Anda di halaman 1dari 8

REFLEKSI PEMBELAJARAN

NAMA : NOFI SETIAWAN, S. Pd.


JABATAN : GURU KELAS

SD NEGERI KEDUNGJAMBAL 01
KORMIN BIDANG PENDIDIKAN
KECAMATAN TAWANGSARI
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2023
Lokasi SD Negeri Kedungjambal 01
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin Penerapan Model Problem Based Learning untuk meningkatkan hasil
dicapai belajar peserta didik pada pembelajaran materi berhitung
Penulis Nofi Setiawan, S.Pd
Tanggal 5 Oktober 2023

Situasi : Latar belakang masalah


Kondisi yang menjadi Proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik mampu menerima
latar belakang masalah, dan paham terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dalam proses
mengapa praktik ini pembelajaran, guru harus dapat menyampaikan materi yang menarik agar materi
penting untuk dibagikan,
dapat dipahami dan dimengerti peserta didik sehingga tujuan belajar dapat
apa yang menjadi peran
dan tanggung jawab tercapai. Guru diharapkan mampu memberikan materi dengan metode yang
anda dalam praktik ini. menyenangkan, sehingga proses pembelajaran bisa bermakna dan peserta didik
dapat termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.
Keterbatasan dan lemahnya kreatifitas guru dalam merencanakan pembelajaran,
membuat media pembelajaran, dan mengelola kegiatan pembelajaran,
menggunakan model pembelajaran yang variatif yang sesuai dengan karakter
peserta didik di kelas menjadi penyebab rendahnya hasil belajar peserta didik.
Hasil belajar peserta didik dipengaruhi salah satunya dari minat belajar peserta
didik terhadap pembelajaran. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena
jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik,
peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Bahan pelajaran yang
menarik peserta didik, lebih mudah dipelajari dan disimpan (Ayu Ardilla, Suryo
Hartanto, 2017).
Selama ini pembelajaran di kelas berlangsung secara konvensional masih berfokus
pada guru sebagai sumber utama pengetahuan (teacher centered), kemudian
ceramah dan penugasan menjadi pilihan utama strategi belajar. Padahal, proses
pembelajaran yang cenderung teacher centered ini tidak bisa memberikan
kesempatan pada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan dan
mengungkapkan kreasi berpikirnya, sehingga kemudian peserta didik menjadi
lebih pasif untuk mengikuti pembelajaran di kelas. Padahal harapannya
pembelajaran itu seharusnya
berpusat pada peserta didik (student centered) karena peserta didik akan lebih
cepat paham terhadap suatu materi ketika mereka dilibatkan langsung pada
pembelajaran.
Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh guru, diperoleh informasi bahwa
peserta didik masih belum paham konsep berhitung, akibat dari masa pandemi
yang lalu peserta didik masih kesulitan berhitung. Peserta didik selama pandemi
lebih banyak belajar dari rumah, yang mana kegiatan belajar lebih banyak
bergantung oleh bantuan orang tua. Peserta didik belum paham betul makna dari
setiap materi yang mereka pelajari, karena guru belum mengenalkan pembelajaran
dengan benda konkrit. Hal tersebut tentunya berpengaruh pada pencapaian
kompetensi peserta didik, hal ini juga dapat menyebabkan rendahnya pemahaman
konsep peserta didik. Untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman konsep,
diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membuat peserta didik
mengkonstruksi pengetahuannya sendiri agar peserta didik lebih termotivasi untuk
mengikuti serangkaian pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
Pelaksanaan pembelajaran berhitung akan jauh lebih baik jika siswa dihadapkan
dengan masalah yang ada di dalam kehidupan sehari- hari. Namun, sampai saat ini
ternyata masih belum sesuai yag diharapkan karena pemahaman konsep berhitung
yang masih sering mengecewakan. Sering siswa merasa materi berhitung adalah
sesuatu yang kurang menarik karena terlalu abstrak dan sulit untuk dipelajari. Hal
inilah yang menyebabkan pemahaman siswa terhadap suatu materi berhitung
menjadi sangat rendah dan bingung ketika dihadapkan pada dunia nyata. Berbeda
dengan pembelajaran kontekstual yang berpijak pada pandangan konstruktivisme
yang mengarahkan bagaimana cara menghubungkan materi pelajaran berhitung
pada kehidupan sehari-hari. Guru dalam pembelajaran bertindak untuk mengatur,
menyiapkan dan membantu siswa sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif.
Agar upaya tersebut berhasil maka harus dipilih model pembelajaran yang sesuai
dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungan belajar, siswa dapat aktif,
interaktif, dan kreatif dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang
digunakan guru seharusnya dapat membantu proses analisis siswa. Salah satu
model pembelajaran yang dapat mengaktifkan serta memenuhi kebutuhan belajar
siswa yang beragam yaitu model PBL (Problem Based Learning). PBL adalah
model pembelajaran yang memperkenalkan masalah di awal pembelajaran,
masalah tersebut kemudian digunakan sebagai bahan untuk memotivasi sekaligus
menyampaikan konsep kepada siswa. PBL menggunakan masalah otentik sebagai
konteks untuk penyelidikan mendalam tentang apa yang siswa butuhkan dan apa
yang harus diketahui (Ramlawati dkk. 2017). PBL adalah model pembelajaran
yang dapat memberi tantangan baru pada siswa untuk bekerja secara kolaboratif
dalam kelompok untuk mencari solusi atas masalah kontekstual yang nyata serta
dapat mengembangkan ketrampilan berpikir kritis tingkat tinggi. Selain itu, model
pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif berkreasi
dalam mengeksplor pengetahuannya sehingga meningkatkan kepercayaan diri
siswa dalam belajar baik secara mandiri maupun kelompok.
Selain itu, upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa adalah dengan menerapkan media pembelajaran yang bervariatif. Menurut
Gatot Muhsetyo,dkk. (2017:2.3) Media adalah alat bantu pembelajaran yang
secara sengaja dan terencana disiapkan atau disediakan guru untuk
mempresentasikan dan/atau menjelaskan bahan pelajaran, serta digunakan siswa
untuk dapat terlibat langsung dengan pembelajaran matematika. Media yang guru
pergunakan untuk pembelajaran yaitu menyajikan pembelajaran dengan benda
konkret, agar peserta didik paham dengan konsep dan juga penerapan terhadap
masalah yang ditemui di kehidupan sehari-hari. Guru juga menggunakan media
simulasi untuk membantu pemahaman konsep belajar berhitung peserta didik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iskandar dan Aditya (2017), bahan
ajar berbantukan scratch tidak hanya membantu peserta didik meningkatkan
logika, namun juga sebagai salah satu media pembelajaran berkonsep edutainment
bagi guru. Rusilowati et al (2020) menyatakan bahwa bahan ajar berbantukan
scratch memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
konsep materi menjadi suatu simulasi atau animasi dan melibatkan peserta didik
dalam setiap penggunaan scratch.
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik ini menjadi penting dibagikan karena dengan menerapkan model
pembelajaran inovatif Problem Based Learning yang berpusat pada peserta didik
(student centered learning) pada saat proses pembelajaran dan juga adanya
penggunaan media pembelajaran yang bervariasi akan berdampak pada
peningkatan hasil belajar peserta didik untuk belajar mandiri maupun secara
berkelompok dalam menemukan konsep materi pembelajaran yang diharapkan dan
juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis (kemampuan berpikir tingkat
tinggi). Dengan meningkatnya hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran ini
akan menjadikan siswa lebih senang dalam belajar yang akhirnya akan berdampak
pada kebermaknaan proses pembelajaran dan juga motivasi dalam mengikuti
pembelajaran selanjutnya.
Peran dan tanggungjawab
1. Peran dan tanggungjawab saya pada best practice ini adalah sebagai seorang
pendidik (guru) sekolah dasar, harus bisa meningkatkan keberhasilan belajar
siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran, dengan kompetensi yang
dipelajarinya dan tetap dengan dilandasi karakter religius, karakter budaya
lokal dan karakter kebangsaan.
2. Guru merancang perangkat pembelajaran yang sesuai dengan karakterisktik
peserta didik dan kondisi lingkungan belajar.
3. Guru sebagai fasilitator untuk menjembatani dan membimbing peserta didik
dalam pemahaman konsep sebagai bekal untuk mengahadapi masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Guru sebagai observer proses pembelajaran, baik proses pembelajaran yang
sudah dilakukan peserta didik maupun guru sendiri, sebagai bahan refleksi
perbaikan pada pembelajaran selanjutnya

