Anda di halaman 1dari 63

PENELITIAN TINDAKAN KELAS ( PTK)

PENERAPAN MODEL BELAJAR KELOMPOK DALAM


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PELAJARAN AQIDAH
AKHLAK KELAS VII SEMESTER I DI MTs. TA’LIMUSSHIBYAN AL-
MANSHURIYAH SANGKONG DESA BONDER

TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh :Salamul Hadi, S.Pd.I


Guru Mapel : Aqidah Akhlak 1
NPK : 9750910427012

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALJAB GURU


MADRASAH 2
LPTK UIN MATARAM
TAHUN 2021

1
PPG DALJAB GURU MADRASAH
LPTK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
Jln. Pendidikan. No. 35 Mataram

Pengesahan:
Proposal Penelitian Tindakan Kelas dengan judul : PENERAPAN MODEL
BELAJAR KELOMPOK AQIDAH AHLAK SISWA/I KELAS VII DI MTs.
TA’LIMUSSHIBYAN AL- MANSHURIYAH SANGKONG
DESA BONDER KEC. PRAYA BARAT LOMBOK TENGAH TAHUN
PELAJARAN 2021/2022 diajukan oleh: Salamul Hadi, NPK . 9750910427012
Guru Madrasah Kelas Akidah Ahlak 1 PPG 2 telah di..................
Pada hari/Tanggal ............2021. dan telah dinyatakan....... (memenuhi syarat
)sebagai salah satu syarat....... memperoleh......
Dewan Dosen

Dekan

Dr. Jumarim, M.HI


Nip:

2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah penulis panjatkan kehadlirat Allah ‘Azza wa Jalla, karena dengan
rahmat dan taufiq serta hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
proposal penelitian tindakan kelas ini. Sholawat dan salam senantiasa tercurah
limpahkan kepada baginda Nabi Muhammad S.A.W. beserta semua keluarga, dan
sahabat, dan pengkikutnya hingga hari pembalasan.
Maksud dari penyusunan proposal PTK ini dengan judul PENERAPAN MODEL
BELAJAR KELOMPOK AQIDAH AHLAK SISWA/I KELAS VII DI MTs.
TA’LIMUSSHIBYAN AL- MANSHURIYAH SANGKONG DESA BONDER
KEC. PRAYA BARAT
LOMBOK TENGAH TAHUN PELAJARAN 2021/2022 adalah untuk memenuhi
salah satu syarat atau tugas untuk mencapai ketuntasan studi pada PPG LPTK
UIN Mataram.
Dalam penyusunan proposal ini penulis sadar sepenuhnya bahwa masih banyak
terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik, saran perbaikan
untuk lebih baiknya proposal ini.
Dengan selesainya penyusunan proposal PTK ini, penulis mengucapkan terima
kasih yang tiada terhingga kepada pihak- pihak yang telah membantu memberikan
bimbingan, arahan, saran, informasi yang sangat berharga kepada penulis yaitu :
1. Bapak Dr Erpin evendi selaku dosen pembimbing dan Bapak Dr. Nujumuddin
yang telah meluangkan waktu dalam membimbing, mengarahkan penulis dalam
menyusun proposal ini.
2. Bapak Rektor UIN Mataram beserta jajarannya.
3. Bapak dekan sekaligus Ketua LPTK beserta semua civitas akademika UIN
Mataram yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam penyusunan
proposal PTK ini.
4. Kepada semua Bapak, Ibu Dosen yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu
yang telah banyak memberikan bimbingan selama penulis melaksanakan PPG di
LPTK UIN Mataram.

3
5. Kepada Bapak Kepala MTs Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa
Bonder atas kesediaannya memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan
dalam penyusunan Proposal PTK ini.
6. Kepada isteri dan anak- anakku tercinta yang telah memberikan dukungan dan
motivasi dalam penyelesaian Proposal PTK ini.

Bonder, .......Oktober, 2021


Penyusun

Salamul Hadi
NPK : 9750910427012

4
Daftar Isi
Lembar Pengesahan ............................................................................................................ 2
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................... 6
PENDAHULUAN ............................................................................................................... 6
Latar Belakang Masalah .............................................................................................. 6
Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah .............................................................. 9
BAB II ................................................................................................................................. 13
KAJIAN PUSTAKA ........................................................................................................... 13
Kajian Teoritis............................................................................................................ 13
BAB III ................................................................................................................................ 25
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................ 25
Setting Penelitian ...................................................................................................... 25
Subjek penelitian....................................................................................................... 29
Waktu Penelitian ....................................................................................................... 29
Sumber Data ............................................................................................................. 29
Teknik dan alat pengumpulan data .............................................................................. 30
Analisa Data .............................................................................................................. 30
Indikator Kinerja........................................................................................................ 32
Prosedur Penelitian ................................................................................................... 33
Instrumen Penelitian................................................................................................. 34
Jadwal Penelitian ...................................................................................................... 37
BAB IV................................................................................................................................ 38
PEMBAHASAN ............................................................................................................... 38
Paparan data dan temuan ........................................................................................ 38
Gambaran Umum Lokasin Penelitian ....................................................................... 38
A. Penerapan Model Belajar Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII Semester I di MTs. ................................... 48
BAB V................................................................................................................................. 59
PENUTUP ....................................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 62

5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Guru adalah key factor atau faktor kunci, ia memiliki peranan yang sangat
penting dalam menentukan kualitas pembelajaran (Dedi Wahyudi, Lilis
MarwiyantiIntitut Agama Islam Negeri Metro, Indonesiaemail:
podoluhur91@gmail.com, lilismarwiyanti97@gmail.com).
Oleh sebab itu, guru dituntut untuk senantiasa meningkatkan kualitas

pengembangan diri, untuk kegiatan yang dilakukan, terutama di dalam

mempersiapkan perencanaan. Hal ini menuntut adanya perubahan-perubahan pada

guru terutama dalam mengelola kelas, memilih metode, strategi belajar mengajar,

maupun sikap, dan mengelola proses belajar mengajar.

Guru berperan dan berusaha menciptakan kondisi belajar mengajar yang

efektif, sehingga memungkinkan terjadinya proses belajar dengan baik, untuk

tujuan meningkatkan prestasi belajar. Untuk memenuhi hal tersebut di atas, guru

dituntut mampu mengelola proses belajar mengajar untuk memberikan motivasi

kepada siswa terutama pada mata pelajaran Aqidah Akhlak, karena pelajaran

terebut bukan hanya dalam ranah kognitif saja, namun siswa juga dituntut dapat

berkompeten pada ranah psikomotorik, sehingga dapat mengaplikasikan dalam

kehidupan sehari-hari. Pembelajaran Aqidah Akhlak tidak lagi mengutamakan

pada penyerapan melalui pencapaian informasi dari materi yang diajarkan, tetapi

lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan untuk mempraktekkan

dalam kehidupan nyata. Karena itu kemudian aktivitas pembelajaran di kelas

6
harus ditingkatkan dengan model belajar kelompok. baik dilakukan di madarasah

ataupun di luar madarasah,

Belajar adalah suatu proses psikis yang berlangsung dalam interaksi antara
subjek dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, sikap dan kebiasaan yang bersifat relatif
konstan/tetap baik melalui pengalaman, latihan maupun praktek (Teori Belajar
Menurut Aliran Kognitif Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran; Jum Anidar Email:
jumanidar@gmail.com UIN Imam Bonjol Padang)

Hakikat belajar mengajar menurut Athiyah Al-Abrasyi itu ada 3 jenis yaitu:
1. Menanamakan pengatahuan kepada anak,
2. Menyampaikan pengetahuan dan kebudayaan kepada anak,
3. Suatu aktivitas mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan
dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar mengajar.Hakiakat belajar
adalah usaha sadar untuk menguasai ilmu, untuk dapat menerapkan pengetahuan
,dapat melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik1.

Persoalan yang harus dihadapi sekarang adalah bagaimana guru sebagai

pendidik generasi muda bangsa menyukseskan program pemerintah di bidang

pendidikan dapat membuka wawasan berfikir yang beragam dari seluruh siswa,

sehingga mereka dapat mempelajari berbagai konsep dan mengaitkannya dengan

kehidupan nyata. Hal ini merupakan tantangan yang harus dihadapi guru setiap

hari, untuk mengatasi hal tersebut guru hendaknya memiliki wawasan yang luas,

kritis ,kreatif dan inovatif dalam proses pembelajarannya.

Proses pembelajaran di kelas saat ini masih berfokus pada guru sebagai

sumber utama pengetahuan, kemudian metode pembelajaran ceramah menjadi

pilihan utama dalam proses pembelajarannya, sehingga seringkali proses belajar

dan prestasi belajar yang diraih tidak sesuai dengan yang diharapkan. Maka

1
Sembodo Ardi Widodo,Kajian Filosopis Pendidikan Barat dan Islam.Jakarta 2008.hal 175

7
diperlukan sebuah strategi belajar yang lebih memberdayakan potensi yang

dimiliki siswa atau metode pembelajaran yang melibatkan siswa aktif, sehingga

dapat mengubah proses pembelajaran yang bersifat berpusat pada guru (teacher

centered) menjadi berpusat pada siswa (student centered) yang memberikan

dampak positif pada potensi dan kompetensi siswa. Hingga saat ini dalam

pelaksaanan pembelajaran khususnya mata pelajaran Aqidah Akhlak masih

disampaikan dengan metode ceramah (metode pembelajaran konvensional)

sebagai metode yang lebih dominan diterapkan dari pada metode yang lain,

sedangkan siswa mendengarkan apa yang diucapkan oleh guru serta mencatat hal

yang dianggap penting oleh siswa tersebut dan kurang diberi kebebasan untuk

mengungkapan pendapatnya terhadap materi yang diajarkan. padahal perlu

diketahui mata pelajaran Aqidah Akhlak memiliki kontribusi dalam pencapaian

kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa. Penerapan sistem pembelajaran

konvensional secara terus-menerus tanpa variasi tersebut dapat menjadi kendala

dalam pembentukan pengetahuan secara aktif, khususnya dalam mata pelajaran

Aqidah Akhlak, maka diperlukan variasi dan kreatifitas dalam metode

pembelajaran. Salah satunya adalah dengan Penerapan Model Belajar Kelompok

dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Ahlak yang dalam

penerapannya di dalam kelas akan tercipta suasana belajar siswa aktif yang saling

komunikasi, saling mendengar, saling berbagi, saling memberi dan menerima.

Dengan melihat realitas tersebut di atas,maka penulis ingin melakukan

peneltian dengan judul: Penerapan Model Belajar Kelompok Dalam

Meningkatkan Prestasi Belajar Pelajaran Aqidah Akhlak Dengan Materi

8
ahlak Terpuji Kelas VII Semester I di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan

Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran 2021/2022

B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah

1. Identifikasi masalah
Strategi atau model pembelajaran merupkan salah satu upaya yang paling efektif

untuk meningkatkan mutu dan hasil pendidikan yang dilakukan. Berbagai

pendekatan sudah barang tentu dibutuhkan oleh setiap institusi pendidikan formal

seperti MTs, sebab model pembelajaran dalam pendidikan merupakan unsur

terpenting dalam upaya mendidik, membimbing, merubah sikap prilaku serta pola

pikir siswa/i, terkait itu metode atau model belajar kelompok dalam pembelajaran

aqidah ahlaq kelas VII menjadi arus utama penerapannya.

2. Batasan masalah

a. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas VII Semester I di

Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder

Tahun Pelajaran 2021/2022 .

b. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada bulan ......sampai dengan ........

2021/2022.

c. Mata pelajaran yang jadi penelitian adalah Aqidah Ahlak

d. Dan termasuk batasan masalah adalah menjaga salah penafsiran atau

pemahaman pada proposal ini,maka perlu di sampaikan beberapa hal yang

berkaitan dengan penelitian ini sebagai berikut :

9
1. Aplikasi adalah: penerapan dari teori yang diwacanakan, atau mempraktekan

salah satu model atau metode pembelajaran disekolah, dengan tujuan untuk

meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah

2. Model belajar adalah: Salah satu metode dalam pembelajaran di sekolah,yang

menekankan pada proses belajar siswa secara efektip dalam upaya mencapai

tujuan pembelajaran yang sudah di rencanakan pada RPP2

3. Belajar Kelompok Belajar kelompok merupakan salah satu model


pembelajaran siswa yang di lakukan secara bersama-sama dalam memecahkan
masalah ,dan hasil dari kelompok tersebut di persentasikan3.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut di atas,

maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah:

Bagaimanakah penerapan Model Belajar Kelompok dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Mata Pelajaran Aqidah Ahlak Dengan materi ahlak terpuji Kelas VII

Semester I di MTs. Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder

Tahun Pelajaran 2021/2022

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah penerapan model belajar kelompok dapat

meningkat kan prestasi belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Aqidah Ahlak dengan

materi membiasakan ahlak terpuji Kelas VII Semester I di Madrasah

2
Sumiati dan Asra.Metodologi Pembelajaran.SV,Wasan Prima,Bandung,cet II,2008,hal 96
3
Ibid.Sumiati dan Asra.Metodologi Pembelajaran.SV,Wasan Prima,Bandung,cet II,2008,hal 142

10
Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran

2021/2022

D. Manfaat penelitian

Adapun maksud penulis mengadakan penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagai:

a. Bagi guru

1) Mengembangkan model pembelajaran yang efektif, efisien dan

2) menyenangkan yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar mereka.

3) Membantu memperbaiki atau meningkatkan proses hasil belajar dan

mengajar.

4) Membantu meningkatakan kualitas profesionalisme guru sebagai tenaga

pendidik dan kependidikan.

b. Bagi Siswa

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berargumentasi atau dalam

berkomunikasi dengan baik dan benar, serta mampu menggunakan ragam bahasa

lisan secara akurat, lancar, dan diterima untuk berinteraksi dalam konteks

kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan rasa senang dan motivasi belajar siswa.

3. Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berkomunikasi.

4. Meningkatkan keaktifan, kreativitas dan hasil belajar siswa yang lebih

tinggi.

11
c. Bagi Madrasah

Melalui model belajar kelompok akan bisa membantu memperbaiki proses

pembelajaran di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran 2021/2022..

12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritis
Belajar adalah suatu proses yang menyebabkan tingkah laku yang tidak

dikarenakan oleh proses pertumbuhan yang bersifat fisik, tetapi perubahan dalam

kebiasaan, kecakapan, bertambah, berkembang daya pikir, sikap dan lain-lain. Di

dalam proses belajar mengajar guru harus memiliki strategi agar siswa dapat

belajar secara efektif dan efisien, mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah

satu langkah untuk memilih strategi itu ialah harus menguasai teknik penyajian

atau biasa disebut metode mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah

strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Peningkatan kualitas output atau keluaran Pendidikan adalah merupakan

ikhtiyar yang niscaya bagi semua Lembaga, dan setiap satuan pendidikan. Karena

pendidikan dalam realitasnya dari sisi keluaran atau produk tidak jauh beda

dengan swalayan sehingga yang terjadi kemudian adalah persaingan kualitas atau

mutu output pendidikan itu sendiri.

Ada beberapa hal mendasar yang dijadikan sebagai pijakan untuk

meningkatkan mutu keluaran pendidikan. Guru dituntut untuk selalu

mengupayakan pembelajaran dengan model kelompok- kelompok belajar.

Kegiatan belajar mengajar tidak akan terjadi kalau tidak dengan proses interaksi

dan komonikasi dua arah. Merupakan sebagai salah satu upaya untuk

13
meningkatkan kualitas pembelajaran terhadap anak didik dengan bertumpu pada

prinsip dasar pendidikan yaitu membangun manusia seutuhnya. Artinya

pendidikan sebagai sebuah proses pengembangan peserta belajar hendaknya

mampu memberikan ruang bagi anak didik untuk pengembangan dirinya. Upaya-

upaya yang sekaligus sebagai prinsip tersebut antara lain yaitu : adanya pemusatan

belajar yang relevan dengan kebutuhan siswa, penguatan motivasi siswa,

menanamkan pemahaman pada anak didik bahwa belajar adalah kebutuhan

sepanjang hayat. memelihara khittoh sekaligus fitrah beragama, kaitannya dengan

itu tujuan dari Pendidikan Agama Islam adalah untuk membimbing anak agar

mereka menjadi seorang Muslim sejati, beriman teguh, beramal shaleh dan

berakhlak mulia serta berguna bagi masyarakat, Agama dan Negara

Tujuan pendidikan Agama tersebut adalah merupakan tujuan yang hendak

dicapai oleh setiap orang yang melaksanakan pendidikan Agama. Karena itu

dalam pendidikan agama yang perlu ditanamkan terlebih dahulu adalah keimanan

yang teguh, sebab dengan adanya keimanan yang teguh itu maka akan

menghasilkan ketaatan menjalankan kewajiban agama. Titik sentral yang harus

dicapai dalam setiap kegiatan belajar mengajar adalah tercapainya tujuan

pembelajaran. Apa pun yang termasuk perangkat program pengajaran dituntut

secara mutlak untuk menunjang tercapainya tujuan. Guru tidak dibenarkan

mengajar secara asal- asalan apalagi dengan kemalasan. siswa pun diupayakan

mempunyai kreativitas yang tinggi dalam belajar, dan itu adalah hal yang boleh

dikatakan invosibel kalau tidak ada upaya guru untuk mendorongnya, karena pada

dasarnya guru bukan hanya sebatas mengajar terhadap anak didik tetapi guru

14
harus mampu sebagai pembimbing, fasilitator,pendamping, bagaimana agar para

siswanya aktif dan kreatif untuk belajar. Artinya anak didik dikondisikan

bagaimana supaya tidak mengalami proses 3D (Datang, duduk, dengar) yang

dalam bahasa sederhananya para siswa hanya selalu menanti perintah guru.

B. Penelitian Relevan
Masniar mengkaji tentang ‘Pengaruh Belajar Kelompok Terhadap Hasil Belajar

Siswa.4 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa belajar kelompok berpengaruh

terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan temuan penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang

akan dilakukan ini ada kesamaan dengan penelitian terdahulu yang relevan yaitu sama-

sama meneliti kaitannya dengan model belajar kelompok dalam bidang pendidikan.

Adapun perbedaannya adalah penelitian yang akan peneliti lakukan lebih menekankan

pada: Model Belajar Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas

VII Semester I di MTs Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Tahun

Pelajaran 2021/2022

C. Kerangka berfikir
Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun

rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya

instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.

Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai

upaya membangun pemahaman konsep siswa serta mengamati hasil atau dampak

dari diterapkannya metode pembelajaran model belajar kelompok.

4
Masniar. Tentang Pengaruh Belajar Kelompok Terhadap Hasil Belajar Siswa, Jurnal PAJAR
(Pendidikan dan Pengajaran), Volume ........ edisi 2018

15
Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak

dari tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh

pengamat.berdasarkan uraian diatas dapat diilustrasi dengan alur sebagai berikut:


Hasil Belajar Siswa
Sebelum Menggunakan Pada Pelajaran Aqidah
KONDISI
Model Belajar Kelompok Akhlak Masih Rendah
AWAL

Menggunakan Model
Belajar Kelompok
TINDAKAN
SIKLUS

Optimalnya Kualitas belajar pelajaran aqidah


akhlak dengan menggunakan Model belajar
TINDAKAN
kelompok Pada Siswa Kelas VII Semester
AKHIR
ganjil MTs Ta’limusshibyan Sangkong

D. Hipotesis Tindakan
Apabila model belajar kelompok dapat direalisasikan dengan baik, maka prestasi

belajar siswa dapat ditingkatkan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran

2021/2022

1. Komponen Kegiatan Belajar Mengajar


Dalam kegiatan belajar mengajar akan melibatkan semua komponen

pengajaran.proses belajar akan menentukan sejauh mana tujuan yang telah di

tetapkan dapat tercapai4. Sebagai suatu sistim dalam proses belajar mengajar tentu

mengandung sejumlah komponen yang sangat mendasar sebagai berikut.

16
1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah

laku dan keperibadian anak didik sebagaimana yang diharapkan.

2. Memilih system pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan

hidup masyarakat.

3. Memilih dan menetapkan prosedur,metode,tekhnik belajar mengajar yang

dianggap paling tepat dan efektif,sehingga dapat dijadikan pegangan oleh guru

dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

4. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kreteria standar

keberhasilan,sehinggadapat dijadikan pedoman pleh guru dalam melaksanakan

avaluasi hasil kegiatan belajar mengajar5.

a.1. Model pembelajaran


Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang yang

memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertidak berdasarkan

model itu. Model merupakan interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran

yang di peroleh dari beberapa sistem6. Model pembelajaran merupakan landasan

praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar

yang di rancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikilum dan

implementasi pada tingkat oprasional di kelas.Model pembelajaran dapat di

artikan pula sebagai pola yang di gunakan untuk penyusunan kurikulum,

mengatur materi, dan memberi petunjuk kepada guru di kelas.Model

pembelajaran ialah pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

5
Syaiful Bahri Djamarah dkk.Strategi Belajar Mengajar,PT.Reneka Cipta,Jakarta 2002.hal5

6
Suprijono.2010. Cooperatif Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM .Surabaya :Pustaka Pelajar

17
pembelajaran di kelas maupun tutorial.Menurut Arends, model pembelajaran

mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-

tujuan pembelajaran.

tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan

pengelolaan kelas.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Melalui model pembelajaran guru dapat

membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berfikir,

dan mengekspresikan ide. Model pembelajaran juga berfungsi sebagai pedoman

bagi para perancang pembelajaran dan para guru dalam merencanakan aktivitas

belajar mengajar.7

b.1. Belajar Kelompok


Belajar kelompok merupakan salah satu strategi belajar mengajar dimana

siswa di dalam kelas di pandang sebagai suatu kelompok atau di bagi menjadi

beberapa kelompok dan bekerjasama dalam memecahkan masalah,atau

melaksanakan tugas tertentu8.

A. Tehnik Belajar kelompok

Tehnik ini sebagai salah satu strategi belajar mengajar,yang dimana siswa

di dalam kelas di pandang sebagai suatu kelompok belajar yang akan

menyelesaikan permasalah atau tugas dari guru mereka.Penggunaan tekhnik

7
8
B.Muthalib.Metodologi Pengajaran,Nasco.IKIP Jakarta.1978,Hal:47

18
belajar kelompok ini mempunyai tujuan agar peserta didik mampu bekerjasama

dengan temannya yang lain dalam mencapai tujuan bersama.

B. Proses pembelajaran Aqidah Akhlak MTs


a. Pengertian Aqidah Akhlak

Secara definitif,Aqidah Akhlak adalah keyakinan dan keimanan kepada

Allah SWT9.Aqidah Akhlak termasuk aspek keagamaan yang sangat urgen dalam

ajaran Islam, dan “aqidah merupakan suatu ikatan yang kokoh yang tidak bisa

dilepaskan begitu saja, karena jika ikatan ini longgar atau lepas sama

sekali,tentunya dapat menimbulkan krisis spiritual yang sangat berat bagi

keimanan dan ketakuaan umat manusia.Orang yang tidak memiliki ikatan yang

kokoh dengan tuhannya diduga kuat akan menyebabkan dirinya mudah tergoda

kepada ikatan-ikatan lainnya (Kultus) yang merusak kemurnian sikap

ketauhidannya. Demikian juga keterkaitan aspek Aqidah dan aspek Akhlak dalam

ajaran Islam sangat menentukan kebermutuan seseorang. Kedua aspek ini tidak

bias dipisahkan dari prilaku kehidupan manusia.

Iman sebagai keyakinan merupakan konsep yang terpenting untuk diketahui serta

diterapkan dalam kehidupan manusia. Begitu juga untuk mempelajarinya

merupakan kewajiban bagi setiap muslim sejak dini hingga tanpa batas usia,

seperti dalam konsep Islam dari buaian hingga kiang lahat. Secara bahasa, iman

berasal dari bahasa Arab yaitu amina-yu’mini-imanan yang artinya percaya.

Berhubungan dengan Akidah iman bermakna al-tashdiq yaitu pembenaran

pembenaran terhadap suatu hal yang tidak dapat dipaksakan oleh siapapun karena

9
RI.Departemen Agama ..Kurikulu MTS.Jakarta 2004: Hal.21

19
iman terletak dalam hati seseorang. Secara syara’, iman merupakan pembenaran

atas ajaran Nabi Muhammad SAW yaitu iman kepada Allah, iman kepada

malaikat, iman kepada nabi, iman kepada kitab, iman kepada hari akhir, dan iman

kepada qada dan qadar.

Secara istilah iman merupakan keyakinan yang tertanam di dalam hati, diikrarkan

dengan lisan, serta diwujudkan dengan amal perbuatan. Jadi dapat dipahami

bahwa iman merupakan keselarasan antara hati, lisan, serta perbuatan terhadap

sesuatu yang dibawa serta diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.

Oleh karena itu,dimensi Aqidah berorientasi pada anjuran untuk tetap

berbuat dengan keikhlasan.Bentuk keikhlasan inilah yang merupakan salah satu

Akhlak yang mulia sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam Al-

Qur’an Surat al-Bayyinah ayat 5 yang berbunyi:

‫وما أمروا اال ليعبدوا هللا مخلصين له الدين حنفاء ويقيموا الصالة ويؤتوا الزكاة وذالك دين القيمة‬

Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepadanya dalam menjalankan agama yang lurus (jauh
dari syirik kepada Allah dan jauh dari kesesatan), dan supaya mereka mendirikan
shalat, zakat;yang demikian itulah agama yang lurus”10.

b. Tujuan pembelajaran Aqidah Akhlak di MTs

Adapun tujuan dari pembelajaran Aqidah Akhlak adalah:untuk meningkat

kan keimanan siswa, yang kemudian mampu diaplikasikan dalam pola kehidupan

sehari-hari, dalam bentuk prilaku atau berakhlak mulia,karna begitu besar godaan

dari lingkungan sekitar untuk Permisive ( merasa serba boleh ) melakukan kemak

siatan dan segala macam perbuatan dosa lainnya. Karena itu,siswa harus selalu

10
RI.Departemen Agama.Al-Qur’an dan terjemahnnya.Jakarta 1989.hal.1204

20
Bersentuhan dengan sikap ketelatenan guru dalam memahami, menghayati,

membimbing dan memberi contoh keteladanan yang nyata (faktual),supaya ilmu

Aqidah Akhlak yang sudah diterima oleh siswa dapat langsung diamalkan dalam

kehidupan mereka,sehingga keimanan dan ketakuaan mereka kepada Allah SWT

akan terus terjaga dan setabil.Jika hal ini tercapai,mereka tidakakan terlalu sulit

untuk jadi orang muslim atau muslimah yang konsisten memegang prinsip-prinsip

ajaran Islam11.

C. Proses Pembelajaran Aqidah Akhlak

Untuk meningkatkan pemahaman Aqidah Akhlak di MTs Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder tentunya dibutuhkan beberapa pendekatan

sebagai berikut:

a) Keimanan,yang mendorong siswa untuk mengembangkan pemahaman dan


keyakinan tentang adanya Allah sebagai sumber kehidupan.
b) Pengamalan,mengkondisikan siswa untuk mempraktekan hasil dari pembelajaran
Aqidah Akhlak.
c) Pembiasaan,melaksanakan pembelajaran dengan membiasakan sikap dan prilaku
yang baik yang sesuai dengan ajaran Islam.
d) Rasional,usaha meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran Aqidah
Akhlak dengan pendekatan yang memfungsikan rasio siswa,sehingga isi dan nilai
yang ditanamkan mudah difahami dengan nalar mereka.
e) Emosional,upaya menggugah perasaan (Emosional) siswa dalam menghayati
Aqidah dan Akhlak mulia,sehingga lebih terkesan dalam jiwa siswa.

D. Factor yang Mempengaruhi Pemahaman Aqidah Akhlak

Ada beberapa hal yang mempengaruhi pemahaman Aqidah Akhlak bagi

siswa, yang sangat menetukan hasil belajar mereka.

i. Factor raw input, yakni fattor siswa itu sendiri dimana setiap siswa memiliki

kondsi yang berbeda-beda dalam hal kondisi Fisiologis dan psikologis.

11
RI.Departemen Agama ..Kurikulu MTS.Jakarta 2004: Hal22

21
ii.Factor inviron mental input,yakni factor lingkungan, baik itu lingkungan alami

ataupun lingkungan sosial.

iii. Factor instrumental input, yakni factor yang didalamnya terdiri dari

kurikulum,program atu bahan pengajaran,guru dan fasilitas yang mendukung

kegiatan pembelajaran12.Sesuai dengan judul skripsi ini,penulis tidakakan

membahas keseluruhan factor tersebut diatas,kecuali instrumental input saja,dan

itupun terfokus pada factor guru atau tenaga pengajar,karena masalah model

belajar kelompok sangat lengket dengan performance (tampilan) atau kompetensi

guru dalam menjalankan pembelajaran di depan siswa,khususnya cara mengajar

sehingga siswa akan mudah memahami materi pelajaran Aqidah Akhlak.

Secara konseptual terdapat sepuluh kompetensi guru yaitu:

1. Menguasa bidang studi dalam kurikulum sekolah dan bahan pengayaan sebagai

penunjang bidang studi.

2. Mengelola program belajar mengajar yang bermuatan hal-hal penting yaitu: (a)

Merumuskan tujuan intruksional. (b) Mengenal dan dapat menggunakan tujuan

intruksional dengan tepat. (c) Melaksanakan proses belajar belajar mengajar. (d)

Mengenal kemampuan siswa. (e) Merencanakan dan melaksanakan proses belajar

mengajar tuntas.

3. Peengelolaan kelas,yaitu menciptakan iklim belajar yang cukup menyenangkan

bagi siswa.

4. Menggunakan media pembelajaran,sepert buku,alat tulis,leptop,dan lain

sebagainya. Menguasai landasan-landasan kependidikan.

12
Abu Ahmadi. dan Prasetya,Joko Tri,Strategi Belajar Mengajar,Bandung 2005,Pustaka Setia;hal,103

22
5. Menguasai intraksi belajar-mengajar, seperti model belajar kelompok.

6. Menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

7. Mengenal fungsi program bimbingan dan penyuluhan di sekolah.

8. Mengenal dan menyelenggarakan admnistrasi sekolah,seperti recording

9. ( catat mencatat ) dan reporting ( pelaporan ).

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil peneltian pendidikan, guna

keperluan pengajaran13.

Dalam hubungan pembentukan tenaga professional kependidikan,termasuk

guru Aqidah Akhlak di tingkat MTs,kompetensi tersebut di atas akan merujuk

kepada suatu perbuatan atau performance yang bersifat rasional sesuai dengan

spesifikasi materi pelajaran. karena itu,factor-faktor yang mempengaruhi

pemahaman Aqidah Akhlak khususnya bagi siswa tingkat Madrasah Tsanawiyah

ialah:

1. Kurikulum Aqidah Akhlak yang telah memenuhi setandar kompetensi nasional.

2. Program atau bahan pengajaran,baik yang bersumber dari buku pegangan atau

buku pengayaan.

3. Sarana dan fasilitas,baik dari alat yang sederhana maupun alat yang lebih modern.

c.1. Pengertian Prestasi Belajar

Model pembelajaran adalah cara yang di gunakan guru dalam mengadakan

hubungan langsung dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar

mengajar, makin tepat metode yang di gunakan maka makin efektif pula

13
A.M. Sardiman. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta 2006;Rajawali Pers.hal163-181

23
pencapaian dari tujuan pembelajaran tersebut. Salah satu tujuan dari metode

pembelajaran adalah pencapaian prestasi belajar yang optimal.

Seperti yang kita ketahui semakin tepat metode yang kita gunakan maka hasil

yang akan dicapai oleh peserta didik kita akan semakin baik pula, dimana disini

kami sebagai seorang peneliti ingin mencoba menerapkan media dalam proses

pembelajaran, sehingga hasil yang akan dicapai oleh peserta didik akan semakin

baik pula. Dengan menggunakan media dalam proses pembelajaran akan

meningkatkan kualitas hasil belajar.

siswa dengan penggunan media bukan hanya membuat proses pembelajaran lebih

efisien, tetapi juga dapat membantu siswa menyerap materi belajar lebih

mendalam dan utuh. Bila hanya dengan mendengarkan informasi verbal dari guru

saja, siswa mungkin kurang memahami pelajaran secara baik. Tetapi jika hal itu

diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan atau mengalami

sendiri melalui media, maka pemahaman siswa pasti akan lebih oftimal.

Berdasarkan konsep para ahli pendidikan tentang prestasi di definisikan sebagai

suatu tindakan yang di hasilkan dengan melakukan suatu kegiatan pembelajaran

walaupun penuh dengan perjuangan dan berbagai tantangan yang harus di hadapi

untuk mencapainya dan hanya dengan keulatan dan optimisme dirilah yang dapat

membantu dalam mencapai prestasi belajar yang baik.

24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

Research) yang dilaksanakan di dalam kelas dengan tujuan memperbaiki atau

meningkatkan mutu praktik pembelajaran, berdasarkan pada prinsip Suhardjono

(2007:58) yang mencakup kegiatan perencanaan (Planning), tindakan (Action),

observasi (Observation), refleksi (Reflection) atau evaluasi.

Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang dalam bentuk siklus.


Penelitian ini dilakukan dengan cara berkolaborasi dengan guru-guru MTs
Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder. Penelitian tindakan ini
dilakukan melalui empat (4) tahap, yaitu: (1) tahap perencanaan (planing), (2)
tahap pelaksanaan (action), (3) tahap pengamatan (observasi), (4) tahap refleksi
(Reflection)14.
B. Persiapan Penelitian Tindakan Kelas dengan Model Siklus.

Siklus I

Siklus I dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,

dan refleksi sebagai berikut:

1. Tahap perencanaan (Planning)

Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini adalah

merencanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian.

Dalam kegiatan ini diharapkan pelaksanaan penelitian akan berjalan lancar dan

mencapai tujuan yang diinginkan. Kegiatan perencanaan ini meliputi:

14
H.Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima ,Bandung 2007 hal:5

25
(1) Mengidentifikasi masalah, (2) Menganalisis dan merumuskan masalah, (3)

Merancang model pembelajaran klasikal, (4) Mendiskusikan penerapan model

pembelajaran interaktif dan lain-lain.

2. Tahap Pelaksanaan (Action)

Pada tahap pelaksanaan penelitian ini, kegiatan yang dilakukan meliputi:

(1) Melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan RPP,

(2) Menerapkan model pembelajaran klasikal, (3) melakukan pengamatan

terhadap langkah-langkah kegiatan sesuai rencana, (4) memperhatikan alokasi

waktu yang sudah di tentukan dengan melihat banyaknya kegiatan yang di

lakukan.

3. Tahap pengamatan (Observasi)

Dalam tahap observasi ini meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: (1)

melakukan diskusi dengan guru setempat untuk melaksanakan rencana observasi,

(2) melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran yang di

lakukan oleh guru kelas, (3) mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi

saat penerapan model pembelajaran klasikal berlangsung.

4 . Tahap refleksi (Reflection )

Menurut Suhardjono Tahap refleksi adalah: merupakan langkah keempat

yang di lakukan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas15, Sedangkan

menurut Suharsimi Arikunto dkk mengatakan bahua tahap refleksi merupakan

15
H.Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima,Bandung 2007 hal:126.

26
kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi kekurangan dan

keunggulan dari model pembelajaran yang di laksanakan khususnya pada siswa16.

Siklus 2

Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua pun terdiri dari perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

1. Perencanaan (planning)

Tim peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi

pada siklus pertama.

2. Pelaksanaan (acting)

Guru melaksanakan pembelajaran tentang Membiasakan perilaku

terpuji.dengan model beajar kelompok berdasarkan rencana pembelajaran pada

siklus pertama.

3. Pengamatan (observation)

Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran

shalat jenazah dengan metode demonstrasi dan role playing.

4. Refleksi (reflekting)

Tim peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua dan

menganalisis serta membuat kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran

Membiasakan perilaku dengan model belajar kelompok pada siswa kelas VII

semester ganjil di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran 2021/2022.

16
Arikunto dkk Metode Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara Jakarta 2009 hal:133.

27
Siklus III

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri

dari rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif 3.

2. Tahap kegiatan dan pengamatan

Pada proses ini, mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan

revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak

terulang lagi pada siklus III. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan

dengan pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa

diberi tes formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan.

3. Refleksi

Pada tahap ini akan dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun

yang masih kurang, baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan model

belajar kelompok. Dari data-data yang telah diperoleh dapat duraikan sebagai

berikut:

a. Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran

dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi

persentase pelaksanaannya untuk masing-masing aspek cukup besar.

b. Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif selama proses

belajar berlangsung.

c. Kekurangan pada siklus-siklus sebelumnya sudah mengalami perbaikan dan

peningkatan sehingga menjadi lebih baik.

28
d. Hasil belajar siswa pada siklus III mencapai ketuntasan.

C.Subjek penelitian

a. C.Subyek penelitian

Sasaran yang dituju dalam peniltian ini adalah siswa/i kelas VII semester

ganjil (I). Di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong

Desa Bonder Tempat Penelitian MTs Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong

Desa Bonder Kecamatan Praya Barat.

D.Waktu Penelitian
Waktu penelitian di laksanakan mulai bulan ..... sampai dengan bulan ......

2021/22 pada semester ganjil (I), Tahun pelajaran 2021/2022.

Sebenarnya ada beberapa macam model penelitian tindakan kelas yang

dapat digunakan,Namun yang tampaknya tidak terlalu sulit untuk dilakukan oleh

guru di kelas adalah penelitian model Siklus.Model ini dikembangkan oleh

Kemmis dan Mc Tanggrat tahun 1988 dari Deakin University Australia17.

E. Sumber Data
Yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah subyek atau orang yang

akan memberikan data dan informasi tentang apa yang akan diteliti. Adapun

sumber data dalam mengumpulkan informasi, dalam penelitian ini dapat diperoleh

dari Kepala madarasah, Wakil Kepala madarasah, wali kelas, siswa siswi dan para

pihak lainnya.

17
H.Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima,Bandung 2007 hal:68.

29
F. Teknik dan alat pengumpulan data
Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh melalui
Observasi,Interviu,dan berbagai catatan-catatan yang diperlukan pada penelitian
ini yang berlokasi di MTs Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa
Bonder, yang kemudian data-data ini akan diolah dan dianalisa,kemudian
disimpulkan untuk menjawab permasalahan :
1. Observasi
Obsevasi adalah peneliti lansung sebagai guru dalam pelaksanaan

pembelajaran dengan Penerapan Model Belajar Kelompok dalam Meningkatkan

Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Ahlak Dengan materi ahlak terpuji Kelas

VII Semester I di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran 2021/2022.

G. Analisa Data
Analisa adalah kegiatan yang dilakukan untuk menelaah suatu objek,yang

kemudian di uraikan menjadi bagian-bagian,dan mencermati unsur-unsurnya.

Ketika unsur-unsur yang di uraikan tersebut sudah di temukan kesamaan

esensialnya dan kemudian dapat di satukan,maka upaya menyatukan itu disebut

sintesis18.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon

siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

18
Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima ,Bandung 2007 hal:134

30
pembelajaran. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase

keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar, peneliti menggunakan dua

variable yaitu: variable tindakan “penggunaan model belajar kelompok”, dan

variable harapan” meningkatnya prestasi belajar siswa”.

kemudian tekhnik yang digunakan dalam menganalisis data ini, dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir

pembelajaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu

a. Untuk menilai ulangan atau tes formatif

Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga

diperoleh rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Jumlah siswa yang tuntas : 14

Jumlah siswa yang belum tuntas :7

Klasikal : Belum tuntas

Dari rumusan di atas dapat dijelaskan bahwa, ada siswa yang sudah tuntas

secara individu, karena mereka memperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa

adalah 6,60, dan ketuntasan belajar mencapai 8,60 atau ada 14 siswa dari 21

siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus

pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang

31
memperoleh nilai 6,60 lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 8,60

b. Untuk ketuntasan belajar

Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994

(Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai

skor 65% atau nilai 65, dan secara kelasikal disebut tuntas belajar bila di kelas

tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari 65%. Untuk

menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

X =
X
N

Dengan : X = Nilai rata-rata

Σ X = Jumlah semua nilai siswa

Σ N = Jumlah siswa

P=
 Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
 Siswa

H. Indikator Kinerja
Adapaun indikator kinerja yang merupakan bagian dari tujuan penelitian

tindakan kelas, yaitu terjadinya beberapa indikasi sebagai berikut:

1. Meningkatknya mutu isi,masukan,proses,serta hasil pendidikan dan pembelajaran

di madarasah.

32
2. Guru dan tenaga kependidikan lainnya dapat mengatasi masalah pembelajaran dan

pendidikan di dalam kelas.

3. Meningkatnya sikap professional pendidik dan tenaga kependidikan.

4. Adanya peningkatan budaya akademik di lingkungan madarasah sehingga tercipta

sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran

secara berkelanjutan (sustainable), Suhardjono19.

I. Prosedur Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah yang dilaksanakan di

dalam kelas dengan tujuan memperbaiki atau meningkatkan mutu praktik

pembelajaran berdasarkan pada prinsip Suhardjono20. .Ciri atau karakteristik

utama dalam penelitian tindakan adalah adanya masalah yang akan di teliti untuk

dipecahkan harus selalu berangkat dari persoalan praktik pembelajaran yang

dilakukan oleh guru sehari-hari di dalam kelas21. Penelitian tidakan adalah satu

strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dalam bentuk

proses pengembangan invovatif. yang dicoba sambil jalan dalam mendeteksi dan

memecahkan masalah. Dalam prosesnya pihak-pihak yang terlibat dalam

kegiatan tersebut dapat saling mendukung satu sama lain.

Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik,peneliti harus

mengikuti langkah-langkah tertentu yang membimbing peneliti untuk melakukan

penelitian secara sistimatis.

Secara umum,syarat menjadi peneliti yang baik adalah sebagai berikut:

19
H.Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima,Bandung 2007 hal:13-14.
20
Ibid.Mohanat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima,Bandung 2007 hal:5
21
Ibid.Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima,Bandung 2007 hal:7

33
a. Inteligance,yaitu factor kecerdasan yang merupakan factor esensial yang

dimiliki oleh setiap manusia yang berakal. rasa ingin tahu yang sepesifik dan

mendalam pada suatu masalah

b. Interiset, yaitu Initiative: artinya tidak menunggu dalam melaksanakan sesuatu

yang sudah di rencanakan22.

J. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran

serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelajaran (RP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru

dalam mengajar. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indicator

pencapaian hasil belajar, tujuan pembelajaran, dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kegiatan Siswa

Lembar kegaian ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses

pengumpulan data hasil eksperimen.

4. Tes Formatif

Tes ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Tes

formatif ini diberikan setiap akhir pembelajaran. Bentuk soal yang diberikan

adalah pilihan ganda (Objektif).

22
Nurul Zuriah.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.jakarta 2009.hal 2

34
JADWAL OBSERVASI

Tabel 1

NO HARI/TGL KETERANGAN

1 Hari pertama - Survei lokasi penelitian

Tanggal ....../...../2021/2 - Ta’aruf

- Penyerahan surat izin penelitian

- Keakraban

2 Hari kedua - Permintaan data dalam bentuk dokumen


sekolah
Tanggal....../...../ 2021/2
- Wawancara guru bidang studi

- Wawancara siswa

3 Hari ketiga sampai - Penelitaian


selanjutnya

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk

mengumpulkan data dalam penelitian tindakan kelas ini, sebab banyak informasi

yang diperoleh peneliti melalui wawancara. Wawancara dilakukan peneliti untuk

memperoleh data sesuai dengan kenyataan pada saat melaksanakan penelitian.

Wawancara dalam penelitian ini ditujukan kepada guru dan siswa kelas VII MTs

35
Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Tahun Pelajaran

2021/2022.

3. Dokumentasi

Yang dimaksud dokumentasi disini adalah, daftar absensi siswa, media


pembelajaran, alat peraga, RPP, silabus,foto, dan lain-lain.

4. Tes Hasil Belajar

Tes tersebut digunakan untuk mengetahui tingakt Prestasi Belajar Mata

Pelajaran Aqidah Ahlak Dengan materi membiasakan ahlak terpuji Kelas VII

Semester I di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong

Desa Bonder Tahun Pelajaran 2021/2022 Tes tersebut disusun dalam bentuk

pilihan ganda yang akan disusun oleh peneliti bersama guru dengan mengacu pada

indikator yang telah disusun dalam RPP.

Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran

perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis

deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan

kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk

mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa, juga untuk memperoleh respon

siswa terhadap kegiata pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses

pembelajaran. Untuk mengalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan

siswa setelah proses belajar mengajar, peneliti menggunakan dua variable yaitu:

variable tindakan “penggunaan model belajar kelompok”, dan variable harapan”

meningkatnya prestasi belajar siswa”.

36
kemudian tekhnik yang digunakan dalam menganalisis data ini, dilakukan

dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir

pembelajaran.

K. Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil (I) tahun pelajaran Tahun

Pelajaran 2021/2022, selambat-lambatnya mulai bulan ...... sampai dengan Bulan

....... 2022 pada Semester Ganjil (I), Tahun pelajaran 2021/2022 dan rencana

berlangsung selama 3 bulan secara berkesinambungan. Dengan agenda kegiatan

sebagai berikut:

Tabel 2

No Tanggal Pertemuan Tahap Kegiatan Keterangan

1 .............,.......202 Siklus 1:
Tahap Perencanaan (Planning)
2 .............,.......202 Tahap Melakukan Tindakan
(Action)
3 .............,.......202 Tahap Mengamati
( Observation )
4 .............,.......202 Tahap Refleksi (Reflection

37
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Paparan data dan temuan

1. Gambaran Umum Lokasin Penelitian


a.1. Sejarah Berdirinya MTs Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa

Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.

Secara historis MTs Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa

Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah berdiri pada Tahun

1983 dengan nomor Statistik Madrasah (NSM): 121252020037, nomor NPSN:

69727699. Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah terletak di

Dusun Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok

Tengah, yang merupakan Lembaga Pendidikan menengah pertama yang ada di

wilayah selatan Lombok tengah, sejak awal kiprahnya menjadi pusat penyebaran

da’wah Islam, di Lombok Tengah bagian selatan. Salah satu capaian madasah ini

adalah tenaga pendidik yang dimiliki rata- rata dengan kualifikasi pendidikan

Strata 1, bahkan 5 orang tenaga pengajarnya sudah S2. Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah dalam sejarah perkembangannya pertama kali

didirikan dipimpin oleh al-Mukrarrom Ustadz Haji Lalu Adrifai, yang dilanjutkan

oleh al-Ustadz, Drs Abdul Hakim, MH, dan untuk masa sekarang ini Kepala

Madarasahnya adalah Bapak Saefullah, S.IP. Adapun letak geografis Madrasah

Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder

Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah ialah sebagai berikut:

38
Sebelah barat : Pemukiman warga Dusun Sangkong

Sebelah timur : Rumah warga Desa Bonder dan areal pertanian

Sebelah utara : Jalan lintas desa Bonder dengan Desa Tanak Rarang, dan

Desa Pandan Indah Kec. Praya Barat Daya.

Sebelah selatan : Lahan sawah warga Desa Bonder.

b.Keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah.

Keberadaan guru sebagai pengajar, sekaligus pendidik memiliki

signifikansi terhadap ketercapaian hasil kegiatan pembelajaran yang optimal.

Tercapainya tujuan pendidikan dan pembelajaran sangat ditentukan oleh

kompetensi guru itu sendiri. Dengan demikian eksistensi dan kemampuan guru

sebagai pendidik, pengajar, motivator, dan fasilitator dalam pembelajaran, akan

menjadi penentu maju dan stagnannya suatu lembaga. Begitu juga dengan guru

Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder

Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, yang mana kompetensi yang

dimilikinya sangat mempengaruhi tercapainya tujuan dan output pembelajaran.

Berdasarkan data statistik guru Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan

Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah, kemampuan guru cukup memadai sehingga kegiatan

pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan visi lembaga maupun pendidikan

nasional pada umumnya. Lebih detilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3

39
Keadaan guru Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah

Tahun Pelajaran 2020- 2021

NO Nama Guru Pendidikan L/P Bidang Tugas

Terahir

1 Saefullah, S.IP S1 L Kamad

2 Drs. Syahiduddin S1 L Waka Sarpras

3 Sahabudin, S.Ag S1 L Waka Humas

4 Akmal, M.PdI S2 L Waka Kesiswaan

5 Samwil, S.PdI S1 L Waka Kurikulum

6 A. L. Adrifai S1 L Mulok

7 Abdul Wahab, BA D3 L Mulok

8 Hj. Kurniatillah, S.Ag S1 P Fiqh

9 Hj. Nurhayati, S.Ag S1 P Bhs Arab

10 Shahibin, S.Pd S1 L Seni Budaya

11 Naharuddin, SE S1 L IPS Ekonomi

12 Sri Ratna Muslihani, S.PdI S1 P Bhs Arab

13 Rosita Purwanti, S.PdI S1 P Qur an Hadist

14 Heni Husnita Dewi, S.PdI S1 P IPS Geografi

15 L.Sunardi, S.Ag S1 L Fiqh

16 Mahbub Junaidi, S.PdI S1 L IPS Sejarah

17 Isti’anah, S.SI S1 P IPA

40
18 Siti Maryam, S.PdI S1 P Akidah Ahlak

19 Ida Royani, S.PdI S1 P SKI

20 Salamul Hadi, S.PdI S1 L Akidah Ahlak

21 Laela Wardatul ‘Azizah, M.Pd S2 P Mate matika

22 Bq. Eliyatul Masruroh, M.PdI S2 P SKI

23 Putra Madona, S.Pd S1 L Penjaskes

24 Junaidi, SH S1 L PKWN

25 Ahmad Gazhali, S.Pd S1 L Matematika

26 Mustanah, S,Pd S1 P Bahasa Indonesia

27 Bq. Siti Nurlaela, S.Pd S1 P Bahasa Indonesia

28 Najwa Nursyam, S.Pd S1 P Matematika

29 Uswatun Hasanah, S.Pd S1 P Matematika

30 Fahrurrazi, S.Pd S1 L Bahasa Indonesia

31 L.Saeful Bahtiar, S.PdI S1 L Seni budaya

32 Bq. Suryatni, S.PdI S1 Bahasa Inggris

33 Habiburrahman, S.Com S1 L TIK

34 Sri Widiati, M.Pd S2 P Mulok

35 M. Nazhim, M.Pd S2 L IPA

36 Muslim, S.Pd S1 L Bahasa Inggris

37 Zarkasi As’ad, S.Pd S1 L Bahasa Indonesia

38 Bq. Sri Ariyati, SE. S1 P Tata Usaha

39 Ariadi Amran, S.Pd S1 L Penjaskes

41
(Sumber : Dokumentasi Data Statistik keadaan Guru Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan

Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Dikutip Tanggal, 22, Okt, 2021)

c. Keadaan Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah

Kaitannya dengan keadaan peserta didik Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan

Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, yang merupakan salah satu

komponen utama pada suatu lembaga pendidikan. Dan siswa- siswi

menjadi audiens dalam kegiatan pembelajaran, yang tidak ternafikan lagi

siswa-siswi menjadi parameter maju dan mundurnya lembaga pendidikan.

Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan yang bernaung pada Yayasan

Pondok Pesantren Al- Manshuriyah Sangkong merupakan salah satu

madrasah yang menjadi tujuan prioritas lanjutan bagi sebagian besar

masyarakat kawasan selatan, karena memang sementara ini sudah

dikegorikan maju, bahkan untuk Madrasah Tsanawiyah lain yang

berdomisili di 2 kecamatan yakni Praya Barat dan Praya Barat Daya ber

KKM di MTs Ta’limusshibyan.

Keadaan Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini

42
Tabel 4

Keadaan Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah

Tahun Pelajaran 2021/2020

No Jumlah Rombongan Jenis Kelamin Jumlah

(Kelas)
Pria Wanita

1 2 3 4 5

1 VII 44 50 94

VIII 55 45 100

IX 58 50 108

Total Jumlah siswa/i 302

(Sumber : Dokumentasi Data Siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan

Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Dikutip Tanggal, 22, Okt, 2021)

43
d. Keadaan Sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah.

Sarana dan prasarana adalah hal yang niscya pada setiap Lembaga pendidikan

Islam, terutama dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, diharapakan adanya

ekuivalen keseimbangan antara jumlah siswa/i dengan ketersediaan sarana

pendukung lembaga Madarasah yang ada, karena memang salah satu komponen

penting pendidikan formal adalah fasailitas atau sarana prasarana.

Dengan ketersediaan sarana prasarana yang memadai akan menunjang kelancaran

dan kenyamanan kegitatan pembelajaran yang efektiv dan efesien. Artinya bahwa

semua sarana yang tersedia dihajatkan pemamfaatannya tepat guna sesuai dengan

kebutuhan, situasi dan kondisi yang ada di Madrasah.

Adapun keadaan Sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah, lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini sebagai

berikut :

44
Tabel 5

Keadaan Sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2021/2022

NO Nama Sarana Jumlah Kondisi

1 Ruang belajar 14 Baik

2 Ruang Kepala Madrasah 1 Baik

3 Ruang Waka 1 Baik

4 Ruang Penjaga 1 Baik

5 Kantor Madrasah 1 Baik

6 WC 3 Baik

7 Bangku siswa/i 308 Baik

8 Komputer/Laptop 7 Unit Baik

9 LCD 2 Baik

10 Meja Guru 23 Baik

11 Kursi Guru 14 Baik

12 Papan Tulis White board 14 Baik

13 Lemari Administrasi 1 Baik

14 Rak Buku 3 Baik

15 Ruang Perpustakaan 1 Baik

(Sumber : Dokumentasi Data Sarana prasarana Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan

Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Dikutip Tanggal, 22, Okt, 2021)

45
e. Struktur Organisasi Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah

Memperhatikan keberadaan sebuah lembaga pendidikan baik Formal

maupun nonformal, terlepas dari tingkat satuan pendidikan yang dikelola,

maka struktur organisasi sangat penting artinya. Begitu juga dengan

Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa

Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah, sebagai

sebuah lembaga formal maka struktur organisasi menjadi kebutuhan mutlak

yang tidak ternafikan lagi peran dan fungsinya. Yang mana dengan struktur

itu menjadi acuan sistim pelaksanaan semua kegiatan, koordinasi,

pembagian tugas dan wewenang dalam pelaksanaan fungsi kelembagaan.

Selain itu struktur organisasi Madrasah dapat memberikan gambaran

tentang arah kebijakan masing- masing komponen yang ada sehingga

pencapaian visi suatu lembaga serta tujuan pendidikan yang telah di

tetapkan bisa terwujud secara maksimal.

Adapun tugas- tugas masing komponen yang ada dalam struktur organisasi

Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa

Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah adalah

sebagai berikut :

46
- -
Komite Kepala Madrasah
Madrasah
Saefullah, S.IP Tata Usaha
Ust. Abdul
Wahab Sri Ariyati, SE

Waka Waka Waka Waka


Humas Kurikulum Kesiswaan
Sarpras
Sahabuddin Samwil, Akmal,
Drs
Syahiduddin , S.Ag S.PdI M.Pd

Guru Bidang Studi

Siswa/i

Keterangan : Garis Komando

Garis Koordinasi

(Sumber : Dokumentasi Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah, Dikutip Tanggal, 22, Okt, 2021)

47
2. Penerapan Model Belajar Kelompok Dalam Meningkatkan Prestasi

Belajar Siswa Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas VII Semester I di MTs.

Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder

Istilah belajar sudah terlalu akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Belajar,

merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia,

dan berlangsung seumur hidup. Belajar merupakan usaha yang dilakukan

seseorang melalui intraksi dengan lingkunganya untuk merubah prilakukanya.

Dengan demikian, hasil dari kegiatan belajar adalah berupa perubahan prilaku

yang relatif permanen pada diri orang yang belajar23.

Apabila proses belajar itu diselengarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak

lain di makasudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri siswa secara

terencana, baik dalam aspek pengetahuan, ketermpilan maupun sikap. interaksi

terjadi selama peroses belajar tersebut dipengaruhi oleh lingkungan yang antara

lain terdiri atas, murid, guru, petugas perpustakan, kepala sekolah, bahan atau

materi pelajaran (buku, majalah, rekaman vidio atau audio dan yang sejenisnya).

Hal yang perlu diperhatikan adalah, agar bisa terjadi kegiatan belajar pada siswa,

maka siswa harus secara aktif melakukan intraksi dengan berbagai sumber belajar.

Perubahaan prilaku sebagai hasil belajar hanya mungkin terjadi jika hanya ada

interaksi antara siswa dengan sumber-sumber belajar dan inilah yang seharusnya

diusahakan oleh semua guru sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung

dengan baik dan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Perkembangan Ilmu

Pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaruan dalam

23
Hamalik.2008 . Proses Belajar Mengajar . Jakarta : Sinar Grafika

48
pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut

mengunakan alat-alat yang dapat disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup

kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntunan

zaman. Guru sekurang kurangnya dapat menggunakna alat yang murah dan efisien

yang maskipun sederhana dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya

mencapai tujuan pengajaran yang diharapakan dalam proses pembelajaraan

Peran sebagai seorang guru adalah menyedikan, menunjukkan, membimbing dan

memotivasi siswa agar mereka dapat berintraksi dengan berbagai sumber belajar

yang ada. Wujud intraksi antara siswa dengan sumber belajar dapat bermacam-

macam. Cara belajar dengan mendengarkan ceramah dari guru memang

merupakan salah satu wujud intraksi tersebut. Namun belajar hanya dengan

mendengarkanya saja, patut kita ragukan efektifitasnya karena faktanya dapat kita

lihat pada saat proses belajar berlangsung. Belajar hanya akan efktif jika

seseorang belajar diberikan banyak kesempatan untuk melakkukan sesuatu,

melalui pendekatan atau model pembelajaran yang relepan dengan bidang studi

serta tema pembelajaran.

Sehingga berdasarkan difinisi tentang belajar dan pembelajaran diatas, dapat

disimpulkan bahwa dimana belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh

seseorang untuk merubah tinggkah lakunya baik pada tinggkat pengetahuan,

keterampilan atau sikap yang dialaminya melalui intraksi dengan lingkunganya.

Implementasi model belajar kelompok dalam pembelajaran bidang studi Akidah

Ahlak Kelas VII Semester I di MTs. Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong

Desa Bonder tidak lain merupakan bagian dari ikhtiar dalam melaksanakan

49
amanah sebagai pendidik, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan prestasi

belajar peserta didik. Di satu sisi model belajar kelompok adalah salah satu faktor

yang memicu berhasil dan tidaknya proses pembelajaran yang dilakukan, karena

dalam proses pembelajaran penerapan model belajar tentu akan memiliki

pengaruh terhadap capaian yang telah dirumuskan. Penerapan model belajar

seyogianya diharapakan berdampak pada output belajar yang baik, termasuk

model belajar kelompok pada kegiatan pembelajaran bidang studi akidah ahlak.

Menurut Siti Maryam, S.PdI (Guru bidang studi Akidah Ahlak MTs.

Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong) mengatakan bahwa penerapan model

belajar kelompok sangat besar manfaatnya dalam melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas, sebab model belajar kelompok dapat memacu semangat

peserta didik belajar, baik dalam bertanya, menjawab, maupun dalam

melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru di madrasah. Kecuali itu

penggunaan model belajar kelompok karena mempertimbangkan faktor dari

peserta didik itu sendiri, yang memiliki perbedaan, terutama dari segi kemampuan

menerima dan memahami materi pembelajaran baik yang berupa fakta, konsep,

prosedur maupun nilai.(Wawancara tanggal ,5, November, 2021)

Model pembelajaran merupakan gambaran keseluruhan kegiatan Guru dan peserta

didik dari awal sampai akhir. Jadi model pembelajaran adalah cara, pola, maupun

contoh yang memiliki tujuan menyajikan pesan kepada peserta didik yang harus

diketahui, dimengerti, serta dipahami yaitu melalui cara membuat contoh atau

pola dengan bahan-bahan yang dipilih oleh seorang pendidik sesuai dengan materi

50
yang diberikan serta kondisi di dalam kelas24. Model pembelajaran merupakan

salah satu komponen utama dalam menciptakan pembelajaran dengan suasana

yang aktif, menyenangkan, serta inovatif. Model pembelajaran yang menarik serta

variatif akan berimplikasi pada motivasi serta minat peserta didik. Model

pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran ini merupakan model belajar

kelompok

a.2. Model Belajar Kelompok


Kelas merupakan satu kesatuan individu peserta didik yang mana

disamping memiliki kemampuan yang varian, mereka juga memiliki

potensi sosial (Hidup berkelompok). Atas dasar itu, guru dapat

memanfaatkan potensi tersebut untuk kegiatan pembelajaran dengan

model belajar kelompok,yakni mengelola kelas sebagai kesatuan yang

dibagi menjadi kelompok- kelompok kecil.

Kelompok dibuat berdasarkan pertimbangan- pertimbangan, setidaknya

ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan seperti kemampuan, minat

belajar, jenis kelamin, jenis tugas pembelajaran, dan domisili peserta didik

hanya saja secara sfesifik pertimbangan pembentukan kelompok akan

bergantung pada materi pembelajaran, seperti bidang studi fiqh sebaiknya

kelompok berdasarkan jenis kelamin ketika materi bahasannya masalah

kewanitaan. Dan dilihat dari prosesnya ada dua type kelompok belajar ada

long time learning group dan sort time learning group 25

24
Dedi Wahyudi, Lilis Marwiyanti Intitut Agama Islam Negeri Metro, Indonesia email:
podoluhur91@gmail.com, lilismarwiyanti97@gmail.com
25
Munzier.S. MA. & Heri Noer Aly, MA Metodologi pengajaran Agama Islam. Amissco JKT 2003

51
a). Long time learning group (Kelompok belajar jangka panjang): artinya kegiatan

belajar kelompok jangka waktunya bersifat insidental (seketika dalam artian disaat

ada tugas dari guru).

b). Sort time learning group ( Kelompok belajar jangka panjang): artinya kegiatan

belajar dalam kelompok tidak bersifat insidental, tetapi berlansung untuk tengang

waktu tertentu sesuai dengan materi pembelajaran atau tugas yang akan

diselesaikan.

Untuk mencapai hasil pembelajaran yang baik dengan penerapan model belajar

kelompok ada beberapa hal yang hendaknya diperhatikan oleh guru, yaitu:

1). Perlu adanya motivasi yang kuat untuk belajar, pada setiap anggota.

Kondusifitas yang menyenangkan antar anggota jadi penentu berhasil tidaknya

kegiatan belajar kelompok.

2). Suatu masalah dapat merupakan hal bersama yang dicarikan why out (Jalan

keluarnya) atau dapat juga persoalannya di bagi- bagi untuk dikerjakan secara

individu, yang hasilnya kemudian disebarkan pada anggota kelompok.26

b.2. Hambatan- hambatan penerapan model belajar kelompok dalam

meningkatkan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Aqidah Ahlak Dengan

materi ahlak terpuji Kelas VII Semester I di Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya

Barat, Kabupaten Lombok Tengah

Setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan pada suatu lembaga pendidikan

pastinya dihadapkan pada persoalan, dus sine dus solane (Kondisi seharusnya

26
Ibid,hal. 180.

52
tidak sesuai kenyataan), maka begitu juga halnya dalam penerapan model belajar

kelompok pelajaran akidah ahlak Kelas VII Semester I di Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder Kecamatan Praya

Barat, Kabupaten Lombok Tengah.

Adapun kendala atau hambatan yang dihadapi dalam penerapan model belajar

kelompok pelajaran akidah ahlak Kelas VII Semester I di Madrasah Tsanawiyah

Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong sesuai dengan hasil wawancara

peneliti sebagai berikut :

a). Masih rendahnya kemampuan literasi baca tulis al-Qur an.

Lemahnya kemampuan literasi baca tulis al-Qur an siswa/i menjadi pemicu

kurang siapnya peserta didik menerima materi pembelajaran. Ketidak siapan

siswa/i tersebut menjadi kendala yang dihadapi oleh guru pelajaran akidah ahlak

untuk menerapkan model belajar kelompok, yang pembentukan kelompoknya

berdasarkan kemampuan, dan minat peserta didik. Persoalan tersebut terindikasi

dari sikap siswa/i yang acuh, bahkan untuk mempersiapkan alat dan bahan belajar

mereka, seperti buku paket, buku tulis, menghapus white board ketika proses

pembelajaran bidang studi akidah ahlak di kelas (Ust. Abdul Wahab, BA.

Wawancara, tanggal, 6 November, 2021)

b). Minimnya sumber belajar

Masih kurangnya sumber belajar menjadi salah satu kendala yang dihadapi oleh

guru pelajaran akidah ahlak dalam menerapkan model belajar kelompok di

madrasah. Salah satu indikator minimnya sumber belajar terlihat dari sedikitnya

koleksi buku pelajaran pegangan bagi siswa/i, dan buku LKS, serta buku bacaan

53
pendukung pelajaran akidah ahlak, artinya yang tersedia tidak sebanding dengan

jumlah siswa/i. Dan kendala tersebut tentu akan berdampak pada capaian

pemahaman siswa/i pada materi pelajaran akidah ahlak, sebab siswa/i tidak

memiliki buku paket untuk belajar secara maksimal baik di madrasah maupun di

rumah. Lebih jauh dijelaskan bahwa kurangnya sumber belajar menjadi hambatan

pelik dalam kegiatan pembelajaran, karena sumber belajar adalah hal yang utama

bagi siswa/i dalam upaya peningkatan wawasan dan ilmu pengetahuan mereka.

(Wawancara, tanggal, 7, November, 2021)

c.2. Problem solving atau solusi yang diupayakan dalam mengatasi kendala-

kendala penerapan model belajar kelompok peljaran akidah ahlak Kelas VII

Semester I di MTs, Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong Tahun

Pelajaran 2021/2022.

Sesuai dengan hasil observasi yang kemudian dilanjutkan dengan wawancara

peneliti dengan guru bidang studi akidah ahlak di MTs, Ta’limusshibyan al-

Manshuriyah Sangkong Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat, Kabupaten

Lombok Tengah, Bahwa berbagai upaya dilakukan untuk mengatasi kendala

penerapan model pembelajaran yang dihadapi. Ikhtiar yang dilakukan tidak hanya

bersifat sementara tetapi dilakukan secara berkesinambungan, dan berkelanjutan

sehingga guru yang kapasitasnya sebagai pendidik tidak hanya sebatas transper of

knowledge (mengajar) tetapi yang utama membimbing, mengarahkan, menjadi

fasilitator, mediator bagi peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, dengan

menerapkan berbagai metode, model sehingga hasil yang dicapai tidak hanya

kecerdasan intelektual, tetapi diharapkan adanya perubahan sikap dan prilaku,

54
serta skill thingking (keterampilan berpikir) generasi abad 21 era tehnology 4.0

(four zero) pada diri siswa/i setelah kegiatan pembelajaran.

Adapun solusi atau upaya yang dilakukan dalam mengatasi kendala penerapan

model pembelajaran belajar kelompok bidang studi akidah ahlak di MTs,

Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder, Kecamatan Praya

Barat, Kabupaten Lombok Tengah adalah sebagai berikut :

1). Meningkatkan kemampuan literasi baca tulis al-Qur an peserta didik

Upaya peningkatan kemampuan literasi baca tulis al-Qur an siswa/i merupakan

suatu ikhtiar dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh Guru dalam kegiatan

pembelajaran bidang studi akidah ahlak, dengan mengintensifkan kegiatan belajar

baca tulis al-Qur an setiap pagi sebelum jam masuk kelas, dengan pola tutor

teman sebaya ataupun kakak kelas.

2). Meningkatkan kesiapan siswa/i dalam belajar.

Kesiapan belajar peserta didik merupakan faktor yang bersentuhan dengan

physikis, sehingga itulah pentingnya apersefsi dalam setiap kegiatan awal

pembelajaran, dimana guru hendaknya mengkondisikan peserta didik atau kelas

semaksimal mungkin sehingga kesiapan belajar mereka benar- benar telah

kondusif, seperti memeriksa kelengkapan bahan dan alat belajar siswa/i baik alat

tulis buku pelajaran, yang mana dengan hal itu kesiapan mental siswa/i

melaksanakan kegiatan pembelajaran bidang studi akidah ahlak berjalan lancar

dan kondusif .

3). Meningkatkan sumber belajar siswa/i

55
Upaya peningkatan sumber belajar merupakan keniscayaan untuk mengatasi

hambatan kegiatan pembelajaran, terutama kaitannya dengan penerapan model

belajar kelomok terhadap peserta didik, Pembelajaran bidang studi akidah ahlak

di MTs, Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder, sebab sumber

belajar adalah kebutuhan utama bagi siswa/i supaya rajin belajar, serta intensitas

membacanya bisa maksimal. Adapaun peningkatan sumber belajar dilakukan

dengan pengadaan buku- buku paket pelajaran, LKS, buku bacaan rumpun

pelajaran agama Islam, majalah, serta buku bacaan refrensi lainnya. (Ust. Abdul

Wahab, BA. Wawancara, tanggal, 8, November, 2021)

4). Meningkatkan motivasi belajar

Motivasi merupakan hal yang urgen dalam pembelajaran, motivasi sebagai

dorongan belajar dapat dikatakan pijakan pertama peserta didik untuk belajar,

yang mana motivasi itu ada dua factor, yaitu: faktor dari dalam diri siswa/i, dan

faktor luar (lingkungan pendidikan, keluarga dan lainnya). Dan yang ingin peneliti

kemukakan disini adalah faktor guru yang termasuk bagian dari lingkungan

pendidikan sebagai mana hasil wawancara sebagai berikut :

Langkah- langkah memotivasi belajar peserta didik antara lain yaitu :

a). Dorong siswa untuk berpikir tentang materi pelajaran dengan cara yang akan

membantu mereka mengingatnya. Contoh ketika mengenalkan konsep sifat jaiz

bagi Allah s.w.t., minta siswa untuk memberikan banyak contoh.

b). . Bantu siswa mengindentifikasi hal-hal yang paling penting bagi mereka

untuk dipelajari. Contoh berikan pertanyaan kepada siswa yang harus mereka

coba jawab sementara mereka membaca buku teks. Masukkan pertanyaan yang

56
meminta mereka menerapkan apa yang mereka baca dalam kehidupan mereka

sendiri.

c). Berikan pengalaman yang akan membantu siswa memahami tema atau topik

yang mereka pelajari., bagilah siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk

membahas tema- tema yang diyakini tidak boleh tidak untuk dipahami.

d). Kaitkan ide-ide baru dengan hal-hal yang telah diketahui dan diyakini siswa

tentang keimanan. (Ustazah. Siti Maryam, S.PdI. Wawancara, tanggal, 8,

November, 2021)

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan, bahwa pembelajaran dengan

pola studen centered (berpusat pada siswa/i), dapat menjadikan peserta didik lebih

termotivasi dalam belajar karena mereka diberikan ruang gerak untuk

menuangkan ide dan pikiran dalam pembelajaran bidang studi akidah ahlak di

kelas atau di Madrasah, artinya akan berbeda kalau pembelajaran masih dengan

cara klasik atau pola lama, pembelajaran terpusat pada guru. (Observasi, tanggal,

, November, 2021)

Jadi dapat disimpulkan bahwa upaya yang dilakukan dalam mengatasi beberapa

kendala yang ditemui adalah dengan cara memacu kemampuan literasi baca tulis

al-Qur an siswa/i, meningkatkan kesiapan belajar, meningkatkan sumber belajar,

dan meningkatkan motivasi peserta didik.

Upaya ini sangat membantu guru sebagai subyek pendidikan, dan bermanfaat bagi

siswa/i yang tiada lain merupakan obyek pendidikan, sehingga dengan

meningkatnya kemampuan literasi baca tulis al-Qur an sekaligus berdampak pada

kesiapan belajar peserta didik, motivasi belajar siswa/i yang tinggi, di dukung

57
dengan sumber belajar yang memadai sangat memungkinkan berbagai kendala

yang dihadapi dalam penerapan model belajar kelompok pembelajaran bidang

studi akidah ahlak Kelas VII/Semester I di MTs, Ta’limusshibyan al-Manshuriyah

Sangkong Desa Bonder, bisa diatasi dengan baik sebagaimana yang diharapkan.

58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus,

dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menerapkan model belajar kelompok memiliki

dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan

peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (68,18%),

siklus II (77,27%), siklus III (86,36%).

2. Penerapan model belajar kelompok mempunyai pengaruh positif, yaitu

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil

wawancara dengan beberapa guru, rata-rata jawaban guru menyatakan bahwa

siswa tertarik dan berminat dengan penerapan model belajar kelompok, sehingga

mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

3. Kendala- kendala penerapan model belajar kelompok dalam pembelajaran

bidang studi akidah ahlak Kelas VII/Semester 1 di MTs, Ta’limusshibyan

al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder, Kecamatan Praya Barat,

Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah kurangnya

kemampuan literasi baca tulis al-Qur an siswa/i yang kemudian berdampak

pada kesiapan siswa/i untuk belajar, dan masih minimnya sumber belajar

seperti buku pelajaran pegangan siswa/i, LKS dan buku bacaan lainnya,

59
yang pada gilirannya berpengaruh pada kedisiplinan siswa/i untuk

mengerjakan resitasi atau tugas yang diberikan guru.

4. Solusi atau upaya yang dilakukan guna mengatasi kendala- kendala penerapan

model belajar kelompok dalam pembelajaran bidang studi akidah ahlak Kelas

VII/Semester 1 di MTs, Ta’limusshibyan al-Manshuriyah Sangkong Desa Bonder,

Kecamatan Praya Barat, Kabupaten Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2021/2022

yakni dilakukan dengan cara meningkatkan kemampuan literasi baca tulis al-Qur

an siswa/i, meningkatkan kesiapan siswa/i untuk belajar, dan peningkatan sumber

belajar, serta mengoftimalkan motivasi belajar peserta didik, sehingga dengan

upaya itu dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh dan dari uraian sebelumnya, agar

proses belajar mengajar Aqidah Akhlak lebih efektif dan lebih memberikan hasil

yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut:

1. Untuk melaksanakan model belajar kelompok memerlukan persiapan

yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik

yang benar-benar bisa diterapkan dengan model belajar kelompok dalam proses

belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal.

2. Dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih

sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf

yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru,

memperoleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu

memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya.

60
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya

dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Ta’limusshibyan Al-Manshuriyah Sangkong

Desa Bonder Tahun Pelajaran 2021/2022.

61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto dkk Metode Penelitian Tindakan Kelas,Bumi Aksara Jakarta 2009

A.M.Sardiman. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta 2006

Ahmadi.Abu dan Prasetya,Joko Tri,Strategi Belajar Mengajar, Pustaka Setia

Bandung 2005

A.M. Sardiman. Intraksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta 2006;Rajawali

Pers.

B.Muthalib.Metodologi Pengajaran,Nasco.IKIP Jakarta.1978,Hal

Jurnal Model Pembelajaran

Dedi Wahyudi, Lilis MarwiyantiIntitut Agama Islam Negeri Metro,

Indonesiaemail: podoluhur91@gmail.com, lilismarwiyanti97@gmail.com. Jurnal

Penerapan Model Pembelajaran Inside Outside Circle Dalam Mata Pelajaran

Akidah Akhlak

Jum Anidar Email: jumanidar@gmail.com UIN Imam Bonjol Padang Jurnal

Teori Belajar Menurut Aliran Kognitif Serta Implikasinya Dalam Pembelajaran

Mohamat Asrori. penelitian tindakan kelas CV Wacana Prima ,Bandung 2007

Munzier.S. MA. & Heri Noer Aly, MA Metodologi pengajaran Agama Islam. Amissco JKT

2003

Nurul Zuriah.Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan.jakarta 2009

RI.Departemen Agama ..Kurikulu MTS.Jakarta 2004

RI.Departemen Agama.Al-Qur’an dan terjemahnnya.Jakarta 1989.

Sumiati dan Asra.Metodologi Pembelajaran.SV,Wasan Prima,Bandung,cet

II,2008

62
Sumiati dan Asra.Metodologi Pembelajaran.SV,Wasan Prima,Bandung,cet

II,2008

Syaiful Bahri Djamarah dkk.Strategi Belajar Mengajar,PT.Reneka Cipta,Jakarta

2002

Sembodo Ardi Widodo,Kajian Filosopis Pendidikan Barat dan Islam.Jakarta

2008.

Suprijono. Cooperatif Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM .Surabaya :Pustaka


Pelajar. 2010.

63

Anda mungkin juga menyukai