Anda di halaman 1dari 4

PENDALAMAN MATERI

(Lembar Kerja Resume Modul)

A. Judul Modul : Akidah Islam


B. Kegiatan Belajar : KB 2 Iman Kepada Malaikat dan Hari Akhir
C. Refleksi

NO BUTIR REFLEKSI RESPON/JAWABAN

Kontekstualisasi
Iman kepada
Iman kepada Malaikat Iman kepada Hari Akhir Hari Akhir
dengan
Moderasi
Beragama

o Pengertian Malaikat o Pengertian Iman kepada Hari Akhir


o Pengertian Iman kepada Malaikat o Posisi Iman kepada Hari Akhir
o Hukum dan Dalil Iman kepada Malaikat o Iman Hari Akhir sebagai Prinsip Agama
o Cara Beriman kepada Malaikat o Hikmah Iman kepada Hari Akhir
 secara global • Bantahan bagi Orang yang Meragukan
 secara rinci Kebangkitan di Hari Akhir
o Hikmah Beriman kepada Malaikat

1. Iman kepada Malaikat


a. Pengertian Malaikat
Konsep (Beberapa istilah
1 Dalam bahasa Arab, istilah “malaikat” hanyalah bentuk
dan definisi) di KB
jamak dari kata “malak” yang berarti “kekuatan”. Menurut
pendapat yang lain, kata ma’lak diubah dari kata Arab ulukah
yang berarti “perjanjian atau wali atau diutus karena menjadi
perantara antara Allah dan manusia”. Menurut tafsir ini,
malaikat adalah utusan Allah yang dengan setia dan patuh
menjalankan segala arahan Allah dan menjadi jembatan antara
Allah dan manusia.
b. Pengertian Iman kepada Malaikat
Percaya kepada malaikat berarti menerima keberadaannya
(wujudnya), meskipun kita tidak dapat melihatnya. Beberapa
akademisi berpendapat bahwa mempercayai malaikat berarti
membenarkan keberadaan mereka (bentuk), dan bahwa
mereka memiliki sifat yang mirip dengan Allah (hamba yang
dihormati).
c. Hukum dan Dalil Iman kepada Malaikat
Kita perlu percaya pada malaikat. Rukun Islam yang kedua
dari enam rukun adalah beriman kepada malaikat. Tanpa
beriman kepada malaikat maka agama seseorang tidak sah
dan tidak lengkap, sebagaimana alam Al-Qur'an surat Al-
Baqarah ayat 177.
d. Cara Beriman kepada Malaikat
Kepercayaan kita terhadap malaikat dapat dibagi menjadi
dua kategori: kepercayaan umum (global) dan kepercayaan
khusus (terperinci).
e. Hikmah Beriman kepada Malaikat
Ada beberapa ajaran yang dapat diajarkan, antara lain:
1) Karena diyakini bahwa segala sesuatu yang ada dalam kitab
suci diturunkan kepada para nabi oleh Allah SWT, maka
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal tersebut
akan dihindari.
2) Seseorang tidak akan putus asa karena malaikat senantiasa
menyemangatinya, baik dengan menyediakan rezeki,
menunjukkan belas kasihan, memohon ampun, dan
menyampaikan kabar baik.
3) Seseorang akan lebih berhati-hati karena ada malaikat yang
mencatat semua perbuatan.

2. Iman kepada Hari Akhir


a. Pengertian Iman kepada Hari Akhir
Salah satu rukun iman adalah iman pada hari akhir.
Keyakinan sampai hari akhir merupakan salah satu aspek
aqidah dan berkaitan dengan keimanan terhadap hal ghaib.
Oleh karena itu, keyakinan terhadap hari akhir setidaknya
mencakup tiga gagasan krusial, yaitu: al-ba'tsu (dibangkitkan
dari kematian), al-Hisab wa al-Jaza' (perhitungan
kedermawanan dan balasannya), dan al-Jannah wa an-Nar
(surga dan neraka).

b. Posisi Iman kepada Hari Akhir


Di dalam Al-Qur'an, dua hal yang paling banyak dibicarakan
tentang keimanan adalah uraian tentang keesaan Allah dan
pembuktian keesaan itu; yang kedua adalah uraian dan
pembuktian tentang hari akhir.
Oleh karena itu, posisi ini menunjukkan bahwa iman kepada
Allah hanya dapat diperlengkapi dengan iman kepada hari
akhir.
Oleh karena itu, posisi ini menunjukkan bahwa iman kepada
Allah hanya dapat diperlengkapi dengan iman kepada hari
akhir.

