Anda di halaman 1dari 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING

IN SCIENCE) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA


DIDIK PADA TEMA 7 INDAHNYA KERAGAMAN NEGERIKU KELAS
IV MI AL FITRAH OESAPA TAHUN AJARAN 2022/2023

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH
SANTIA SYAMSIR
NIM : 1922411234

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH
KUPANG
2022/2023
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode- metode sehingga seseorang


memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai kebutuhan.Undang-
undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional
pasal 1 ayat 1 yang menyatakan bahwa “ pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan,pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang
diperlukan dirinya,masyarakat,bangsa dan negara” (Depdiknas,2010)

Pendidikan adalah salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana mewujudkan proses belajar sepanjang
hayat, menyentuh seluruh sendi kehidupan, lapisan masyarakat, dan semua usia. Kesadaran
mengenai pentingnya pendidikan telah mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh
aspek dalam dalam lapisan masyarakat terhadap perkembangan dunia pendidikan, terutama
perkembangan dalam bidang teknologi dan informasi, dimana pengetahian tentang IPS yang
sangat erat kaitannya dengan IPTEK sangat diperlu dikembangkan mulai dari tingkat dasar
untuk dapat bersaing dan dapat bertahan dengan kondisi zaman yang selalu berkembang
seiring berjalannya waktu, maka proses pembelajaran harus dapat mengembangkan
kemmapuan peserta didik seutuhnya agar memiliki kualitas sumber daya manusia yang baik
untuk menjawab tantangan tantangan yang ada ( Nurseha, Darsikin & Werdhiana, I.K
2015); ( Murti ,W . & Anas ,M. 2020).
Dalam kurikulum pada jenjang pendidikan dasar memuat sejumlah mata pelajaran
salah satunya mata pelajaran IPS. IPS merupakan ilmu yang mempelajari tentang hubungan
sosial antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok. Pengertian IPS menurut Djahiri dan Ma’mun (1978) adalaha bahwa IPS
merupakan konsep konsep dari berbagai ilmu yang dijadikan satu dan diolah sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa (Yusuf Sukman,2017). IPS sangat penting diajarkan karena
bertujuan membentuk siswa menjadi warga negara yang memiliki ilmu pengetahuan, peduli
terhadap lingkungan sekitarnya, cakap dan menjadi warga negara yang baik serta berguna
bagi negaranya. Tujuan IPS akan tercapai setelah siswa melakukan kegiatan belajar. Jika
belajar adalah prosesnya maka hasil belajar adalah hasil perubahan dari kegiatan belajar
yang dilakukan siswa (Wijendra, 2020). Dalam mengajarkan mata pelajaran IPS guru harus
menguasai materi maupun keterampilan-keterampilan dalam mengajar, guru harus mampu
memilih metode pembelajaran yang tepat dalam mengajarkan mata pelajaran IPS
(Pujiwidodo, 2016). Guru atau calon guru harus mampu mengubah metode ceramah yang
biasa mereka gunakan dengan metode-metode pembelajaran baru yang lebih kreatif dan
inovatif sehingga mampu menumbuhkan partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran
dikelas maupun luar kelas sehingga hasil belajar mereka dapat meningkat (Aliputri,2018).

( Simbolon, 2018 ) pendidikan adalah proses perubahan tingkah laku dan perilaku
seseorang atau kelompok orang dalam dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya
pengajaran dan pelatihan. Dalam penelitian Silabun dan Hasibuan (2019) untuk menyikapi
permasalahan yang timbul dalam proses pembelajaran. Pendidikan memegang kedudukan
sentral dalam proses pembangunan dan kemajuan untuk menghadapi tantangan masa depan.
Guru adalah orang yang memberikan pandangan masyarakat adalah otang yang
melaksanakan pendidikan di tempat- tempat tertentu, tidak mesti dilembaga pendidikan
formal, tetapi bisa juga dilingkungan masyarakat dan dirumah. Guru memang menempati
kedudukan yang terhormat dimasyarakat, kewibawaanlah yang menyebabkan guru
dihormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru.masyarakat yakin bahwa
gurulah yang dapat mendidik anak-anak mereka agar menjadi orang yang berkepribadian
mulia. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru adalah semua orang yang
bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik, baik secara individual
maupun klasik, disekolah maupun di luar sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 26 september 2022 di MI AL-FITRAH


OESAPA KUPANG menunjukan bahwa permasalahan yang ditemukan di kelas IV yakni
rendahnya hasil belajar siswa.guru kelas juga mengatakan bahwa dari jumlah keseluruhan
25 peserta didik terdapat 60% peserta didik yang belum mencapai KKM,dimana KKM di
kelas IV MI Al-Fitrah Oesapa adalah 75. rendahnya hasil belajar siswa di libatkan oleh
beberapa faktor yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam memcahkan masalah dan tingkat
kreativitas siswa yang sangat rendah.jadi disini bisa disimpulkan bahwa permasalahan yang
terjadi pada pembelajaran pada kelas IV Mi Al-Fitrah Oesapa,maka salah satu model
pembelajaran yang dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran adalah
Children Learning In Science (CLIS).
Dalam pelaksanaan pembelajaran Clis menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam proses
pembelajaran karena Clis merupakan model pembelajaran yang berlandaskan
kontruktivisme,yakni siswa membangun pengetahuannya sendiri melalui keterlibatan aktif
dalam proses belajar mengajar serta dibiasakan dalam memecahkan masalah. Siswa
menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya dan bergelut dalam ide-ide. Guru berperan
sebagai pemberi motivasi guna meningkatkan semangat dan pengembangan kegiatan belajar
siswa agar siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Guru harus merangsang dan
memberikan dorongan serta reinfotrcement untuk mendinamiskan potensi siswa,
menumbuhkan aktifitas dan kreativitas, sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar
mengajar (Minsih dan D,2018).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ismail (2017) menyatakan keterampilan
proses sains siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Children Learning In Science
(Clis) berbantuan multimedia lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan dengan model
konvensional berbantuan multimedia. Asiti (2017) menjelaskan bahwa model pembelajaran
Children Learning In Science (Clis) berbasis budaya penyelidikan berpengaruhpositif terhadap
kompetensi siswa.
Penelitian juga dilanjutkan oleh Paputungan N (2018) menunjukan adanya peningkatan
kualitas proses dan hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Children
Learning In Science (Clis) yang memperlihatkan peningkatan hasil belajar siswa kelas VII SMP
negeri gorontalo sesudah menerapkan Clis dalam proses pembelajaran
Oleh karena itu salah satu model pembelajaran yang tepat digunakan untuk mening katkan
hasil belajar peserta didik,peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Penerapan
Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis) Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta Didik Pada Tema 7 Indahnya Keragaman Di Negeriku Kelas IV Mi Al-
Fitrah Oesapa Kupang Tahun Ajaran 2022/2023”

1.2.Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian,maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. bagaimanakah penerapan model pembelajaran children learning in science (Clis) untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema 7 indahnya keragaman di negeriku
siswa kelas IV Mi Al-Fitrah Oesapa Kupang ?
2. apakah penerapan model pembelajaran Children Learning In Science (Clis) dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik pada tema 7 indahnya keragaman di negeriku
kelas IV Mi AL-Fitrah Oesapa Kupang ?

1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah :
1. untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Clis untuk meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada tema 7 indahnya keragaman di negeriku kelas IV Mi Al-
Fitrah Oesapa Kupang
2. untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Clis dapat meningkatkan hasil belajar
peseeta didik pada tema 7 indahnya keragaman di negeriku kelas IV Mi Al-Fitrah
Oesapa Kupang
1.4.Manfaat Penelitian
1. Bagi Peserta Didik
2. Dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dan peserta didik dapat mengetahui apa
yang dipelajari.
3. Bagi Guru
4. Dengan melakukan penelitian ini,diharapkan guru secara bertahap dapat mengetahui
model pembelajaran dikelas sehingga permasalahan yang berhubungan dengan kegiatan
belajar mengajar dapat teratasi.disamping itu sangat membantu bagi perbaikan
pembelajaran serta profesionalisme guru yang bersangkutan.
5. Bagi Peneliti
6. Dengan penelitian ini dapat memberikan bekal agar peneliti sebagai calon guru dapat
menerapkan model pembelajaran di lapangan sesuai dengan kebutuhan peserta didik
agar dapat meningkatkan prestasi ataupun hasil bagi peserta didik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Model Pembelajaran Children learning in science (Clis)


2.1.1.Pengertian Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis)
Menurut (Sugiono, 2018) model pembelajaran adalah sebagai suatu desain yang
menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa
berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa. Model
pembelajaran adalah suatu pola atau langkah pembelajaran tertentu yang diterapkan dan
dilaksanakan agar tujuan atau kompetensi dari hasil belajar yang diharapkan akan cepat dicapai
dengan lebih efektif dan efisien. Jika hal ini berhasil berarti model pembelajaran tersebut
berhasil mengubah dan meningkatkan kualitas belajar siswa tersebut, salah satunya yaitu
model pembelajaran children learning in science ( Clis ).
Model pembelajaran children learning in science (Clis) merupakan salah satu model
pembelajaran yang berlandaskan pada teori kontruktivisme dan termasuk model
pembelaaran kontruktivistik yang di tandai dengan karakteristik model pembelajaran Clis
yakni mengaitkan konsep awal dengan penagalaman yang di peroleh oleh siswa selama
pembelajaran dikelas sehingga siswa akan memperleh konsep baru yang memiliki
hubungan dengan konsep awal.model pembelajaran Clis berpusat pada siswa yang
diberikan kesempatan merekkonstruksikan gagasan baru setelah membandingkan gagasan
tersebut dengan hasil percobaan,observasi atau mencermati dari buku teks yang
beradaptasi dengan lingkungan sebagai bahan belajar serta mengaplikasikan hasil
rekonstruksi gagasan dan situasi baru. keunggulan model Clis menciptakan
gagasan,siswa mampu memecahkan permasalahan dengan sendirinya (Faradita 2018),
menambahkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga suasana kelas lebih
kondusif dan pembelajaran dikelas lebih efektif sehingga tercapainya tujuan pembelajaran
(Ismail,2015).
Selanjutnya model pembelajaran juga merupakan model pembelajaran yang berusaha
mengembangkan gagasan atau ide ide peserta didik tentang suatu masalah tertentu dalam
pembelajaran serta merekonstruksi gagasan atau ide berdasarkan hasil percobaan dan
pengamatan (Rositayani & Abadi 2019). Model ini dikembangkan oleh Driver di inggris tahun
1998. Model pembelajaran Clis mempunyai tujuan agar pembelajaran dapat bertahan lama
karena pembelajaran Clis memuat tahap-tahap kegiatan peserta didik dalam mempelajari
konsep yang diajarkan.
Rustaman memberrikan peengertian bahwa model pembelajaran children learning in
science (Clis) adalah sebuah kerangka berpikir dalam menciptakan lingkungan yang
memungkinkan terjadinya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan dalam kegiatan
pengamatan dan percobaan dengan menggunakan LKS (lembar kerja siswa).model
pembelajaran clis tersebut dapat memberikan pengalaman pada siswa, karena model
pembelajaran clis memuat sederetan tahap-tahap kegiatan siswa dalam mempelajari konsep
yang diajarkan dan mengintegrasikan dengan sebuah percobaan dan pengamatan yang dapat
membandingkan sebuah teori dengan kenyataan yang sebenarnya, sehingga siswa dapat
berpikir kritis dalam belajar. Adapun tahap tahap dalam model pembelajaran ini yaitu tahap
orientasi,tahap permunculan gagasan,tahap penyusunan ulang gagasan, tahap penerapan
gagasan, dan tahap pemantapan gagasan.(dalam Nurseha 2015).
Termiz dkk mengatakan pembelajaran dengan menggunakan model CLIS membuat siswa
terlibat aktif dalam pembelajaran,sehingga memiliki pemahaman yang lebih baik dari siswa
yang belajar secara konvensional.siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran akan memiliki
pemahaman dan hasil belajar yang lebih baik dari siswa yang hanya mendengarkan penjelasan
guru yang pasif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.(dalam Nurseha,2015)

2.1.2.Karakteristik Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis)


Karakteristik model pembelajaran Children Learning In Science ( Clis ) menurut Setiawan, W,
E., dann Nri (2018) yaitu sebagai berikut :
a. dilandasi oleh pandangan kontruktivisme dengan memperhatikan pengalaman
dan konsepsi awal siswa.
b. pembelajaran berpusat pada siswa dimana siswa sendiri yang aktif secara
mental membangun pengetahuannya sendiri.
c. siswa membangun hand on mind on

2.1.3. Teori Belajar Yang Melandasi Model Pembelajaran Clis


Adapun beberapa teori belajar yang mendukung model pembelajaran Children Learning
In Science (Clis) diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. a).teori belajar konstruktivisme Piaget
adapun pengertian belajar menurut teori konstruktivisme Piaget menurut Suryono dan
Hariyanto (2011) adalah sebagai berikut :
belajar berlandaskan gagasan bahwa perkembangan anak bermakna membangun
struktur kognitifnya atau peta mentalnya yang di istilahkan “schema/skema (jamak =
schemat/skemata)”, atau konsep jejaring untuk memahami dan menanggapi pengalaman
fisik dalam lingkungan di sekelilingnya. Konsep skema sendiri sebenarnya sudah
banyak dikembangkan oleh para ahli linguistik, psikplogi kognitif dan psikolinguistik
yang digunakan untuk menjelaskan dan memahami adanya interaksi antara faktor kunci
yang berpengaruh terhadap proses pemahaman.
Lebih lanjut dijelaskan Susanto (2013) meenjelaskan teori belajar konstruktivisme bahwa pada
hakikatnya teori dalam belajar bahwa pengetahuan dikonstruksi sendiri oleh individu melalui
sebuah pengalaman belajar yang didapat siswa dari percobaan, pengamatan, serta aktivitas
siswa yang menghasilkan pemahaman dari sebuah teori yang ada serta dihubungkan dalam
keadaan yang sebenarnnya,dalam hal ini pengalam merupakan kunci utama dari belajar
bermakna.
b).Teori Belajar Jerom Bruner
Jerom Bruner (1996) membahas sisi sosial proses beajar dalam buku
klasiknya,Twoward a theory Of Instruction. Ia menjelaskan tentang “ kebutuhan
mendalam manusia untuk merespon orang lain dan untuk bekerja sama dengan mereka
guna untuk mencapai tujuan”, yang mana hal ini bisa disebut resiprositas (hubungan
timbal balik).Bruner resiproritas merupakan sumber motivasi yang bisa dimanfaatkan
oleh guru untuk menstimulasi kegiatan belajar.dia berpendapat dalam tulisannya dalam
proses belajar di perlukan tindakan bersama dan resiproritas diperlukan bagi kelompok
untuk untuk mencapai satu tujuan, disitulah terdapat proses yang membawa individu
kedalam pembelajaran,membimbingnya untuk mendapat kemampuan yang diperlukan
dalam pembentukan kelompok. (dalam mutaqien,2011).

2.1.4.Sintaks Model Pembelajaran Children Learning In Science (Clis)


Samatowa (2018) mengatakan terdapat 5 tahap utama model pembelajaran Clis,yaitu :
Orientasi merupakan upaya guru untuk memusatkan perhatian siswa,permunculan gagasan
merupakan upaya untuk memperjelas dan mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu
topik,penerapan gagasan merupakan usaha siswa dalam emnjawab pertanyaan yang disusun
untuk diterapkan konsep ilmiah yang telah dikembangkan siswa melalui percobaan,dan
pemantapan gagasan adalah kesempatan siswa dalam membandingkan konsep ilmiah yang telah
disusun dengan konsep awal.
Adapun tahap-tahap pembelajaran Clis menurut (Krismayoni & Suarni 2020) yaitu :
a. Orientasi (Orientation)
b. Pemunculan gagasan (Elicitation of ideas )
c. Penyusunan ulang gagasan (Restructuring of ideas)
d. Penerapan gagasan (Application of ideas )
e. Mengkaji ulang perubahan gagasan (Review change in ideas )
Tahap-tahap model pembelajaran Children Learning In Science (Clis). Model terdiri dari 5
tahap menurut Samatowa (2018) yaitu :
a. a.tahap orientasi (orientation)
Tahap orientasi merupakan tahapan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk
memusatkan perhatian siswa
b. Tahap permunculan gagasan (elicitation of ideas)
Kegiatan ini merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk memunculkan gagasan
siswa tentang topik yang dibahas dalam pembelajaran.
c. tahap penyusunan ulang gagasan (restructuring of ideas)
Tahap ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : pengungkapan dan pertukaran gagasan
(clarification and axchange), pembukaan pada situasi konflik (exposure to conflict
situation),serta konstruksi gagasan baru dan evaluasi (contruction of new ideas and
evaluation). Pengungkapan dan pertukaran gagasan merupakan upaya untuk
memperjelas atau untuk emngungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara
umum,misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada langkah kedua dalam
kelompok kecil,kemudian salah satu anggota kelompok melaporkan hasil diskusi ke
seluruh kelas.
d. tahap penerapan gagasan (application of ideas)
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menerapkan gagasan baru yang harus
dikembangkan melalui percobaan atau observasi kedalam situasi baru.gagasan baru
yang yang sudah dikonstruksi dalam aplikasinya dapat digunakan untuk menganalisis
isu isu dan memecahkan masalah yang ada dilingkungan.misalnya dengan cara siswa
mencari dan mencatat benda yang mereka temukan disekitar sekolah yang merupakan
kegiatan yang berhubungan dengan topik pembelajaran sebanyak mungkin sesuai waktu
yang ditentukan.
e. Mengkaji ulang perubahan gagasan (review change in ideas).
Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diumpan balik oleh guru untuk memperkuat
konsep ilmiah tersebut.dengan demikian,siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten
dengan konsep ilmiah akan dengan sadar mengubahnya menjadi konsep ilmiah.
Berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran Children Learning In Science (Clis) yang
telah dijelaskan,dapat dikemukakan karakteristik dari model pembelajaran Clis dilandasi oleh
pandangan kontruktivisme, pembelajaran berpusat kepada siswa,melakukan aktivitas yang
mengandalkan otak dan pergerakan otot tubuh, serta menggunakan lingkungan sebagai sumber
belajar.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan model Pembelajaran Children Learning In Science


(Clis)
2.1.5.1 kelebihan
Menurut Amina menyatakan bahwa kelebihan model pembelajaran Clis yaitu :
1. Membiasakan peserta didik belajar mandiri dalam memecahkan suatu masalah.
2. Menciptakan kreativitas peserta didik untuk belajar sehingga terciptanya suasana kelas
yang lebih nyaman, terjalinnya kerja sama antar peserta didik terlibat secara langsung
dalam kegiatan.
3. Menciptakan suasana kelas yang lebih bermakna.
4. Pendidik dalam mengajar akan lebih mudah,karena dapat menciptakan suasana belajar
yang lebih aktif.
5. Pendidiik dapat menciptakan alat-alat atau media pembelajaran yang sederhana yang
dapat ditemukan di kehidupan sehari-hari (Khansa, Pramudya, dan Kuswandi 2018).
Samatowa ( 2018 ) Mengemukaan bahwa keleebuhan model pembelajaran Clis adalah :
Membiasakan siswa untuk belajar mandiri dalam memecahkan masallah yang ada,
menciptakan kreativitas siswa untuk belajar sehingga tercipta suasana kelas yang nyaman,
aktif, dan kreatif. Terjadi kerja sama yang baik antara siswa dan siswa juga terlihat
langsung dalam melakukan kegiatan,menciptakan belajar yang lebih bermakna karena
timbulnya kebanggaan siswa menemukan konsep ilmiah yang dipelajari, dan guru
mengajar akan lebih efektif karena dapat menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Berdasarkan kelebihan-kelebihan diatas peneliti simpulkan bahwa dengan menggunakan
model pembelajaran Clis siswa dapat lebih terlibat dalam pembelajaran.

