Anda di halaman 1dari 8

LK 3.

1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)


Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SD Negeri Kedungjambal 01


Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil
dicapai belajar peserta didik pada pembelajaran materi berhitung
Penulis Nofi Setiawan, S.Pd
Tanggal 20 November 2023

Situasi : Latar belakang masalah


Kondisi yang menjadi Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu
latar belakang masalah, menerima dan paham terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
mengapa praktik ini dilakukan. Dalam proses pembelajaran, guru harus dapat menyampaikan
penting untuk dibagikan,
materi yang menarik agar materi dapat dipahami dan dimengerti peserta
apa yang menjadi
peran dan tanggung didik sehingga tujuan belajar dapat tercapai. Guru diharapkan mampu
jawab anda dalam memberikan materi dengan metode yang menyenangkan, sehingga proses
praktik ini. pembelajaran bisa bermakna dan peserta didik dapat termotivasi untuk
mengikuti pembelajaran.
Keterbatasan dan lemahnya kreatifitas guru dalam merencanakan
pembelajaran, membuat media pembelajaran, dan mengelola kegiatan
pembelajaran, menggunakan model pembelajaran yang variatif yang sesuai
dengan karakter peserta didik di kelas menjadi penyebab rendahnya hasil
belajar peserta didik. Hasil belajar peserta didik dipengaruhi salah satunya
dari minat belajar peserta didik terhadap pembelajaran. Minat besar
pengaruhnya terhadap belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat peserta didik, peserta didik tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya. Bahan pelajaran yang menarik peserta didik, lebih
mudah dipelajari dan disimpan (Ayu Ardilla, Suryo Hartanto, 2017).
Selama ini pembelajaran di kelas berlangsung secara konvensional masih
berfokus pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (teacher
centered), kemudian ceramah dan penugasan menjadi pilihan utama
strategi belajar. Padahal, proses pembelajaran yang cenderung teacher
centered ini tidak bisa memberikan kesempatan pada peserta didik untuk
mengkonstruksi pengetahuan dan mengungkapkan kreasi berpikirnya,
sehingga kemudian peserta didik menjadi lebih pasif untuk mengikuti
pembelajaran di kelas. Padahal harapannya pembelajaran itu seharusnya
berpusat pada peserta didik (student centered) karena peserta didik akan
lebih cepat paham terhadap suatu materi ketika mereka dilibatkan langsung
pada pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru, diperoleh informasi
bahwa peserta didik masih belum paham konsep berhitung, akibat dari
masa pandemi yang lalu peserta didik masih kesulitan berhitung. Peserta
didik selama pandemi lebih banyak belajar dari rumah, yang mana kegiatan
LK 3.1 Menyusun Best Practices
belajar lebih banyak bergantung oleh bantuan orang tua. Peserta didik
belum paham betul makna dari setiap materi yang mereka pelajari, karena
guru belum mengenalkan pembelajaran dengan benda konkrit. Hal tersebut
tentunya berpengaruh pada pencapaian kompetensi peserta didik, hal ini
juga dapat menyebabkan rendahnya pemahaman konsep peserta didik.
Untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman konsep, diperlukan
suatu model pembelajaran yang mampu membuat peserta didik
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri agar peserta didik lebih termotivasi
untuk mengikuti serangkaian pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
Pelaksanaan pembelajaran berhitung akan jauh lebih baik jika siswa
dihadapkan dengan masalah yang ada di dalam kehidupan sehari- hari.
Namun, sampai saat ini ternyata masih belum sesuai yag diharapkan karena
pemahaman konsep berhitung yang masih sering mengecewakan. Sering
siswa merasa materi berhitung adalah sesuatu yang kurang menarik karena
terlalu abstrak dan sulit untuk dipelajari. Hal inilah yang menyebabkan
pemahaman siswa terhadap suatu materi berhitung menjadi sangat rendah
dan bingung ketika dihadapkan pada dunia nyata. Berbeda dengan
pembelajaran kontekstual yang berpijak pada pandangan konstruktivisme
yang mengarahkan bagaimana cara menghubungkan materi pelajaran
berhitung pada kehidupan sehari-hari. Guru dalam pembelajaran bertindak
untuk mengatur, menyiapkan dan membantu siswa sehingga tercipta
kondisi belajar yang kondusif. Agar upaya tersebut berhasil maka harus
dipilih model pembelajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi siswa
serta lingkungan belajar, siswa dapat aktif, interaktif, dan kreatif dalam
proses pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan guru
seharusnya dapat membantu proses analisis siswa. Salah satu model
pembelajaran yang dapat mengaktifkan serta memenuhi kebutuhan belajar
siswa yang beragam yaitu model PBL (Problem Based Learning). PBL
adalah model pembelajaran yang memperkenalkan masalah di awal
pembelajaran, masalah tersebut kemudian digunakan sebagai bahan untuk
memotivasi sekaligus menyampaikan konsep kepada siswa. PBL
menggunakan masalah otentik sebagai konteks untuk penyelidikan
mendalam tentang apa yang siswa butuhkan dan apa yang harus diketahui
(Ramlawati dkk. 2017). PBL adalah model pembelajaran yang dapat
memberi tantangan baru pada siswa untuk bekerja secara kolaboratif dalam
kelompok untuk mencari solusi atas masalah kontekstual yang nyata serta
dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis tingkat tinggi. Selain itu,
model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
aktif berkreasi dalam mengeksplor pengetahuannya sehingga
meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam belajar baik secara mandiri
maupun kelompok.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi
belajar siswa adalah dengan menerapkan media pembelajaran yang
bervariatif. Menurut Gatot Muhsetyo,dkk. (2017:2.3) Media adalah alat
bantu pembelajaran yang secara sengaja dan terencana disiapkan atau
disediakan guru untuk mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan
LK 3.1 Menyusun Best Practices
pelajaran, serta digunakan siswa untuk dapat terlibat langsung dengan
pembelajaran matematika. Media yang guru pergunakan untuk
pembelajaran yaitu menyajikan pembelajaran dengan benda konkret, agar
peserta didik paham dengan konsep dan juga penerapan terhadap masalah
yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Guru juga menggunakan media
simulasi untuk membantu pemahaman konsep belajar berhitung peserta
didik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Aditya
(2017), bahan ajar berbantukan scratch tidak hanya membantu peserta didik
meningkatkan logika, namun juga sebagai salah satu media pembelajaran
berkonsep edutainment bagi guru. Rusilowati et al (2020) menyatakan
bahwa bahan ajar berbantukan scratch memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan konsep materi menjadi suatu simulasi
atau animasi dan melibatkan peserta didik dalam setiap penggunaan
scratch.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik ini menjadi penting dibagikan karena dengan menerapkan model
pembelajaran inovatif Problem Based Learning yang berpusat pada peserta
didik (student centered learning) pada saat proses pembelajaran dan juga
adanya penggunaan media pembelajaran yang bervariasi akan berdampak
pada peningkatan hasil belajar peserta didik untuk belajar mandiri maupun
secara berkelompok dalam menemukan konsep materi pembelajaran yang
diharapkan dan juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
(kemampuan berpikir tingkat tinggi). Dengan meningkatnya hasil belajar
peserta didik dalam pembelajaran ini akan menjadikan siswa lebih senang
dalam belajar yang akhirnya akan berdampak pada kebermaknaan proses
pembelajaran dan juga motivasi dalam mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Peran dan tanggungjawab
1. Peran dan tanggungjawab saya pada best practice ini adalah sebagai
seorang pendidik (guru) sekolah dasar, harus bisa meningkatkan
keberhasilan belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan
kompetensi yang dipelajarinya dan tetap dengan dilandasi karakter
religius, karakter budaya lokal dan karakter kebangsaan.
2. Guru merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dengan
karakterisktik peserta didik dan kondisi lingkungan belajar.
3. Guru sebagai fasilitator untuk menjembatani dan membimbing peserta
didik dalam pemahaman konsep sebagai bekal untuk mengahadapi
masalah dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru sebagai observer proses pembelajaran, baik proses pembelajaran
yang sudah dilakukan peserta didik maupun guru sendiri, sebagai bahan
refleksi perbaikan pada pembelajaran selanjutnya

