BAB I
PENDAHULUAN
Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan
kualitas pengajaran yang dilaksanakan. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan
penggunaan metode mengajar, strategi belajar mengajar, maupun sikap dan karakteristik
guru dalam mengelola proses belajar mengajar. Guru berperan sebagai pengelola proses
untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka
capai. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru dituntut mampu mengelola proses
belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa, sehingga ia mau belajar
Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Kegiatan belajar
dan mengajar di kelas memang dapat menstimulasi belajar aktif. Namun kemampuan
untuk mengajar melalui kegiatan kerjasana kelompok kecil akan memungkinkan untuk
menggalakkan kegiatan belajar aktif dengan cara khusus. Apa yang didiskusikan siswa
pemrosesan informasi. Untuk itu aktifitas peserta didik perlu ditingkatkan melalui latihan-
latihan atau tugas dengan bekerja dalam kelompok kecil dan menjelaskan ide-ide kepada
pemberian tugas belajar dan resitasi Pada Siswa SDN Repok Bijang Desa Wajageseng
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan suatu masalah sebagai
berikut:
2. Bagaimanakah pengaruh metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi terhadap
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
3
agama islam.
3. Mengembangkan metode pembelajaran yang sesuai dengan bidang studi agama islam.
E. Batasan Masalah
1. Penelitian inihanya dikenakan pada siswa SDN Repok Bijang Desa Wajageseng Kelas
2. Penelitian ini dilakukan pada bulan September semester ganjil tahun pelajaran
2010/2011.
3. Materi yang disampaikan adalah pokok bahasan Arti surat Al-Qadr dan Arti surat Al-
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Pembelajaran
berusaha tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman (KBBI,
1996:14)
4
mempertunjukkan tingkah laku tertentu pula. Sedangkan belajar adalah suatu proses
yang menyebabkan tingkah laku yang bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk melakukan kegiatan pada siatuasi
tertentu.
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Menurut Djamarah (2002: 114) motivasi adalah suatu pendorong yang
mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas nyata untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar tidak akan mungkin
melakukan aktivitas belajar. Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Nur (2001:
3) bahwa siswa yang termotivasi dalam belajar sesuatu akan menggunakan proses
kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa itu akan
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam individu, apakah karena
adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar (Usman, 2000:
29).
b. Motivasi Ekstrinsik
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah
karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi
yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya seseorang
mau belajar karena ia disuruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama
timbul dari luar individu yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar,
misalnya adanya persaingan, untuk mencapai nilai yang tinggi, dan lain sebagainya.
1. DEFINISI
Yang dimaksud dengan pemberian tugas belajar dan resitasi ialah suatu cara mengajar di
mana seorang guru memberikan tugas-tugas tertentu kepada peserta didik, sedangkan hasil
1. Tugas:
Tugas adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan baik tugas datangnya dari orang lain maupun
dari dalam diri kita sendiri. Di sekolah biasanya itu datang dari pihak guru atau kepala
sekolah atau peserta didik sendiri. Tugas ini biasanya bersifat educatif dan bukan bersifat dan
6
berunsur pekerjaan.
2. Belajar.
Perubahan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh apa yang dimiliki seseorang itu,
lain
sebagainya, dan jugs dipengaruhi pula oleh lingkungan. Hasil belajar dipengaruhi pula oleh
motif bahan yang dipelajari dengan mempergunakan alat-alat, waktu, cara belajar dan
sebagainya.
3. Resitasi
Resitasi adalah penyajian kembali atau penimbulan kembali sesuatu yang sudah dimiliki,
diketahui atau dipelajari. Metode ini sering disebut metode pekerjaan rupiah.
Prinsip yang mendasari metode ini ada dalam AI-Quran. Tuhan memberikan suatu tugas yang
berat terhadap Nabi Muhammad sebelum dia melaksanakan tugas ke-Rasulannya. Tugas
yang diintruksikan itu ialah berupa sifat-sifat kepemimpinan yang harus dimiliki.
Hai orang yang berselubung, bangunlah dan pertakutilah kaummu, hendak besarkan
mendatangkan siksaan. Janganlah engkau memberi kepada orang lain lantaran hendak
meminta lebih banyak. Sabar dan uletlah menurut perintah Tuhan. (Q.S. Al Mudatatsir: 1-7).
d. Percaya pada diri sendiri dan tidak mengharapkan sesuatu pada orang lain.
2. PASE-PASE RESITASI
Tugas yang diberikan oleh guru harus disesuaikan dengan kemampuan peserta didik.
Dalam pelaksanaan tugas itu kemungkinan peserta didik akan menjawab dan
penyelesaikan suatu bentuk hitungan dan ada pula berbentuk sesuatu yang harus diselesaikan, ada
2. Murid melaksanakan tugas (belajar) cara murid belajar akan terlaksana dengan balk
apabila dia belajar sesuai dengan petunjuk yang diberikan guru dan sesuai dengan tujuan yang
hendak dicapai.
1. Peserta didik belajar membiasakan untuk mengambil inisiatif sendiri dalam segala
4. Memupuk anak agar mereka dapat berdiri sendiri tanpa mengharapkan bantuan
orang lain.
8
6. Hasil pelajaran akan tahan lama karena pelajaran sesuai dengan minat peserta didik.
didik.
9. sekolah.
- Terganggunya kesehatan peserta didik, karena mereka kembali dari sekolah selalu
-Mencari tugas-tugas yang sesuai dengan kemampuan setiap individu sulit, jalan
-Kalau peserta didik terlalu banyak kadang-kadang guru tak sanggup memeriksa
a. Tujuan yang harus dicapai mestilah dirumuskan terlebih dahulu secara jelas.
9
c. Selidiki apakah metode resitasi satu-satunya yang terbaik untuk bahan yang akan diajarkan.
2. Pelaksanaan Tugas.
f. Saran-saran:
1) Tugas yang diberikan harus jelas, sehingga anak mengerti betul apa yang harus dikerjakan.
3) Adakan kontrol yang sistimatis sehingga mendorong anak¬anak bekerja dengan sungguh-
sungguh.
BAB III
10
METODOLOGI PENELITIAN
dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk
penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu (a) guru bertindak sebagai peneliti, (b)
penelitian tindakan kolaboratif, (c) Simultan terintegratif, dan (d) administrasi social
ekperimental.
Dalam penelitian tindakan ini menggunakan bentu guru sebagai peneliti, penanggung
jawab penuh penelitian tindakan adalah praktisi (guru). Tujuan utama dari penelitian tindakan
ini adalah meningkatkan hasil pembelajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam
Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran peneliti
sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak
tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seobjektif mungkin demi
Penelitian ini akan dihentikan apabila ketuntasan belajar secara kalasikal telah
mencapai 85% atau lebih. Jadi dalam penelitian ini, peneliti tidak tergantung pada jumlah
1. Tempat Penelitian
untuk memperoleh data yang diinginkan. Penelitian ini bertempat di SDN Repok Bijang
11
2010/2011.
2. Waktu Penelitian
ini dilangsungkan. Penelitian ini dilaksanakan pada Minggu I bulan Agustus semester
gasal 2010/2011
3. Subyek Penelitian
B. Rancangan Penelitian
Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan mereka
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk kajian yang
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka
penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart (dalam
Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari sklus yang satu ke siklus yang berikutnya.
12
dan reflection (refleksi). Langkah pada siklus berikutnya adalah perncanaan yang sudah
direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai
upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak dari
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Observasi dibagi dalam tiga putaran, yaitu putaran 1, 2 dan 3, dimana masing
putaran dikenai perlakuan yang sama (alur kegiatan yang sama) dan membahas satu
sub pokok bahasan yang diakhiri dengan tes formatif di akhir masing putaran. Dibuat
dalam tiga putaran dimaksudkan untuk memperbaiki sistem pengajaran yang telah
dilaksanakan.
C. Instrumen Penelitian
1. Silabus
guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi
kompetensi dasar, indicator pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran khusus, dan
a. Lembar observasi pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, untuk
b. Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan
5. Tes formatif
Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Tes formatif ini
diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan ganda
pengolahan metode pemberian tugas belajar dan resitasi, observasi aktivitas siswa dan
diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau
fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar
yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiata pembelajaran
proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi
dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata tes
X=
∑X
∑N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara
(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor
65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85%
15
yang telah mencapai daya serap lebih dari sama dengan 65%. Untuk menghitung
P=
∑ Siswa . yang . tuntas . belajar x 100
∑ Siswa
16
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi
berupa pengamatan pengelolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi dan pengamatan
aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes formatif siswa pada setiap
siklus.
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang betul-betul
mewakili apa yang diinginka. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat validitas, reliabilitas,
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
penglolaan metode pemberian tugas belajar dan resitasi yang digunakan untuk mengetahui
pengaruh penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi dalam
meningkatkan prestasi
Data tes formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal tes formatif 1, dan alat-alat
Awal bulan Agustus ( Minggu Pertama ) di SDN Repok Bijang Kelas VI dengan
jumlah siswa 22 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun
proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan.
mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif I dengan
mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I adalah
sebagai berikut:
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 15
Jumlah siswa yang belum tuntas :7
Klasikal : Belum tuntas
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I
1 Nilai rata-rata tes formatif 69,09
2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15
3 Persentase ketuntasan belajar 68,18
18
metode pemberian tugas belajar dan resitasi diperoleh nilai rata-rata prestasi
belajar siswa adalah 69,09 dan ketuntasan belajar mencapai 68,18% atau ada 15
siswa dari 22 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada
siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang
ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan
guru dengan menerapkan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi.
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS 2, soal tes formatif II, dan alat-alat
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif II dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah tes formatif II.
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 17
Jumlah siswa yang belum tuntas :5
Klasikal : Belum tuntas
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah
76,36 dan ketuntasan belajar mencapai 77,27% atau ada 17 siswa dari 22 siswa
sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan
belajar secara klasikal telah megalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I.
Adanya peningkatan hasil belajar siswa ini karena setelah guru menginformasikan
bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan tes sehingga pada pertemuan
berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah
mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3, dan alat-alat
Minggu II Bulan September 2011 di SDN Repok Bijang dengan jumlah siswa 22
siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun proses belajar
siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III dengan
mengajar yang telah dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah tes formatif III.
Adapun data hasil peneitian pada siklus III adalah sebagai berikut:
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Jumlah siswa yang tuntas : 19
Jumlah siswa yang belum tuntas :3
Klasikal : Tuntas
81,82 dan dari 22 siswa yang telah tuntas sebanyak 19 siswa dan 3 siswa belum
mencapai ketuntasan belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah
tercapai sebesar 86,36% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus III ini
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar
pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam
menerapkan metode pemberian tugas belajar dan resitasi sehingga siswa menjadi
lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam
memahami materi yang telah diberikan. Pada siklus III ini ketuntasan secara
klasikal telah tercapai, sehingga penelitian ini hanya sampai pada siklus III.
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun
yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode
pemberian tugas belajar dan resitasi. Dari data-data yang telah diperoleh dapat
dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses
belajar berlangsung.
d. Revisi Pelaksanaan
Pada siklus III guru telah menerapkan metode pemberian tugas belajar dan
resitasi dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil belajar siswa
pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak
diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan
B. Pembahasan
belajar dan resitasi memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar
siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pemahaman siswa terhadap
materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II, dan II)
yaitu masing-masing 68,18%, 77,27%, dan 86,36%. Pada siklus III ketuntasan belajar
pemberian tugas belajar dan resitasi dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal
ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami
peningkatan.
pembelajaran agama islam pada pokok bahasan mengarang yang paling dominan
penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat
langah-langkah metode pemberian tugas belajar dan resitasi dengan baik. Hal ini
terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan
berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan
sebagai berikut:
prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa
dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%), siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).
2. Penerapan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil
wawancara dengan sebagian siswa, rata-rata jawaban siswa menyatakan bahwa siswa
tertarik dan berminat dengan metode metode pemberian tugas belajar dan resitasi
B. Saran
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar
mengajar agama islam lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa,
matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-
benar bisa diterapkan dengan model berbasis masalah dalam proses belajar mengajar
2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering
melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang
konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakuakan
DAFTAR PUSTAKA
Berg, Euwe Vd. (1991). Miskonsepsi agama islam dan Remidi Salatiga: Universitas Kristen
Satya Wacana.
Hamalik, Oemar. 2002. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.
Joyce, Bruce dan Weil, Marsh. 1972. Models of Teaching Model. Boston: A Liyn dan Bacon.
Mukhlis, Abdul. (Ed). 2000. Penelitian Tindakan Kelas. Makalah Panitia Pelatihan Penulisan
Karya Ilmiah untuk Guru-guru se-Kabupaten Tuban.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press. Universitas
Negeri Surabaya.
Soedjadi, dkk. 2000. Pedoman Penulisan dan Ujian Skripsi. Surabaya; Unesa Universitas
Press.
Suryosubroto, B. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT. Rineksa Cipta.
Usman, Uzer. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.