Anda di halaman 1dari 17

Subscribe to DeepL Pro to translate larger documents.

Visit www.DeepL.com/pro for more information.

Pengembangan Guru dan Metode Untuk Meningkatkan


Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PCE)

Gunawan Santoso1* , Sri Imawati2 , Nidar Yusuf3


{mgunawansantoso@umj.ac.id1 , immawati83@umj.ac,id, needar_as@umj.ac.id}

Fakultas Pendidikan Sains, Universitas Muhammadiyah Jakarta, Jakarta, Indonesia

Abstrak. Penelitian ini lebih fokus menyoroti hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
Dari hasil pra penelitian, diperoleh hasil berupa; metode pembelajaran yang sering digunakan
oleh guru adalah metode konvensional berupa ceramah, tanya jawab, diskusi. Apa yang telah
dipelajari siswa tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik di sekolah, di rumah, di
keluarga, maupun di lingkungan masyarakat tempat tinggalnya. Rata-rata hasil belajar PKn
siswa kelas VI belum memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan sekolah. berdasarkan hasil
penelitian, maka diperoleh interpretasi data dan fakta penelitian sebagai berikut; dengan
jumlah siswa sebanyak 26 siswa, di kelas IV C tahun pelajaran 2018/2019 dengan KKM 75
yang telah dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan pada hari senin dan rabu, yaitu tanggal
1,5,7, 19,21, Februari 2018. Hasil yang diperoleh pada pra siklus yaitu 1 77 2 , nilai rata-rata
kelas 68,15, siklus pertama 1 900,89, nilai rata-rata kelas 73,11, siklus kedua 2230.00, rata-
rata kelas adalah 8 5, 77 Kemudian nilai terendah a d a nilai 50, meskipun jauh dari nilai
KKM, namun nilai ini dapat didukung dengan nilai tertinggi yaitu 100, Selanjutnya pada
siklus kedua, siswa yang tuntas KKM sebanyak 25 siswa, dengan persentase di atas KKM
yaitu 96% dan 1 siswa tidak tuntas dengan persentase di bawah KKM yaitu 4%.

Kata kunci: Pembelajaran Berpusat pada Siswa, PKn, sekolah dasar, model metode
pengembangan guru.

1 Pendahuluan

Pengembangan profesi bagi para pendidik guru harus mengakui dan memperhitungkan
bagaimana a s p e k - a s p e k pedagogi kita sering kali bertentangan dengan tuntutan institusional,
manajerial, dan birokrasi. Kita membutuhkan pengembangan profesional yang memelihara
pikiran, hati, dan semangat kita, dan yang sesuai dengan nilai-nilai kita. [1]. Seperti para ahli
lainnya (Marullo dan Edwards, 2000; Wang dan Jackson, 2005), kami memandang pelayanan
kontemporer berpusat pada komunitas dan pendidikan dengan kecenderungan ke arah model amal.
[2]. Untuk membuat keputusan yang baik, guru harus menyadari banyak cara di mana
pembelajaran siswa dapat berkembang dalam konteks perkembangan, perbedaan pembelajaran,
pengaruh bahasa dan budaya, serta temperamen, minat, dan pendekatan individu terhadap
pembelajaran. [3]. Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh diri siswa dan kualitas pengajaran.
Kualitas pengajaran adalah profesionalisme guru. Salah satunya adalah bagaimana guru memilih

PICEI 2022, 15 September, Gorontalo, Indonesia Hak


Cipta © 2023 EAI
DOI 10.4108/eai.15-9-2022.2335935
model pembelajaran. [4] [5]. Menurut beberapa ahli, perubahan kurikulum dari waktu ke waktu,
baik di Indonesia maupun di negara lain, disebabkan oleh kebutuhan masyarakat yang selalu
berkembang setiap tahunnya dan tuntutan zaman yang cenderung berubah. [6]. Baru-baru ini,
sangat mendukung National Council for Social Studies (NCSS) yang tertuang dalam visinya:
bermakna, kuat, berbasis nilai, menantang, dan aktif. Hal ini juga sangat mendukung
pengembangan tiga keterampilan inti abad ke-21, termasuk keterampilan belajar dan inovasi;
keterampilan informasi, media, dan teknologi; keterampilan hidup dan karier yang dikembangkan
dalam kemitraan dengan Forum Kemitraan untuk Keterampilan Abad ke-21 (P21) [7] [8].
Masyarakat Jepang sedang menghadapi tiga transformasi struktural besar. Selain perubahan
struktur usia karena penuaan demografis, perubahan lainnya adalah ketidakamanan pekerjaan dan
perubahan struktur pemerintah daerah dari sistem administrasi terpusat menjadi sistem independen
yang terdesentralisasi[9][10]. Temuan menunjukkan bahwa meskipun sekolah mengakui
pentingnya keterlibatan orang tua dalam pembelajaran siswa, sekolah belum memberikan
dukungan yang memadai yang dibutuhkan orang tua untuk dapat sepenuhnya terlibat dalam
pembelajaran anak-anak mereka [11][6]. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan
apakah program pendidikan dapat mengintervensi faktor pengetahuan kewarganegaraan dan sikap
kewarganegaraan ini untuk meningkatkan partisipasi pemungutan suara di kemudian hari [12].
Strategi Eropa 2020 (Komisi Eropa), Inisiatif Unggulan dan Pedoman Terpadu yang baru
menempatkan pengetahuan di jantung upaya Uni Eropa untuk mencapai pertumbuhan yang cerdas,
berkelanjutan, dan inklusif [13] [14] mengakui bahwa mengajar sebagai sebuah profesi dan
mengembangkan guru profesional adalah
solusi yang mungkin untuk kurangnya motivasi dan kepuasan guru, profesionalisme, dan
pemberdayaan, serta stres guru[15][16]
Belajar adalah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang terjadi ketika
seseorang berinteraksi secara intensif dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berasal dari
buku atau sumber lainnya. Proses belajar yang baik selalu menghasilkan hasil belajar yang baik.
Hasil belajar yang diperoleh siswa berupa kemampuan-kemampuan tertentu yang diperoleh dari
proses pembelajaran. Seringkali guru melakukan pengajaran secara konvensional. Hal ini akan
membuat siswa merasa bosan, selain itu siswa tidak dapat berperan aktif karena yang lebih aktif
disini adalah guru. Metode pendekatan Student Centered Learning merupakan model pembelajaran
yang menempatkan siswa sebagai pusat dari proses pembelajaran. Pembelajaran dengan
pendekatan Student Center Learning adalah untuk mendapatkan suatu inovasi yang kemudian
dihubungkan dengan pengalaman baru dan kemudian dipresentasikan. Pada prinsipnya pendekatan
Student Centered Learning, mahasiswa harus memiliki tanggung jawab, berperan aktif dalam
pembelajaran, mandiri, berfikir kritis dan kreatif, komunikatif, dapat bekerja sama, bersinergi dan
memiliki integritas serta setiap mahasiswa diberikan hak yang sama. Sehingga dapat dilihat
kelebihan dari Student Centered Learning agar siswa terlibat langsung dalam pembelajaran karena
dengan pengalaman yang mereka miliki dan informasi yang didapat, siswa dapat memiliki
pengetahuan yang lebih luas, serta untuk meminimalisir waktu untuk jumlah siswa dalam satu
kelas yang banyak dan menumbuhkan sikap inovasi siswa sekolah dasar di masa depan.
Mata pelajaran PKn adalah ilmu tentang tingkah laku dan perbuatan manusia dalam upaya
memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi hasil belajar mata pelajaran PKn adalah hasil yang dicapai
oleh siswa berupa kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah ia menerima
pengalaman belajar PKn. Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebagai ilmu yang bersifat
multidisipliner merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diberikan kepada siswa di
Sekolah Dasar (SD). Karena dengan mempelajari PKn, siswa diharapkan mampu memiliki sikap
sebagai warga negara yang memahami politik kebangsaan dan peka terhadap pengembangan jati
diri dan moral bangsa dalam kehidupan bernegara. Upaya mewujudkan sosok manusia seperti
yang tertuang dalam definisi dan tujuan pendidikan di atas tidak terwujud secara tiba-tiba. Upaya
ini harus melalui proses yang panjang.
melalui proses pendidikan dan kehidupan, terutama pendidikan kenegaraan dan kehidupan
bernegara. Proses ini berlangsung seumur hidup, baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kewarganegaraan saat ini adalah
bagaimana menyampaikan materi pelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
kepada peserta didik agar mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin. SDN Tengah 03 Jakarta
Timur merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sangat menjunjung tinggi keberhasilan
pembelajaran, sehingga siswa yang dihasilkan mampu berperan dalam persaingan global. Berbagai
upaya ke arah tersebut telah dilakukan oleh pihak sekolah yang bersangkutan, seperti pemenuhan
sarana prasarana, media pembelajaran, guru yang profesional dan komponen lainnya yang mampu
meningkatkan kualitas pendidikan yang dilaksanakan, dengan harapan mampu menciptakan
manajemen pembelajaran yang baik, yang pada akhirnya akan menjadikan sekolah yang
berkualitas.
Berdasarkan hasil pra riset, didapatkan hasil berupa; metode pembelajaran yang sering
digunakan oleh guru adalah metode konvensional berupa ceramah, tanya jawab, diskusi. Di SDN
Tengah 03 Pagi Jakarta Timur belum pernah menggunakan metode Student Centered Learning
dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Metode konvensional yang selalu digunakan
oleh guru tidak mampu meningkatkan hasil belajar PKn siswa kelas VI SDN Tengah 03 Pagi
Jakarta Timur. Apa yang telah dipelajari siswa tidak diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari,
baik itu di sekolah, di rumah, di keluarga, maupun di lingkungan masyarakat tempat mereka
tinggal. Nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas VI belum memenuhi nilai KKM yang telah
ditentukan oleh pihak sekolah.

2 Tinjauan Pustaka
2.1 Definisi Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa (Student Centered
Learning)

Pendekatan Student Centered Learning (SCL) merupakan model pembelajaran yang


menempatkan mahasiswa sebagai pusat dari proses pembelajaran. Dalam menerapkan konsep
Student Centered Leaning, mahasiswa diharapkan menjadi partisipan yang aktif dan mandiri
dalam proses belajarnya, yang bertanggung jawab dan berinisiatif untuk mengenali kebutuhan
belajarnya, menemukan sumber-sumber informasi untuk dapat menjawab kebutuhannya,
membangun dan mempresentasikan pengetahuannya berdasarkan kebutuhannya dan sumber-
sumber yang ditemukannya. Dalam batas-batas tertentu, siswa dapat memilih sendiri apa yang
akan dipelajarinya (Harsono, 2005:176).

2.2 Langkah-langkah Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

Pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning) memiliki langkah-
langkah yang membutuhkan partisipasi aktif dari siswa, sebagai berikut:
a. Berbagi informasi (Information Sharing) dengan metode curah pendapat (Brainstorming),
kooperatif, kolaboratif, diskusi kelompok (Gruop Discussion), diskusi panel (Panel
Discussion), simposium, dan seminar.
b. Belajar dari pengalaman (Experience Based) dengan metode simulasi bermain peran
(Role Play), permainan (Game), dan pertemuan kelompok.
c. Pembelajaran melalui pemecahan masalah (Problem Solving Based) dengan metode studi
kasus, tutorial, workshop.

2.3 Prinsip Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

a. Tanggung jawab, yaitu siswa memiliki tanggung jawab terhadap pelajaran mereka.
Dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk memiliki tanggung jawab terhadap
pelajaran mereka, siswa diharapkan akan lebih berusaha dan lebih termotivasi dalam
memaknai pelajaran mereka.
b. Partisipasi, yaitu peserta didik harus berperan aktif dalam pembelajaran.
c. Keadilan, yaitu semua siswa peserta memiliki hak yang sama untuk tumbuh dan
berkembang. Dengan adanya kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang,
maka keunggulan hanya akan didominasi oleh siswa tertentu dan diharapkan semua
peserta didik dapat bekerja sama untuk mencapai tujuan yang maksimal.
d. Mandiri, yaitu semua peserta didik harus mengembangkan semua kecerdasannya
(intelektual, emosional, moral, dan lain-lain) karena guru hanya sebagai fasilitator dan
nara sumber (mitra belajar).
e. Berpikir kritis dan kreatif, yaitu peserta didik harus menggunakan seluruh kecerdasan
intelektual dan emosionalnya dalam bentuk kreativitas, inovasi, dan analisis untuk
mengatasi berbagai tantangan yang dihadapinya karena peserta didik akan mengalami
perpaduan antara prakonsepsi dan konsepsi.
f. Komunikatif, yaitu peserta didik harus menggunakan kemampuannya dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan karena peserta didik dapat melihat
konsep dengan cara yang berbeda sebagai hasil dari pengalaman hidupnya, sehingga
diperlukan media dan sarana yang efektif untuk menyamakan persepsi.
g. Kerjasama, yaitu suatu kondisi dimana para peserta didik dapat saling bersinergi dan
mendukung satu sama lain dalam mencapai keberhasilan atau tujuan yang telah
ditetapkan dalam pembelajaran.
h. Integritas, yaitu peserta didik harus menunjukkan perilaku moral yang tinggi, dan percaya
diri dalam menjalankan segala sesuatu yang diyakininya dalam situasi apapun (Harsono,
2005:176).

2.4 Keuntungan Pendekatan Pembelajaran yang Berpusat pada Siswa

a. Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.


b. Mendorong peserta didik untuk memiliki lebih banyak pengetahuan _ banyak / luas / dalam.
c. mengaitkan peserta didik dengan kehidupan nyata.
d. Mendorong terjadinya pembelajaran dengan aktif .
e. Mengarahkan siswa untuk mengenali dan menggunakan berbagai jenis gaya belajar.
f. Perhatikan kebutuhan dan latar belakang peserta didik.
g. Memberi kesempatan untuk mengembangkan berbagai strategi penilaian (Harsono, 2005:176).
2.5 Kekurangan Pendekatan Pembelajaran Berpusat pada Siswa

a. Untuk peserta didik yang secara total sangat sulit untuk diimplementasikan.
b. Ada kemungkinan untuk menggunakan lebih banyak waktu _ banyak.
c. Tentu saja belum tentu efektif untuk seluruh kurikulum (Harsono, 2005:176).

3 Metode

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK), yang
merupakan s u a t u p e n c e r m a t a n t e r h a d a p kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang
sengaja dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, yang pada dasarnya merupakan
suatu tindakan reflektif oleh pelaku tindakan tersebut dalam melakukan perbaikan pembelajaran
(Tim Penyusun Bahan Ajar PTK, 2011: 4). Data primer dan sumber data dikumpulkan dari
informan, dokumen, tempat, dan peristiwa[18].

4 Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa siklus tindakan untuk menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa. Setiap siklus terbagi dalam empat tahap kegiatan, yaitu tahap
perencanaan, tahap tindakan, tahap observasi/evaluasi, dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik observasi atau pengamatan, pemberian tes,
dan wawancara. Teknik analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data hasil belajar siswa.
Sedangkan teknik analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data terkait kendala dan solusi
dari permasalahan yang ditemukan dalam penerapan metode SCL ini.

5 Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data, fakta, bukti, dan informasi yang akurat sebagai
berikut:

5.1 Hasil
5.1.1 Identitas Sekolah

a. Nama Sekolah : SDN Tengah 03 Pagi


b. Akreditasi: A. 2017
c. Nama Kepala Sekolah : Hj . Lilis Juwariah, S.Pd
d. Jumlah Kelompok / Siswa : 12 kelompok / 364 siswa
e. Jumlah Guru : 20 orang guru
5.1.2 Visi dan Misi Sekolah

a. Visi Sekolah "Mewujudkan sekolah yang unggul, berbudaya, ilmiah, inovatif, dan berbasis
kompetensi" Misi Sekolah
b. Mengembangkan potensi kecerdasan intelektual dan emosional yang dilandasi iman dan takwa;
c. Membangun jiwa siswa untuk memiliki semangat hidup yang tinggi;
d. Mengembangkan berbagai ide cemerlang untuk reformasi pendidikan;
e. Mengoptimalkan profesionalisme dalam pelayanan untuk meraih prestasi;
f. Mengembangkan tata kelola dan pemberdayaan sekolah;
g. Menjaga dan meningkatkan lingkungan sekolah yang aman, sejuk, dan nyaman.

5.1.3 Kelas Penelitian

Dalam penelitian tindakan ini, penulis memfokuskan pada kelas VI.C yang terdiri dari 26
siswa. Membahas penerapan pendekatan pembelajaran SCL (Student Centered Learning) untuk
meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Pkn) materi politik luar
negeri Indonesia di era globalisasi pada siswa kelas VI.C SDN Tengah 03 Pagi yang berjumlah 26
orang.

