Anda di halaman 1dari 8

Copyright © The Author(s) 2021

Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 1, April 2021

Analisis Hasil Belajar Pada Kurikulum 2013 di Kelas V SD


Negeri 22 SP.5 Manis Raya Tahun Pelajaran 2019/2020

Apolonius Untung 1, Dwi Cahyadi Wibowo 2, Muhammad Rian Subekti 3


1, 2, 3
STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Indonesia

1
apolonius-untung@gmail.com, 2 dwicahyadiwibowo@gmail.com, 3 muhammadriansubekti@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil belajar siswa kelas V Sekolah Dasar
Negeri 22 SP5 Manis Raya tahun pelajaran 2019/2020. Subjek dalam penelitian ini terdiri
atas 24 orang siswa. Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah Survei. Teknik pengumpulan data
menggunakan jenis wawancara tersruktur. Alat pengumpulan data berupa lembar
wawancara dan dokumen. Hasil dari penelitian ini berdasarkan nilai rata-rata siswa kelas V
SD Negeri 22 SP.5 Manis Raya dengan siswa 24 orang dimana terdiri dari 9 orang siswa
laki-laki dan 15 orang siswi perempuan, berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa
siswi perempuan lebih unggul dari pada siswa laki-laki baik itu dalam nilai pengetahuan
dan keterampilan. Adapun yang menjadi faktor pendukung hasil belajar siswa adalah(1)
dukungan dari orang tua, (2) menggunakan media seadanya, (3) selalu mengelola kelas
sebelum memulai pembelajaran, (4) melakukan KKG setiap bulan. Dalam mengajar guru-
guru di SDN 22 SP.5 Manis Raya menggunakan media apa adanya tergantung dari materi
apa yang disampaikan dan guru-guru pun mengajak siswa keluar dari kelas dan mengajar
dengan media seadanya, agar siswa tidak merasa bosan belajar didalam kelas.. Upaya
untuk mengatasi hambatan hasil belajar siswa adalah (1) guru memamfaatkan sarana dan
prasarana yang ada dilingkungan,(2) melakukan pendekatan kepada siswa,(3) memahami
karakter setiap siswa, dan ) dan(4) di akhir pembelajaran guru selalu memberikan evaluasi
kepada siswa tentang apa yang telah dipelajari.
Kata kunci: hasil belajar, Kurikulum 2013

Pendahuluan
Pendidikan berfungsi membantu peserta didik yang dalam pengembangan dirinya, yaitu
pengembangan semua potensi, kecakapan, sereta karakteristik dirinya ke arah yang positif,
baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya. Pendidikan berfungsi mengebangkan apa yang
secara potensial dan aktual telah dimiliki peserta oleh peserta didik, sebab peserta didik
bukanlah gelas kosong yang harus diisi dari luar.
Dalam undang-undang nomor 20 tahun 2007 tentang sistem pendidikan nasional
dinyatakan bahwa: “pendidkan merupakan usaha sadar yang terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potesi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa
maupun negara. Pendidikan merupakan usaha sadar dalam proses pembelajaran yang
terencana agar nantinya peserta didik menjadi manusiayang lebih baik. Pendidikan dasar
sebagai pendidikan awal juga sangat berpengaruh terhadap pendidikan yang selanjutnya”.

https://e-journal.my.id/jsgp/article/view/463
16
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran
ISSN 2654-6477

Salah satu usaha agar mutu pendidikan di Indonesia dapat ditingkatkan adalah dengan
memperbaiki proses belajar didalam maupun diluar kelas. Dalam usaha pencapaian tujuan
belajar perlu diciptakan adanya lingkungan belajar yang kondisif, hal ini akan berkaitan dengan
mengajar. Mengajar diartikan sebagai suatau usaha penciptaan sistem lingkungan yang
memungkinkan terjadinya proses belajar. Sistem lingkungan belajar ini terdiri atau dipengaruhi
oleh berbagai komponen yang saling mempengaruhi (Sadirman, 2014:25).
Banyak faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran siswa yang baik salah satunya
adalah pengelolaan ruang belajar, pengelolaan siswa, dan pengelolaan kegitan pembelajaran
yang baik. Hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan siswa dalam mempelajari materi yang
disampaikan oleh guru selama periode tertentu. Hasil belajar, pada hakikatnya, merupakan
pencapaian kompetensi-kompetensi yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap,
dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Tujuan pembelajaran
dianggap tercapai apabila siswa memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Hasil belajar
dapat diketahui setelah guru melakukan analisis hasil belajar siswa.
Dalam mencapai tujuan pendidikan perlu adanya sebuah rancangan yang terencana dan
terarah yang biasa disebut kurikulum. Menurut Rusman (2009:52) kurikulum merupakan
“suatu sistem program pembelajaran untuk mencapai tujuan institusional pada lembaga
pendidikan sehingga kurikulum memegang peranan penting dalam mewujudkan sekolah
bermutu dan berkualitas”. Seiring berjalannya waktu ada banyak ahli yang mengemukakan
pendapat tentang arti dari kurikulum itu sendiri.
Menurut Kesumawardani (2016:70) dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum
pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006, dan sekarang Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 diawali
dari kegelisahan melihat sistem pendidikan yang diterapkan selama ini hanya berbasis pada
pengajaran untuk memenuhi target pengetahuan siswa, berubahnya kurikulum lama ke
kurikulum 2013 merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk pengembangan kurikulum
yang sesuai dengan kebutuhan generasi muda.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V SD Negeri 22 SP.5 Manis Raya Tahun
Pelajaran 2019/2020, sejak diberlakukannya Kulirulum 2013 di sekolah ternyata masih banyak
kendala yang dialami oleh guru. Hal ini mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Sugianti
(2015:2) beberapa masalah yang dialami oleh guru-guru pada Kurikulum 2013 adalah: (1)
Guru belum terlalu paham dengan sistem penilaian Kurikulum 2013, karena sistem penilaian
tidak dijelaskan dalam buku panduan Kurikulum 2013. Selain itu penilaian juga sangat
kompleks, baik kognitif, afektip, dan psikomotorik. Guru harus membuat penilaian terhadap
masing-masing individu. Guru memanggap hal tersebut cukup memberatkan, meskipun
administrasi seperti silabus sudak disiapkan oleh pusat, tetapi penilain tersebut yang rumit. Hal
ini menyebabkan persiapan mengajar menjadi sangat kurang dikelas. (2) Buku-buku Kurikulum
2013 banyak yang belum terdistribusi sampai ke sekolah, misalnya saja ketika sudah masuk
semester genap, buku-buku semester ganjil baru sampai di sekolah, sehingga banyak sekolah
yang meskipun sudah menerapkan Kurikulum 2013, tetapi menggunakan buku-buku KTSP. (3)
Peserta didik membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menemukan konsep dalam
pembelajaran. (4) Sulit merubah kebiasaan peserta didik, yang biasanya diberitahu menjadi
mencari tahu melaluai pencairan infomasi, diskusi, dan lainnya. Sehingga mempengaruhi hasil
belajar siswa.
Sebagai upaya untuk mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang ditetapkan, maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran tertentu yang

17
Vol. 4, No. 1, April 2021
ISSN 2654-6477

terkandung dalam tujuan pembelajaran tersebut. Pengelompokan tujuan pembelajaran itu


harus mengacu kepada tiga jenis dominan yang melekat pada diri peserta didik yang
disebutkan oleh Benjamin S. Bloom (2014:108) yang dikenal dalam taksonomi Bloom, yaitu
ranah proses berpikir (cognitive dominan), ranah nilai atau sikap (affective dominan), dan
ranah keterampilan (psychomotor dominan). Ranah kognitif berhubungan erat dengan
kemampuan intelektual/berfikir peserta didik terhadap suatu pengetahuan. Ranah afektif
mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral. Adapun untuk
ranah psikomotorik merupakan ranah yang berkenaan dengan otot, keterampilan motorik, atau
gerak yang membutuhkan koordinasi otot.

Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan
kualitatif berhubungan erat dengan sifat dari realitas sosial dan prilaku manusia.Saebani (2012:
90) mengatakan “Pendekatan kualitatif yakni pendekatan yang berupaya memahami gejala-
gejala yang sedemikian rupa dengan menafikan segala hal yang bersifat kuantitatif, sehingga
gejala-gejala yang ditemukan tidak memungkinkan untuk diukur oleh angka-angka melainkan
melalui penafsiran logis teoritis yang berlaku atau terbentuk begitu saja karena rialita yang
baru, yang menjadi idikasi signifikan terciptanya konsep baru”. Metode penelitian yang
digunakan dala penelitian ini yaitu penelitian Kualitatif. Bentuk penelitian ini adalah Penelitian
deskriptif, karena dalam penelitian ini mendeskripsikan keadan yang terjadi secara sisematis
dan faktual dengan tujuan unuk memaparkan serta penyelesain dari masalah yang diteliti.
Menurut Arikunto (2013,:3) “penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan utuk
menyelidiki keadaan, kondisi atau hal-hal lain yang sudah disebutkan yang hasilnya dipaparkan
dalam bentuk laporan penelitian. Peneliti tidak mengubah, menambah atau mengadakan
manipulasi terhadap objek atau wilayah penelitian. Peneliti hanya memotret apa yang terjadi
pada diri objek atau wilayah yang diteliti, kemidian memaparkan apa yang terjadi dalam bentuk
laporan penellitian secara lugas seperti apa adanya”.
Subjek penelitian adalah sebagai sumber data penelitian, atau dapat dikatakan narasumber
dalam mendapatkan data penelitian. Objek dalam penelitian merupakan sasaran yang akan kita
teliti, dalam penelitian ini yang ingin diteliti yaitu Hasli Belajar Siswa dengan harapan setelah
melakukan penelitian ini dapat menganalisis hasil belajar siswa kelas VSD Negeri 22 SP.5
Manis Raya Tahun Pelajaran 2019/2020. Waktu penelitian dimulai megantar surat praobservasi
pada tanggal 20 Maret 2018, dan setelah mendapar izin dari kepala sekolah dan wali kelas V
SD Negeri 22 SP.5 Manis Raya Tahun Pelajaran 2019/2020. Lokasi pada penelitian ini yaitu SD
Negeri 22 SP.5 Manis Raya.
Teknik pengumpulah data dalam penelitian ini, penulis mengumpulkan dan menganalisis
data kualitatif, yaitu kata-kata dan dokumentasi hasil belajar siswa. Ada beberapa teknik yang
digunakan penulis dalam penelitian, sebagai berikut : (1) Teknik Wawancara Terstruktur, dan
(2) Teknik Dokumentasi. Sedangkan alat pengumpulan datanya yakni lembar wawancara
terstruktur dan dokumen. Untuk mengidentifikasi datanya peneliti menggunakan metode
kualitatif menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2017:338), proses analisis data
kualitatif terdiri dari empat alur kegiatan, yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data
dan kesimpulan-kesimpulan, penarikan data atau verifikasi. Untuk lebih jelas mengenas teknik
analisis data dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar komponen-komponen analisis data
berikut.

18
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran
ISSN 2654-6477

Pengumpulan Data Penyajian Data

Reduksi Data Kesimpulan

Gambar 1. Model Miles & Huberman : Komponen Dalam Analisis Data

Pengumpulan Data
Data yang di ambil dari lapangan terdapat data hasil siswa di dalam belajar, data absensi
siswa, data wawancara siswa dan data aktivitas guru didalam menyampaikan materi. Sugiyono
(2014: 92) berpendapat bahwa pengumpulan data dilakukan dengan mencatat atau merekam
interaksi lisan dan perbuatan guru dengan siswa.
Reduksi Data
Menurut Sugiyono (2014: 92) mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.
Dalam mereduksi data, setiap peneliti akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai. Tujuan
utama dari penelitian kualitatif adalah pada temuan.
Reduksi data yang akan peneliti lakukan ialah dengan cara mengelompokkan data-data
mengenai pelaksanaan peningkatan hasil belajar siswa menggunakan nilai raport siswa di kelas
V SD Negeri 22 SP.5 Manis Raya Tahun Pembelajaran 2019/2020.
Penyajian Data
Display data ialah upaya peneliti untuk menyajikan data yang telah direduksi kedalam
paparan singkat. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian
singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya.Dalam hal ini Miles and
Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010: 249) menyatakan “Yang paling sering digunakan
untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.Selain dengan teks yang naratif, juga dapat berupa, grafik, matrik, network, dan chart.
Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan merupakan hasil keseluruhan data yang diperoleh melalui dari reduksi data,
catatan lapangan dan penyajian data yang sudah diolah menjadi sebuah hasil penelitian
berdasarkan data-data lapangan.Sedangkan verifikasi dalam penelitian ini bertujuan sebagai
hasil penelitian.

Hasil & Pembahasan


Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini berupa hasil belajar nilai raport pada setiap
mata pelajaran siswa yang terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswi perempuan
dapat dilihat berdasarkan rekapitulasi nilai rata-rata dari sembilan muatan pelajaran
berdasarkan perbedaan jenis kelamin siswa yaitu berjumlah 24 orang siswa di kelas V SD
Negeri 22 SP.5 Manis Raya dimana 9 orang terdiri dari siswa laiki-laki dan 15 orang siswi,
diperoleh nilai rata-rata siswa laki-laki untuk nilai pengetahuan tertinggi adalah 95 dan untuk

19
Vol. 4, No. 1, April 2021
ISSN 2654-6477

nilai keterampilan tertinggi adalah 92,44. Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan terendah
untuk siswa laki-laki adalah 74,33 dan untuk nilai keterampilan terendah 74,77. Nilai rata-rata
siswi perempuan untuk nilai pengetahuan tertinggi adalah 93,55 dan untuk nilai keterampilan
tertinggi 91,88. Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan terendah adalah 74 dan untuk nilai
keterampilan terendah adalah 74,88 dengan KKM 70.
Faktor Pendukung Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan penelitian di sekolah SD Negeri 22 SP. 5 Manis Raya dari faktor pendukung
hasil belajar siswa pada kurikulum 2013 yaitu: (1) dukungan dari orang tua, (2) menggunakan
media seadanya, (3) selalu mengelola kelas sebelum memulai pembelajaran, (4) melakukan
KKG setiap bulan. Dalam mengajar guru-guru di SDN 22 SP.5 Manis Raya menggunakan
media apa adanya tergantung dari materi apa yang disampaikan dan guru-guru pun mengajak
siswa keluar dari kelas dan mengajar dengan media seadanya, agar siswa tidak merasa bosan
belajar didalam kelas. Guru telah mengusahakan pembelajaran sebaik mungkin. Untuk
perencanaan, selalu menggunakan RPP dan perencanaan tetap dilakukan dengan sederhana.
Untuk menunjang proses pembelajaran di SD Negeri 22 SP5 Manis Raya, sikap siswa yang
positif ditunjukan dengan mengikuti pelajaran sebagaimana aturan guru. Siswa dengan tertib
dan seksama mendengarkan penjelasan guru mengenai materi pembelajaran. Dengan terlihat
siswa memperhatikan penjelasan dari guru maka terlihat interaksi yang terjadi antara guru dan
siswa berjalan dengan sangat baik, begitu juga siswa termotivasi untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Hal ini diperkuat dari hasil wawancara guru: ”Guru sebelum memulai pelajaran terlebih
dahulu guru mengubah bentuk kelas agar siswa tidak merasa bosan dalam belajar, guru
mengajar selalu menggunakan media sesuai dengan materi yang disampaikan serta
keterampilan yang dimiliki oleh guru untuk menunjang hasil belajar siswa di SD Negeri 22 SP5
Manis raya”
Faktor Penghambat Hasil Belajar Siswa
Berdasrkan dari hasil penelitian di SD Negeri 22 SP5 Manis raya dari faktor penghambat
dan kelemahan yang muncul pada pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru yaitu: (1)
ketidak lengkapan sarana dan prasarana, (2) daya dukung pemerintah perlu dilakukan dari
sosialisasi dan pemulihan sarana dan prasarana, (3) minat belajar siswa dan kesiapan siswa
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, (4) faktor sekolah . Hasil dari pengamatan peneliti
kurangnya sarana dan prasarana di SDN 22 SP.5 Manis Raya seperti: ruang kelas yang kurang
memadai seperti meja dan kursi yang siswa gunakan sudah mulai rusak, papan tulis sudah
mulai rusak sehingga siswa kurang jelas melihat apa yang ditulis oleh guru dipapan tulis, tidak
adanya infocus,kurangnya ruangan kelas sehingga mengakibatkan satu ruangan dibagi menjadi
dua kelas yaitu A dan B khususnya untuk kelas bawah, kurangnya alat-alat penunjang untuk
olah raga misalnya, seperti tidak adanya lapangan voly, lapangan bulu tangkis,lapangan takraw.
Faktor penghambat hasil belajar siswa dapat dilihat dari faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu yang dapat mempengaruhi hasil belajar individu seperti minat belajar siswa dan
kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Minat merupakan kecendrungan
yang tetap untuk memperhatikan dan mengingat beberapa kegiatan. Dalam pengertian lain,
minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang
menyuruh. Kemudian dilihat kesiapan siswa dalam belajar berhubungan dengan kematangan,
karena kematangan berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan itu perlu
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan,
maka hasil belajarnya akan lebih baik. Selain itu Faktor sekolah juga mempengaruhi hasil

20
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran
ISSN 2654-6477

belajar, ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa , relasi siswa
dengan siswa, disiplin sekolah pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan
gedung, metode pembelajaran dan tugas rumah.
Upaya Untuk Mengatasi Hambatan Belajar
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru SD Negeri 22 SP5 Manis Raya, upaya untuk
mengatasi faktor penghambat hasil belajar siswa dalam pembelajaran berdasarkan kurikulum
2013 yaitu (1) guru memamfaatkan sarana dan prasarana yang ada dilingkungan sekolah, (2)
guru melakukan pendekatan kepada siswa, (3) setiap guru memahami karakter setiap siswa,
(4) guru tidak boleh menganggap kemampuan semua siswa itu sama, karena pada dasarnya
setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, ada anak yang mudah memahami,
ada juga anak yang sulit memahami sehingga guru harus melakukan penjelasan berulang
kepada siswa tersebut, (5) mengajak siswa bermain sesuai dengan materi yang disampaikan,
(6) dan diakhir pembelajaran guru selalu memberikan evaluasi kepada siswa tentang apa yang
telah dipelajari. Guru SD Negeri 22 SP.5 Manis Raya diwajibkan untuk mengikuti pelatihan
tentang kurikulum 2013 setiap bulan,dan guru mengikuti KKG juga. Selalu memberikan
dukungan kepada peserta didik dalam belajar, dengan adanya kegiatan supervise di SDN 22
SP.5 Manis Raya maka proses pemberian bantuan kepada guru-guru dengan memberikan
dorongan, rangsangan, atau bimbingan untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
mengajar.
Hal ini juga hasil wawancara guru yang menyatakan: ”Memberi dukungan serta menjadi
fasilitator peserta didik dalam belajar, dan terkadang sebagai guru selalu memberi siswa
semangat agar siswa selalu termotivasi dalam mengikuti pembelajaran, guru selalu mencari
sumber belajar yang berkaitan dengan materi belajar baik itu dari buku maupun dari internet”
Dari hasil penelitian banyak faktor yang mempengaruhi, pengaruh guru sebagai kendali
utama dikelas sangat lah besar. Hal ini dikarnakan guru lebih mengerti kegiatan belajar siswa
dikelas. Minat peserta didk juga akan terlihat oleh guru lewat cara belajar peserta didik itu
sendiri, maupun respon saat kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.

Kesimpulan
Berdasarkan rekapitulasi nilai rata-rata dari sembilan muatan pelajaran berdasarkan
perbedaan jenis kelamin siswa yaitu berjumlah 24 orang siswa di kelas V SD Negeri 22 SP.5
Manis Raya dimana 9 orang terdiri dari siswa laiki-laki dan 15 orang siswi, diperoleh nilai rata-
rata siswa laki-laki untuk nilai pengetahuan tertinggi adalah 95 dan untuk nilai keterampilan
tertinggi adalah 92,44. Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan terendah untuk siswa laki-laki
adalah 74,33 dan untuk nilai keterampilan terendah 74,77. Dan nilai rata-rata siswi perempuan
untuk nilai pengetahuan tertinggi adalah 93,55 dan untuk nilai keterampilan tertinggi 91,88.
Sedangkan nilai rata-rata pengetahuan terendah adalah 74 dan untuk nilai keterampilan
terendah adalah 74,88 dengan KKM 70.
Faktor pendukung hasil belajar siswa pada kurikulum 2013 yaitu: (1) dukungan dari orang
tua, (2) menggunakan media seadanya, (3) selalu mengelola kelas sebelum memulai
pembelajaran, (4) melakukan KKG setiap bulan. Dalam mengajar guru-guru di SDN 22 SP.5
Manis Raya menggunakan media apa adanya tergantung dari materi apa yang disampaikan dan
guru-guru pun mengajak siswa keluar dari kelas dan mengajar dengan media seadanya, agar
siswa tidak merasa bosan belajar didalam kelas. Guru telah mengusahakan pembelajaran
sebaik mungkin. Untuk perencanaan, selalu menggunakan RPP dan perencanaan tetap

21
Vol. 4, No. 1, April 2021
ISSN 2654-6477

dilakukan dengan sederhana. Faktor penghambat dan kelemahan yang muncul pada
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru yaitu: (1) ketidak lengkapan sarana dan
prasarana, (2) daya dukung pemerintah perlu dilakukan dari sosialisasi dan pemulihan sarana
dan prasarana, (3) minat belajar siswa dan kesiapan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar
mengajar, (4) faktor sekolah. Hasil dari pengamatan peneliti kurangnya sarana dan prasarana
di SDN 22 SP.5 Manis Raya seperti: ruang kelas yang kurang memadai seperti meja dan kursi
yang siswa gunakan sudah mulai rusak, papan tulis sudah mulai rusak sehingga siswa kurang
jelas melihat apa yang ditulis oleh guru dipapan tulis, tidak adanya infocus, kurangnya ruangan
kelas sehingga mengakibatkan satu ruangan dibagi menjadi dua kelas yaitu A dan B khususnya
untuk kelas bawah, kurangnya alat-alat penunjang untuk olah raga misalnya, seperti tidak
adanya lapangan voly, lapangan bulu tangkis,lapangan takraw. Faktor penghambat hasil belajar
siswa dapat dilihat dari faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu yang dapat
mempengaruhi hasil belajar individu seperti minat belajar siswa dan kesiapan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Upaya untuk mengatasi hambatan hasil belajar siswa berdasarkan kurikulum 2013 yaitu (1)
guru memamfaatkan sarana dan prasarana yang ada dilingkungan sekolah, (2) guru
melakukan pendekatan kepada siswa, (3) setiap guru memahami karakter setiap siswa, (4)
guru tidak boleh menganggap kemampuan semua siswa itu sama, karena pada dasarnya
setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda-beda, ada anak yang mudah memahami,
ada juga anak yang sulit memahami sehingga guru harus melakukan penjelasan berulang
kepada siswa tersebut, (5) mengajak siswa bermain sesuai dengan materi yang disampaikan,
(6) dan diakhir pembelajaran guru selalu memberikan evaluasi kepada siswa tentang apa yang
telah dipelajari. Guru SD Negeri 22 SP.5 Manis Raya diwajibkan untuk mengikuti pelatihan
tentang kurikulum 2013 setiap bulan, dan guru mengikuti KKG juga.
Berkaitan dengan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti, ada beberapa
saran yang di sampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: (1) Bagi siswa, diharapkan untuk
siswa agar selalu semangat selama proses pembelajaran, memperhatikan, bertanya, menjawab
pertanyaan serta berperan aktif dalam pembelajaran. Karena hal tersebut sangat penting untuk
mempertajam pengetahuan serta aktivitas selama proses belajar mengajar berlangsung. (2)
Bagi guru, guru dapat mencoba menerapkan beberapa model pembelajaran menggunakan
berbagai macam media pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. (3) Bagi
sekolah, hendaknya pihak SDN 22 SP5 Manis Raya lebih memperhatikan fasilitas belajar siswa
agar siswa lebih termotivasi mengikuti pembelajaran. (4) Bagi peneliti, selanjutnya agar bisa
menjadi referensi.

Referensi
Andri, A. Wibowo, D. C., & Agia, Y. (2020). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Kelas V SD
Negeri 25 Rajang Begantung II. J-PiMat: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(2), 231-
241. https://doi.org/10.31932/j-pimat.v2i2.869
Agung, N. L. (2011). Metode Penelitian. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Akbar, dkk. (2013). Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Kurikulum 2013 di SMA N 1 Rambah
Hilir. Jurnal Penelitian.
Arikunto, S. (2011). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ariska, dkk. (2014). Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Kurikulum 2013 Pada Tiga SD di Gugus
VI Kecamatan Buleleng. Jurnal Nasional
Benjami, S. (2014). Taksonomi Bloom. Jakarta: Rineka Cipta.
Brinkmann. (2013). Jenis-jenis Wawancara. PT. Remaja Rosda Karya.

22
Jurnal Studi Guru dan Pembelajaran
ISSN 2654-6477

Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Peredana Media Gruop.


Deviani, dkk. (2015). Analisis Hasil Belajar Siswa Pada Kurikulum 2013 Pada Siswa Kelas V
Gugus V Abang. Jurnal Penelitian.
Dewi. (2016). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Media Permainan Ular Tangga
Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SD Negeri 02 Lengkenat Tahun Pelajaran
2016/2017. Skripsi STKIP PErsada Khatulistiwa Sintang.
Kesumawardani. (2016). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara.
Moleong, L. (2010). Metode Penelitian kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Mudjiono, D. &. (2015). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Nasrun. (2001). Hasil Belajar Dapat di Capai Dengan Usaha atau di Peroleh Dengan Jalan
Keuletan Bekerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman. (2009). Manajemen Kurikulum. Jakarta: Rajawali Pers.
Sadirman, A. (2014). Sistem Lingkungan Belajar yang di Pengaruhi Oleh Berbagai Komponen.
Bandung: Kencana Perdana Media Group.
Saebani, B. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
Slameto. (2010). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar. Skripsi. STKIP Persada
Khatulistiwa Sintang
Sudjana, N. (2014). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Sugianti. (2015). Administrasi dan Supervesi Pengembangan Kurikulum. Bandung: Mandar
Maju.
Saryono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Meylina, M. & Seran, E. Y. (2018). Peningkatan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran IPS Dengan Menggunakan Permainan Ular Tangga Kelas V SDN 08 Kenyauk
Tahun Pelajaran 2017/2018. Jurnal Pendidikan Dasar Perkhasa: Jurnal Penelitian
Pendidikan Dasar, 4 (2), 255-263. https://doi.org/10.31932/jpdp.v4i2.181.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuntitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Prospek.
Supratik. (2012). Hasil Belajar Siswa. Jakarta
Suprijono. (2012). Hasil Belajar. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Pendidikan Nasional Tahun 2007 Nomor 20 Tentang Pendidikan Nasional.
Wibowo, D. C., Sutani, P., & Fitrianingrum, E. (2020). Penggunaan Media Gambar Seri Untuk
Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Narasi. Jurnal Studi Guru dan
Pembelajaran, 3(1), 51-57. https://doi.org/10.30605/jsgp.3.1.2020.245
Zuriah, N. (2009). Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

23

Anda mungkin juga menyukai