Anda di halaman 1dari 14

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Akilatul Latifah, S.Pd
NIM :
Asal Institusi : SMP Negeri 4 Wanasari

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab masalah
yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam
eksplorasi penyebab masalah:

1. Kajian Literatur
 Lakukan pencarian literatur terkait masalah yang diidentifikasi.
 Baca artikel, jurnal, buku, atau sumber informasi lain yang relevan dengan topik
masalah.
 Identifikasi faktor-faktor yang dikaitkan dengan masalah tersebut berdasarkan
temuan dalam literatur.
2. Wawancara dengan Guru/Kepala Sekolah/Pengawas Sekolah/Rekan Sejawat di Sekolah:
 Ajukan pertanyaan kepada guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, atau rekan
sejawat yang memiliki pengalaman terkait masalah yang diidentifikasi.
 Tanyakan pengalaman, pandangan, dan pemikiran mereka mengenai penyebab
masalah tersebut.
 Catat informasi yang diperoleh dari wawancara sebagai referensi untuk
menganalisis penyebab masalah.
3. Wawancara dengan Pakar dan Pihak Terkait Lainnya:
 Carilah pakar atau pihak terkait lainnya yang memiliki keahlian atau pengalaman
dalam masalah yang diidentifikasi.
 Lakukan wawancara dengan pakar tersebut untuk mendapatkan wawasan dan
pemahaman lebih mendalam tentang penyebab masalah.
 Tanyakan saran atau rekomendasi mereka mengenai langkah-langkah yang dapat
diambil untuk mengatasi masalah tersebut.
 Mintalah masukan, arahan, dan saran dari mereka untuk membantu Anda
menganalisis penyebab masalah secara lebih mendalam.

Setelah Anda mengumpulkan informasi dari langkah-langkah di atas, Anda dapat


menggunakan data yang terkumpul sebagai dasar untuk menganalisis dan mengidentifikasi
penyebab masalah yang lebih spesifik. Selanjutnya, langkah selanjutnya adalah merencanakan
strategi dan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut.
No Masalah yang Hasil ekplorasi penyebab masalah Analisis ekplorasi penyebab
. telah di identifikasi masalah
1. Guru belum Sumber Kajian Literatur Setelah dilakukan analisis terkait
mengoptimalkan Jurnal inovasi penelitian belum optimalnya guru dalam
model pembelajaran Judul : PENERAPAN MODEL mengoptimalkan model
yang inovatif pada PEMBELAJARAN KOOPERATIF pembelajaran pada KD 3.3
KD. 3.3 Memahami TIPE ASSURE DALAM Memahami ketentuan tentang
ketentuan tentang MENINGKATKAN HASIL bentuk dan kedaulatan negara
BELAJAR SISWA sesuai Undang-Undang Dasar
bentuk dan kedaulatan
Tahun : 2020 Negara Republik Indonesia
negara sesuai Penulis : Kosilah & Septian
Tahun 1945 melalui berbagai
Undang-Undang Universitas Muhammadiyah Buton sumber literatur dan wawancara
Dasar Negara dapat ditentukan penyebaba
Republik Indonesia https://stp-mataram.e- masalahnya sebagai berikut:
Tahun 1945 journal.id/JIP/article/view/214/185
1. Kurangnya keterampilan guru
Usaha meningkatkan kemampuan guru mengimplementasikan
dalam memberikan pembelajaran perlu pembelajaran inovatif.
menjadi focus penanganan tersendiri.
2. Mindset guru bahwa membuat
Mengajar tidak sekedar
siswa paham, paling baik
mengkomunikasikan pengetahuan,
adalah dengan menjelaskan.
tetapi mengajar juga berarti usaha untuk
mentransfer ilmu agar dapat dipahami 3. Fokus pembelajaran hanya
dan di mengerti serta dapat diterapkan pada lembar kerja siswa.
oleh peserta didik. Hal ini dapat
4. Guru tidak mau repot untuk
terealisasi, salah satunya dengan
mengimplementasikan model
upaya menciptakan suasana belajar
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif pembelajaran inovatif
dan menyenangkan, sehingga dapat
memotivasi siswa untuk senantiasa
aktif bertanya dan mengemukakan ide
dengan baik serta bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran, maka akan
berdampak pada pencapaian hasil
belajar yang optimal.

Jurnal penelitian
Judul : penerapan model pembelajaran
discovery learning untuk
meningkatkan hasil belajar PKn siswa

Tahun : 2013
Penulis : Ni Luh Rismayani , Sukadi
I Nyoman Pursika
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph
p/JJPP/article/view/405

Seorang guru hendaknya mampu


merancang pembelajaran di kelas secara
kreatif, dan inovatif. Namun dalam
realitanya selama ini pembelajaran PKn
hanya menggunakan metode ceramah
dan cenderung berorientasi pada
konsep-konsep yang sifatnya sangat
teoritis, di samping itu guru cenderung
monoton tanpa memperhatikan media
dan model pembelajaran yang tepat
digunakan untuk dapat meningkatkan
keaktifan dan hasil belajar PKn
sehingga siswa menganggap bahwa
pembelajaran PKn sangat
membosankan.

Menurut Darmadi, Pengembangan


Metode pembelajaran Dalam Dinamika
Belajar Siswa (Jakarta : Depublish,
2017).
Kata “inovatif” mengandung arti
pengenalan hal-hal yang baru atau
penemuan.oleh karena itu,
pembelajaran inovatif dapat diartikan
sebagai pembelajaran yang dirancang
oleh guru yang sifatnya baru tidak
seperti biasanya dilakukan dan
bertujuan untuk memfasilitasi siswa
dalam membangun pengetahuan sendiri
dalam rangka proses perubahan prilaku
kearah yang lebih baik sesuai dengan
potensi yang dimiliki oleh siswa.
Sumber : https://elearning.univpgri-
palembang.ac.id/pluginfile.php/5634
5/course/overviewfiles/KONSEP%2
0TEORI%20MEDIA%20PEMBEL
AJARAN%20INOVATIFok.pdf?for
cedownload=1

Hasil wawancara dengan Bapak


Mohamad Aaf Maftuh, S.Pd
(Kepala SMP Negeri 4 Wanasari)
1. Pemahaman guru mengenai
pembelajaran inovatif masih
kurang.
2. Waktu untuk menyiapkan
pembelajaran inovatif
membutuhkan persiapan lebih
banyak dan lama.
Hasil wawancara dengan Isti
Wuryani, S.Pd (Guru Penggerak
Angakatan 7 SMP Negeri 4
Wanasari)
1. Guru kurang memiliki waktu untuk
memberikan pembelajaran terbaik.
2. Anggapan mengajar paling cepat
dan jelas adalah dengan
menjelaskan.
3. Tuntutan materi yang banyak
2. Guru kurang paham Kajian Literatur Setelah melihat beberapa hasil
tentang pembelajaran urnal inovasi penelitian dari eksplorasi penyebab
HOTS secara utuh, Judul : PENINGKATAN KUALITAS masalah dapat disimpulkan
sehingga belum bisa PEMBELAJARAN PPKn DI disebabkan karna:
merancang dan SEKOLAH MENENGAH PERTAMA 1. Gur u be lu m cu kup waktu
membuat DI KOTA SEMARANG MELALUI untuk mengikuti pelatihan
pembelajaran HOTS PENERAPAN PENGUATAN terkait mengemas
Pada KD 3.3 PENDIDIKAN KARAKTER DAN
pembelajaran berbasis HOTS.
Memahami ketentuan HOTS
tentang bentuk dan 2. Angg apa n gur u ya ng
kedaulatan negara Tahun : 2019 berlebihan terkait
sesuai Undang- Penulis : Margi Wahono pembelajaran berbasis HOTS.
Undang Dasar Negara https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/UCEJ/
Republik Indonesia article/view/6122 3. Gur u mer a sa le b ih
Tahun 1945 mudah mengemas
Revisi Kurikulum 2013 tahun 2017 ini pembelajaran berbasis LOTS.
tidak telalu signifikan, namun
perubahannya di fokuskan untuk
meningkatkan hubungan atau keterkaitan
antara kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD). Kurikulum 2013
revisi 2017 ini lebih mengintegrasikan
pada Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) di dalam pembelajaran. Karakter
yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu :
religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas. Mengintegrasikan
literasi 4C( Creative, Critical
thingking, Communicative dan Collaborative)
serta mengintegrasikan HOTS (Higher Other
Thingking Skill). Penerapan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) didalam
pembelajaran, karakter yang diperkuat ada 5
karakter yaitu karakter religious, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas. Guru
mengamati peserta didik untuk menilai
karakternya masing-masing. kendalanya
sendiri, ada beberapa diantaranya adalah
berkaitan dengan Sumber Daya Manusia yaitu
peserta didik yang memiliki kemampuan
menengah ke bawah cenderung kurang aktif
dan malas mengerjakan tugas. Ketika
mendapatkan tugas kelompok, hanya
sebagian yang bekerja, sebagian lagi hanya
menyertakan nama saja. Rekomendasi yang
penulis berikan ialah Pelaksanaan pendidikan
di Indonesia tetap perlu adanya kontrol penuh
dari pemerintah dan intstansi terkait, perlu
adanya sosialisasi di tiap-tiap sekolah agar
tujuan yang hendak dicapai dalam
pelaksanaan kurikulum tahun 2013 mata
pelajaran PPKn sesuai dengan harapan-
harapan yang sudah direncanakan.
Revisi Kurikulum 2013 tahun 2017 ini
tidak telalu signifikan, namun
perubahannya di fokuskan untuk
meningkatkan hubungan atau keterkaitan
antara kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD). Kurikulum 2013
revisi 2017 ini lebih mengintegrasikan
pada Penguatan Pendidikan Karakter
(PPK) di dalam pembelajaran. Karakter
yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu :
religius, nasionalis, mandiri, gotong
royong, dan integritas. Mengintegrasikan
literasi 4C( Creative, Critical
thingking, Communicative dan Collaborative)
serta mengintegrasikan HOTS (Higher Other
Thingking Skill). Penerapan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) didalam
pembelajaran, karakter yang diperkuat ada 5
karakter yaitu karakter religious, nasionalis,
mandiri, gotong royong, dan integritas. Guru
mengamati peserta didik untuk menilai
karakternya masing-masing. kendalanya
sendiri, ada beberapa diantaranya adalah
berkaitan dengan Sumber Daya Manusia yaitu
peserta didik yang memiliki kemampuan
menengah ke bawah cenderung kurang aktif
dan malas mengerjakan tugas. Ketika
mendapatkan tugas kelompok, hanya
sebagian yang bekerja, sebagian lagi hanya
menyertakan nama saja. Rekomendasi yang
penulis berikan ialah Pelaksanaan pendidikan
di Indonesia tetap perlu adanya kontrol penuh
dari pemerintah dan intstansi terkait, perlu
adanya sosialisasi di tiap-tiap sekolah agar
tujuan yang hendak dicapai dalam
pelaksanaan kurikulum tahun 2013 mata
pelajaran PPKn sesuai dengan harapan-
harapan yang sudah direncanakan.

Menurut Newman dan


Wehlage dengan High Order Thinking
peserta didik akan
dapat membedakan ide atau gagasan secara
jelas, berargumen dengan baik, mampu
memecahkan masalah, mampu
mengkonstruksi penjelasan, mampu
berhipotesis dan memahami hal-
hal kompleks menjadi lebih
jelas.(Hanifah,2019)

 Hasil wawancara dengan Bapak


Teguh Wibowo, S.Pd (Guru
Penggerak SMP Negeri 4
Wanasari)
1. U n t u k m e n d i s a i n
pembelajaran HOTS membutuhkan
waktu yang lebih lama, sementara
guru juga disibukkan dengan berbagai
administrasi dan aktivitas lainnya.
2. Gur u be lu m t er bia s
a menggunakan HOTS,sehingga
beranggapan kelas yang menggunakan
HOTS itu harus yang berbobot,
maksudnya soalnya susah, metodenya
canggih, menggunakan peralatan yang
bagus dsb.
3. Pe lak sa na a n
pe mbe la ja r a n yang mengemas
HOTS lebih lama dipahami
siswa,karena tidak langsung
memberikan penjelasan akan tetapi
siswa yang menemukan penjelasan
tersebut. Maka biasanya guru lebih
memilih langsung menerangkan dan
meminta siswa menghafalnya.

 Hasil wawancara dengan rekan


sejawat Ibu Risdiana ,S.Pd, Guru
mata pelajaran PPKn (Guru SMP
Negeri 4 Wanasari)
 Peserta didik malu bertanya ketika
mengalami kesulitan dalam
pembelajaran
 Peserta didik terkadang tidak fokus
ketika diterangkan
 Pesrta didik belum terbiasa
mengejakan soal HOTS
3. Guru masih belumKajian Literatur: Setelah melihat beberapa hasil
bisa memanfaatkan dari eksplorasi penyebab
Jurnal pendidikan
fasilitas TIK dengan masalah dapat disimpulkan
Tahun : 2020
maksimal pada KD https://bpmpsumsel.kemdikbud.go.id/site/bl disebabkan karna:
3.3 Memahami og/2020/hambatan-utama-penggunaan-tik-
1. Kurang memiliki
ketentuan dalam-pembelajaran-dan-strategi- wawasan dalam
tentangbentuk dan mengatasinya/
pemanfaatan teknologi.
kedaulatan negara
sesuai Undang- 1. Menurut Abidin (2016)[2], dengan 2. Keengganan guru untuk
Undang Dasar adanya inovasi pada TIK, maka orang berinovasi dengan
Negara Republik dengan cepat dapat belajar, dan teknologi.
Indonesia Tahun penyampaian informasi menjadi lebih
1945 mudah. Fungsi TIK itu lebih dari 3. Guru kekurangan waktu
sekadar mentransfer materi untuk menyiapkan TIK
pembelajaran ke lingkungan digital dalam pembelajaran.
karena mereka diharapkan dapat
4. Guru kurang membiasakan
menyediakan komunikasi, kerja sama,
diri untuk menggunakan
dan meta-kognisi.
berbagai TIK dalam
pembelajaran.
2. Jack Ma (2018) mengatakan
Pendidikan adalah tantangan besar
abad ini. Jika tidak mengubah cara
mendidik dan belajar mengajar, maka
30 tahun mendatang kita akan
mengalami kesulitan besar.

1. .Davies (2015) menyampaikan bahwa


revolusi terjadi empat kali.Revolusi
industri 1,0 sampai sekarang 4,0. Yang
mana industri mulai menyentuh dunia
virtual,berbentuk konektivitas manusia,
mesin dan data,semua sudah ada di
mana-mana.

 Hasil wawancara dengan rekan


sejawat Ibu Eka Prasetya ,S.Pd,
Guru mata pelajaran PPKn (Guru
SMP Negeri 4 Wanasari)
1. Ke ba n ya ka n g ur u kur a n g
memiliki wawasan dalam memanfaatkan
teknologi.
2. Mak a gur u mer a sa e ngg a n untuk
berinovasi dengan teknologi.
3. Ba n yak n ya t uga s gur u membuat
mereka tidak memiliki cukup waktu
untuk mengembangkan diri.

Anda mungkin juga menyukai