Tantangan : Tantangan yang dihadapi adalah:


Apa saja yang a. Kemampuan pendidik dalam membuat perencanaan pembelajaran
LK 3.1 Menyusun Best Practices
menjadi tantangan menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik di kelasnya dan juga
untuk mencapai materi yang akan diajarkan.
tujuan tersebut? b. Penguasaan materi berhitung dari konsep faktual hingga metakognitif
Siapa saja yang dan kemampuan guru untuk memberikan pertanyaan pemantik yang
terlibat ? mampu membuat siswa berpikir kritis dan juga memfasilitasi siswa
ketika ada masalah yang sulit dipecahkan.
c. Kemampuan pendidik dalam melakukan pengelolaan kelas, mulai dari
pembuatan kesepakatan dalam pembelajaran, dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sesuai yang direncanakan.
d. Kemampuan pendidik dalam memberikan kalimat motivasi dan membuat ice
breaking.
e. Kemampuan pendidik dalam bidang teknologi untuk menghasilkan media
pembelajaran yang bisa memfasilitasi peserta didik sesuai gaya belajarnya
(misal dalam bentuk modul yang menarik, canva, dan juga video
pembelajaran).
f. Kemampuan pengelolaan waktu yang terbatas untuk memaksimalkan
proses pembelajaran, mulai dari diskusi, presentasi, dan juga penggunaan
alat peraga.

Yang terlibat:
a. Kepala Sekolah, yang memberi izin dan supervisi pembelajaran
b. Rekan sejawat, sebagai dokumentator (kameramen) dan asisten observer
c. Peserta didik kelas 4 sejumlah 16 anak.
Aksi : a. Langkah untuk menghadapi tantangan:
Langkah-langkah apa 1. Membuat perencanaan desain dan perangkat pembelajaran
yang dilakukan untuk kontekstual yang menarik dan berpusat pada siswa, dilengkapi
menghadapi dengan augmented reality dan video pembelajaran agar siswa
tantangan tersebut/ lebih fokus pada proses pembelajaran
strategi apa yang 2. Selalu meng-upgrade pengetahuan berhitung sehingga
digunakan/ menguasai materi yang akan diajarkan (dari faktual hingga
bagaimana metakognitif)
prosesnya, siapa saja 3. Mempelajari mengenai kemampuan high order thinking skill dan
yang terlibat / Apa indikator yang mencakup kemampuan HOTS berpikir kritis untuk
saja sumber daya kemudian diterapkan pada perangkat pembelajaran yang sudah
atau materi yang direncanakan.
diperlukan untuk 4. Membuat media pembelajaran yang menarik dengan
melaksanakan menggunakan aplikasi Canva education dan belajar
strategi ini ? menggunakan platform online yang tentunya akan menarik
perhatian siswa.
5. Mengkonsultasikan desain dan perangkat pembelajaran pada
dosen pembimbing dan juga guru pamong, kemudian merevisi
sesuai dengan saran dan arahan dari pembimbing.
6. Kreatif dan inovatif didalam menggunakan sumber daya yang ada
untuk bisa mengakomodir kebutuhan belajar siswa.
7. Melakukan kesepakatan pembelajaran (termasuk dalam penentuan
waktu) agar penggunaan waktu untuk kegiatan belajar lebih efektif.
8. Memperbaiki manajemen penggunaan waktu agar kegiatan
LK 3.1 Menyusun Best Practices
pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran
yang sudah dibuat.

b. Strategi:
1. Melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat untuk penyusunan
perangkat dan instrumen yang akan digunakan saat pembelajaran.
2. Membuat Media pembelajaran yang variative, mulai dari media
canva, video pembelajaran dan juga alat peraga untuk membantu
pemahaman konsep siswa terhadap materi.
3. Memaksimalkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Mendorong dan memotivasi siswa dalam bentuk ice breaking,
permainan dan pemberian reward (berupa kalimat pujian, piagam
penghargaan, atau barang)

c. Proses:
1. Menyusun desain pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan meliputi RPP,
LKPD, Bahan Ajar, Media Pembelajatan, Instrumen Penilaian dan
platform yang digunakan.
3. Memberikan apersepsi pada siswa, agar mereka dapat mempunyai
imajinasi mengenai materi yang akan dipelajari hari ini, sehingga
mereka akan lebih siap dan paham pada materi tersebut.
4. Memberikan pertanyaan pemantik pada siswa, mulai dari pertayaan
faktual hingga metakognitif untuk mengembangkan kemampuan
berpikir kritis pada siswa.
5. Membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok selama
proses pembelajaran dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan
permasalahan dalam LKPD guna menemukan konsep materi
pelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini siswa belajar untuk
meningkatkan kemampuan berliterasi, berpikir kritis, kreatif,
kolaboratif dan komunikatif.
6. Melakukan observasi sikap dan ketrampilan selama proses
pembelajaran.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompok di depan kelas yang nantinya akan
ditanggapi oleh kelompok lain. Dalam hal ini siswa belajar untuk
berpikir kritis dan komunikatif dalam mengemukakan pendapat
8. Memberikan reward pada kelompok terbaik dan siswa teraktif, untuk
meningkatkan motivasi seluruh siswa
9. Melakukan refleksi masing-masing siswa terkait dengan proses
pembelajaran yang sudah dilakukan.
10. Mengevaluasi penguasaan materi HOTS berpikir kritis siswa, dan
angket motivasi siswa.
d. Yang terlibat:
1. Kepala Sekolah
2. Rekan sejawat
LK 3.1 Menyusun Best Practices
3. Peserta didik

e. Sumber daya yang dimiliki:


1. Input siswa yang memiliki gaya belajar yang beraneka ragam
(sesuai dengan hasil tes diagnostik siswa)
2. Kemauan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
3. Kemauan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna
kepada siswa
4. Rekan sejawat yang aktif mendukung
5. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk melaksanakan aksi

Refleksi Hasil dan a. Dampak aksi:


dampak 1. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran
Bagaimana dampak 2. Siswa tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
dari aksi dari 3. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, aktif, dan bermakna
Langkah-langkah untuk siswa.
yang dilakukan? 4. Siswa semakin tertantang, bersemangat dan kreatif dalam belajar
Apakah hasilnya 5. Keberhasilan belajar siswa meningkat
efektif? Atau tidak 6. Siswa dapat menjawab pertanyaan dari tingkat faktual hingga
efektif? Mengapa? metakognitif (kemampuan berpikir kritis – kemampuan berpikir
Bagaimana respon tingkat tinggi)
orang lain terkait 7. Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas
dengan strategi yang dengan baik dan benar
dilakukan, Apa yang 8. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat terlaksana
menjadi faktor
keberhasilan atau b. Hasil efektif:
ketidakberhasilan - Hasil Evaluasi Siswa menunjukkan hasil belajar siswa mengalami
dari strategi yang peningkatan.
dilakukan? Apa c. Hasil tidak efektif:
pembelajaran dari - Sebagian siswa masih belum percaya diri.
keseluruhan proses Penyebab:
tersebut - Belum terbiasa dengan presentasi

Respon orang lain:


1. Respon Peserta didik
Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran, baik secara
pengamatan langsung, pengisian lembar observasi, pengisian angket
siswa dan juga wawancara kepada siswa hasil proses pembelajara
berjalan dengan baik. Peserta didik antusias dan aktif dalam proses
pembelajaran.
2. Respon Kepala Sekolah
Guru diharapkan selalu berinovasi dalam pembelajaran dan
mensosialisasikan ilmu yang didapat selama PPG kepada rekan yang
lain.
3. Respon Teman Sejawat
Hasil wawancara dengan teman sejawat, teman sejawat
mengapresiasi praktik pembelajaran yang guru lakukan, dimana
LK 3.1 Menyusun Best Practices
praktik pembelajaran terbukti berjalan dengan baik dan
menghasilkan peningkatan hasil belajar oleh siswa. Guru
diharapkan lebih berinovasi lagi kedepannya.

d. Faktor pendukung keberhasilan:


1. Dukungan manajemen sekolah, melalui kebijakan dan juga jadwal
pelajaran yang bisa mendukung pengembangan kemampuan
literasi, berpikir kritis, dan kemampuan 4C.
2. Keuletan dan kesabaran pendidik dalam melakukan inovasi
pelaksanaan proses pembelajaran.
3. Keseriusan pendidik dalam menerapkan pembelajaran sesuai yang
telah direncanakan
4. Peserta didik yang konsisten dan mempunyai komitmen untuk terus
belajar
5. Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung proses
pembelajaran.

e. Pembelajaran yang bisa diambil:


1. Bahwa peserta didik adalah bukan selembar kertas kosong yang bisa
diisi tulisan oleh guru, bahwa peserta didik sudah memiliki
kemampuan, bakat dan minatnya masing-masing serta tugas guru
adalah meningkatkan dan mengasah kemampuan, bakat dan minat
siswa tersebut melalui proses pembelajaran. Karena selama
pembelajaran siswa akan berproses untuk meningkatkan kemampuan
berkolaborasi, berkomunikasi, kreatif dan berpikir kritis dalam
sebuah diskusi kelompok yang pada akhirnya memberikan
pengalaman yang bermakna untuk membekali diri mereka dalam
mencapai tujuan hidupnya.
2. Langkah-langkah PBL mampu membuat siswa belajar secara aktif
serta membuat siswa memiliki sifat yang optimis, komitmen dan
berinisiatif tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusinya dan siswa dapat menguasai materi
yang akan dipresentasikan.
3. Melalui PBL, siswa dituntut belajar secara kolaboratif dan membuat
suatu karya sehingga siswa lebih antusias dalambelajar
(memenuhi indikator pertama dan kedua motivasi yaitu dorongan
berprestasi dan optimis), siswa dituntut untuk mencari solusi dalam
memecahkan masalah melalui berbagai referensi (memenuhi
indikator ketiga yaitu komitmen), pengkomunikasian hasil
eksperimen membuat siswa tidak segan untuk bertanya maupun
menjawab pertanyaan dari guru (memenuhi indikator keempat yaitu
inisiatif tinggi).
4. Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan
menerapkan pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil
pembelajaran dapat terus meningkat.
5. Guru yang belum menerapkan model Problem Based Learning
LK 3.1 Menyusun Best Practices
(PBL) dapat menerapkan model tersebut dalam pembelajaran
berhitung dengan variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat
meningkatkan perhatian motivasi dan keaktifan siswa untuk
memahami materi yang disajikan.
6. Guru dapat menerapkan media pembelajaran yang bervariatif sesuai
materi yang disampaikan dan karakteristik peserta didik.
7. Guru diharapkan selalu berinovasi untuk selalu mengikuti
perkembangan zaman.

Anda mungkin juga menyukai