Anda di halaman 1dari 7

Vol.

3 Issue (1) 2023


Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar
https://ojs.unm.ac.id/jppsd/index
PENERAPAN MODEL BERDIFERENSIASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 114 MANCIRI

Sitti Jauhar1, Awaluddin Muin2, Waode Ummu Kultsum3


1,2,3PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar, Indonesia

Abstrak

Kata kunci: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk mengetahui
Model Berdiferensiasi, bagaimana penerapan model pembelajaran berdiferensiasi untuk meningkatkan
Hasil Belajar IPS. hasil belajar IPS. Pendekatan Kualitatif bersifat deskriptif. Setting penelitian
adalah SDN 114 Manciri Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Subjek
penelitian adalah seluruh siswa kelas IV yang berjumlah 19 siswa, terdiri dari 6
laki-laki dan 13 perempuan. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian
menggunakan observasi data dan tes. Teknik analisis data dalam penelitian
adaalah reduksi data, penyajian data dan menarik kesimpulan. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan, baik pada
akitvitas guru maupun siswa yang dibuktikan dengan nilai ketuntasan hasil
belajar siswa pada siklus I yaitu 68,42% atau kategori Cukup (C) dan mengalami
peningkatan nilai ketuntasan belajar pada siklus II yaitu 78,94% atau kategori
baik (B). Dapat disimpulkan bahwa model berdiferensiasi dapat meningkatkan
hasil belajar IPS.

Abstract
Keywords: This research is a classroom action research that aims to find out how the
Differentiated Model, application of differentiated learning models to improve social studies learning
Social Studies Learning outcomes. Qualitative approach is descriptive. The research setting is SDN 114
Outcomes. Manciri Ajangale Subdistrict, Bone Regency. The research subjects were all
fourth grade students totaling 19 students, consisting of 6 boys and 13 girls. Data
collection procedures in the study used data observation and tests. Data analysis
techniques in the study were data reduction, data presentation and drawing
conclusions. The results obtained from this study showed an increase, both in
teacher and student activities as evidenced by the completeness value of student
learning outcomes in cycle I, namely 68.42% or the Fair category (C) and
increased the value of learning completeness in cycle II, namely 78.94% or the
good category (B). It can be concluded that the differentiated model can improve
social studies learning outcomes.

©Universitas Negeri Makassar 2023


Alamat Penulis1:
E-mail: sitti.Jauhar@unm.ac.id e-ISSN: 2807-7016

PENDAHULUAN kehidupan manusia, guna mengembangkan


Maju mundurnya suatu negara sangat potensi yang dimiliki dan meningkatkan
dipengaruhi oleh pendidikan bangsanya kualitas hidupnya. Setiap manusia berhak
karena pendidikan merupakan suatu hal mendapatkan pendidikan yang bermutu agar
yang sangat berperan penting dalam melahirkan generasi penerus bangsa yang

