Anda di halaman 1dari 14

Mata Kulliah Dosen Pengampu

Strategi Pembelajaran PAI Sahrahman, M.Pd.I

TEKNIK MERANGSANG SISWA UNTUK BERTANYA

DALAM KEGIATAN BELAJAR

Kelompok 8

NAMA NPM
Muhammad Fikri Haikal 19.12.4814
Muhammad Noor Arifin 19.12.4827
Muhammad Rofiq 19.12.4841
Nourien Ramadhani 19.12.4869
Rahmadi 19.12.4894

FAKULTAS TARBIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Teknik Merengsang Siswa Untuk Bertanya
Dalam Kegiatan Belajar”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
Makalah ini disusun guna melengkapi tugas mata kuliah Suvervisi pendidikan
yang menjadi salah satu syarat penilaian. Ucapan terimakasih kepada teman-teman
yang telah bersedia bekerja sama dalam proses penyelesaian makalah ini
Dalam penyusunan makalah ini kami berusaha mengambil reverensi dari
berbagai sumber yang relevan dan akurat agar apa yang dihasilkan dapat maksimal
dan sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi jika nanti banyak terdapat
kekurangan disana-sini kami memohon maaf dan harap dapat dimaklumi.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penyusun khususnya untuk
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif guna perbaikan dimasa yang
akan datang. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.

Martapuran, 3 Juni 2021

Kelompok 8

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................1
C. Tujuan Penelitian..............................................................................1

BAB II

PEMBAHASAN............................................................................................2

A. Pengertian Bertanya.........................................................................2
B. Teknik Merangsang Siswa untuk Bertanya...................................3

BAB III

PENUTUP...................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................11

III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat penting
bagi manusia. Dimana pendidikan merupakan usaha sadar yang dengan sengaja
dirancang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan tersebut
diantaranya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui proses
pembelajaran di sekolah. Dalam hal ini, guru merupakan komponen utama
sumber daya manusia yang harus dibina dan dikembangkan secara terus menerus.
Sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UU/No/20/2003 bahwa: “Pendidikan
nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan bertanya?
2. Bagaimana teknik merangsang siswa untuk bertanya dalam kegiatan
belajar?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk memahami pengertian dari bertanya.
2. Untuk mengetahui dan memahami teknik merangsang siswa untuk
bertanya dalam kegiatan belajar.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Bertanya
Bertanya adalah setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan
ilmu pada diri siswa. Bertanya sangat erat kaitannya dengan berpikir, seperti
yang diutarakan John Dewey, “Thinking it self is question”.
Bertanya sebagai ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang
yang dikenal. Respons yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai hal-
hal yang merupakan hasil pertimbangan. Bertanya merupakan stimulus efektif
yang mendorong kemampuan berpikir. Artinya, guru bertanya kepada siswa
dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa.
tujuan bertanya tidak sekadar untuk memperoleh informasi, tetapi juga
untuk meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik. Dengan mengajukan
pertanyaan dalam proses pembelajaran, peserta didik dituntut untuk
memberikan respons berupa pengetahuan atau hal-hal yang merupakan hasil
pertimbangan dari proses berpikir.
Proses bertanya dalam pembelajaran mendorong terciptanya
lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-centered learning
environment) sembari memelihara aktivitas yang berfokus pada tujuan
pembelajaran (a goal-focused learning activity). Mengajukan pertanyaan
merupakan salah satu strategi pengajaran dasar yang dapat diterapkan pada
hampir semua bidang materi pelajaran, tingkatan kelas, atau kepribadian guru.
Jika dilakukan dengan efektif, strategi ini dapat mendorong keterlibatan,
meningkatkan pembelajaran, memotivasi siswa, dan menyediakan umpan-
balik tantang kemajuan pembelajaran, baik kepada guru maupun siswa.1

B. Teknik Merangsang Siswa Untuk Bertanya


1
Hasibuan dan Moedjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

2
Bahwa syarat utama mendidik murid supaya aktif adalah guru banyak
mengajukan pertanyaan kepada murid dan mendidik murid untuk bertanya.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan guru hendaklah mendorong murid untuk
melakukan penyelidikan dan merangsang untuk berpikir. Oleh karena itu
pertanyaan yang penting diajukan guru dalam pendidikan di sekolah adalah
pertanyaan : "kenapa begitu? ". Dengan demikian anak jangan hanya diberi
pengetahuan tentang fakta-fakta saja tetapi anak-anak harus tahu alasan dan
latar belakangnya.2
Peran pertanyaan dalam pembelajaran begitu penting sehingga kunci
proses inkuiri adalah mengajukan pertanyaan signifikan kepada peserta didik.
Pertanyaan yang signifikan ditandai dengan kata tanya bagaimana dan
mengapa titik pertanyaan Bagaimana merupakan pertanyaan yang
memerlukan inkuiri. Misalnya, “bagaimana energi panas dapat menjalar
melalui sepotong besi?” Sementara itu pertanyaan yang lebih sulit untuk
dijawab adalah mengapa ,misalnya “Mengapa daun berwarna hijau?”.3
Praktik pembelajaran selama ini masih mengedepankan peran guru
titik para murid memang memiliki banyak pengetahuan, tetapi pengetahuan
tersebut merupakan pemberian dari guru bukan kreasi siswa. Akibatnya siswa
tidak mampu menerapkan perolehan belajarnya dalam kehidupan sehari-hari
dan cepat melupakan. Hal yang demikian terjadi karena guru menganggap
bahwa metode ceramah merupakan cara yang ampuh untuk mengajar. Pada
guru umumnya menerapkan cara mengajar sebagaimana dia dulu di ajar di
lembaga pendidikan guru. Para guru umumnya telah menguasai konsep dan
teori cara belajar siswa aktif, namun mereka tidak mampu mengalihkan nya
dalam praktik. Cara belajar siswa aktif masih terbatas sebagai wacana,
sedangkan Dalam praktiknya guru masih mendominasi pembelajaran dan

2
Kock, Heinz. (1994). Saya Guru yang Baik?. Yogyakarta: Kanisius
3
Moh. Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode Discovery dan Iquiry.
Jakarta: Depdikbud

3
menjadi sumber belajar yang utama. Sementara itu sumber belajar lain, seperti
lingkungan alam, perpustakaan, masyarakat, dan media massa kurang
diberdayakan.4
Kalau guru menghendaki siswa Aktif belajar, seharusnya guru
menjadikan pembelajaran sebagai suatu kegiatan menentang, merangsang
daya cipta untuk menemukan serta mengesankan untuk sampai ke arah itu
setiap guru perlu menghayati sejumlah prinsip pengaktifan siswa titik
diantaranya prinsip motivasi, belajar sambil bekerja, menemukan, dan
pemecahan masalah. Salah satu metode mengajar yang dapat mengarahkan
siswa untuk belajar secara aktif tersebut adalah bertanya. Terkait dengan
pelaksanaan metode tersebut, satu hal yang perlu diingat oleh guru adalah
tugas guru bukanlah memberikan pengetahuan, melainkan menyiapkan situasi
untuk menggiring anak untuk bertanya, mengamati, melakukan eksperimen,
dan menemukan konsep dan fakta sendiri. Guru perlu menguasai berbagai
macam pertanyaan dan teknik bertanya yang efektif. Keseringan guru
mengajukan pertanyaan berkolerasi secara positif dengan keaktifan siswa di
dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang berlangsung selama ini tidak lebih hanya
menyajikan hal-hal bersifat hafalan yang bersifat robotik. Sementara itu,
aspek pengembangan ilmu pengetahuan kurang mendapat perhatian. Kalau
proses ini terjadi Sebenarnya bukan pembelajaran melainkan Pembodohan
titik guru yang baik adalah guru yang mampu mengubah murid yang dengan
modal pas-pasan menjadi murid yang pintar. Hal yang demikian dapat terjadi
manakala guru mampu memberikan pertanyaan-pertanyaan yang signifikan
kepada muridnya. 5Pertanyaan merupakan bagian penting dalam sains. Namun
sering diabaikan dalam pendidikan sains.
1. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya:

