Anda di halaman 1dari 26

PENGARUH KEDISIPLINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

KELAS VIII SMKN 1 PASIR PENYU TAHUN AJARAN 2023/2024

DOSEN PENGAMPU : Dr. FATMAWATI, S.Pd.,M.Pd.

PENELITIAN KUANTITATIF
DAN
PENULISAN PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :

RESI AFURI

206210095

PROGRAM PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan dan pengajaran adalah suatu proses yang sadar tujuan,
maksudnya tidak lain bahwa kegiatan belajar mengajar merupakan suatu peristiwa
yang terikat, terarah pada tujuan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan.
Pendidikan sangat dibutuhkan oleh peserta didik karena Pendidikan dapat
membentuk kepribadian manusia agar menjadi lebih baik dan dewasa secara
jasmani maupun rohani. Pendidikan memiliki peran penting bagi setiap orang,
karena dengan Pendidikan mereka dapat berkembang dan memiliki akhlak yang
baik. Selain itu, Pendidikan mereka juga dapat menunjang masa depan yang lebih
baik.
Sesuai yang dinyatakan Munib (2011: 34), “pendidikan adalah usaha sadar
dan sistematis yang dilakukan oleh orang-orang yang diserahi tanggung jawab
untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai sifat sesuai dengan cita-cita
pendidikan”. Dengan demikian, pendidikan memegang peranan penting dalam
membentuk sifat peserta didik yang bermutu dan berdaya guna agar sesuai dengan
citacita pendidikan. Tanpa pendidikan manusia tidak memiliki arah dan tujuan
hidup yang jelas. Agar pendidik dapat terlaksana dengan baik maka diperlukan
berbagai komponen, yaitu : tujuan Pendidikan, peserta didik, pendidik, metode
Pendidikan, isi Pendidikan atau materi, lingkungan Pendidikan, alat dan fasilitas
Pendidikan. Komponen yang dipandang dalam Pendidikan adalah tenaga
kependidikan, peserta didik, dan isi atau materi Pendidikan. Dalam suatu system
Pendidikan, kurikulum adalah salah satu instrument input dalam mencapai tujuan
Pendidikan nasional. Kurikulum sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan
perubahan dan pengembangan.
Melalui Pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang cerdas
dan berguna bagi nusa dan bangsa. Sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang
RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan serta membentuk karakter dan peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa”. Melalui
Pendidikan, siswa dipersiakan menjadi masyarakat yang cerdas dan berguna bagi

1
nusa dan bangsa. Mengingat pentingnya Pendidikan, maka telah banyak usaha yang
dilakukan pemerintah untuk mengingatkan mutu Pendidikan di Indonesia.
Pendidikan merupakan investasi yang sangat penting bagi setiap bangsa dalam
membangun kemajuan. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilkukan untuk
mengembangkan potensi yang ada pada diri seseorang.
Pada umumnya, keberhasilan prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh
beberapa faktor. Menurut Djaali (2014: 99) “faktor yang mempengaruhi belajar
siswa ada dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal”. Faktor internal
berasal dari dalam diri siswa sendiri, meliputi minat, motivasi, kesehatan, dan cara
belajar siswa, sedangkan faktor eksternal berasal dari luar diri siswa meliputi
lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Selain faktor-faktor tersebut juga
terdapat faktor lain yang mempunyai peranan tidak kalah pentingnya dalam
kegiatan belajar yaitu kedisiplinan belajar. Disiplin belajar akan membuat siswa
memiliki kecakapan mengenai cara belajar yang baik sehingga memperoleh prestasi
belajar belajar yang baik pula. Disiplin belajar merupakan salah satu sikap ketaatan
yang harus dimiliki siswa agar memiliki cara belajar yang baik. Disiplin belajar
dipandang sebagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Sikap dan
perilaku disiplin tidak terbentuk dengan sendirinya dan dalam waktu yang singkat,
namun melalui proses yang cukup panjang. Disiplin akan terwujud melalui
pembinaan yang dilakukan sejak dini mulai dari lingkungan keluarga dan berlanjut
dalam pendidikan disekolah.
Tata tertib adalah sesuatu yang sangat penting untuk diterapkan. Setiap
sekolah mempunyai tata tertib masing-masing untuk mendisiplinkan semua
aktivitas yang berlangsung di sekolah, termasuk didalamnya aktivitas belajar
mengajar. Disiplin sangat penting artinya untuk mengefisienkan proses belajar
mengajar. Karena pentingnya kedisiplinan ini, setiap sekolah menetapkan aturan
dan tata tertib agar murid dapat berperilaku sesuai dengan apa yang diharapkan,
tentu dalam kaitannya dengan proses belajar. Peraturan tata tertib merupakan
sesuatu untuk mengatur perilaku yang diharapkan terjadi pada diri murid.
Perilaku disiplin tidak dapat terjadi begitu saja. Untuk membiasakan murid
berperilaku disiplin diperlukan pengawasan dan pembiasaan yang harus terus
menerus dilakukan sampai pada akhirnya murid terbiasa sendiri untuk berperilaku

