SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi
Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Islam dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam
Oleh :
ROCHMAT
NIM: 073111207
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ABSTRAK
Rochmat
NIM: 073111207
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosah.
Pembimbing,
1
Soenarjo, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Semarang: Toha Putra, 1989), hlm. 322.
PERSEMBAHAN
Kepada kedua orang tua penulis terima kasih atas doa yang
selalu dipanjatkan
Rochmat
NIM: 073111207
ii
DAFTAR ISI
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 50
B. Saran .................................................................................. 50
C. Penutup .............................................................................. 51
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
1
2
2
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.
3
50
memaksa, bahkan tersedianya perangkat pembelajaran yang kurang atau ada
tetapi belum difungsikan.
Metodologi mengajar dalam dunia pendidikan perlu dimiliki oleh
pendidik, karena keberhasilan kegiatan belajar mengajar (KBM) bergantung
pada model yang digunakan oleh gurunya. Jika model mengajar guru enak,
maka peserta didik akan tekun, rajin, dan antusias menerima pelajaran yang
diberikan, sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada
peserta didik baik tutur katanya, sopan santunnya, motoriknya dan gaya
hidupnya. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode yang lebih menarik dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak. Salah satunya dengan menggunakan metode
mind mapping (peta konsep).
Mind mapping dapat dipahami sebagai suatu strategi untuk mencatat
yang kreatif dan efektif, dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran
kita.3 Manfaat awal mind mapping adalah untuk mencatat. Mind mapping dapat
menggantikan metode lama outlining yang kaku dan kadang mengganggu
kebebasan memunculkan ide-ide baru. Mind mapping juga merupakan peta rute
yang hebat bagi ingatan, memungkinkan seseorang menyusun fakta dan pikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini berarti
mengingat informasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan daripada
menggunakan teknik pencatatan konvensional.3 Dengan demikian daftar
informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat
teratur, dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan cara kerja alami otak.
Mind mapping ini berkaitan dengan kerja otak. Sistem kerja otak tidak
menyimpan memori dalam bentuk yang rapi dan teratur tetapi lebih menyerupai
3
Tony Buzan, The Ultimate Book of Mind Maps: Buku Pintar Mind Map, Alih Bahasa:
Susi Purwoko, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2007), hlm. 4 3
Ibid., hlm. 5
4
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, maka penulis merumuskan pokok masalah
sebagai berikut: Bagaimana upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik
kelas ix semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari
akhir melalui model pembelajaran Mind Mapping pada MTs Al-Asror Patemon
Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian tindakan berbasis kelas yang akan dilaksanakan ini memiliki
tujuan untuk mengetahui upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas
IX semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari akhir
melalui model pembelajaran Mind Mapping pada MTs Al-Asror Patemon
Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
D. Manfaat Penelitian
4
Gordon Dryden dan Jeannette Vos, Revolusi Cara Belajar (The Learning Revolution):
Belajar Akan Efektif Kalau Anda dalam Keadaan ”Fun”, terj. Wrod ++ Translation Service,
(Bandung: Kaifa, 2001), hlm. 165.
5
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar dan Hasil Belajar
Hampir semua ahli telah mencoba merumuskan dan membuat
penafsirannya tentang ”belajar”. Sering kali perumusan dan tafsiran itu
berbeda satu sama lain. Dalam uraian ini penulis akan memperkenalkan
beberapa perumusan belajar guna melengkapi dan memperluas pandangan
tentang mengajar.
Dikalangan ahli psikologi terdapat keragaman dalam cara
menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Secara implisit
terdapat kesamaan maknanya, yaitu bahwa definisi maupun konsep belajar
itu selalu menunjukkan kepada suatu proses perubahan perilaku atau pribadi
seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu.
Morgan mengemukakan bahwa belajar adalah ”any relatively
permanent change in behavior which occur as a result of experience or
practice”.1 Maksudnya belajar adalah perubahan sikap yang terjadi relatif
permanen sebagai hasil dari sebuah pengalaman atau latihan.
Sedangkan menurut Sholeh Abdul Aziz belajar adalah:
6
7
1
Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: In Grow Hill, 1971), hlm.
2
2
Sholeh Abdul Azis dan Abdul Azis Madjid, Tarbiyah Wa Turuqu At-Tadris, Jus. 1.,
(Makkah : Darul Ma'rif, tth.), hlm. 169.
perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku atau kecakapan.” 5
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar tersebut berlangsung secara
permanen dan dalam waktu yang cukup lama.
Dari pengertian tersebut maka dapat ditarik pengertian sebagai
berikut:
1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan
2. Perubahan itu dinyatakan dalam bentuk tingkah laku atau pengalaman
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia
dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Belajar
juga selalu didefinisikan sebagai suatu perubahan pada diri individu yang
disebabkan oleh pengalaman. Pengalaman merupakan sumber pengetahuan
dan ketrampilan. pengalaman pendidikan bersifat kontinyu dan interaktif,
membantu integrasi pribadi murid. Belajar dapat diartikan sebagai usaha
dalam menggunakan sarana atau sumber, baik di dalam maupun di luar
pranata pendidikan, guna perkembangan dan pertumbuhan pribadi.67
Pengertian belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam
kegiatan belajar mengajar baik di kelas, di sekolah, maupun di luar sekolah.
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah
mengalami aktivitas belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh pembelajaran, oleh karena
itu apabila pembelajaran mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka
perubahan perilaku yang diperoleh adalah berupa penguasaan konsep.
Sudjana mengemukakan bahwa hakikat hasil belajar adalah
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri peserta didik yang mencakup
bidang kognitif, afektif dan psikomotor. 8 Perilaku tersebut mencakup
pengetahuan, kemampuan berpikir, ketrampilan, penghargaan terhadap
5
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1996), hlm.
102
6
Sudarmanto, Tuntunan Metodologi Belajar, (Jakarta: PT. Gramedia, 1995), Cet. 4, hlm.
7
.
8
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2002), hlm. 3
8
9
Mohammad Ali, Bimbingan Belajar (Penuntun Sukses di Perguruan Tinggi dengan
Sistem SKS), (Bandung: CV. Sinar Baru, 1984), hlm. 11
10
Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2003), hlm. 38.
11
Ahmad Mudzakir dan Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Pustaka Setia,
1997), hlm. 230.
12
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), Cet. 5, hlm. 113.
9
13
Ibid., hlm. 8.
14
Abin Syamsudin Makmun, op.cit., hlm. 164.
10
Instrumental Input
Environmental input
15
Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Penerbit Sinarbaru,
2008), Cet. 9. hlm. 39.
16
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
Cet. 23, hlm. 106.
11
Alam
Lingkungan Sosial
Luar Instrumental Kurikulum
Guru / pengajar
Faktor Sarana + fasilitas
Administrasi / manajemen
Dalam Fisiologi Kondisi fisik
Kondisi panca indra
Psikologi Bakat Motivasi
Minat Kemampuan
kognitif
Kecerdasan
Hasil belajar berkaitan erat dengan 3 ranah yaitu ranah kognitif,
psikomotorik dan afektif. Ukuran dan data hasil belajar Aqidah Akhlak
peserta didik dapat diketahui dari indikator-indikator ketiga ranah tersebut
yaitu:
a. Prestasi berkenaan dengan ranah cipta (kognitif), berupa pengembangan
pengetahuan agama termasuk di alamnya fungsi ingatan dan kecerdasan.
b. Prestasi berkenaan dengan ranah rasa (afektif), berupa pembentukan
sikap terhadap agama, termasuk di dalamnya adalah aqidah dan akhlak.
17
Ibdi., hlm. 107.
12
18
Ramayulis, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1990), hlm.
266
19
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, 1985), hlm.
hlm. 30
20
Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 2
21
Zakiyah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (Jakarta: Bumi
Aksara, 1995), hlm. 173
13
50
berkembang pada diri anak sesuai dengan fungsi pelajaran Aqidah Akhlak
seperti di atas.
22
Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar
Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, hlm.
14
23
Ibid., hlm. 53.
24
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2007), hlm. 168.
25
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar Nyaman
dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 153
15
suatu topik dan menyusun bentuk-bentuk tersebut dalam bentuk suatu pola.
Dahar dalam Trianto mengemukakan ciri-ciri mind mapping (peta konsep)
sebagai berikut:
a. Mind mapping (peta konsep) merupakan suatu cara untuk
memperlihatkan konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu
bidang studi, baik itu bidang studi fisika, kimia, Aqidah Akhlak,
matematika dan lain-lain. Dengan membuat sendiri mind mapping
(peta konsep) peserta didik melihat bidang studi itu lebih jelas dan
mempelajari bidang studi itu lebih bermakna.
b. Mind mapping (peta konsep) merupakan suatu gambar dua dimensi
dari bidang studi atau suatu bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang
memperlihatkan hubungan-hubungan profesional antara konsep-
konsep. Hal ini yang membedakan belajar bermakna dari belajar
dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan
antara konsep-konsep.
c. Mind mapping (peta konsep) menyatakan hubungan antar
konsepkonsep. 26
26
Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep,
Landasan Teoritis-Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm. 159.
16
27
Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan belajar
Nyaman dan Menyenangkan, Terj. Alwiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2002), hlm. 152 25
Ibid., hlm. 146.
17
28
Trianto, op.cit., hlm. 159
29
Tony Buzan, op.cit., hlm. 15
18
30
Hisyam Zaini, dkk, op.cit., hlm. 175.
31
Ibid., hlm., 176
19
32
Gordon Dryden dan Jeanettevos, Revolusi Cara Belajar, (Bandung: PT. Mizan Pustaka,
2003), hlm. 166.
33
Hisyam Zaini, dkk., op.cit., hlm. 169
20
D. Kerangka Berpikir
Kreatifitas sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Berpikir kreatif
akan mempermudah kita untuk menyerap dan menyimpan informasi yang
34
Lihat Edmund Bachman, Metode Belajar Berpikir Kritis dan Inovatif, (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2005), hlm. 53-57.
35
Carol Turkington, Cara Mudah Memperbaiki Daya Ingat, (Yogyakarta: Platinum, 2005),
Cet 1, hlm. 78.
36
Novianti, ”peningkatan kreatifitas dan hasil belajar mahasiswa melalui peta konsep”
http://sweetyhome.wordpress.com/2008/06/13/peta-konsep, hlm. 7
23
didapat melalui proses belajar dengan baik. Hal ini juga mendorong kita untuk
memahami masalah dengan cepat dan menemukan gagasan yang bersifat solutif
dengan cara yang tepat. Banyak strategi pembelajaran yang menerapkan
berpikir kreatif dalam proses pembelajaran. Diantaranya adalah penggunaan
model pembelajaran mind mapping.
Model pembelajaran mind mapping dapat digunakan untuk
mengorganisasi informasi yang diserap. Sistem mencatat mind mapping sama
dengan sistem kerja otak kita. Model pembelajaran mind mapping ini efektif
untuk membantu peserta didik mengingat perkataan dan bacaan, meningkatkan
pemahaman terhadap materi, membantu mengorganisasi materi, dan
memberikan wawasan baru. Berdasarkan argumen tersebut dapat diakatakan
bahwa pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran mind mapping
dapat meningkatkan kualitas pembelajaran Aqidah Akhlak dan dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis tindakan
penelitian ini adalah ada peningkatan prestasi belajar peserta didik kelas IX
semester gasal mata pelajaran Aqidah Akhlak materi iman pada hari akhir
melalui model pembelajaran mind mapping pada MTs Al-Asror Patemon
Gunungpati Semarang Tahun Pelajaran 2010/2011.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian
Tindakan Kelas bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan
praktis dalam peningkatan mutu pembelajaran di kelas yang dialami langsung
dalam interaksi antara guru dengan peserta didik yang sedang belajar. 37 Jadi
PTK merupakan suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku
tindakan, dilakukan untuk meningkatkan kemampuan kemantapan rasional dari
tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam
pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukannya, dan memperbaiki
kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.
25
37
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007),
hlm. 2
25
C. Desain Penelitian
Penelitian ini dirancang dengan menggunakan penelitian tindakan kelas
yang kolaboratif dan partisipatorik. Peneliti dalam penelitian ini bertindak
sebagai guru yang menerapkan model pembelajaran mind mapping dalam
pembelajaran Aqidah Akhlak dan peneliti dibantu oleh seorang guru sebagai
mitra peneliti yang bertugas mengamati jalannya pembelajaran yang dilakukan
oleh peneliti dan aktivitas belajar peserta didik.
Perencanaan
Pengamatan
Pengamatan
Perencanaan
38
Ibid., hlm. 16
26
39
Suarsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara., 2006),
hlm. 53
40
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2002), hlm. 135.
30
3. Observasi
Observasi biasa diartikan sebagai “metode pengumpulan data
melalui kegiatan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap
fenomena atau kejadian yang diselidiki.41 Metode observasi ini diharapkan
dapat mengetahui kondisi riil yang terjadi di lapangan dan mampu
menangkap kenyataan sebanyak mungkin mengenai apa yang terjadi.
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk mendapatkan gambaran
tentang aktivitas belajar peserta didik dan pengelolaan pengajaran dalam
proses belajar mengajar.
41
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi, 2002), hlm. 136.
6
Ibid., hlm. 131.
31
dan hasil belajar Aqidah Akhlak peserta didik dapat dianalisis secara
kualitatif.
F. Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil optimal dengan ketentuan jika nilai
ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 85 %. Menurut
Kunandar guru dapat menentukan standar ketuntasan belajar peserta didik
minimal 75%. Penentuan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah seperti
kemampuan peserta didik dan guru serta ketersediaan prasarana dan sarana.
Sedangkan bagi peserta didik yang belum berhasil mencapai kriteria tersebut
dapat diberi kesempatan untuk mengikuti remedial atau mengerjakan tugas
tambahan. 42 Indikator keberhasilan tersebut peneliti tetapkan berdasarkan
kondisi prestasi belajar peserta didik sebelum dilakukan tindakan yang sebagian
besar belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Sehingga peneliti
menargetkan minimal 85% peserta didik bisa tuntas belajarnya. Meskipun
begitu penelitian ini bermaksud meningkatkan prestasi belajar peserta didik
semaksimal mungkin dan kalau bisa ketuntasan belajar peserta didik mencapai
100%.
42
Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses dalam Setifikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm. 428-429
BAB IV HASIL PENELITIAN
33
33
Pada tahap pra siklus ini hasil belajar peserta didik masih rendah. Dari
40 peserta didik hanya terdapat 23 peserta didik yang tuntas dan ada 17 yang
belum tuntas. Dengan begitu prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara
klasikal hanya 57,50%. Reratanya juga rendah, yakni 63,25.
Sedangkan hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik pada tahap pra
siklus ini adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Tahap Pra
Siklus
Jumlah Prosentase
No Aspek yang Diamati
Peserta Didik Aktifitas
1 Menyampaikan pertanyaan 14 35,00%
2 Menjawab pertanyaan 9 22,50%
3 Mengemukakan pendapat 13 32,50%
4 Mencatat materi pelajaran 17 42,50%
5 Mengerjakan tugas dari guru 19 47,50%
Jumlah skor 72
Prosentase aktifitas secara klasikal 36,00 %
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Dari hasil observasi yang peneliti lakukan terhadap aktifitas guru selama
proses pembelajaran diketahui bahwa nilai rata-raprosentase aktifitas guru
adalah 42,86% dengan kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
pembelajaran yang dilakukan oleh guru belum maksimal. Guru belum mampu
mengelola pembelajaran dengan baik.
Hasil observasi tersebut membuat peneliti berusaha untuk mencari
solusi agar pembelajaran lebih menarik dan mampu meningkatkan jasil belajar
dan aktifitas peserta didik. Solusi yang diberikan adalah dengan menerapkan
model pembelajaran mind mapping dalam pembelajaran Aqidah Akhlak.
c. Tahap Observasi
Data peningkatan penelitian peserta didik dalam pembelajaran
Aqidah Akhlak dengan menggunakan model pembelajaran mind
mapping dapat diidentifikasi dari aktifitas peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung. Indikator aktifitas peserta didik di antaranya
adalah aktif bertanya, aktif menjawab pertanyaan, mengemukakan
pendapat, mencatat materi pelajaran dan mengerjakan tugas dari guru.
Hasil observasi terhadap aktifitas peserta didik dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 5 Hasil Observasi Aktifitas Peserta Didik Siklus I
Jumlah Prosentase
No Aspek yang Diamati
Peserta Didik Aktifitas
1 Menyampaikan pertanyaan 26 65,00%
37
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
d. Tahap Refleksi
Pada tahap ini data yang telah dikumpulkan akan dianalisis.
Keaktifan peserta didik pada tindakan kelas siklus I sudah mengalami
peningkatan walaupun masih belum maksimal dan didominasi oleh
peserta didik tertentu, misalnya dalam menyampaikan pertanyaan hanya
sekitar 26 peserta didik (65,00%). Namun secara klasikal prosentase
aktifitas peserta didik adalah 67,50% dengan kategori baik. Meskipun
mengalami peningkatan, namun hasil aktifitas peserta didik tersebut
belum memenuhi indikator keberhasilan tindakan yaitu nilai aktivitas
peserta didik secara klasikal adalah > 80%.
Sedangkan hasil belajar peserta didik pada siklus I juga
mengalami peningkatan. Nilai rata-rata kelas mencapai 66,75 dengan
ketuntasan belajar peserta didik secara kasikal mencapai 82,50%.
Meskipun begitu, hasil belajar pada siklus I ini juga belum memenuhi
indikator keberhasilan tindakan yaitu nilai ketuntasan hasil belajar
peserta didik secara klasikal mencapai ≥ 85 %.
39
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
d. Tahap Refleksi
Berdasarkan data-data yang telah terkumpul pada siklus II,
diketahui bahwa proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II
ini sudah lebih baik dibandingkan dengan siklus I. Dari hasil siklus II
ini dapat direfleksikan bahwa pelaksanaan kegiatan secara keseluruhan
berjalan sangat baik. Hasil belajar peserta didik sudah melebihi indikator
keberhasilan tindakan dengan jumlah peserta didik yang berhasil
mencapai ketuntasan belajar mencapai 95,00%. Aktivitas peserta didik
dalam pembelajaran juga sudah mencapai indikator keberhasilan
tindakan yaitu sebesar 80 %.
Berdasarkan hasil di atas, maka peneliti memutuskan untuk
menghentikan penelitian pada siklus II. Karena pada siklus II ini standar
ketuntasan yang ditetapkan peneliti telah terpenuhi. Dalam artian baik
hasil belajar maupun aktifitas belajar peserta didik sudah dinilai baik.
C. Pembahasan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dalam model
pembelajaran mind mapping dapat meningkatkan hasil belajar dan aktifitas
belajar peserta didik. Selain itu kemampuan guru dalam mengelola
pembelajaran juga semakin baik. Keberhasilan pembelajaran Aqidah Akhlak ini
dapat dilihat dari tiga aspek yaitu hasil belajar peserta didik, hasil aktifitas
peserta didik dan hasil aktifitas guru. Hasil penelitian terhadap ketiga aspek
tersebut pada tiap siklusnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Hasil Belajar Peserta Didik
43
50 45
40
30
20
10
0
Pra Siklus Siklus I Siklus II
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
1 2 3 4 5 6
Pra Siklus 35. 00 22. 50 32. 50 42. 50 47. 50 36.00
Siklus I 65. 00 60. 00 57. 50 80. 00 75. 00 67.50
Siklus II 70. 00 70. 00 85. 50 87. 50 95. 00 81.50
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran-saran
50
51
1. Kepada guru
C. Penutup
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq dan
hidayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Dan tidak lupa
shalawat dan salam teruntuk junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW yang
menunjukkan kita ke jalan yang lurus.
1 - PG
PG
- PG
PG
- PG
PG
- PG
PG
SOAL TES SIKLUS I
Nama : ...........................................
No Absen : ...........................................
Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d yang kamu anggap benar dengan memberi
tanda silang (X)
2. Semua amal perbuatan manusia selama di dunia akan diperhitungkan. Namun perbuatan
dicatat dan dapat mengetahui isi buku laporan, itu adalah peristiwa yang dinamakan ....
a. mizan c. kiamat
b. hisab d. barzah
3. Manfaat yang dapat dipetik dari iman kepada hari akhir adalah ....
a. lebih berhati-hati dalam berbuat c. menyerah pada takdir
b. orang menjadi pesimis d. di dunia menjadi lama
4. Dan adapun orang-orang yang berat timbangan (kebaikan)nya maka dia berada dalam
kehidupan yang ....
a. memuaskan c. tenang
b. sengsara d. penderitaan
5. Tidak ada manfaat dan saling tolong menolong sesama manusia, hal ini adalah gambaran
peristiwa ....
a. mahsyar c. kubur
b. barzah d. rahim
6. Percaya akan datangnya hari akhir merupakan rukun iman yang ke ....
a. tiga c. lima
b. empat d. enam
7. Yaumul hasrah adalah nama lain dari akhir yang artinya ....
a. hari penyesalan c. hari pembangkitan
b. hari pembalasan d. hari perhitungan
8. Firman Allah yang berkaitan dengan timbangan amal manusia adalah ....
a.
b.
c.
d.
9. Masa kehidupan manusia setelah mati disebut yaumul akhir karena ....
a. itulah hari yang terakhir, tidak ada hari setelah itu
b. hari itulah hari yang paling agung
c. saat itu manusia diberi balasan atas amalnya
d. setiap manusia pasti mengalaminya
10. Kedahsyatan peristiwa hari akhir ditunjukkan dengan ....
a. hancurnya alam sekitar kecuali manusia
b. alam semesta hancur kecuali Allah
c. seluruh makhluk kecuali malaikat
d. bumi dan isinya hancur kecuali Ka'bah
16. Di bawah ini adalah manfaat dari beriman kepada hari akhir, kecuali
a. menjadi optimis c. menjauhi maksiat
b. ikhlas beramal d. salah semua
17. Tempat di akhirat yang bersih penuh dengan kesenangan dan kegembiraan adalah ....
a. neraka c. mizan
b. barzah d. surga
18. Batas pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat adalah ....
a. barzah c. neraka
b. mahsyar d. surga
19. Matahari terbit dari sebelah barat merupakan tanda datangnya ...
a. hari akhir c. semua benar
b. hari pembalasan d. hari perhitungan
Nama : ...........................................
No Absen : ...........................................
Pilihlah salah satu jawaban a, b, c atau d yang kamu anggap benar dengan memberi
tanda silang (X)
1. Malaikat yang bertugas mencatat amal baik dan buruk manusia adalah ....
a. Malaikat Rakib dan Atid c. Mailaikat Munkar dan Nakir
b. Malaikat Jibril d. Malaikat Ridwan
2. Sekecil apapun perbuatan baik dan jahat akan terlihat dalam ....
a. timbangan c. pahala
b. balasan d. siksa
6. Pada tiupan sangkakala yang kedua, Allah menghendaki agar semua manusia ....
a. mati c. musnah
b. bangkit dari kuburnya d. hilang
7. Pada tiupan sangkakala yang pertama seluruh makhluk di dunia menjadi kacau dan hancur,
hal ini sesuai dengan firman Allah surat ....
a. Al Zalzalah : 7 - 8 c. Al Baqarah : 8
b. Al Araaf: 187 d. Al Haqqah : 13 - 15
11. Setelah semua manusia dibangkitkan kembali, mereka kemudian dikumpulkan di ....
a. padang mahsyar c. dunia
b. akhirat d. neraka
13. Tiupan sangkakala yang pertama pertanda bahwa semua makhluk hidup di dunia akan
menemui ....
a. Tuhannya c. ajalnya
b. orang tuanya d. amalannya
15. Setelah pengadilan Allah selesai, orang yang banyak melakukan amal shaleh akan
ditempatkan di ....
a. surga c. dunia
b. neraka d. akhirat
17.
Dalil di atas menjelaskan tentang ....
a. mizan c. padang mahsyar
b. surga d. neraka
18. Semua manusia dikumpulkan di padang mahsyar, suasana ketika dihisab ....
a. menakutkan c. menyenangkan
b. membingungkan d. menyedihkan
22. Dalil yang menunjukkan surga dan neraka, terdapat dalam Al Qur'an surat ....
a. Al Mumtahanad : 3
b. As Sabah : 40
c. Muhammad : 15
d. Al Baqarah: 15
23. Dalil yang menunjukkan hisab terdapat dalam Al Qur'an surat ....
a. Al Ahzab : 7
b. Al Infithor : 12
c. Al lnsyiqaq : 7 - 12
d. Al Mumtahanah : 3
24. Setiap amal perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan kepada Allah sewaktu di ....
a. pengadilan
b. KUA
c. akhirat
d. dunia
25. Dengan apa Allah akan mempertimbangkan amal buruk dan amal shalih manusia di
akhirat kelak .... a. neraka
b. mizan
c. alat ukur timbangan
d. hisab
32. ……………
33. Orang yang menjauhkan diri dari perbuatan maksiat karena ia takut akan siksa Allah baik
di dunia ataupun di akhirat, perilaku orang yang seperti ini termasuk orang yang a. beriman
kepada Allah
b. beriman kepada malaikat
c. beriman kepada pars Nabi
d. beriman kepada hari akhir
35. …………
a.
b.
c.
d.
38. ……………
Kata Al Qori'ah pada ayat ini berarti .... a.
yang penghabisan
b. yang geger
c. yang takut
d. yang berdosa
39. ………
Potongan ayat tersebut bukti adanya a.
Makhluk Allah
b. perjuangan
c. kejadian alam
d. hari kiamat
Penilaian
No Aspek yang Dinilai Pra Siklus I Siklus
Siklus II
6 Kemampuan mengimplementasikan 2 3 4
metode pembelajaran
Jumlah 12 19 26
Kriteria Penilaian
1 = Kurang
2 = Cukup
3 = Baik
4 = Sangat Baik
Nama : Rochmat
Tempat/Tanggal lahir : Banyumas, 01 Januari 1963
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Patemon, RT. 03 RW. II Gunungpati Semarang
Agama : Islam
Jenjang Pendidikan :
1. MI. Ma’arif Pasir Kulon Karanglowas Banyumas Lulus Tahun 1976
2. MTs. Ma’arif Kedung Banteng Banyumas Lulus Tahun 1980
3. PGA Negeri Purwokerto Lulus Tahun 1984
4. Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Angkatan 2007
Demikian daftar riwayat hidup penulis yang dibuat dengan sesungguhnya, dan semoga
dapat menjadi keterangan yang jelas.
Rochmat
NIM. 073111207