Anda di halaman 1dari 12

Nur Ika Sulistyaratih, dkk, Penerapan Problem Based Learning dan Window Shopping 77

Penerapan Problem Based Learning dan Window


Shopping untuk Peningkatan Hasil Belajar
Peserta Didik
Nur Ika Sulistyaratih1, Adnan2, Sehalyana3
1
SMPN 9 Muara Teweh, 2Universitas Negeri Makassar, 3SMP Negeri 30 Makassar
1
rikahanif72@gmail.com 2adnan@unm.ac.id, 3sehalyana30@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar peserta didik pada materi Sistem
Reproduksi pada Manusia di kelas IX A SMPN 9 Muara Teweh. Penelitian ini dilaksanakan
dengan menggunakan model Problem Based Learning dan metode Window Shopping. Jenis
penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan tiga siklus.
Setiap siklus terdiri atas observasi, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan refleksi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa rata – rata hasil belajar siklus I 60,00, Siklus II 79,16 dan
siklus III 86,66. Ketuntasan hasil belajar yang didapatkan adalah 58,33% pada siklus I,
menjadi 83,33 % di siklus II dan 91,66 % di siklus III. Dapat disimpulkan penerapan model
pembelajaran Problem Based Learning dan metode Window Shopping dapat meningkatkan
hasil belajar peserta didik materi Sistem Reproduksi pada Manusia di kelas IX A SMPN 9
Muara Teweh.

Kata Kunci : Problem Based Learning , window shopping, hasil belajar, ketuntasan belajar,
Sistem reproduksi pada Manusia

1. PENDAHULUAN Sedangkan pengertian pendidikan


menurut H. Horne, adalah proses yang terus
Pendidikan adalah tuntutan di dalam menerus (abadi) dari penyesuaian yang lebih
hidup tumbuhnya anak-anak, yaitu menuntun tinggi bagi makhluk manusia yang telah
segala kekuatan kodrat yang ada pada anak- berkembang secara fisik dan mental, yang
anak, agar mereka sebagai manusia dan bebas dan sadar kepada Tuhan, seperti
sebagai anggota masyarakat dapat mencapai termanifestasi dalam alam sekitar intelektual,
keselamatan dan kebahagiaan setinggi- emosional dan kemanusiaan dari manusia.
tingginya (Ki Hajar Dewantara) Dari beberapa pengertian pendidikan
Menurut UU No. 20 tahun 2003 menurut ahli tersebut maka dapat disimpulkan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana bahwa Pendidikan adalah Bimbingan atau
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pertolongan yang diberikan oleh orang
pembelajaran agar peserta didik secara aktif dewasa kepada perkembangan anak untuk
mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kedewasaannya dengan tujuan agar
memiliki kekuatan spiritual keagamaaan, anak cukup cakap melaksanakan tugas
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang
akhlak mulia, serta ketrampilan yang lain.
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Tujuan pendidikan adalah tercantum
Negara. dalam Undang-undang RI Tahun 2003
78 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 2 NO. 2 OKTOBER 2021

“Pendidikan nasional berfungsi Penulis merupakan salah satu guru


mengembangkan kemampuan dan IPA di SMPN 9 Muara Teweh yang
membentuk watak serta peradaban bangsa merasakan dampak tersebut. Dengan
yang bermartabat dalam rangka pembelajaran kondisi khusus disebut era
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan normal baru, sistem pembelajaran dilakukan
untuk berkembangnya potensi peserta didik tatap muka secara terbatas. Sehingga dalam
agar menjadi manusia yang beriman dan hal ini guru dituntut untuk dapat pandai
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memanfaatkan waktu dan menerapkan model
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, maupun metode pembelajaran yang kreatif
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara dan inovatif.
yang demokratis serta bertanggung jawab.” Melalui observasi di SMPN 9 Muara
Untuk mencapai tujuan pendidikan Teweh, khususnya pada kelas IX A diperoleh
yang dimaksud, dilakukan pengembangan bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan guru
kurikulum pembelajaran yang digunakan masih menggunakan metode konvensional
dalam dunia pendidikan, yaitu kurikulum yaitu ceramah dimana proses pembelajaran
2013. masih berpusat pada guru, sehingga
Merebaknya kasus pandemi Corona menyebabkan peserta didik pasif. Hal ini
Virus Disease 2019 (Covid-19) sejak berpengaruh terhadap hasil pembelajaran.
Desember 2019 yang mendunia hingga saat Diketahui dari hasil observasi yang dilakukan
ini, membawa dampak yang sangat besar bahwa hasil peserta didik pada materi Sistem
terhadap kehidupan manusia . Telah diketahui Reproduksi Manusia masih belum memenuhi
bahwa penularan virus ini sangat cepat Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu sebesar 71.
melalui kontak antar manusia yang sulit Daftar nilai hasil ulangan harian 12
diprediksi karena kegiatan sosial yang tidak peserta didik yang mencapai KKM hanya
bisa dihindari. Oleh karena itu pemerintah 33,33 % atau hanya 4 peserta didik ,
bersama dengan pemimpin dunia menerapkan sedangkan sisanya 66,67 % peserta didik
kebijakan yang superketat untuk memutus masih mendapatkan nilai kurang dari 71 atau
mata rantai penyebaran penyakit ini. Dengan masih di bawah nilai KKM. Rendahnya nilai
adanya kebijakan tersebut, maka tentu saja hasil belajar peserta didik dan rendahnya
membawa dampak yang sangat besar terhadap presentase peserta didik yang mencapai KKM
seluruh tatanan kehidupan manusia. Salah dikarenakan peserta didik masih pasif dalam
satunya adalah dalam bidang pendidikan, menerima pembelajaran. Hal ini ditunjukkan
dimana pemerintah menerapkan kebijakan dalam observasi di kelas, peserta didik ada
baru dalam menjalankan sistem pendidikan yang mengantuk saat pembelajaran, ada yang
dengan dikeluarkannya Keputusan Menteri berbicara dengan teman bahkan ada juga
Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor peserta didik yang tidak memperhatikan guru
719/P/2020 tentang Pedoman pelaksanaan saat menerangkan pelajaran.
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan dalam Untuk mengatasi permasalahan
Kondisi Khusus. tersebut, perlu adanya inovasi dalam
Dampak kebijakan tersebut menerapkan suatu pembelajaran efektif,
mengakibatkan perubahan sistem kreatif dan inovatif serta menarik peserta
pembelajaran, salah satunya adalah di didik dan berpusat pada peserta didik. Pada
Kabupaten Barito Utara khususnya di SMP kurikulum 2013 khususnya di era normal
Negeri 9 Muara Teweh dan tentunya bagi guru baru, pemerintah menganjurkan penerapan
sistem pembelajaran ini adalah hal baru yang beberapa model pembelajaran inovatif yang
menimbulkan kendala dan hambatan, baik menarik dan berpusat pada peserta didik
dari kemampuan guru maupun peserta didik dengan kegiatan pembelajaran yang
dalam melaksanakan proses pembelajaran. mengaktifkan peserta didik sehingga dapat
Nur Ika Sulistyaratih, dkk, Penerapan Problem Based Learning dan Window Shopping 79

