakat, minat, mot4asi, emosi dan kemampuan kognitif. Faktor ekstern
yaitu faktor-faktor keluarga, sekolah dan masyarakat. Salah satu faktor ekstern yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah faktor sekolah, yang mencakup metoda
mengajar, kurikulum, relasi guru siswa, sarana, dan sebagainya.
2. Indikator Hasil Belajar
Sebelum diketahui indikator hasil belajar, perlu kiranya diketahui pengertian
indikator itu sendiri. Indikator adalah alat pemantau sesuatu yang dapat memberikan
petunjuk atau keterangan. Jadi yang dimaksud dengan indikator hasil belajar adalah
alat bantu atau alat pementau yang dapat memberikan keterangan sebagai tolak ukur
dalam mencapai keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Menurut Moh. Uzer Usman
dan Lilis Setiawati, indikator yang dijadikan tolak ukur dalam menyatakan bahwa
hasil belajar dapat dikatakan berhasil berdasarkan ketentuan-ketentuan kurikulum
yang disempurnakan yang saat ini digunakan, yaitu:
a. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi baik
secara ind4idu maupun kelompok.
b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran atau instruksional khusus
(TIK) telah dicapai siswa baik ind4idual maupun klasikal.

Dari pendapat di atas, meskipun diakui sebenarnya, prestasi hasil belajar yang
dicapai oleh siswa akan terkait erat dengan tujuan-tujuan instruksional dirumuskan
oleh guru. Tujuan-tujuan instruksional tersebut dikelompokkan menurut tingkat
kesukaran dan kategorinya. Menurut Bloom, Kruth Wohl, dan Dave yang dikutip
oleh Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, tujuan-tujuan instruksional yang
dikelompokkan kedalam 3 (tiga) kategori, yaitu domain kognitif, domain afektif dan
domain psikomotorik.
1) Domain Kognitif
Domain kognitif adalah domain yang mencakup hal-hal yang berkaitan
dengan ingatan, pengetahuan, dan kemampuan intelektual, serta mempunyai 6
(enam) tingkat kesukaran yaitu:
a) Memiliki pengetahuan: Pada tingkat terendah ini, siswa baru memiliki
pengetahuan semata-mata terhadap mata pelajaran yang diterimanya.\
b) Memiliki pemahaman: Pada tingkat ini siswa mulai memiliki
pemahaman dan penyerapan materi pelajaran yang diberikan oleh
gurunya.
c) Dapat mengaplikasikan: Pada tahap ini siswa mulai mampu menerapkan
materi pelajaran yang diterimanya dengan baik dan sudah mempunyai
kemampuan menggunakan apa saja yang baru.
d) Dapat menganalisis: Pada tahap ini, siswa sudah mempunyai
kemampuan untuk menguraikan sendiri materi pelajaran yang
diterimanya ke dalam bagian-bagiannya sehingga susunan organisasi
dari materi yang diuraikan menjadi jelas.
e) Melakukan sintesis: Siswa pada tahap ini, sudah dapat melakukan
sintesa terhadap materi pelajarannya, di mana ia sudah mampu
menggabungkan bagian-bagian dari materi yang ada untuk membentuk
kesatuan.
f) Dapat mengevaluasi: Siswa pada tahap ini, biasanya sudah dapat
memberikan pertimbangan dan melakukan pemberian keputusan tentang
nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja,
metode, materi dan sebagainya.
2) Domain Afektif
Domain afektif ini, menurut Nana Sudjana “berkenaan dengan sikap dan
nilai”. Domain ini berkenaan dengan afektif atau perasaan seseorang yang
dialaminya terhadap sikap dan nilai.
Domain afektif ini mempunyai 5 lima tingkatan :
a) Dapat menerima: Pada tingkat afektif terendah ini, siswa baru dapat
menerima rangsangan atau stimulus dari luar dirinya dalam kaitannya dengan
belajar, siswa dalam tingkatan ini hanya menerima materi pelajaran yang
diberikan guru kepadanya.
b) Dapat memberi respon: Pada tingkat afektif ini, siswa diharapkan dapat
memberi respon atau reaksi secara afektif terhadap materi pelajaran yang
disampaikan guru kepadanya.
c) Siswa mempunyai kemampuan untuk memberikan satu pertimbangan atau
penilaian akan pentingnya keterkaitan suatu objek atau kejadian tertentu,
misalnya terhadap materi pelajaran atau guru, dengan reaksi menerima, acuh
tak acuh serta menghiraukan atau tidak menghiraukan.
d) Melakukan pengorganisasian: Pada tingkat ini, siswa mempunyai
kemampuan melakukan pengembangan dari nilai kedalam suatu sistem
organisasi termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan
prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e) Mempunyai karakteristik nilai atau internalisasi nilai tingkat afektif tertinggi
ini mengacu pada karakter dan gaya hidup seseorang, artinya pada tingkatan
ini, siswa sudah memiliki keterpaduan nilai dan sistem nilai yang ada dan
dapat mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
3) Domain Psikomotorik
Menurut Nana Sudjana “Domain psikomotorik ini tampak dalam bentuk
keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak”. Dalam hal ini adalah kemampuan
bertindak dan keterampilannya. Domain psikomotorik terbagi 5 (lima) tingkatan
yaitu :
a. Melakukan Peniruan: Pada tingkatan terendah ini, siswa hanya mampu
melakukan sesuatu keterampilan dan tindakan berdasarkan apa yang
dilakukan dan dikatakan oleh guru.
b. Dapat Melakukan Manupulasi: Siswa pada tahap ini, sudah mampu
menampilkan sesuatu menurut petunjuk yang ada, tidak meniru tingkah
laku guru saja.
c. Melakukan Ketepatan: Pada tingkatan ini, tindakan yang dilakukan siswa
lebih cermat, proporsional dan mempunyai kepastian lebih tinggi. Respon-
respon lebih terkoreksi dan kesalahan yang dilakukan dibatasi sampai
minimum.
d. Melakukan Artikulasi: Pada tahap ini, siswa lebih ditekankan untuk
melakukan koordinasi suatu rangkaian gerakan yang dilakukannya, dengan
membuat urutan yang tepat, dan dapat mencapai apa yang diharapkan
berupa konsisten internal antar gerakan-gerakan yang berbeda.
e. Melakukan Pengalamiahan: Pada tingkatan psikomotorik tertinggi ini,
tindakan dan keterampilan yang dilakukan siswa sedikit sekali
mengeluarkan energi fisik maupun psikis, dan gerakan yang dilakukannya
secara rutin.
Demikianlah kategori dan tingkatan ketiga domain yang merupakan salah satu
indikator yang dapat menjadi tolak ukur prestasi hasil belajar seorang siswa.
3. Materi Pendidikan Agama Islam (PAI)
Materi atau bahan pelajaran yang dikenal dengan materi pokok merupakan
subtansi yang akan diajarkan dalam kegiatan belajar mengajar. Setiap mata pelajaran
memiliki ciri khas atau krakteristik tertentu yang dapat membedakannya dengan mata
pelajaran lainnya. Begitu juga halnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI),
khususnya di Sekolah Dasar (SD). Adapun kerakteristik mata pelajaran PAI di SD
adalah sebagai berikut:
a. PAI merupakan mata pelajaran yang dikembangkan dari ajaran pokok (dasar)
yang terdapat dalam agama Islam, sehingga PAI merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dari ajaran Islam.
b. ditinjau dari segi muatan pendidikannya, PAI merupakan mata pelajaran pokok
menjadi suatu komponen yang tidak dapat dipisahkan denga mata pelajaran lain
yang bertujuan untuk mengembangkan moral dan kepribadian peserta didik.
