Anda di halaman 1dari 11

KAWISTARA

VOLUME 2 No. 3, 22 Desember 2012 Halaman 225-328

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH


TERHADAP PENGGUNAAN LEMBAGA BANK
SYARIAH: STUDI DI PROPINSI DAERAH ISTIMEWA
YOGYAKARTA
Duddy Roesmara Donna
Minat Studi Ekonomi Islam
Program Studi Agama dan Lintas Budaya Sekolah Pascasarjana Universitas Gajah Mada
Email: duddyroes@yahoo.com

ABSTRACT
This research aims to analyze factors that affect the using of sharia nance institution in the Province of
DIY. This research involved 150 respondents distributed throughout Yogyakarta City, Bantul Regency,
Kulon Progo, Gunungkidul Regency, and Sleman Regency. A purposive non-probability sampling
method was used to predict population behavior, with factor analysis as a tool of analysis. The
preference of using sharia nance institution was affected by institution factor, including institutional
ones, loyalty of Islamic law, service, and the suitability of product.
Keywords: preference, sharia nance institution, factor analysis.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penggunaan
lembaga keuangan syariah di Provinsi DIY. Penelitian dilakukan dengan 150 responden yang terbagi
di setiap wilayah, yaitu Kota Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten
Gunungkidul, dan Kabupaten Sleman. Metode sampel non probabilitas dengan sampel purposif
digunakan untuk memprediksi perilaku populasi dengan analisis faktor sebagai alat analisisnya.
Preferensi masyarakat Provinsi DIY terhadap lembaga keuangan syariah dipengaruhi oleh faktor
kelembagaan, faktor ketaatan terhadap syariah Islam, faktor pelayanan, dan faktor kesesuaian produk.

Kata Kunci: preferensi, lembaga keuangan syariah, analisis faktor

285
Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 285-295

PENGANTAR aspek syariah (penerapan prinsip syariah,


Fungsi intermediasi adalah salah satu keseseuai dengan ajaran Islam, dan tidak
fungsi yang penting dalam perekonomian. ada riba). Nasabah tetap mempertahankan
Lembaga keuangan syariah merupakan rekening di bank konvensional karena
salah satu lembaga yang berperan penting aksesibilitas dan fasilitas bank konvensional
pada proses intermediasi tersebut. Masih lebih bagus dibanding bank syariah serta
banyak permasalahan yang muncul pada kebijakan kantor / bisnis yang berhubungan
penerapan lembaga keuangan syariah. dengan bank konvensional. Sedangkan
Seringkali masyarakat masih menganggap alasan paling dominan bagi nasabah bank
bahwa tidak ada bedanya meminjam di konvensional tidak berminat terhadap
lembaga keuangan syariah dengan di produk bank syariah disebabkan oleh
lembaga keuangan konvensional. Beberapa informasi tentang lembaga keuangan syariah
mereka melihat bahwa meminjam di lembaga masih kurang memadai. Preferensi dan
keuangan syariah lebih mahal dan lebih sumber informasi nasabah tentang bank
berbelit-belit prosedurnya dibandingkan syariah juga dianalisis dalam penelitian
lembaga keuangan konvensional. Beberapa ini. Aspek yang akan dianalisis lebih lanjut
bahkan lembaga keuangan syariah hanya adalah sumber informasi bank syariah, lokasi
merupakan bentuk “kelatahan” akan kondisi ideal bank syariah, busana yang dikenakan
perekonomian, dan tak ada bedanya dengan bagi karyawan pria dan wanita, serta bahasa
kapitalisme syariah. yang digunakan dalam penamaan produk
Meskipun terdapat perubahan ke arah lembaga keuangan syariah. Hasil analisis ini
yang lebih baik (ada kecenderungan lembaga akan digunakan sebagai bahan pendukung
keuangan syariah untuk meningkatkan dalam penyusunan strategi pemasaran
pangsa pembiayaan dengan prinsip bagi yang akan direkomendasikan untuk bank
hasil), tetapi ketimpangan antara pembiayaan syariah. Keberadaan dan tampilan kantor
dengan prinsip bagi hasil dan jual beli sewa merupakan sumber informasi utama bagi
masih relatif besar. Total pembiayaan dengan nasabah bank di wilayah Propinsi DIY untuk
prinsip bagi hasil tidak pernah lebih dari mendapatkan informasi tentang lembaga
setengah total pembiayaan dengan prinsip keuangan syariah. Lokasi yang dianggap
jual beli. Hal tersebut merupakan sebuah ideal bagi nasabah untuk mendirikan
fenomna yang menarik karena diharapkan kantor adalah di daerah bisnis (toko/pasar).
pembiayaan dengan prinsip bagi hasil lebih Karyawan Wanita bank syariah sebaiknya
mendominasi (Donna, 2006). menggunakan jilbab, sedangkan karyawan
Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil pria tidak harus menggunakan pakaian koko
diharapkan lebih menggerakkan sektor riil dan peci. Produk bank syariah sebaiknya
karena menutup kemungkinan disalurkannya menggunakan bahasa Indonesia dalam
dana pada kepentingan konsumtif dan penamaan produknya.
hanya pada usaha produktif. Bila ditinjau Hasil riset tersebut menunjukkan
dari konsep bagi hasil, maka harus ada return bahwa ada masalah di dalam industri
yang dibagi, hal tersebut hanya bisa terjadi lembaga keuangan syariah. Produk yang
bila uang digunakan untuk usaha produktif. ada dalam lembaga keuangan syariah
Bila ditinjau dari prinsip ketaatan terhadap masih kearab-araban, bagi beberapa orang
syariah, pembiayaan dengan prinsip jual beli hal ini merupakan masalah karena kendala
dan sewa menimbulkan celah lebih besar pemahaman bahasa. Masalah lain adalah
untuk melakukan penyimpangan terhadap nasabah lembaga keuangan syariah sama
prinsip syariah (Donna, 2006). dengan nasabah bank konvensional.
Menurut Wijaya (2006), alasan utama Hasilnya adalah banyaknya oating costumer
nasabah yang hanya memiliki rekening yang ada di lembaga keuangan syariah. Hal
di lembaga bank syariah adalah kekhasan ini tak lepas dari kemiripan produk dan

286
Duddy Roesmara Donna -- Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Lembaga
Bank Syariah: Studi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

sistem lembaga keuangan syariah dengan Permasalahan dalam penelitian


bank konvensional. Lembaga keuangan ini adalah faktor apa sajakah yang
syariah masih belum bisa menggeser jual mempengaruhi permintaan pembiayaan
beli (murabahah) sebagai produk unggulan dengan bagi hasil (uncertainty contract) dan
mereka dengan bagi-hasil (mudharabah) jual beli/sewa (certainty contract).
yang lebih berjiwa ekonomi syariah. Penelitian ini bertujuan untuk
Bank syariah merupakan salah satu mengidentikasi faktor-faktor yang
bentuk lembaga keuangan syariah. Penelitian mempengaruhi pemilihan model pembiayaan
ini memperluas cakupan karena banyak pada lembaga keuangan syariah.
macam lembaga keuangan syariah selain Schaik berpendapat bahwa salah satu
bank yang mungkin cocok bagi sekelompok dari prinsip Ekonomi Islam yang melandasi
masyarakat. bank syariah adalah larangan riba (Schaik,
Terdapat keunikan dan perbedaan 2001). Untuk menghindari riba sistem bagi
dalam pemanfaatan dana pada lembaga hasil dan risiko merupakan solusi yang
keuangan syariah dan konvensional. Dalam disarankan. Prinsip utama dalam bank
lembaga keuangan konvesional pemanfaatan syariah adalah keuangan yang didasarkan
dilakukan dengan cara meminjamkan uang perdagangan dan berbagi risiko dengan
dengan jangka waktu tertentu dengan tingkat mitranya.
keuntungan (suku bunga) yang ditetapkan Dalam penelitian Nasution (2006),
di awal perjanjian. Dalam lembaga keuangan yang berjudul “Analisis Potensi dan Preferensi
syariah terdapat dua macam prinsip Masyarakat terhadap Bank Syariah di Wilayah
pembiayaan yang sering digunakan, yaitu Kota Medan”, diteliti mengenai preferensi
prinsip bagi hasil dan prinsip jual beli sewa. masyarakata Kota Medan terhadap bank
Prinsip bagi hasil dalam lembaga Syariah dengan menggunakan metode
keuangan syariah mengharuskan peminjam pearson product moment. Preferensi yang
menggunakan dana untuk usaha produktif digunakan dalam penelitian tersebut, yaitu
dan tidak memungkinkan untuk penggunaan (1) keuntungan relatif, (2) keterbukaan
konsumtif karena harus ada pendapatan informasi, (3) kompabilitas, (4) kompleksitas,
usaha yang dibagikan ke pihak bank. dan (5) triabilitas.
Prinsip bagi hasil terdiri dari pembiayaan Lembaga Penelitian Instititut Pertanian
mudharabah dan musyarakah. Prinsip jual Bogor (2004) menyatakan bahwa faktor-faktor
beli dan sewa membuka kemungkinan yang mempengaruhi masyarakat dalam
untuk penggunaan dana tujuan konsumtif menggunakan bank syariah di Jawa Barat
meskipun tidak tertutup kemungkinan dapat ditelaah dengan menggunakan model
untuk usaha produktif. Prinsip jual beli dan logit. Faktor-faktor yang mempengaruhi
sewa terkesan lebih diminati oleh lembaga masyarakat dalam mengguakan produk
keuangan syariah karena relatif lebih aman maupun jasa bank syariah , yaitu (1) pekerjaan
(keuntungan ditentukan di depan) dan tidak utama, pengusaha vs non-pengusaha, (2)
memerlukan pengawasan yang ketat seperti penghasilan, rendah vs non-rendah, (3)
prinsip bagi hasil. Berdasarkan fakta yang aksesibilitas, (4) keterbukaan terhadap
ada, diduga terdapat karakteristik yang informasi, (5) penerimaan terhadap bank
berbeda pada kedua model pembiayaan di konvensional, (6) pertimbangan memilih
atas. Dengan konsep dan karakteristik yang bank karena lokasi/akses, (7) pertimbangan
berbeda maka diduga faktor-faktor yang memilih bank karena pelayanan, (8)
mempengaruhi permintaan kedua macam pertimbangan memilih bank karena
pembiayaan tersebut juga berbeda sehingga kredibilitas, (9) pertimbangan memilih bank
diperlukan langkah yang berbeda pula karena fasilitas, (10) pertimbangan memilih
untuk membuat kebijakan terhadap kedua bank karena statusnya, (11) pengguna
jenis pembiayaan tersebut. jasa bank konvensional – pinjaman, (12)

287
Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 285-295

pengguna jasa bank konvensional – layanan terhadap informasi, (4) pertimbangan


jasa, (13) tingkat pengetahuan terhadap bank kemapanan dan asesibilitas bank, (5)
syariah. pengetahuan terhadap bank, dan (6) status
Pusat Pengkajian Bisnis dan Ekonomi nasabah bank syariah saja. Adapun variabel-
Islam Fakultas Ekonomi Universtias variabel yang mempengaruhi masyarakat
Brawijaya (2000) menyebutkan bahwa untuk ingin menggunakan produk atau
variabel-variabel penting dalam meneliti jasa perbankan syariah sebagai berikut: (1)
preferensi masyarakat Jawa Timur adalah pendidikan non formal baik keagamaan
(1) perilaku masyarakat, (2) karakteristik maupun bisnis, (2) jenis pekerjaan pengusaha
masyarakat, (3) stimuli pasar, dan (4) dan karyawan, (3) keterbukaan terhadap
stimuli lainnya. Metode penelitian yang informasi, (4) pengetahuan terhadap bank
dipakai adalah dengan estimasi model syariah, (5) kesan terhadap bank syariah, (6)
logit. Kesimpulan yang diperoleh dari Persetujuan terhadap prinsip syariah dan (7)
penelitian tersebut menyatakan bahwa dari status responden (nasabah bank konvensional
hasil estimasi logit masyarakat indivual, dan non-nasabah bank). Faktor-faktor yang
keputuasan untuk tidak memilih bank menjadi pertimbangan masyarakat dalam
syariah dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu: memilih bank, baik bank konvensional
(1) payment period, (2) warranties, (3) location, maupun bank syariah, relatif sama. Faktor-
(4) economic circumtances, (5) role and statues, Faktor utama tersebut: (1) aksesibilitas, (2)
(6) age and life stages, dan (7) family, serta (8) kredibilitas, (3) profesionalisme pelayanan,
Pendidikan. Sedangkan hasil estimasi logit dan (5) faslilitas pelayanan. Bunga/bagi hasil
dari responden perusahaan mengindikasikan tidak menjadi faktor pertimabangan utama
bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi dalam hal ini.
perusahaan untuk memilih bank syariah Lembaga Penelitian Universitas Andalas
atau bank konvensional, yaitu (1) service, (2) bekerjasama dengan Bank Indonesia Padang
size, (3) brand name, (4) reference group. Dari (2001) melakukan penelitian tentang
keempat faktor yang ada, faktor reference potensi, preferensi, dan perilaku masyarakat
group yang memiliki posisi paling dominan. terhadap bank syariah di Sumatera Barat,
Hasil penelitian Direktorat Perbankan dengan menggunakan model regresi logit
Syariah – Bank Indonesia – dengan Institut (logistic regression model) menyebutkan
Pertanian Bogor (2004), mengenai potensi, bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
preferensi dan perilaku masyarakat terhadap persepsi dan preferensi masyarakat untuk
bank syariah di Wilayah Kalimantan Selatan memilih bank konvensional sebagai berikut:
menyatakan bahwa variabel-variabel yang (1) variabel sosio-ekonomi, (2) variabel
mempengaruhi keputusan masyarakat untuk pelayanan, (3) variabel aksebilitas, dan
menggunakan produk atau jasa perbankan (4) variabel keamanan. Adapun faktor-
syariah di Kalimantan Selatan, yaitu (1) jenis faktor yang mempengaruhi persepsi dan
pekerjaan, (2) pertimbangan profesionalisme preferensi masyarakat untuk memilih Bank
dan aksesibilitas bank, (3) tingkat Syariah adalah (1) faktor sosio-ekonomi,
pengetahuan tentang bank syariah, (4) posisi (2) faktor pemahaman tentang bagi hasil,
tokoh keagamaan, (5) persepsi terhadap dan (3) faktor pemahaman terhadap bank
bunga yang bertentangan dengan agama, syariah. Hasil penelitan di Sumatera Barat
(6) kesan positif terhadap bank syariah, dan menemukan bahwa nasabah bank syariah
(7) keberadaan bank syariah. Sedangkan umumnya berasal dari golongan masyarakat
keputusan yang mempengaruhi masyarakat menengah-atas. Perbedaan ini disebabkan
untuk terus menggunakan produk atau oleh perkembangan yang lebih baik di
jasa perbankan syariah disebabkan oleh: (1) lembanga perbankan syariah di Jawa Barat,
Variabel-variabel tingkat pendidikan, (2) dibandingkan dengan di Sumatera Barat.
pendidikan formal bisnis, (3) keterbukaan Hal ini dikarenakan jumlah bank syariah

288
Duddy Roesmara Donna -- Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Lembaga
Bank Syariah: Studi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

yang masih terbatas, informasi mengenai 1. Tujuan: memiliki dua fungsi utama
sistem operasi bank syariah juga terbatas yaitu mengidentikasi dasar konstruk
yang akan mengakibatkan ketidak-tahuan (variabel yang terbentuk dari indikator
golongan menengah-atas terhadap prosedur yang telah dikelompokkan) dalam
pembiayaan dan pengembalian pada data dan penyederhanaan untuk
bank syariah, yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah variabel suatu set
mempengaruhi preferensi mereka terhadap yang dapat dikendalikan.
bank syariah. 2. Metodologi: prosedur analisis faktor
Data yang digunakan dalam kegiatan dalam penerapannya menggunakan
ini meliputi primer. Data primer digali dari principal component dan common factor
preferensi masyarakat di Kota Yogyakarta, analysis.
Kabupaten Bantul, Kabupaten Kulon Progo,
Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Principal component merupakan sasaran
Sleman terhadap pembiayaan syariah. yang meringkas informasi dalam sejumlah
Karakteristik data yang digunakan adalah variabel yang besar ke dalam beberapa
data ordinal dengan skala likert (1 sampai 5). faktor. Secara konseptual principal component
Metode pemilihan sampel yang didasarkan pada total informasi dalam setiap
digunakan adalah non-probability dengan variabel. Secara normal principal component
metode purposive sampling. Populasi dalam analysis merupakan tahap pertama dalam
penelitian ini adalah masyarakat di Provinsi factor analysis dan akan digambarkan dari
DIY yang pernah menggunakan layanan di geometric perspective dalam konteks suatu
lembaga keuangan syariah. Dikarenakan sampel. Di dalam principal component analysis
jumlah populasi sulit diidentikasi, dibahas mengenai:
maka digunakan non probability sampling. • Factor yaitu penyederhanaan variabel
Penggunaan non probability dengan purposive atau konstruk di mana secara tidak
sampling merupakan metode sampling yang langsung diamati, tetapi kebutuhannya
mendasarkan pada kriteria tertentu dalam diduga dari input variabel.
penelitian. Kriteria yang digunakan adalah • How many factor merupakan berapa
responden yang pernah menggunakan banyak faktor yang terlibat dalam
pelayanan lembaga keuangan syariah. suatu model. Adanya jumlah yang
Jumlah sample direncanakan sebesar 150 pasti dari konstruk input variabel yang
yang tersebar di tiap kota/kabupaten di diukur. Konstruk didenisikan sebelum
Provinsi DIY. analisis serta diperoleh dari teori dan
Penelitian ini menggunakan metode pengetahuan mengenai situasi. Data
kuantitatif dengan pendekatan analisis faktor. merupakan faktor yang dianalisa sampai
Analisis Faktor merupakan teknik untuk konstruk ini muncul sebagai faktor.
mengombinasikan pertanyaan atau variabel • Eigenvalue criteria mewakili sejumlah
yang dapat menciptakan faktor baru serta variance dalam variabel awal yang
mengombinasikan sasaran untuk menciptakan dikumpulkan dengan sebuah faktor
kelompok baru secara berturut-turut. dengan kriteria lebih dari 1,0.
Dibentuk dari teknik analysis of interdependence • Screen plot criteria plot merupakan plot
karena mereka menganalisa interdependence dari eigenvalues berlawanan dengan
dari pertanyaan, variabel atau sasaran. sejumlah faktor supaya adanya
Tujuannya adalah menghasilkan pemahaman keturunan.
yang mendasari struktur pertanyaan, variabel, • Percentage of variance criteria merupakan
sasaran dan mengkombinasikannya ke dalam penurunan yang ditentukan di mana
variabel atau kelompok. Beberapa hal yang persentase yang dikumulatifkan dari
perlu diperhatikan dari analisis faktor sebagai variance diturunkan oleh faktor tingkat
berikut: kepuasan yang dicapai.

289
Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 285-295

• Signicance test criteria untuk • Key assumption biasanya terdapat faktor


menentukan signikansi statistik yang mendasari variabel dan variabel
dari sebagian eigenvalue dan secara lengkap dan cukup mewakili
mempertahankan beberapa faktor yang faktor ini.
merupakan statistik signikan. • Limitations of factor analysis dimana factor
• Factor scores salah satu output dari analysis merupakan proses subjektivitas
program factor analysis yang merupakan yang tinggi.
nilai untuk setiap faktor bagi seluruh
responden. Faktor diturunkan dalam Common factor analysis hanya berpusat pada
variabel di mana factor score dihitung variance (pengukuran jumlah informasi
dari pengetahuan variabel yang yang disampaikan oleh setiap faktor) yang
dikumpulkan. dibagikan diantara keseluruhan variabel dan
• Factor interpretation berdasarkan pada dapat diringkas sebagai metode transforming
factor loading merupakan hubungan the original variabel into new, noncorrelated
faktor ke variabel dan digunakan untuk variabel yang disebut faktor. Common factor
membantu menginterpretasikan faktor. analysis merupakan usaha peneliti untuk
• Communality merupakan persentase dari menemukan dasar dimensi di sekitar variabel
variance variabel yang mengkontribusi awalnya.
korelasi dengan variabel lainnya atau Secara garis besar, tahapan pada analisis
common untuk variabel lainnya. faktor sebagai berikut:
• Variance explained merupakan ringkasan 1. Memilih variabel yang layak
pengukuran yang mengindikasi dimasukkan dalam analisis faktor.
berapa banyak total variance awal Oleh karena analisis faktor berupaya
dari keseluruhan variabel faktor yang mengelompokkan sejumlah variabel,
mewakilinya. maka seharusnya ada korelasi yang
• Factor rotation menghasilkan beberapa cukup kuat diantara variabel, sehingga
solusi (loading dan factor score) untuk akan terjadi pengelompokkan. Jika
setiap data yang dibentuk dari factor sebuah variabel atau lebih berkorelasi
rotation dan dihasilkan oleh factor lemah dengan variabel lainnya, maka
rotation scheme. variabel tersebut akan dikeluarkan dari
analisis faktor. Alat seperti MSA atau
Alasan membentuk factor analysis pada Barlett’s Test dapat digunakan untuk
data adalah untuk memperoleh pandangan keperluan ini.
dari kelompok variabel yang muncul dan dapat 2. Setelah sejumlah variabel terpilih, maka
dilakukan dengan memilih satu, dua atau lebih dilakukan ektraksi variabel tersebut
input variabel untuk mewakili setiap faktor hingga menjadi satu atau beberapa
dan menganti input variabel awal dengan faktor. Beberapa metode pencarian
factor score. Factor analysis sebagai berikut: faktor yang sering digunakan adalah
• Application: factor analysis digunakan Principal Component dan Maximum
untuk mengidentikasikan dasar Likehood.
dimensi atau konstruk dalam data dan 3. Faktor yang terbentuk pada banyak
mengurangi sejumlah variabel dengan kasus, kurang menggambarkan
mengeliminasi kelebihannya. perbedaan diantara faktor-faktor yang
• Input: menggunakan sekumpulan nilai ada. Hal tersebut dapat mengganggu
variabel untuk setiap individu dan analisis karena justru sebuah faktor
sasaran dalam suatu sampel. harus berbeda secara nyata dengan
• Output yang dihasilkan adalah factor faktor lain. Untuk itu, jika isi faktor
loading, factor score, dan persentase masih diragukan, maka dapat dilakukan
variance yang dijelaskan. proses rotasi untuk memperjelas apakah

290
Duddy Roesmara Donna -- Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Lembaga
Bank Syariah: Studi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

faktor yang terbentuk sudah secara Anti Image


Indikator Communalities
signikan berbeda dengan faktor lain. Correlation
i3 0,874 0,588
Setelah faktor benar-benar sudah i4 0,771 0,760
terbentuk, maka proses dilanjutkan dengan i5 0,776 0,686
menamakan faktor yang ada dan dilakukan
i6 0,738 0,660
langkah validasi hasil faktor (Santosa dan
i7 0,825 0,723
Tjiptono, 2001).
i8 0,788 0,631

PEMBAHASAN i9 0,831 0,807


Untuk menganalisis faktor-faktor i10 0,729 0,868
yang mempengaruhi pemilihan lembaga i11 0,747 0,872
keuangan syariah dan model pembiayaan i12 0,758 0,578
di lembaga keuangan syariah digunakan i13 0,876 0,719
analisis faktor. Secara garis besar, proses
i14 0,556 0,902
analisis faktor ditempuh dengan dua langkah
yaitu ekstraksi dan rotasi. i15 0,584 0,866
i16 0,848 0,596
Proses Ekstraksi Sumber: Data Primer, diolah
Langkah pertama adalah melihat nilai
KMO and Bartlett’s Ttest. Angka K-M-O Proses Rotasi
Measure of Sampling Adequacy (MSA) adalah Seluruh proses rotasi dalam penelitian
0,741. Oleh karena angka MSA diatas 0,5 ini menggunakan principal component analysis
maka kumpulan variabel tersebut dapat dengan metode rotasi varimax. Penggunaan
diproses lebih lanjut. Kesimpulan yang sama metode tersebut disebabkan karakteristik
dapat dilihat pula pada angka Bartlett’s Test analisis faktor yang bersifat eksploratori
(yang ditampakkan pada angka Chi Square) (bukan konrmatori). Analisis eksploratori
sebesar 1,260 dengan signikansi 0,000. lebih sesuai untuk menganalisis sesuatu
Selanjutnya tiap variabel dianalisis untuk yang belum baku landasan terorinya atau
mengetahui mana yang dapat diproses lebih belum banyak penelitian sebelumnya yang
lanjut dan mana yang harus dikeluarkan. serupa. Tabel 1 menunjukkan bahwa semua
Pada tabel 1 (Anti Image Correlation) yang indikator mempunyai nilai communalities di
menandakan besaran MSA sebuah variabel. atas 0,5 sehingga semua indikator digunakan
Adapun pedoman yang digunakan adalah, dalam proses selanjutnya. Nilai communalities
kalau nilai MSA lebih besar dari 0,5 maka sebesar 0,596 dari I16 menunjukkan bahwa
variabel tersebut tetap dipakai dalam analisis sekitar 59,6 persen dari Indikator16 dapat
selanjutnya. Kalau nilai MSA lebih kecil dari dijelaskan oleh faktor yang terbentuk nanti.
0,5, maka variabel tersebut dikeluarkan dari Demikian juga dengan variabel lain.
analisis. Dapat dilihat bahwa ke-16 indikator Langkah selanjutnya adalah proses
mempunyai nilai MSA yang lebih dari 0,5 rotasi. Tabel 2 menunjukkan angka-
sehingga kesemua indikator dipakai dalam angka sebagai hasil dari proses rotasi
proses selanjutnya. memperlihatkan distribusi yang lebih jelas
dan nyata dibandingkan dengan jika tidak
Tabel 1. Nilai MSA dari Anti Image Correlation dilakukan rotasi. Dari hasil Tabel 2 terlihat
dan Communalities
ada sebuah indikator yang mempunyai
Anti Image
Indikator Communalities korelasi ganda, yaitu I9 (sembilan belas).
Correlation
Ada indikator yang memiliki nilai korelasi
i1 0,595 0,770
ganda, maka dilakukan proses analisis faktor
i2 0,530 0,760
ulang dengan menghilangkan variabel yang

291
Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 285-295

memiliki korelasi ganda tersebut. Dengan menyisakan sepuluh indikator yang tidak
menghilangkan variabel yang memiliki nilai mempunyai korelasi ganda. Kesepuluh
korelasi ganda tersebut diharapkan nantinya indikator tersebut mengelompok dalam
akan terbentuk faktor yang lebih baik dan empat faktor, yaitu Faktor 1 (I7, I9, I13, dan
memiliki korelasi yang lebih bagus. I16); Faktor 2 (I14 dan I15); Faktor 3 (I1 dan
I2); dan Faktor 4 (I3 dan I6).
Tabel 2. Rotated Component Matrix 1
Component

1 2 3 4 5
Tabel 3. Rotated Component Matrix 2
Component
i1 0,731
i2 0,843 1 2 3 4

i3 0,665 i1 0,864

i4 0,768 i2 0,884

i5 0,740 i3 0,665

i6 0,750 i6 0,892

i7 0,789 i7 0,822

i8 0,734 i9 0,798
i13 0,834
i9 0,634 0,609
i14 0,935
i10 0,873
i15 0,931
i11 0,867
i12 i16 0,756

i13 0,794 Sumber: Data Primer, diolah


i14 0,930
i15 0,902 Penamaan Faktor
i16 0,707 Sampai langkah ini proses reduksi
indikator sudah berhenti. Proses selanjutnya
Sumber: Data Primer, diolah adalah penamaan faktor. Tabel 4
menunjukkan rangkuman penamaan faktor
Adapun hasil dari proses rotasi dengan beserta indikatornya. Terdapat empat faktor,
menghilangkan I9 adalah seperti terangkum yaitu Faktor Kelembagaan, Faktor Ketaatan
dalam Tabel 3. Dari proses reduksi tersebut pada Syariah Islam, Faktor Pelayanan, dan
Faktor Kesesuaian Produk.

Tabel 4. Penamaan Faktor


i7 Kemudahan yang disebabkan institusi/kantor
i9 Lokasi LKS yang dekat dengan rumah
Faktor 1 Faktor Kelembagaan
i13 Kedekatan LKS dengan kelompok jamaah yang diikuti
i16 Kecewa dengan lembaga keuangan konvensional
i14 Keyakinan bahwa produk LKS halal
Faktor 2 Faktor Ketaatan pada Syariah Islam
i15 Bagian dari ketaatan/menegakkan syariat Islam
i1 Proses administrasi dan pencairan yang mudah
Faktor 3 Faktor Pelayanan
i2 Adanya program jemput bola
i3 Akad dan produk yang sesuai dengan kebutuhan
Faktor 4 Faktor Kesesuaian Produk
i6 Tingkat return yang ditawarkan bersaing

Sumber: Data Primer, diolah

292
Duddy Roesmara Donna -- Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Lembaga
Bank Syariah: Studi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Uji Reliabilitas ketaatan/menegakkan syariah Islam. Hal ini


Ide pokok yang terkandung dalam menunjukkan masih rendahnya pemahaman
konsep reliabilitas adalah sejauhmana nasabah terhadap syariah Islam pada ranah
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. perniagaan. Pada kenyataannya masih
Secara empiris, tinggi rendahnya reliabilitas banyak produk lembaga keuangan syariah
ditunjukkan oleh suatu angka yang disebut yang tidak ada bedanya dengan lembaga
koesien reliabilitas. Secara teoritis, besarnya keuangan konvensional. Akan tetapi,
koesien reliabitas berkisar antara 0 sampai masyarakat menganggap produk tersebut
1, tetapi pada kenyataannya koesien sebesar halal karena telah diberikan embel-embel
1 dan 0 tidak pernah dijumpai. Koesien akad yang menggunakan bahasa Arab.
reliabilitas yang semakin mendekati 1 berarti Faktor ketiga adalah faktor pelayanan
semakin dapat dipercaya. dengan indikator proses administrasi dan
pencairan yang mudah serta indikator
Tabel 5. Uji Reliabilitas adanya program jemput bola. Masyarakat
Faktor Cronbach Alpha pada umumnya masih pragmatis sehingga
Faktor 1 0,803 kemudahan administrasi dan jemput bola
merupakan hal yang menarik, baik untuk
Faktor 2 0,907
mengajukan pembiayaan maupun untuk
Faktor 3 0,708
menabung. Bahkan banyak responden yang
Faktor 4 0,499 asal terima uang saja tanpa mempedulikan
Sumber: Data Primer, diolah lembaga keuangannya apakah berdasarkan
syariah Islam atau tidak.
Uji reliabilitas dilakukan setelah hasil Faktor terakhir adalah faktor kesesuaian
dari analisis faktor karena nilai Alpha lebih produk dengan indikator akad dan produk
besar dari 0,4, berarti semua instrumen yang sesuai dengan kebutuhan dan indikator
dipakai memenuhi syarat dan reliable. tingkat return yang ditawarkan bersaing.
Pada kenyataannya, return yang dibayarkan
banyak yang bersifat tetap besarnya (seperti
Analisis Komprehensif Temuan Faktor
suku bunga), hanya saja diberi istilah
Faktor yang paling berperan dominan
margin atau bahkan bagi hasil. Masyarakat
adalah faktor kelembagaan. Faktor
tidak terlalu memahami esensi dari akad-
kelembagaan yang diperhatikan nasabah
akad tersebut dan hanya melihat besarnya
dalam menggunakan lembaga keuangan
return dan kesesuaian produk dengan
syariah adalah fasilitas kemudahan sebagai
kebutuhannya saja.
hasil kerja sama lembaga keuangan syariah
dengan kantor tempat bekerja nasabah,
kedekatan lokasi lembaga keuangan syariah SIMPULAN
dengan tempat tinggal nasabah, kedekatan Dari pemaparan sebelumnya dapat
lokasi lembaga keuangan syariah dengan ditarik kesimpulan bahwa faktor-faktor
tempat pertemuan kelompok/jamaah yang mempengaruhi seseorang untuk
nasabah, dan kekecewaan nasabah terhadap menggunakan lembaga keuangan syariah
lembaga keuangan konvensional. Kedekatan adalah faktor kelembagaan, ketaatan
lokasi dan kemudahan merupakan terhadap syariah Islam, faktor pelayanan,
indikator yang paling penting dalam faktor dan faktor kesesuaian produk.
kelembagaan. Temuan ini senada dan mendukung
Faktor kedua adalah ketaatan pada temuan-temuan penelitian serupa
syariah Islam dengan indikator anggapan sebelumnya, seperti yang dipaparkan
bahwa produk lembaga keuangan pada sub-bahasan sebelumnya. Penelitian
syariah adalah halal dan indikator bahwa ini mempunyai implikasi bahwa untuk
menggunakannya adalah bagian dari meningkatkan penggunaan lembaga

293
Kawistara, Vol. 2, No. 3, Desember 2012: 285-295

keuangan syariah oleh masyarakat sebaiknya Bank Indonesia dan PPKP-LP Undip, 2000,
memfokuskan peningkatan kualitas pada hal- Penelitian Potensi, Preferensi, dan
hal di luar syariah Islam karena dari ketiga Perilaku Masyarakat terhadap Bank
faktor hanya ada satu faktor yang berkaitan Syariah di Wilayah Jawa Tengah
dengan ketaatan pada syariah Islam dan dan Daerah Istimewa Yogyakarta,
juga didukung oleh temuuan bahwa pada
Penelitian, Bank Indonesia, dalam
umumnya masyarakat tidak memahami dan
mempedulikan syariah Islam (asalkan sudah
www.bi.go.id.
ada label berbahasa Arab dianggap sudah Bank Indonesia dan PPBEI-FE Unbraw,
mencukupi). 2000, Penelitian Potensi, Preferensi
Penelitian ini mempunyai kelemahan dan Perilaku Masyarakat terhadap
dalam hal sampling karena menggunakan Bank Syariah; Studi Pada Wilayah
non probability (disebabkan peneliti tidak Propinsi Jawa Timur, Penelitian,
memungkinkan mengetahui populasi yang
Bank Indonesia dalam www.bi.go.id.
merupakan keseluruhan nasabah lembaga
keuangan syariah), maka hasilnya bersifat Bank Indonesia Yogyakarta, 2010, Statistik
studi kasus dan tidak dapat digeneralisir Ekonomi dan Keuangan Daerah DIY
sebagai perilaku masyarakat Provinsi DIY. Bulan Agustus, Yogyakarta: Bank
Diharapkan instansi yang merupakan Indonesia Yogyakarta
regulator dari lembaga keuangan syariah
Direktorat Perbankan Syariah, Bank
yang ada melakukan penelitian serupa
dengan metode sampling probabiliy. Indonesia, dan Institut Pertanian
Bogor, 2004, Potensi Preferensi
DAFTAR PUSTAKA dan Perilaku Masyarakat terhadap
Andri Soemitra, M.A., 2009, Bank dan Lembaga Bank Syariah di Wilayah Kalimantan
Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Selata,, Penelitian, Institut Pertanian
Prenada Media Group. Bogor, dalam www.bi.go.id.
Anto, Hendri MB dan Setyowati, Desti, editor Cooper, DR., and Schindler, PS., 2001,
Nurul Huda dan M.E. Nasution, “Business Research Methods 7th
2009, “Current Issues Lembaga Ed”, McGraw-Hill Irwin.
Keuangan Syariah”, cet. 1, Jakarta: Donna,DR, 2006, Variabel-variabel yang
Kencana Prenada Group. Mempengaruhi Pembiayaan pada
Baldwin, et. al., 2002, “Theoritical Perbankan Syariah di Indonesia, Tesis.
Foundations of Islamic Economics”, Tidak Diterbitkan.
cet. 1, IRTI-IDBI, Jeddah-Arab Eswaran, M. and A. Kotwal,1990,
Saudi. “Implications of Credit Constraints
for Risk Behaviour in Less Developed
Bank Indonesia Padang, dan Lembaga
Economies”, Oxford Economic
Penelitian Universitas Andalas, 2001, Papers, Vol. 42.
Potensi, Preferensi dan Perilaku
Masyarakat terhadap Bank Syariah Hair, JF., dkk,, 2010, “Multivariate Data
Analysis a Global Perspective 7th
di Sumatera Barat, Penelitian, Bank
edition”, Pearson Global Edition.
Indonesia dalam www.bi.go.id.
Gujarati, DN. Dan Porter, DC., 2009, “Basic
Bank Indonesia dan LP-IPB, 2004, Potensi, Econometrics 5th edition”, McGraw-
Preferensi, dan Perilaku Masyarakat Hill International Edition.
terhadap Bank Syariah di Wilayah
Jawa Barat, Penelitian, Bank
Indonesia dalam www.bi.go.id.

294
Duddy Roesmara Donna -- Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Penggunaan Lembaga
Bank Syariah: Studi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

Iqbal, Munawar, et. al., 1998, “Challenges Santosa, S. dan Tjiptono, F., 2001, Riset
Facing Islamic Banking”, cet. 1, Pemasaran: Konsep dan Aplikasi dengan
Jeddah-Arab Saudi: IRTI-IDB. SPSS. PT Elex Media Komputindo.
Karim, A, 2003, Bank Islam Analisis Fiqih dan Jakarta.
Keuangan, Jakarta: The International Sub Dinas Koperasi Provinsi DIY, 2010,
Institute of Islamic Thought Jumlah Koperasi di Provinsi DIY, Tidak
Indonesia. Diterbitkan
Khan, SR, 1984, “An Economic Analysis of a Schaik, D, 2001, ”Islamic Banking. The Arab
PLS Model for the Financial Sector”, Bank Review”, 3(1): 45-52.
The Pakistan Journal of Economics, Shams, R., 2004, “A Critical Assessment
3(2). of Islamic Economic”, HWWA
Korteweg, P dan Van Loo, P, 1977, “The Discussion Thesis, 281: 1-12.
Market for Money and the Market Sharma, S., 1996, “Applied Multivariate
for Credit”, Leiden: Martinus Nijhoff Analysis”, John Wiley and Sons, Inc.
Social Sciences Division.
Seyed, dan Makiyan, N, 2001, “The Role
Kuncoro, M, 2003, Metode Riset untuk Bisnis of Rate of Return on Loans in the
dan Ekonomi, Jakarta: Penerbit Islamic Banking System of Iran”,
Erlangga. International Journal of Islamic
Ligon, E, 1998, “Risk Sharing and Information Financial Services, 3(3).
in Village Economies”, Review of Wijaya, A, 2006, Segmentasi Pasar dan Perilaku
Economic Studies, 65, 847-864. Nasabah terhadap Lembaga Keuangan
Nasution, A.R., 2006, Analisis Potensi dan Syariah di Wilayah Yogyakarta dan
Preferensi Masyarakat terhadap Bank Implikasi Strategi Pemasarannya, Tesis,
Syariah di Wilayah Kota Medan, Tidak Tidak Diterbitkan.
Diterbitkan.

295

Anda mungkin juga menyukai