menyelesaikan masalah dalam pembelajaran pemecahan masalah yang dipilihnya. Peserta


dan dapat mengkonstruksi pengetahuannya didik merumuskan masalah yang akan
sendiri secara individual maupun percakapan dipecahkan. 2) Mengorganisasi peserta didik
atau kelompok sehingga dapat untuk belajar Yaitu membantu
mengembangkan pengetahuan yang dapat mendefinisikan dan mengorganisasikan
meningkatkan hasil belajar IPA peserta didik. kegiatan pembelajaran yang berhubungan
Salah satu model pembelajaran inovatif yang dengan masalah tersebut. Peserta didik
dianjurkan adalah PBL (Rerung, dkk., 2017) merancang pemecahan masalah sesuai
dan menggunakan metode Windows Shopping permasalahan yang telah dirumuskan. 3)
(Yetty, dkk., 2019). Membimbing penyelidikan Individual
Problem Based Learning (PBL) atau maupun kelompok yaitu mendorong peserta
pembelajaran berbasis masalah adalah model didik untuk mengumpulkan informasi yang
pengajaran yang bercirikan adanya sesuai, melaksanakan observasi/eksperimen
permasalahan nyata sebagai konteks untuk untuk mendapatkan penjelasan dan
para peserta didik belajar berfikir kritis dan pemecahan masalah. Peserta didik berdiskusi
keterampilan memecahkan masalah serta berbagi informasi setelah mencari dan
memperoleh pengetahuan (Duch : Shoimin mengumpulkan informasi yang diperlukan
(2014 :30) dari berbagai sumber untuk memecahkan
PBM merupakan pengembangan masalah. 4) Mengembangkan dan Menyajikan
kurikulum dan sistem pengajaran yang hasil karya yaitu membantu peserta didik
mengembangkan secara stimulan strategi dalam merencanakan dan menyiapkan karya
pemecahan masalah dan dasar - dasar yang sesuai seperti laporan, poster, puisi dan
pengetahuan dan keterampilan dengan model yang membantu mereka untuk berbagi
menempatkan para peserta didik dalam peran tugas dengan temannya. Peserta didik
aktif sebagai pemecah permasalahan sehari- menampilkan karyanya / menjelaskan hasil
hari yang tidak terstruktur dengan baik (Finkle kegiatan pemecahan masalahnya. 5)
dan Torp , 1995) Menganalisis dan mengevaluasi Proses
Dua definisi di atas mengandung arti pemecahan masalah yaitu membantu peserta
bahwa PBL merupakan suasana pembelajaran didik untuk melakukan refleksi atau evaluasi
yang diarahkan oleh suatu permasalahan terhadap penyelidikan mereka dan proses-
sehari-hari yang menyajikan masalah proses yang mereka gunakan. Peserta didik
kontekstual sehingga merangsang peserta melakukan refleksi / evaluasi terhadap
didik untuk belajar mengembangkan kegiatan pemecahan masalah yang telah
pengetahuannya secara aktif sehingga dapat dilakukan. (Ibrahim dan Nur, 2000)
menyelesaikan masalah yang diberikan secara Hasil penelitian Afolabi, menyatakan
individual maupun kelompok, melalui bahwa terdapat perubahan yang significan
beberapa tahap metode ilmiah sehingga terhadap hasil belajar peserta didik dengan
peserta didik juga diharapkan akan memiliki menggunakan model Problem Based
ketrampilan dalam memecahkan masalah Learning dibandingkan dengan metode
(Kamdi, 2007). konvensional (Sani, dkk., 2016).
Langkah-langkah Pelaksanaan Model Window Shopping adalah model
Problem Based Learning Pada model pembelajaran berbasis kerja kelompok dengan
Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem melakukan berbelanja keliling melihat-lihat
Based Learning) terdapat lima tahap utama, 1) hasil karya kelompok lain untuk menambah
peserta didik kepada masalah Yaitu wawasannya.
menjelaskan tujuan pembelajaran, dan Menurut Asnawi (2019) ada beberapa
menjelaskan logistik yang dibutuhkan, serta tahapan-tahapan dalam metode pembelajaran
memotivasi peserta didik untuk terlibat dalam kooperatif Window Shopping, antara lain :
80 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 2 NO. 2 OKTOBER 2021

1. Peserta didik dibuat menjadi beberapa 12. Guru melakukan evaluasi atau
kelompok. penilaian.
2. Pendidik menyampaikan materi yang 13. Guru menutup pembelajaran.
akan dipelajari.
3. Pendidik membagikan tugas yang Berdasarkan paparan di atas maka
berbeda tiap kelompok dan jenis dapat dikatakan bahwa metode tersebut akan
tugasnya berupa pemecahan masalah. mengantarkan siswa pada penanaman
4. Memberikan kesempatan kepada tiap karakter kerjasama, keberanian, demokratis,
– tiap kelompok untuk membaca dan rasa ingin tahu, interaksi antar teman, dan
mempelajari materi pelajaran. bertanggung jawab (USAID, 2015).
5. Mengerjakan soal atau Lembar Kerja Pembelajaran seperti ini dapat
Peserta Didik yang diberikan oleh menimbulkan situasi yang menyenangkan,
Pendidik. Hasil penyelesaian tetapi tetap efektif sesuai tujuan pembelajaran
dikerjakan di kertas karton atau manila yang dicapai (Rahma, W (2017 : Jurnal
dengan dibimbing oleh pendidik Penelitian Pendidikan Indonesia, Vol. 2, No.
(Guru). 2).
6. Hasil pekerjaan tiap – tiap kelompok Berdasarkan hasil observasi juga
di pajang di dinding kelas, kegiatan ini diketahui dalam pembelajaran yang dilakukan
merupakan ciri khas Window guru belum menggunakan metode Window
Shopping, seperti pembukaan toko di Shopping, sehingga peserta didik pasif dalam
mall. proses pembelajaran menyebabkan peserta
7. Setelah proses pajangan hasil tugas didik bosan karena pembelajaran dirasakan
kelompok, setiap anggota kelompok kurang menarik dan akibatnya berdampak
akan diberikan tugas dan peran masing terhadap hasil belajar yang diperoleh.
– masing , dimana ada anggota Untuk mengatasi permasalahan
kelompok yang bertugas menjaga toko tersebut adalah dengan menggunakan model
dan ada anggota yang bertugas pembelajaran Problem Based Learning dan
mengunjungi kelompokmlain. metode Window Shopping yang dipilih guru
8. Anggota yang bertugas sebagai untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
penjaga toko diharapkan mampu Hal ini sejalan dengan penelitian yang
memberikan penjelasan terkait materi dilakukan oleh Rahma (2007) bahwa untuk
yang dipajang terhadap anggota meningkatkan hasil belajar diterapkan metode
kelompok lain yang berkunjung. Dan Window Shopping. Dan untuk meningkatkan
anggota yang bertugas sebagai hasil belajar peserta didik juga dapat
pengunjung dapat bertanya ataupun dilakukan dengan menerapkan model
memberikan masukan terhadap hasil pembelajaran PBL sesuai dengan hasil yang
kerja kelompok lain yang dikunjungi. dibuktikan pada penelitian sebelumnya
9. Setelah waktu yang ditentukan selesai (Nanda, dkk., 2019).
, masing – masing anggota kelompok Oleh karena itu, berdasarkan uraian
kembali ke kelompoknya dan saling tersebut di atas peneliti perlu melakukan
bertukar informasi yang diperoleh. penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan
10. Guru berkeliling mengecek hasil hasil belajar dan ketuntasan belajar peserta
pekerjaan dan memberikan komentar didik kelas IX A di SMPN 9 Muara Teweh
terhadap hasil pekerjaan tiap – tiap dengan menerapkan model pembelajaran
kelompok dan menyampaikan hal – Problem Based Learning dan metode Window
hal yang perlu diperbaiki. Shopping
11. Guru melakukan konfirmasi, koreksi
dan umpan balik.
Nur Ika Sulistyaratih, dkk, Penerapan Problem Based Learning dan Window Shopping 81

2. METODE Nilai rata – rata hasil belajar = Jumlah


nilai hasil belajar seluruh peserta didik :
Jenis penelitian yang digunakan dalam jumlah nilai peserta didik. Dan prosentasi skor
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan ketuntasan hasil belajar diperoleh dari jumlah
Kelas (PTK) yang merupakan suatu kegiatan peserta didik yang memperoleh nilai tuntas:
pengamatan yang dilakukan terhadap kegiatan jumlah peserta didik x 100 % (Trianto, 2010)
belajar berupa sebuah tindakan yang Prosedur penelitian ini secara garis
dilakukan di dalam sebuah kelas dalam hal ini besar terdapat 4 tahap yaitu (1) perencanaan,
adalah peserta didik berjumlah 12 (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, (4) refleksi
dikarenakan masa normal baru dengan (Arikunto, 2008 : 16).
pembatasan pelaksanaan pembelajaran baik Pada tahap perencanaan adalah tahap
dari segi waktu maupun jumlah rombel untuk menentukan tujuan pembelajaran, materi
melakukan perbaikan dan pengamatan hasil pembelajaran dan mengembangkan materi.
belajar peserta didik kelas IX A di SMPN 9 Tahap pelaksanaan adalah tahap kegiatan
Muara Teweh yang berada di Kabupaten proses belajar mengajar dimana peneliti
Barito Utara Provinsi Kalimantan Tengah. menggunakan model pembelajaran Problem
Penelitian ini dilaksanakan dalam 3 Based Learning dan metode Window
siklus yaitu siklus 1, siklus 2 dan siklus 3. Shopping. Sedangkan pada tahap pengamatan,
Adapun teknik pengumpulan data peneliti melakukan pengamatan secara
dalam penelitian ini adalah observasi, langsung dengan menggunakan lembar
pengamatan, dokumentasi dan catatan pengamatan dalam kegiatan pembelajaran.
lapangan. Selanjutnya peneliti melakukan refleksi
Jenis data yang dikumpulkan adalah terhadap pembelajaran yang telah dilakukan
data deskripsi kualitatif berupa pengamatan untuk menemukan kekurangan dan sebagai
nilai sikap peserta didik dan data kuantitatif bahan diskusi bersama rekan sejawat dan
yaitu data hasil belajar dengan menggunakan dosen pembimbing untuk membuat perbaikan
Instrumen tes hasil belajar berupa soal pilihan pada pembelajarn selanjutnya.
ganda. Pada tahap ini peneliti akan
menganalisis data untuk menghitung hasil Tabel 1. Alur kegiatan penelitian tindakan kelas
pengamatan selama proses pembelajaran, model PBL dengan menggunakan
kriteria penilaian akan menggunakan lima metode Window Shopping
Siklus Kegiatan yang dilakukan
kategori yaitu sangat baik, baik, cukup baik, Perencanaan :
kurang baik dan sangat kurang baik 1. Menyusun set perangkat pembelajaran
2. Membuat lembar observasi
(Arikunto, 2009 :35). 3. Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
Ketuntasan belajar setiap indikator 4. Membagi kelompok peserta didik
Pelaksanaan :
yang telah ditetapkan dalam suatu 1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rpp
Kompetensi Dasar berkisar 0 – 100 %. Siklus 1 2. Melakukan sintaks pembelajaran PBL
3. Menerapkan metode windows shopping
Kriteria ideal ketuntasan hasil belajar adalah 4. Mengadakan tes formatif atau post test sebagai
75 %. Peneliti menetapkan ketuntasan evaluasi
Observasi : Observasi pada saat pembelajaran
minimal hasil belajar peserta didik kelas IX A berlangsung
SMPN 9 Muara Teweh materi Sistem Refleksi : Melakukan refleksi sebagai bahan
menyusun rencana siklus 2
reproduksi manusia semester I Tahun Melakukan perbaikan dengan mengoptimalkan
pelajaran 2021/2022 adalah 71 %. alokasi waktu yang tersedia , lebih mempersiapkan
Siklus 2 alat dan bahan sebagai bahan untuk penyajian karya
Untuk menganalisis data peningkatan melalui metode windows shopping dan memberikan
nilai hasil belajar peserta didik dan prosentasi hadiah kepada peserta didik yang aktif
ketuntasan belajar peserta didik digunakan Melakukan perbaikan dengan mengoptimalkan
Siklus 3 perumusan masalah dan proses penyelesaian
rumus : masalah serta membuat kesimpulan
82 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 2 NO. 2 OKTOBER 2021

3. HASIL DAN PEMBAHASAN belajar sebanyak 5 orang. Nilai post-test


tertinggi adalah 100 dan nilai post test
A. Hasil terendah adalah 25. Ketuntasan belajar peserta
Kegiatan penelitian ini dilakukan pada didik adalah sebesar 58,33% .
tanggal 02 Juli 2021 sampai dengan 14 Pada siklus 1 prosentasi ketuntasan
Agustus 2021di sekolah asal peneliti yaitu di belum mencapai target yaitu 80 %. Hal ini
SMPN 9 Muara Teweh. dikarenakan ada beberapa kendala yang
Pelaksanaan tindakan siklus 1 ditemukan saat pembelajaran. Peserta didik
dilakukan pada tanggal 02 Juli 2021 dengan masih belum dapat beradaptasi dengan model
materi pertama yang disajikan adalah pembelajaran yang diterapkan. Sehingga
Gangguan dan penyakit pada sistem proses pembelajaran belum berjalan dengan
reproduksi manusia, kelas IX A semester baik. Peserta didik masih kesulitan dalam
ganjil tahun pelajaran 2021/2022 dengan merumuskan masalah. Selain itu, peneliti
alokasi waktu 80 menit atau setara dengan 2 dalam hal ini sebagai guru masih belum dapat
Jam Pelajaran. Kegiatan dilaksanakan secara memanfaatkan waktu dengan optimal serta
luring tatap muka terbatas karena dalam masa persiapan bahan dan alat serta penyajian hasil
pandemi covid 19 dengan status kedaruratan karya dalam PBL masih belum maksimal.
level 3, dan menerapkan protokol kesehatan. Karena pada siklus 1 ketuntasan masih
Kegiatan ini di laksanakan dengan di supervisi belum mencapai target, Selanjutnya peneliti
langsung secara daring oleh dosen melaksanakan siklus 2 pada 16 Juli 2021,
pembimbing dan guru pamong. dengan materi siklus menstruasi dan proses
Peserta didik yang terlibat adalah fertilisasi. Pembelajaran siklus 2,
sebanyak 12 orang. Peneliti menampilkan menggunakan metode pembelajaran Problem
masalah tentang materi pembelajaran dengan Based Learning dan metode Window
menggunakan model pembelajaran Problem Shopping diperoleh hasil post – test peserta
Based Learning dan Metode Window didik pada tabel 3.
Shopping.
Data hasil belajar peserta didik di Tabel 3. Data post-test peserta didik siklus 2
tunjukkan dengan nilai post-test yang Nilai Post-
Jenis Data yang Diamati
dilakukan sesudah pembelajaran pada tabel 2. Test
Nilai perolehan tertinggi 100
Tabel 2. Data post-test peserta didik siklus 1 Nilai perolehan terendah 50
Nilai Post- Jumlah peserta didik yang 10
Jenis Data yang Diamati
Test nilai tuntas belajar
Nilai perolehan tertinggi 100 Jumlah peserta didik yang 2
Nilai perolehan terendah 25 nilai tidak tuntas belajar
Jumlah peserta didik yang 7 Rata-rata nilai 79,16
nilai tuntas belajar
Jumlah peserta didik yang 5 Berdasarkan tabel 3 di atas , diperoleh
nilai tidak tuntas belajar hasil bahwa rata - rata nilai post-test peserta
Rata-rata nilai 60,00 didik sebesar 79,16. Pada siklus 2 ini dari 12
orang peserta didik , jumlah peserta didik
Berdasarkan tabel 2 di atas , diperoleh yang nilai tuntas belajar sebanyak 10 orang
hasil bahwa rata - rata nilai post-test peserta dan jumlah peserta didik yang nilai tidak
didik sebesar 60,00. Pada siklus 1 ini dari 12 tuntas belajar sebanyak 2 orang. Nilai post-
orang peserta didik , jumlah peserta didik test tertinggi adalah 100 dan nilai post test
yang nilai tuntas belajar sebanyak 7 orang dan terendah adalah 50. Ketuntasan belajar peserta
jumlah peserta didik yang nilai tidak tuntas didik adalah sebesar 83, 33 %.
Nur Ika Sulistyaratih, dkk, Penerapan Problem Based Learning dan Window Shopping 83

Pada siklus 2 ini ada peningkatan terendah adalah 60. Ketuntasan belajar peserta
signifikan, yaitu adanya peningkatan nilai didik adalah sebesar 91,66 %.
rata- rata, peningkatan jumlah peserta didik Pada siklus 3 ini terjadi peningkatan
yang nilai tuntas belajar dan prosentasi seperti pada siklus 2, yaitu adanya
ketuntasan belajar juga meningkat bahkan peningkatan nilai rata – rata, peningkatan
sudah melebihi target. Selain itu, pada siklus jumlah peserta didik yang nilai tuntas belajar
2 ini guru mampu mengoptimalkan waktu serta prosentasi ketuntasan juga meningkat
dengan baik di setiap sintaks pembelajaran. menjadi 91, 66 %. Pada siklus 3 ini, peserta
Namun walaupun demikian, masih ditemukan didik sudah mampu merumuskan masalah
kendala dalam proses pembelajaran, di dari topik materi yang dibahas, peserta didik
antaranya peserta didik masih kesulitan dalam mampu menyelesaikan masalah yang
merumuskan masalah dan menyelesaikan diberikan dan mampu membuat kesimpulan.
masalah, serta peserta didik kesulitan Hal ini diperoleh dari hasil pengamatan dan
membuat kesimpulan dari materi yang di hasil catatan instrumen penilaian peneliti
bahas. Dalam penyajian hasil karya masih selama proses pembelajaran berlangsung.
ditemukan ada beberapa peserta didik yang
belum berkunjung ke kelompok lain. Dengan B. Pembahasan
melihat hasil tersebut, peneliti melanjutkan Sebelum melaksanakan penelitian ini,
dengan melaksanakan tindakan siklus 3 peneliti terlebih dahulu memetakan masalah
dengan harapan kendala dan kekurangan yang dalam kelas sampel tersebut melalui kegiatan
ditemukan pada siklus 2 dapat diatasi. identifikasi masalah yang ditemukan. Setelah
Siklus 3 dilaksanakan pada tanggal 2 menemukan permasalahan, peneliti
Agustus 2021. Pada siklus ini, peneliti melaksanakan empat tahapan kegiatan yaitu
menekankan pada tahap orientasi masalah dan perencanaan, pelaksanaan, observasi dan
penyelesaian masalah serta kesimpulan. Data refleksi. Tahap perencanaan yang dimaksud
yang diperoleh pada siklus 3 terdapat di dalam adalah peneliti menyiapkan set perangkat
tabel 4 berikut ini. pembelajaran yang terdiri dari RPP dengan
model pembelajaran PBL , Menyusun bahan
Tabel 4. Data post-test peserta didik siklus 3 ajar secara mandiri, membuat media
Nilai Post- pembelajaran dengan power point interaktif,
Jenis Data yang Diamati
Test menyusun LKPD dan membuat instrumen
Nilai perolehan tertinggi 100 penilaian serta membuat soal dan kunci
Nilai perolehan terendah 60 jawaban secara mandiri sesuai dengan
Jumlah peserta didik yang 11 indikator.
nilai tuntas belajar Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan
Jumlah peserta didik yang 1 tindakan yang dilakukan untuk
nilai tidak tuntas belajar mengimplementasikan kegiatan yang ada
Rata-rata nilai 86,66 dalam set perangkat pembelajaran yang telah
dibuat. Yaitu RPP dengan model
Berdasarkan tabel 4 di atas , diperoleh pembelajaran Problem Based Learning.
hasil bahwa rata - rata nilai post-test peserta Dalam melaksanakan proses
didik sebesar 86,66. Pada siklus 3 ini dari 12 pembelajaran, peneliti mengintegrasikan nilai
orang peserta didik , jumlah peserta didik – nilai PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)
yang nilai tuntas belajar sebanyak 11 orang hal ini sejalan dengan Permendikbud Nomor
dan jumlah peserta didik yang nilai tidak 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
tuntas belajar hanya 1 orang. Nilai post-test Pendidikan Dasar dan Menengah.
tertinggi adalah 100 dan nilai post test Kegiatan pembelajaran dilaksanakan
berdasarkan sintaks dalam RPP yang dibuat.
84 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 2 NO. 2 OKTOBER 2021

Kegiatan diawali dengan salam pembuka, dengan baik. Peserta didik masih kesulitan
menanyakan kabar peserta didik, mengabsen, dalam merumuskan masalah. Selain itu,
menyiapkan kondisi fisik dan mental serta peneliti dalam hal ini sebagai guru masih
membaca doa. Kegiatan pembelajaran belum dapat memanfaatkan waktu dengan
dilanjutkan dengan tahap apersepsi, peneliti optimal serta persiapan bahan dan alat serta
mengingatkan kembali peserta didik pada penyajian hasil karya dalam proses
materi sebelumnya dan mengaitkan pada pembelajaran masih belum maksimal.
topik materi yang akan dibahas. Kemudian Oleh karena itu peneliti mencoba
peneliti melanjutkan dengan masuk ke dalam melakukan perbaikan dengan menyusun
sintaks pembelajaran PBL. Sebagai kegiatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
awal, yaitu orientasi peserta didik pada menerapkan metode Window Shopping serta
masalah yang nyata yang sering ditemukan lebih mengoptimalkan waktu dalam setiap
dalam kehidupan sehari- hari oleh peserta sintaks pembelajaran untuk di
didik melalui media power point dengan implementasikan pada siklus 2.
menampilkan gambar-gambar yang relevan.
Selanjutnya menyampaikan tujuan dan 2) Siklus 2
manfaat materi pelajaran serta menyampaikan Pada siklus 2 ini, peneliti sudah dapat
penilaian apa saja yang akan diberikan kepada mengoptimalkan waktu sehingga seluruh
peserta didik dan gambaran umum tentang sintaks pembelajaran dapat berjalan dengan
proses pembelajaran. baik. Terutama pada kegiatan pendahuluan,
Sintaks kedua, mengorganisasikan peneliti menambah alokasi waktu, yang
peserta didik ke dalam kelompok yang semula 10 menit menjadi 15 menit. Kemudian
heterogen dengan jumlah masing –masing pada sintaks penyajian hasil karya, agar
kelompok terdiri dari 4 orang. Selanjutnya peserta didik dapat lebih aktif dan
sintaks ketiga membimbing peserta didik pembelajaran lebih menarik, peneliti
dalam penyelidikan individu maupun menerapkan metode Window Shopping,
kelompok untuk menyelesaikan masalah yang dimana peneliti menyiapkan alat dan bahan
diberikan dengan mengerjakan LKPD. dengan membawa kertas karton, lem , spidol
Kemudian dilanjutkan dengan warna agar penyajian hasil karya lebih
menyajikan hasil karya dan mengevaluasi menarik. Alokasi waktu pada tahap ini juga
hasil diskusi. lebih dioptimalkan dan peneliti lebih
Setelah berdiskusi, peserta didik mendorong masing-masing peserta didik
dibimbing guru membuat kesimpulan dan untuk lebih aktif melakukan kunjungan ke
memberikan penguatan terhadap materi yang kelompok lain sehingga diskusi dapat
dibahas. Di akhir kegiatan, guru memberikan interaktif. Dan pada siklus 2 ini terjadi
post test untuk mengetahui pemahaman peningkatan signfikan terhadap nilai rata-rata
peserta didik terhadap materi. dan prosentasi ketuntasan belajar peserta
Berikut uraian secara detail kendala didik.
dan solusi yang ditemukan dalam setiap siklus Walaupun demikian, masih ditemukan
tindakan. kendala pada siklus 2 ini, peserta didik masih
kesulitan dalam merumuskan masalah ,
1) Siklus 1 menyelsaikan masalah dan membuat
Berdasarkan data hasil pengamatan kesimpulan.
dan evaluasi peneliti, maka ditemukan Sehingga agar hasil yang diperoleh
beberapa kendala diantaranya adalah Peserta lebih maksimal, peneliti kembali melakukan
didik masih belum dapat beradaptasi dengan evaluasi dan refleksi utuk diterpakan pada
model pembelajaran yang diterapkan. siklus 3.
Sehingga proses pembelajaran belum berjalan
Nur Ika Sulistyaratih, dkk, Penerapan Problem Based Learning dan Window Shopping 85

3) Siklus 3 presentasi ketuntasan belajar peserta didik.


Pada siklus 3 peneliti melakukan Dengan menerapkan model Problem Based
perbaikan pada tahap orientasi masalah, Learning peserta didik diberikan
penyelesaian masalah dan kesimpulan. permasalahan yang erat kaitannya dengan
Pada tahap orientasi masalah, peneliti kehidupan sehari hari sehingga hal ini dapat
membuat potongan kertas kecil berwarna memberikan gambaran yang nyata pada
warni untuk dibagikan kepada peserta didik. peserta didik sehingga dapat meningkatkan
Kemudian peneliti menampilkan gambar- daya serap informasi peserta didik terhadap
gambar dan video sebagai masalah yang akan masalah yang diberikan. Sejalan dengan hal
dibahas yang sesuai dengan materi yang tersebut Alwardah,dkk (2021) menyatakan
dibahas. bahwa penerapan model pembelajaran
Kemudian peneliti meminta peserta Problem Based Learning dapat meningkatkan
untuk menuliskan pertanyaan-pertanyaan hasil belajar peserta didik.
yang muncul dalam benak mereka saat Penerapan metode Window Shopping,
melihat tayangan gambar dan video tersebut. dapat membuat peserta didik dapat aktif dan
Kemudian peserta didik diminta membacakan saling interaktif antara masing – masing
dan dimasukkan ke dalam toples kecil, yang kelompok sehingga dapat meningkatkan
selanjutnya pertanyaan-pertanyaan tersebut pemahaman peserta didik terhadap materi hal
akan dijawab atau akan dipecahkan bersama ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
kelompoknya. Reza yetty (2018) menyatakan bahwa
Pada tahap penyelesaian masalah, implementasi metode Window Shopping dapat
peneliti membuat permainan, yaitu menjadikan peserta didik proaktif dan kreatif
menggunakan gelas air mineral yang di putar sehingga berdampak pada meningkatnya hasil
bergilir oleh peserta didik dengan terlebih belajar peserta didik. Hal ini juga didukung
dahulu peserta didik membuat lingkaran oleh penelitian Siti Nor Halimah (2019) yang
dengan menyanyikan lagu yang disepakati, menyatakan bahwa metode Window Shopping
dimana pada saat lagu berhenti,peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar peserta
yang memegang air mineral tersebut yang didik.
bertugas membacakan pertanyaan dalam
toples dan yang berhasil menjawab akan 4. KESIMPULAN
diberikan hadiah berupa pulpen sebagai
motivasi. Hasil yang diperoleh, peserta didik Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
menjadi bersemangat dan atraktif sehingga kesimpulan bahwa penerapan model
proses penyelesaian masalah berjalan lancar, pembelajaran Problem Based Learning dan
optimal dan menyenangkan. Hal ini dapat penggunaan metode Windows Shopping dapat
dilihat dari hasil yang diperoleh pada siklus 3 meningkatkan hasil belajar peserta didik di
ini dimana prosentasi ketuntasan belajar kelas IX A dan dapat meningkatkan prosentasi
meningkat menjadi 91, 66 % yang artinya ketuntasan belajar peserta didik di kelas IX A
melebihi target yang ditentukan yaitu 80 %. pada mata pelajaran IPA semester ganjil tahun
pelajaran 2021/2022 di SMPN 9 Muara
Berdasarkan hasil pembahasan Teweh.
tersebut di atas dapat diketahui bahwa dengan Hasil penelitian yang dilakukan
menerapkan model pembelajaran PBL dan menunjukkan bahwa hasil belajar pada siklus
metode windows shopiing dapat I rata-rata nya adalah 60,00 .Siklus II rata-rata
meningkatkan keaktifan peserta didik dalam nya adalah 79,16 dan pada siklus III rata-
mengikuti proses pembelajaran sehingga hal ratanya adalah 86,66, hal ini menunjukkan
ini berdampak pada adanya peningkatan hasil terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik.
belajar peserta didik dan peningkatan Ketuntasan hasil belajar yang didapatkan
86 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 2 NO. 2 OKTOBER 2021

adalah sebesar 58,33% pada siklus I dan Biofarma (2021) Kenali Virus Covid – 19.
meningkat menjadi 83,33 % di siklus II dan Biofarma Author
91,66 % di siklus III. https://www.biofarma.co.id/id/berita-
terbaru/detail/kenali-virus-covid19
5. UCAPAN TERIMAKASIH Dewey, J (2021)Problem Based Learning
menurut beberapa Cendekiawan .
Penulisan artikel ini merupakan salah Sibalus we. Id. Informasi Pendidikan
satu tugas penulis selama menjadi mahasiswa dan kebudayaan
Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan .https://www.silabus.web.id/problem-
angkatan 2 Tahun 2021 di Universitas negeri based-learning/
Makassar. LPMP Kemdikbud (2021) Proses
Penulis menyadari bahwa penyusunan Pembelajaran Era New Normal .
artikel ini tidak terlepas dari bimbingan dan Author
motivasi dari berbagai pihak. Penulis https://lpmpbabel.kemdikbud.go.id/w
mengucapkan terima kasih yang sebesar – p-content/uploads/2021/01/proses-
besarnya kepada Dr. Adnan,M.S selaku Dosen pembelajaran-era-new-normal-
pembimbing , Sehalyana, S.Pd selaku guru oke.pdf
pamong yang selama ini telah memberikan Mokhamad, S., (2015) Peningkatan minat
bimbingan, saran, arahan dan masukan serta belajar IPA materi struktur bumi
perbaikan agar artikel ini dapat disusun dengan melalui media gambar pada siswa
baik. Terima kasih penulis ucapkan kepada kelas V SD Negeri Ronggo 03 semester
rekan sejawat mahasiswa Kelompok C IPA 02 II Tahun pelajaran 2014/2015 . Artikel
yang telah memberikan semangat. Terima Publikasi
kasih kepada keluarga besar SMPN 9 Muara http://eprints.ums.ac.id/33146/11/NA
Teweh yang telah mendukung penuh SKAH%20PBLIKASI.pdf
pelaksanaan penelitian. Serta Terima kasih Nanda, A., Kardinal, A,. Nuraini (2021).
kepada keluarga tercinta, Suami, Ananda dan Penerapan Pembelajaran Problem
Ayahnda atas dukungan selama ini. Sehingga Based learning (PBL) menggunakan
artikel ini dapat diselesaikan dengan baik. media Power Point Onteraktif
Semoga artikel ini dapat bermanfaat terhadap hasil belajar Peserta didik.
bagi semua pihak. Amin yra. Jurnal IPA Terpadu JIT vol 4. No. 2
53-62
REFERENSI http://ojs.unm.ac.id/index.php/ipaterp
adu
Arikunto , suharsini, dkk. 2008. Penelitian Rerung, N., Iriwi, dan Widyaningsih, S.
Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi (2017). Penerapan Model
Aksara Pembelajaran Problem Based
Asnawi (2019) Model Pembelajaran Learning (PBL) Untuk
Kooperatif Tipe Window Shopping. Meningkatkan Hasil Belajar Peserta
Pondok Belajar .com. Didik SMA Pada Materi Usaha Dan
https://www.pondok- Energi. Jurnal Ilmiah Pendidikan
belajar.com/2019/07/model- Fisika Al-BiRuNi.Vol 6. No. 1
pembelajaran-window-shopping.html Rifa (2021) Tujuan Pendidikan Nasional
Berly (2021) Rumus cara menghitung Menurut Undang – Undang Nomor
ketuntasan belajar . Panduan Office. 20 tahun 2003 . Kumparan . com.
Web.id Author
https://panduanoffice.web.id/rumus- https://www.kai.or.id/berita/18532/t
menghitung-persentase/ ujuan-pendidikan-nasional-menurut-
Nur Ika Sulistyaratih, dkk, Penerapan Problem Based Learning dan Window Shopping 87

undang-undang-no-20-tahun-2003.html
Sis Joko., N (2020) Pengertian Pendidikan
menurut Ahli . Ruang Guru.
https://smkn1perhentianraja.sch.id/r
ead/5/pengertian-pendidikan-
menurut-ahli
Utami , D.P (2018) Pengaruh model
Problem Based learning (PBL)
terhadap hasil belajar siswa kelas IV
muatan IPA tentang Morfologi
Tumbuhan di SD Tarakanita Bumijo
Yogyakarta.https://repository.usd.ac.
id/23835/2/141134123_full.pdf
Yola, H. & Togi, T (2021) Pengaruh model
Problem Based Learning (PBL)
dengan teknik Polya Terhadap Hasil
Belajar Kognitif Siswa Pada Materi
Pokok Usaha dan Energi di Kelas X
semester II SMAN 1 Batang Kuis
Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurnal
Inovasi Pembelajaran Fisika
INPAFI vol 9. No. 3 . 27799
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/ind
ex.php/inpafi/article/view/27799
88 PROFESI KEPENDIDIKAN VOLUME 2 NO. 2 OKTOBER 2021

Anda mungkin juga menyukai