Anda di halaman 1dari 4

PEMBELAJARAN YANG MERDEKA BAGI MURID

Oleh:
Amalia Rahmi

Latar Belakang
Problematika pendidikan yang terjadi di Indonesia masih menggunakan
paradigma lama yaitu didominasi oleh peran dan kegiatan guru. Pembelajaran di kelas
masih dominan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab sehingga kurang
memberikan kesempatan kepada murid untuk berinteraksi langsung mengemukakan
pendapatnya. Proses belajar mengajar yang dilakukan juga adalah satu arah dimana
guru yang lebih aktif dalam mengajar daripada murid. Murid hanya mendengarkan
penjelasan yang guru sampaikan dengan ceramah. Model pembelajaran tersebut
dianggap kurang mengeksplorasi pengetahuan dan karakter kepribadian murid.
Perubahan paradigma dalam proses yang tadinya berpusat pada guru menjadi
pembelajaran yang berpusat pada murid/pembelajaran yang berpihak pada murid
diharapkan dapat mendorong murid untuk aktif terlibat secara aktif dalam membangun
pengetahuan, sikap dan perilaku. Dalam proses pembelajaran yang berpusat/berpihak
pada murid, maka murid memperoleh kesempatan dan fasilitas untuk membangun
sendiri pengetahuaan sehingga mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam
dan pada akhirnya dapat meningkatkan mutu kualitas murid.
Pendidikan matematika di tanah air saat ini sedang mengalami perubahan
paradigma. Terdapat kesadaran yang kuat, terutama di kalangan pengambil kebijakan,
untuk memperbaharui pendidikan matematika. Tujuannya adalah agar pembelajaran
matematika lebih bermakna bagi murid dan dapat memberikan bekal kompetensi yang
memadai baik untuk pengetahuan, sikap dan perilaku.
Peran guru dalam pembelajaran matematika yang berpusat/berpihak pada
murid adalah sebagai fasilitator yang dalam hal ini, guru memfasilitasi proses
pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang inovatif dengan metode yang
berpusat/berpihak pada murid memiliki keragaman pendekatan pembelajaran yang
menuntut partisipasi aktif dari murid.
Saat ini terdapat beragam inovasi baru di dalam dunia pendidikan terutama
pada proses pembelajaran. Salah satu inovasi tersebut adalah pembelajaran yang
“MERDEKA” bagi murid. Pemilihan pendekatan ini lebih dikarenakan agar
pembelajaran matematika membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada
sehingga mereka mau mencoba memecahkan persoalannya. Pembelajaran matematika
akan lebih bermakna jika murid “bekerja” dan “mengalami” sendiri apa yang
dipelajarinya bukan sekedar “mengetahuinya”.

Rencana Pembelajaran
Pembelajaran matematika yang “MERDEKA” bagi murid yaitu, pembelajaran
yang bermakna agar pengetahuan yang diperoleh murid dari proses pembelajaran
dapat melekat lebih lama dalam ingatan Murid dan pembentukan karakter profil
pelajar Pancasila.
Adapun rencana pembelajaran “MERDEKA” bagi Murid yang diadaptasi dari
Learning Management System (LMS) pada program Pendidikan Guru Penggerak
dengan materi pembelajaran ukuran penyebaran data berkelompok, yaitu sebagai
berikut:
1. Mulai dari Diri
Murid mengingat kembali materi terdahulu yaitu ukuran penyebaran data tunggal
dan mengaitkan dengan materi yang akan dipelajari yaitu ukuran penyebaran data
berkelompok.
2. Eksplorasi Konsep
Guru memberikan paparan materi yang akan dipelajari mengenai ukuran
penyebaran data berkelompok melalui video pembelajaran pembelajaran, murid
dituntun untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan setelah
menonton/menyimak video pembelajaran tersebut.
3. Ruang Kolaborasi dan Reflektif Terbimbing
• Guru membagi murid di kelas menjadi kelompok kecil yang beranggotakan
4-5 orang.
• Di dalam kelompok kecil, setiap anggota kelompok mempelajari dan
memaparkan apa hal penting dari video pembelajaran.
• Berdasarkan diskusi kelompok, murid membuat kesimpulan dalam bentuk
poin-poin yang dapat menjelaskan tentang materi yang dipelajari.
• Kesimpulan tersebut dipresentasikan ke depan kelas, dan kelompok lain
menanggapinya.
4. Demonstrasi Pemahaman
Guru memberikan tugas kepada murid secara kelompok untuk mendemonstrasikan
pelajaran yang telah diperoleh melalui sebuah media karton.
5. Elaborasi Pemahaman
Murid diminta untuk mempelajari materi ukuran penyebaran data berkelompok
dari berbagai media online (link materi disediakan oleh guru) dan media ofline dari
bahan bacaan diperpustakaan untuk menambah pengatahuannya sendiri.
6. Koneksi antar Materi
Murid dapat menghubungkan dan mengambil intisari dari pengetahuan yang telah
didapatkannya dengan membuat kesimpulan materi ukuran penyebaran data
berkelompok dan ditulis pada buku catatan.
7. Aksi Nyata
Guru memberikan soal latihan mengenai materi ukuran penyebaran data
berkempok, kemudian Murid mengerjakan soal tersebut.

Hasil dari Aksi Nyata yang dilakukan


Berdasarkan hasil dari aksi nyata yang dilakukan mengenai pembelajaran yang
“MERDEKA” bagi murid maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Murid menguasai materi pelajaran yang telah di pelajarinya.
2. Murid menguasai cara mempelajari pelajaran dengan baik.
3. Murid dapat mempelajari bahan pelajaran baru dengan sendirinya.
4. Murid mampu mengemukakan ide/pendapatnya sendiri dalam mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya dan memberikan tanggapan/saran atas hasil diskusi
kelompok lainnya.
5. Tumbuh kebiasaan dan keterampilan membina kerja sama dan gotong royong atau
hubungan sosial dengan orang lain serta mampu berpikir kritis dalam
menyelesaikan masalah/persoalan yang disajikan.

Pembelajaran yang didapat dari pelaksanaan


Untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang “MERDEKA bagi murid, guru
dituntut agar mampu mengelola proses pembelajaran yang memberikan rangsangan
kepada murid sehingga ia mau dan mampu belajar. Proses belajar terjadi jika murid
merespon stimulus (rangsangan) yang diberikan guru, selain itu untuk meraih
pembelajaran yang “MERDEKA” bagi murid juga dapat dibimbing oleh guru dari
pengetahuan sebelumnya yang mereka miliki yang tersimpan dalam ingatan dan
pemikiran mereka dengan menggunakan teori dan metode pembelajaran dengan tepat.
Seorang guru secara spesifik wajib melakukan identifikasi kebutuhan
belajar siswa sebelum melaksanakan kontrak pembelajaran, dengan tujuan agar dapat
diketahui harapan dan keinginan siswa terhadap materi/bahan ajar yang akan
diajarkan, metode yang akan digunakan serta penilaian yang akan dilakukan.
Dengan penggunaan pembelajaran “MERDEKA” maka pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperoleh murid dari proses pembelajaran dapat melekat
lebih lama dalam ingatan murid dan pembentukan karakter profil pelajar Pancasila.

Rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang


Adapun rencana perbaikan untuk pelaksanaan di masa mendatang, yaitu:
1. Pengelolaan waktu yang lebih efektif dan efisien.
2. Pemilihan materi pembelajaran yang beragam.

Dokumentasi Kegiatan Pembelajaran


Dokumentasi Umpan Balik/Refleksi dari Murid
1. Belajar lebih mengasyikkan karena dapat menyelesaikan soal/masalah bersama-
sama (bergotong royong) (Tia Angelista)
2. Merasa belajar sangat mudah karena bisa mendapatkan informasi tidak hanya pada
buku paket tapi dari sumber belajar yang lain (Muhammad Anwar Hasan)
3. Lebih bebas dalam menyampaikan ide maupun tanggapan dalam pembelajaran
(Siti Muliani)
4. Lebih memahami belajar matematika karena saling membantu sesama anggota
kelompok (Muhammad Rezky)

Anda mungkin juga menyukai