Semua mata pelajaran yang memiliki tujuan tersebut harus seiring dan sejalan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh ata pelajaran PAI
c. diberikannya mata pelajaran PAI, khususnya di SMP, bertujuan untuk
terbentuknya peserta didik yang beriman dan bertawa kepada Allah SWT,
berbudi pekerti yang luhur (berakhlak yang mulia), dan memiliki pengetahuan
yang cukup tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendisendi Islam lainnya,
sehingga dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai bidang ilmu atu mata
pelajaran tanpa harus terbawa oleh pengaruhpengaruh negatif yang mungkin
ditimbulkan oleh ilmu dan mata pelajaran tersebut.
d. PAI adalah mata pelajaran yang tidak hanya mengantarkan peserta didik dapat
menguasai berbagai kajian keIslaman, tetapi PAI lebih menekankan bagaimana
peserta didik mampu menguasai kajian keIslaman tersebut dapat
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.
Dengan demikian, PAI tidak hanya menekankan pada aspek kogitif saja, tapi
yang lebih penting adalah pada aspek apektif dan psikmotoriknya.\
e. secara umum mata pelajaran PAI didasarkan pada ketentuan-ketentuan yang ada
pada dua sumber pokok ajaran Islam, yaitu al-quran dan assunah atau hadis nabi
Muhammad Saw. (dalil naqli). Dengan melalui metode ijtihad (dalil naqli) para
ulama mengembangkan prinsip-prinsip PAI tersebut lebih terinci dan mendetil
dalam bentuk fiqih dan hasil-hasil ijtihad lainnya.
f. prinsip-prinsip dasar PAI tertuang dalam tiga kerangka dasar ajaran Islam, yaitu
aqidah, syariah, dan akhlak. Aqidah merupakan penjabaran dari konsep iman,
syariah merupakan penjabaran dari konsep Islam, syariah memiliki dua dimensi
kajian poko, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan penjabaran dari
konsep ihsan. Dari ketiga konsep dasar itulah berkembang berbagai kajian
keIslaman (ilmu-ilmu agama) seperti ilmu kalam (teologi Islam, usuluddin, ilmu
tauhid) yang merupakan pengembangna dari aqidah, ilmu piqih yang merupakan
pengembangan dari syariah, dan ilmu akhlak (etika Islam, oralitas Islam) yang
merupakan pengembangan dari akhlak, termasuk kajian-kajian yang terkait
dengan ilmu dan teknologi serta seni dan budaya yang dapat dituangkan dalam
mata pelajaran di SD.
g. tujuan akhir dari mata pelajaran PAI di SD adalah terbentuknya peserta didik
yang memiliki akhlak yang mulia (budi pekerti yang luhur). Tujuan ini yang
sebenarnya merupakan misi utama diutusnya nabi Muhammad Saw. Di dunia.
Dengan demikian, pendidikan akhlak (budi pekerti) adalah jiwa Pendidikan
Agama Islam (PAI). Mencapai akhlak karimah (mulia) adalah tujuan sebenarnya
dari pendidikan. Hal ini tidak berarti bahwa Pendidikan Agama Islam tidak
memperhatikan pendidikan jasmani, akal, ilmu, ataupun segi-segi praktis lainnya,
tetapi maksudnya adalah bahwa pendidikan agama Islam memperhatiakan
pendidikan akhlak seperti juga segi-segi lainya. Peserta didik membutuhkan
kekuatan dalam hal jasmani, akal, dan ilmu, tetapi mereka juga memutuhkan
pendidikan budi pekerti, perasaan, kemauan, citra rasa, dan kepribadian. Sejalan
dengan konsep ini maka semua mata pelajaran atau bidang setudi yang diajarkan
kepada peserta didik haruslah mengandung muatan pendidikan akhlak dari
segenap guru haruslah memperhatikan akhlak atau tingkahlaku peserta didiknya.
h. PAI merupakan mata pelajaran wajib yang harus diikuti oleh peserta didik,
terutama yang beragama Islam, atu yang beragama lain yang didasari dengan
kesadaran yang tulus dalam mengikutinya.