4
Conny Semiawan, dkk. (1988). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia
5
Slamet Sutrisno. (1997). Profesi Guru dan Kongsi Dagang. Harian Bernas

4
a. Komponen-Komponen Keterampilan Bertanya Dasar
1) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas
dan singkat dengan menggunakan kata-kata yang
dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf
perkembangannya.
2) Pemberian acuan
Sebelum memberikan pertanyaan, kadang-
kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa
pertanyaan yang berisi informasi yang relevan dengan
jawaban yang diharapkan dengan siswa, contoh: Kita
ketahui bahwa pasar adalah tempat beremunya penjual
dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli.
Coba kamu sebutkan faktor penyebab lain yang
mengakibatkan orang untuk berbelanja ke pasar.
3)  Pemindahan giliran
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh
lebih dari seorang siswa karena jawaban siswa benar
atau belum memadai.
4) Penyebaran
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya
didalam pelajaran, guru perlu menyebarkan giliran
menjawab pertanyaan secara acak.Ia hendaknya
berusaha semua siswa mendapat giliran secara merata.
Perbedaannya dengan pemindahan giliran adalah
pemindahan giliran, beberapa siswa secara bergilir
diminta menjawab pertanyaan yang sama, sedangkan
pada penyebaran, beberapa pertnyaan yang berbeda,

5
disebarkan giliran menjawabnya kepada siswa yang
berbeda pula.

5) Pemberian waktu berpikir


Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh
siswa, guru perlu memberi waktu beberapa detik
untuk berpikir sebelum menunjuk salah seorang siswa
untuk menjawabnya.
6) Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah satu atau tidak
dapat menjawab, guru hendaknya memberikan
tuntunan kepada siswa agar ia dapat menemukan
sendiri jawaban yang benar.
2. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya
Menurut Moh. Uzer  Usman (2006:75) dalam buku Menjadi
Guru Profesional terbitan Remaja Rosda Karya, dasar-dasar 
pertanyaan yang baik yang harus diperhatikan, diantaranya:
a. Jelas dan mudah untuk dimengerti.
b. Diberikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan.
c. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu.
d. Membagi pertanyaan secara merata.
e. Memberikan  respon  yang  ramah  dan  menyenangkan 
sehingga  timbul keberanian siswa untuk menjawab atau
bertanya.
f. Menuntun siswa agar dapat menemukan jawaban yang benar.
g. Berikan  waktu  yang  cukup  kepada  siswa  untuk  berpikir 
sebelum menjawab pertanyaan.
3. Jenis-Jenis Pertanyaan yang harus dikuasai Guru

6
a. Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya
1)  Pertanyaan  permintaan  (Compliance  question)
Pertanyaan yang mengharapkan agar orang lain
mematuhi perintahyang diucapkan dalam bentuk
pertanyaan.
2) Pertanyaan Retorik (rhetorical question)
Pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban,
melainkan akan dijawab sendiri  oleh guru  karena 
merupakan  teknik  penyampaian  informasi kepada
siswa.
3) Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting
question)
Pertanyaan yang diajukan,untuk  memberi  arah 
kepada  siswa  dalam proses berpikir.
4) Pertanyaan menggali (probing question)
Pertanyaan  lanjutan  yang  akan  mendorong 
siswa  untuk  lebih mendalami jawaban terhadap
pertanyaan sebelumnya.
b. Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom
1) Pertanyaan pengetahuan (recall question atau
knowledge question)
Pertanyaan  yang  hanya  mengharapkan 
jawaban  yang  sifatnya  hafalan atau  ingatan  siswa 
terhadap  apa  yang  telah  dipelajarinya.  Kata-kata
yang  sering  digunakan  dalam  menyusun
pertanyaan  pengetahuan  ini biasanya: apa, di mana,
kapan, siapa, sebutkan.
2) Pertanyaan pemahaman (comprehension question)

7
Pertanyaan ini  menurut  siswa  untuk  menjawab 
pertanyaan denganjalan mengorganisasi informasi-
informasi  yang  pernah  diterimanya dengan kata-
kata  sendiri,  atau  menginterprestasikan 
atau membaca informasi  yang  dilukiskan  melalui 
grafik  atau kurva dengan  jalan membandingkan atau
membeda-bedakan.
3) Pertanyaan penerapan (application question)
Pertanyaan  yang  menuntut  siswa  untuk 
memberi  jawaban  tunggal dengan  cara  menerapkan 
pengetahuan,  informasi,  aturan-aturan, kriteria, dan
lain-lain yang pernah diterimanya.

Dalam proses belajar mengajar, pertanyaan memegang peranan sangat


penting titik pertanyaan yang tersusun secara baik dan diajukan dengan teknik
yang baik akan memberi berbagai manfaat antara lain:

1. Meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar


2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap masalah
yang sedang dibicarakan
3. Mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa
4. Membantu siswa dalam menjalani proses berpikir dan menemukan
jawaban yang baik
5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas6

Adapun fungsi-fungsi dari pertanyaan guru anatara lain:

1. Untuk membangkitkan minat dan keingintahuan mengenai suatu


pokok bahasan.

6
Hasibuan dan Moedjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud

8
2. Untuk memusatkan perhatian terhadap suatu konsep atau isi
tertentu titik untuk mengembangkan pendekatan aktif terhadap
belajar.
3. Untuk merangsang murid-murid bertanya.
4. Untuk mengatur tugas-tugas sedemikian rupa sehingga
memaksimalkan proses dan hasil belajar.
5. Untuk mendiagnosa kesukaran-kesukaran tertentu yang merintangi
murid belajar.
6. Untuk mengkomunikasikan kepada kelompok bahwa setiap murid
diharapkan terlibat dalam proses belajar.
7. Memberi kesempatan kepada murid untuk menyerap dan
mendalami informasi.
8. Untuk melibatkan murid dalam menggunakan operasi kognitif atas
dasar asumsi bahwa ini akan mengembangkan keterampilan
berpikir.7

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan

7
Brown, George dan Wragg, E. C. Bertanya. (Saudara Anwar Yasin). Jakarta: Grasindo.

9
Mengajar pada hakekatnya merupakan suatu proses mengaktifkan peserta
didik untuk belajar tidak salah satu upaya yang dapat dilakukan guru untuk
menstimulasi peserta didik agar belajar adalah dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang signifikan baik ragam maupun caranya. Pertanyaan-pertanyaan yang
signifikan dipercaya akan menimbulkan proses mental dalam diri peserta didik,
seperti membangkitkan rasa ingin tahu keinginan untuk menyelidiki, membangkitkan
perhatian, menjadi lebih tertarik pada mata pelajaran dan sebagainya beberapa hal
yang perlu diperhatikan guru agar pertanyaan dan berfungsi sebagai alat mengajar
yang efektif adalah pertanyaan yang diajukan benar yang diajukan dengan cara yang
benar dan memperlihatkan ragam serta tujuan mengajukan pertanyaan.

DAFTAR PUSTAKA
Hasibuan dan Moedjiono. (1995). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud
Kock, Heinz. (1994). Saya Guru yang Baik?. Yogyakarta: Kanisius

10
Moh. Amien. (1987). Mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam dengan Metode
Discovery dan Iquiry. Jakarta: Depdikbud
Conny Semiawan, dkk. (1988). Pendekatan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia
Slamet Sutrisno. (1997). Profesi Guru dan Kongsi Dagang. Harian Bernas
Brown, George dan Wragg, E. C. Bertanya. (Saudara Anwar Yasin). Jakarta:
Grasindo.

11

Anda mungkin juga menyukai