Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan tumpuan, dasar, atau asas konseptual yang mencangkup
keseluruhan. Pendidikan kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia, karena
dimana pun dan kapan pun didunia terdapat Pendidikan. Untuk melaksanakannya dengan
baik dan tepat, diperlukan suatu ilmu yang mengkaji secara mendalam bagaimana
harusnya Pendidikan itu dilaksanakan.1 Pendidikan faktor terpenting untuk menentukan
keberhasilan. Tujuan Pendidikan untuk mengembangkan semua potensi, kecakapan, serta
semua karakteristik pribadi peserta didik kearah yang positif sehingga dapat menjadi
panutan yang berpotensi dan berguna bagi bangsa. Pendidikan yang berhasil mampu
mengembangkan bakat peserta didik untuk membangun masa depan sehingga mampu
mengubah dan mengatasi problematika yang dialami. Pendidikan sangat penting dalam
menentukan keberhasilan belajar peserta didik.2
Guru harus mengajar berdasarkan kemampuan belajar siswa yang senantiasa terus
mengikuti perkembangan zaman. Dalam hal ini pemanfaatan teknologi memang di
perlukan, tidak hanya itu saja kreatifitasan seorang guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran juga merupakan salah satu cara agar apa yang hendak guru sampaikan
kepada siswa mampu tersampaikan dengan baik, misalnya metode atau strategi yang
digunakan oleh guru ataukah media-media yang mampu menunjang kelancaran dan
keberhasilan guru dalam menyampaikan materi kepada siswa.3
Strategi pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan seorang guru
dalam menyampaikan materi kepada siswanya. Dengan demikian dalam suatu
pembelajaran perlulah guru menentukan strategi pembelajaran yang hendak di
gunakannya. Seperti yang kita ketahui startegi pembelajaran memiliki macam dan setiap
dari strategi memiliki kelebihan dan kekurangan. Salah satunya strategi joyful learning
yang merupakan strategi belajar mengajar yang menyenangkan. Guna mendukung proses
pembelajaran maka perlu menyiapkan lingkungan belajar sehingga semua peserta didik

1
Rosmita Sari Siregar., dkk Dasar-Dasar Pendidikan, (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2021), p. 2
2
Mulyasa, Guru Dalam Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), p. 18
3
Agus Nurjaman, Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa, (Bandung: Guepedia, 2017), p. 19
merasa penting, aman, dan nyaman. Maka hasil belajar yang akan dilihat hasilnya adalah
kemampuan yang diperoleh oleh peserta didik setelah di terapkan pembelajaran Joyful
Learning.4
Strategi yang akan di terapkan di Madrasah Ibtidaiyah Nurussalam mengambil
hasil belajar materi yang sangat rendah, yaitu materi SKI kelas 3. Pada pelajaran SKI
yang dapat diketahui merupakan salah satu pelajaran yang penting. Karena ada
sekumpulan kejadian atau peristiwa penting dalan tokoh muslim. Dapat disimpulkan
Sejarah Kebudayaan Islam adalah pengetahuan yang berhubungan erat dengan peristiwa
masa silam, baik itu peristiwa politik, sosial, maupun ekonomi yang benar terjadi dalam
negara islam dan dialami oleh masyarakat islam.
Faktor yang dapat meningkatkan hasil belajar merupaka strategi belajar mengajar
yang unik dan kreatif. Dengan perbedaan hasil belajar yang cukup jauh dan kendala
dalam pembelajaran pada MI Nurussalam kelas 3 pada materi SKI. Strategi sangat
penting dalam upaya peningkatan hasil belajar. 5 Maka peneliti akan meneliti hasil belajar
yang disertai oleh strategi pembelajaran yang dilakukan pada kelas 3 MI Nurussalam
Mantingan Ngawi yang dapat menghasilkan pengaruh strtegi Joyful Learning terhadap
hasil belajar siswa. Walaupun beberapa kelas ada yang belum mendapatkan hasil belajar
yang maksimal dalam mata pelajaran SKI, Tetapi peneliti tertarik untuk meneliti kelas 3
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian di sekolah dengan mata pelajaran SKI kebanyakan
dari siswa dalam proses pembelajaran masih sangat kurang sempurna dan kurang
menarik dengan cara pembelajaran yang monoton. Masih banyak siswa yang belum
mengerti dan meremehkan pelajaran. Terutama dalam hasil belajar siswa menurunnya
nilai dan pemahaman siswa kurang dalam mata pelajaran SKI. Adapun nilai rata-rata
Ujian Akhir Semester di madrasah Ibtidaiah Nurussalam Mantingan Ngawi 2019-2022
sebagai berikut:6

4
Trianto Ibnu Badar Al-Tabany, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif, Dan Konteksual
(Jakarta: Prenada Media, 2017), p. 221
5
Muhamad Anwar, Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Prenada Media, 2018), p.76
6
02/D/MI Nurussalam Mantingan Ngawi Jawa Timur/VIII/2022
No Kelas Rata-rata Jumlah Tahun KKM
Kelas Siswa
1. 3A 68,00 24 2019-2020 58,00

3B 48,00
2. 3A 76,41 24 2020-2021 52,46

3B 40,33
3. 3A 84,40 24 2021-2022 72,93

3B 61,83

Berdasarkan pengamatan diatas dapat diketahui bahwa hasil ulangan semester


pada tahun 2019-2021 pada mata pelajaran SKI kelas 3 MI Nurussalam Mantingan
Ngawi yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa rendahnya hasil belajar siswa. Hal
ini merupakan salah satu wujud dari permasalahan yang ada dikelas dari kegiatan
pembelajaran, siswa kurang antusias dalam mengukuti pembelajaran SKI dan siswa sulit
memahami materi pelajaran. Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan hasil
belajar pada mata pelajaran SKI adalah dengan menggunakan strategi Joyful Learning.
Siswa akan lebih aktif untuk belajar sendiri dan mencari tahu bagian-bagian yang sulit
dipahami dan dimengerti, sehingga dapat memberikan hasil belajar yang maksimal
kepada siswa dan akan mempermudah dalam proses penyampaian yang terkait dalam
mata pelajaran SKI.

Dengan demikian yang telah dijelaskan diatas, berdasarkan beberapa kendala


yang ada disekolah khususnya MI Nurussalam Mantingan Ngawi, peneliti akan
melakukan perbaikan dalam pembelajaran. Peneliti menjadi tertarik untuk meneliti hasil
belajar yang di terapkan menggunakan strategi pembelajaran ini, untuk mengetahui
pengaruh strategi Joyful Learning terhadap hasil belajar dalam materi SKI pada kelas 3.

Berdasarkan masalah tersebut dan mengingat betapa pentingnya perkembangan


kemampuan belajar maka dalam penelitian ini peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Joyful Learning Tehadap Hasil Belajar
SKI kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi 2022-2023”
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penerapan startegi Joyful Learning berpengaruh terhadap hasil belajar siswa
SKI kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi Jawa Timur tahun ajaran 2022-2023?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh strategi Joyful Learning terhadap mata pelajaran SKI
kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi Jawa Timur
D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi, wawasan pemikiran dan
pengetahuan dalam bidang Pendidikan Agama Islam serta penggunaan strategi Joyful
Learning pada mata pelajaran SKI
2. Manfaat Praktis
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan, pengalaman langsung, bekal
berharga dan menarik sebagai calon guru yang professional, dan untuk
perbaikan pembelajaran pada masa yang akan datang. Pendapatkan ilmu baru
dengan menghadapi berbagai macam karakter peserta didik dan dapat
mengintropeksi diri saat mengajar, sejauh mana dapat menguasai kelas dan
menarik perhatian peserta didik.
b. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif dalam memilih startegi, metode dan
desain pembelajaran yang baik dan tepat untuk mengembangkan aktivitas
belajar siswa dan sebagai referensi dalam mengunakan startegi pembelajaran
agar pembelajaran lebih inovatif dan aktif.
c. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang baru dan berbeda
sehingga diharapkan mampu memberikan motivasi dan mengembangkan
aktivitas belajar pada materi SKI.
d. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas Pendidikan yang bermanfaat bagi
pendidik dan pelajar dan memberikan indormasi tambahan dalam mendukung
kegiatan pembelajaran SKI di MI Nurussalam Ngawi.
E. Sistematika Penulisan
Bab I: pendahuluan, latar belakang masalah, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian,
sistematika penulisan.
Bab II: landasan teori, hasil penelitian relavan, kerangka berpikir, hipotesis penelitian
Bab III: metodologi penelitian, tempat dan waktu penelitian, metode penelitian, populasi
dan sampel, rancangan dan perlakuan, control validitas internal dan eksternal, Teknik
pengumpulan data (definisi konseptual, definisi operasional, kisi-kisi instrument, jenis
instrument), pengujian validitas dan perhitungan reliabilitas instrument, Teknik analisis
data, hipotesis sistematika
Bab IV: penyajian data, analisis dan pembahasan, penyajian data (data umum, data
khusus) analisis data (analisis deskriptif, pengujian persyaratan analisis, pengujuan
hipotesis) pembahasan
Bab V: penutup, kesimpulan, saran
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Pengertian Strategi Pembelajaran


1. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun, meliputi unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling
mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam sistem
pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga kerja. Pembelajaran pada
hakikatnya merupakan proses interaksi antara guru dan siswa, baik secara
langsung seperti kegiatan tatap muka maupun tidak langsung, yaitu menggunakan
berbagai media pembelajaran.7
Pelaksanaan pembelajaran merupakan hasil integrasi dari beberapa
komponen yang memiliki fungsi tersendiri dengan maksud agar tercapainya
tujuan pembelajaran dapat terpenuhi. Ciri utama dari kegiatan pembelajaran
adalah adanya interaksi. Interaksi yang terjadi antara siswa dan lingkungan
belajarnya, baik itu dengan guru, teman-teman, alat, media pembelajaran atau
sumber beajar lainnya.8
Menurut Aprida Pane bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu
proses, yaitu proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar
peserta didik sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong peserta didik
melakukan proses belajar.9 Putrayasa berpendapat bahwa pembelaharan
merupakan bantuan yang diberikan peserta didik agar dapat terlaksananya proses
pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta
pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.10 Dapat disimpulkan dari

7
Regina Ade Darman, Belajar Dan Pembelajaran (Padang: Guepedia 2020), p. 16
8
Rusman, Belajar Dan Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta: kencana 2017), p.
88
9
Aprida Pane and Muhammad Darwis Dasopang, “BELAJAR DAN PEMBELAJARAN”, FITRAH:
Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman, vol. 3, no. 2 (2017), p. 337.
10
Putrayasa, Buku Ajar Landasan Pembelajaran (Bali: Undhiksa Press 2013), p. 26
beberapa pendapat diatas pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan
orang atau makhluk hidup itu belajar.
Jadi pembelajaran merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan
oleh pendidik atau guru dan peserta didik atau siswa dalam rangka untuk
mencapai tujuan tertentu agar anak memperoleh ilmu pengetahuan, kemarihan
atau keterampilan serta sikap atau tabiat yang baik.
2. Pengertian strategi pembelajaran
Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang artinya suatu
usaha agar mencapai kemenangan pada suatu pertempuran. Strategi mulanya
digunakan pada lingkungan militer, namun istilah strategi digunakan dalam
berbagai bidang yang dimiliki esensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam
konteks pembelajaran yang dikenal dalam istilah strategi pembelajaran.11
Pada dasarnya strategi adalah suatu pola yang direncanakan dan
ditetapkan secara sengaja untuk melakukan kegiatan atau Tindakan. Jika
dihubungkan dengan pembelajaran maka strategi berarti pola-pola umum kegiatan
guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga dalam hal ini startegi pembelajaran
dipahami sebagai suatu seni dan pengetahuan untuk melaksanakan pembelajaran
di kelas sedemikian rupa sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapai dicapai
secara efektif dan efisien.12
Terdapat berbagai pendapat tentang strategi pembelajaran sebagaimana
dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology), diantaranya
akan dipaparkan sebagai berikut:13
a. Komza secara umum menjelaskan bahwa startegi pembelajaran dapat
diartikan sebagai kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas
atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran
tertentu.
b. Gerlach dan Ely menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara
yang dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan
11
Haudi, Strategi Pembelajaran (Sumatra: Insan Cendikian Mandiri, 2021), p. 1
12
Arin Tentrem Mawati., ddk. Strategi Pembelajaran (Jakarta: Kita Menulis 2021), p. 3
13
Zainal Aqib, Model-model, Media Dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif), (Bandung: Yrama
Widya, 2013), p. 68-69
pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan oleh mereka bahwa strategi
pembelajaran yang dimaksud meliputi sifat lingkup dan urutan kegiatan
pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar peserta didik
c. Gropper mengatan bahwa strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas
berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Ia menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang diharapkan
dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat
dipraktikkan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa startegi pembelajaran adalah


keseluruhan pola umum kegiatan pendidik dan peserta didik dalam
mewujudkan peristiwa pembelajaran yang efektif untuk mencapai tujuan,
secara efektif dan efisien terbentuk antara urutan kegiatan, metode dan media
pembelajaran yang digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan
perseta didik dalam kegiatan pembelajaran.

B. Strategi Joyful Learning


1. Pengertian Joyful Learning
Joyful Learning berasal dari kata joyful yang berarti menyenangkan, dan
learning yang berarti pembelajaran. Jadi, Joyful Learning berarti pembelajaran
yang menyenangkan. Di Indonesia sering kali Joyful Learning diartikan sama
dengan Fun Learning. Joyful Learning adalah sistem pembelajaran yang berusaha
untuk membangkitkan niat serta melibatkan sepenuhnya peserta didik dalam
proses pembelajaran, sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
membahagiakan peserta didik.14
Joyful learning adalah pembelajaran yang di dalam proses belajar tidak
dijumpai tekanan, baik tekanan fisik maupun psikologi. Hal ini karena tekanan
apa pun dalam belajar hanya akan berakibat menyempitkan pikiran dan
mematikan karakter peserta didik. Sebaliknya, dengan kebebasan dalam belajar
untuk bertanggung jawab apa pun bentuknya dapat mendorong terciptanya suatu

14
Das Salirawati, Smart Teaching: Solusi Menjadi Guru Profesional (Jakarta: Bumi Aksara, 2018), p.94
pembelajaran yang kondusif sehingga mampu menyalakan semangat dan motivasi
peserta didik untuk belajar.15
Dalam skema pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru adalah
Menyusun dan memilih strategi pembelajaran, metode pembelajaran, maupun
keterampilan mengajar tentu dalam kerangka mencapai sesuatu tujuan
pembelajaran. Menurut Dave Maire menyatakan bahwa belajaran menyenangkan
atau disebut juga Joyful Learning adalah sistem pembelajaran yang berusaha
untuk membangkitkan minat, adanya keterlibatan penuh dengan terciptanya
makna pemahaman, nilai yang membahagiakan pada diri siswa.16
E.Mulyas pembelajaran menyenangkan atau Joyful Learning merupakan
suatu proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat kohesi yang kuat antara
pendidik dan peserta didik tanpa ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under
preasure). Dengan kata lain, pembelajaran menyenangkan adalah adanya pola
hubungan baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
memposisikan diri sebagai mitra belajar, bahkan dalam hal tertentu tidak menutup
kemungkinan guru belajar dari siswanya.17
Joyful Learning merupakan salah satu bentuk strategi pembelajaran yang
sesuai dengan anjuran peraturan yang menyenangkan sekaligus memacu
kreativitas siswa dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan menunjukkan
masih banyaknya proses pembelajaran di MI kurang menarik bagi siswanya,
sehingga Strategi Joyful learning ini menjadi salah satu alternatif dalam
pembelajaran yang menarik dan kreatif.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa startegi joyful
learning merupakan suatu perencanaan rangkaian kegiatan yang dirancang untuk
menciptakan suasana kelas yang tidak menjenuhkan siswa, memudahkan siswa
dalam memahami materi dan membuat pelajaran yang lebih bermakna serta
tercapainya tujuan pembelajaran yang efektik dan efisien yang diterapkan melalui
games, kuis, serta aktivitas-aktivitas fisik lainnya.
2. Langkah-langkah Pembelajaran Joyful Learning
15
Ibid, 94
16
Agus Nurjaman, Joyful Learning Mencuatkan Kreativitas Siswa, (Bandung: Guepedia. 2017), p. 105
17
E. Mulyasa, Menjadi Pendidik Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatifi dan Menyenangkan,
(Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), p. 56
Pembelajaran adalah membangun pengalaman belajar siswa dengan
berbagai keterampilan proses, sehingga mendapatkan pengalaman dan
pengetahuan baru. Sedangkan menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu
menciptakan suasana belajar yang menyenagkan, sehingga peserta mampu
memusatkan perhatian secara penuh, dengan harapan hasil belajar siswa dapat
maksimal.
Langkah-langkah pembelajaran Joyful Learning:18
1. Guru mejelaskan materi pembelajaran dengan metode ceramah dan
tanya jawab.
2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil dan dibeli soal latihan
untuk disesuaikan pada waktu itu juga.
3. Setelah selesai mengerjakan soal tersebut siswa disuruh
mendemonstrasi di depan kelas
4. Cara menunjuk siswa untuk mengerjakan didepan kelas dengan cara
memainkan permainan.
5. Siswa menyimpulkan materi yang dipelajari.
6. Guru menyempurnakan kesimpulan yang telah diperoleh dari siswa
dan memberikan penghargaan kepada siswa yang berani
mendemonstrasikan jawaban ke depan kelas.
3. Kelebihan dan kekurangan memakai strategi joyful learning:19
1. Kelebihan strategi pembelajaran joyful learning
a. Suasana belajar rileks dan menyenangkan.
b. Banyak strategi yang diterapkan di kelas saat pelajaran berlangsung.
c. Merangsang kreativitas dan aktivitas
d. Lebih bervariasi dalam menyampaikan materi pembelajaran
2. Kekurangan strategi pembelajaran joyful learning
a. Jika guru tidak berhasil mengendalikan kelas, maka kelas akan menjadi
sangat ramai dan susah dikendalikan.
b. Guru harus mempunyai kreatifitas yang tinggi agar siswa tidak bosan.
18
Ochimath, “Peningkatan keaktifan belajar matematika melalui metode pembelajaran berbasis joyful
learning”, dalam http://Ochimath.wordpress.com/, diakses tanggal 12 september 2022.
19
Chatarina Catur, “joyful learning”, http://catharinacatur.wordpress.com/joyfullearning/, diakses tanggal
12 September 2022
c. Guru harus menguasai banyak metode pembelajaran karena pada strategi
pembelajaran joyful learning harus menerapkan banyak strategi, metode
dan model pembelajaran.
Belajan dan pembelajaran merupakan konsep yang saling
berkaitan. Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku akibat
interaksi dengan lingkungan. Proses perubahan tingkah laku merupakan
upaya yang dilakukan secara sadar berdasarkan pengalaman Ketika
berinteraksi dengan lingkungan. Pola tingkah laku yang terjadi dapat
dilihat atau diamati dalam bentuk perbuatan reaksi, dan sikap secara
mental dan fisik.
Mengajar pada umumnya usaha guru untuk menciptakan kondisi-
kondisi atau mengatur lingkungan sedemikian rupa, seihngga terjadi
interaksi antara murid dengan lingkungan, termasuk guru, alat pelajar atau
sarana dan prasarana yang disebut proses belajar.20 Pendekatan
pembelajaran dapat di artikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita
terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangan umum.
Dalam pembelajaran ini mempunyai landasan-landasan yang bisa
dijadikan sebagai dasar atau acuan sebagai usaha sadar yang sistematik
selalu bertolak dari landasan dengan sejumlah asas-asas tertentu:
4. Landasan pelaksanaan Joyful Learning:
1. As-sunnah, asunnah merupakan sebuah perkatan, perbuatan
dan Tarikh nabi. Dalam hal ini mengkiaskan sebuah hadist
tentang pembelajaran yang baik bagi peserta didik yang
berbunyi:

20
Nasution, Tegnologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), p 43
َ ‫ ِإ َذ َب َع‬:‫ َكا َن َر ُس ْو ُل اهلل َعلَي َو َسلَّ َم‬:‫ال‬
‫ث‬ َ ‫اَيِب ْ عن اّيِب ْ عنربدة ُم‬
َ َ‫وسى ق‬

َ‫ال يَ ِّس ُر ْوا َوالَُت َع ِّس ُر ْوا َوبَش ُِّر ْوا َوال‬ ِ
َ َ‫هبعض ق‬ ِ ‫صح‬
‫اب يِف امر‬ َ ْ َ‫اح ًدا ا‬
َ َ‫من‬
)‫ُتَنف ُِّر ْوا (هاور مسلم‬

“dari abi burdah dari abi musa berkata: Ketika Rasulullah


memerintahkan seorang sahabat untuk melaksanakan salah saru
perintahnya dengan bersabda: “mudahkanlah dan jangan kamu
persulit, sampaikanlah kabar gembira dan jagan menakut-nakuti.”
(HR: Muslim).21

2. Landasan Hukum
UU sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pasal 4. Pasal 4 berbunyi:
“diselenggarakan dengan memberi keteladanan, membangun
kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
proses pembelajaran”.22

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau rancangan (desain) sebagai


upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya
berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tatapi mingkin berinteraksi
dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang diinginkan.23

Menyenangkan dimaksudkan bahwa proses pembelajaran harus berlangsung


dalam suasana yang menyenangkan dan mengensankan. Suasana pembelajaran yang
menyenangkan dan berkesan akan menarik minat siswa untuk terlibat secara aktif,
sehingga tujuan pembelajaran akan dapat tercapai secara maksimal. Disamping itu,
pembelajaran yang menyenangkan dan berkesan akan menjadi hadiah dan reward bagi

21
Al-Bayan, Shahih Muslim, (Bandung: Jabal, 2008), p 313
22
Jamal Ma’mur Asmani, 7 Tips Aplikasi Pakem (pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan), (Jogja: Diva Press, 2011), p. 91
23
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta, Bumi Aksara, 2006), p. 2
para siswa yang mendorong motivasi dan semakin aktif serta berprestasi pada kegiatan
belajar berikutnya.24

Tujuan dan manfaat strategi pembelajaran yang menyenangkan dalam proses


belajar mengajar yakni, guru bisa memunculkan potensi-potensi yang dimiliki oleh siswa.
Oleh karna itu, guru dapat mengembalikan fungsi mengajar ke fitrah awalnya, yakni
membangkitkan potensi anak didik melalui pengetahuan sebagai instrument dan
fasilitatornya.25 Disisi lain, pembelajaran yang menyenangkan dapat membuat siswa:26

5. Tujuan pembelajaran Joyful Learning


1. Berani mencoba atau berbuat
2. Berani bertanya
3. Berani mengemukakan pendapat atau gagasan
4. Berani mempertanyakan gagasan orang lain

Penggunaan strategi dan Teknik yang berfariasi dalam pembelajaran akan memberikan
dampak yang positif bagi perkembangan anak. Lima strategi efektif untuk motivasi siswa belajar
dan membuat belajar lebih menarik serta menyenangkan:27

1. Gunakan pertanyaan untuk berpikir kritis


2. Gunakan music untuk mengajar
3. Gunakan video atau multimedia
4. Hubungkan apa yang siswa pelajari dengan yang sedang terjadi di dunia nyata
5. Hubungkan yang dipelajari siswa dengan hal-hal yang penting bagi mereka

Untuk mencapai tujuan strategi pembelajaran Joyful Learning, ahli Pendidikan


menemukan beberapa faktor yang perlu diperhatikan oleh seorang guru sebagai berikut:28

6. Faktor pembelajaran Joyful Learning

24
Ismail SM., Strategi Pembelajaran Agama Islam Bebasis PAIKEM, p. 46
25
Suparman S., Gaya Mengajar Yang Menyenangkan Siswa, (Yogjakarta: Pnus Book Publisher, 2010), p.
25
26
Narno M.Pd S. Pd, MODEL PEMBELAJARAN PAIKEM: Untuk Meningkatkan Kemampuan Gerak
Dasar Melempar Pada Siswa Kelas V SD Negeri Banaran 1 Kabupaten Sragen (Cv. Azka Pustaka, 2021)., p. 22
27
Hamzah B. Uno and Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif,
Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik (Bumi Aksara, 2022). p, 210
28
Mulyasa, Menjadi Guru Rofesional Menciptakan Pembelajaran Aktif Dan Menyenangkan, (Bandung:
Remaja Rosda Karya, 2006), p. 107
1. Kebermaknaan, guru memberikan makna yang berkesan pagi muridnya.
Pembelajaran yang bermakna mampu meningkatkan pemahaman peserta
didik yang perlu digali melalui pengalaman peserta didik sendiri sehingga
pembelajaran dapat meninggalkan kesan yang bermakna bagi siswa untuk
membantu memahaminya.
2. Penguatan yakni dilakukan mengulangan oleh guru maupun latihan siswa.
Dengan menguatan memori peserta didik melalui pengulangan dan latihan
maka dapat mengulangi proses lupa. Dalam pembelajaran Joyful Learning,
penguatan merupakan hal penting yang perlu dilakukan.
3. Umpan balik yakni kegiatan pembelajaran untuk membuka wawasan dan
memberikan kesempatan kepada peserta siswa untuk melakukan kontruksi
ulang bila terjadi kesalahan pemahaman atau adanya pemahaman yang
kurang tepat.

Berdasarkan beberapa penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan


staretgi pembelajaran startegi Joyful Learning yakni agar peserta didik memiliki motivasi
yang kuat dalam pembelajaran karena pembelajaran dilaksanakan dengan menyenangkan
sehingga mampu meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap suatu materi
pembelajaran. Dalam hal ini pembelajaran yang dilakukan memiliki kesan yang
bermakna, dengan menguatan dan umpan balik yang dilakukan guru.

C. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka menerima
pengalaman belajar dalam proses pembelajaran. Prestasi belajar pada dasarnya adalah
hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti kegiatan belajar. Prestasi belajar
biasanya danyatakan dalam bentuk angka, simbol, hiruf, ataupun kalimat. Menurut (John
M.Killer) yang dikutip (Mulyono Abdurrahman) hasil belajar adalah sebagai keluaran
dari suatu sistem proses masukan yang berupa informasi sedangkan keluarannya adalah
perbuatan atau kinerja. Menurutnya perbuatan merupakan petunjuk proses belajar telah
terjadi, dan hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pengetahuan
dan keterampilan.29

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan mengubahan


kelakuan. Hasil belajar dalam kelas hari dapat dilaksanakan ke dalam situasi-
situasi diluar sekolah. Dengan kata lain, murid dapat mentransferan hasil belajar
itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya. Hasil belajar adalah suatu usaha
berubah tingkah laku siswa dengan menggunakan bahan pengajaran. Tingkah laku
yang diharapkan itu terjadi setelah siswa mempelajari suatu pelajaran. 30 Hasil
belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku. Tingkah laku dalam
hasil belajar dalam pengertian yang luas mencangkup bidang kognitif, efektif, dan
psikomotorik.31 Dalam pengertian lain bahwa hasil belajar adalah kemampuan
yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses kegiatan belajar.32
Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru harus melakukan suatu tes,
untuk mengukur tingkat keberhasilan dan ketercapaian dalam proses belajar
mengajar. Tes hasil belajar adalah tes yang digunakan untuk menilai hasil-hasil
pelajaran yang telah diberikan guru kepada siswanya, dalam jangka waktu yang
tertentu.33 Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
hasil yang diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti proses
pembelajaran dengan menilai pengetahuan, sikap, keterampilan pada diri siswa
dengan adanya perubahan tingkah laku dan hasil belajar sendiri merupakan usaha
sadar seseorang untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik dari berbagai sisi,
kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar yang meliputi
kemampuan kognitif, efektif dan psikomotorik.
Menurut suharsimin arikunto bahwa secara garis bsar faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar dapat dibedakan atas dua jenis yang bersumber dalam

29
Khusnul Khotimah, Pengaruh Startegi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Di Tinjau Dari Aktifitas
Belajar (Surakarta: 2016), p. 14
30
Zakiyah Darajat. Dkk, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. Ke-
5, p. 196-197
31
Nana Sudjana, Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), p. 3
32
Ihwan Mahmudi, Evaluasi Pendidikan (Sleman: Lintang Book, 2020), p. 22
33
Harjanto, Perencanaan Pengajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. Ket-8, p. 278
diri manusia yang belajar, yang disebut sebagai faktor internal, dan faktor yang
bersumber dari luar diri manusia yang belajar, yang disebut faktor eksternal.34
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Secara umum hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri) dan
faktor eksternal (luar diri). Faktor-faktor tersebut diuraikan sebagai berikut:35

1. Faktor Internal
a. Faktor fisikologi atau jasmani individu baik yang bersifat bawaan
maupun yang diperoleh dengan melihat, mendengar, struktur
tubuh, cacat tubuh dan sebagainya.
b. Faktor psikologis, baik yang bersifat bawaan maupun keterunan
yang meliputi faktor intelektual dan faktor non-intelektual
c. Faktir kematangan, baik fisik maupun psikis
2. Fator Eksternal
Faktir eksternal atau faktor yang datang dari luar individu. Yang
termasuk faktor-fakor eksternal antara lain faktor lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
3. Jenis-jenis hasil belajar
Menurut bloom hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, efektif dan
psikomotorik. Domain kognitif mencakup Knowledge (pengetahuan, ingatan),
Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), Application
(menerapkan), Analysis (menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), Evaluating (menilai). Domain
efektif adalah Receiving (sikap menerima), Responding (memberikan respon),
Valuing (nilai), Organization (organisasi), Characteristic (karakteristik). Domain
psikomotorik juga mencangkup keterampilan produktif, Teknik, fisik, sosial,
menejeral, dan intelektual. Sementara, menurut londgren hasil pembelajaran
meliuti kecakapan, informasi, pengertian dan sikap.36
34
Khusnul Khotimah, Pengaruh Startegi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Di Tinjau Dari Aktifitas
Belajar (Surakarta: 2016), p. 14
35
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam: Berbasis Integrasi dan Kopetensi, (Jakarta:
PT Rajagrafindo Persada, 2014), p. 11
36
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Jakarta: Pustaka Pelajar, 2012), p.
6
Berdasarkan uaraian diatas peneliti simpulkan bahwa jenis-jenis hasil
belajar adalah:
1. Domain kognitif adalah kemampuan intelektual siswa, kognitif ini
berkaitan dengan memahami, mengingat, menguraikan,
mengorganisasikan dan mengevaluasi.
2. Domain efektif ini berkenan dengan sikap, yaitu sikap siswa dalam
berbagai tingkah laku, seperti bentuk perhatiannya dalam mengikuti
pelajaran, adanya motivasi belajar, disiplin, menghargai guru dan
hubungan sosial terhadap teman sebaya.
3. Sedangakan psikomotorik berkaitan dengan keterampilan (skill) dan
kemampuan individu.
4. Indikator Hasil belajar
Pada prinsipnya, hasil belajar yang ideal meliputi segenap ranah
psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa.
Untuk mengetahui berhasil atau tidaknya seseorang dalam menguasai ilmu
pengetahuan pada suatu mata pelajaran dapat dilihat melalui prestasinya. Peserta
didik akan dikatakan berhasil apabila prestasinya baik dan sebaliknya, ia tidak
berhasil jika prestasinya rendah.
Pada tingkat yang sangat umum sekali, hasil belahar dapat diklasifikasikan
menjadi 3 bagian yaitu:
1. Keefektifan (effectiveness)
2. Efesiensi (efficiency)
3. Daya Tarik (appeal)
D. Pengertian Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
a. Pengertian pembelajaran SKI
Kata “sejarah” berasal dari bahasa Arab, yaitu “Syajarah”. Syajarah
berarti pohon, sesuatu yang mempunyai akar, batang dahan, ranting, daun bunga
dan buah.37 Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam atau SKI adalah salah satu
mata pelajaran yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyah. Mata pelajaran SKI
merupakan salah satu pelajaran penting sebagai upaya untuk membentuk watak

37
M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Dirjen Pendidikan Depag, 2009), p. 3
dan kepribadian umat. SKI adalah sejarah sekumpulan kejadian atau peristiwa
penting dari tokoh umat muslim.
Menurut Yatimin Abdullah sejarah kebudayaan islam merupakan
keterangan yang telah terjadi pada masa lampau atau pada masa yang masih ada. 38
Sedangkan menurut Abuddin Nata menjelaskan bahwa sejarah kebudayaan islam
yaitu peristiwa atau kejadian yang sungguh-sungguh terjadi yang seluruhnya
berkaitan dengan agama Islam.39
b. Tujuan Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam:40
1. Siswa yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsur-unsur keutamaan
dari padanya agar mereka dengan senang hati mengikuti tingkah laku para
Nabi dan orang-orang shaleh dalam kehidupan sehari-hari.
2. Pelajaran sejarah merupakan contoh suri tauladan bagi bagi umat Islam yang
meyakininya dan merupakan sumber syariah yang besar.
3. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral,
membangkitkan patriotisem dan mendorong untuk berperang pada kebenaran
serta setia kepadanya.
4. Pembelajaran sejarah akan memberikan contoh teladan yang sempurna kepada
pembinaan tingkah laku manusi yang ideal dalam kehidupan pribadi dan
sosial anak-anak dan mendorong mereka untuk mengikuti teladan yang baik
dan bertingkah laku seperti Rasul.
5. Untuk Pendidikan akhlak, selain mengetahui perkembangan agama Islam
seluruh dunia.

c. Fungsi Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam:41


1. Fungsi edukatif, sejarah memberikan penegasan mengenai menegak nilai,
prinsip, sikap hidup yang luhur dan islami dalam menjalankan kehidupan.

38
Yaimin Abullah, Studi Islam Kontemporer, (Amzah, Jakarta, 2006), p. 202
39
Abudin Nata, Metodologi Studi Islam, (Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2006), p. 314
40
Chabib Thoha dkk. Metodelogi Pengajaran Agama,(Pustaka Pelajar, Semarang), 2004, p. 222-223
41
Dandan Nurulhaq dan Titin Supriastuti, Management Sejarah Kebudayaan Islam: Konsep dan Strategi
meningkatkan Akhlak Peserta Didik (Bandung: CV Cendikia Press, 2020)
2. Fungsi keilmua, sejarah memberikan pengetahuan pemengenai masa lalu
islam serta kebudayaannya.
3. Fungsi informasi, sejarah menjadi salah satu sumber yang penting dalam
merancang transformasi mayarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sejarah kebudayaan islam adalah sebuah catatan
yang lengkap tentang segala sesuatu yang menjadi masa lampau untuk kebaikan hidup
manusia di masa yang akan datang, karena dengan mempelajari sejarah kebudayaan islam
kita dapat mengetahui kejadian masa lalu untuk dijadikan sebuah pengetahuan dan
menjadi sumber motivasi didalam kehidupan sehari-hari.

A. Hasil Penelitian Relevan


Hasil penelitian relavan merupakan daftar referensi dari semua jenis referensi
seperti buku, jurnal, skripsi, tesis dan karya ilmiah yang dapat dijadikan penulis sebagai
rujukan atau perbandingan terhadap penelitian yang penulis laksanakan. Dengan ini
penulis mengambil beberapa hasil penelitian relevan dalam bentuk skripsi yang dapat
digunakan sebagai rujuan perbandingan, sebagai berikut:
1. Skripsi Siti Nurbaiti Rizqo, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Institut Agama Islam Negri (IAIN) Raden Intan
Lampung, 2016 dengan judul Penerapan Strategi Joyful Learning Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SDN 6 Jatimulyo Lampung Selatan, didalamnya membahas
tentang meningkatkan kemampuan belajar terhadap hasil belajar siswa.
Berdasarkan skripsi Siti Nurbaiti Rizqo, dengan tema tentang penerapan
Joyful Learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa, sedangkan penulis
mengangkat dengan tema pengaruh strategi Joyful Learning terhadap hasil
belajar siswa materi SKI. Penelitian ini merupakan jenis PTK (Penelitian
Tindakan Kelas). Analisis data dapat diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan dan dokumentasi. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
dengan menerapkan startegi Joyful Learning dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik. Persamaan dengan peneliti ini adalah startegi pembelajaran
yang digunakan oleh peneliti yaitu strategi Joyful Learning. Perbedaannya
pada peneliti ini digunakan dengan mata pelajaran yang berbeda, dan terdapat
dalam populasi serta objek yang berbeda. Dengan menggunakan strategi
Joyful Learning dalam pembelajaran juga menyebabkan peningkatkan hasil
belajar yang sempurna, hal ini dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan
hasil belajar peserta didik pada setiap pembelajaran. Pada pembelajaran
pertemuan pertama peserta didik mencapai ketuntasan yaitu 56,25% atau 9
peserta didik dan pertemuan selanjutnya peserta didik mencapai ketuntasan
yaitu 81,25% atau 13 peserta didik.42
2. Skripsi Yoga Dwi Charisma, jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negri Tulungagung, 2020
dengan judul Strategi Pembelajaran Joyful Learning Dengan Humor Dan
Implementasinya Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Dalam
skripsi Yoga Dwi Charisma, mengangkat tema Strategi Pembelajaran Joyful
Learning Dengan Humor Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam, didalamnya membahas tentang strategi Joyful
Learning dan mengimplementasikannya dengan pelajaran PAI sedangkan
penulis mengangkat dengan tema pengaruh strategi Joyful Learning terhadap
hasil belajar siswa materi SKI. Penelitian ini menggunakan metode
keperpustakaan (library research), metode yang memperoleh dari buku, jurnal
maupun artikel. Analisis data yang dilakukan dengan metode dedukatif, yaitu
pemikiran fakta-fakta yang umum. Hasil penelitian ini adalah untuk
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dengan humor sesuai syari’at
islam, kemudian dapat menjadikin kelas lebih efektif. Persamaan dengan
peneliti ini adalah startegi pembelajaran yang digunakan oleh peneliti yaitu
strategi Joyful Learning. Perbedaannya pada penelitian ini menggunakan mata
pelajaran yang berbeda, peneliti pada mata pelajaran SKI sedangkan peneliti
terdahulu pada mata pelajaran PAI dan terdapat dalam populasi serta objek
yang berbeda.43

42
Siti Nurbaiti Rizqo, Penerapan Strategi Joyfull Learning Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Kelas IV Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di SDN 6 Jatimulyo Lampung Selatan, 2016 (Skripsi)
43
Yoga Dwi Charisma, Strategi Pembelajaran Joyful Learning Dengan Himor Dan Implementsainya
Dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, 2020 (Skripsi)
3. Skripsi Ellina Mauliddiah Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas
Tarbiyah Institut Agama Islam Negri Kudus, 2020, dengan judul Pengelolaan
Kelas Melalui Strategi Joyful Learning Pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Kelas X Di MA Mazroatul Huda Wonorenggo Karang
Anyar Demak Tahun Pelajaran 2019/2020. Dalam strategi Ellina Mauliddiah
mengangkat tema pengeloalaan kelas dengan strategi joyful learning pada
pelajaran SKI kelas X, di dalamnya membahas mengelola kelas melalui
startegi joyful learning pada pelajaran SKI kelas X sedangkan penulis
mengangkat tema pengaruh strategi Joyful Learning terhadap hasil belajar
siswa materi SKI kelas 3 MI Nurussalam. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kuantitatif deskriptif. Analisis data yang dilakukan oleh peneliti
terdahulu menggunakan Teknik purposive sampling. Data-data mengenai
pelaksanaan pengelolaan kelas dikumpulkan dengan Teknik penyebaran
angket, obeservasi, wawancara kebebrapa narasumber, serta dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah untuk mengelola kelas yang bersifat fisik dan non
fisik melalui strategi Joyful Learning. Persamaan dengan penelitian ini adalah
startegi pembelajaran Joyful Learning dan mata pelajaran yang sama yaitu
SKI. Perbedaannya penelitian ini adalah menggunakan sekolah, kelas tempat,
dan terdapat dalam populasi serta objek yang berbeda.44
B. Keranga Berpikir
Adanya kerangka berfikir ini untuk mengetahui identifikasi masalah dalam mata
pelajaran SKI, maka dari itu proses pembelajaran butuh keterampilan dan seni yang
dimiliki oleh seorang pengajar serta membutuhkan keaktifan seorang pelajar supaya
proses belajar mengajar bisa dilaksanakan dengan baik. Belajar adalah proses yang dibuat
untuk menghasilkan perubahan dalam pemikiran, perilaku, emosional interaktif yang
terjadi dikelas melibatkan peserta didik dengan berbagai siswa yang mempunyai latar
belakarang dan kualitas mereka sendri.
Disini peneliti melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan siswa, yang
terdiri dari 2 kelas yaitu kelas kontrol 3A dan kelas eksperimen di kelas 3B. selain itu

44
Ellina Mauliddiah, Pengelolaan Kelas Melalui Startegi Joyfil Learning Pada Pembelajaran Sejarah
Kebudayaaan Islam Kelas X Di MA Mazroatul Huda Wonorenggo Karang Anyar Demak Tahun Pelajaran
2019/2020 (Skripsi)
peneliti mengajar di kelas kontrol menggunakan strategi yang di terapkan di sekolah dan
di kelas eksperimen menggunakan strategi Joyfull Learning. Setelah mengajar diadakan
postest untuk mengetahui hasil belajar siswa di kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Disitulah peneliti mengetahui apakah ada pengaruh atau tidak dengan menggunakan
strategi Joyful Learning atau nilai yang diperoleh lebih besar dikelas eksperimen
dibanting kelas kontrol.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah dugaan sementara yang kebenarannya harus dibuktikan terlebh
dahulu.45 Melalui hal ini bisa dipahami bahwasannya pengujian hipotesis adalah proses
melakukan uji dugaan sementara untuk mengetahui kebenarannya. Hipotesisi juga
diartikan dengan yang bersifat sementara, sehingga masih memerlukan bukti.46
Penelitian ini hanya memiliki satu pasang variabel yang bisa ditunjukan dalam
uraian dibawah ini.
Ho: startegi joyful learning tidak memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa
pada maa pelajaran SKI di kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi.
Ha: startegi joyful learning memiliki pengaruh terhadap hasil belajar siswa pada
maa pelajaran SKI di kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi.

45
Dian Kusuma Wardani, Pengujian Hipotesis (Deskriptif, Komparatif dan Asosiatif), (Jombang: LPPM
Universitas KH. A Wahab Hasbunallah), p.120.
46
Agung Edy Wibowo, Metodologi enelitian Pegangan untuk karya ilmiah, (Kesambi: Insania, 2022),
p.72.
Bab III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan waktu penelitian


Dalam rangka mencari dan mengumpulkan data untuk Menyusun laporan
penelitian, penulis mengambil tempat dan waktu penelitian yang bertepatan di tempat MI
Nurussalam Mantingan Ngawi Kelas 3 Tahun Ajaran 2022-2023/1443-1444,
dilaksanakan pada bulan Agustus 2022 sampai Oktober 2022.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian kuantitatif dengan
metode eksperimen. Penelitian kuantitatif eksperimen ini adalah penelitian yang unik
dikarenakan penelitian ini melihat dari dua sisi yaitu dari kelas control yang mana
peneliti mengkontrol kelas yang pembelajarannya tanpa menggunakan metode atau cara
yang di anjurkan oleh peneliti, dan dari kelas eksperimen yaitu peneliti menggunakan
metode atau cara darinya. Penelitian tersebut ada suatu Tindakan atau perlakuan
(Treatment) sehingga metode penelitian ini dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan tertentu dalam kondisi yang
dikendalikan.47 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan salah satu dari beberapa
bentuk penelitian eksperimen yaitu menggunakan Quasi Experimental Design karena
peneliti membuat kelompok control dan sampel dipilih secara jenuh atau semua sampel
diambil untuk perlakuan dengan Nonequivalent Control Group Design. Desain ini hampir
sama dengan pretest-posttest control group design hanya pada desain ini kelompok
eksperimen maupun kontrol tidak dipilih secara rendom.48

kelompok pretest perlakuan postest


Eksperimen O1 X O2
Kontrol O3 O4
Keterangan:
47
Priyono, metode penelitian kuantitatif, (Sidoarjo: Zifatama Publishing, 2016) p. 11
48
Prof. Dr. Sugiono, metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2020), p. 118-
120
O1 dan Q3: hasil belajar peserta didik sebelum perlakuan yang di awali dengan
pretest
X1: pembelajaran dengan menggunakan strategi joyful learning
X2: pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran konvensional
O2: hasil postest belajaran peserta didik dengan menggunakan strategi joyful
learning
O4: hasil postest belajar peserta didik dengan menggunakn model pembelajaran
konvensional
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 49 Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa siswi kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi yaitu terdapat 2 kelas, yang
masing-masing kelas berisi 24 anak dan total seluruh siswa yaitu 48 anak.
2. Sampel
Sedangkan yang didapatkan oleh sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. 50 Dalam penentuan sampel penelitian
ini dilakukan untuk mengambil Sebagian dari populasi di sekolah dan peneliti mengambil
kelas 3 MI Nurussalam Mantingan Ngawi. Teknik sampling yang digunakan oleh peneliti
adalah Nonprobablity Sampling yang menggunakan Sampling Jenuh yaitu Teknik
pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota
populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.

Sampel
Kelas 3A 24
Kelas 3B 24
TOTAL 48

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D. p. 139
49

50
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Surabaya: Airlangga University Press,
2009), p.94.
D. Rancangan Perlakuan
Penelitian ini dilakukan di MI Nurussalam Mantingan Ngawi kelas 3 pada mata
pelajaran SKI, penelitian berperan sebagai guru, perlakuan yang dilaksanakan pada kelas
eksperimen dan kelas control adalah sebagai berikut:

No Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

1. Guru menyiapkan diri untuk Guru menyiapkan diri untuk


mengajar didepan kelas dengan mengajar didepan kelas dengan
baik baik
2. Guru memberikan salam dan Guru memberikan salam dan
Pembukaan

menanyakan kabar kepada siswa menanyakan kabar kepada


siswa
3. Guru membacakan absen Guru membacakan absen
kehadiran kehadiran
4. Guru memberikan pengertian
tentang proses belajar mengajar
1. Guru menyampaikan materi Guru menyampaikan pelajaran
secara ringkas dan meminta dengan metode ceramah dan
siswa untuk mengingat apa yang siswa mendengarkan
berkaitan dengan materi dengan
menggunakan strategi Joyful
Learning
2. Guru merangsang siswa dengan Guru membaca buku dan
pertanyaan-pertanyaan tentang menjelaskan langkah-langkah
Isi

apa yang diingat oleh siswa dan setiap butirnya


menghubungkannya dengan
materi
3. Guru memberikan contoh-
contoh kepada siswa dengan
bercerita yang berkaitan dengan
materi dengan strategi Joyful
Learning
1. Guru menanyakan soal-soal dari Guru menanyakan soal-soal
materi terkait materi
2. Guru meminta contoh Guru memberikan kesimpulan
pengalaman terkait materi dari
Penutup

salah satu siswa


3. Guru memberi kesimpulan dari Guru menutup pelajaran
materi dan contoh kepada siswa
4. Guru menutup pelajaran
E. Kontrol Validitas Internal dan Eksternal
Maksud dari kontrol validitas internal adalah kelompok validitas kriteria yang
merupakan validitas yang diukur dengan besaran yang menggunakan instrument sebagai
suatu kesatuan (keseuruhan butir) sebagai kriteria untuk menentukan validitas item atau
butir dari instrument itu. Dengan demikian validitas internal mempermasalahkan validitas
butir suatu instrument dengan menggunakan hasil ukur instrument tersebut sebagai suatu
kesatuan sebagai kriteria, sehingga bisa disebut sebagai validitas butir. Penelitian disini
menjelaskan bahwa butir soal ingin valid yaitu dengan cara peneliti memberikan soal
yang sudah dibuat dan memberikannya kepada siswa diluar lingkup popoulasi dari
anggota yang sudah menjadi penelitian, maka dari itu dapat melihat beberapa soal yang
valid dan tidak valid
Validitas eksternal yaitu validitas suatu instrument yang diukur berdasarkan
kriteria eksternal. Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur instrument baku atau
instrument yang sudah dianggap baku dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah
tersedia dan dapan dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendal
diukur.51 Peneliti menjelaskan bahwa validitas eksternal ialah dengan cara pembuatan
kisi-kisi instrument nya agar sama dan sesuai dengan soal yang dibuat dan peserta
didiknya agar lebih banyak butir soal dapat valid keseluruhannya.
F. Teknik pengumpulan data
Teknik ini sangat penting di dalam suatu penelitian digunakan untuk memperoleh
informasi dan data. Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
sebagai berikut:

51
Ikhwan Mahmudi, Pengembangan Instrumen, Universitas Darussalam Gontor, p.90-93
1. Tes
Secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur
pengetahuan atau penguasaan objek ukur terhadap seperangkat pertanyaan atau tugas-
tugas yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dan digunakan untuk
mengukur kemampuan siswa dalam materi tertentu.52 Tes yang digunakan peneliti
saat ini adalah dengan pre-test dan post-test, pre-test yang digunakan peneliti berguna
untuk mengukur kemampuan siswa dan pos-test atau tes akhir berhuna untuk melihat
perbedaan hasil belajar dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu proses untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
yang berasal dari data yang berbentuk arsip (dokumen), karena dokumen merupakan
sumber data yang berupa bahasa tertulis, foto atau dokumen elektronik. Metode
dokumentasi bermanfaat dalam melengkapi hasil pengumpulan data melalui observasi
dan wawancara. Data yang diperoleh berupa struktur organisasi, jumlah anggota dan
data-data lain
1. Definisi konseptual
Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang
karakteristik sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah
dipaparkan di atas, dapat dikemukakan definisi konseptual dari masing-masing variabel,
sebagai berikut:
a. Strategi joyful learning
Strategi joyful learning adalah suatu strategi belajar yang dirancang oleh
peneliti agar pembelajaran didalam kelas berpengaruh terhadap nilai hasil
belajar bagi peserta didik.
b. Hasil belajar
Hasil belajar adalah kesanggupan yang diperoleh individu setelag proses
pembelajaran berlangsung. Menurut taksonomi Bloom, hasil belajar adalah
meliputi ranah kognitif, ranah efektif, ranah psikomotorik.53
c. Sejarah Kebudayaan Islam
52
Ihwan Mahmudi, Evaluasi Pendidikan (Sleman, 2020). P 40
53
Ibid. p 24-30
Suatu disiplin ilmu yang berusaha menentukan pengetahuan tentang masa
lampau masyarakat tertentu, sebagai contoh kehidupan dimasa lalu
masyarakat umat muslim.
2. Definisi operasional
Agar konsep data diteliti secara empiris, maka konsep tersebut harus
dioperasionalisasikan dengan cara mengubahnya menjadi variabel atau sesuatu yang
mempunyai nilai. Penjelasan dari difinisi operasinal dari variabel-variabel penelitian ini
sebagai berikut:
a. Strategi joyful learning
Strategi yang digunakan guru di dalam kelas untuk memudahkan siswa dalam
memahami dan mengerti materi yang disampaikan dan senang dalam proses
belajar mengajar.
b. Hasil belajar
Adalah salah satu tujuan dari belajarnya proses belajar mengajar, atau
outcome yang dicapai siswa dalam proses belajar mengajar. Nilai atau hasil
belajar menjadikan patokan atau acuan dalam semangat belajar.
c. Sejarah Kebudayaab Islam
Suatu mata pelajaran dari beberapa mata pelajaran PAI yang di ajarkan
pada kelas 3 MI Nurusalam yang mengandung satuan pengetahuan yang
bermanfaat untuk mengetahui sebelapa jauh umat islam memahami
tentang agama islam dan menerapkannya di kehidupan sehari-hari.
3. Kisi-kisi instrument

Kopetansi dasar Indikator No. Item Instrumen


Menerima irhas Nabi Memahami arti irhas 1, 4, 11, 12, 18
Muhammad saw. pada Nabi Muhammad saw.
masa kanak-kanak. pada masa kanak-kanak
Menjalanjani sikap jujur Memahami sikap jujur 2, 7, 10, 17
dalam berinteraksi dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dengan keluarga, teman,
guru, dan tetangga. guru, dan tetangga.
Memahami masa kanak- Memahami masa kanak- 3, 5, 13, 16
kanak Nabi Muhammad kanak Nabi Muhammad
saw. saw.
Menceritakan Kembali Menceritakan Kembali 6, 8, 9, 14, 15
tentang masa kanak- tentang masa kanak-
kanak Nabi Muhammad kanak Nabi Muhammad
saw. saw

G. Jenis Instrument Penelitian


Jenis instrument pada penelitian kuntitatif ada dua jenis, yaitu tes dan non-test.
Sedangkan jenis instrument yang digunakan oleh peneliti adalah test, yang merupakan
serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki individua
tau kelompok.54 Instrument merupakan alat yang digunakan untuk pengumpulan data
penelitian atau data variabel yang akan di analisis. Data yang terkumpul dengan
menggunakan instrument tertentu akan dideskripsikan dan digunakan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dalam suatu penelitian.55
Instumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda. Tes tersebut
dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (post test). Peneliti
menggunakan jenis pilihan ganda dikarnakan membutuhkan jawaban yang jelas,
dirancang dalam bentuk pilihan ganda dengan pembuatan skor tertinggi satu dan terendah
nol.
H. Pengujian Validitas dan Perhitungan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkatan-tingkatan kevalidan
atau kesahihan suatu insturemen. Instrument yang valid atau benar mempunyai validitas
tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid memiliki sifat validitas rendah. 56
Dengan cara menggunakan SPSS 16 sebagai berikut:

54
Zahra Puspitaningtyas Agung Widhi, Metode Penelitian Kuantitatif (Yogyakarta: Pandiva Buku, 2016),
p. 90-93
55
Ikhwan Mahmudi, Pengembangan Instrumen Penelitian Sosial, (Sleman: Lintang Books 2020), p.55
56
Suhasrimi arikunto,Prosedur Penelitian Suatu Penedekatan Praktik,(Jakarta: Rineka Cipta 2013), P.213
Nomer butir r-hitung r-tabel status
1 0,289 0,396 Tidak valid
2 0,136 0,396 Tidak valid
3 0,446 0,396 Valid
4 0,601 0,396 Valid
5 0,603 0,396 Valid
6 0,481 0,396 Valid
7 0,654 0,396 Valid
8 0,593 0,396 Valid
9 0,558 0,396 Valid
10 0,506 0,396 Valid
11 0,563 0,396 Valid
12 0,548 0,396 Valid
13 0,834 0,396 Valid
14 0,557 0,396 Valid
15 0,527 0,396 Valid
16 0,551 0,396 Valid
17 0,834 0,396 Valid
18 0,700 0,396 Valid
19 0,635 0,396 Valid
20 0,834 0,396 Valid

2. Uji Realibilitas
Realibilitas adalah sebagai konsistensi instrument, yaitu beberapa konsisten skor
instrument dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Realibilitas merujuk pada
ketetapan atau kejenjangan alat tersebut dalam menilai, artinya kemampuan alat yang
digunakan tersebut akan memberikan hasil yang relatif sama.57 Hasil instrument yang
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data, karen
ainstrumen tersebut sudah baik dan sudah dihitung secara teliti. Instrument yang
sudah dihitung, dapat penghasilkan reliabel benar dan dapat dipercaya dengan hasil
hitungan menggunakan SPSS 16

57
Ihwan Mahmudi, Pengembangan Instrumen Penelitian Sosial (Sleman: Lintang Books, 2020). P 105
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.873 20

Berdasarkan nilai dari hasil uji Cronbach’s Alpha diatas >0,60 maka koesioner
atau angket tes dinyatakan reliabel atau konsisten. Maka instrument yang akan
digunakan peneliti dalam penelitin ini dapat dikatakan reliabel, sehingga dianggap
relavan untuk digunakan oleh peneliti.
I. Teknik Analisis Data
Anlisis data merupakan salah satu langkah penting dalam rangka memperoleh
temuan-temuan hasil penelitian. Langkah ini diperlakuan karena tujuan dari analisis data
adalah untuk Menyusun dan menginterprestasikan data kuantitatif yang sudah diperoleh.
Berikut ini tahap-tahap analisis data dalam penelitian ini:
1. Alanisis Deskriptif
Menurut pendapat Sugiyono bahwa statistik deskriptif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambakan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.58
Setelah peneliti mendapatkan data dari Lembaga kemudian peneliti melakukan
analisis statistik deskriptif untuk melihat bagaimana kefektifan hasil belajar siswa
yang menggunakan strategi pembelajaran pada mata pelajaran SKI dan peneliti
menghitung hasil nilai postest dengan program SPSS.
2. Uji Prasyarat
a. Uji Normalitas
Uji normalitas salah satu uji statistic yang digunakan untuk mengetahui apakah
data terdistribusi normal atau tidak. Data yang distribusi normal merupakan
peluang untuk sebaran data yang ideal atau seimbang dan merupakan syarat
mudah untuk melakukan uji t.
b. Uji Reliabilitas

58
Prof. Dr. Sugiyono, metode penelitian pendidikan, (Bandung: Alfabeta), p. 209
Uji tersebut adalah uji statistik yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
hasil pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau
lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat ukur yang sama.
Peneliti menggunakan Teknik Cronbach’s Alpha pada uji reliabilitas tersebut.
c. Uji Homogenitas
Perhitungan homogenitas dilakukan pada awal kegiatan analisis data. Hal ini
bertujuan untuk memastikan apakah asumsi homogenitas pada masing-masing
kelompok data sudah terpenuhi atau belum.
3. Uji Hipotesis
Jenis statistik uji yang akan digunakan untuk menguji hipotesis dalam
penelitian ini menggunakan uji-t dimana seluruh proses perhitungan dibantu dengan
program softwere SPSS 16. Uji-t atau yang biasa disebut t-test pada dasarnya
digunakan untuk menguji ada atau tidaknya pengaruh satu variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat.
h0:µ1= µ2: tidak terdapat pengaruh strategi joyful learning terhadap hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Ha:µ1= µ2: terdapat pengaruh strategi joyful learning terhadap hasil belajar siswa
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan.
Data bersyarat signifikan apabila t-hitung lebih besar dari t-table dalam
taraf 0,05 atau 5%. Uji-t pada penelitian ini ada 2 yaitu pada kelas kontrol dan kelas
eksperimen.
J. Hipotesis statiska
H0: µ1≤ µ2
H1: µ1> µ2
Hipotesis Nol (Ho) atau hipotesis statistik ialah hipotesis yang digunakan untuk
pengukuran statistik dan interprestasi hasil statistik. Hipotesis ini menyatakan tidak ada
perbedaan antara dua variabel atau tidak adanya pengaruh variabel X terhadap variabel
Y.
H0 : thitung < ttabel banding Ha : thitung > ttabel
Dengan pengertian sebagai berikut:
1. Jika thitung < ttabel (t hitung lebih kecil dari t tabel) maka H0 diterima Ha ditolak.
Berkesimpulan bahwa penggunaan startegi joyful learning tidak berpengaruh pada
hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
2. Jika thitung > ttabel (t hitung lebih besar dari t tabel) maka H0 ditolak Ha diterima.
Berkesimpulan bahwa penggunaan startegi joyful learning berpengaruh pada hasil
belajar siswa pada mata pelajaran SKI.
3. Cara mencari ttabel yaitu dengan menggunakan tabel distribusi t dengan taraf signifikan
0,05.
BAB IV

PENYAJIAN DATA, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. PENYAJIAN DATA
1. DATA UMUM
a. Profile dan Sejarah MI Nurussalam Mantingan Ngawi
Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam merupakan Lembaga Pendidikan Dasar
Swasta yang berorientasi pada keislaman dibawah pengawasan Yayasan
Pemeliharaan dan Pengembangan Wakaf Pondok Modern Darussalam Gontor dan
dikelola oleh guru-guru Pondok Modern Darussalam Gontor Putri Kampus 1 dan
2 sebagai wujud pengabdian kepada masyarakat sekitar.
Madrasah Ibtidaiyyah didirikan pada tanggal 19 juli 2004 dan disahkan
oleh Kementrian Kabupaten Ngawi bertempatan di sebelah barat kota Ngawi,
tepatnya 1 KM dari Pondok Modern Darussalam Gontor Putri. Pada awal
mulanya, madrasah ini dinamakan Madrasah Ibtidaiyyah Darussalam, akan tetapi
nama tersebut kurang disetujui oleh pihak pondok. Sehingga para asatidz
mengambil nama Madrasah dari nama masjid yang bersebalahan dengan
Madrasah Ibtidaiyyah sehingga nama yang disepakati adalah Madrasah
Ibtidaiyyah Nurussalam.
Dengan melihat kesusksesan Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
yang terasa sejak tahun 1990 yang telah dikatakan oleh ketua YPPWPM kepada
masyarakat terkait keinginan untuk pendirian Madrasah Ibtidaiyyah, sehingga
mereka berikeras untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah kembali dengan
menagih janji yang pernah diucapkan dari pihak Pondok, sehingga dimunculkan
tuntutan masyarakat untuk mendirikan Madrasah Ibtidaiyyah apalagi tokoh-tokoh
masyarakat sekitar sangat mendambakan anak-anaknya untuk dapat merasakan
Pendidikan dibawah naungan Pondok Modern Gontor.
Tidak hanya itu, masyarakat juga menginginkan agar ada jiwa ukhuwah
Islamiyah antara masyarakat sekitar Pondok Modern Darussalam Gontor.
Sehingga muncullah wacana permohonan agar Gontor segera mendirikan
Madrasah Ibtidaiyyah. Harapan mereka itupun terjawab oleh Bapak Pimpinan
Pondok Modern Darussalam Gontor, bahwa Madrasah Ibtidaiyyah akan didirikan
pada waktu mendatang. Akan tetapi, syarat Pendidikan harus dibawah Motto dan
Panca Jiwa Pondok Modern Darussalam Gontor. Selain itu, syarat pengabdian di
Madrasah Ibtidaiyyah tidak boleh dikhususkan pada satu pihak saja, melainkan
harus seimbang untuk mengabdi di Pondok dan di Madrasah Ibtidaiyyah.
Akhirnya pada tahun 2000 hingga 2003 dibawah bimbingan ditanggunglah
dari iuran masyarakat dan dari infaq masjid yang berada di daerah tersebut.
Hingga usulan tersebut diputuskan secara resmi dari musyawarah masyarakat dan
pihak Pondok pada tahun 2004 yang akan dikuatkan dengan dukungan penuh oleh
masyarakat disekitar pondok dengan bimbingan Al-Ustadz K.H Abdullah Syukri
Zarkasyi, M.A, Al-Ustadz Hasan Abdullah Sahal, dan Al-Ustadz, Alm. K.H
Imam Badri hingga dicapailah keputusan untuk membangun Madrasah
Ibtidaiyyah.
Karena madrasah ini masih dibawah naungan Pondok Modern Darussalam
Gontor yang berkiprah langsung dengan masyarakat yang mengikuti kurikulum
nasional, pendidikannya tidak lepas dari balutan pesantren. Nilai dan falsafah
Pendidikan Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam ditanamkan dalam setiap aspek
Pendidikan. Hal ini telah terangkum dalam Motto Pondok dan Panca Jiwa
Pondok, Panca Jangka Pondok, dan aspek-aspek dasar Pendidikan pesantren.
Dengan mempertahankan aspek-aspek pokok dalam Pendidikan dan pengajaran
sejak tahun 2004 hingga saat ini Adapun sistem pengabdian para alumni yang
telah menyelesaikan pendidikannya di Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
dengan menyalurka berbagai pengalaman yang telah didapat di Pondok Modern
Darussalam Gontor. Adapun kegiatan yang dilaksanakan saling berhubungan satu
dengan yang lainnya. Materi yang diajarkan di Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam
adalah nilai-nilai dasar kehidupan.
Materi yang akan dilaksanakan kinerjanya, umum dan agama 100%.
Pengarahan, pekan perkenalan, bimbingan intensif kelas 6, intelektual, ubudiyah.
Sehak berdirinya Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam, kepala Padrasah
diamanatkan kepada Al-Ustadz Muhammad Ilyas, S.Ag dari tahun 2004-2010.
Kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz Umar Said Wijaya, S.Ag dari tahun 2010-
2016 kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz Surnyoto, S.Th.I pada tahun 2016-
2020 dan kemudian dilanjutkan oleh Al-Ustadz Alm. Khoirul Azis, S.Th.I
Berdirinya Madrasah Ibtidaiyyah Nurussalam merupakan wujud perhatian
Pondok Modern Darussalam Gontor terhadap tujuan Pendidikan nasional pada
umumnya dan masyarakat sekitar Pondok Modern Darussalam Gontor Putri
khususnya yang senantiasa berusaha untuk dapat mewujudkan genersi yang
berdudi dan berprestasi.
b. Visi Misi dan Motto
Visi
Mempersiapkan Generalisasi Islam yang Berbudi dan Berprestasi
Misi
1. Membentuk generasi yang unggul dalam rangka menuju khoirul
ummah
2. Mendidik dan mengembangkan generasi yang sehat jasmani dan
rohani
3. Mengajarkan ilmu pengetahuan agama dan umum secara seimbang
menuju keseimbangan antara fikir dan dzikir dalam rangka keislaman
dan keilmuan
4. Mewujudkan warga negara yang berkepribadian yang beriman dan
bertakwa

Motto Madrasah

1. Keikhlasan
2. Kesederhanaan
3. Berdikrari
4. Ukhuwah Islamiyah
5. Kebebasan
c. Tujuan
1. Membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt.
2. Menciptakan madrasah yang bertanggung jawab dalam melaksanakan
tugas
3. Mengembangkan kemampuan intelektual, akal fikir dan daya nalar yang
bertanggung jawab
d. Jumlah Guru

Guru Perempuan Guru laki-laki Jumlah


41 - 41

e. Jumlah siswa-siswi

Kelas 1 1A 21 41 Siswa/i
1B 20
Kelas 2 2A 24 49 Siswa/i
2B 25
Kelas 3 3A 23 48 Siswa/i
3B 25
Kelas 4 4A 21 44 Siswa/i
4B 23
Kelas 5 5A 23 46 Siswa/i
5B 23
Kelas 6 6A 35 69 Siswa/i
6B 34
Total Keseluruhan 2 Siswa/i
f. Prestasi-prestasi 2021-2022
1. Juara 2 Lomba Olimpiade Matematika Tingkat Kabupaten Ngawi
2. Juara 1 Lomba Tenis Meja PORSENI Tingkat Kecamatan Mantingan
Karanganyar
3. Juara 1 Lomba Pidato Bahasa Inggris PORSENI Tingkat Kecamatan
Mantingan Karanganyar
4. Juara 2 Lomba Tahfidz PORSENI
2. DATA KHUSUS
Data khusus akan diberikan dari peneliti adalah hasil pre-test dan post-test kepada
2 kelas yaitu kelas kontrol dan kelas eksperimen, nilai yang akan dicantumkan
sebelum dan sesudah perlakuan menggunakan strategi Joyful Learning. Berikut ini
nilai yang didapatkan oleh siswa:

No Kelas Kontrol (3A) Kelas Eksperimen (3B)


Pretest Posttest Pretest Posttest
1 89,5 95,2 89,5 95,2
2 78,4 95,2 39,2 100
3 72,8 100 72,8 100
4 50,4 95,2 50,4 84
5 100 56 50,4 67,2
6 67,2 72,8 67,2 78,4
7 61,6 56 50,4 67,4
8 100 61,6 50,4 89,6
9 50,4 84 61,6 100
10 72,8 95,2 72,8 95,2
11 72,8 50,4 72,8 100
12 44,8 61,6 44,8 72,8
13 61,6 78,4 33,5 78,4
14 72,8 50,4 72,8 84
15 50,4 56 50,4 56
16 44,8 78,4 33,5 78,4
17 50,4 50,4 50,4 72,8
18 100 50,4 44,8 67,2
19 44,8 61,6 44,8 72,8
20 39,2 78,4 39,2 89,6
21 28 61,6 22,5 84
22 28 61,6 28 89,6
23 50,4 61,6 50,4 72,8
24 44,8 100
25 50,4 78,4
Total Nilai Rata-Rata
62,22 70,08 51,51 82,95
Dari table diatas peneliti menyimpulkan bahwasannya dikelas eksperimen pada
pretest memiliki nilai tertinggi 8 dan nilai terendahnya 2. Kemudian dihasil postest dikelas
eksperimen memiliki nilai tertinggi 10 dan nilai terendahnya 5. Dan bagi kelas kontrol pada
pretest memiliki nilai tertinggi 10 dan nilai terendah 2. Kemudian pada hasil posttest dikelas
kontrol memiliki nilai tertinggi 10 dan nilai terendahnya 5.
B. ANALISIS DATA
1. ANALISIS DESKRIPTIF
Suatu nilai yang digunakan dalam menentukan persebaran data pada suatu sampel
dalam melihat seberapa data-data tersebut dengan nilai mean. Semakin rendah nilai
standar deviasi, maka semakin mendekati rata-rata, sedangkan jika nilai standar
deviasi semakin tinggi, artinya semakin lebar rentang variasi datanya.

Descriptive Statistics

N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation Variance

PreTestEksperimen 25 67.00 22.00 89.00 1275.00 51.0000 15.90859 253.083

PostTestEkesperimen 25 44.00 56.00 100.00 2066.00 82.6400 12.78306 163.407

PreTestKontrol 23 72.00 28.00 100.00 1421.00 61.7826 21.61219 467.087

ProstTestKontrol 23 50.00 50.00 100.00 1604.00 69.7391 17.14170 293.838

Valid N (listwise) 23
Dari table di atas peneliti menyimpulkan bahwasannya pada kelas eksperimen pretest
dengan jumlah peserta didik 25 orang dengan jumlah total nilai 1275 dengan nilai tengahnya
adalah 51,00 dengan nilai terendahnya 2 dan nilai tertingginya 8. Sedangkan dikelas eksperimen
yang posttest dengan jumlah total nilai 2066 dengan nilai tengahnya 82,6 dengan nilai
terendahnya 5 dan nilai tertingginya 10.

Dari table diatas peneliti menyimpulkan bahwa pada kelas kontrol pretest dengan jumlah
peserta didik 23 dengan jumlah total nilai 1421 dengan nilai tengahnya 61,7 dengan nilai
terendahnya 2 dan nilai tertingginya 10. Sedangkan dikelas kontrol posttest dengan jumlah total
1604 dengan nilai tengan 69,7 dengan nilai terendah 5 dan nilai tertinggi 10.

2. PENGUJIAN PERSYARATAN ANALISIS


a. UJI NORMALITAS
Uji normalitas merupakan uji yang digunakan peneliti agar mengetahui
apakah data terdistribusi normal atau tidak. Data yang terdistribusi normal
merupakan syarat nudah untuk melakukan uji t. dengan cara yang dapat
melakukan dalam menganalisis uji normalitas dengan kolmogorof –Smirnov.
Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

kelas Statistic df Sig. Statistic df Sig.

hasil belajar pretest eksperimen .245 25 .000 .941 25 .157

posttest eksperimen .122 25 .200* .934 25 .109

pretest kontrol .185 23 .039 .934 23 .136

postest kontrol .260 23 .000 .869 23 .006

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.


Dari table diatas dapat dilihat bahwa pretest eksperimen dengan nilai signifikan 0,000
yang berarti data nilai berdistribusi normal. Sedangkan nilai posttest eksperimen dengan taraf
signifikan 0,200 yang berarti nilai data tidak berdistribusi normal.

Dari table diatas dapat dilihat bahwa pretest kontrol dengan nilai signifikan 0,039 yang
berarti data nilai tidak berdistribusi normal. Sedangkan nilai posttest kontrol dengan taraf
signifikan 0,000 yang berarti data berdistribusi normal.

Dapat disimpulkan bahwa tabel diatas uji normalitas dengan tes kolmogorof –Smirnov
pada data ini yaitu tidak berdistribusi normal secara keseluruhan. Ada yang normal dan ada yang
tidak normal. Maka peneliti menghitung data dengan uji homogenitas.

b. UJI HOMOGENITAS

Test of Homogeneity of Variances

hasil belajar

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.787 3 92 .045

Dari table diatas dapat dilihat bahwa uji homogenitas dengan taraf signifikan 0,045. Jika
taraf signifikan besar dari data 0,05 maka data yang diperoleh homogen, akan tetapi data tersebut
tidak homogen karena nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,045 karena nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 (0,045< 0,05) maka hipotesis yang diajukan diterima.

c. PENGUJIAN HIPOTESIS
Ranks

kelas N Mean Rank Sum of Ranks

hasil belajar pretest eksperimen 25 24.38 609.50

pretest kontrol 23 24.63 566.50

Total 48

Test Statisticsa

hasil belajar

Mann-Whitney U 284.500

Wilcoxon W 609.500

Z -.063

Asymp. Sig. (2-tailed) .950

a. Grouping Variable: kelas

Dari tabel diatas peneliti melihat dari rank pada pretest kontrol dan pretest
eksperimen bahwa nilai yang diperoleh dari nilai eksperimen 24,38 dan nilai kontrol
24,63. Dengan demikian bahwa tidak ada pengaruh dari hasil pretest dikedua kelas
tersebut.
Terlihat pada tabel dengan menggunakan U test mann-whitney dengan hasil
signifikan adalah 0,950. Jika nilai signifikasn lebih kecil dari 0,05 maka adanya
pengaruh namun jika lebih besar 0,05 maka tidak adanya pengaruh dengan demikian.
Hasil yang diperoleh 0,950 yang berarti lebih besar dari 0,05 maka tidak adanya
pengaruh.
Test Statisticsa

hasil belajar

Mann-Whitney U 155.500

Wilcoxon W 431.500

Z -2.740

Asymp. Sig. (2-tailed) .006

a. Grouping Variable: kelas

Dari tebel diatas peneliti melihat dari nilai rank pada posttest kontrol dan posttest eksperimen
bahwa nilai yang diperoleh dari nilai eksperimen 29,78 dan nilai kontrol 18,76. Dengan demikian
bahwa adanya pengaruh dari hasil posttest dari kedua kelas tersebut.

Terlihat pada tabel dengan menggunakan U test mann-withney dengan hasil signifikan 0,006.
Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 maka adanya pengaruh namun jika lebih besar dari 0,05
maka tidak adanya pengaruh. Hasil yang diperoleh adalah 0,006 yang berarti lebih kecil dari
0,05. Berdasarkan hasil uji hipotesis yang dilakukan, nilai signifikan yang diperoleh adalah 0,006
karena nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,006 < 0,05) maka hipotesis yang diajukan
diterima.

C. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian bahwa hasil belajar SKI dengan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
0,006 < 0,05 maka dari itu peneliti menyimpulkan bahwa jika HA: diterima dan HO:
ditolak. Maka dari itu 0,06 lebih kecil dari pada 0,05. Dan dapat disimpulkan bahwa
adanya pengaruh startegi pembelajaran Joyfull learning.
Dari penelitian yang telah dilakukan adanya pengaruh terhadap hasil belajar,
bahwasannya terbukti bahwa dengan teori yang peneliti ambil menurut soekamto, dkk
mengemukakan maksud dari strategi pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar
untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para
perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.59

59
Trianto, Mendeasain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), p. 22
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada penelitan ini diperoleh kesimpulan bahwa sesuai dengan rumusan masalah
pada penelitian yang membahas apakah stretegi pembelajaran joyful learning
berpengaruh terhadap hasil belajar materi Sejarah Kebudayaan Islam siswa kelas 3 MI
Nurussalam Mantingan Ngawi. Setelah peneliti mengumpulkan data untuk membuktikan
hipotests yang diajukan dan mengolahnya dengan Teknik statistik, dengan menghasilkan
hasil penelitian menggunakan uji mann withney yang didapatkan dengan hasil asymp.Sig
(2-tailed) yaitu nilai signifikasi 0,006<0,05 . Selanjutnya peneliti mengetahui nilai rata-
rata tertinggi diperoleh oleh kelas eksperimen dengan nilai 8. Sedangkan kelas kontrol
dengan memperoleh nilai rata-rata 7 disini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Ha
diterima, artinya dapat pengaruh stretegi pembelajaran joyful learning terhadapt hasil
belajar pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Nurussalam Mantingan
Ngawi
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka peneliti menyarankan untuk:
1. Para siswa MI Nurussalam Mantingan Ngawi untuk lebih giat, semangat dan
menambah keaktifan dalam belajar Sejarah Kebudayaan Islam karena
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam adalah pelajaran yang membantu
memahami sejarah zaman Nabi SAW.
2. Guru, sekolah atau Lembaga MI Nurussalam Mantingan Ngawi diharapkan
mampu kreatif dan mendorong para siswa untuk menerapkan atau berinovasi
dalam pembelajaran dan mengkatkan hasil belajar siswa dengan menggunakan
stretegi pembelajaran joyful learning, karena terbukti adanya strategi tersebut
diterapkan mampu meninggkatkan hasil belajar siswa.
3. Para peneliti yang akan datang dapat meneruskan penelitiannya dengan
menggunakan penelitian yang sama, yaitu stretegi pembelajaran joyful
learning di MI Nurussalam Mantingan Ngawi

Anda mungkin juga menyukai