Anda di halaman 1dari 8

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

PENJASKES TENTANG BAHAYA NARKOBA MELALUI METODE CTL


PADA SISWA KELAS VI SDN 02 MADIUN LOR KECAMATAN
MANGUHARJO KOTA MADIUN
Setiyadji
SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun

ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelangi oleh banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam
pembalajaran Penjaskes di SDN 02 Madiun Lor Kecamatan Manguharjo Kota
Madiun. Pada kenyataan di sekolah masih banyak guru dalam melaksanakan proses
belajar mengajar menggunakan metode ceramah. Akibatnya banyak siswa yang cepat
bosan dan jenuh. Hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar, sehingga dari
mereka mendapatkan hasil belajar yang kurang maksimal. Untuk meningkatkan hasil
belajar siswa maka diperlukan adanya metode pembelajaran. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode CTL. Penelitian menggunakan rancangan penelitian
tindakan kelas dengan sistem siklus meliputi : Tahapan Perencanaan (planning),
Tahapan Tindakan (acting), Tahapan Pengamatan (observing) dan Tahap Refleksi
(reflecting). Subjek dan tempat penilitian adalah Siswa kelas VI SDN 02 Madiun Lor
Kecamatan Manguharjo Kota Madiun. Hasil penilitian menujukkan jumlah siswa
yang tuntas pada Siklus I mencapai 9 siswa dengan presntase 30%. Pada siklus II
jumlah siswa yang tuntas 21 siswa dengan presentase 86%. Jadi dapat disimpulkan
bahwa menggunakan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas VI SDN 02 Madiun Lor Kecamatan Manguharjo Kota Madiun.
Kata Kunci : Hasil Belajar. Metode CTL , Penjaskes

PENDAHULUAN Negara dan anggota umat manusia memberikan


Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pengetahuan dan ketrampilan dasar yang
tentang Sistem Pendidikan Nasional,Pasal 1 bermanfaat bagi siswa sesuai dengan tingkat
angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah perkembanganya serta mempersiapkan siswa
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Tuju-
suasana belajar dan proses pembelajaran agar an pendidikan kewarganegaraan adalah partisi-
peserta didik secara aktif mengembangkan pasi yang penuh nalar dan tanggung jawab
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan dalam kehidupan politik dari warga Negara
spiritual keagamaan, pengendalian diri, yang taat kepada nilai-nilai dan prinsip-prinsip
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta dasar demokrasi konstitusional Indonesia.
keterampilan yang diperlukan dirinya, Menimbang dasar pemikiran dan tujuan
masyarakat, bangsa dan negara.Suatu usaha pendidikan kewarganegaraan tersebut selayak-
yang terbaik untuk memungkinkan kita bisa nya pembelajaran Penjaskes dapat membekali
belajar seumur hidup ialah dengan mengetahui siswa dengan pengetahuan dan ketrampilan
manfaat perpustakaan. Perpustakaan berisi intelektual yang memadai serta pengalaman
pengetahuan dari budaya manusia sejak dahulu praktis agar memiliki kompetensi dan
sampai sekarang, serta merupakan alat efektifitas dalam berpartisipasi.
penghubung antar generasi yakni generasi masa Sebagai guru sangat berharap memiliki
lalu, masa kini dan masa yang akan datang. siswa yang cerdas terampil, memiliki tanggung
Tujuan pendidikan dasar adalah jawab sebagai siswa dan warga Negara dan
memberikan bekal kemampuan dasar kepada berpartisipasi aktif dalam kehidupan
siswa untuk mengembangkan kehidupannya bermasyarakat.
sebagai pribadi anggota masyarakat, warga

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 57


Terwujudnya harapan tersebut tentu Kota Madiun. 3) Menentukan metode belajar
harus diupayakan melalui pembelajaran yang cocok untuk siswa Kelas VI untuk mata
disekolah dengan sebaik-baiknya. pelajaran Penjaskes.
Berdasarkan kenyataan proses Hasil penelitian ini akan memberikan
pembelajaran di sekolah masih banyak yang manfaat bagi:
bersifat konvensional dalam arti guru a. Peneliti / Guru: Dapat menambah wawasan
menyampaikan materi pelajaran hanya dengan dan pengetahuan tentang pengembangan
berceramah (teacher centered) sehingga peran strategi belajar dengan metode CTL dan
guru sangat dominan dan siswa tidak pernah perangakat pembelajaran, khususnya untuk
terlibat langsung di dalam proses pembelajaran. mata pelajaran Penjaskes.
Siswa peserta didik yang pasif karena mereka b. Siswa Dapat memperbaiki pola belajar siswa
hanya membayangkan materi pembelajaran sehingga lebih terstruktur dengan baik,
yang diajarkan tanpa adanya pemahaman diharapkan dapat meningkatkan prestasi
konsep yang dibangun sendiri oleh siswa. Agar belajar siswa, dapat meningkatkan
suatu konsep masuk ke memori jangka pemahaman konsep Penjaskes.
panjang, salah satu cara yaitu siswa harus c. Instansi / Sekolah Dapat dijadikan masukan
membangun konsep tersebut melalui percobaan bagi sekolah dan sekolah, diharapkan dapat
yang dialakukan dalam suatu kelompok meningkatkan kualitas pembelajaran di
(Sudrajat, 2004:112). Kenyataan di lapangan sekolah, dan dapat mendorong bagi guru
tersebut menjadi suatu permasalahan karena kelas yang lain untuk melakukan inovasi
betentangan dengan karakteristik tujuan pembelajaran.
pendidikan, dimana proses pembelajaran KAJIAN PUSTAKA
berpusat pada siswa (students centered) tidak Contextual Teaching and Learning (CTL)
berpusat pada guru (teacher centered) sehingga Pendekatan Contextual Teaching and
fungsi guru bukan sebagai pusat informasi Learning adalah pendekatan pembelajaran yang
melainkan sebagai fasilitator dalam membantu guru mengaitkan antara materi yang
pembelajaran. Berkaitan dengan adanya diajarkan dengan situasi dunia nyata pesrta
perubahan kurikulum yang berorientasi pada didik dan mendorong peserta didik membuat
kompetensi dan untuk mengatasi persoalan hubungan antar pengetahuan yang dimiliki
diatas menjadi model pembelajaran yang dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari
inovatif. sebagai anggota keluarga dan masyarakat
Berdasarkan hasil survey di SDN 02 (Depdiknas, 2002:1).
Madiun Lor, bahwa pembelajaran di sekolah Pembelajaran dengan pendekatan
tersebut khusunya kelas VI belum berhasil kontekstual lebih mengutamakan siswa untuk
dengan tuntas dan pelaksanaannya masih aktif kreatif, dan kritis terhadap permasalahan
belum maksimal dan terdapat beberapa yang disampaikan, lebih menekanakan pada
hambatan dalam kegiatan belajar mengajar pengetahuan yang bermakana bagi siswa,
guru masih mendominasi kegiatan berpusat pada siswa, siswa belajar tidak dengan
pembelajaran dan sedikit melibatkan siswa. menghafal tapi melakukan praktek, dalam
Jika dilihat dari hasil Ulangan harian sebagian pembelajaran peran guru hanya fasilitator yang
besar siswa masih di bawah kriteria ketuntasan memeberikan arahan pada siswa dilatih untuk
minimal (KKM) yaitu sebesar 75 , dari 30 memonitor dan mengarahkan pemebelajaran
siswa hanya 33,33% (10 siswa) yang sudah mereka sendiri, yang pada akhinya siswa akan
memenuhi KKM, sedangkan 66,67% (20 menjadi pembelajaran mandiri.
siswa) belum memenuhi KKM. Pola pedekatan kontekstual berbeda
Tujuan penelitian ini adalah sebagai dengan pendekatan konvensional yang kita
berikut : 1) Mendeskripsikan cara belajar siswa kenal selama ini. Beberapa perbedaan tersebut
Kelas VI SDN 02 Madiun Lor, Kecamatan dapat kita gambarkan dalam tabel berikut ini.
Manguharjo, Kota Madiun. 2) Mendeskripsikan Konvensional Kontekstual
prestasi belajar / ketuntasan belajar Kelas VI Siswa ditempatkan Menempatkan siswa
SDN 02 Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo, sebagai objek belajar. sebagai subjek belajar

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 58


Siswa lebih banyak Siswa belajar melalui Prestasi belajar dikatakan berhasil apabia
belajar secara kegiatan kelompok. siswa mencapai ketuntasan dalam belajarnya
individual. yang menurut kurikulum SD/MI 2004, bila
Pembelajaran bersifat Pembelajaran telah memperoleh skor 65 atau nilai 6,5.
teoritis dan abstrak. dikaitkan dengan Adapun satu kelas disebut tuntas belajar, bila
kehidupan nyata kelas tersebut terdapat 85% peserta didik yang
secara riil.
telah mencapai daya serap 65%, jika kurang
Pembelajaran terjadi di Pembelajaran bisa
dalam kelas. terjadi di mana saja dari itu perlu program perbaikan dan
sesuai dengan pengayaan. Program perbaikan adalah
kebutuhan pemberian soal ulangan her kepada siswa -
Tindakan individu Tindakan dibangun siswi yang memperoleh nilai kurang dari 6,5,
didasarkan oleh faktor atas kesadaran diri sedang pengayaan adalah pemberian
dari luar dirinya. sendiri. pengetahuan tambahan tentang materi yang
Menurut teori CTL, pembelajaran dipelajari dengan tujuan untuk menambah
terjadi hanya apabila siswa memproses pemahaman siswa. Ketuntasan belajar siswa
informasi dan pengetahuan baru sedemikian ditentukan dengan rumus
rupa sehingga informasi itu bermakana bagi
mereka dalam kerangka acuan mereka sendiri.
Tinjauan Mata Pelajaran Penjaskes
Langkah-langkah Pembelajaran CTL :
Pendidikan jasmani dan kesehatan
1. Kegiatan Awal: a) Guru menyiapkan peserta
(Penjaskes), merupakan bagian integral dari
didik secara psikis. b ) Apersepsi c ) Guru
pendidikan keseluruhan yang menggunakan
menyampaikan tujuan pembelajaran. d )
aktivitas jasmani sebagai media. Sementara itu
Penjelasan tentang pembelajaran kelompok.
penjaskes merupakan proses pendidikan yang
e)
membina anak untuk mampu mengintegrasikan
2. Kegiatan Inti : a ) Siswa bekerjasama dalam
pengetahuan, nilai, sikap, ketrampilan dan
kelompok menyelesaikan permasalahan
pembuatan keputusan nyata sebagai realisasi
yang diajukan guru. b ) Guru berkeliling
dari pola hidup sehat dan bugar baik sebagi
untuk mengamati, memotivasi,
individu maupun warga masyarakat.
memfasilitasi siswa. c ) Siswa
Penjaskes adalah Pendidikan Jasmani
mempresentasikan hasil penyelesaian dan
dan Kesehatan yang akan membahas beberapa
alasan atas jawaban permasalahan yang
aspek berkenaan dengan nilai kependidikan
diajukan guru. d) Siswa dalam kelompok
dari pendidikan jasmani, temasuk dasar
menyelesaikan LKS. e) Guru berkeliling
filsafatnya, aspek pertumbuhan dan
untuk mengamati, memotivasi,
perkembangan anak, kebugaran jasmani. Selain
memfasilitasi siswa. f) Siswa
itu disajikan keterampilan dasar atletik, senam
mempresentasikan hasil kerja kelompok. g)
dan permainan. Di samping itu juga dibahas
Guru dan siswa membahas hasil kerja
penjaskes dalam kaitannya dengan pembinaan
kelompok. h) Guru mengadakan refleksi.
self esteem anak, aplikasi model-model
Prestasi Belajar
pembelajaran penjaskes dalam konteks ke-SD
Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi
an, evaluasi kuantitatif dan kualitatif dengan tes
oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari
tertulis, tes perbuatan, simulasi, serta
dirinya sendiri (faktor internal) maupun yang
pengembangan cabang-cabang olahraga pilihan
berasal luar individu (faktor eksternal). Prestasi
sesuai dengan minat dan bakat. Sebagai
belajar seseorang pada hakikatnya merupakan
pendidik / guru harus bisa siswa dalam
hasil interaksi antara kedua faktor tersebut.
penguasaan mata penjaskes ini, kegiatan
Oleh karena itu, dalam rangka membantu siswa
belajar mengajar dirancang melalui bahan ajar
untuk mencapai prestasi belajar yang seoptimal
cetak, web-based course dan audio visual.
mungkin sesuai dengan kemampuan masing -
METODE PENELITIAN
masing, maka guru harus mengenali faktor -
Subyek, Tempat, dan Waktu serta Pihak
faktor tersebut.
yang Membantu Penelitian

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 59


Subjek dalam penelitian ini adalah Perencanaan : Pada tahap ini yang perlu
siswa kelas VI SDN 02 Madiun Lor, dipersiapkan adalah instrument penelitian yang
Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun meliputi :a) Rencana Perbaikan Pembelajaran
Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019. (RPP). b) Lembar Kegiatan siswa
Dengan jumlah siswa sebanyak 30 siswa. yang akan dilakukan siswa dalam kegiatan
Tempat Penelitian Perbaikan belajar mengajar pada pokok bahasan Narkoba
Pembelajaran dilaksanakan di SDN 02 Madiun dengan indikator siswa dapat menjelaskan
Lor, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun. pengaruh Narkoba dilingkungannya. c) Lembar
Lokasi SDN 02 Madiun Lor terletak di Jalan Observasi pengolahan pembelajaran dengan
Diponegoro No. 41 Kota Madiun. pendekatan CTL. d ) Test hasil belajar. e )
Perbaikan pembelajaran dilaksanakan Media alat peraga
pada Semester 1 Tahun Pelajaran 2018/2019 Pelaksanaan. Pelaksanaan tindakan dengan
dan pengmpulan data dilaksanakan pada bulan mengimplementasikan dari perencanaan yang
September sampai dengan bulan Oktober 2018. telah dipersiapkan, yaitu pelaksanaan
Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
Prosedur perbaikan pembelajaran dalam CTL. Dalam pelaksanaanya, langkah - langkah
penelitian ini menggunakan tindakan kelas pelaksanaan dapat dijabarkan dalam RPP
(PTK). Menurut Rodhiati Wiraatmadja Pengamatn/ Pengumpulan Data Peneliti
(2006:11) penelitian tindakan kelas adalah dibantu dengan teman sejawat melakukan
penelitian yang mengkombinasikan prosedur pengumpulan data tentang perbaikan
penelitian dengan tindakan substantive, suatu pembelajaran. Adapun metode yang digunakan
tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, dalam pengumpulan data adalah metode
atau usaha sesorang untuk memahami apa yang observasi atau pengamatan. Observasi ini
sedang terjadi, sambil terlibat dalam proses dilaksanakan selama proses pembelajaran
perbaikan dan perubahan. berlangsung. Instrument atau alat yang
Penelitian ini adalah penelitian tindakan digunakan dalam obervasi adalah lembar
kelas (PTK) atau Classroom Action Research. pengamatan diskusi kelompok dan soal
Rancangan PTK menurut Kemmis dan Taggart individu (tes subjektif).
(dalam IGAK Wardhani dan Kuswayana Refleksi Pada tahap refleksi siklus I, peneliti
Wihardit, 2008: 1.29) adalah sebagai berikut : melakukan evaluasi bersama kolaborator
a. Rencana : adalah rencana tindakan apa terhadap hasil observasi di siklus I., jika dalam
yang akan dilakukan untuk memperbaiki, pembelajaran ini ditemukan permasalahan
meningkatkan atau perubahan perilaku dan hasil belajar siswa belum tuntas / belum
sikap sebagai solusi. berhasil.maka dilanjutkan ke siklus II
b. Tindakan : adalah apa yang dilakukan oleh SIKLUS II (DUA)
peneliti / dosen / guru sebagai upaya Perencanaan/ Pada tahap ini yang perlu
perbaikan, peningkatan, atau perubahan dipersiapkan adalah mengacu pada hasil
yang diinginkan. refleksi siklus I
c. Observasi : adalah mengamati atas hasil Pelaksanaan. Desain perbaikan siklus II
atau dampak dari tindakan yang peneliti menggunakan model pembelajaran
dilaksanakan atau dikenakan terhadap kontekstual dengan langkah-langkah sesuai
masiswa. dengan RPP siklus II
d. Refleksi : adalah peneliti Pengamatan / Pengumpulan Data Peneliti
mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dibantu dengan teman sejawat melakukan
atas hasil atau dampak dari tindakan dari pengumpulan data tentang pelaksanaan
beberapa criteria. perbaikan pembelajaran.Adapun metode yang
Adapun beberapa langkah yang akan digunakan dalam pengumpulan data adalah
dilaksanakan pada penelitian ini adalah metode observasi atau pengamatan. Observasi
sebagai berikut : ini dilaksanakan selama proses pembelajaran
Siklus I berlangsung.Instrumen atau alat yang
digunakan dalam observasi adalah lembar

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 60


pngamatan diskusi kelompok dan soal individu HASIL DAN PEMBAHASAN
( tes subjektif). Siklus I
Refleksi Pada tahap refleksi siklus kedua, Rencana Tindakan 1) Menetapkan jumlah
peneliti melakukan evaluasi bersama siklus yaitu 2 siklus tiap siklus dilaksanaka 2
kolaborator i terhadap hasil observasi di siklus kali pertemuan. 2) Menetapkan standar
kedua. jika dalam pembelajaran ini ditemukan kompetensi dan kompetensi dasar. 3) Memilih
permasalahan hasil belajar siswa sudah bahan ajar yang sesuai 4) Menyusun perangkat
berhasil.maka siklus dihentikan pembelajaran. 5) Mempersiapkan sumber,
Teknik Analisis Data bahan dan alat peraga yang dibutuhkan.6)
Dalam Perbaikan pembelajaran ini dilakukan Menyusun lembar keja kelompok siswa. 7)
beberapa macam teknik pengumpulan data Menyusun lembar evaluasi.
: Pelaksanaan perbaikan Pembelajaran.
a. Tes ( Kuantitatif) Pelaksanaan pembelajaran dengan
Tes merupakan serangkaian pertanyaan menggunakan pendekatan Contextual Teacher
atau latihan yang digunakan untuk mengukur and learning (CTL) pada Siklus I dilaksanakan
keterampilan, pengetahuan, intelegensi, pada : Hari / tanggal:Kamis, 03 Oktober 2013,
kemampuan dan bakat yang dimiliki oleh Mata pelajaran: Penjaskes Pokok bahasan :
individu atau kelompok. Pengumpulan data Narkoba Kel : VI
dilakukan untuk memperoreh data kognitif Hasil Pengamatan
yaitu melalui tes secara individu. 1. Hasil belajar/ Hasil belajar ini untuk
b. Observasi ( Kualitatif ) mengukur peningkatan prestasi belajar siswa
Dalam perbaikan pembelajaran ini setelah diajar dengan menggunakan
dilakukan observasi terhadap siswa untuk pendekatan CTL diadakan post tes yang
memperoleh data peningkatan prestasi belajar dilaksanakan pada akhir Siklus I.
siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil
lembar observasi berbentuk cheklis. analisis post tes Siklus I sebagai berikut :
Data yang sudah terkumpul selama perbaikan Tabel 4.1 Hasil Analisis Post Tes Siklus I
pembelajaran selanjutnya dianalisis sebagai Instrumen Keterangan
berikut : Jumlah siswa 30
a. Tes/ Tes diberikan dalam bentuk soal. Tuntas belajar 13
Ketuntasan belajar siswa diperoleh Tidak tuntas 17
dengan rumus sebagai berikut : Nilai tertinggi 100
Nilai = ∑ Jawaban benar x 10 Nilai terendah 50
Siswa dinyatakan tuntas belajar apabila Rata-rata 69.66
memperoleh nilai 70 sesuai dengan Standart Persentase ketuntasan 43,33%
Belajar di SDN 02 Madiun Lor Kota Madiun. Dari tabel analisis post tes siklus I
Ketuntasan belajar siswa secara klasikal diperoleh persentase ketuntasan belajar klasikal
dihitung dengan rumus sebagai berikut : (43,33%) atau 13 siswa tuntas belajar dengan
Ketuntasan Klasikal : x mendapat nilai lebih atau sama dengan 75 dan
siswa yang tidak tuntas (56,67%) atau 17
100%
siswa. Nilai tertinggi 100 dan terendah 50 dan
Indikator ketuntasan belajar siswa apabila 70%
nilai rata-rata kelas hasil belajar siswa 69,66
dari seluruh siswa dinyatakan tuntas belajar.
2. Hasil Observasi aktivitas Siswa. Hasil
b. Observasi. Observasi dilakukan untuk
pengamatan aktivitas siswa Siklus I dapat
memperoleh data psikomor dan afektif, yaitu
dilihat pada tabel di bawah ini :
data mengenai unjuk kerja siswa dalam
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Aktvitas Siswa
kegiatan pembelajaran dan sikap siswa.
Siklus I
Lembar observasi berbentuk checklist. Dan
Jml Jml. Persen Kate
data siswa dihitung dengan rumus. Aktivitas Siswa
Siswa Nilai tase gori
Ketuntasan Klasikal : x Keaktifan Siswa 30 605 67,2% Cuk
Kerjasama Siswa 30 720 60,0% up
100%
Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 61
Keberanian 30 605 67,2% 100 dan terendah 80 dan nilai rata-rata kelas
Rata - rata 64,8% hasil belajar siswa 89,83.
2. Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Refleksi Hasil pengamatan aktivitas siswa Siklus II
Refleksi tindakan Siklus I ini lebih dapat dilihat pada Tabel dibawah ini :
difokuskan pada masalah yang muncul selama
tindakan. Berdasarkan deskripsi data Siklus I, Jml Jml Perenta Kate
maka dalam pembelajaran ini ditemukan Aktivitas Siswa
Siswa Nilai se gori
permasalahan sebagai berikut: 1) Dalam proses Keaktifan Siswa
30 864 96,0%
pembelajaran guru tidak mengaitkan pelajaran Kerjasama Siswa
30 1100 91,6% Baik
sekarang dengan yang terdahulu.2) Guru Keberanian
30 885 98,3%
kurang mengaitkan materi pelajaran dengan Siswa
situasi dunia nyata. 3) Menerapkan proses Rata-rata 95,3%
belajar yang lebih di warnai Teacher Centered
Refleksi
daripada Student Centered, sehingga siswa
Berdasarkan deskripsi data Siklus II,
kurang aktif.
maka dalam pembelajaran ini ditemukan
Siklus II permasalahan sebagai berikut: 1) Dalam proses
Siklus II dilaksanakan dalam satu kali
pembelajaran guru mengaitkan pelajaran
pertemuan dengan alokasi waktu 1 x 35 menit.
sekarang dengan yang terdahulu. 2) Guru telah
Menggunakan pendekatan CTL. Dijabarkan
mengaitkan materi pelajaran dengan situasi
hasil penelitiannya sebagai berikut :
dunia nyata. 3) Menerapkan proses belajar yang
Perencanaan. 1).Menyusun Rencana
lebih diwarnai Student Centered daripada
Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan
Teacher Centered. Sehingga siswa lebih aktif
menggunakan pendekatan
dalam proses belajar.
CTL.2).Memperbaiki kekurangan-kekurangan
PEMBAHASAN
pada Siklus I yaitu:
Siklus I
Pelaksanaan. Pelaksanaan pembelajaran
Hasil Belajar Penjaskes
dengan menggunakan pendekatan CTL pada
Berdasarkan dari data penelitian
Siklus II dilaksanakan pada hari Senin,07-10-
tindakan kelas pada siklus 1 diperoleh : Dari 30
2013. Mata pelajaran: Penjaskes/ Pokok
siswa terdapat 17 siswa yang tidak tuntas
bahasan: Narkoba
belajar dengan persentase 56,67%, artinya dari
Pengamatan. Pengamatan dilaksanakan
tes evaluasi pada materi Narkoba, siswa yang
selama proses pembelajaran dilakukan oleh
mendapat nilai < 75 sebanyak 17 siswa dengan
ko;aborator. Adapun hasil pengamatan adalah :
persentase56,67%. Sedangkan siswa yang
1.Hasil belajar
tuntas belajar adalah 13 siswa dengan
Berdasarkan hasil yang diperoleh data hasil
persentase 43,33 %. Dengan nilai rata-rata pos
analisis post test Siklus II sebagai berikut,
tes siklus 1 sebesar 69,66 %.
Tabel 4.4 Hasil Analisis Post Test Siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada siklus
Instrumen Keterangan I, menunjukkan ketuntasan belajar klasikal dan
Jumlah siswa 30 rata-rata kelas belum memenuhi indikator
Tuntas belajar 30 keberhasilan. Setelah melakukan refleksi, hal
Tidak tuntas 0 ini disebabkan karena siswa masih belum
Nilai tertinggi 100 terbiasa dengan model pembelajaran yang
Nilai terendah 80 mengutamakan kerjasama dan penguasaan
Rata-rata 89,83 materi siswa kurang.
Persentase ketuntasan 100% Hasil Observasi Aktivitas Siswa
Dari tabel hasil analisis post test Siklus Berdasarkan hasil observasi pada siklus
II diperoleh perenstase ketuntasan belajar I, partisipasi siswa dalam pembelajaran
klasikal 100% 30 siswa tuntas belajar dengan termasuk dalam kategori kurang. Pada saat
mendapat nilai lebih atau sama dengan 75 dan kegiatan pembelajaran berlangsung terlihat
tidak ada siswa yang tidak tuntas nilai tertinggi sebagian besar siswa tidak memperlihatkan

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 62


pembelajaran dengan sungguh-sungguh. Hanya berpengaruh terhadap aktivitas dan peningkatan
beberapa siswa saja yang tidak dislipin, seperti hasil belajar atau prestasi siswa. Sementara itu,
mengobrol atau bercanda dengan temannya metode pembelajaran yang selama ini
sebangku. Usaha siswa dalam menjawab diterapakan oleh guru di SD Negeri SDN 02
pertanyaan yang diajukan guru cukup baik, Madiun Lor, Kecamatan Manguharjo Kota
pada pertemuan ini terdapat beberapa siswa Madiun dalam pembelajaran Penjaskes pada
yang tampak berani menjawab pertanyaan dari umumnya menggunakan metode
guru tanpa ditunjuk sebelumnya. konvensional/ceramah hal itu menyebabkan
Siklus II rendahnya prestasi belajar siswa.
Hasil belajar Penjaskes Hasil pengamatan awal guru kelas VI
Berdasarkan dari data penelitian diperoleh informasi bahwa rata-rata nilai ujian
tindakan kelas pada siklus II, diperoleh : Dari tengah semester (UTS) siswa kelas VI dalam
30 siswa tidak ada siswa yang tidak tuntas mata pelajaran Penjaskes masih rendah dan
belajar pada materi Narkoba, tidak ada siswa belum sesuai dengan nilai kriteria ketuntasan
yang mendapat nilai kurang dari 75. Sedangkan minimal (KKM) yang ditetapkan yaitu 75 dan
siswa yang tuntas belajar ada 30 siswa dengan ketuntasan kelas 85%. Prestasi belajar siswa
persentase 100% dengan nilai rata-rata post tes rendah dikarenakan kurangnya pemahaman
siklus II sebesar 89,83. konsep dan kurangnya metode dan media
Hasil post tes siklus I dan post tes siklus pembelajaran yang diterapkan oleh guru.
II terdapat peningkatan persentase ketuntasan Sehubungan dengan hal itu, penulis dalam
belajar siswa dari 40% naik menjadi 100%. penelitian perbaikan pembelajaran
Dan juga peningkatan nilai rata-rata yaitu dari memfokuskan pada metode dan media
69,66 naik menjadi 89,83. Sehingga persentase pembelajaran.Metode pembelajaran
ketuntasan belajar dan nilai rata-rata masing- merupakan pedoman guru untuk melakukan
masing terjadi peningkatan sebesar 60% dan kegiatan pembelajaran. Maka penelitian
30,17. perbaikan pembelajaran difokuskan pada
Hasil Observasi Aktivitas Siswa perbaikan penerapan pendekatan Contextual
Berdasarkan hasil observasi pada siklus Teaching and learning (CTL) yang memberi
II, secara keseluruhan partisipasi siswa dalam kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif
pembelajaran sudah lebih baik dibandingkan dalam proses pembelajaran,siswa belajar
pada siklus I. Semua siswa memperhatikan bersama dalam kerja dan diskusi
pembelajaran dengan sungguh-sungguh. kelompok,belajar dari apa yang sudah dikenal
Mereka menyadari jika mereka memiliki siswa,pembelajaran dikaitkan dengan
tanggung jawab untuk menguasai materi agar kehidupan nyata siswa.
dapat mengerjakan LKS dan lembar evaluasi. Berdasarkan data yang diperoleh dan
Walaupun tidak seluruhnya namun dalam hasil pengamatan selama proses perbaikan
pebelajaran sudah tampak beberapa siswa yang dengan pendekatan CTL maka dapat ditarik
berani mengajukan pertanyaan kepada guru, kesimpulan yaitu Pembelajaran dengan
baik pada waktu presentasi kelas maupun menerapkan pendekatan CTL dapat
diskusi kelompok. meningkatkan prestasi belajar siswa dan
PENUTUP meningkatkan aktivitas siswa serta dapat
Kesimpulan membantu siswa dalam memahami materi
Pada proses pelaksanaan pembelajaran Penjaskes kelas VI dalam tema globalisasi
yang dilakukan guru di dalam kelas sangat
.
DAFTAR PUSTAKA Blanchard, Alan. 2001. Contextual
Arikunto, Suharsini. 2002. Dasar -dasar Teaching And Learning. Makalah.
Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Surabaya.
Jakarta : PT. Bumi Aksara Depdiknas. 2002. Pengelolaan Pembelajaran
Azwar, Safiuddin. 1998. Tes Prestasi. dengan Strategi Contextual Teaching
Yogyakarta : Pustaka Pelajar Offset.

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 63


And Learning. Jakarta : Suprijono dan Masitah. 2003. Keterampilan
Departemen Pendidikan Nasional. Dasar Mengajar. Jakarta : Departemen
Ischak dan Warji. 1987. Program Remidial Pendidikan Nasional.
dalam Proses Belajar Mengajar. Tim 2003. Standar Kompetensi. Jakarta :
Yogyakarta : Liberty Departemen Pendidikan Nasional.
Jatmiko, Budi. 2002. Contextual Teaching Wakidah. 200. Menjadi Guru Profesional.
And Learning (CTL) Dan Pembelajaran Jakarta : PT Remaja Rosdakarya.
Dalam Kurikulum Winataputra, H.U.S.dkk.1997. Strategi
Berbasis Kompetensi (KBK). Makalah. Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas
Surabaya : UPRES UNESA Terbuka.
Nurbuko Cholid (2004). Metedologi Subroto, Toto. 2003. Pembelajaran
Penelitian. Jakarta : Bumi Aksara. Keterampilan dan Konsep Olahraga di
Sanjaya Wina. 2005. Manajemen Penelitian Sekolah Dasar. Jakarta : Depdiknas-
Tindakan Kelas. Surabaya : Insan Dirjen Dikdasmen- Bekerjasama dengan
Cendekia. Dirjen Olahraga
Slamento (1995). Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Jakarta :
Rineka Cipta.

Jurnal Edukasi Gemilang, Volume 4 No. 1, Januari – April 2019 | 64

Anda mungkin juga menyukai