2.1.5.2 Kekurangan
Selain memiliki kelebihan, model pe,belajaram Clis juga memiliki kekurangan. Ali Ismail
(Kusmulyani, 2016 ) ada beberapa kelemahan dari model pembelajaran Clis yaitu :
1. Siswa dituntut memiliki kemampuan berpikir ilmiah
2. Dikuasai oleh siswa yang suka berpikir kritis
3. Bagi siswa yang pasif dan tidak memanfaatkan kesempatan belajar tidak akan mengerti
4. Dibutuhkan sarana dan prasarana yang mendukung serta memadai sehingga kegiatan
belajar mengajar berjalan efektif.
Samatowa ( 2018 ) mengatakan kekurangan model pembelajaran Clis adalah :
a) Kejelasan dari tahap dalam pembelajaran Clis idak selalu mudah dilaksanakan,
walaupun awalnya sudah direncanakan dengan baik.
b) Kesulitan terjadi pada tahapan pindah dari satu fase ke fase yang lain.
c) Guru lupa memantapkan gagasan baru siswa, sehingga siswa akan kembali pada konsep
awalnya.
Sidik (Salamah, 2015 )mengungkapakan kekurangan model pembelajaran Clis yaitui :
Kejelasan dari setiap tahapan dalam Clis tidak selalu mudah dilaksanakan walaupun
semula direncanakan dengan baik. Kesulitan ini terutama untuk pindah dari satu fase ke
fase selanjutnya, Clis yang berpandangan kontruktivisme menanamkan siswa agar
membangun pengetahuannya sendiri. Hal ini membutuhkan waktu yang lama dan setiap
siswa memerlukan penanganan yang berbeda beda .
Berdasarkan kekurangan-kekurangan diatas dapat peneliti simpulkan bahwa
kekurangan dari model pembelajaran Clis adalah sulit dalam melakukan tahapan
pembelajaran karena pada setiap tahapan harus memantapkan gagasan baru agar tidak
kembali pada tahap awal.
2.2 Hasil Belajar
2.2.1 Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang terjadi berdasarkan pengalaman belajar
dan kemampuannya untuk memenuhi tahapan pencapaian pengalaman belajar dalam suatu
kompetensi ( Yanuarti & Sobandi, 2016 ). Hasil belajar adalah suatu upaya yang telah dicapai
dalam bentuk angka atau skor telah diberikannya tes hasil belajar disetiap akhir pembelajaran.
Nilai tersebut menjadi pacuan sidswa untu melihat penguasaan dalam menerima materi
pembelajaran (Setianingrum & Wardani, 2018 ). Hasil belajar merupakan hal yang sudah tidak
asing lagi bagi dunia pendidikan. Penilaian dalam pendidikan bertujuan melihat kemampuan
belajar siswa dalam penguasaan materi pembelajaran yang telah dipelajari siswa dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan (Karina et al,. 2017 ). Pengenalan terhadap
hasil belajar sangatlah penting, karena dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai, siswa
akan berusaha untuk meningkatkan hasil belajarnya dikemudian hari (Fauji, M.M.et al., 2020).
Selanjutnya hasil belajar menjadi dasar pengukuran yang berkaitan dengan proses penilaian
prestasi akademik siswa yang digunakan untuk membangunkan model pembelajaran yang lebih
efektif dan lebih efisien untuk kedepannya (Pratama dan Meylani 2020). Hasil belajar
merupakan evaluasi pembelajaran siswa yang diperoleh sebagai efek dari pencapaian yang di
harapkan setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran tertentu (Wu & Tai, 2016).

2.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Dalam proses belajar mengajar ada beberapa faktor yag mempengaruhi proses dari hasil belajar
yaitu faktor internal dan faktor eksternal, kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam
proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.
Wasliman (dalam Ahmad Susanto 2016 ) menyatakan hasil belajar yang dicapai peserta didik
merupakan hasil interaksi antaara faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal maupu
eksternal. Secara perinci, uraian mengenai faktor intern dan ekstern sebagai berikut :
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik,
yang mempengaruhi hasil kemmapuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi
kecerdasan, minat, dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan.
2). Faktor Eksternal
yang berasal dari luar diri peserta didik yang terhadap anaknya, serta kebiasaa
sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orangtua dalam kegidupan sehari-
hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik dan mempengaruhi hasil
belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa yaitu keadaan ekonomi yang kurang memadai,
pertengkaran antara kedua orang tua dan kurangnya perhatian dari orangtua.
Rusfendi (dalam Ahmad Susanto 2016 ) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar kedalam sepuluh macam, yaitu : kecerdasan, kesiapan anak, bakat anak, kemauan
belajar, minat anak, model penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar,
kompetensi guru, dan kondisi masyarakat.
Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah faktor yang terdapat dari dalam diri siswa
dan dari luar diri siswa itu sendiri yang sangat membantu guru untuk mengetahui hasil belajar
siswa yang telah diukur melalui test.

2.2.3 Indikator Hasil Belajar


Menurut Moore ( dalam ricardo & Meilani, 2017 ) indikator hasil belajar ada tiga ranah,
yaitu :
1. Ranah kognitif, diantaranya pengalaman, pemahaman, pengaplikasian, pengkajian,
pembuatan, serta evaluasi.
2. Ranah afektif, meliputi penerimaan, menjawab, dan menentukan nilai.
3. Ranah psikomotorik, meliputi foundamental ,movement,generic movement,ordinative,
movement creative movementr.
Adapun indikator hasil belajar menurut Straus, Tetroe,& Graham (dalam Ricardo & Meilani
2017) adalah :
1. Ranah kognitif memfokuskan terhadap bagaimana siswa mendapat pengetahuan
akademik melalui metode pelajaran maupun penyampaian informasi .
2. Ranah afektif berkaitan dangan sikap, nilai, keyakinan yang berperan penting dalam
perubahan tingkah laku.
3. Ranah psikomotrik,keterampilan dan pengembangan diri yang digunakan pada kinerja
keterampilan maupun praktek dalam pengembangan penguasaan keterampilan.
Berdasarkan indikator hasil belajar dapat disimpulkan yaitu mempunyai tiga ranah yaitu :
kognitif, afektif, psikomotorik.

2.3 Tinjauan Materi


Tema : Indahnya Keragaman Dinegeriku
Sub Tema 2 : Indahnya Keragaman Budaya Negeriku
Pembelajaran : 1
Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS)

A.KOMPETENSI INTI (KI)


K1: Menerima, menjalankan, dan mengargai ajaran agama yang dianutny
K2: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
K3:    Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati  (mendengar,melihat
membaca)dan  menaya  berdasrkan  rasa  ingin  tahu  tentang  dirinya  ,makhlik  ciptaan
tuhan  dan kegiatanya dan benda-benda yang dijumpainya dirumah, sekolah dan tempat
bermain.
K4:    Menyajikan  pengetahuan  faktual  dalam  bahasa  yang  jelas,  sistematis,  dan  logis,
dalam  karya  yang  estetis,dalam  gerakan  yang  mencerminkan  anak  sehat,  dan dalam
tindakan  yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

B.Kompetensi Dasar dan Indikator


Kompetensi Dasar Indikator
3.2 Mengidentifikasi keragaman 4.2 Menyajikan hasil identifikasi
sosial,ekonomi,budaya,etnis, dan mengenai keragaman sosial, ekonomi,
agama di provinsi setempat sebagai budaya, etnis, dan agama di provinsi
identitas bangsa indonesia serta setempat sebagai identitas bangsa.
hubungannya dengan karakteristik Memahami pentingnya upaya
ruang. keseimbangan dan pelestarian sumber
daya alam di lingkungan.
4.3 Siswa menjelaskan mengenai
keragaman sosial, ekonomi, budaya,
etnis, dan agama di provinsi setempat.
4.4 Siswa mempresentasikan hasil
identifikasi keragaman sosial,
ekonomo, budaya, etnis dan agama
dilingkungannya.
4.5
C. Mengidentifikasi keragaman sosial, ekonomi, budaya,etnis,dan agama di provinsi
setempat sebagai identitas bangsa indonesia serta hubungannya dengan karakteristik
ruang.
1). Jenis-jenis keragaman sosial budaya
Indonesia terbagi atas 34 provinsi dan memiliki 300 kelompok etnik atau suku bangsa.
Pada sebuah sensus yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2010,dinyatakan bahwa indonesia
memiliki 1.340 suku bagsa. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi keragaman bahasa,
rumah adat, upacara adat, dan kesenian daerah.
a. Keragaman bahasa
Keragaman bahasa tercipta karena setiap daerah memiliki variasi bahasa sehari-
hari tersendiri yang mereka gunakan untuk berkomunikasi. Bahasa-bahasa
tersebut biasanya sudah ada secara turun temurun dan dapat dipengaruhi oleh
budaya bermacam suku, faktor budaya, letak geografis, ilmu pengetahuan, dan
sejarah.
b. Keragaman rumah adat
Keragaman rumah terjadi sebagai akibat dari penyesuaian pada setiap kondisi
daerah masyarakat tinggal. Rumah-rumah didaerah pegunungan tentu berbeda
dengan masyarakat dipantai. Begitupun jenis rumah di daerah dekat hutan yang
didesain untuk menghindari serangan hewan buas.
c. Keragaman upacara adat
Ada banyak daerah di indonesia, terdapat upacara-upacara adat yang sampai
hari ini masih dijalankan bahkan, banyak dari acara-acara adat tersebut menarik
minat dari turis mancanegara untuk datang melihat.
d. Kesenian daerah
Setiap daerah di indonesia memiliki keseniannya masing masing seperti seni tari,
seni musik, seni rupa, dan seni teater. Kesenian tersebut, secara turun temurun
dilestarikan di indonesia. Pada saat pementasan kesenian, turis-turis
mancanegara yang tertarik serta melakukan kunjungan untuk melihat dan
belajar.
2). Jenis Keberagaman Ekonomi
Keberagaman ekonomi di indonesia dipengaruhi dengan keadaan alam (Geografis) didekat
tempat tinggal penduduk. Aktivitas ekonomi dilakukan oleh penduduk tentunya untuk
memenuhi kebutuhan hidup. Beberapa jenis keberagaman ekonomi penduduk indonesia
seperti pertanian, perkebunan, petenakan, perikanan, kehutanan, pertambangan,
perindustrian, dan perdagangan.
a.Pertanian
Indonesia merupakan negara agraris, dimana lahan untuk pertanian sangat luas.
Beberapa hasil pertanian yang dihasilkan oleh petani indonesia seperti padi,
jagung, ubi, tembakau, kelapa sawit, karet, cengkeh, palem, kopi dan lainnya.
b.Perkebunan
perkebunan merupakan kegiatan berupa penanaman tanaman keras. Bebebrapa
tanaman yang ditanam pada perkebunan seperti karet, kelapa sawit, tebu, dan
sebagainya. Perkebunan di indonesia dibagi dua jenis yaitu perkebunan milik
rakyat dan perkebunan milik negara.
c.Peternakan
peternakan merupakan kegiatan (usaha) untuk memeluhara binatang dalam
bentuk perkembangbiakan maupun pertumbuhan. Bebrapa usaha peternakan
bersama contoh binatangnya seperti peternakan hewan besar (sapi, kerbau,
kuda), peternakan hewan kecil (kelinci, domba, dan babi), dan peternakan
unggas (ayam,itik,dan burung).
d.Perikanan
perikanan dibagi menjadi dua jenis yaitu perikanan air tawar (darat) dan laut.
Perikanan dibagi menjadi budidaya dan peningkatan perkembangan ikan
(penggemuk).
e.Penambangan
pertambangan adalah usaha mengambil sumber daya alam didalam perut bumi
dengan sistem penggalian atau penambangan. Beberapa contoh hasil tambang
seperti logam (timah, besi, dan nikel), bukan logam (keramik, balerang, dan
marmer), dan sumber energi (minyak bumi, gas, dan batu bara).