c. Iman Hari Akhir sebagai Prinsip Agama


Dalam agama, khususnya agama samawi, jika seseorang
telah menerima sepenuh hati tentang Allah Yang
Mahapengatur alam, mereka juga akan percaya kepada orang-
orang yang diberi wahyu, yaitu nabi dan rasul. Setiap nabi dan
rasul mengatakan bahwa ada hidup setelah kehidupan dunia
ini, dan karena itu kepercayaan kepada hari akhir merupakan
bagian penting dari agama. Tidak percaya kepada hari akhir
berarti tidak percaya kepada Allah.
Dalam Al-Qur'an, surat At-Takwir, ayat 1-7
menggambarkan hari kiamat yang diyakini beberapa penulis
sebagai peristiwa yang sangat mengerikan.
Mereka yang tidak percaya pada hari akhir mencoba
membantah kebenaran itu, seperti yang dikatakan Allah dalam
surat Yasin, ayat 78–83.
Komponen iman kepada hari akhir. Pertama, al-Ba'tsu,
yang berarti bangkitnya manusia dari kematian di hari kiamat.
Kedua, hisab dan jaza, yang berarti perhitungan amal dan
pembalasaan atas perbuatan manusia. Ketiga, anggapan
bahwa surga dan neraka adalah tempat kembali abadi bagi
makhluk. Semua peristiwa ini didasarkan pada dalil-dalil dari Al-
Qur'an, hadis, dan ijma‘ para ulama.

d. Hikmah Iman kepada Hari Akhir


Salah satu hikmah besar yang akan kita peroleh dari iman
kepada hari akhir adalah sebagai berikut:
a. Cinta untuk melakukan ketaatan dan terus melakukan
ketaatan dengan harapan mendapatkan pahala untuk bekal di
hari akhir.
b. Takut melakukan perbuatan jahat dan ingin
meninggalkannya karena takut akan siksa Allah di hari akhir.
c. Untuk menghibur orang mukmin tentang apa yang telah
mereka lewatkan di dunia agar mereka mendapatkan nikmat
dan pahala di akhirat

e. Bantahan bagi Orang yang Meragukan Kebangkitan di


Hari Akhir
Ada beberapa orang yang menolak kebenaran hari akhir,
bukan hanya orang-orang saat ini tetapi juga orang-orang dari
masa lalu, bahkan dari zaman nabi-nabi sebelum Nabi
Muhammad.
Di dalam Al-Qur'an, Allah menyampaikan apa yang Dia
katakan kepada hamba-Nya dan bagaimana Dia menunjukkan
kepada mereka bagaimana Dia menghidupkan kembali orang-
orang yang sudah mati. Ini adalah bantahan inderawi terhadap
mereka yang percaya pada kehidupan setelah kematian. Salah
satu contohnya adalah beberapa ayat dari surah Al-Baqarah
yang berbicara tentang hal itu. Yang pertama adalah cerita
tentang kaum Nabi Musa a.s. berkata kepadanya, "Kami tidak
percaya kepadamu, tetapi kami ingin melihat Allah dengan
mata kami." Allah mematikan mereka dan menghidupkan
kembali mereka. Dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah, ayat 55–
56, Allah menjelaskan hal ini.
Salah satu dari dua elemen yang membentuk dalil
rasionalnya adalah fakta bahwa Allah menciptakan langit dan
bumi serta segala sesuatu yang ada di dalamnya tanpa titik
awal. Jika Yang Maha Kuasa menciptakan sesuatu tanpa
permulaan, Dia memiliki kemampuan yang luar biasa untuk
mengulanginya atau mengembalikannya. Kedua, bahwa bumi
bisa mati (kering kerontang) dan tidak ada tumbuhan di
atasnya. Kemudian Allah menurunkan hujan, dan tumbuhan
tumbuh. Dengan cara ini, Allah, yang memiliki kekuatan untuk
menghidupkan bumi, juga memiliki kemampuan untuk
menghidupkan makhluk mati.
3. Kontekstualisasi Iman kepada Hari Akhir dengan
Moderasi Beragama
Malaikat tidak hanya maya (bayangan semu), ilusi (angan-
angan), atau sesuatu yang menyatu dalam diri manusia;
mereka memiliki wujud. Tidak ada yang tahu berapa banyak
malaikat kecuali Allah. Seorang muslim harus mengetahui
sepuluh dari banyak malaikat tersebut dan melakukan tugas
tertentu untuk mereka.

Sikap i'tidal, yang merupakan pemahaman yang tepat dan


proporsional, adalah pemahaman yang tetap tentang keimanan
kepada malaikat dalam konteks moderasi agama. Sikap i'tidal
adalah sikap yang tegas, adil, dan adil, yang muncul dari
pertimbangan.

Daftar materi pada KB Materi tentang hal yang ghoib sangat sulit dipahami karena
2
yang sulit dipahami tidak bisa dibuktikan secara kongkrit

Daftar materi yang sering


3 mengalami miskonsepsi Menjelaskan bentuk dari hal yang ghaib
dalam pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai