PANDUAN PRAKTEK
JAMILI
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALU OLEO
2019
A. TEORI
Dalam keputusan menteri negara lingkungan hidup nomor 200 tahun 2004 disebutkan
bahwa Lamun (Seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang hidup
16
dan tumbuh di laut dangkal, mempunyai akar, rimpang (rhizome), daun, bunga dan buah
dan berkembang biak secara generatif (penyerbukan bunga) dan vegetatif (pertumbuhan
tunas);
Di Indonesia kata lamun untuk padanan kata dari tumbuhan laut, seagrass, dapat
dikatakan digunakan dengan "terpaksa" karena seharusnya terjemahan seagrass dalam
bahasa Indonesianya adalah rumput laut. Kata rumput laut sudah diguankan secara umum
dan baku bagi tumbuhan alga (seaweed), baik dalam dunia perdagangan maupun dalam
penggunaan bahasa indonesia yang baku sehai-hari. Istilah lamun untuk seagrass pertama
kali diperkenalkan oleh Malikusworo Hutomo pada tahun 1985 untuk menghilangkan
kesalahan dari istilah seagrass dengan seaweed, maka melalui kesepakatan ilmuan dan
para akademisi istilah seagrass dipakai untuk lamun, sedangkan istilah seaweed dipakai
untuk alga (Azkab, 2006, h. 46).
Lamun (seagrass) adalah tumbuhan berbunga (Angiospermae) yang tumbuh dan
berkembang dengan baik di lingkungan laut dangkal hingga sampai kedalaman 40 meter,
membentuk kelompok-kelompok kecil hingga padang yang luas dan dapat membentuk
vegetasi tunggal yang terdiri satu jenis lamun atau vegetasi campuran yang terdiri dua
sampai 12 jenis lamun yang tumbuh bersama-sama pada satu substrat (Den Hartog, 1977).
Lamun adalah tumbuhan berbunga yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri untuk hidup
terbenam dalam dasar laut (Nontji, 1987, h. 156).
Lamun adalah satu-satunya kelompok tumbuhan berbunga yang terdapat di lingkungan
laut (Romimohtarto & Juwana, 2007, h. 337). Struktur dan fungsi pembuluh tumbuhan
lamun memiliki kesamaan dengan tumbuhan yang hidup di daratan (Azkab, 2006, h. 46).
Nybakken (1992, h. 191) menyatakan bahwa lamun adalah tumbuhan yang berbunga yang
mampu bertahan hidup secara permanen di bawah permukaan air laut. Lamun merupakan
sumber utama produktivitas primer yang penting bagi organisme laut di perairan dangkal.
B. TUJUAN PRAKTIKUM
Tujuan yang ingin dicapai melalui praktikum ini adalah :
1. menganalisis Penutupan Lamun di lokasi praktikum
2. menganalisis kerapatan lamun di lokasi praktikum
3. menganalisis keanekargaman lamun di lokasi praktium
Praktikum ini dilaksanakan pada semester ganjil 2019/2020 bertempat pada komunitas
lamun di pantai tanjung Tiram Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan
D. ALAT DAN BAHAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam kegiatan monitoring padang lamun adalah sbb :
Peralatan pribadi seperti baju selam (wetsuit) atau celana panjang dan baju lengan
panjang, sarung tangan berbahan katun, sepatu koral, alat selamn dasar (snorkel dan
goggle/masker, serta fin), Alat Global Positioning System (GPS), dibungkus rapat dengan
plastik agar air tidak terkena air laut, jangan sampai GPS terendam air laut karena GPS
tidak kedap air, Roll meter atau meteran gulung dengan panjang 100 m, Kuadrat berukuran
100 x 100 cm , terbuat dari paralon/ PVC (½ inch). Kemudian, kuadrat PVC dibagi
menjadi kotak-kotak kecil berukuran 10 cm x 10 cm (Gambar 1)
18
E. CARA KERJA
a. Penentuan Stasiun Pengamatan
1. Lokasi yang ditentukan untuk pengamatan vegetasi padang lamun harus mewakili
wilayah kajian, dan juga harus dapat mengindikasikan atau mewakili setiap zone
padang lamun yang terdapat di wilayah kajian
2. Pada setiap lokasi ditentukan stasiun-stasiun pengamatan secara konseptual
berdasarkan keterwakilan lokasi kajian (Gambar 2)
19
9400000
9400000
N
W E
Stasiun I S
1 0 1 2
km
P. Hoga
9395000
9395000
Stasiun 3
9390000
9390000
P. Kaledupa
Stasiun 2 P. Derawa
9385000
9385000
P. Lentea
Keterangan :
9380000
9380000
Garis Pantai Stasiun 4
Mangrove
Darat
580000 585000 590000 595000
4. Pada setiap petak contoh (plot) yang telah ditentukan, determinasi setiap jenis
tumbuhan lamun yang ada dan hitung jumlah individu setiap jenis.
Catatan :
Cek waktu pasang surut sebelum menentukan waktu ke lapangan atau cari informasi
mengenai pasang surut dari penduduk lokal/nelayan di lokasi praktikum/pengamtan.
Pelaksanaan pengamtan umumnya lebih mudah dan aman apabila dilakukan pada
saat surut. Akan lebih baik ketika terjadi surut rendah yang sangat rendah (tanggal 1
dan 14) berdasarkan kalender bulan
F. ANALISIS DATA
1. Dicatat banyaknya masing-masing jenis pada tiap sub petak dan dimasukkan kedalam
kelas kehadiran berdasarkan table berikut:
Catatan :
Untuk membantu menghitung, masing-masing lamun dalam kudrat 1 x 1 m dan sub
kuadrat 10 x 10 cm, dapat difoto dengan kamera yang tersedia.
∑(Mifi)
C=
∑f
Dimana :
C : Presentase penutupan lamun
Mi : Presentase nilai tengah dari kelas ke i
f : Frekuensi (jumlah sektor pada kelas yang sama)
fi : Frekuensi dari kelas ke i
4. Keanekaragaman Lamun
Indeks Diversitas Shannon-Wiener
s
H ; =∑ pi ln( pi)
i=1
pi= ¿ = s¿
N
∑¿
i=1
keterangan:
H’ : indeks keanekaragaman Shannon
N : total jumlah individu semua jenis yang ditemukan
ni : jumlah individu spesies ke-i
s : jumlah spesies ditemukan
pi : proporsi individu spesies ke-i
22
Contoh:
1). Seorang mahasiswa FPIK melakukan Penelitian mengenai Lamun di pantai Teluk Awur
Kab. Jepara Jateng. Penentuan jalur-jalur pengamatan juga didasarkan pada peta
penyebaran lamun melalui hasil-hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan beberapa
peneliti. Mahasiswa tersebut melakukan pengambilan sampel tegak lurus garis pantai
menggunakan transek Kuadat 50 x 50 cm (Sub Plot 10 x 10 sebanyak 25 buah) dan transek
1 x 1 m. Diperoleh data Sebagai Berikut :
Sambungan
Spesies Lamun Sub Plot (nilai Penutupan)
1 1 1 1 1 2 2 2 23 2 25
5 6 7 8 9 0 1 2 4
Cymodocea rotundata 3 2 3 1 3 6 7 6 50 6 70
5 5 0 0 0 0 0 0 9
Thalassia hemprichii 2 3 5 6 5 5 2 5 50 4 35
0 0 0 0 7 1 5 4 0
Halophila ovalis 5 2 5 6 5 7 3 1 20 3 50
1 5 4 3 6 0 0 0 0
Hitung
1. Penutupan setiap tutupan lamun
2. Hitung kerapatan lamun
3. Hitung kkeanekargaman lamun
4. Tentukan status/kondisi ekosistem lamun berdasakan nilai tutupan dan kerapatan
lamun
Jawaban :
1). Penutupan tiap Spesies lamun
∑(Mifi)
C=
∑f
Dimana :
C : Presentase penutupan lamun
Mi : Presentase nilai tengah dari kelas ke i
23
a) Cymodocea rotundata
∑(Mifi)
C=
∑ fi
0 0 0 0
Total 25 1200.01
∑(Mifi)
C=
∑f
∑(Mifi)
C=
∑f
Di= ¿
A
Dimana :
Halophila ovalis 30 45 35 45 38
Di= ¿
A
35
= ----- = 35 tegakan/m2
1 m2
Di= ¿
A
25
= ----- = 25 tegakan/m2
1 m2
Di= ¿
A
38
= ----- = 38 tegakan/m2
1 m2
Keragaman Lamun
Indeks Diversitas Shannon-Wiener
s
H ; =∑ pi ln( pi)
i=1
pi= ¿ = s¿
N
∑¿
i=1
keterangan:
'H = indeks keanekaragaman Shannon
N = total jumlah individu semua jenis yang ditemukan
ni = jumlah individu spesies ke-i
s = jumlah spesies ditemukan
pi = proporsi individu spesies ke-i