109
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

berkualitas. Pendidikan berfungsi sebagai Menurut Peneliti rendahnya hasil belajar IPS
penggerak generasi untuk melanjutkan dan siswa dipengaruhi oleh dua aspek yaitu aspek
memajukan bangsa. guru dan aspek siswa, diantaranya pada aspek
Pendidikan merupakan sebuat proses dinamis guru yaitu (1)kurang mengefektikan
dan berkelanjutan yang bertugas memenuhi pembelajaran (2)kurang memvariasikan
kebutuhan guru dan siswa sesuai dengan pembelajaran (3)guru kurang mengaktifkan
minat mereka masing-masing karena siswa dalam pembelajaran. Sedangkan pada
pendidikan adalah hak semua anak, bahkan aspek siswa yaitu (1) Siswa kurang
pendidikan mendapat perhatian khusus yang memahami materi (2) siswa kurang
tercantum secara eksplisit dalam pembukaan bersemangat dan termotivasi (3) Siswa
UUD 1945 pada alenia keempat. (Muin, 2016) cenderung pasif dalam pembelajaran.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang Menyikapi permasalahan tersebut guru perlu
wajib dipelajari oleh siswa sekolah dasar. melakukan strategi agar siswa lebih aktif
Pendidikan IPS di sekolah menekankan pada dalam proses pembelajaran di kelas. Salah
cara atau bagaimana siswa dapat berinteraksi satu strategi yang dapat dilakukan oleh guru
dengan lingkungan sosialnya serta yaitu menerapkan model pembelajaran
meningkatkan kualitas sumber daya manusia berdiferensiasi. Adapun model pembelajaran
dibidang nilai, sikap pengetahuan, serta berdiferensiasi menurut Tomlinson dan
kecakapan dasar siswa yang berpijak pada Eidson (2003) pembelajaran berdiferensiasi
kehidupan nyata, khususnya kehidupan sosial pada jenjang sekolah dasar dapat
masyarakat pada umumnya. didefinisikan sebagai pembelajaran yang
Guru dijadikan tumpuan dan kepercayaan secara proaktif melibatkan siswa selama
yang besar dalam mengubah dan meningkat prosesnya, serta memandang kelas-kelas
kualitas siswa. Dalam dirinya ada dua fungsi sekolah dasar sebagai kelas yang memadukan
yang tidak bisa dipisahkan yaitu mendidik dan berbagai kesiapan, minat, dan bakat belajar
mengajar. Mendidik artinya guru mengubah siswa. (Bayumi et al., 2021)
dan membentuk perilaku dan kepribadian Menurut Marlina (2020) pengertian
siswa. Pengetahuan yang diterimanya dari pembelajaran berdiferensiasi adalah
seorang guru bukanlah akhir dari proses merupakan penyesuaian terhadap minat,
pembelajaran, akan tetapi nilai-nilai dalam kecenderungan belajar, kesiapan siswa agar
ilmu pengetahuan diwujud nyatakan dalam tercapai peningkatan hasil belajar.
kehidupan sehari -hari. (Jauhar & Nurdin, Menurutnya pembelajaran berdiferensiasi
2017) bukanlah pembelajaran yang bersifat
Menurut Octavia, (2020) menyatakan individual, namun lebih cenderung
beberapa manfaat model pembelajaran bagi pembelajaran yang mengakomodir kekuatan
siswa, yaitu: 1) Memberi kesempatan yang dan kebutuhan belajar siswa dengan strategi
luas untuk berperan aktif dalam kegiatan belajar yang independen. Saat guru merespon
pembelajaran. 2) Memudahkan siswa untuk kebutuhan belajar siswa, berarti guru
memahami materi pembelajaran. 3) mendiferensiasikan pembelajaran dengan
Mendorong semangat belajar serta menambah, memperluas, menyesuaikan
keterkaitan mengikuti pembelajaran secara waktu untuk memperoleh hasil belajar yang
penuh. 4) Siswa dapat melihat atau membaca maksimal
kemampuan pribadi dikelompoknya secara Menurut (Andini, 2016)
objektif. pembelajaran diferensiasi menggunakan
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat berbagai pendekatan (multiple approach)
disimpulkan bahwa fungsi model dalam konten, proses dan produk. Dalam
pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi kelas diferensiasi, guru akan memperhatikan
siswa dan guru dalam melaksanakan 3 elemen penting dalam pembelajaran
pembelajaran, Membantu guru untuk memilih diferensiasi di kelas yaitu (1) Content (input)
teknik, strategi dan metode yang tepat untuk yaitu mengenai apa yang siswa pelajari, (2)
pembelajaran, penyusunan RPP serta Proses yaitu bagaimana siswa akan
memberi kesempatan yang luas untuk siswa mendapatkan informasi dan membuat ide
berperan aktif dalam kegiatan pembelajar. mengenai hal yang dipelajarinya, (3) product

110
Vol, 3. No, 1. Tahun 2023

(output), bagaimana siwa akan Penelitian tindakan kelas dapat juga


mendemonstrasikan apa yang sudah mereka diartikan suatu kegiatan ilmiah yang
pelajari. Ketiga elemen tersebut di atas akan dilakukan oleh guru dikelasnya sendiri
dilakukan modifikasi dan adaptasi dengan jalan merancang, melaksanakan,
berdasarkan asesmen yang dilakukan sesuai mengamati dan merefleksikan tindakan
dengan tingkat kesiapan siswa, ketertarikan melalui beberapa siklus secara kolabortif dan
(interes) dan learning profile. partisipatif yang bertujuan untuk
Berdasarkan beberapa pendapat memperbaiki atau meningkatkan mutu proses
tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran di kelasnya. (Kunandar, 2013, p
pembelajaran berdiferensiasi adalah 46)
pembelajaran yang memberikan keleluasaan Berdasarkan pendapat tersebut dapat
siswa agar meningkatkan potensi dirinya disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
sesuai dengan kesiapan belajar, minat, dan (PTK) merupakan jenis penelitian yang dapat
profil belajar siswa tersebut. digunakan peneliti atau guru sebagai salah
Langkah-langkah model pembelajaran satu strategi pemecahan masalah yang
berdiferensiasi, menurut Kusuma, Oscarina D. memanfaatkan tindakan nyata dan proses
(2000) yaitu: pengembangan kemampuan dalam
1. Menyampaikan tujuan pembelajara mendeteksi, memecahkan masalah,
2. Memetakan kebutuhan belajar siswa memperbaiki dan meningkatkan kualitas hasil
(kesiapan belajar, minat, profil belajar) belajar siswa.
3. Menentukan strategi belajar, materi Setting penelitian dilaksanakan di
pembelajaran,hingga bagaimana cara belajar UPT SD Negeri 114 Manciri, yang berlokasi
(berdiferensiasi konten dan proses) di Jalan Poros Bone-Soppeng, Dusun II, Desa
4. Melakukan evaluasi dan refreksi diakhir Manciri, Kecamatan Ajangale, Kabupaten
proses pembelajaran Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Pemilihan
lokasi penelitian ini, atas pertimbangan bahwa
METODE PENELITIAN sekolah tersebut belum ada yang melakukan
Penelitian tindakan kelas atau penelitian tindakan kelas dengan
Classroom Action Research (CAR) berarti menggunakan model pembelajaran
penelitian tindakan yang dilakukan di kelas. berdiferensiasi serta adanya izin dari Kepala
PTK adalah penelitian yang dilakukan guru di Sekolah UPT SD Negeri 114 Manciri.
dalam kelas melalui refleksi diri dengan Penelitian ini subjek yang digunakan
tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai oleh peneliti adalah seluruh siswa kelas IV
guru sehingga hasil belajar siswa menjadi SDN 114 Manciri Kecamatan Ajangale
meningkat. Menurut (Uno et al., Kabupaten Bone. Dengan jumlah siswa 19
2011)menyatakan bahwa “penelitian tindakan orang terdiri dari 6 laki-laki dan 13
kelas adalah penelitian yang sifatnya langsung perempuan, serta guru 1 orang, yang aktif
memberikan tindakan kuratif (perbaikan) atas pada semester genap tahun ajaran 2022/2023.
masalah yang dihadapi dalam proses Rancangan penelitian dilakukan dalam 2
pembelajaran”. siklus, setiap siklus melalui tahap
Menurut (Arikunto et al., 2015) penelitian perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
tindakan kelas adalah jenis penelitian yang refleksi.
memaparkan baik proses maupun hasil, yang Adapun alur siklus tindakan yang
melakukan PTK dikelasnya untuk direncanakan dalam penelitian ini disajika
meningkatkan kualitas pembelajaran. sebagai berikut:

111
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

Gambar 1: Siklus PTK menurut Suharmini Arikunto, Suhardjono


Teknik pengumpulan data yang digunakan penelitian ini dilakukan selama dan setelah
untuk memperoleh data dalam penelitian pengumpulan data. Menurut Kunandar
tindakan ini, yaitu Observasi dan Tes, (2013b) bahwa analisis interaktif terdiri dari
Observasi digunakan untuk mengamati tiga komponen yang saling terkait satu sama
aktivitas guru dalam menerapkan model lain yaitu reduksi data, penyajian data
berdiferensiasi selama kegiatan proses (display), dan penarikan kesimpulan".
pembelajaran. Tes yang digunakan dalam Adapun indikator keberhasilan dalam
penelitian ini yaitu tes pilihan ganda yang penelitian ini, yaitu:
terdiri dari 10 nomor. Adapun soal pilihan a. Indikator Keberhasilan Proses
ganda yang dibuat berdasarkan kompetensi
dasar mata pelajaran IPS siswa kelas IV SDN Dalam menilai keberhasilan proses dikatakan
114 Manciri Kecamatan Ajangale Kabupaten baik jika seluruh langkah- langkah model
Bone. pembelajaran berdiferensiasi terlaksana
Teknik Analisis dalam penelitian ini dengan baik atau mencapai kategori (≥ 80%).
bersifat kualitatif. Analisis data dalam
Tabel 1: Taraf keberhasilan Proses dan Hasil
Taraf Keberhasilan Kualifikasi

80% - 100% Baik (B)


65% - 79% Cukup (C)
<65% Kurang (K)
Sumber: diadaptasi (Djamarah & Zain, 201)

b. Indikator Keberhasilan Hasil makna suatu kejadian atau peristiwa pada


Penelitian dikatakan berhasil apabila 80% obyek alamiah. Alasan peneliti memilih
atau lebih siswa kelas IV memperoleh nilai pendekatan deskriptif kualitatif karena
KKM yaitu 75. peneliti ingin mendeskripsikan keadaan yang
Dalam penelitian ini instrumen yang akan diamati di lapangan dengan lebih
digunakan berupa observasi dan tes selama spesifik, transparan, dan mendalam dan
proses pembelajaran, tes digunakan untuk melalui pendekatan ini peneliti berusaha
melihat hasil belajar siswa dan observasi menggambarkan objek atau subjek yang
digunakan untuk melihat proses penerapan diteliti secara mendalam, luas dan terperinci
menggunakan model berdiferensiasi. bagaimana proses penerapan model
Data yang terkumpul dianalisis dengan berdiferensiasi untuk meningkatkan hasil
menggunakan kualitatif deskriptif dengan belajar IPS Siswa Kelas IV SDN 114 Manciri
penyajian data berbentuk narasi. Analisis data Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone.
kualitatif deskriptif digunakan karena analisis
pada penelitian ini tidak menggunakan HASIL PENELITIAN
analisis data numerik (statistik) melainkan Pada bagian ini diuraikan paparan data dan
berupa bahasa tertulis atau lisan. Dalam temuan keberhasilan peneliti menerapkan
penelitian kualitatif dimaksudkan memahami model pembelajaran berdiferensiasi dalam

112
Vol, 3. No, 1. Tahun 2023

meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV. dengan bersemangat, 3) siswa menjawab
Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus pertanyaan guru dengan kurang tepat.
dengan setiap siklus dilaksanakan dengan 2 Sementara itu, hasil belajar IPS siswa
kali pertemuan. menunjukkan bahwa sebanyak 13 siswa atau
68,42% yang memperoleh nilai tuntas yakni
1. Paparan Data Tindakan Siklus I
nilai sama dengan atau lebih dari 75 dan
Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I ini sebanyak 6 siswa atau 31,57% yang
meliputi 4 tahap yaitu, perencanaan, memperoleh nilai tidak tuntas yakni nilai di
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan bawah 75. Berdasarkan hasil refleksi tersebut
tersebut diuraikan sebagai berikut: maka guru dalam hal ini sebagai guru perlu
Pertemuan I melakukan penyempurnaan berkaitan dengan
kekurangan yang terdapat pada siklus I
a. Tahap Perencanaan, Kegiatan perencanaan dengan merencanakan siklus II.
bertujuan untuk merencanakan dan
mempersiapkan segala sesuatu yang akan 2. Paparan Data Tindakan Siklus II
dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan siklus I belum
Perencanaan disusun dan dikembangkan oleh mencapai ketuntasan yang telah ditetapkan
peneliti, dimana peneliti nantinya yang akan maka penelitian dilanjutkan atau dilaksanakan
bertindak sebagai guru dalam upaya tindakan siklus II yang meliputi perencanaan
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan
SDN 114 Manciri. refleksi. Tahapan kegiatan tersebut diuraikan
b. Pelaksanaan, Pertemuan I dilaksanakan sebagai berikut:
pada hari Senin, 29 Mei 2023 dan pukul
a. Perencanaan, Kegiatan perencanaan
07.30-09.15 WITA yang dihadiri oleh 19
bertujuan untuk merencanakan dan
siswa yang menjadi keseluruhan subjek
mempersiapkan segala sesuatu yang akan
penelitian ini. Proses pembelajaran yang
dilaksanakan pada pelaksanaan tindakan.
dilaksanakan terdiri atas tiga kegiatan yaitu
Perencanaan disusun dan dikembangkan oleh
kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
peneliti, dimana peneliti nantinya yang akan
akhir.
bertindak sebagai guru dalam upaya
c. Observasi tindakan siklus I, Observasi
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV
dilakukan untuk mengkaji dan memproses
SDN 114 Manciri.
data. Observasi ini dilakukan selama
berlangsungnya pelaksanaan kegiatan di b. Pelaksanaan, Berdasarkan pada rencana
dalam kelas. Fokus observasi adalah aktivitas pembelajaran siklus II, pelaksanaan tindakan
guru saat melaksanakan tindakan penerapan pada pertemuan I dilaksanakan pada hari
model berdiferensiasi serta kemampuan siswa Sabtu, 3 juni 2023 mulai pada pukul 07.30-
dalam menyelesaikan tes hasil belajar. 09.15 WITA yang dihadiri oleh 19 siswa.
Observasi dilakukan oleh wali kelas selaku Proses pembelajaran yang dilaksanakan
pengamat di kelas IV SDN 114 Manciri terdiri dari tiga kegiatan yaitu kegiatan awal,
Kecamatan Ajangale Kabupaten Bone. Pada kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
siklus I menyangkut pelaksanaan kegiatan
c. Observasi Tindakan Siklus II, Kegiatan
pembelajaran IPS dengan menggunakan
observasi yang dilakukan pengamat di kelas
model berdiferensiasi.
IV SDN 114 Manciri pada tindakan siklus II
d. Refleksi Tindakan Siklus I, Berdasarkan
menyangkut pelaksanaan kegiatan
hasil observasi yang diperoleh, maka
pembelajaran berlangsung sesuai dengan
diadakan refleksi dari tindakan yang telah
rencana yang telah disusun. Aspek yang
dilaksanakan pada siklus I, dalam tindakan
diamati adalah aktivitas guru dan siswa
siklus I ditemukan beberapa hal bahwa
dengan menerapkan model pembelajaran
penerapan sintaks model pembelajaran
berdiferensiasi oleh guru menggunakan
berdiferensiasi belum maksimal yaitu 1) guru
lembar observasi.
belum menjelaskan kegiatan apa yang akan
dilakukan oleh siswa secara detail , 2) siswa d. Refleksi Tindakan Siklus II, Pertemuan I,
melakukan cara belajar berdiferensiasi Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh,

113
Jurnal Pendidikan & Pembelajaran Sekolah Dasar

maka diadakan refleksi dari tindakan yang dari 19 siswa, 15 siswa yang mencapai
telah dilaksanakan ketuntasan dengan persentase 78,94% dan 4
orang yang tidak lulus dengan persentase
Adapun aspek yang diamati adalah aktivitas
21,05%. Berdasarkan data tersebut maka hasil
guru dalam proses pembelajaran yaitu: : 1)
belajar siswa telah meningkat dan tidak
guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dilanjutkan ke siklus berikutnya karena telah
dikategorikan baik (B) karena guru
mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
75.
oleh siswa dengan jelas dan bahasa yang
mudah dimengerti 2)Guru memetakan
PEMBAHASAN
kebutuhan belajar siswa (kesiapan belajar,
Berdasarkan hasil analisis lembar aktivitas
minat, profil belajar) dikategorikan baik (B)
guru pada siklus I, dapat diketahui bahwa
karena guru memetakan kebutuhan belajar
aktivitas guru dalam penerapan model
siswa dengan jelas. 3) Guru menentukan
pembelajaran berdiferensiasi masih perlu
strategi belajar, materi pembelajaran, hingga
ditingkatkan mengingat pencapaian hasil
bagaimana cara belajar (berdiferensiasi
belajar siswa masih kurang sehingga
konten dan proses) dikategorikan baik (B)
diperlukan adanya peningkatan pada siklus
karena Guru melakukan cara belajar
selanjutnya. Dengan model pembelajaran
berdiferensiasi dengan tepat. 4) Guru
berdiferensiasi yang diberikan oleh guru
mengevaluasi dan refleksi diakhir proses
sudah mulai direspon baik oleh siswa,
pembelajaran dikategorikan baik (B) karena
meskipun masih ada beberapa siswa yang
Guru mengevaluasi siswa dengan tepat.
belum aktif dalam proses belajar. Pada siklus
Adapun aspek yang diamati adalah aktivitas
I siswa masih perlu dibimbing oleh peneliti
siswa dalam proses pembelajaran yaitu
dengan materi pembelajaran dengan jelas
aktivitas yang dilakukan oelah siswa seperti:
dan mudah dipahami. Dari hasil refleksi siklus
1)Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
I perlu diadakan perbaikan terutama pada
dikategorikan baik (B) karena Siswa
tahap peneliti menjelaskan materi yang
memperhatikan penjelasan guru dengan
diajarkan, siswa menjawab pertanyaan
semangat dan bersungguh-sungguh. 2)
peneliti dengan kurang tepat. Berdasarkan
Siswa diarahan memetakan kebutuhan belajar
dari hasil tes evaluasi menunjukkan bahwa
siswa (kesiapan belajar, minat, profil belajar)
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di
dikategorikan baik (B) karena Siswa
siklus I, siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa
mengikuti arahan guru dengan bersungguh-
sedangkan yang tidak tuntas 6 siswa dengan
sungguh. 3) Siswa melakukan cara belajar
persentase ketuntasan belajar siswa yaitu
berdiferensiasi (konten dan proses)
68,42%. Hal ini berarti dalam pembelajaran
dikategorikan baik (B) karena Siswa
IPS masih banyak siswa yang belum
melakukan cara belajar berdiferensiasi
mencapai KKM 75.
dengan ceria, gembira dan sangat
Oleh sebab itu, peneliti melanjutkan pada
bersemangat. 4)Siswa melakukan evaluasi
siklus II untuk menjawab rumusan masalah
dan refleksi diakhir proses pembelajaran
penelitian. Hasil pelaksanaan penelitian pada
dikategorikan baik (B) karena Siswa
siklus II meningkat dilihat dari aktifitas guru
menjawab pertanyaan guru dengan tepat.
maupun hasil tes evaluasi siklus II. Hal
Pertemuan II, Berdasarkan hasil observasi
tersebut dapat dilihat dari ketuntasan belajar
yang diperoleh, maka diadakan refleksi dari
siswa yang meningkat dari 68,42% menjadi
tindakan yang telah dilaksanakan, ditemukan
78,94%. Hasil evaluasi siklus II menunjukkan
beberapa hal dari tindakan di siklus II yaitu:
nilai rata-rata yang dicapai siswa meningkat
Peningkatan aktivitas guru dalam penerapan
dari tolak ukur keberhasilan penelitian.
model pembelajaran berdiferensiasi mencapai
Keberhasilan tindakan dari siklus I ke
kualifikasi baik (B) serta hasil tes evaluasi
siklus II dikarenakan peneliti dapat
siswa di siklus II menunjukkan bahwa siswa
melaksanakan rancangan pembelajaran yang
memperoleh peningkatan terhadap hasil
baik sesuai dengan langah-langkah model
pembelajaran IPS. Hal ini terbukti pada hasil
pembelajaran yang diterapkan, yaitu model
tes akhir siklus II yang menunjukkan bahwa
pembelajaran berdiferensiasi sehingga dalam

114
Vol, 3. No, 1. Tahun 2023

meningkatkan hasil belajar IPS siswa Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS
mengalami peningkatan yang. Tujuan Siswa SD. JIKAP PGSD: Jurnal Ilmiah
pembelajaran yang telah ditetapkan telah Ilmu Kependidikan, 1(2).
tercapai dengan baik. Hal ini mengindikasikan Kunandar. (2013a). Langkah Mudah
bahwa model pembelajaran berdiferensiasi Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
dapat dijadikan sebagai salah satu model Pengembangan Profesi Guru. Rajawali.
pembelajaran dalam meningkatkan hasil Kunandar. (2013b). Langkah Mudah
belajar IPS siswa di sekolah dasar. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. In
SIMPULAN DAN SARAN Jakarta: Rajawali Pers. Rajawali Perss.
Penerapkan model pembelajaran Marlina. (2020). Strategi Pembelajaran
berdiferensiasi dalam pembelajaran IPS, Berdiferensiasi Di Sekolah Inklusif, 16–
dapat meningkatkan hasil belajar siswa di 18.
kelas IV SDN 114 Manciri Kecamatan Muin, A. (2016). Penerapan Pendekatan
Ajangale Kabupaten Bone. Hal ini terbukti Open Ended Problems Dalam
dengan peningkatan aktivitas guru dalam Meningkatkan Hasil Belajar
menerapkan model pembelajaran Matematika Siswa Kelas V Sd Negeri
berdiferensiasi pada siklus I mencapai 206 Ujung Baru Kabupaten Soppeng.
kategori cukup (C) dan pada siklus II Vi. http://ojs.unm.ac.id/index.php/
mencapai kategori baik (B). Hal ini juga Octavia, S. A. (2020). Model-Model
dibuktikan dari nilai ketuntasan hasil belajar Pembelajaran (1st ed.). Budi Utama.
siswa pada siklus I yaitu 68,42% atau kategori Uno, H. B., Lamatenggo, N., & Koni, S. M.
Cukup (C) dan mengalami peningkatan nilai (2011). Menjadi Peneliti PTK Yang
ketuntasan belajar pada siklus II yaitu 78,94% Profesional. Bumi Aksara.
atau kategori baik (B).
Berdasarkan hasil penelitian dan
kesimpulan yang telah dipaparkan, maka
dapat diajukan saran-saran sebagai berikut: 1)
Model berdiferensiasi dapat dijadikan sebagai
pilihan alternatif bagi guru untuk
meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
IV, dan dapat membuat situasi pembelajaran
yang aktif, 2) Para peneliti berikutnya agar
mengembangkan penelitian dengan
menerapkan model pembelajaran
berdiferensiasi dalam meningkatkan
kompetensi siswa seperti hasil belajar dan
pemahaman siswa terhadap isi materi
pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA
Andini, D. W. (2016). “Differentiated
Instruction”: Solusi Pembelajaran
Dalam Keberagaman Siswa Di Kelas
Inklusif.
Arikunto, S., Suhardjono, & Suryani. (2015).
Penelitian Tindakan Kelas. Bumi
Aksara.
Bayumi, Efriyeni C., & Fauzie. (2021).
Penerapan Model Pembelajaran
Berdiferensiasi. Budi Utama.
Jauhar, S., & Nurdin, M. (2017). Penerapan
Model Pembelajaran Problem Solving

115

Anda mungkin juga menyukai