Oleh:
NURUL LATIFAH MUNAWAROH
( NIM : 22.08.962 )
Dosen Pengampu :
Dr. Murdianto, M.S.I
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM SUNAN GIRI
PONOROGO
TAHUN 2022
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................................3
B. Rumusan Masalah............................................................................................6
C. Tujuan Penelitian.............................................................................................7
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka................................................................................................8
1. Penelitian Yang Relevan..................................................................................8
2. Deskripsi Teori.................................................................................................9
B. Kerangka Pikir..................................................................................................28
D. Hipotesis..........................................................................................................30
BAB III METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian...............................................................................................31
B. Populasi dan Sampel......................................................................................31
1. Populasi............................................................................................................31
2. Sampel..............................................................................................................31
C. Instrumen Penelitian......................................................................................32
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................................33
E. Teknik Analisis Data......................................................................................34
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini, sudah tidak dapat dielakkan lagi bahwa minat untuk belajar
seseorang akan mudah sekali naik turun. Agar minat untuk belajar ini senantiasa
tetap naik dalam waktu ke waktu, maka setiap siswa harus belajar. Agar
keinginan untuk tetap terus belajar itu ada dan semakin meningkat frekuensinya,
maka setiap siswa tentu saja harus memiliki motif-motif tertentu yang
menyebabkan ia harus tetap semangat belajar. Keseluruhan motif-motif yang
menjadikan seseorang menjadi semangat belajar ini, secara umum dapat
dikatakan sebagai motivasi. Maksud dari motivasi disini adalah keadaan dalam
diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu. Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Seseorang yang mempunyai intelegensi yang cukup tinggi, bisa gagal
karena kurang adanya motivasi dalam belajarnya.
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hastrat dan
keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.
Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. 19 Menurut Simamora dalam Hefa2
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi
guru maupun siswa. Pentingnya motivasi belajar bagi siswa sebagai berikut :
2
2Hefa. Manfaat Motivasi Dalam Pembelajaran. 26 Oktober 2016. Jam 11.45 WITA.
http://hefamandiri.blogspot.co.id/2015/11/manfaat-motivasi-dalam-pembelajaran.html.
Pentingnya motivasi bagi guru adalah sebagai berikut :
Saat ini, banyak siswa yang kurang termotivasi untuk belajar. Hal tersebut
dapat dilihat dari sikap siswa yang acuh terhadap proses pembelajaran, tidak
memperhatikan guru ketika menjelaskan materi serta tidak mengerjakan tugas
yang diberikan oleh guru. Hal ini tentunya bukanlah fenomena yang langkah
dalam dunia pendidikan. Menurut peneliti salah satu penyebab kurangnya
motivasi belajar tersebut kurangnya kreativitas guru dalam mengembangkan
metode dalam proses pembelajaran.
Metode pembelajaran adalah suatu cara atau upaya yang dilakukan oleh
para pendidik agar proses belajar-mengajar pada siswa tercapai baik tujuan.
Metode pembelajaran ini sangat penting dilakukan agar proses belajar mengajar
tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut suntuk,
3
Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah; Metode dan Tekhnik Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam, (Cet. II; Bandung: PT. Refika Aditama, 2013, h. 101.
dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut
dengan mudah.
Guru hendaknya memilih metode belajar yang tepat dan bervariasi dan
bisa mengembangkan metode yang dipilih sehingga dapat membangkitkan
semangat siswa dan siswa merasa jenuh dalam menerima pelajaran serta siswa
dapat menampung semua kepentingan siswa yang diberikan oleh gurunya dan
mencari informasi-informasi lain terkait hal yang diberikan oleh gurunya. Oleh
karena itu, siswa memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda satu sama
lainnya. Ada siswa yg hanya butuh sedikit waktu untuk memahami suatu materi
tetapi ada juga siswa yang membutuhkan banyak waktu baru ia bisa memahami
materi yang diberikan. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai oleh
seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar
siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah penelitian ini
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di
SMPN 1 Takeran?
4
Syaiful Bahri Djamarah; Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan Teoretis
Psikologis, (Cet.III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 229-231.
2. Apakah gaya belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa di SMPN 1
Takeran?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
A. Tinjauan Pustaka
2. Deskripsi Teori
a. Metode Pembelajaran
6
Tampubolon, Saur. 2014. Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Pendidik dan
Keilmuan. Jakarta: Erlangga.h.118.
7
Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
Bandung: Yrama Widya.h.70.
8
Pangewa, Maharuddin. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Penerbit UNM. h. 135.
Macam-Macam Metode Pembelajaran Metode pembelajaran
sangatlah banyak dan beraneka ragam. Setiap metode mempunyai kelebihan
dan kekurangan dibanding dengan metode lain. Dalam pembelajaran
pendidik sering kali menggunakan metode secara variasi. Adapun metode
yang digunakan itu berdiri sendiri, tergantung kepada pertimbangan yang
didasarkan pada situasi pembelajaran yang relevan.
9
Ibid. h. 147.
10
Ibid. h. 149
demonstrasi, metode diskusi, dan metode simulasi”. Sedangkan, Menurut
Nurhayati11ada beberapa metode dalam pembelajaran yaitu “metode ceramah,
metode diskusi, metode tanya jawab, metode demostrasi, metode kooperatif,
metode eksperimen, metode widyawisata serta metode proyek”. Untuk lebih
jelas diuraikan tentang metode pembelajaran sebagai berikut :
a. Metode Ceramah
11
Nurhayati. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Penerbit UNM. h. 66.
12
Sudirman N., dkk., Ilmu Pendidikan: Kurikulum, Program Pengajaran, Efek Instruksional dan
Pengiring, CBSA, Metode Mengajar, Media Pendidikan, Pengelolaan Kelas, Evaluasi Hasil Belajar (Cet.
3; Bandung: Remadja Karya, 1989), h. 113.
13
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Cet. 15; Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h. 200.
14
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi (Cet. 1; Jakarta: ArRuzz Media,
2013), h. 286.
Sebagai metode pembelajaran yang berisi prosedur yang baku
untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran,15 metode ceramah diterapkan
dalam kegiatan pembelajaran melalui prosedur yang terdiri atas; memulai
ceramah, menyajikan materi baru, dan menutup ceramah. Meskipun
memliki banyak kelemahan, metode ceramah dipandang sebagai satu-
satunya metode pembelajaran yang paling ekonomis dan paling efektif
dalam mengatasi kekurangan literatur atau rujuan yang sesuai dengan
jangkauan daya beli dan daya paham mahapeserta didik.16 Oleh karena
itu, metode ceramah merupakan salah satu alternatif bagi guru yang dapat
divariasikan dengan metode pembelajaran lain, sesuai dengan sifat materi
dan tujuan pelajaran yang hendak dicapai.
b. Metode Demonstrasi
15
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 198.
16
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 200
17
Sudirman N., dkk., Ilmu Pendidikan, h. 133.
sengaja didatangkan khusus untuk itu, disebut metode demonstrasi.
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang paling
sederhana dibandingkan dengan metode-metode pembelajaran lainnya.
Proses penerapan metode demonstrasi melalui tiga tahapan, yaitu tahap
perencanaan dan persiapan, tahap pelaksanaan, serta tahap tindak lanjut
dan evaluasi.
c. Metode Diskusi
18
Sudirman N., dkk., Ilmu Pendidikan, h. 134.
19
Jamil Suprihatiningrum, Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi, h. 287.
dan jumlah pesertanya, diskusi dibedakan atas; diskusi informal, diskusi
formal, diskusi panel, dan diskusi symposium.20
d. Metode Simulasi
20
Zakiah Daradjat, dkk., Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, h. 292
21
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, h. 205
dan penguasaan materi yang memadai sehingga suasana kelas menjadi
lebih kondusif.
g. Metode Eksperimen
22
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, h. 220.
merupakan salah satu alternatif bagi guru dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran yang dapat dikombinasikan dengan metode
pembelajaran yang lain.
h. Metode Widyawisata
Metode widyawisata merupakan metode pembelajaran yang
dilaksanakan dengan mengajak siswa belajar diluar kelas untuk dapat
memperoleh berbagai pengalaman sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya, serta pemantapan pemahamannya
terhadap sikap dan nilai. Menurut Nurhayati, Adapun kelebihan dan
kelemahan dari metode widyawisata sebagai berikut :
Kelebihan dari metode widyawisata yaitu :
1) Siswa dapat memanfaatkan inderanya secara optimal.
2) Untuk memperlihatkan kepada siswa penerapan dari informasi yang
telah diperoleh sebelumnya.
3) Siswa dapat menjawab masalah-masalah dengan melihat, mendengar,
dan membuktikan langsung pada objeknya.
Adapun kelemahan dari metode ini antara lain:
1) Kadang-kadang ada siswa yang tidak memanfaatkan waktu dengan
baik.
2) Jika guru menerapkan metode eksperimen tanpa perencanaan yang
mantap, maka akan mengganggu rencana pelajaran
i. Metode Proyek
Metode proyek dapat diterapkan dengan cara siswa diminta
menghubungkan sebanyak mungkin pengetahuan yang telah diperoleh.
Menurut Nurhayati, Adapun kelebihan penggunaan metode proyek antara
lain :
1) Merangsang minat siswa terhadap ilmu alam.
2) Memenuhi rasa ingin tahu siswa.
3) Melatih siswa dalam memecahkan suatu masalah.
4) Melatih siswa menelaah dan memandang suatu materi pelajaran
dalam konteks yang lebih luas.
c. Gaya Belajar
1. Pengertian Gaya Belajar
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi karena
pengalaman yang diperoleh. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar
dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuan,
pemahaman sikap dan tingkah laku keterampilan, kecakapan, kebiasaan,
serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. 23
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan
serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,
mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.24 Secara psikologis belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Penulis berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah
laku yang relatif tetap untuk mencapai kepandaian, yang terjadi karena
pengalaman yang diperoleh. Sesuai firman Allah yang berbunyi:
23
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar mengajar (Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 2010), h. 5
24
Sadirman, Interaksi & motivasi Belajar mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 20.
25
Al-Qur’an dan Terjemahnya, 904.
Ayat tersebut menjelaskan bahwa Sumber ilmu pengetahuan apa pun
disiplinnya adalah Allah. Dia yang mengajar manusia dan mengilhaminya.
Dengan upaya manusia sendiri menggunakan potensi-potensi yang
dianugerahkan Allah, manusia dapat belajar akan hal-hal yang tidak
diketahuinya. Proses belajar untuk mencapai kepandaian ini harus
dilakukan berulang-ulang bukan didapatkan secara instan.
Dengan mengetahui atau menyadari gaya belajar, akan mempermudah
kita untuk menuntut Ilmu, dengan ilmu akan mempermudah jalan kita
menuju surga. Dengan ilmu kita dapat mengetahui mana perbuatan yang
baik dan mana perbuatan yang buruk, mana perbuatan yang tidak boleh
dilaukan dan mana perbuatan yang boleh dilakukan sesuai Al Qur’an dan
Hadist. Sesuai hadist berikut ini:
َق َل ط
ً ف ٍْ ِٔ ِعي تَ ْ ب ٌَي ِ ٌْس
ِ ط ًَب َسهَّ ْ َِ ُس َُٔ ُق َو هلال
َ ى ً ٍَ ى ِ ب إ ِ ٌْس
Artinya: Barang siapa yang menempuh suatu jalan untuk menuntut ilmu,
Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga (HR MUSLIM)
Dari ayat Al Qur’an dan Hadist tersebut dapat diketahui bahwa betapa
pentingnya menuntut ilmu itu, dan mampu mengajarkan kepada orang
lain, sehingga ilmu yang kita miliki itu mampu mengantarkan kita
kedalam surga. Gaya belajar merupakan suatu kebiasaan yang
diperlihatkan oleh individu dalam memproses informasi dan pengetahuan
serta mempelajari suatu keterampilan.26 Dengan seseorang mengetahui
atau menyadari gaya belajar akan mempermudah baginya untuk menuntut
ilmu.
Gaya belajar atau learning lifestyle siswa yaitu cara ia bereaksi dan
menggunakan perangsang-perangsang yang diterimanya dalam proses
26
Sobri Sutikno, Belajar dan Pembelajaran (Lombok: Holistika, 2013), h. 14.
belajar mengajar.27 Perangsang-perangsang tersebut merupakan suatu
tindakan yang diterima oleh peserta didik pada saat proses belajar
Gaya belajar adalah cara berpikir, merasa, mengamati, dan bertingkah
laku yang konsisten serta memiliki nilai seni yang pada setiap orang
cenderung berbeda. Peserta didik satu dengan yang lainnya memiliki cara-
cara tersendiri, gaya belajar tersendiri dalam menyerap pembelajaran yang
diberikan. Gaya belajar merupakan sebuah pendekatan yang menjelaskan
mengenai bagaimana individuu belajar atau cara yang ditempuh oleh
masing masing orang untuk berkonsentrasi pada proses, dan menguasai
informasi yang sulit dan baru melalui persepsi yang berbeda.28
Gaya belajar peserta didik adalah kombinasi dari bagaimana peserta
didik menyerap, lalu mengatur, dan mengolah informasi.
Siswa sebagai peserta didik merupakan subyek yang terlibat dalam
proses belajar. Karena setiap individu memiliki keunikan sehingga dalam
proses belajarnya pun terdapat keunikan pula. Ada murid yang cepat
dalam belajar, ada yang lambat, ada yang kreatif.29
Dengan demikian, dapat dipahami bahwa yang dimaksud gaya belajar
adalah suata cara seseorang dalam menerima, menangkap, memahami
pembelajaran yang telah diberikan oleh guru. Dimana setiap peserta didik
memiliki keunikan tersendiri dalam belajar atau cara-cara tersendiri dalam
memperoleh suatu ilmu pembelajaran. Sehingga tiap siswa memiliki
kecenderungan kemampuan yang berbeda-beda.
Ada beberapa karakteristik model belajar ini yang tak semua orang
bisa melakukannya. Pertama adalah menempatkan tangan sebagai alat
penerima informasi utama agar terus bisa mengingatnya. Kedua, hanya
dengan memegang bisa menyerap informasinya tanpa harus membaca
penjelasannya. Karakter ketiga adalah termasuk orang yang tidak bisa
tahan duduk terlalu lama untuk mendengarkan pelajaran. Keempat,
belajar lebih baik apabila disertai dengan kegiatan fisik. karakter
terakhir orang yang memiliki gaya belajar ini memiliki kemampuaan
mengoordinasikan sebuah tim dan ke mampuan mengendalikan gerak
tubuh. Seseorang yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar
melalui bergerak, menyentuh, dan melakukan. Peserta didik seperti ini
31
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran, h. 181.
32
Ihsana El Khuluqo Belajar Dan Pembelajaran, h. 31.
sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk
beraktifitas dan eksp;orasi sangatlah kuat.33
33
Ihsana El Khuluqo, Belajar Dan Pembelajaran, h. 32
34
Mulyono, Strategi Pembelajaran (malang: UIN-maliki Pers, 2011), h. 219.
1. Pengertian Hasil Belajar
35
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi Paikem (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017)
h. 7.
36
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, 18 ed. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 88
37
Nandang Kosasih, Pembelajaran Quantum Dan Optimalisasi Kecerdasan (Bandung: Alfabeta, 2013),
h. 38.
a) Aspek kognitif. Penggolongan tujuan ranah kognitif oleh
Bloom dalam (Dimyati 2006:202-204) mengemukakan adanya
6 (enam) kelas/ tingkat yakni:
(1) Pengetahuan, dalam hal ini siswa diminta untuk
mengingat kembali satu atau lebih dari fakta-fakta yang
sederhana.
(2) Pemahaman, yaitu siswa diharapkan mampu untuk
membuktikan bahwa ia memahami hubungan yang
sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.
(3) Penggunaan/ penerapan, disini siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan untuk menyeleksi atau memilih
generalisasi/ abstraksi tertentu (konsep, hukum, dalil,
aturan, cara) secara tepat untuk diterapkan dalam suatu
situasi baru dan menerapkannya secara benar.
(4) Analisis, merupakan kemampuan siswa untuk
menganalisis hubungan atau situasi yang kompleks atau
konsep-konsep dasar.
(5) Sintesis, merupakan kemampuan siswa untuk
menggabungkan unsur-unsur pokok ke dalam struktur
yang baru.
(6) Evaluasi, merupakan kemampuan siswa untuk
menerapkan pengetahuan dan kemampuan yang telah
dimiliki untuk menilai suatu kasus. Dalam proses belajar
mengajar, aspek kognitif inilah yang paling menonjol dan
bisa dilihat langsung dari hasil tes. Dimana disini
pendidik dituntut untuk melaksanakan semua tujuan
tersebut. Hal ini bisa dilakukan oleh pendidik dengan
cara memasukkan unsur tersebut ke dalam pertanyaan
yang diberikan. Pertanyaan yang diberikan kepada siswa
harus memenuhi unsur tujuan dari segi kognitif, sehingga
peserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan.
b) Aspek afektif
c) Aspek psikomotorik
a. Faktor eksternal, yaitu faktor yang datang dari luar diri peserta
didik seperti cara orang tua mendidik, suasana rumah, ekonomi
keluarga.
b. Faktor internal, yaitu faktor yang timbul dari siswa itu sendiri
yang sifatnya seperti:
1) Faktor jasmaniyah, seperti cacat tubuh dan kesehatan.
2) Faktor psikologis, seperti intelegensi, perhatian, minat,
bakat, kesiapan dalam belajar.38
B. Kerangka Pikir
39
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, h. 130.
mencoba menerapkan beberapa metode secara variatif yaitu metode ceramah,
diskusi, tanya 39 jawab, serta demonstrasi yang diharapkan dapat menumbuhkan
motivasi belajar siswa agar dapat mencapai hasil yang maksimal dalam belajar.
Metode Pembelajaran H1
H2 (X1)
D. Hipotesis
H01 : “Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa
di SMPN 1 Takeran”
Ha1 : “Terdapat pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa di
SMPN 1 Takeran”
H02 : “Tidak terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMPN
1 Takeran”.
Ha2 : “Terdapat pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar siswa di SMPN 1
Takeran”.
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
2. Sampel
C. Instrumen Penelitian
40
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet. XV; Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 90.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 96.
42
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet. XV; Bandung:
Alfabeta, 2007), h. 90.
suatu sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu
fenomena sosial”. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis instrumen
angket atau kuesioner dengan pemberian skor sebagai berikut:
43
5Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Cet. I; Jakarta: LP3ES, 1989), h.
12
1. Mengajukan judul penelitian kepada pimpinan fakultas untuk mendapatkan
persetujuan, pengesahan, dan penetapan pembimbing skripsi.
2. Mengumpulkan dan mengkaji literatur dari berbagai sumber yang relevan.
3. Menyusun proposal untuk mendapatkan perizinan dari pihak-pihak yang
terkait.
4. Memilih metodologi penelitian yang tepat berdasarkan pedoman penyusunan
karya ilmiah yang digunakan.
5. Mengolah dan menganalisis data untuk memperoleh hasil dan kesimpulan.
6. Menyajikan laporan hasil penelitian untuk mendapatkan persetujuan dari
dosen pembimbing
∑ X Y rxy =
√ (∑ X 2)
(∑ Y 2)
dimana:
44
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, h. 15.
Derajat korelasi digambarkan secara kuantitatif dengan koefisien korelasi, bahwa
suatu korelasi dikatakan positif bila tiap kenaikan unit di dalam suatu variabel,
terdapat kenaikan unit yang seimbang (proporsional) di dalam variabel lainnya.
Sebaliknya, suatu korelasi dikatakan negatif bila tiap kenaikan unit di dalam suatu
variabel, terdapat penurunan unit yang seimbang (proporsional) di dalam variabel
lainnya. Harga rhitung kemudian dibandingkan dengan harga rtabel dengan derajat
nyata tertentu, sehingga hipotesis H0 diterima atau ditolak, atau sebaliknya, H1
diterima atau ditolak.
45
7 Sudirman N, dkk; Ilmu Pendidikan: Kurikulum, Program Pengajaran, Efek Instruksional dan
Pengiring, CBSA, Metode Mengajar, Media Pendidikan, Pengelolaan Kelas, Evaluasi Hasil Belajar, (Cet.
III; Bandung: Remadja Karya, 1989), h.. 299.
Daftar Pustaka
M. Nur Ghufron, Gaya Belajar Kajian Teoritik (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013)
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses Belajar mengajar (Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 2010), h. 5
Nurhayati. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Makassar: Penerbit UNM.
Pangewa, Maharuddin. 2010. Perencanaan Pembelajaran. Makassar: Penerbit UNM.
Sadirman, Interaksi & motivasi Belajar mengajar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)
Slameto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang mempengaruhinya, 6 ed. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2013)
Sudirman N., dkk., Ilmu Pendidikan: Kurikulum, Program Pengajaran, Efek
Instruksional dan Pengiring, CBSA, Metode Mengajar, Media Pendidikan,
Pengelolaan Kelas, Evaluasi Hasil Belajar (Cet. 3; Bandung: Remadja Karya,
1989),
Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi Dilengkapi dengan Metode R & D, (Cet.
XV; Bandung: Alfabeta, 2007)
Sobri Sutikno, Belajar dan Pembelajaran (Lombok: Holistika, 2013)
Syaiful Bahri Djamarah; Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu
Pendekatan Teoretis Psikologis, (Cet.III; Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010)
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran