Anda di halaman 1dari 13

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode

Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)


Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam
Pembelajaran Aksi 1

Lokasi SMA Negeri 5 Sungai Penuh


Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa
pada Materi Barisan Aritmetika
Penulis Dena Pitria, S.Pd
Tanggal 12 Desember 2022
Situasi: Latar belakang masalah dari praktik
Kondisi yang menjadi latar pembelajaran ini adalah siswa belum percaya diri
belakang masalah, mengapa ketika belajar sehingga motivasi untuk belajar
praktik ini penting untuk kurang. Masih banyak siswa yang merasa takut
dibagikan, apa yang menjadi untuk menyampaikan pendapatnya. Kegiatan
peran dan tanggung jawab pembelajaran cenderung tidak menarik sehingga
anda dalam praktik ini. siswa kurang termotivasi untuk belajar. Guru belum
merancang pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan. Guru tidak memberikan LKPD yang
menarik dan guru juga jarang memberikan contoh
soal kontekstual kepada siswa.
Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk
dibagikan karena :
1. Sebagian besar guru menghadapi situasi yang
sama seperti yang saya alami
2. Praktik pembelajaran ini bisa memotivasi saya
sendiri untuk mendesain pembelajaran yang
kreatif dan inovatif
3. Praktik pembelajaran ini bisa memberikan
motivasi kepada guru lain dalam hal mendesain
pembelajaran yang kreatif dan inovatif
4. Praktik pembelajaran ini bisa menjadi referensi
untuk guru lain bagaimana cara mengatasi
motivasi belajar siswa
Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam
praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang
bertanggung mendesain pembelajaran yang kreatif,
inovatif, dan menyenangkan menggunakan model,
metode dan media pembelajaran yang tepat dan
inovatif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara efektif dan bisa meningkatkan motivasi belajar
siswa pada materi barisan aritmetika dari masalah
kontekstual
Tantangan : Tantangan yang dihadapi penulis saat pembelajaran
Apa saja yang menjadi untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu
tantangan untuk mencapai pemilihan media ajar yang tidak tepat sehingga
tujuan tersebut? Siapa saja motivasi anak rendah. Kurangnya pemanfaatan
yang terlibat, TPACK di kelas. Model pembelajaran yang belum
relevan dengan kebutuhan siswa. Pemberian contoh
kontekstual kepada siswa.
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru
harus melewatinya dengan berbagai cara seperti
menerapkan media yang sesuai dengan gaya belajar
peserta didik yaitu dengan menggunakan media
konkret, serta model pembelajaran yang
mendukung. Dalam hal ini penulis menerapkan
Model Pembelajaran Problem Based Lerning (PBL).
Praktik pembelajaran ini penulis melibatkan kepala
sekolah, beberapa rekan sejawat dan tokoh
pendidikan, dari mulai menganalisis penyebab
masalah, penulis mewawancarai :
1. Kepala Sekolah : Hadi Sutrisno, S.Pd
2. Teman Sejawat : Eki Winda Khandra, S.Pd
3. Pakar Pendidikan :
Endrawita, M.Pd (Ketua MGMP Matematika
Kabupaten Kerinci)
Rahmi Putri, M.Pd (Dosen Matematika IAIN
Kerinci)
Penulis juga melibatkan rekan sejawat sebagai
videografer yaitu Ibu Rima Aprilia, SE membantu
dalam merekam atau pengambilan video saat proses
pembelajaran berlangsung. Penulis juga mendapat
masukan dan saran dari dosen pembimbing Ibu
Yemi Kuswardi, S.Si, M.Pd dan guru pamong Ibu Dwi
Titik Irdiyati, S.Si, M.Pd.
Aksi : Berdasarkan tantangan yang dihadapi guru,
Langkah-langkah apa yang langkah-langkah yang harus dilakukan yaitu :
dilakukan untuk Strategi yang dilakukan adalah dengan memilih
menghadapi tantangan media pembelajaran yang inovatif. Dalam pemilihan
tersebut/ strategi apa yang media pembelajaran penulis menggunakan media
digunakan/ bagaimana audio visual yang ditayangkan dalam bentuk video
prosesnya, siapa saja yang pembelajaran, penggunaan power point serta
terlibat / Apa saja sumber penggunaan LKPD yang sudah dibuat menarik. Hal
daya atau materi yang tersebut dimaksudkan agar peserta didik motivasi
diperlukan untuk belajarnya meningkat saat pembelajaran
melaksanakan strategi ini berlangsung. Proses pembuatan media pembelajaran
untuk video guru mengambil video dari youtube yang
sesuai dengan materi yang akan diajarkan yaitu
barisan aritmetika, power point dan LKPD barisan
aritmetika yang dibuat oleh guru sendiri.
Selain itu, untuk evaluasi guru memberikan
kuis dengan menggunakan kuis online Kahoot yang
memanfaatkan android. Melalui media kuis online
Kahoot akan mampu memberikan motivasi dan
respon yang baik bagi siswa dalam proses
pembelajaran matematika materi barisan aritmetika.
Pemilihan model pembelajaran inovatif. Strategi
yang dilakukan guru dalam pemilihan model
pembelajaran inovatif dengan memahami
karakteristik siswa dan karakteristik materi
pembelajaran. Adapun model pembelajaran inovatif
yang dipilih yaitu Model Problem Based Learning
(PBL). Proses pemilihan model ini dengan
mempelajari model-model pembelajaran inovatif
melalui kajian literatur, gaya belajar siswa, dan
memahami karakeristik materi pembelajaran.
Sumber daya yang diperlukan untuk membuat
pembelajaran yaitu buku siswa matematika wajib
kelas XI, jaringan internet, laptop, printer, aplikasi
microsoft power point dan aplikasi microsoft word.
Berdasarkan hasil kajian literatur , wawancara
kepala sekolah, wawancara teman sejawat, dan
pakar, strategi yang dilakukan guru untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam proses
pembelajaran yaitu memberikan contoh kontekstual
kepada yang berkaitan dengan materi barisan
aritmetika. Hal ini dilakukan untuk menyadarkan
siswa tentang apa yang sedang dipelajari. Dengan
memberikan contoh kontekstual pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan tidak membosankan
sehingga bisa meningkatkan motivasi belajar siswa.
Proses peningkatan motivasi belajar siswa yaitu
dengan membuat perangkat pembelajaran dengan
aktivitas berpusat pada siswa, menggunakan media
pembelajaran yang menarik, dan merancang LKPD
barisan aritmetika dengan memberikan soal yang
kontekstual. Sumber daya yang dibutuhkan adalah
pemahaman guru terhadap materi barisan
aritemtika untuk bisa merancang soal-soal
kontekstual.

Gambar 1. Proses PBL Diskusi Kelompok

Gambar 2. Proses PBL Presentasi Hasil Diskusi

Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi dan langkah – langkah yang
Bagaimana dampak dari aksi telah dilakukan yaitu hasil yang dirasakan sangat
dari Langkah-langkah yang positif. Hal ini dapat dilihat dari penggunaan media
dilakukan? Apakah hasilnya video pembelajaran dan power point membantu
efektif? Atau tidak efektif? untuk menarik perhatian siswa dalam belajar
Mengapa? Bagaimana respon sehingga siswa terlibat aktif dalam proses belajar
orang lain terkait dengan mengajar. Pemilihan model pembelajaran yang
strategi yang dilakukan, Apa berpusat pada siswa sangat membantu untuk
yang menjadi faktor meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Dengan
keberhasilan atau LKPD yang menarik serta kontekstual dan
ketidakberhasilan dari berdiskusi kelompok lalu persentasi hasil membuat
strategi yang dilakukan? Apa siswa aktif dalam proses pembelajaran. Dari LKPD
pembelajaran dari yang diberikan siswa lebih mudah memahami
keseluruhan proses tersebut perintah soal karena soal yang ada di LKPD
berbentuk kontekstual yang ada disekitar siswa dan
berbasis kearifan lokal. Dengan pendekatan
kontekstual sangat membantu guru untuk
meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
Pendekatan kontekstual membuat siswa dapat
berfikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan
informasi, menyadarkan siswa tentang apa yang
mereka pelajari.
Sebagian besar respon siswa terhadap kegiatan
pembelajaran ini adalah sangat senang.
Pembelajaran menggunakan media yang menarik,
dan menggunakan LKPD dengan pendekatan
kontekstual bisa meningkatkan motivasi siswa
dalam belajar. Hal ini bisa dilihat dari hasil angket
motivasi belajar siswa yang diperoleh dari pemberian
angket kepada siswa kelas XI MIPA melalui google
form dengan hasil angket motivasi belajar siswa
diperoleh 12 orang siswa dengan kategori motivasi
belajar baik sekali dan 4 orang dengan motivasi
belajar baik.
Faktor keberhasilan dalam praktik baik ini
didukung dengan pemahaman guru tentang model
pembelajaran, metode dalam melatih kemampuan
penalaran matematis siswa, pengelolaan kelas yang
baik, pemanfaatan teknologi penunjang
pembelajaran serta kreatifitas guru dalam
berinovasi. Hal ini terlihat dari hasil lembar
observasi keterlaksanaan pembelajaran matematika
dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang
melibatkan teman sejawat Bapak Eki Winda
Khandra, S.Pd sebagai observer yang diperoleh hasil
skor sebesar 4,35 dengan komentar menyeluruh dari
tentang keterlaksaan proses pembelajaran dari
observer adalah: Pembelajaran sudah terlaksana
dengan baik walaupun masih ada beberapa langkah
pembelajaran yang belum terealisasikan dengan
baik.
Lampiran 1

Hasil Lembar Observasi


Jumlah skor = ( 3 ×1 ) + ( 4 ×20 ) + ( 5 ×13 )

= 3+80+ 65

= 148

148
Rata-Rata =4,35
34

Komentar menyeluruh dari tentang keterlaksaan proses pembelajaran dari


observer adalah: Pembelajaran sudah terlaksana dengan baik walaupun masih
ada beberapa langkah pembelajaran yang belum terealisasikan dengan baik.
Lampiran 2

Distribusi Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa

Pernyataan
Kode
No 1 1 1 2 Jumlah
Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 2 13 14 15 6 17 18 9 20 21 22 3 24
1 RA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 96
2 YKP 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 85
3 HNY 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 81
4 AP 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 90
5 IND 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 85
6 YH 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 88
7 TAS 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
8 AGP 4 3 3 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 90
9 STW 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 76
10 DSN 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 84
11 RN 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 82
12 MH 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 82
13 SN 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 81
14 ATF 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 84
15 YP 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 72
16 HF 4 3 4 4 4 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 88
Lampiran 3

Output SPSS

Statistics
Motivasi belajar siswa

N Valid 16

Missing 0
Mean 83.50
Std. Error of Mean 1.612
Median 84.00
Mode 72a
Std. Deviation 6.450
Variance 41.600
Range 24
Minimum 72
Maximum 96
Sum 1336
Percentiles 25 81.00

50 84.00

75 88.00

a. Multiple modes exist. The smallest


value is shown

Skor yang diperoleh dihitung dalam bentuk persentase, dengan cara berikut:
a
x= × 100 %
b
Ket :
x = skor per individu (%)
a = skor yang diperoleh
b = skor maksimal

Persentase Kategori Motivasi


85 % ≤ X <100 % Baik Sekali
70 % ≤ X <85 % Baik

55 % ≤ X <70 % Cukup

40 % ≤ X <55 % Kurang Baik


25 % ≤ X < 40 % Tidak Baik

Sumber : Ria Windi Sahara & Dian Kristiana (2014)


http://eprints.umpo.ac.id/596/1/ARTIKEL.pdf

Lampiran 4

Hasil Motivasi Belajar Matematika Siswa

No Kode Siswa Jumlah Persentase Kategori Motivasi


1 RA 96 100,0 Baik sekali

2 YKP 85 88,5 Baik sekali

3 HNY 81 84,4 Baik sekali

4 AP 90 93,8 Baik sekali

5 IND 85 88,5 Baik sekali

6 YH 88 91,7 Baik sekali

7 TAS 72 75,0 Baik

8 AGP 90 93,8 Baik sekali

9 STW 76 79,2 Baik

10 DSN 84 87,5 Baik sekali

11 RN 82 85,4 Baik sekali

12 MH 82 85,4 Baik sekali

13 SN 81 84,4 Baik

14 ATF 84 87,5 Baik sekali

15 YP 72 75,0 Baik

16 HF 88 91,7 Baik sekali

Kesimpulan

Dari hasil angket motivasi belajar siswa diperoleh 12 orang siswa dengan
kategori motivasi belajar baik sekali dan 4 orang dengan motivasi belajar baik.

Anda mungkin juga menyukai