Itulah gambaran tentang kerakteristik Pendidikan Agama Islam (PAI) pada
umumnya dan mata pelajaran PAI di SD pada khususnya yang dapat dikembangkan
oleh para guru PAI dengan versi-versi tertentu, selama tidak menyimpang dari
kerakteristik umum itu ini. Dengan berpedoman kepada panduan ini, para guru PAI
atau sekolah diharapkan dapat melakukan pengembangan silabus mata pelajaran PAI
di SD dengan mudah dan variatif.
4. Model Pembelajaran Picture and Picture
Model pembelajaran Picture and Picture merupakan suatu metode belajar yang
menggunakan gambar yang dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis
(Hamdani, 2011: 89). Model pembelajaran Picture and Picture merupakan salah satu
bentuk pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture memiliki
ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan. Model pembelajaran hendaknya selalu
menekankan aktifnya siswa dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif artinya setiap
pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik
minat siswa. Kreatif artinya setiap pembelajaran harus menimbulkan minat kepada
siswa untuk menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan
menggunakan metoda, teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang
diperoleh dari proses pembelajaran.
Menurut Agus Suprijono (2009:110) model pembelajaran picture and picture
adalah metode belajar yang menggunakan gambar dipasangkan atau diurutkan
menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan
menyenangkan.
Prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah
sebagai berikut setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus mengetahui bahwa
semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama. Setiap anggota kelompok
harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota
kelompoknya. Setiap anggota kelompok akan dikenai evaluasi. Materi materi kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. di kelas 4 ini mencakup
kompetensi pengetahuannya memahami kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan
Nabi Zulkifli a.s dan kompetensi keterampilannya menceritakan kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s indikator pencapaiannya bahwa
siswa mampu memahami kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s dan memahami
keteladannnya serta siswa mampu menceritakan kisah keteladan Nabi Ayyub a.s. dan
Nabi Zulkifli a.s
Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan picture and picture pada materi
kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. di kelas 4 SDN SDN 4 Way
Serdang sebagai berikut :
a. guru menyampaikan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai. Di
langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi
Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka
siswa dapat mengukur sampai sejauh mana yang harus dikuasainya.
b. memberikan materi pengantar sebelum kegiatan. Penyajian materi sebagai
pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum
permulaan pembelajaran.
c. guru menyediakan gambar-gambar kisah nabi yusuf. Dalam proses penyajian
materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan
mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dalam
perkembangan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau
dengan video dari youtube baik offline atau online.
d. guru menunjuk siswa secara bergilir untuk mengurutkan atau memasangkan
gambar-gambar yang ada.
e. guru memberikan pertanyaan mengenai alasan siswa dalam menentukan urutan
gambar. Setelah itu ajaklah siswa menemukan jalan cerita. Keenam, Dari alasan
tersebut guru akan mengembangkan materi dan menanamkan konsep materi yang
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai.
f. guru menyampaikan kesimpulan Setelah menerapkan metode picture and picture
ini dalam materi kisah keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s., penulis
mendapatkan manfaat yang diperoleh yaitu materi yang diajarkan lebih terarah
karena pada awal pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai
dan materi secara singkat terlebih dahulu. Siswa lebih cepat menangkap materi
ajar karena guru menunjukkan gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.
Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa disuruh guru
untuk menganalisa gambar yang ada dan pembelajaran lebih berkesan, sebab
siswa dapat mengamati langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.
5. Kelebihan dan Kelemahan Model pembelajaran Picture and Picture
Menurut Ahmadi, Amri dan Elisiah (2011) kelebihan dan kekurangan dari
Model Pembelajaran Picture and Picture sebagai berikut:
a. Kelebihan:
1) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2) Melatih berfikir logis dan sistematis (Hamdani, 2011: 89).
Dengan menerapkan model picture and picture dalam pembelajaran siswa
dilatih dan dibiasakan untuk berfikir logis dan sistematis. Pelatihan dan
pembiasaan siswa untuk berfikir merupakan syarat mutlak untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik sehingga belajar pun dapat
memuaskan. Siswa diberi kesempatan untuk mencari sendiri jawaban
permasalahan yang diberikan guru dan siswa juga diberi kebebasan untuk
mengemukakan pendapatnya. Dengan demikian, dalam proses
pembelajaran yang menggunakan model picture and picture dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Hamdani
(2011).
b. Kekurangan:
1) Memakan banyak waktu
2) Banyak siswa yang pasif
Sedangkan menurut Istarani (Aprudin, 2012) kelebihan dan kekurangan
picture and picture yaitu:
1) Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal pembelajaran guru
menjelaskan kompetensi yang harus dicapai dan materi secara singkat
terlebih dahulu.
2) Siswa lebih cepat menangkap materi ajar karena guru menunjukkan
gambar-gambar mengenai materi yang dipelajar
3) Dapat meningkatkan daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa
disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada
4) Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru menanyakan
alasan siswa mengurutkan gambar
5) Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati langsung
gambar yang telah dipersiapkan oleh guru
Adapun kelemahan model pembelajaran picture and picture yaitu : sulit
menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta sesuai dengan
materi pelajaran, sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar
atau kompetensi siswa yang dimiliki, baik guru ataupun siswa kurang terbiasa
dalam menggunakan gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi
pelajaran dan tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau mengadakan
gambar-gambar yang diinginkan.
Untuk mengatasi kekurangan tersebut guru harus dapat menerapkan
delapan keterampilan dasar mengajar sehingga pembelajaran dapat terkondisikan
dengan baik. Selain itu, Guru harus melakukan perencanaan seperti menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai materi dan menyiapkan media
pembelajaran berupa gambar. Hal tersebut merupakan tahap perencanaan dalam
Pelaksanaan Tindakan Kelas yang dapat mengatasi kekurangan model Picture and
Picture.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran PAI dengan materi
Kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. menggunakan model pembelajaran picture
and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN 4 Way Serdang.
D. Metode Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam kegiatan ini adalah para peserta didik kelas 4 B SDN
4 Way Serdang, Jl. Pelita No. 2 desa Gedung Boga Kecamatan Way Serdang Kab.
Mesuji, yang terdiri dari 26 anak. Pengambilan subjek enelitian ditentukan karena
hasil belajar siswa yang masih rendah dalam materi kisah keteladanan Nabi Ayyub
a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Yang menjadi tempat dalam kegiatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini
adalah SDN 4 Way Serdang, dalam penelitian yang difokuskan pada pembelajaran
kisah Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. pada mata pelajaran PAI dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture ini dilakasanakan di kelas 4
B. Adapun waktu pelaksanaannya adalah minggu kedua Desember tahun 2022.
3. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas merupakan satu daur atau
siklus yang terdiri: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat langkat ini merupakan
langkah yang berurutan; artinya langkah pertama harus dikerjakan terlebih dahulu
sebelum langkah kedua dilaksanakan, demikian seterusnya. Langkah pertama dan
kedua merupakan kegiatan awal dari merencanakan perbaikan, sedangkan langkah
yang ketiga merupakan prasyarat untuk langkah yang keempat.1
Adapun rincian kegiatan yang dilakukan oleh penulis pada setiap tahapan
adalah sebagai berikut:
Sebelum dilakukan tindakan-tindakan khusus dalam penelitian terlebih dahulu
dilakukan observasi tentang hasil belajar siswa dan dilakukan penelitian dengan
memberikan tes penilaian hasil belajar siswa untuk menjaring informasi tentang
hasil belajar siswa pada pelajaran Penidikan Agama Islam (PAI) materi kisah
keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s..
Penyajian prosedur penelitian secara spesifik yang dilakukan oleh peneliti
adalah sebagai berikut :
1. Pra Tindakan
Dalam kegiatan pra tindakan penelitian melaksanakan studi pendahuluan
tentang kondisi pembelajaran PAI di sekolah yaitu dengan.
a. Mengobservasi kegiatan pembelajaran PAI
b. Mengolah data hasil belajar
c. wawancara dengan siswa tentang pembelajaran PAI di sekolah
d. Mengeidentifikasi sarana dan prasarana dan media pembelajaran PAI di sekolah
2. Kegiatan Pelaksanaan Tindakan
Sesuai dengan rancangan penelitian, penelitian tindakan ini dilaksanakan
dalam dua siklus.
a. Siklus I
1) Perencanaan Tindakan (Planing)
Perencanaan tindakan dalam siklus kesatu disusun berdasarkan hasil observasi
kegiatan pra tindakan. Rancangan tindakan ini disusun dengan mencakup
antara lain:
a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) tentang materi yang
akan diajarkan sesuai dengan model pembelajaran Picture and Picture
b) Mempersiapkan materi pelajaran yaitu memahami kisah keteladanan Nabi
Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.
c) Mempersiapkan lembar kerja siswa yaitu lembar kerja pre test dan lembar
kerja post test siklus I.
d) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi akt4itas peneliti dan
lembar observasi akt4itas peserta didik.
2) Pelaksanaan (Acting)
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture. Di awali dengan
1
I.G.A.K Wardani, et al., Penelitian Tindakan Kelas Cet Ke-17, (Jakarta: Un4ersitas Terbuka, 2006), h.2.4-2.5.
persiapan pembelajaran, yaitu membuat potongan-potongan gambar dari kisah
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s., kemudian gambar-gambar tersebut
dibagi kepada beberapa kelompok dengan masing-masig kelompok
menyelesaikan satu dari dua kisah nabi tersebut. Peneliti menulis pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan sebelumnya yang telah dipersiapkan.
Selanjutnya masig-masing kelompok bertugas menyusun gambar-gambar
tersebut sesuai alur kisah nabi yang ditugaskan untuk kemudian
dipresentasikan di hadapan teman-temannya.
3) Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan
penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa. Kegiatan ini meliputi
pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan, sikap
siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa dalam
proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrumen yang telah
dipersiapkan sebelumnya. Untuk selanjutnya data hasil observasi tersebut
dijadikan dasar untuk menyusun perencanaan tindakan berikutnya.
4) Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus I. Tujuan dan kegiatan yang dilakukan
antara lain:
a) menganalisa tindakan siklus I,
b) mengevaluasi hasil dari tindakan siklus
b. Siklus II
1) Perencanaan tindakan
Perencanaan tindakan siklus II ini disusun berdasarkan refleksi hasil observasi
pembelajaran pada siklus I. Perencanaan tindakan ini dipusatkan kepada
sesuatu yang belum dapat terlaksana dengan baik pada tindakan siklus
2) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dengan
menggunakan pembelajaran metode Picture and Picture. Diawali dengan
persiapan pembelajaran, yaitu membuat potongan-potongan gambar dari kisah
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s., kemudian gambar-gambar tersebut
dibagi kepada beberapa kelompok dengan masing-masig kelompok
menyelesaikan satu dari dua kisah nabi tersebut. Peneliti menulis pertanyaan
tentang materi yang telah diberikan sebelumnya yang telah dipersiapkan.
Selanjutnya masig-masing kelompok bertugas menyusun gambar-gambar
tersebut sesuai alur kisah nabi yang ditugaskan untuk kemudian
dipresentasikan di hadapan temantemannya. Kegiatan akhir, peneliti
mengarahkan siswa untuk menyimpulkan materi yang telah dibahas bersama,
kemudian peneliti memberikan mot4asi agar siswa lebih giat belajar.
Kemudian peneliti menutup pelajaran dengan salam. Dalam pembelajaran ini
juga diadakan tes secara individual (Post Test siklus II) yang diberikan di akhir
tindakan, berguna untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi.
3) Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat dan mengadakan
penilaian untuk mengetahui kemampuan berpikir siswa. Kegiatan ini meliputi
pengamatan terhadap perencanaan pembelajaran, pelaksanaan tindakan siklus
II, sikap siswadalam mengikuti proses pembelajaran. Kegiatan guru dan siswa
dalam proses pembelajaran ini diamati dengan menggunakan instrumen yang
telah dipersiapkan sebelumnya.
4) Refleksi
Refleksi ini dilakukan pada akhir siklus II. Tujuan dan kegiatan yang
dilakukan antara lain:
a) Menganalisa tindakan siklus II
b) Mengevaluasi hasil dari tindakan siklus II
c) Melakukan pemaknaan dan penyimpulan data yang diperoleh
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis Data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
a. Pengamatan atau Observasi pelaksanaan pembelajaran
b. Dokementasi selama kegiatan berlangsung.
c. Hasil belajar siswa berupa hasil nilai Post test yang telah dilaksanakan
Sumber data yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi:
a. Hasil Observasi selama proses penelitian
b. Mengolah data-data yang diperoleh dari siswa kelas 4 mengenai kemampuan
pemahaman Kisah Keteladanan Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s.
4. Alat Pengumpul Data
a. Lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari lembar observasi untuk guru dan lembar
observasi untuk siswa/ Lembar observasi ini dibuat oleh penulis yang nantinya
akan digunakan digunakan untuk mengamati proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang berlangsung selama penelitian tindakan dilakukan.
b. Tes tertulis
Tes tertulis nanti dibuat oleh penulis yang berisi pertanyaanpertanyaan dalam
bentuk essay atau uraian. Tes ini digunakan untuk menjaring informasi tentang
hasil belajar siswa dalam belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) setelah
dilakukan penelitian tindakan maupun sebelum penelitian tindakan untuk
mengetahui adanya peningkatan hasil belajar. Tes tertulis nanti dilakukan untuk
mendapatkan informasi berkaitan dengan nilai hasil belajar kisah keteladanan
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. pada pelajaran Pendidikan Agama Islam
(PAI).
5. Teknik Pengolaan Analisis Data
Data hasil belajar pendidikan Agama Islam dan budi pekerti pada materi adab makan
dan minum dianalisa dan dihitung rata-ratanya kemudian disesuaikan dengan kriteria
penilaian yang sudah ditentukan. Untuk menentukan kriteria penilaian, peneliti
menggunakan teori Suharsimi Arikunto2 yaitu standar mutlak dan standar relatif.
Standar mutlak dengan skala 1 – 100 dengan kategori hasil belajar siswa sebagai
berikut :
a. Jika semua siswa memperoleh skor : 0 – 39 dinyatakan gagal
b. Jika semua siswa memperoleh skor : 40 – 55 dinyatakan kurang
c. Jika semua siswa memperoleh skor : 56 – 65 dinyatakan cukup
d. Jika semua siswa memperoleh skor : 66 – 79 dinyatakan baik
e. Jika semua siswa memperoleh skor : 80 – 100 dinyatakan baik sekali
6. Kriteria Keberhasilan Penelitian
Sebagai tolak ukur tinggi rendahnya hasil belajar siswa pada materi kisah keteladanan
Nabi Ayyub a.s. dan Nabi Zulkifli a.s. dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar
siswa setelah diadakan tindakan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam.
Penelitian tindakan kelas ini dianggap telah tercapai apabila :
a. Hasil belajar PAI siswa kelas 4 pada materi Kisah Keteladanan Nabi Ayyub a.s.
da Nabi Zulkifli a.s. dikatakan tuntas apabila nilai anak mencapai nilai di atas
KKM dan prosentase siswa yang hasil belajar yang di atas KKM mencapai 75 %
E. Pembahasan
F. Kesimpulan
G. Daftar Pustaka

2
Suharsimi Arikunto dalam buku Didang Setiawan, Penelitian Tindakan Kelas Apa, Mengapa, dan Bagaimana,
(Jakarta : PT Semesta Rakyat Merdeka, 2015), hal. 119.

Anda mungkin juga menyukai