3). Jenis Keragaman Etnis


Indonesia memiliki keragaman etnis atau suku bangsa yang tinggal secara berdampingan. Etnis
lebih didekatkan kepada ciri-ciri unsur sosial kultural seperti agama, bahasa, asal suku, asal
negara, dan tata cara hidup sehari-hari. Beberapa contoh etnis yang terdapat di indonesia seperti
suku jawa, suku sunda, suku aceh, suku bali, suku minangkabau, suku ambon, suku asmat, dan
lainnya.
4). Jenis Keragaman Indonesia
Agama adalah sistem kepercayaan terhadap adanya tuhan dalam kehidupan. Negara indonesia
mengatur kebebasan beragama bagi rakyatnya dalm UUD 1945. Beberapa agama yang diakui
dan disahkan oleh pemerintah indonesia yaitu Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Budha,
dan Kong Hu Cu.

2.4 Kerangka Berpikir


Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untu memperoleh suatu perubahan
tingkah laku secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam berinteraksi
dengan lingkungan disekitarnya. Artinya tujuan kegiatan belajar adalah perubahan tingkah laku
yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap bahkan segenap aspek pribadi.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 23 September 2022 di MI Al-Ftrah Oesapa bahwa
ditemuka beberapa permasalahan yang ada dikelas tersebut yakni pembelajaran berpusat pada
guru,yaitu guru kurang membangkitkan semangat belajar peserta didik sehingga banyak peserta
didik kurang aktif dalam pembelajaran tersebut.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir

OBSERVASI KELAS VI MI-


AL FITRAH OESAPA
KUPANG

HARAPAN KENYATAAN

1. Proses pembelajaran yang


1. Rendahnya kemampuan siswa
menekankan pada keaktifan
dalam memahami dan
daripada peserta didik
menyelesaikan pembelajaran
tersebut.
IPS di kelas.
2. Peserta didik diharapkan lebih
2. Hasil yang didapatkan dalam
berkonsentrasi dalam pada
pembelajaran tidak mencapai
pembelajaran berlangsung
KKM yang sudah ditetapkan.
3. Peserta didik didorong untuk
3. Siswa sering sekali merasa
bertanya apabila pembelajaran
bosan dan jenuh ketika waktu
yang diterima kurang
pembelajaran
dipahami.
4. Sebagian peserta didik tidak
4. Diharapkan peserta didik bisa
memperhatikan materi yang
mencapai KKM yang sudah
disampaikan.
ditetapkan.

Menerapkan model pembelajaran Children Learning In


Science (CLIS).
2.5. Hipotesis
Hipotesi tindakan yang diambil sementara sebagai latar belakang dari kerangka
berpikir diatas adalah dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning In
Sciene (Clis) dalam pembelajaran tema 7 indahnya keragaman negeriku untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas iv MI Al Fitrah Oesapa Kupang.
BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MI Al-Fitrah Oesapa kupang. Penelitian
ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2022/2023.

3.2 Jenis dan Rancangan Penelitian


Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Penelitian ini bertujuan melaksanakan model pembelajaran
Children Learning In Science (Clis) dalam meningkatkan hasil belajar pada tema 7
indahnya keragaman negeriku subtema 2 indahnya keragaman budaya negeriku kelas
IV Mi Al-Fitrah Oesapa Kupang.
Rencana penelitian yang digunakan yaitu model penelitian tindakan model siklus.
Menurut Lusi (2013), secara garis besar rancangan penelitian tindakan kelas terdiri dari
4 tahapan yaitu:
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (action)
3. Pengamatan (observation)
4. Refleksi (reflection)

perencanaan
refleksi
pelaksanaa
SIKLUS I n

pengamatan

perencanaan
refleksi pelaksanaan

SIKLUS 2
pengamatan

Tabel 2.2 Model Penelitian Tindakan Kelas dari ?model Kemmis dan Taggart, dalam Arikunto,
(2013)

3.3 Subjek dan Objek Penelitian


Penelitian ini di lakukan di Mi Al-Fitrah Oesapa Kupang,tahun ajaran 2022/2023.
Subjek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas IV. Jumlah Siswa kelas IV sebanyak 25
orang. Pokok materi yang dibahas pada tema 7 indahnya keragaman dinegeriku,
subtema 2 indahnya keragaman dinegeriku.

3.4 Langkah-Langkah Penelitian


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2022/2023
yang dibagi atas dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan selama dua kali pertemuan yang
sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Untuk dapat mengetahui hasil belajar
siswa kelaa IV Mi Al-Fitrah Oesapa Kupang, secara umum kegiatan penelitian dapat
dibedakan dalam dua tahap yaitu tahap pratindakan dan tahap pelaksanaan.
3.4.1 Tahap Pratindakan
Tahap pratindakan atau pra siklus merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum
penelitian memasuki tahap siklus I dan siklus II. Tujuannya adalah untuk mengumpulkan
informasi awal yang ada dilapangan seperti kondisi peserta didik, pendidi, ruang kelas, dan
komponen lain yang terdapat dalam prooses pembelajaran. Hasil dari pratindakan atau pra
siklus nantinya dijadikan sebagai bahan acuan untuk menyusun rancangan dan startegi tindakan
ditahap perencanaan (planning).
3.4.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaa tindakan yang dilakukan dalam siklus berulang. Tiap siklus sendiri terdiri dari
empat fase yaitu : 1.perencanaan,2 pelaksanaan tindakan, 3 observasi, dan 4 analisis dan
refleksi.secara rinci pelaksanaan pembelajaran penelitian tindakan kelas ini meliputi langkah-
langkah sebagai berikut :
Pelaksanaan Siklus I
a. Tahap Perencanaan
1. peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tema indahnya
keragaman negeriku pada subtema 2 indahnya budaya negeriku
pembelajaran 1 dengan model pembelajaran Children Learning In Science
(Clis). RPP disusun sebagai pedoman guru dalam melaksanakan
pembelajaran dikelas pada siklus 1
2. Menyiapkan tes pembelajaran yang akan diigunakan pada saat
pembelajaran.
3. Menyiapkan sarana pembelajaran yang akan digunakan yaitu lembar kerja
siswa (LKS) terkait dengan tema 7 indahnya keragaman dinegeriku
subtema 2 indahnya budaya negeriku.
4. Membagi peserta didik dalam bentuk kelompok/tim.

b. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini merupakan penerapan rencana yang telah dilakukan sebelumnya
secara sadar dan terkendali untuk memperbaiku keadaan sebelumnya terjadi.
Pelaksanaan pembelajaran ini dengan menerapkan model pembelajaran
Children Learning In Science (Clis) yaitu orientasi,pemunculan
gagasann,penyusunan ulang gagasan,penerapan gagasan, mengkaji ulang
perubahan gagasan.
c.Tahap pengamatan
Tahap pengamatan dilakukan oleh guru dan peneliti. Pengamatan dilakukan
untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran dikelas yang berkaitan
dengan aktifitas siswa dan guru. Peristiwa yang muncul pada saat
pembelajaran dikelas dan akan di evaluasi dan masalah yang muncul akan
sebagai refleksi.
c. Refleksi
Tahap ini merupakan inti dari penelitian tindakan kelas,yaitu ketika kolaborator
mengungkapkan hal-hal yang dirasakan apakah sudah berjalan dengan baik dan
bagian yang belum berjalan dengan baik pada saat peneliti mengelola proses
pembelajaran.
3.5 Instrumen Penelitian
Menurut purwanto (2018) Instrumen penelitian pada dasarnya alat yang digunakan
untuk mengumpulkan data-data penelitian berupa lembar observasi,tes hasil belajar dan
angket.
3.5.1 Lembar Observasi
Lembar pengamatan digunakan untuk mencatat kegiatan yang dilakukan oleh guru
dan peserta didik dalam proses pembelajaran selama tindakan diberikan untuk
mengetahui sejauh mana keefektifan pembelajaran di dalam kelas tersebut.
3.5.2 Tes Hasil Belajar
Tes hasil merupakan tes evaluasi diberikan apabila sub bab telah selesai. Tes ini
diberikan pada akhir siklus I. Tes hasil digunakan untuk mengukur penguasaan dan
kemampuan para peserta didik setelah peserta didik menerima proses belajar
mengajar guru.
3.5.2 Angket
Sugiyono (2016) menyebutkan kuisioner merupakan seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Tujuan dari disebarkan angket
ini adalah sebagai salah satu alat pengukur respon dari responden yaitu siswa selama
mengikiti pembelajaran.
3.6 Teknik Analisa Data
3.6.1 Hasil Belajar
Data nilai tes (pretest dan protest) digunakan untuk mengukur hasil belajar dari
aspek kognitif, maka dilakukan analisis terhadap butir soal dengan rumus:
KB = x 100%
Keterangan = Ketuntasan Belajar
T = Jumlah Skor yang diperoleh siswa
Tt = Jumlah skor total
Tabel 2.3 Kriteria Hasil Belajar

Nilai Presentasi Kriteria


86% - 100% Sangat baik
76% - 85% Baik
60% - 75% Cukup
55% - 59% Kurang
-<54% Sangat kurang

3.7 Indikator Keberhasilan


Dengan menerapkan model pembelajaran Chidren Learning In Science (Clis) dalam
proses pembelajaran tema 7, subtema 2 maka dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik pada mata pelajaran IPS ditandai dengan rata-rata nilai yang dicapai atas KKM 75
sebanyak 80% dari jumlah peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai