Anda di halaman 1dari 10

TEORI

Gaya Gesek adalah gaya yang berlawanan arah dengan arah gerak benda. Gaya ini terjadi karena
sentuhan benda dengan bidang lintasan akan membuat gesekan antara keduanya saat benda akan
mulai bergerak hingga benda bergerak. Besarnya gaya ini ditentukan berdasarkan kekasaran
permukaan kedua bidang yang bersentuhan, jadi semakin kasar permukaan suatu bidang maka
nilai gaya geseknya akan semakin besar
<>Asal Gaya Gesek
Gaya gesek merupakan akumulasi interaksi mikro antar kedua permukaan yang saling
bersentuhan. Gaya-gaya yang bekerja antara lain adalah gaya elektrostatik pada masing-masing
permukaan. Dulu diyakini bahwa permukaan yang halus akan menyebabkan gaya gesek (atau
tepatnya koefisien gaya gesek) menjadi lebih kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan
yang kasar, akan tetapi dewasa ini tidak lagi demikian. Konstruksi mikro (nano tepatnya) pada
permukaan benda dapat menyebabkan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat
membasahinya (efek lotus).
<>Jenis-Jenis Gaya Gesek
Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua buah benda yang padat saling bergerak lurus, yaitu
gaya gesek statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik sentuh antara kedua
permukaan yang tetap atau saling berganti (menggeser). Untuk benda yang dapat menggelinding,
terdapat pula jenis gaya gesek lain yang disebut gaya gesek menggelinding (rolling friction).
Untuk benda yang berputar tegak lurus pada permukaan atau ber-spin, terdapat pula gaya gesek
spin (spin friction). Gaya gesek antara benda padat dan fluida disebut sebagai gaya Coriolis-
Stokes atau gaya viskos (viscous force).

Terdapat dua jenis gaya gesek yaitu Gaya Gesek Statis dan Kinetis. Berikut dijelaskan lebih
lanjut.

<>Gaya Gesek Statis adalah gaya yang bekerja saat benda diam hingga tepat saat benda akan
bergerak. Sebagai contoh, GGS dapat mencegah kamu untuk tergelincir dari tempat kamu
berpijak. GGS juga dapat mencegah benda meluncur ke bawah pada bidang miring.

Besar GGS merupakan hasil perkalian antara koefisien gesek statis dengan gaya normal benda.
Koefisien gesek merupakan besaran yang bergantung pada kekasaran kedua permukaan bidang
yang bersentuhan. Koefisien gesek statis dinotasikan dengan .

Persamaan GGS:
Perhatikan gambar diatas untuk melihat arah-arah gaya. Karena setiap benda yang diam hingga
tepat akan bergerak memiliki nilai GGS, maka benda tidak akan bergerak jika gaya yang
diberikan lebih kecil dari nilai GGS (karena arah gaya yang diberikan dengan arah gaya gesek
selalu berlawanan). Jadi, benda akan dapat bergerak jika gaya yang diberikan lebih besar dari
nilai GGS.

benda tetap diam.

benda mulai bergerak

Ingat ; untuk benda yang belum bergerak

<> Gaya gesek kinetis adalah gaya yang bekerja saat benda bergerak. Saat benda diam hingga
tepat akan bergerak, gaya yang berkerja adalah GGS. Lalu, saat benda mulai bergerak maka gaya
yang bekerja adalah GGK. Jika tidak terdapat GGK, maka suatu benda yang diberi gaya akan
selalu melaju dan tidak akan berhenti karena tidak ada gaya gesek yang melambatkannnya,
seperti di luar angkasa.

Sama seperti GGS, nilai GGK merupakan hasil perkalian antara koefisien geseknya dengan gaya
normal benda. Koefisien gesek kinetis dinotasikan dengan . Biasanya, nilai koefisien gesek
kinetis selalu lebih kecil dari koefisien gesek statis untuk material yang sama.

Persamaan GGK:
fs : gaya gesek statis , satuannya N.
fk : gaya gesek kinetis , satuannya N.
N : gaya normal , satuannya N.
μs : koefisien gesek statis
μk : koefisien gesek kinetis

Contoh Soal Gaya Gesek dan Pembahasan

Soal 1:
Sebuah kotak seberat 10 kg ditarik sepanjang bidang datar dengan gaya sebesar 40 N yang
membentuk sudut . Koefisien gesek statis dan kinetis nilainya berturut-turut sebesar 0,4 dan
0,3. Hitunglah percepatannya.

Pembahasan:

Gambarkan terlebih dahulu gaya-gaya yang bekerja pada box tersebut. Perhatikan gambar
dibawah ini.

Kemudian kita identifikasi komponen-komponen yang diketahui,

.
memiliki komponen vertikal dan horizontal:

Lalu, kita dapat mencari gaya normalnya yang dinotasikan dengan ataupun

(karena benda tidak bergerak secara vertikal, maka ).

Agar kita mengetahui apakah benda tersebut dapat bergerak atau tidak, maka kita hitung nilai
GGSnya:

, maka benda bergerak.

Kita tentukan GGK yang bekerja:

Lalu, dapat kita cari percepatannya:

.
.

Jadi, percepatan yang dialami benda sebesar .

Jika tidak terdapat gaya gesek, percepatannya pasti akan lebih besar.

Soal 2
Perhatikan gambar dibawah. Koefisien gesek kinetis antara kotak A dengan meja nilainya
sebesar 0,2. Tentukan percepatan sistem tersebut.

Pembahasan:
Berikut arah komponen-komponen gaya dari kedua benda,

[Sumber: Douglas C. Giancoli, 2005]

Gaya normal kotak A sebesar:

Gaya gesek kinetis yang bekerja pada kotak A sebesar:

Gaya tegang tali dinotasikan dengan ataupun .


Persamaan Hukum kedua Newton pada kotak A dapat ditullis dengan:

Persamaan Hukum kedua Newton pada kotak B dapat ditulis dengan:

(disubstitusikan dengan persamaan kotak A)

Kita dapat mencari nilai sebesar:

Jadi, percepatan yang dialami kotak A sebesar ke kanan dan kotak B ke bawah.

Kita juga dapat mencari gaya tegang tali sebesar:

Nilai Koefisien Gesekan Statis dan Kinetis

NO Permukaan Koefisien Gesekan Koefisien Gesekan


Statis (µs) Kinetis (µk)

1 Karet pada beton basah 0,03 0,25

2 Teflon pada baja 0,04 0,04

3 Teflon pada teflon 0,04 0,04

4 Kuningan pada baja 0,51 0,44


5 Tembaga pada baja 0,53 0,36

6 Aluminium pada baja 0,61 0,47

7 Tembaga pada kaca 0,68 0,53

8 Baja pada baja 0,74 0,57

9 Seng pada besi cor 0,85 0,21

10 Kaca pada kaca 0,94 0,40

11 Karet pada beton(kering) 1,00 0,80

12 Tembaga pada besi cor 1,05 0,29

13 Kayu pada kayu 0,40 0,20

14 Kayu pada baja 0,70 0,40

15 Kayu pada salju 0,08 0,06

16 Baja pada baja 0,74 0,57

17 Aluminium pada baja 0,61 0,47

18 Tembaga pada baja 0,53 0,36

19 Kaca pada kaca 0,94 0,40

20 Tembaga pada kaca 0,64 0,53

21 Teflon pada Teflon 0,04 0,04

22 Teflon pada baja 0,04 0,04

23 Karet pada beton(kering) 1,00 0,80

24 Karet pada beton (berair) 0,30 0,25


25 Bola gotri yang diberi oli < 0,01 < 0,01

Kerugian yang ditimbulkan akibat gesekan :


1. Kita harus mengeluarkan banyak energi , untuk melawan gesekan.
2. Gesekan menyebabkan benda yang berputar menjadi aus (rusak).
3. Gesekan menyebabkan benda menjadi panas.
Bagaimana usaha kita untuk mengurangi gesekan ?
Usaha-usaha untuk mengurangi gesekan :
1. Memakai pelumas.
2. Memakai silinder untuk mendorong peti.
3. Memakai pelor atau gotri atau bola-bola besi kecil.
<> Contoh-contoh gesekan yang merugikan dan yang menguntungkan !
Contoh-contoh gesekan yang merugikan :

1. Gesekan udara dengan permukaan mobil (menghambat laju mobil)


2. Gesekan permukaan ban dengan jalan (ban menjadi aus).
3. Gesekan organ-organ mesin yang berputar (organ mesin menjadi aus).
4. Gesekan tali dengan katrol (menguras energi kita).
5. Gesekan peti dengan lantai yang kita tarik (menguras energi kita).

<>Contoh-contoh gesekan yang menguntungkan

1. Gesekan parasut dengan udara (penerjun selamat sampai di tujuan)


2. Gesekan angin dengan layar (perahu dapat bergerak)
3. Gesekan kaki dengan lantai (kita dapat berjalan)
4. Gesekan roda dengan jalan (kendaraan dapat melaju)
5. Gesekan pada pengereman (laju kendaraan dapat dikurangi)
Apa saja yang mempengaruhi besarnya gaya gesek ?

1. Koefisien gesekan ( μ ) adalah tingkat kekasaran permukaan yang bergesekan.


Makin kasar kontak bidang permukaan yang bergesekan makin besar gesekan yang
ditimbulkan.
Jika bidang kasar sekali , maka μ = 1.
Jika bidang halus sekali , maka μ = 0.
2. Gaya normal (N) adalah gaya reaksi dari bidang akibat gaya aksi dari benda.
Makin besar gaya normalnya makin besar gesekannya.

<> Merumuskan gaya normal


Cara merumuskan gaya normal adalah dengan memakai persamaan hukum I Newton, yaitu ;
 Benda di atas bidang datar ditarik gaya mendatar

N = w = m.g

 Benda di atas bidang datar ditarik gaya membentuk sudut

 Benda di atas bidang miring membentuk sudut

Arah gaya-gaya yang bekerja pada benda

Arah gaya normal (N) selalu tegak lurus dengan dengan bidang (letak benda)
Arah gaya berat (w) selalu ke bawah (pusat bumi)
Arah gaya gesek (f) selalu berlawanan dengan arah gerak benda.
Arah gaya gerak ( F ) searah dengan gerak benda.

Bagaimanakah cara menentukan nilai gaya gesek ( gesekan ) ?


Menentukan nilai gesekan (f) :
Bila ;
F = fs , maka benda tepat akan bergerak
F > fs , maka benda bergerak
Ingat !
Ketika kita mendorong benda secara terus-menerus, maka muncul fs yang membesar dari nol
sampai fs maksimum (benda tepat akan bergerak), setelah benda bergerak maka gaya gesek
menurun sampai mencapai nilai yang tetap yang disebut gaya gesek kinetis (dinamis)
Maka dalam keadaan bergerak , koefisien gesekan antara benda dengan bidang akan mengecil ,
sehingga μs > μk.

Anda mungkin juga menyukai