PENDAHULUAN
1
Rosmita Sari Siregar., dkk Dasar-Dasar Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), p. 2
2
Mulyasa, Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), p. 18
3
Agus Nurjaman, Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa, (Bandung: Guepedia, 2017), p. 19
merasa penting, aman, dan nyaman. Maka hasil belajar yang akan dilihat hasilnya adalah
kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik setelah di terapkan pembelajaran Joyful
Learning.4
Strategi yang akan di terapkan di Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam mengambil
hasil belajar materi yang sangat rendah, yaitu materi SKI kelas 3. Pada pelajaran SKI
yang dapat diketahui merupakan salah satu pelajaran yang penting. Karena ada
sekumpulan kejadian atau peristiwa penting dalan tokoh muslim. Dapat disimpulkan
Sejarah Kebudayaan Islam adalah pengetahuan yang berhubungan erat dengan peristiwa
masa silam, baik itu peristiwa politik, sosial, maupun ekonomi yang benar terjadi dalam
negara islam dan dialami oleh masyarakat islam.
Faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar merupaka strategi belajar mengajar
yang unik dan kreatif. Dengan perbedaan hasil belajar yang cukup jauh dan kendala
dalam pembelajaran pada MI Nurussalam kelas 3 pada materi SKI. Strategi sangat
penting dalam upaya peningkatan hasil belajar. 5 Maka peneliti akan meneliti hasil belajar
yang disertai oleh strategi pembelajaran yang dilakukan pada kelas 3 MI Nurussalam
Mantingan Ngawi yang dapat menghasilkan pengaruh strtegi Joyful Learning terhadap
hasil belajar siswa. Walaupun beberapa kelas ada yang belum mendapatkan hasil belajar
yang maksimal dalam mata pelajaran SKI, Tetapi peneliti tertarik untuk meneliti kelas 3
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di sekolah dengan mata pelajaran SKI kebanyakan
dari siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang sempurna dan kurang
menarik dengan cara pembelajaran yang monoton. Masih banyak siswa yang belum
mengerti dan meremehkan pelajaran. Terutama dalam hasil belajar siswa menurunnya
nilai dan pemahaman siswa kurang dalam mata pelajaran SKI. Adapun nilai rata-rata
Ujian Akhir Semester di madrasah Ibtidaiah Nurussalam Mantingan Ngawi 2019-2022
sebagai berikut:6
4
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Konteksual
(Jakarta: Prenada Media, 2017), p. 221
5
Muhamad Anwar, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Prenada Media, 2018), p.76
6
02/D/MI Nurussalam Mantingan Ngawi Jawa Timur/VIII/2022
No Kelas Rata-rata Jumlah Tahun KKM
Kelas Siswa
1. 3A 68,00 24 2019-2020 58,00
3B 48,00
2. 3A 76,41 24 2020-2021 52,46
3B 40,33
3. 3A 84,40 24 2021-2022 72,93
3B 61,83
KAJIAN TEORI
7
Regina Ade Darman, Belajar Dan Pembelajaran (Padang: Guepedia 2020), p. 16
8
Rusman, Belajar Dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: kencana 2017), p.
88
9
Aprida Pane and Muhammad Darwis Dasopang, “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”, FITRAH:
Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, vol. 3, no. 2 (2017), p. 337.
10
Putrayasa, Buku Ajar Landasan Pembelajaran (Bali: Undhiksa Press 2013), p. 26
beberapa pendapat diatas pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup itu belajar.
Jadi pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh pendidik atau guru dan peserta didik atau siswa dalam rangka untuk
mencapai tujuan tertentu agar anak memperoleh ilmu pengetahuan, kemarihan
atau keterampilan serta sikap atau tabiat yang baik.
2. Pengertian strategi pembelajaran
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha agar mencapai kemenangan pada suatu pertempuran. Strategi mulanya
digunakan pada lingkungan militer, namun istilah strategi digunakan dalam
berbagai bidang yang dimiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam
konteks pembelajaran yang dikenal dalam istilah strategi pembelajaran.11
Pada dasarnya strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau Tindakan. Jika
dihubungkan dengan pembelajaran maka strategi berarti pola-pola umum kegiatan
guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dalam hal ini startegi pembelajaran
dipahami sebagai suatu seni dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran
di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapai dicapai
secara efektif dan efisien.12
Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology), diantaranya
akan dipaparkan sebagai berikut:13
a. Komza secara umum menjelaskan bahwa startegi pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran
tertentu.
b. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara
yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
11
Haudi, Strategi Pembelajaran (Sumatra: Insan Cendikian Mandiri, 2021), p. 1
12
Arin Tentrem Mawati., ddk. Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kita Menulis 2021), p. 3
13
Zainal Aqib, Model-model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Bandung: Yrama
Widya, 2013), p. 68-69
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran yang dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik
c. Gropper mengatan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat
dipraktikkan.
14
Das Salirawati, Smart Teaching: Solusi Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), p.94
pembelajaran yang kondusif sehingga mampu menyalakan semangat dan motivasi
peserta didik untuk belajar.15
Dalam skema pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru adalah
Menyusun dan memilih strategi pembelajaran, metode pembelajaran, maupun
keterampilan mengajar tentu dalam kerangka mencapai sesuatu tujuan
pembelajaran. Menurut Dave Maire menyatakan bahwa belajaran menyenangkan
atau disebut juga Joyful Learning adalah sistem pembelajaran yang berusaha
untuk membangkitkan minat, adanya keterlibatan penuh dengan terciptanya
makna pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri siswa.16
E.Mulyas pembelajaran menyenangkan atau Joyful Learning merupakan
suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara
pendidik dan peserta didik tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under
preasure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola
hubungan baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
memposisikan diri sebagai mitra belajar, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup
kemungkinan guru belajar dari siswanya.17
Joyful Learning merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran yang
sesuai dengan anjuran peraturan yang menyenangkan sekaligus memacu
kreativitas siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan menunjukkan
masih banyaknya proses pembelajaran di MI kurang menarik bagi siswanya,
sehingga Strategi Joyful learning ini menjadi salah satu alternatif dalam
pembelajaran yang menarik dan kreatif.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa startegi joyful
learning merupakan suatu perencanaan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
menciptakan suasana kelas yang tidak menjenuhkan siswa, memudahkan siswa
dalam memahami materi dan membuat pelajaran yang lebih bermakna serta
tercapainya tujuan pembelajaran yang efektik dan efisien yang diterapkan melalui
games, kuis, serta aktivitas-aktivitas fisik lainnya.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Joyful Learning
15
Ibid, 94
16
Agus Nurjaman, Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa, (Bandung: Guepedia. 2017), p. 105
17
E. Mulyasa, Menjadi Pendidik Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatifi dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), p. 56
Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagai keterampilan proses, sehingga mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru. Sedangkan menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, sehingga peserta mampu
memusatkan perhatian secara penuh, dengan harapan hasil belajar siswa dapat
maksimal.
Langkah-langkah pembelajaran Joyful Learning:18
1. Guru mejelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan
tanya jawab.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan dibeli soal latihan
untuk disesuaikan pada waktu itu juga.
3. Setelah selesai mengerjakan soal tersebut siswa disuruh
mendemonstrasi di depan kelas
4. Cara menunjuk siswa untuk mengerjakan didepan kelas dengan cara
memainkan permainan.
5. Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
6. Guru menyempurnakan kesimpulan yang telah diperoleh dari siswa
dan memberikan penghargaan kepada siswa yang berani
mendemonstrasikan jawaban ke depan kelas.
3. Kelebihan dan kekurangan memakai strategi joyful learning:19
1. Kelebihan strategi pembelajaran joyful learning
a. Suasana belajar rileks dan menyenangkan.
b. Banyak strategi yang diterapkan di kelas saat pelajaran berlangsung.
c. Merangsang kreativitas dan aktivitas
d. Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran
2. Kekurangan strategi pembelajaran joyful learning
a. Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas, maka kelas akan menjadi
sangat ramai dan susah dikendalikan.
b. Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar siswa tidak bosan.
18
Ochimath, “Peningkatan keaktifan belajar matematika melalui metode pembelajaran berbasis joyful
learning”, dalam http://Ochimath.wordpress.com/, diakses tanggal 12 september 2022.
19
Chatarina Catur, “joyful learning”, http://catharinacatur.wordpress.com/joyfullearning/, diakses tanggal
12 September 2022
c. Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran karena pada strategi
pembelajaran joyful learning harus menerapkan banyak strategi, metode
dan model pembelajaran.
Belajan dan pembelajaran merupakan konsep yang saling
berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat
interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan
upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman Ketika
berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat
dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi, dan sikap secara
mental dan fisik.
Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-
kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, seihngga terjadi
interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajar atau
sarana dan prasarana yang disebut proses belajar.20 Pendekatan
pembelajaran dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangan umum.
Dalam pembelajaran ini mempunyai landasan-landasan yang bisa
dijadikan sebagai dasar atau acuan sebagai usaha sadar yang sistematik
selalu bertolak dari landasan dengan sejumlah asas-asas tertentu:
4. Landasan pelaksanaan Joyful Learning:
1. As-sunnah, asunnah merupakan sebuah perkatan, perbuatan
dan Tarikh nabi. Dalam hal ini mengkiaskan sebuah hadist
tentang pembelajaran yang baik bagi peserta didik yang
berbunyi:
20
Nasution, Tegnologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), p 43
َ ِإ َذ َب َع: َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل َعلَي َو َسلَّ َم:ال
ث َ اَيِب ْ عن اّيِب ْ عنربدة ُم
َ َوسى ق
َال يَ ِّس ُر ْوا َوالَُت َع ِّس ُر ْوا َوبَش ُِّر ْوا َوال ِ
َ َهبعض ق ِ صح
اب يِف امر َ ْ َاح ًدا ا
َ َمن
)ُتَنف ُِّر ْوا (هاور مسلم
2. Landasan Hukum
UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal 4. Pasal 4 berbunyi:
“diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran”.22
21
Al-Bayan, Shahih Muslim, (Bandung: Jabal, 2008), p 313
22
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), (Jogja: Diva Press, 2011), p. 91
23
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), p. 2
para siswa yang mendorong motivasi dan semakin aktif serta berprestasi pada kegiatan
belajar berikutnya.24
Penggunaan strategi dan Teknik yang berfariasi dalam pembelajaran akan memberikan
dampak yang positif bagi perkembangan anak. Lima strategi efektif untuk motivasi siswa belajar
dan membuat belajar lebih menarik serta menyenangkan:27
24
Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Bebasis PAIKEM, p. 46
25
Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, (Yogjakarta: Pnus Book Publisher, 2010), p.
25
26
Narno M.Pd S. Pd, MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM: Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak
Dasar Melempar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banaran 1 Kabupaten Sragen (Cv. Azka Pustaka, 2021)., p. 22
27
Hamzah B. Uno and Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik (Bumi Aksara, 2022). p, 210
28
Mulyasa, Menjadi Guru Rofesional Menciptakan Pembelajaran Aktif Dan Menyenangkan, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2006), p. 107
1. Kebermaknaan, guru memberikan makna yang berkesan pagi muridnya.
Pembelajaran yang bermakna mampu meningkatkan pemahaman peserta
didik yang perlu digali melalui pengalaman peserta didik sendiri sehingga
pembelajaran dapat meninggalkan kesan yang bermakna bagi siswa untuk
membantu memahaminya.
2. Penguatan yakni dilakukan mengulangan oleh guru maupun latihan siswa.
Dengan menguatan memori peserta didik melalui pengulangan dan latihan
maka dapat mengulangi proses lupa. Dalam pembelajaran Joyful Learning,
penguatan merupakan hal penting yang perlu dilakukan.
3. Umpan balik yakni kegiatan pembelajaran untuk membuka wawasan dan
memberikan kesempatan kepada peserta siswa untuk melakukan kontruksi
ulang bila terjadi kesalahan pemahaman atau adanya pemahaman yang
kurang tepat.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka menerima
pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar pada dasarnya adalah
hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar
biasanya danyatakan dalam bentuk angka, simbol, hiruf, ataupun kalimat. Menurut (John
M.Killer) yang dikutip (Mulyono Abdurrahman) hasil belajar adalah sebagai keluaran
dari suatu sistem proses masukan yang berupa informasi sedangkan keluarannya adalah
perbuatan atau kinerja. Menurutnya perbuatan merupakan petunjuk proses belajar telah
terjadi, dan hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pengetahuan
dan keterampilan.29
29
Khusnul Khotimah, Pengaruh Startegi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Di Tinjau Dari Aktifitas
Belajar (Surakarta: 2016), p. 14
30
Zakiyah Darajat. Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-
5, p. 196-197
31
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), p. 3
32
Ihwan Mahmudi, Evaluasi Pendidikan (Sleman: Lintang Book, 2020), p. 22
33
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. Ket-8, p. 278
diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang
bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut faktor eksternal.34
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri) dan
faktor eksternal (luar diri). Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:35
1. Faktor Internal
a. Faktor fisikologi atau jasmani individu baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur
tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun keterunan
yang meliputi faktor intelektual dan faktor non-intelektual
c. Faktir kematangan, baik fisik maupun psikis
2. Fator Eksternal
Faktir eksternal atau faktor yang datang dari luar individu. Yang
termasuk faktor-fakor eksternal antara lain faktor lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
3. Jenis-jenis hasil belajar
Menurut bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif dan
psikomotorik. Domain kognitif mencakup Knowledge (pengetahuan, ingatan),
Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), Application
(menerapkan), Analysis (menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), Evaluating (menilai). Domain
efektif adalah Receiving (sikap menerima), Responding (memberikan respon),
Valuing (nilai), Organization (organisasi), Characteristic (karakteristik). Domain
psikomotorik juga mencangkup keterampilan produktif, Teknik, fisik, sosial,
menejeral, dan intelektual. Sementara, menurut londgren hasil pembelajaran
meliuti kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.36
34
Khusnul Khotimah, Pengaruh Startegi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Di Tinjau Dari Aktifitas
Belajar (Surakarta: 2016), p. 14
35
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan Kopetensi, (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2014), p. 11
36
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012), p.
6
Berdasarkan uaraian diatas peneliti simpulkan bahwa jenis-jenis hasil
belajar adalah:
1. Domain kognitif adalah kemampuan intelektual siswa, kognitif ini
berkaitan dengan memahami, mengingat, menguraikan,
mengorganisasikan dan mengevaluasi.
2. Domain efektif ini berkenan dengan sikap, yaitu sikap siswa dalam
berbagai tingkah laku, seperti bentuk perhatiannya dalam mengikuti
pelajaran, adanya motivasi belajar, disiplin, menghargai guru dan
hubungan sosial terhadap teman sebaya.
3. Sedangakan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) dan
kemampuan individu.
4. Indikator Hasil belajar
Pada prinsipnya, hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam menguasai ilmu
pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta
didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak
berhasil jika prestasinya rendah.
Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belahar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Keefektifan (effectiveness)
2. Efesiensi (efficiency)
3. Daya Tarik (appeal)
D. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
a. Pengertian pembelajaran SKI
Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Syajarah”. Syajarah
berarti pohon, sesuatu yang mempunyai akar, batang dahan, ranting, daun bunga
dan buah.37 Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam atau SKI adalah salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran SKI
merupakan salah satu pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak
37
M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Depag, 2009), p. 3
dan kepribadian umat. SKI adalah sejarah sekumpulan kejadian atau peristiwa
penting dari tokoh umat muslim.
Menurut Yatimin Abdullah sejarah kebudayaan islam merupakan
keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau pada masa yang masih ada. 38
Sedangkan menurut Abuddin Nata menjelaskan bahwa sejarah kebudayaan islam
yaitu peristiwa atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya
berkaitan dengan agama Islam.39
b. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam:40
1. Siswa yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsur-unsur keutamaan
dari padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tingkah laku para
Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelajaran sejarah merupakan contoh suri tauladan bagi bagi umat Islam yang
meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar.
3. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral,
membangkitkan patriotisem dan mendorong untuk berperang pada kebenaran
serta setia kepadanya.
4. Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada
pembinaan tingkah laku manusi yang ideal dalam kehidupan pribadi dan
sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik
dan bertingkah laku seperti Rasul.
5. Untuk Pendidikan akhlak, selain mengetahui perkembangan agama Islam
seluruh dunia.
38
Yaimin Abullah, Studi Islam Kontemporer, (Amzah, Jakarta, 2006), p. 202
39
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006), p. 314
40
Chabib Thoha dkk. Metodelogi Pengajaran Agama,(Pustaka Pelajar, Semarang), 2004, p. 222-223
41
Dandan Nurulhaq dan Titin Supriastuti, Management Sejarah Kebudayaan Islam: Konsep dan Strategi
meningkatkan Akhlak Peserta Didik (Bandung: CV Cendikia Press, 2020)
2. Fungsi keilmua, sejarah memberikan pengetahuan pemengenai masa lalu
islam serta kebudayaannya.
3. Fungsi informasi, sejarah menjadi salah satu sumber yang penting dalam
merancang transformasi mayarakat.
Jadi dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan islam adalah sebuah catatan
yang lengkap tentang segala sesuatu yang menjadi masa lampau untuk kebaikan hidup
manusia di masa yang akan datang, karena dengan mempelajari sejarah kebudayaan islam
kita dapat mengetahui kejadian masa lalu untuk dijadikan sebuah pengetahuan dan
menjadi sumber motivasi didalam kehidupan sehari-hari.
42
Siti Nurbaiti Rizqo, Penerapan Strategi Joyfull Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 6 Jatimulyo Lampung Selatan, 2016 (Skripsi)
43
Yoga Dwi Charisma, Strategi Pembelajaran Joyful Learning Dengan Himor Dan Implementsainya
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 2020 (Skripsi)
3. Skripsi Ellina Mauliddiah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negri Kudus, 2020, dengan judul Pengelolaan
Kelas Melalui Strategi Joyful Learning Pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas X Di MA Mazroatul Huda Wonorenggo Karang
Anyar Demak Tahun Pelajaran 2019/2020. Dalam strategi Ellina Mauliddiah
mengangkat tema pengeloalaan kelas dengan strategi joyful learning pada
pelajaran SKI kelas X, di dalamnya membahas mengelola kelas melalui
startegi joyful learning pada pelajaran SKI kelas X sedangkan penulis
mengangkat tema pengaruh strategi Joyful Learning terhadap hasil belajar
siswa materi SKI kelas 3 MI Nurussalam. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kuantitatif deskriptif. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu menggunakan Teknik purposive sampling. Data-data mengenai
pelaksanaan pengelolaan kelas dikumpulkan dengan Teknik penyebaran
angket, obeservasi, wawancara kebebrapa narasumber, serta dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah untuk mengelola kelas yang bersifat fisik dan non
fisik melalui strategi Joyful Learning. Persamaan dengan penelitian ini adalah
startegi pembelajaran Joyful Learning dan mata pelajaran yang sama yaitu
SKI. Perbedaannya penelitian ini adalah menggunakan sekolah, kelas tempat,
dan terdapat dalam populasi serta objek yang berbeda.44
B. Keranga Berpikir
Adanya kerangka berfikir ini untuk mengetahui identifikasi masalah dalam mata
pelajaran SKI, maka dari itu proses pembelajaran butuh keterampilan dan seni yang
dimiliki oleh seorang pengajar serta membutuhkan keaktifan seorang pelajar supaya
proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik. Belajar adalah proses yang dibuat
untuk menghasilkan perubahan dalam pemikiran, perilaku, emosional interaktif yang
terjadi dikelas melibatkan peserta didik dengan berbagai siswa yang mempunyai latar
belakarang dan kualitas mereka sendri.
Disini peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan siswa, yang
terdiri dari 2 kelas yaitu kelas kontrol 3A dan kelas eksperimen di kelas 3B. selain itu
44
Ellina Mauliddiah, Pengelolaan Kelas Melalui Startegi Joyfil Learning Pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaaan Islam Kelas X Di MA Mazroatul Huda Wonorenggo Karang Anyar Demak Tahun Pelajaran
2019/2020 (Skripsi)
peneliti mengajar di kelas kontrol menggunakan strategi yang di terapkan di sekolah dan
di kelas eksperimen menggunakan strategi Joyfull Learning. Setelah mengajar diadakan
postest untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Disitulah peneliti mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak dengan menggunakan
strategi Joyful Learning atau nilai yang diperoleh lebih besar dikelas eksperimen
dibanting kelas kontrol.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya harus dibuktikan terlebh
dahulu.45 Melalui hal ini bisa dipahami bahwasannya pengujian hipotesis adalah proses
melakukan uji dugaan sementara untuk mengetahui kebenarannya. Hipotesisi juga
diartikan dengan yang bersifat sementara, sehingga masih memerlukan bukti.46
Penelitian ini hanya memiliki satu pasang variabel yang bisa ditunjukan dalam
uraian dibawah ini.
Ho: startegi joyful learning tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada maa pelajaran SKI di kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi.
Ha: startegi joyful learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
maa pelajaran SKI di kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi.
45
Dian Kusuma Wardani, Pengujian Hipotesis (Deskriptif, Komparatif dan Asosiatif), (Jombang: LPPM
Universitas KH. A Wahab Hasbunallah), p.120.
46
Agung Edy Wibowo, Metodologi enelitian Pegangan untuk karya ilmiah, (Kesambi: Insania, 2022),
p.72.
Bab III
METODOLOGI PENELITIAN
Sampel
Kelas 3A 24
Kelas 3B 24
TOTAL 48
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. p. 139
49
50
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Airlangga University Press,
2009), p.94.
D. Rancangan Perlakuan
Penelitian ini dilakukan di MI Nurussalam Mantingan Ngawi kelas 3 pada mata
pelajaran SKI, penelitian berperan sebagai guru, perlakuan yang dilaksanakan pada kelas
eksperimen dan kelas control adalah sebagai berikut:
51
Ikhwan Mahmudi, Pengembangan Instrumen, Universitas Darussalam Gontor, p.90-93
1. Tes
Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat pertanyaan atau tugas-
tugas yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dan digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam materi tertentu.52 Tes yang digunakan peneliti
saat ini adalah dengan pre-test dan post-test, pre-test yang digunakan peneliti berguna
untuk mengukur kemampuan siswa dan pos-test atau tes akhir berhuna untuk melihat
perbedaan hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
yang berasal dari data yang berbentuk arsip (dokumen), karena dokumen merupakan
sumber data yang berupa bahasa tertulis, foto atau dokumen elektronik. Metode
dokumentasi bermanfaat dalam melengkapi hasil pengumpulan data melalui observasi
dan wawancara. Data yang diperoleh berupa struktur organisasi, jumlah anggota dan
data-data lain
1. Definisi konseptual
Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah
dipaparkan di atas, dapat dikemukakan definisi konseptual dari masing-masing variabel,
sebagai berikut:
a. Strategi joyful learning
Strategi joyful learning adalah suatu strategi belajar yang dirancang oleh
peneliti agar pembelajaran didalam kelas berpengaruh terhadap nilai hasil
belajar bagi peserta didik.
b. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kesanggupan yang diperoleh individu setelag proses
pembelajaran berlangsung. Menurut taksonomi Bloom, hasil belajar adalah
meliputi ranah kognitif, ranah efektif, ranah psikomotorik.53
c. Sejarah Kebudayaan Islam
52
Ihwan Mahmudi, Evaluasi Pendidikan (Sleman, 2020). P 40
53
Ibid. p 24-30
Suatu disiplin ilmu yang berusaha menentukan pengetahuan tentang masa
lampau masyarakat tertentu, sebagai contoh kehidupan dimasa lalu
masyarakat umat muslim.
2. Definisi operasional
Agar konsep data diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus
dioperasionalisasikan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang
mempunyai nilai. Penjelasan dari difinisi operasinal dari variabel-variabel penelitian ini
sebagai berikut:
a. Strategi joyful learning
Strategi yang digunakan guru di dalam kelas untuk memudahkan siswa dalam
memahami dan mengerti materi yang disampaikan dan senang dalam proses
belajar mengajar.
b. Hasil belajar
Adalah salah satu tujuan dari belajarnya proses belajar mengajar, atau
outcome yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar. Nilai atau hasil
belajar menjadikan patokan atau acuan dalam semangat belajar.
c. Sejarah Kebudayaab Islam
Suatu mata pelajaran dari beberapa mata pelajaran PAI yang di ajarkan
pada kelas 3 MI Nurusalam yang mengandung satuan pengetahuan yang
bermanfaat untuk mengetahui sebelapa jauh umat islam memahami
tentang agama islam dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
3. Kisi-kisi instrument
54
Zahra Puspitaningtyas Agung Widhi, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016),
p. 90-93
55
Ikhwan Mahmudi, Pengembangan Instrumen Penelitian Sosial, (Sleman: Lintang Books 2020), p.55
56
Suhasrimi arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta 2013), P.213
Nomer butir r-hitung r-tabel status
1 0,289 0,396 Tidak valid
2 0,136 0,396 Tidak valid
3 0,446 0,396 Valid
4 0,601 0,396 Valid
5 0,603 0,396 Valid
6 0,481 0,396 Valid
7 0,654 0,396 Valid
8 0,593 0,396 Valid
9 0,558 0,396 Valid
10 0,506 0,396 Valid
11 0,563 0,396 Valid
12 0,548 0,396 Valid
13 0,834 0,396 Valid
14 0,557 0,396 Valid
15 0,527 0,396 Valid
16 0,551 0,396 Valid
17 0,834 0,396 Valid
18 0,700 0,396 Valid
19 0,635 0,396 Valid
20 0,834 0,396 Valid
2. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah sebagai konsistensi instrument, yaitu beberapa konsisten skor
instrument dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Realibilitas merujuk pada
ketetapan atau kejenjangan alat tersebut dalam menilai, artinya kemampuan alat yang
digunakan tersebut akan memberikan hasil yang relatif sama.57 Hasil instrument yang
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karen
ainstrumen tersebut sudah baik dan sudah dihitung secara teliti. Instrument yang
sudah dihitung, dapat penghasilkan reliabel benar dan dapat dipercaya dengan hasil
hitungan menggunakan SPSS 16
57
Ihwan Mahmudi, Pengembangan Instrumen Penelitian Sosial (Sleman: Lintang Books, 2020). P 105
Reliability Statistics
.873 20
Berdasarkan nilai dari hasil uji Cronbach’s Alpha diatas >0,60 maka koesioner
atau angket tes dinyatakan reliabel atau konsisten. Maka instrument yang akan
digunakan peneliti dalam penelitin ini dapat dikatakan reliabel, sehingga dianggap
relavan untuk digunakan oleh peneliti.
I. Teknik Analisis Data
Anlisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh
temuan-temuan hasil penelitian. Langkah ini diperlakuan karena tujuan dari analisis data
adalah untuk Menyusun dan menginterprestasikan data kuantitatif yang sudah diperoleh.
Berikut ini tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini:
1. Alanisis Deskriptif
Menurut pendapat Sugiyono bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambakan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.58
Setelah peneliti mendapatkan data dari Lembaga kemudian peneliti melakukan
analisis statistik deskriptif untuk melihat bagaimana kefektifan hasil belajar siswa
yang menggunakan strategi pembelajaran pada mata pelajaran SKI dan peneliti
menghitung hasil nilai postest dengan program SPSS.
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas salah satu uji statistic yang digunakan untuk mengetahui apakah
data terdistribusi normal atau tidak. Data yang distribusi normal merupakan
peluang untuk sebaran data yang ideal atau seimbang dan merupakan syarat
mudah untuk melakukan uji t.
b. Uji Reliabilitas
58
Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta), p. 209
Uji tersebut adalah uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Peneliti menggunakan Teknik Cronbach’s Alpha pada uji reliabilitas tersebut.
c. Uji Homogenitas
Perhitungan homogenitas dilakukan pada awal kegiatan analisis data. Hal ini
bertujuan untuk memastikan apakah asumsi homogenitas pada masing-masing
kelompok data sudah terpenuhi atau belum.
3. Uji Hipotesis
Jenis statistik uji yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji-t dimana seluruh proses perhitungan dibantu dengan
program softwere SPSS 16. Uji-t atau yang biasa disebut t-test pada dasarnya
digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh satu variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat.
h0:µ1= µ2: tidak terdapat pengaruh strategi joyful learning terhadap hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Ha:µ1= µ2: terdapat pengaruh strategi joyful learning terhadap hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Data bersyarat signifikan apabila t-hitung lebih besar dari t-table dalam
taraf 0,05 atau 5%. Uji-t pada penelitian ini ada 2 yaitu pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
J. Hipotesis statiska
H0: µ1≤ µ2
H1: µ1> µ2
Hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis statistik ialah hipotesis yang digunakan untuk
pengukuran statistik dan interprestasi hasil statistik. Hipotesis ini menyatakan tidak ada
perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel
Y.
H0 : thitung < ttabel banding Ha : thitung > ttabel
Dengan pengertian sebagai berikut:
1. Jika thitung < ttabel (t hitung lebih kecil dari t tabel) maka H0 diterima Ha ditolak.
Berkesimpulan bahwa penggunaan startegi joyful learning tidak berpengaruh pada
hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
2. Jika thitung > ttabel (t hitung lebih besar dari t tabel) maka H0 ditolak Ha diterima.
Berkesimpulan bahwa penggunaan startegi joyful learning berpengaruh pada hasil
belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
3. Cara mencari ttabel yaitu dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan
0,05.
BAB IV
A. PENYAJIAN DATA
1. DATA UMUM
a. Profile dan Sejarah MI Nurussalam Mantingan Ngawi
Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam merupakan Lembaga Pendidikan Dasar
Swasta yang berorientasi pada keislaman dibawah pengawasan Yayasan
Pemeliharaan dan Pengembangan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor dan
dikelola oleh guru-guru Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dan
2 sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat sekitar.
Madrasah Ibtidaiyyah didirikan pada tanggal 19 juli 2004 dan disahkan
oleh Kementrian Kabupaten Ngawi bertempatan di sebelah barat kota Ngawi,
tepatnya 1 KM dari Pondok Modern Darussalam Gontor Putri. Pada awal
mulanya, madrasah ini dinamakan Madrasah Ibtidaiyyah Darussalam, akan tetapi
nama tersebut kurang disetujui oleh pihak pondok. Sehingga para asatidz
mengambil nama Madrasah dari nama masjid yang bersebalahan dengan
Madrasah Ibtidaiyyah sehingga nama yang disepakati adalah Madrasah
Ibtidaiyyah Nurussalam.
Dengan melihat kesusksesan Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
yang terasa sejak tahun 1990 yang telah dikatakan oleh ketua YPPWPM kepada
masyarakat terkait keinginan untuk pendirian Madrasah Ibtidaiyyah, sehingga
mereka berikeras untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah kembali dengan
menagih janji yang pernah diucapkan dari pihak Pondok, sehingga dimunculkan
tuntutan masyarakat untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah apalagi tokoh-tokoh
masyarakat sekitar sangat mendambakan anak-anaknya untuk dapat merasakan
Pendidikan dibawah naungan Pondok Modern Gontor.
Tidak hanya itu, masyarakat juga menginginkan agar ada jiwa ukhuwah
Islamiyah antara masyarakat sekitar Pondok Modern Darussalam Gontor.
Sehingga muncullah wacana permohonan agar Gontor segera mendirikan
Madrasah Ibtidaiyyah. Harapan mereka itupun terjawab oleh Bapak Pimpinan
Pondok Modern Darussalam Gontor, bahwa Madrasah Ibtidaiyyah akan didirikan
pada waktu mendatang. Akan tetapi, syarat Pendidikan harus dibawah Motto dan
Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor. Selain itu, syarat pengabdian di
Madrasah Ibtidaiyyah tidak boleh dikhususkan pada satu pihak saja, melainkan
harus seimbang untuk mengabdi di Pondok dan di Madrasah Ibtidaiyyah.
Akhirnya pada tahun 2000 hingga 2003 dibawah bimbingan ditanggunglah
dari iuran masyarakat dan dari infaq masjid yang berada di daerah tersebut.
Hingga usulan tersebut diputuskan secara resmi dari musyawarah masyarakat dan
pihak Pondok pada tahun 2004 yang akan dikuatkan dengan dukungan penuh oleh
masyarakat disekitar pondok dengan bimbingan Al-Ustadz K.H Abdullah Syukri
Zarkasyi, M.A, Al-Ustadz Hasan Abdullah Sahal, dan Al-Ustadz, Alm. K.H
Imam Badri hingga dicapailah keputusan untuk membangun Madrasah
Ibtidaiyyah.
Karena madrasah ini masih dibawah naungan Pondok Modern Darussalam
Gontor yang berkiprah langsung dengan masyarakat yang mengikuti kurikulum
nasional, pendidikannya tidak lepas dari balutan pesantren. Nilai dan falsafah
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam ditanamkan dalam setiap aspek
Pendidikan. Hal ini telah terangkum dalam Motto Pondok dan Panca Jiwa
Pondok, Panca Jangka Pondok, dan aspek-aspek dasar Pendidikan pesantren.
Dengan mempertahankan aspek-aspek pokok dalam Pendidikan dan pengajaran
sejak tahun 2004 hingga saat ini Adapun sistem pengabdian para alumni yang
telah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
dengan menyalurka berbagai pengalaman yang telah didapat di Pondok Modern
Darussalam Gontor. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Materi yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam
adalah nilai-nilai dasar kehidupan.
Materi yang akan dilaksanakan kinerjanya, umum dan agama 100%.
Pengarahan, pekan perkenalan, bimbingan intensif kelas 6, intelektual, ubudiyah.
Sehak berdirinya Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam, kepala Padrasah
diamanatkan kepada Al-Ustadz Muhammad Ilyas, S.Ag dari tahun 2004-2010.
Kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz Umar Said Wijaya, S.Ag dari tahun 2010-
2016 kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz Surnyoto, S.Th.I pada tahun 2016-
2020 dan kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz Alm. Khoirul Azis, S.Th.I
Berdirinya Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam merupakan wujud perhatian
Pondok Modern Darussalam Gontor terhadap tujuan Pendidikan nasional pada
umumnya dan masyarakat sekitar Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
khususnya yang senantiasa berusaha untuk dapat mewujudkan genersi yang
berdudi dan berprestasi.
b. Visi Misi dan Motto
Visi
Mempersiapkan Generalisasi Islam yang Berbudi dan Berprestasi
Misi
1. Membentuk generasi yang unggul dalam rangka menuju khoirul
ummah
2. Mendidik dan mengembangkan generasi yang sehat jasmani dan
rohani
3. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang
menuju keseimbangan antara fikir dan dzikir dalam rangka keislaman
dan keilmuan
4. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian yang beriman dan
bertakwa
Motto Madrasah
1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Berdikrari
4. Ukhuwah Islamiyah
5. Kebebasan
c. Tujuan
1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
2. Menciptakan madrasah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
3. Mengembangkan kemampuan intelektual, akal fikir dan daya nalar yang
bertanggung jawab
d. Jumlah Guru
e. Jumlah siswa-siswi
Kelas 1 1A 21 41 Siswa/i
1B 20
Kelas 2 2A 24 49 Siswa/i
2B 25
Kelas 3 3A 23 48 Siswa/i
3B 25
Kelas 4 4A 21 44 Siswa/i
4B 23
Kelas 5 5A 23 46 Siswa/i
5B 23
Kelas 6 6A 35 69 Siswa/i
6B 34
Total Keseluruhan 2 Siswa/i
f. Prestasi-prestasi 2021-2022
1. Juara 2 Lomba Olimpiade Matematika Tingkat Kabupaten Ngawi
2. Juara 1 Lomba Tenis Meja PORSENI Tingkat Kecamatan Mantingan
Karanganyar
3. Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris PORSENI Tingkat Kecamatan
Mantingan Karanganyar
4. Juara 2 Lomba Tahfidz PORSENI
2. DATA KHUSUS
Data khusus akan diberikan dari peneliti adalah hasil pre-test dan post-test kepada
2 kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, nilai yang akan dicantumkan
sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan strategi Joyful Learning. Berikut ini
nilai yang didapatkan oleh siswa:
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 23
Dari table di atas peneliti menyimpulkan bahwasannya pada kelas eksperimen pretest
dengan jumlah peserta didik 25 orang dengan jumlah total nilai 1275 dengan nilai tengahnya
adalah 51,00 dengan nilai terendahnya 2 dan nilai tertingginya 8. Sedangkan dikelas eksperimen
yang posttest dengan jumlah total nilai 2066 dengan nilai tengahnya 82,6 dengan nilai
terendahnya 5 dan nilai tertingginya 10.
Dari table diatas peneliti menyimpulkan bahwa pada kelas kontrol pretest dengan jumlah
peserta didik 23 dengan jumlah total nilai 1421 dengan nilai tengahnya 61,7 dengan nilai
terendahnya 2 dan nilai tertingginya 10. Sedangkan dikelas kontrol posttest dengan jumlah total
1604 dengan nilai tengan 69,7 dengan nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 10.
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Dari table diatas dapat dilihat bahwa pretest kontrol dengan nilai signifikan 0,039 yang
berarti data nilai tidak berdistribusi normal. Sedangkan nilai posttest kontrol dengan taraf
signifikan 0,000 yang berarti data berdistribusi normal.
Dapat disimpulkan bahwa tabel diatas uji normalitas dengan tes kolmogorof –Smirnov
pada data ini yaitu tidak berdistribusi normal secara keseluruhan. Ada yang normal dan ada yang
tidak normal. Maka peneliti menghitung data dengan uji homogenitas.
b. UJI HOMOGENITAS
hasil belajar
2.787 3 92 .045
Dari table diatas dapat dilihat bahwa uji homogenitas dengan taraf signifikan 0,045. Jika
taraf signifikan besar dari data 0,05 maka data yang diperoleh homogen, akan tetapi data tersebut
tidak homogen karena nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,045 karena nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 (0,045< 0,05) maka hipotesis yang diajukan diterima.
c. PENGUJIAN HIPOTESIS
Ranks
Total 48
Test Statisticsa
hasil belajar
Mann-Whitney U 284.500
Wilcoxon W 609.500
Z -.063
Dari tabel diatas peneliti melihat dari rank pada pretest kontrol dan pretest
eksperimen bahwa nilai yang diperoleh dari nilai eksperimen 24,38 dan nilai kontrol
24,63. Dengan demikian bahwa tidak ada pengaruh dari hasil pretest dikedua kelas
tersebut.
Terlihat pada tabel dengan menggunakan U test mann-whitney dengan hasil
signifikan adalah 0,950. Jika nilai signifikasn lebih kecil dari 0,05 maka adanya
pengaruh namun jika lebih besar 0,05 maka tidak adanya pengaruh dengan demikian.
Hasil yang diperoleh 0,950 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka tidak adanya
pengaruh.
Test Statisticsa
hasil belajar
Mann-Whitney U 155.500
Wilcoxon W 431.500
Z -2.740
Dari tebel diatas peneliti melihat dari nilai rank pada posttest kontrol dan posttest eksperimen
bahwa nilai yang diperoleh dari nilai eksperimen 29,78 dan nilai kontrol 18,76. Dengan demikian
bahwa adanya pengaruh dari hasil posttest dari kedua kelas tersebut.
Terlihat pada tabel dengan menggunakan U test mann-withney dengan hasil signifikan 0,006.
Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka adanya pengaruh namun jika lebih besar dari 0,05
maka tidak adanya pengaruh. Hasil yang diperoleh adalah 0,006 yang berarti lebih kecil dari
0,05. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,006
karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,006 < 0,05) maka hipotesis yang diajukan
diterima.
C. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian bahwa hasil belajar SKI dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
0,006 < 0,05 maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa jika HA: diterima dan HO:
ditolak. Maka dari itu 0,06 lebih kecil dari pada 0,05. Dan dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh startegi pembelajaran Joyfull learning.
Dari penelitian yang telah dilakukan adanya pengaruh terhadap hasil belajar,
bahwasannya terbukti bahwa dengan teori yang peneliti ambil menurut soekamto, dkk
mengemukakan maksud dari strategi pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.59
59
Trianto, Mendeasain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), p. 22
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada penelitan ini diperoleh kesimpulan bahwa sesuai dengan rumusan masalah
pada penelitian yang membahas apakah stretegi pembelajaran joyful learning
berpengaruh terhadap hasil belajar materi Sejarah Kebudayaan Islam siswa kelas 3 MI
Nurussalam Mantingan Ngawi. Setelah peneliti mengumpulkan data untuk membuktikan
hipotests yang diajukan dan mengolahnya dengan Teknik statistik, dengan menghasilkan
hasil penelitian menggunakan uji mann withney yang didapatkan dengan hasil asymp.Sig
(2-tailed) yaitu nilai signifikasi 0,006<0,05 . Selanjutnya peneliti mengetahui nilai rata-
rata tertinggi diperoleh oleh kelas eksperimen dengan nilai 8. Sedangkan kelas kontrol
dengan memperoleh nilai rata-rata 7 disini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Ha
diterima, artinya dapat pengaruh stretegi pembelajaran joyful learning terhadapt hasil
belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Nurussalam Mantingan
Ngawi
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti menyarankan untuk:
1. Para siswa MI Nurussalam Mantingan Ngawi untuk lebih giat, semangat dan
menambah keaktifan dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam karena
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membantu
memahami sejarah zaman Nabi SAW.
2. Guru, sekolah atau Lembaga MI Nurussalam Mantingan Ngawi diharapkan
mampu kreatif dan mendorong para siswa untuk menerapkan atau berinovasi
dalam pembelajaran dan mengkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
stretegi pembelajaran joyful learning, karena terbukti adanya strategi tersebut
diterapkan mampu meninggkatkan hasil belajar siswa.
3. Para peneliti yang akan datang dapat meneruskan penelitiannya dengan
menggunakan penelitian yang sama, yaitu stretegi pembelajaran joyful
learning di MI Nurussalam Mantingan Ngawi