5.1.4 Pra Siklus

Berdasarkan uraian sebagaimana yang telah dipaparkan di atas dapat dikemukakan hasil yang
diperoleh dalam penelitian tentang Peningkatan Hasil Belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Pkn) materi politik luar negeri Indonesia di era globalisasi melalui pendekatan
pembelajaran Student Centered Learning pada siswa kelas VI.C SDN 03 Pagi Jakarta Timur.
Pada tahap Pra Siklus ini, dilakukan pengamatan terhadap pembelajaran Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) materi politik luar negeri Indonesia di era globalisasi yang selama
ini hanya menggunakan metode ceramah dan tanya jawab guru tidak menggunakan metode yang
variatif dan menarik.
Data awal yang diperoleh peneliti dari hasil observasi pada tahap prasiklus terhadap
pemahaman Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Pkn) materi politik luar negeri Indonesia
pada masa Orde Baru siswa kelas VI golbalisasi.c SDN 03 Pagi Jakarta Timur tahun pelajaran
2011/2012 adalah sebagai berikut:
a. Rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn), khususnya pokok bahasan Era globalisasi dan politik luar
negeri Indonesia.
b. Penerapan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap
pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn), khususnya materi
politik luar negeri Indonesia di era globalisasi.
c. Ketidakefektifan metode ceramah dan tanya jawab dalam pembelajaran Pancasila
dan Pendidikan Kewarganegaraan (PaCE) adalah karena kurangnya pemahaman anak-anak.
d. Hasil tes tulis yang memenuhi KKM yaitu 75 hanya beberapa siswa saja atau banyak
yang tidak tuntas hal ini dapat dilihat dari hasil rekap nilai siswa sebagai berikut: Tabel 1
Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus lampiran.

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

Skor
Total
Penilaian
Skor
Tida Nama siswa Tes Akhir Informasi
Tes PG (35
k. tertulis
pertanyaan)
(10)
pertanyaan)
1 Adi Dharmawan 56 15 71 Tidak Lengkap
2 Ainurrohmah 46 12 58 Tidak Lengkap
3 Ardi Setiawan 36 12 48 Tidak Lengkap
4 Yudha 58 20 78 Lengkap
5 Bayu Mahardika 36 18 54 Tidak Lengkap
6 Desta Khoiriyah 50 15 65 Tidak Lengkap
7 Saputra Desta 48 18 66 Tidak Lengkap
8 Fenisia 54 15 69 Tidak Lengkap
9 Frisk Natalia 60 24 84 Lengkap
10 Fira Ristanty 52 21 73 Tidak Lengkap
11 Fuad Dwi Putra 56 21 77 Lengkap
12 Ismail Dwi A 50 18 68 Tidak Lengkap
13 Aryo Biru 56 21 77 Lengkap
14 M. Raihan 40 12 52 Tidak Lengkap
15 Maulidya 36 15 51 Tidak Lengkap
16 Moh. Farizsyah 54 18 72 Tidak Lengkap
17 Moh. Irfansyah 62 18 80 Lengkap
18 M. Ritaz 52 24 76 Lengkap
19 Patia Indasya 44 20 64 Tidak Lengkap
20 Raditya S 48 18 66 Tidak Lengkap
21 Rima Nur Aulia 52 18 70 Tidak Lengkap
22 Sahrul Putra 56 18 74 Tidak Lengkap
23 Gina's Salwa 52 18 70 Tidak Lengkap
24 sekarang auraning 50 16 66 Tidak Lengkap
25 Siti Khalifa 42 18 60 Tidak Lengkap
26 Syahilla Navisa 62 21 83 Lengkap
1308 464 1772 C=7
50.31 17.85 68.15 NC = 19

Berdasarkan tabel 2 yang diperoleh:

Karakteristik jumlah
Total siswa 26
Nilai total 1 77 2
Rata-rata 68, 15 Cukup
Jumlah siswa yang lulus 7
Jumlah siswa yang belum selesai 19
Persentase pembelajaran yang tuntas 27% (sangat rendah)

Nilai rata-rata hasil belajar siswa pra siklus sebesar 68,15 menunjukkan nilai rata-rata tersebut
tergolong "kurang" karena kriteria nilai rata-rata kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
70-74 menunjukkan kategori cukup, 75-89 kategori baik, dan 90 - 100 kategori sangat baik.
Nilai persentase ketuntasan belajar siswa pra siklus yaitu 27% menunjukkan kategori "sangat
rendah" karena kriteria skor yang digunakan dalam penelitian ini adalah kurang dari 50%
menunjukkan kategori sangat kurang, 51-70% menunjukkan kategori kurang, 71-80%
menunjukkan kategori cukup, 81-90% kategori baik, dan 91-100% kategori sangat baik. Oleh
karena itu, perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

5.1.5 Siklus I

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa pada materi Era globalisasi
politik luar negeri ala Indonesia yang mencapai nilai KKM atau lebih hanya 10 siswa, sedangkan
16 siswa belum mencapai KKM yang ditentukan yaitu 75. Nilai tes tertulis tersebut diambil 50%
dari persentase 100% total hasil belajar siswa.
Data penilaian yang diperoleh peneliti pada siklus pertama, yaitu penilaian unjuk kerja
(performance), penilaian produk, tes tertulis pada materi Politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi yang direkapitulasi menjadi nilai keseluruhan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Pkn) pada siklus pertama adalah sebagai berikut; Tabel
3 Rekapitulasi Hasil Belajar SCL Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(Pkn) Kelas VI.c SDN Tengah 03 Pagi Siklus 1 lampiran.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Belajar SCL Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (Pkn)
Kelas VI.c SDN Tengah 03 Pagi Siklus 1

Skor
Gaya Penilaian Nilai
Tida Nama siswa L/P Belajar total Informasi
Metode Hasil Tes
k. kerja Kelom tertulis
pok
77.8
1 Adi Dharmawan L SCL 23.33 15.56 39.00 9 Lengkap
68.5 Tidak Selesai
2 Ainurrohmah P SCL 20.00 15.56 33.00 6
56.2 Tidak.
3 Ardi Setiawan L SCL 16.67 15.56 24.00 2 Selesai
87.2
4 Yudha L SCL 26.67 15.56 45.00 2 Lengkap
63.5 Tidak.
5 Bayu Mahardika L SCL 20.00 15.56 28.00 6 Selesai
70.5 Tidak Selesai
6 Desta Khoiriyah P SCL 20.00 15.56 35.00 6
70.5 Tidak.
7 Saputra Desta L SCL 20.00 15.56 35.00 6 Selesai
69.0 Tidak Selesai
8 Fenisia P SCL 20.00 15.56 33.50 6
82.8
9 Frisk Natalia P SCL 23.33 15.56 44.00 9 Lengkap
68.5 Tidak Selesai
10 Fira Ristanty P SCL 20.00 15.56 33.00 6
84.2
11 Fuad Dwi Putra L SCL 26.67 15.56 42.00 2 Lengkap
71.5 Tidak Selesai
12 Ismail Dwi A L SCL 20.00 15.56 36.00 6
80.8
13 Aryo Biru L SCL 23.33 15.56 42.00 9 Lengkap
60.3 Tidak Selesai
14 M. Raihan L SCL 20.00 13.33 27,00 3
50,1 Tidak.
15 Maulidya P SCL 13.33 13.33 23.50 7 Selesai
73.6 Tidak Selesai
16 Moh. Farizsyah L SCL 23.33 13.33 37,00 7
78.6
17 Moh. Irfansyah L SCL 23.33 13.33 42.00 7 Lengkap
70.3 Tidak.
18 M. Ritaz L SCL 20.00 13.33 37,00 3 Selesai
68.6 Tidak.
19 Patia Indasya P SCL 23.33 13.33 32.00 7 Selesai
76.0
20 Raditya S L SCL 26.67 13.33 36.00 0 Lengkap
84.4
21 Rima Nur Aulia P SCL 26.67 17.78 40.00 4 Lengkap
75.7
22 Sahrul Putra L SCL 20.00 17.78 38.00 8 Lengkap
75.7
23 Gina's Salwa P SCL 20.00 17.78 38.00 8 Lengkap
74.7 Tidak.
24 sekarang auraning P SCL 20.00 17.78 37,00 8 Selesai
66.7 Tidak Selesai
25 Siti Khalifa P SCL 20.00 17.78 29,00 8
93.7
26 Syahilla Navisa P SCL 30.00 17.78 46.00 8 Lengkap
1900
TOTAL NILAI 566.67 402.22 932.00 .89 C = 11
73.1
NILAI RATA-RATA 21.79 15.47 35.85 1 NC = 15

Berdasarkan tabel 4 yang diperoleh:


Karakteristik Jumlah
Total siswa 26
Nilai total 1 900.89
Rata-rata 73, 11 (Cukup)
Jumlah siswa yang lulus 11
Jumlah siswa yang belum selesai 15
Persentase ketuntasan belajar 42% (rendah)

Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus pertama adalah 73,11 menunjukkan nilai rata-
rata tersebut tergolong "cukup" karena kriteria nilai rata-rata kelas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah 70-74 menunjukkan kategori cukup, 75-89 kategori baik, dan 90 - 100
kategori sangat baik.
Nilai persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus I yaitu 42% menunjukkan kategori "sangat
rendah" karena kriteria skor persentase k e t u n t a s a n belajar yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kurang dari 50% menunjukkan kategori sangat rendah, 51-70% menunjukkan kategori
kurang, 71-80% menunjukkan kategori cukup, 81-90% dalam kategori baik, dan 91-100% dalam
kategori sangat baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya.

5.1.6 Data Siklus II

Hasil pengukuran tingkat pengetahuan dan pemahaman siswa pada materi Era globalisasi
politik luar negeri Indonesia yang mencapai nilai KKM atau lebih sebanyak 25 siswa, sedangkan
satu siswa belum mencapai KKM yang ditentukan, yaitu 75. Nilai tes tertulis diambil 50% dari
persentase 100% jumlah hasil belajar siswa. . Data penilaian yang diperoleh peneliti pada siklus
kedua yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian kelompok, tes tertulis pada materi Politik luar negeri
Indonesia era globalisasi direkapitulasi menjadi nilai keseluruhan pembelajaran.
hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) pada siklus II sebagai berikut:
Tabel 5 Rekapitulasi Hasil Belajar SCL Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Pkn) Kelas VI.c SDN Tengah 03 Pagi Siklus II Lampiran,

Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Belajar Pembelajaran SCL Mata Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (Pkn) Kelas VI.c SDN Tengah 03 Pagi Siklus II

Skor Penilaian
Gaya Nilai
Tida Nama siswa L/P Metode Hasil Tes Info
Belajar Total
k. kerja Kelom tertulis
pok
1 Adi Dharmawan L SCL 23.33 15.56 46.00 84.89 Lengkap
2 Ainurrohmah P SCL 23.33 15.56 41.00 79.89 Lengkap
3 Ardi Setiawan L SCL 20.00 15.56 40.00 75.56 Lengkap
4 Yudha L SCL 26.67 15.56 45.00 87.22 Lengkap
5 Bayu Mahardika L SCL 23.33 15.56 43.00 81.89 Lengkap
6 Desta Khoiriyah P SCL 23.33 15.56 42.50 81.39 Lengkap
7 Saputra Desta L SCL 23.33 17.78 43.00 84.11 Lengkap
8 Fenisia P SCL 23.33 17.78 43.00 84.11 Lengkap
9 Frisk Natalia P SCL 26.67 17.78 48.00 92.44 Lengkap
10 Fira Ristanty P SCL 23.33 17.78 43.00 84.11 Lengkap
11 Fuad Dwi Putra L SCL 26.67 17.78 47,00 91.44 Lengkap
12 Ismail Dwi A L SCL 20.00 17.78 45,50 83.28 Lengkap
13 Aryo Biru L SCL 26.67 17.78 45.00 89.44 Lengkap
14 M. Raihan L SCL 23.33 15.56 44.00 82.89 Lengkap
Tidak
15 Maulidya P SCL 20.00 15.56 37,00 72.56
Lengkap
16 Moh. Farizsyah L SCL 26.67 15.56 45.00 87.22 Lengkap
17 Moh. Irfansyah L SCL 26.67 15.56 47,00 89.22 Lengkap
18 M. Ritaz L SCL 23.33 15.56 46.00 84.89 Lengkap
19 Patia Indasya P SCL 23.33 15.56 43.00 81.89 Lengkap
20 Raditya S L SCL 26.67 15.56 46.00 88.22 Lengkap
21 Rima Nur Aulia P SCL 30.00 20.00 45.00 95.00 Lengkap
22 Sahrul Putra L SCL 23.33 20.00 44.00 87.33 Lengkap
23 Gina's Salwa P SCL 23.33 20.00 47,00 90.33 Lengkap
24 sekarang auraning P SCL 23.33 20.00 43.00 86.33 Lengkap
25 Siti Khalifa P SCL 23.33 20.00 42.00 85.33 Lengkap
26 Syahilla Navisa P SCL 30.00 20.00 49.00 99.00 Lengkap
2230.0
TOTAL NILAI 633.33 446.67 1150.00 C = 25
0
NILAI RATA-RATA 24.36 17.18 44.23 85.77 NC = 1

Berdasarkan Tab el 6 yang diperoleh:

Karakteristik Jumlah
Total siswa 26
Nilai total 2230.00
Rata-rata 8 5, 77 (Baik)
Jumlah siswa yang lulus 25
Jumlah siswa yang belum selesai 1
Persentase ketuntasan belajar 9 6 % (Sangat Baik)

Nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II adalah 85,77 menunjukkan nilai rata-rata
tersebut tergolong "baik" karena kriteria nilai rata-rata kelas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah 70-74 menunjukkan kategori cukup, 75-89 kategori baik, dan 90-100 kategori sangat baik.
Nilai persentase ketuntasan belajar siswa pada siklus II sebesar 96% menunjukkan kategori
"sangat baik" karena kriteria skor persentase ketuntasan belajar yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kurang dari 50% menunjukkan kategori sangat kurang, 51-70% menunjukkan kategori
kurang, 71-80% menunjukkan kategori cukup, 81-90% kategori baik, dan 91-100% kategori
sangat baik. Oleh karena itu, nilai hasil belajar siswa pada siklus II dikatakan tuntas.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil analisis data dari hasil penelitian diperoleh data, fakta, bukti dan informasi
yang akurat mengenai penelitian tindakan kelas model pembelajaran SCL (Student Centered
Learning) kelas VI.c SDN Tengah 03 Pagi Jakarta Timur, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

5.2.1 Penguatan Model Pembelajaran Student Centered Learning (SCL) untuk


meningkatkan hasil belajar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(Pkn) siswa kelas VI SDN 03 Pagi Jakarta Timur tahun ajaran 2017/2018

Perbandingan hasil belajar siswa pada pra siklus, siklus I, siklus II dapat disajikan pada tabel 8
berikut:
Tabel 7. Rangkuman Perbandingan Nilai Siswa dengan tema pemahaman Pendidikan Pancasila
dan Kewarganegaraan (PPKn) materi politik luar negeri Indonesia di era globalisasi siswa kelas
VI.C tahun ajaran 2017/2018
Tahap Kegiatan
Informasi
Pra Siklus Siklus I Siklus II
nama sekolah SDN Tengah 03 Pagi Jakarta Timur
Jumlah Siswa / Kelas 26 Siswa/Mahasiswa / IV.C
KKM Kelas 75
Senin,
Senin,
rabu, 1 -02- 1 9-02- 2018
Waktu Pelaksanaan PTK 5-02- 2018 dan R abu
2018 dan R abu-abu
7 -02- 2018
2 1 -02- 2018
Total Nilai Kelas 1 77 2 1 900.89 2230.00
Rata-rata 68 , 15 73 ,11 8 5 , 77
Nilai Terendah 50 60 60
Skor tertinggi 100 100 100
Tidak Lengkap (NC) 19 15 1
Lengkap (C) 7 11 25
Persentase di KKM Bawah 73% 58% 4%
Persentase dalam kantong KKM 27% 42% 9 6%

5.2.2 Gambar Diagram 7 Perbandingan N i l a i Rata-Rata dengan Persentase Hasil


Belajar Siswa

Diagram di atas menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran SCL (Student Centered


Learning) di kelas VI.C SDN Tengah 03 Pagi dapat meningkatkan hasil belajar Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan (Pkn) khususnya materi politik luar negeri Indonesia di era
globalisasi.
Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh interpretasi data dan fakta penelitian sebagai
berikut; dengan jumlah siswa 26 orang, di kelas IV C tahun pelajaran 2018/2019 dengan KKM 75
yang telah dilaksanakan sebanyak 5 kali pada hari senin dan rabu, yaitu tanggal 1,5,7, 19,21,
Februari 2018. Hasil yang diperoleh pada pra siklus yaitu 1 77 2 , nilai rata-rata kelas 68,15, siklus
pertama 1 900,89, nilai rata-rata kelas 73,11, siklus kedua 2230.00, rata-rata kelas 8 5 , 77
Kemudian nilai terendah ada nilai 50, walaupun jauh dari nilai KKM, namun nilai ini dapat
didukung dengan nilai tertinggi yaitu 100, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan jumlah
siswa/I, yaitu siswa yang tuntas pada Pra siklus 7 siswa, dengan presentase atas KKM 27% dan 19
siswa yang tidak tuntas dengan presentase di bawah KKM 73%. Karena masih banyak siswa yang
berada di bawah KKM, maka harus dilanjutkan pada siklus I.
Pada siklus I terdapat 15 siswa yang tuntas dengan persentase 58% di atas KKM dan 11 siswa
yang tidak tuntas dengan persentase di bawah KKM sebesar 42%. Karena masih banyak siswa
yang berada di bawah KKM, maka harus dilanjutkan ke siklus II. Selanjutnya pada siklus II, siswa
yang tuntas KKM sebanyak 25 orang, dengan persentase di atas KKM sebesar 58 %.
KKM sebesar 96% dan 1 siswa yang tidak tuntas dengan persentase di bawah KKM sebesar 4%.
Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan penelitian telah selesai, meningkat, dan berjalan dengan baik
dan lancar.
Sehingga dapat dikatakan bahwa berdasarkan data peningkatan nilai siswa/hasil belajar
siswa/I dari pra siklus, siklus I, siklus II, berarti peningkatan nilai penelitian ini telah dinyatakan
berhasil atau mengalami peningkatan, dan sangat efektif bila digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah dasar. Hal ini berarti pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan
Student Centered Learning menunjukkan bahwa pembelajaran sangat efektif. Menjangkau setiap
gaya belajar siswa, dan siswa yang memiliki kemampuan yang baik tidak akan terhambat oleh
siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Kondisi kelas menjadi lebih kondusif karena
siswa terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif
karena model ini dapat melayani kemampuan siswa, sehingga hasil yang dicapai oleh siswa sesuai
dengan target dan tujuan yaitu mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal.
Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL), hal ini terbukti
dengan adanya peningkatan nilai mahasiswa baik dari presentasi maupun tes tertulis. Maka hal ini
berarti Ha (hipotesis alternatif) diterima dan H0 ditolak.

6 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh interpretasi data dan fakta penelitian sebagai
berikut; dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa, di kelas IV C tahun pelajaran 2018/2019 dengan
KKM 75 yang telah dilaksanakan sebanyak 5 kali pertemuan pada hari senin dan rabu, yaitu
tanggal 1,5,7, 19,21, Februari 2018. Hasil yang diperoleh pada pra siklus yaitu 1 77 2 , nilai rata-
rata kelas 68,15, siklus pertama 1 900,89, nilai rata-rata kelas 73,11, siklus kedua 2 230,00, nilai
rata-rata kelas 8,5,77. Kemudian nilai terendah terdapat nilai 50, walaupun jauh dari nilai KKM,
namun nilai ini dapat didukung dengan nilai tertinggi yaitu 100, sehingga dapat diklasifikasikan
berdasarkan jumlah siswa yaitu siswa yang tuntas pada Pra siklus sebanyak 7 orang siswa, dengan
presentase diatas KKM sebesar 27% dan 19 orang siswa yang tidak tuntas dengan presentase
dibawah KKM sebesar 73%. Pada siklus pertama, siswa yang tuntas sebanyak 15 siswa, dengan
persentase di atas KKM sebesar 58% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 11 siswa dengan
persentase di bawah KKM sebesar 42%. Selanjutnya pada siklus kedua, terdapat 25 siswa yang
tuntas dengan persentase di atas KKM sebesar 96% dan 1 siswa yang tidak tuntas dengan
persentase di bawah KKM sebesar 4%. Dapat dikatakan bahwa pelaksanaan penelitian telah
selesai, mengalami peningkatan, dan telah berjalan dengan baik dan lancar. Dapat dikatakan
berdasarkan data peningkatan nilai hasil belajar siswa/i dari prasiklus, siklus I, siklus II, berarti
peningkatan nilai penelitian ini dinyatakan telah berhasil atau mengalami peningkatan, dan sangat
efektif bila digunakan dalam pembelajaran prosa di sekolah dasar, artinya pelaksanaan
pembelajaran melalui penerapan pembelajaran Student Centered Learning menunjukkan bahwa
pembelajaran sangat efektif. Menjangkau setiap gaya belajar siswa, dan siswa yang memiliki
kemampuan yang baik tidak akan terhambat oleh siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata. Kondisi kelas menjadi lebih kondusif karena siswa terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran lebih efektif karena model ini dapat melayani
kemampuan siswa, sehingga hasil yang dicapai oleh siswa
sesuai dengan target dan tujuan untuk mendapatkan nilai sesuai dengan kriteria ketuntasan
minimal. Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Student Centered Learning (SCL), hal
ini terbukti dengan adanya peningkatan nilai mahasiswa baik dari presentasi maupun tes tertulis.
Maka hal ini berarti Ha (hipotesis alternatif) diterima dan H0 ditolak.

Referensi

[1] M. Bascopé, M. Bonhomme, dan C. Cox, "Pedoman Kurikulum Nasional dan Pendidikan
Kewarganegaraan di Sekolah-sekolah di Negara-negara Amerika Latin," Iea.Nl, no. Juni, hal. 26-28,
2013.
[2] M. J. Cermak, J. A. Christiansen, A. C. Finnegan, A. P. Gleeson, S. K. White, dan D. K. Leach,
"Menggusur aktivisme? Dampak dari perjalanan pelayanan internasional terhadap pemahaman
tentang perubahan sosial," Educ. Citizsh. Soc. Justice, vol. 6, no. 1, hal. 5-19, 2011, doi:
10.1177/1746197910397915.
[3] L. Darling-Hammond, "Membangun pendidikan guru abad ke-21," J. Teach. Educ., vol. 57, no. 3,
pp. 300-314, 2006, doi: 10.1177/0022487105285962.
[4] N. Azizan, D. Setiawan, Y. Wau, and 1Master, "Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di Smp Muhammadiyah 07
Medan, Indonesia," Int. J. Educ. Learn. Dev. vol. 11, no. 1, pp. 26-26, 2016.
[5] G. Santoso, "MODEL PENGEMBANGAN STRUKTUR PENDIDIKAN PANCASILA (PE) DAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKN) PADA ABAD 21 DI ERA ABAD 4. 0 DI
INDONESIA" Abstrak:
Kaywords :," Proc. 2nd African Int. Conf. Ind. Eng. Oper. Manag. Harare, vol. i, no. i, pp. 175-210,
2020.
[6] G. Santoso, "Analisis Model (SWOT) Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan
Pada Era Abad 21, 4. 0 Era di Indonesia," (International J. Entrep. Bus. Dev. vol. 04, no. 02, pp.
250-256, 2021.
[7] M. Imam Farisi, "Mengembangkan Keterampilan IPS Abad 21 Melalui Integrasi Teknologi," J.
Pendidikan Jarak Jauh Online Turki, no. Januari, hlm. 16-30, 2016.
[8] E. Martini, E. Kusnadi, D. Darkam, dan G. Santoso, "Kewarganegaraan Berbasis Kompetensi
Teknologi Abad 21 di Indonesia," Int. J. Tekhnologi Mutakhir (Recent Technol. Eng, vol. 8, no. 1C2,
pp. 759-763, 2019, doi: 10.35940/ijrte.b1483.0882s819.
[9] H. H. K. CHAN, A. MAKINO, J. L. Roger Yap CHAO Jr Jae PARK Tracy Chui Shan LAU Joshua
Ka Ho MOK, dan J. L. Roger Yap CHAO Jr Jae PARK Roger Yap CHAO Jr Tracy Chui Shan LAU
Jun LI Joshua Ka Ho MOK Jae PARK Situs web, "Masyarakat Pendidikan Komparatif Hong Kong
(CESHK)," Int. J. Comp. Educ. Dev. vol. 16, no. 1, 2012.
[10] S. Kusumawardani, R. Diyanti, and G. Santoso, "Peningkatan Kemampuan Memahami Isi Bacaan
dengan Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa
Kelas VB di SDN Pondok Pinang 10," Semin. Nas. Penelit. LPPM UMJ, vol. 1, no. 23, pp. 140-151,
2020.
[11] K. Yulianti, "Implementasi Kurikulum Baru di Indonesia: Sebuah Studi di Dua Sekolah Dasar,"
Int. J. tentang Pendidikan Orang Tua. 2015, Vol. 9, No. 1, 157-168, vol. 9, no. 1, hlm. 157-168, 2015.
[12] A. K. Cohen dan B. W. Chaffee, "Hubungan antara pengetahuan kewarganegaraan remaja, sikap
kewarganegaraan, dan perilaku kewarganegaraan serta kemungkinan memilih di masa depan yang
mereka laporkan sendiri," Educ. Citizsh. Soc. Justice, vol. 8, no. 1, hlm. 43-57, 2013, doi:
10.1177/1746197912456339.
[13] Z. Bauziene, "Pentingnya Kegiatan Sukarela dalam Organisasi Belajar Mandiri di Perguruan Tinggi:
Kasus Gangguan Gerak," J. Int. Sci. Publ. Educ. Altern., vol. 10, no. 3, pp. 67-78, 2012.
[14] G. Santoso, A. S. Muchtar, dan A. Abdulkarim, "Analisis Swot Kurikulum Pendidikan Kewarganegaraan
untuk
Pendidikan Kewarganegaraan Jenjang S M A Tahun 1975-2013," E J. Pendidik. Indones., vol. 3, no. 2,
pp. 86-109, 2013.
[15] İ. H. Öztürk, "Reformasi Kurikulum dan Otonomi Guru di Turki: Kasus Pengajaran Sejarah," Online
Submiss, vol. 4, no. 2, hlm. 113-128, 2011.
[16] G. Santoso dan P. K. Sari, Prosiding Kolokium Riset Inisiatif Pendidikan 2019. 2019.
[17] N. N. Juliani, Sukadi, and D. B. Sanjaya, "METODE DISKUSI DEBAT TEKNIK ITEMIZED
RESPONSE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA," J. Chem. Inf. Model,
vol. 53, no. 9, pp. 1689-1699, 1981.
[18] B. Sumardjoko dan M. Musyiam, "MODEL PEMBELAJARAN PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN BERBASIS KEARIFAN LOKAL UNTUK MODEL PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BERBASIS
KEARIFAN LOKAL UNTUK," Cakrawala Pendidik, vol. 2, no. l, pp. 201-211, 2018.

Anda mungkin juga menyukai