2
disiplin. Peran orang tua dalam mendidik anak berperilaku disiplin sangatlah
penting. Pembiasan dari kecil untuk berperilaku disiplin seorang murid didapatkan
dari pola asuh orang tuanya. Murid yang terbiasa disiplin dari kecil akan
menjadikan perilaku disiplin itu menjadi karakternya. Murid yang mempunyai
karakter disiplin atau yang terbiasa dengan perilaku disiplin akan mudah untuk
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
Disiplin belajar murid antara lain selalu mengikuti pelajaran,
memperhatikan penjelasan guru, segera menyelesaikan tugas yang diberikan
kepadanya, tidak meninggalkan kelas sebelum waktunya, selalu menyelesaikan
tugas rumah tepat waktu, rutin belajar di rumah, menghargai waktu dan sebagainya.
Berangkat dari permasalahan di atas, kedisiplinan akan sangat mempengaruhi
proses belajar mengajar di kelas. Dengan demikian akan sangat mempengaruhi
prestasi belajar murid, dan juga dapat mempengaruhi mutu pendidikan yang ada di
Indonesia.
Menurut Koesoema (2011: 237), “istilah disiplin terutama mengacu pada
proses pembelajaran”. Disiplin senantiasa dikaitkan dengan konteks relasi antara
murid dan guru serta lingkungan yang menyertainya, seperti tata peraturan, tujuan
pembelajaran dan pengembangan kemampuan dari murid melalui bimbingan guru.
Menurut Unarajan (2003:10) “disiplin diri adalah tingkah laku manusia yang
terkontol, terkendali, serta teratur yang berpijak pada kesadaran dan maksud luhur
dari pribadi yang bersangkutan agar keberadaannya selalu membahagiakan dirinya
dan orang lain”.Disiplin merupakan tingkah laku yang terkontrol dan kendali.
Terkontrol dan kendali yang dimaksud yaitu mampu mengontrol dan
mengendalikan diri dari perbuatan yang melanggar aturan.
Dari ketidak disiplinan tersebut membuat prestasi siswa sangat menurun dan
siswa jadi tidak peduli dan semkain seenaknya saja. Menurut Slameto (2003 :3)
belajar adalah “suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selanjutnya
Menurut Suryabrata, (2001 :232) Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai hasil
kecakapan yang baru dari proses belajar seseorang yang mempunyai hasil yang baik

3
dalam belajarnya, berarti ia mendapatkan hasil kecakapan yang baru dari apa yang
di pelajarinya.
Adapun alasan peneliti menjadikan SMK Negeri 1 Pasir Penyu sebagai
objek penelitian karena peneliti pernah menuntut ilmu di sekolah tersebut.
Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada tanggal 24 maret 2022, siswa
kelas XI di SMK Negeri 1 Pasir Penyu terdapat tata tertib sekolah yang belum di
jalankan. Masih terdapat siswa yang datang tidak tepat waktu, bolos di jam
pelajaran, nongkrong di luar pada saat jam pelajaran dan suka membuat alasan yang
tidak jelas. Menurut pengamatan awal penenliti, kurangnya kedisiplinan dalam
belajar menjadi kunci utama terhadap hasil belajarnya. Minimnya kedisiplinan
siswa dalam proses belajar membuat prestasi siswa kurang memuaskan karena
masih terdapat nilai di bawah Kriteria Ketentuan Minimal (KKM).
Berdasarkan fenomena yang penulis temukan sewaktu melaksanakan
observasi, maka penulis sangat tertarik untuk menelitinya dengan judul “Pengaruh
Kedisiplinan Terhadap Prestasi Belajar siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Pasir Penyu
Tahun Ajaran 2021/2022”. Alasan penulis tertarik melakukan penelitian ini yaitu
untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kedisiplinan yang diberikan pada saat
pembelajaran. Peneliti ini bertujuan untuk mendokumentasikan kedisiplinan belajar
di SMK Negeri 1 Pasir Penyu.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah ditemukan di atas, dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Siswa kurang bersemangat dalam proses belajar. Kondisi pembelajaran
dikelas kurang kondusif, terlihat siswa lebih banyak bercerita dengan teman
sebangku, dan sering keluar masuk saat guru menjelaskan.
2. Kurangnya kesadaran siswa dalam disiplin belajar, terlihat tidak ada siswa
yang betah di dalam kelas, suka tidur di dalam kelas pada saat pelajaran
sedang berlangsung.
3. Guru kurang mengingatkan siswa untuk terus disiplin, sehingga siswa
menganggap remeh pembelajaran dan materi-materi yang diberikan kepada
guru.

4
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah penulis paparkan di atas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah pengaruh
kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pasir
Penyu.
1.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh yang sangat rendah
antara kedisiplinan belajar terhadap Prestasi belajar siswa Kelas XI di SMK Negeri
1 Pasir Penyu.
1.5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini
bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menginterpretasikan data
secara terperinci dan sistematis sehingga dapat diperoleh gambaran sesungguhnya
tentang pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa Kelas XI di
SMK Negeri 1 Pasir Penyu.
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian mengenai “Pengaruh Kedisiplinan Belajar Terhadap Hasil
Belajar Siswa Kelas XI di SMK Negeri 1 Pasir Penyu” ini diharapkan dapat
memberi manfaat secara praktis dan teoritis.
Manfaat teoritis dalam penelitian ini dapat memberikan bahan masukan
Pustaka acuan atau Pustaka bacaan dalam penelitian lanjutan masalah yang sejenis
atau relevan. Manfaat praktis dalam penelitian yaitu bagi siswa diharapkan dapat
meningkatkan kedisiplinan belajar dengan mengikuti segala macam peraturan yang
ada di sekolah. Dengan penenlitian ini diharapkan siswa dapat merencanakan
proses belajar yang baik dalam sehari-hari. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi tentang pentingnya kedisiplinan belajar kepada masyarakat,
terutama bagi mereka yang merupakan bagian dari pendidik dan peserta didik, agar
dapat mengetahui betapa pentingnya kedisiplinan belajar di SMK Negeri 1 Pasir
Penyu dalam proses Pendidikan. Penelitian ini diharapkan menjadi informasi
kepada pihak sekolah dan juga keluarga peserta didik, untuk lebih mengawasi
peserta didik dalam mengatur proses belajar yang baik dalam keseharian.

5
1.7 Definisi Oprasional
Untuk kepentingan keseragaman pemahaman dalam membaca penelitian
ini, berikut penulis jelaskan definisi-definisi yang relevan dengan masalah pokok
penelitian ini :
1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, ikut
membentuk watak, kepercayaan, atau perbuatan seseorang; besar sekali
orang tua tahu watak anaknya (Depdiknas, 2008:1045).
2. Disiplin adalah melatih melalui pengajaran atau pelatihan. Disiplin
berkaitan erat dengan proses pelatihan yang dilakukan oleh pihak yang
memberi pengarahan dan bimbingan dalam kegiatan pengajaran (Tu’u,
2004:30).
3. Disiplin adalah kesadaran untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan
tertib dan teratur sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dengan
penuh tanggung jawab tanpa paksaan dari siapa pun (Asy Mas’udi,
2000:88).
4. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan,
dikerjakan, dsb). (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1999:700).
5. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes
atau angka nilai yang diberikan oleh guru. (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan,1999:787).

6
BAB II
LANDASAN TEORITIS
2.1 Teori yang Relevan
Memberikan gambaran tentang pengaruh kedisiplinan belajar dengan hasil
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penulis memakai teori Sardiman Dimayati
dan Mudjiono. Penulis menyajikan pendapat para ahli serta membahas pengertian
belajar, pengertian pembelajaran, pengertian disiplin belajar, unsur-unsur
kedisiplinan belajar, Teknik kedisiplinan belajar, bentuk kedisiplinan belajar dan
prestasi belajar. Uraian diatas menunjukkan bahwa setiap kegiatan yang diiringi
dengan motivasi akan lebih baik hasilnya bila ada dorongan dalam suatu kegiatan
belajar untuk pencapaian hasil belajar yang diinginkan Bersama.
2.1.1 Pengertian Belajar
Belajar menurut Dimayanti dan Mudjiono (2009:156) menyatakan “Belajar
adalah proses melibatkan manusia secara perorang sebagai satu kesatuan organisasi
sehingga terjadi perubahan pada pengetahuan, keterampilan, dan sikap”. Belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku seseorang sebagai
hasil dari interaksi dengan lingkungan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku
(slameto, 2003:54). Menurut Ahmad Mudzalir (1997 : 33) Belajar adalah syarat
mutlak untuk menjadi pandai dalam segala hal baik dalam bidang ilmu pengetahuan
maupun keterampilan.
2.1.2 Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan
yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik (buku). Dimayati dan
Mudjino (2009:157) menyatakan bahwa “pembelajaran adalah proses yang
diselenggarakan oleh guru untuk mempelajari siswa dalam belajar bagaimana
belajar memperoleh dan memperoses pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Langkah-langkah pembelajaran berdasarkan metode inkuiri. Metode inkuiri

7
memiliki prosedur pembelajaran yang terstruktur sesuai dengan karakteristiknya.
Hosnan (2014: 342-344) mengemukakan langkah pembelajaran dengan metode
inkuiri yakni sebagai berikut.
1. Orientasi Langkah adalah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran
yang responsif. Guru mengondisikan siswa agar siap melaksanakan proses
pembelajaran. Guru merangsang dan mengajak siswa untuk berpikir
memecahkan masalah.
2. Merumusakan masalah adalah Langkah yang membawa siswa pada suatu
persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan masalah dan
mencari jawaban yang tepat.
3. Merumuskan hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan
yang dikaji dan perlu diuji kebenarannya. Perkiraan sebagai hipotesis bukan
sembarang perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh
sehingga hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis.
4. Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam metode inkuiri,
mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam
pengembangan intelektual. Oleh karena itu, tugas dan peran guru dalam
tahapan ini adalah mengajukan pertanyaanpertanyaan yang dapat
mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan.
5. Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap
diterima dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan
pengumpulan data. Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan
berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya
berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung data yang ditemukan
dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan
merupakan tujuan akhir dalam proses pembelajaran.
Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru merumuskan Langkah-
langkah yang akan di berikan kepada siswa kemudian menguji dan mengumpulkan

8
data-data yang diperoleh. Ketidakberhasilan tersebut menjadi catatan penting bagi
guru. Dari pengertian pembelajaran yang telah diberikan oleh beberapa ahli
Pendidikan, jelas pada kita bahwa pembelajaran bukan saja berlaku dari segi
mental, dari segi fisik, emosi, dan juga sosial.
2.1.3 Kedisiplinan Belajar
Slameto (2013: 2) mengatakan bahwa belajar ialah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Menurut Suharsimi (2003 :114) “disiplin merupakan sesuatu yang
berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan
di mana aturan tersebut diterapkan oleh orang yang bersangkutan maupun
berasal dari luar”. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat
lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul
karena adanya pengawasan dari orang lain. Mahasiswa yang memiliki disiplin
yang tinggi akan belajar dengan baik dan teratur sehingga akan menghasilkan
prestasi yang baik.
Menurut Komensky dalam Koesoema (2015:236) disiplin merupakan
proses pengajaran, pelatihan, seni mendidik, dan materi kedisiplinan dalam sekolah.
Sedangkan menurut Farida (2014: 67) disiplin merupakan tindakan yang sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Kedisiplinan sekolah erat hubungannya
dengan kerajinan siswa dalam sekolah dan juga dalam belajar. Pengelolaan
pengajaran di kelas tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya kesadaran
melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya. Misalnya, kesepakatan
peraturan antara guru dan murid sebelum pengajaran dimulai beserta sanksi yang
akan didapat apabila ada yang melanggar. Disiplin tersebut meliputi : disiplin siswa
selama pelajaran berlangsung, disiplin siswa pada waktu mengerjakan ulangan,
disiplin siswa pada saat mengumpulkan tugas, dan disiplin siswa pada saat
menggunakan fasilitas belajar di sekolah. Dengan adanya kesepakatan itu
diharapkan kelas akan menjadi kondusif, terarah dan teratur.Sikap disiplin
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Apabila
seorang siswa memiliki sikap disiplin dalam kegiatan belajarnya, maka kepatuhan
dan ketekunan belajarnya akan terus meningkat sehingga membuat hasil belajarnya

9
meningkat. Jadi apabila siswa memiliki sikap disiplin yang tinggi dalam kegiatan
belajar mengajar tentunya hasil belajar yang diperoleh menjadi baik. Sebaliknya
jika siswa tidak memiliki sikap disiplin dalam belajar maka kegiatan belajarnya
tidak terencana dengan baik sehingga kegiatan belajarnya tidak teratur dan
membuat prestasi belajarnya menurun.
2.1.4 Unsur-unsur kedisiplin Belajar
Menurut Hurlock (1990), kedisiplinan dalam belajar memiliki empat unsur
utama, yaitu sebagai berikut:
1. Peraturan
Pokok pertama dalam disiplin adalah peraturan, peraturan adalah pola yang
ditetapkan untuk tingkah laku. Pola tersebut mungkin ditetapkan oleh orang tua,
guru atau teman bermain. Tujuannya adalah membekali anak dengan pedoman
perilaku yang disetujui dalam situasi tertentu.
2. Hukuman
Pokok kedua dalam disiplin adalah hukuman, hukuman berasal dari bahasa latin
yaitu punire, yang berarti menjatuhkan hukuman pada seseorang karena melakukan
kesalahan, perlawanan atau pelanggaran sebagai ganjaran atau balasan.
3. Penghargaan
Pokok ketiga dari disiplin adalah penggunaan penghargaan, istilah penghargaan
memiliki arti tiap bentuk penghargaan untuk suatu hasil yang baik. Penghargaan
tidak perlu berbentuk materi, tetapi dapat berupa kata-kata pujian, senyuman atau
tepukkan di bahu atau punggung. Penghargaan yang diberikan menyusul hasil yang
telah dicapai, oleh sebab itu penghargaan berbeda dengan suapan, yang merupakan
suatu janji akan imbalan yang digunakan untuk membuat orang berbuat sesuatu.
4. Konsistensi
Pokok keempat disiplin adalah konsistensi, konsistensi berarti tingkat keseragaman
atau stabilitas. Konsistensi tidak sama dengan ketetapan, yang berarti tidak adanya
perubahan. Sebaliknya, konsistensi artinya ialah kecenderungan menuju kesamaan.
Bila disiplin itu konstan, tidak akan ada perubahan untuk menghadapi kebutuhan
yang berubah. Sebaliknya, konsistensi memungkinkan orang menghadapi
kebutuhan perkembangan yang berubah pada waktu yang bersamaan, cukup

10
mempertahankan agar anak tidak akan bingung mengenai apa yang diharapkan dari
mereka.
2.1.5 Teknik kedisiplin Belajar
Menurut Tu’u (2004), terdapat beberapa teknik yang bisa digunakan untuk
menanamkan sikap disiplin kepada siswa, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik Otoriter
Dalam teknik ini individu secara otomatis harus mengikuti peraturan yang telah
ditetapkan oleh pemegang otoritas disiplin dan jika melanggar maka akan
dikenakan hukuman sesuai ketentuan penegakan disiplin lebih banyak ditentukan
oleh faktor eksternal atau luar.
2. Teknik Permisif (Membiarkan)
Teknik ini yaitu cara mengembangkan disiplin dengan membiarkan anak tanpa
adanya tuntunan berperilaku. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik pertama
sehingga akan menghasilkan suasana berperilaku yang tidak jelas dan terarah. Anak
yang dibesarkan dengan teknik ini cenderung menjadi anak yang tidak tahu
bagaimana melakukan berbagai tindakan.
3. Teknik Demokratis
Teknik ini pengembangan disiplin melalui peran serta semua pihak terutama anak
atau subyek yang bersangkutan. Dalam teknik ini terjadi dialog dan diskusi antara
orang tua selaku penegak disiplin dan anak selalu subyek disiplin sehingga menjadi
peranan yang benar masalah disiplin. Anak akan memahami berbagai aspek disiplin
dan mampu mengembangkan kendali dirinya dalam memilih perilaku yang sesuai.
Anak yang dibesarkan atau dididik dengan teknik ini anak akan menjadi pribadi
yang baik, mandiri, penuh inisiatif, kreatif dan percaya diri yang semuanya
tercermin dalam perilakunya sehari-hari.
2.1.6 Bentuk Kedisiplinan Belajar
Menurut Tu’u (2004), kedisiplinan belajar dapat dilihat dari bentuk-bentuk
tindakan yang dilakukan oleh siswa, antara lain yaitu sebagai berikut:
1. Dapat mengatur waktu belajar
Waktu merupakan rangkaian ketika proses perbuatan atau keadaan berada
berlangsung. Waktu juga sebagai saat yang tertentu untuk melakukan sesuatu.
Mengatur waktu sama halnya dengan membuat jadwal belajar sendiri. Jadwal

11
belajar di sekolah sudah diatur di sekolah sedangkan perlu adanya jadwal belajar
tambahan di rumah.
2. Rajin dan teratur belajar
Rajin berarti suka, senang, kerap kali, berkelanjutan, dan sungguh-sungguh.
Sementara teratur berarti ada waktu dan jadwal tertentu yang sudah disediakan.
Sikap rajin dan teratur tidak terjadi begitu saja, tapi terbentuk dari satu usaha,
latihan dan usaha membiasakan diri. Kegiatan belajar telah dianggap sebagai
kewajiban, tugas bahkan kebutuhan bagi seorang siswa.
3. Perhatian di kelas
Perhatian merupakan sikap dan tindakan melihat, mendengar dengan sungguh-
sungguh terhadap satu yang sedang dihadapi. Dalam pembelajaran di kelas,
perhatian siswa sudah semestinya tertuju pada pelajaran yang sedang berlangsung.
Apabila tidak diikuti dengan perhatian yang baik, kegiatan pembelajaran tidak
dapat mencapai hasil optimal.
4. Ketertiban diri saat belajar di kelas
Kelas yang kondusif bagi kegiatan pembelajaran adalah kelas yang tenang dan
tertib. Peserta didik yang ada di kelas diharapkan agar masing-masing menjaga
ketertiban dan ketenangan kelas. Apabila peserta didik tertib di dalam kelas, kelas
menjadi tenang dan kondusif bagi pembelajaran. Hal itu memberi kontribusi bagi
tercapainya hasil belajar yang baik. Tanpa pengaturan tata tertib yang baik di kelas,
kelas akan terganggu kegiatan pembelajarannya
2.1.7 Faktor-faktor Disiplin Belajar
Kedisiplinan sangat penting dilakukan untuk membentuk kebiasaan yang
teratur maupun ketertiban di manapun berada. Begitu pula seorang siswa, sangat
penting untuk berkedisiplinan baik di sekolah belajar di rumah, mengerjakan tugas,
mematuhi tata tertib yang ada dan sebagainya sehingga dengan adanya kedisiplinan
maka siswa dapat tertib di manapun. Kedisiplinan berperan penting dalam
membentuk individu yang berciri keunggulan.
Menurut Tu’u (2008) kedisiplinan sangat penting karena alasan berikut ini:
1. Dengan kedisiplinan yang muncul karena kesadaran diri sendiri, siswa
berhasil dalam belajarnya. Sebaliknya siswa yang kerap kali melanggar

12
ketentuan sekolah pada umumnya terhambat optimalisasi potensi dan
prestasinya.
2. Tanpa kedisiplinan, suasana di sekolah dan juga kelas menjadi kurang
kondusif bagi kegiatan pembelajaran. Secara positif kedisiplinan memberi
dukungan yang tenang dan tertib bagi proses pembelajaran.
3. Orang tua senantiasa berharap di sekolah anak-anak dibiasakan dengan
demikian anak-anak menjadi individu yang tertib, teratur, dan berdisiplin.
4. Displin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan kelak
ketika bekerja.
Menurut Unaradjan (dalam Yuliantika, 2017) menyebutkan disiplin dipengaruhi
oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
a. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari diri siswa sendiri dan
dapat mempengaruhi disiplin belajarnya. Dalam hal ini faktor internal di bagi
menjadi dua yaitu keadaan fisik dan psikis yang mempengaruhi pembentukan
disiplin diri.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari lingkungan luar dan dapat
mempengaruhi disiplin belajar siswa. Faktor eksternal tersebut meliputi kebiasaan
keluarga, penataan tata tertib sekolah, dan kondisi masyarakat.
Siswa yang mempunyai disiplin belajar memiliki kriteria seperti yang
dikemukakan Prijodarminto (2004: 86) adalah sebagai berikut:
1. Memiliki nilai-nilai ketaatan yang berarti individu memiliki kepatuhan
terhadap peraturan yang ada di lingkungan.
2. Memiliki nilai-nilai keteraturan yang berarti individu mempunyai
kebiasaan melakukan kegiatan dengan teratur.
3. Memiliki pemahaman yang baik mengenai sistem aturan perilaku, norma
kriteria dan standar yang berlaku di masyarakat.
2.1.8 Prestasi Belajar
Menurut para ahli pada intinya adalah capaian atau hasil akhir yang bisa
dilihat setelah proses belajar. Terkait capaian itu dalam aspek apa dan bagaimana,
masing-masing ahli memiliki pandangan tersendiri. Prestasi belajar dan proses

13
belajar adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Karena prestasi belajar
pada hakikatnya adalah hasil akhir dari sebuah proses belajar. Utuk mengetahui
prestasi belajar seseorang peserta didik biasanya dilakukan evaluasi terhadap materi
belajar yang telah diberikan. Seberapa besar peserta didik mampu memberikan feed
back dari setiap evaluasi yang diberikan, demikianlah gambaran prestasi belajar
yang ia miliki. Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan,
diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19).
Sedangkan menurut Mas’ud Hasan Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa
prestasi adalah apa yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat perbedaan
pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu hasil yang
dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil
dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual maupun secara
kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Menurut Slameto (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya. Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang
dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang
hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri
individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986:62) mengemukakan bahwa
prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata
pelajaran. Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang
mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam
belajar.
2.2 Penelitian yang Relevan
Sepengetahuan penulis penelitian ini belum pernah dilakukan oleh penulis lain.
Namun, penelitian sejenis ini pernah dilakukan penulis lain. Penelitian yang
dilakukan oleh Bambang Sutjatmiko (2015) dengan judul “Pengaruh Motivasi
Belajar Terhadap Hasil Belajar Aspek Menulis Siswa Kelas VII SMPN 2 Bandar

14
Sekijang Tahun Ajaran 2014/2015”. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Islam Riau 2015. Masala penelitian ini apakah terdapat pengaruh yang
signifikan antara motivasi belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia aspek
menulis siswa kelas VII SMPN 2 Bandar Sekijang tahun ajaran 2014/2015.
Penelitian ini menggunakan teori Sardiman A.M. (2004), Dimyati dan Mudjiono
(2009). Metode penelitian ini menggunakan metode korelasi yaitu bertujuan untuk
mengetahui ada tidaknya suatu hubungan tersebut. Dari penelitian tersebut
diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar
terhadap hasil belajar yang positif sebesar 0.750, dengan kategori cukup. Persamaan
penelitian ini adalah sama-sama menggunakan teori Dimyati dan Mudjiono (2009).
Perbedaan penelitian ini terletak pada jenjang Pendidikan yang diteliti, sasaran yang
ingin dicapai yaitu siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pasir Penyu.
2.3 kerangka Konseptual
Prestasi belajar akan menjadi optimal, apabila siswa disiplin. Semakin
disiplin siswa maka semakin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi disiplin dapat
menentukan intensitas usaha belajar bagi siswa. Dari beberapa identifikasi masalah
yang diperoleh penulis di sekolah ini maka perlu di berikan solusi untuk mengatasi
permasalahan-permasalahan tersebut.
Berikut ini merupakan kerangka pemikiran yang pengaruh kedisiplinan
belajar terhadap hasil belajar bahasa Indonesia siswa Kelas XI di SMK Negeri 1
Pasir Penyu, yaitu :
Gambar : Kerangka Konseptual

Disiplin belajar
a. Disiplin intrinsik Hasil belajar
b. Disiplin ekstrinsik

15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel
3.1.1 Populasi
Sugiyono (2009:297) menyatakan “Populasi adalah sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Arikuntoro (2010:173) “Popilasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah
penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi atau studi sensus.
Penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Kelas XI SMk Negeri 1 Pasir
Penyu yang berjumlah 7 kelas yaitu XI ATP1 sebanyak 20 siswa, XI ATPH1
sebanyak 20 siswa, XI APHP1 sebanyak 25 siswa, XI TKJ1 sebanyak 20 siswa, XI
AMP1 sebanyak 25 siswa, XI ATU1 sebanyak 20 siswa, XI APERI1 sebanyak 20
siswa.
3.1.2 Sampel
Arikuntoro (2010:174) menyatakan, “Sampel adalah Sebagian atau wakil
dari populasi yang di teliti”. Sugiyono (2009:297) sampel adalah Sebagian dari
populasi itu. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Teknik Nonprobability yaitu sampel jenuh atau sering disebut total sampling.
Menurut Sugiyono (2009:124) sampel jenuh yaitu Teknik penentuan sampel
dengan cara mengambil seluruh anggota populasi sebagai responden atau sampel.
Jadi sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Pasir
Penyu yang berjumlah 7 kelas yaitu XI ATP1 sebanyak 20 siswa, XI ATPH1
sebanyak 20 siswa, XI APHP1 sebanyak 25 siswa, XI TKJ1 sebanyak 20 siswa, XI
AMP1 sebanyak 25 siswa, XI ATU1 sebanyak 20 siswa, XI APERI1 sebanyak 20
siswa.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan, terhitung dilakukan
pada bulan Juli sampai Desember 2022.

16
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini bertempat di SMKN 1 Pasir Penyu, Kecamatan Pasir Penyu,
Kabupaten Indragiri Hulu.
3.3 Pendekatan dan Metode Penelitian
3.3.1 Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang berkaitan dengan pengaruh kedisiplinan belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas XI di SMK Negeri 1 Pasir Penyu. Menurut Arikuntoro (2010:27) Kuantitatif
adalah sebuah penelitian dengan menggunakan angka, mulai pengumpulan data,
penafsiran data serta penampilan dari hasilnya.
3.3.2 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasi dan
deskriptif. Menurut Trianto (2010:201) metode korelasi mempelajari hubungan
variable atau lebih, yakni sejauh mana Variasi dalam suatu variable berhubungan
dengan variasi dalam variable yang lain. Korelasi dapat digunakan untuk menguji
hipotesis tentang hubungan antar variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya
hubungan antar kedua variabel. Alasan itulah yang menjadi dasar penulis untuk
menggunakan metode korelasi. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu
kedisiplinan belajar (variabel X) dan prestasi belajar (variabel Y).
Adapun menurut Mardalis (2014:26) metode deskriptif adalah metode yang
bertujuan untuk mendeskripsikan, mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan kondisi-kondisi yang saat ini terjadi. Adapun jenis penelitian
ini termasuk kedalam penelitian lapangan (field research). Menurut karsinem
(2013:12) menyatakan penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di
lapangan atau medan tertentu, dimana penulis langsung turun kelapangan untuk
mengetahui di lapangan.
3.4 Variabel dan Instrumen Penelitian
3.4.1 Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012:60).
Variabel penelitian merupakan sesuatu yang akan diteliti dan dipelajari oleh

17
peneliti, kemudian peneliti akan membuat kesimpulan dari data dan informasi yang
telah diperoleh. Variabel tersebut perlu diidentifikasi sebagai berikut:
a) Variabel bebas (x): Kedisiplinan belajar siswa
b) Variabel terikat (y): Prestasi belajar siswa
3.4.2 Instrumen Penelitian
Instrument penelitian ini dapat dilihat pada table berikut :
1. Variabel bebas (X) yaitu kedisiplinan belajar.
2. Variabel terikat (Y) yaitu prestasi belajar.
TABEL 1. Instrumen Penelitian Pengaruh kedisiplinan Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa Kelas XI Di SMK Negeri 1 Pasir Penyu
No. Variabel Dimensi Indikator Nomor
Butir Soal
1. Motivasi a. Disiplin 1.Keadaan fisk
Belajar Internal 2.Keadaan pisikis
(X) b. Disiplin 1.Kebiasaan keluarga
Eksternal 2.Penataan tata tertib sekolah
3. Kondisi masyarakat
2. Prestasi Nilai belajar Nilai mid semester
Belajar Siswa
(Y)

3.5 Uji Validitas dan Reabilitas Instrumen


Arikuntoro (2006:169) menyatakan bahwa instrument yang baik harus
memenuhi persyaratan penting yaitu valid dan reliabel. Pengujian instrument yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dilakukan dengan du acara yaitu sebagai
berikut:
3.5.1 Uji Validitas
Uji validitas Arikuntoro (2006:169) adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevaliditasan atau kesahihan sesuatu instrument. Instrument
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrument
dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat.

18
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa uji validitas pada
instrument digunakan untuk mengukur ketepatan instrument yang digunakan dalam
penelitian. Dalam penelitian ini penguji validitas dilakukan secara statistic dengan
bantuan komputer yaitu program SPSS Versi 22.0 for windows. Ketentuan
pengujian pada taraf siginifikan a=0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2).
Kriteria penguji adalah apabila r hitung > r table maka item pertanyaan
dalam instrument dinyatakan valid dan sebaliknya apabila r hitung < r table maka
item pertanyaan dalam instrument dinyatakan tidak valid. Instrument yang
dinyatakan tidak valid akan di hapus atau di ganti. Adapun hasil dari uji validitas
instrument yaitu apabila r hitung > r table maka item yang dinyatakan valid dan
sebaliknya apabila r hitung < r table maka item tidak valid pada taraf 95% dengan
tingkat signifikan (𝛼) adalah 5% dengan statistik r tabel n = 30 dan r table = 0.312.
Hasil uji validitas yang terdiri dari 8 butir pertanyaan variabel kedisiplinan belajar.
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada table berikut ini :
TABEL 2. Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Belajar
Pernyataan r hitung r tabel Keterangan
Soal 1 0.817 0.312 Valid
Soal 2 0.146 0.312 Valid
Soal 3 0.739 0.312 Valid
Soal 4 0.517 0.312 Valid
Soal 5 0.394 0.312 Valid
Soal 6 0.806 0.312 Valid
Soal 7 0.751 0.312 Valid
Soal 8 0.660 0.312 Valid
Soal 9 0.542 0.312 Valid
Soal 10 0.593 0.312 Valid
Soal 11 0.601 0.312 Valid
Soal 12 0.682 0.312 Valid
Soal 13 0.698 0.312 Valid
Soal 14 0.706 0.312 Valid
Soal 15 0.738 0.312 Valid

19
Soal 16 0.784 0.312 Valid
Soal 17 0.531 0.312 Valid
Soal 18 0.638 0.312 Valid
Soal 19 0.638 0.312 Valid
Soal 20 0.519 0.312 Valid
Soal 21 0.467 0.312 Valid
Soal 22 0.718 0.312 Valid
Soal 23 0.724 0.312 Valid
Soal 24 0.763 0.312 Valid
Soal 25 0.791 0.312 Valid
Soal 26 0.810 0.312 Valid
Soal 27 0.825 0.312 Valid
Soal 28 0.878 0.312 Valid
Soal 29 0.671 0.312 Valid
Soal 30 0.742 0.312 Valid
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena
instrument itu sudah baik, Arikuntoro (2006:196). Instrumen yang sudah dapat
dipercaya yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Reliabilitas menunjukan pada tingkat keterendahan sesuatu. Reliabel
artinya dapat dipercaya, dan dapat diandalkan. Pengujian dilakukan berdasarkan
jumlah soal yang dinyatakan valid. Dalam penelitian ini pengujian reliabilitas
menggunakan bantuan program SPSS Versi 22.0 for windows. Kemudian untuk
menentukan reliabilitas dapat dilihat dari nilai 𝛼. Adapun hasil dari uji reliabilitas
suatu instrument yaitu sebagai berikut:
TABEL 3. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Reliability Statistics
Cronbach’s 𝛼
Alpha N of Items
.8535 30

20
Menurut Priyanto (2012:120) bahwa reliabilitas kurang dari 0.6 adalah
kurang baik, sedangkan 0.7 dapat diterima dan di atas atau 0.8 adalah baik. Hasil
uji reliabilitas yang disajikan pada table 4.2 menunjukkan bahwa nilai koefisien
pada kedisiplinan belajar di atas 0.8 berarti baik sehingga instrument yang
digunakan dinyatakan reliabel.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Dalam mencari atau mengumpulkan data dan informasi, penulis
menggunakan Teknik atau cara sebagai berikut:
3.6.1 Observasi
Menurut Karsinem (2013:87) “Observasi yaitu melakukan pengamatan
secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang
dilakukan.” Teknik ini dilaksanakan pada tanggal 24 Maret 2022 pada saat jam
pelajaran. Dalam Teknik ini, penulis melakukan pengamatan secara langsung
kepada guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui bagaimana motivasi belajar siswa dan bagaimana guru tersebut
memberikan motivasi belajar terhadap siswa.
3.6.2 Angket
Menurut sugiyono (2015:199) Teknik kuesioner atau angket merupakan
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan penulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
atau angket merupakan pengumpulan data yang efisien apabila penulis tahu dengan
pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh
data atau informasi dari responden dalam arti tentang pribadinya atau hal-hal yang
diketahui.
Angket sangat berguna untuk mengetahui pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa kelas XI di SMK Negeri 1 Pasir Penyu. Pertanyaan
dalam angket berpedoman variabel penelitian yaitu motivasi belajar siswa. Semua
butir-butir soal dalam angket berupa pertanyaan objektif sehingga responden hanya
memberi tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang di anggap sesuai dengan
keadaan.

21
3.6.3 Dokumentasi
Teknik ini dilakukan guna memperoleh informasi yang dapat memperkuat
penelitian, seperti dokumen yang disusun oleh guru dalam melaksanakan proses
belajar-mengajar baik hasil nilai siswa, hasil penyebaran angket dan foto saat
penelitian.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik deskriptif adalah analisis yang menggambarkan suatu data yang akan dibuat
baik sendiri maupun secara kelompok. Tujuan analisis deskriptif adalah untuk
membuat gambaran secara sistematis data yang faktual dan akurat mengenai fakta-
fakta yang diteliti.
Adapun Teknik analisis data deskriptif dalam penelitian ini adalah menggunakan
rumus menghitung persentase sebagai berikut :
P = F/N x 100%
Sumber: Arikuntoro(2010:251)
Keterangan:
P = Angka Persentase alternative jawaban angket
F = Frekuensi alternative jawaban responden
N = Jumlah skor angket motivasi
Data yang telah dipresentasikan kemudian direkapitulasi dan di bedakan kriteria
sebagai berikut :
TABEL 4. Kriteria Teknik Analisis Data Deskriptif
Kriteria Keterangan.
81% Sangat baik / sangat tinggi.
61% Baik / tinggi
41% Cukup baik / sedang
21%-40% Kurang baik / rendah
0%-20% Tidak Baik / sangat kurang
Arikuntoro (2010:245)

22
1. Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data
berdistribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2012:71) data dinyatakan
berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dimaksud untuk membuktikan ada tidaknya hubungan
linear antara variabel bebas (independent) satu dengan variabel bebas lainnya. Uji
multikolenearitas dapat di lihat dengan patokan nilai VEF (varians inflation factor)
dan korelasi antar variabel bebas. Menurut Santoso dalam Priyanto (2012:81) pada
umumnya jika nilai VTF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai
persoalan multikolenearitas dengan variabel bebas lainnya.
2. Analisis Regresi Linear Sederhana
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi
linear sederhana. Ridwan dan Sunarto mengemukakan bahwa analisis regresi linear
sederhana adalah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas
atau lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan
antara dua variabel bebas atau lebih dengan variabel terikat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, analisis regresi digunakan untuk menguji
sejauh mana pengaruh variabel independent terhadap variabel dependen setelah
diketahui ada hubungan antar variabel tersebut. Sedangkan regresi sederhana
digunakan untuk analisi regresi dengan jumlah variabel independent lebih dari satu
dan satu variabel dependen. Analisis sederhana dalam penelitian ini dapat
dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi sederhana sebagai berikut :
Y = a + bX (Riduwan dan Sunarto,2009:108)
Keterangan :
Y = Prestasi Belajar
a = konstanta
b = pengaruh/koefisien regresi
X = Kedisiplinan Belajar

23
3. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (t)
Uji parsial digunakan untuk menganalisis pengaruh variabel independent dan
dependen (Arikuntoro, 2010:234). Pengujian secara parsial yang bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel kedisiplinan belajar (X) terhadap prestasi belajar (Y)
maka dilakukan uji distribusi t berdasarkan t hitung dan t table. Adapun kriteria
pengujian adalah sebagai berikut :
1. jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya
terdapat pengaruh secara parsial kedisiplinan belajar (X) terhadap prestasi
belajar (Y).
2. jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak
terdapat pengaruh secara parsial motivasi belajar (X) terhadap hasil belajar
(Y).
b. Koefisian Determinasi(R2)
Koefisien Determinasi (R2) dalam analisis regresi dapat digunakan sebagai ukuran
untuk menyatakan kecocokan garis yang diperoleh, semakin besar (R2), maka
semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menjelaskan kondisi
yang sebenarnya. Dari hasil regresi liniear sederhana yang menunjukan seberapa
besar variabel dependen bisa dijelaskan oleh variabel-variabel bebasnya. Dalam
penelitian ini koefisien determinasi digunakan untuk menunjukkan persentase
seberapa besar variabel bebas (independent) dapat menjelaskan variabel terikat
(dependen).

24
Daftar Pustaka
Munib, Achmad, dkk. 2011. Pengantar Ilmu Pendidikan Semarang: Unnes
Press
Djaali. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Tu‟u, Tulus. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa.
Jakarta: Grasindo.
Koesoema, Doni. 2011. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di
Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Unarajan dan, Dolet. 2003. Manajemen Disiplin. Jakarta: PT. Grasindo
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta
Suryabrata, Sumadi. (2001). Metodologi Penilitan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Mas’udi, Asy. (2000). Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan.
Yogyakarta: PT Tiga Serangkai
Departemen pendidikan dan Kebudayaan. (1999) . Pedoman metode
penyajian pendidikan moral pancasila dan penerapan. Jakarta: Dekdikbud.
Mudzalir, A. (1997). Psikologi Pendidikan. Jakarta: Pustaka Setia
Hurlock, Elizabeth B. 1990. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.
Slameto.2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta:Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. (2003). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi.
Jakarta: Rineka Cipta
Koesoema, D. 2015. Pendidikan Karakter. Jakarta: Gramedia.
Farida, A. 2014. Pilar-Pilar Pembangunan Karakter Remaja. Bandung:
Nuansa Cendekia

25

Anda mungkin juga menyukai