1. PENGERTIAN KHAWARIJ
Qadariyah berasal dari bahasa Arab, yaitu kata qadara ( )قدرyang artinya kemampuan ()استطاع
dan kekuatan (ويB)ق.[18] Nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
qudrah atau kemampuan untuk melakukan kehendaknya, Dalam istilah Inggrisnya, paham ini
dikenal dengan nama free will dan free act (manusia bebas berkeinginan dan berkehendak)
Mereka orang –orang yang memiliki faham Qadariyah menafikan Taqdir mereka
berpendapat bahwa Rukun Iman ada 5, Taqdir tidak termasuk Rukun Iman.
3. PENGERTIAN MU’TAZILAH
Mu'tazilah berasal dari kata i'tizal yang bearti memisahkan diri, asl usulnya
nama ini diberikan oleh orang dari luar yang namanya, Washil bin Atha'karna
tidak sependapat dan memisahkan diri dari gurunya, Hasan al-Bashri kemudian
disetujui oleh pengikut Mu'tazilah dan digunakan sebagai nama dari bagi aliran
teologi mereka. Sejarah munculnya aliran mu'tazilah oleh para kelompok
pemuja dan aliran mu'tazilah tersebut muncul di kota Bashrah (Iraq) abad 2
Hijriyah, tahun 105 -- 110 H, masa pemerintahan khalifah Abdul Malik Bin
Marwan dan khalifah Hisyam Bin Abdul Malik. Pelopornya penduduk Bashrah
mantan murid Al-Hasan Al-Bashri yang bernama Washil bin Atha'
AlMakhzumi Al-Ghozzal ini adalah,. Jika Tuhan dikatakan Maha Mengetahui
maka itu bukan sifat-Nya tapi Dzat-Nya.
suatu kali Hasan Al-Bashri menjelaskan pokok-pokok ajaran Khawarij yang memfatwakan
bahwa pelaku dosa besar dihukum kafir. Hasan Al-Bashri mengomentari bahwa pelaku dosa
besar tidak bisa digolongkan sebagai orang kafir, tetapi masin berstatus mukmin sepanjang ia
beriman. Lantas, Washil bin Atha' berkomentar atas pendapat Hasan Al-Bashri dengan
menyatakan bahwa pelaku dosa besar tidak dapat dikategorikan mukmin, tidak bisa juga
dianggap kafir. Kedudukan pelaku dosa besar, menurut Washil bin Atha', di antara 2 posisi
(al-manzilatu baina manzilatain)
Dalam bahasa Arab, "mu'tazilah" artinya (keadaan) memisahkan diri. Pada kasus ini,
penyematan nama Mu'tazilah berasal dari kejadian ketika Washil bin Atha' memisahkan diri
dari golongan Hasan Al-Bahsri.
Kelebihannya
Materi yang disajikan lebih efektif dan lebih efisien sehingga menambah ilmu
pengetahuan baru serta mempermudah peserta didik dalam memahami dan
menghayati Asmaul Husna.
Kekurangannya.
Materi yang sajikan terlalu banyak serta masih ditemukan bahasa yang sederhana dan
kata-kata yang kurang dipahami