Tantangan : Tantangan yang dihadapi adalah:


Apa saja yang menjadi a. Kemampuan pendidik dalam membuat perencanaan pembelajaran
tantangan untuk menyesuaikan dengan karakteristik peserta didik di kelasnya dan juga materi
mencapai tujuan yang akan diajarkan.
tersebut? Siapa saja b. Penguasaan materi berhitung dari konsep faktual hingga metakognitif dan
yang terlibat ? kemampuan guru untuk memberikan pertanyaan pemantik yang mampu membuat
siswa berpikir kritis dan juga memfasilitasi siswa ketika ada masalah yang
sulit dipecahkan.
c. Kemampuan pendidik dalam melakukan pengelolaan kelas, mulai dari
pembuatan kesepakatan dalam pembelajaran, dan pelaksanaan kegiatan
pembelajaran sesuai yang direncanakan.
d. Kemampuan pendidik dalam memberikan kalimat motivasi dan membuat ice
breaking.
e. Kemampuan pendidik dalam bidang teknologi untuk menghasilkan media
pembelajaran yang bisa memfasilitasi peserta didik sesuai gaya belajarnya (misal
dalam bentuk modul yang menarik, canva, augmented reality, simulasi dan
juga video pembelajaran).
f. Kemampuan pengelolaan waktu yang terbatas untuk memaksimalkan proses
pembelajaran, mulai dari diskusi, presentasi, dan juga simulasi scratch.
g. Kurang optimalnya penggunaan papan tulis saat pembelajaran dan buku tulis
siswa untuk mencatat poin penting pembelajaran.

Yang terlibat:
a. Kepala Sekolah, yang memberi izin dan supervisi pembelajaran
b. Rekan sejawat, sebagai dokumentator (kameramen) dan asisten observer
c. Peserta didik kelas 3 sejumlah 7 anak.
Aksi : a. Langkah untuk menghadapi tantangan:
Langkah-langkah apa 1. Membuat perencanaan desain dan perangkat pembelajaran kontekstual
yang dilakukan untuk yang menarik dan berpusat pada siswa, dilengkapi dengan augmented
menghadapi tantangan reality dan video pembelajaran agar siswa lebih fokus pada proses
tersebut/ strategi apa pembelajaran
yang digunakan/ 2. Selalu meng-upgrade pengetahuan berhitung sehingga menguasai materi
bagaimana prosesnya, yang akan diajarkan (dari faktual hingga metakognitif)
siapa saja yang terlibat / 3. Mempelajari mengenai kemampuan high order thinking skill dan
Apa saja sumber daya indikator yang mencakup kemampuan HOTS berpikir kritis untuk
atau materi yang kemudian diterapkan pada perangkat pembelajaran yang sudah
diperlukan untuk direncanakan.
melaksanakan strategi 4. Membuat media pembelajaran yang menarik dengan menggunakan
ini ? aplikasi Canva education dan belajar menggunakan platform online
yang tentunya akan menarik perhatian siswa.
5. Mengkonsultasikan desain dan perangkat pembelajaran pada dosen
pembimbing dan juga guru pamong, kemudian merevisi sesuai dengan
saran dan arahan dari pembimbing.
6. Kreatif dan inovatif didalam menggunakan sumber daya yang ada untuk
bisa mengakomodir kebutuhan belajar siswa.
7. Melakukan kesepakatan pembelajaran (termasuk dalam penentuan waktu)
agar penggunaan waktu untuk kegiatan belajar lebih efektif.
8. Memperbaiki manajemen penggunaan waktu agar kegiatan
pembelajaran berlangsung sesuai dengan rencana pembelajaran yang
sudah dibuat.
9. Mengoptimalkan penggunaan papan tulis saat pembelajaran dan buku
tulis siswa.

b. Strategi:
1. Melakukan kolaborasi dengan rekan sejawat untuk penyusunan
perangkat dan instrumen yang akan digunakan saat pembelajaran.
2. Membuat Media pembelajaran yang variative, mulai dari media canva,
augmented reality, video pembelajaran dan juga simulasi permainan
untuk membantu pemahaman konsep siswa terhadap materi.
3. Memaksimalkan peran aktif siswa dalam proses pembelajaran di kelas.
4. Mendorong dan memotivasi siswa dalam bentuk ice breaking,
permainan dan pemberian reward (berupa kalimat pujian, piagam
penghargaan, atau barang)
c. Proses:
1. Menyusun desain pembelajaran yang akan dilaksanakan
2. Menyiapkan perangkat pembelajaran yang dibutuhkan meliputi RPP, LKPD,
Bahan Ajar, Media Pembelajatan, Instrumen Penilaian dan platform yang
digunakan.
3. Memberikan apersepsi pada siswa, agar mereka dapat mempunyai
imajinasi mengenai materi yang akan dipelajari hari ini, sehingga mereka
akan lebih siap dan paham pada materi tersebut.
4. Memberikan pertanyaan pemantik pada siswa, mulai dari pertayaan
faktual hingga metakognitif untuk mengembangkan kemampuan berpikir
kritis pada siswa.
5. Membimbing siswa baik secara individu maupun kelompok selama proses
pembelajaran dalam diskusi kelompok untuk menyelesaikan permasalahan
dalam LKPD guna menemukan konsep materi pelajaran yang diharapkan.
Dalam hal ini siswa belajar untuk meningkatkan kemampuan berliterasi,
berpikir kritis, kreatif, kolaboratif dan komunikatif.
6. Melakukan observasi sikap dan ketrampilan selama proses pembelajaran.
7. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompok di depan kelas yang nantinya akan ditanggapi oleh
kelompok lain. Dalam hal ini siswa belajar untuk berpikir kritis dan
komunikatif dalam mengemukakan pendapat
8. Memberikan reward pada kelompok terbaik dan siswa teraktif, untuk
meningkatkan motivasi seluruh siswa
9. Melakukan refleksi masing-masing siswa terkait dengan proses
pembelajaran yang sudah dilakukan.
10. Mengevaluasi penguasaan materi HOTS berpikir kritis siswa, dan angket
motivasi siswa.
d. Yang terlibat:
1. Kepala Sekolah
2. Rekan sejawat
3. Peserta didik

e. Sumber daya yang dimiliki:


1. Input siswa yang memiliki gaya belajar yang beraneka ragam (sesuai
dengan hasil tes diagnostik siswa)
2. Kemauan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
3. Kemauan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna kepada
siswa
4. Rekan sejawat yang aktif mendukung
5. Sarana dan prasarana yang mendukung untuk melaksanakan aksi

Refleksi Hasil dan a. Dampak aksi:


dampak 1. Siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran
Bagaimana dampak 2. Siswa tidak bosan dalam mengikuti proses pembelajaran
dari aksi dari Langkah- 3. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan, aktif, dan bermakna untuk
langkah yang siswa.
dilakukan? Apakah 4. Siswa semakin tertantang, bersemangat dan kreatif dalam belajar
hasilnya efektif? Atau 5. Keberhasilan belajar siswa meningkat
tidak efektif? 6. Siswa dapat menjawab pertanyaan dari tingkat faktual hingga
Mengapa? Bagaimana metakognitif (kemampuan berpikir kritis – kemampuan berpikir tingkat
respon orang lain tinggi)
terkait dengan strategi 7. Siswa berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas dengan baik
yang dilakukan, Apa dan benar
yang menjadi faktor 8. Pembelajaran yang berpusat pada siswa dapat terlaksana
keberhasilan atau
ketidakberhasilan dari b. Hasil efektif:
strategi yang 1) kemampuan berpikir kritis meningkat berkat pertanyaan pemantik guru yang
dilakukan? Apa dilengkapi dengan Augmented Reality.
pembelajaran dari 2) Hasil Evaluasi Siswa menunjukkan hasil belajar siswa mengalami peningkatan
keseluruhan proses
tersebut c. Hasil tidak efektif:
- Pada aksi 1, penerapan waktu yang belum sesuai dengan yang direncanakan.
- Pada aksi 2 masih ada peserta didik yang masih ragu dalam mengoperasikan
komputer untuk mencoba simulasi.
Penyebab:
- Kurang koordinir guru terhadap waktu pelaksanaan pembelajaran.
- Karena masih kurang berlatihnya peserta didik dalam mengoperasikan
komputer, masih ada peserta didik yang ragu-ragu dalam mencoba simulasi
scratch.

Respon orang lain:


1. Respon Peserta didik

Berdasarkan hasil observasi pada proses pembelajaran, baik secara


pengamatan langsung, pengisian lembar observasi, pengisian angket siswa dan
juga wawancara kepada siswa hasil proses pembelajara berjalan dengan baik.
Peserta didik antusias dan aktif dalam proses pembelajaran.
2. Respon Kepala Sekolah

Guru diharapkan selalu berinovasi dalam pembelajaran dan mensosialisasikan


ilmu yang didapat selama PPG kepada rekan yang lain.

3. Respon Teman Sejawat

Hasil wawancara dengan teman sejawat, teman sejawat mengapresiasi


praktik pembelajaran yang guru lakukan, dimana praktik pembelajaran
terbukti berjalan dengan baik dan menghasilkan peningkatan hasil belajar
oleh siswa. Guru diharapkan lebih berinovasi lagi kedepannya.

d. Faktor pendukung keberhasilan:


1. Dukungan manajemen sekolah, melalui kebijakan dan juga jadwal pelajaran
yang bisa mendukung pengembangan kemampuan literasi, berpikir kritis,
dan kemampuan 4C.
2. Keuletan dan kesabaran pendidik dalam melakukan inovasi pelaksanaan
proses pembelajaran.
3. Keseriusan pendidik dalam menerapkan pembelajaran sesuai yang telah
direncanakan
4. Peserta didik yang konsisten dan mempunyai komitmen untuk terus
belajar
5. Sarana dan prasarana sekolah yang mendukung proses pembelajaran.

e. Pembelajaran yang bisa diambil:


1. Bahwa peserta didik adalah bukan selembar kertas kosong yang bisa diisi
tulisan oleh guru, bahwa peserta didik sudah memiliki kemampuan, bakat
dan minatnya masing-masing serta tugas guru adalah meningkatkan dan
mengasah kemampuan, bakat dan minat siswa tersebut melalui proses
pembelajaran. Karena selama pembelajaran siswa akan berproses untuk
meningkatkan kemampuan berkolaborasi, berkomunikasi, kreatif dan
berpikir kritis dalam sebuah diskusi kelompok yang pada akhirnya
memberikan pengalaman yang bermakna untuk membekali diri mereka
dalam mencapai tujuan hidupnya.
2. Langkah-langkah PBL mampu membuat siswa belajar secara aktif serta
membuat siswa memiliki sifat yang optimis, komitmen dan berinisiatif
tinggi. Hal ini dibuktikan dengan kemampuan siswa dalam
mempresentasikan hasil diskusinya dan siswa dapat menguasai materi yang
akan dipresentasikan.
3. Melalui PBL, siswa dituntut belajar secara kolaboratif dan membuat
suatu karya sehingga siswa lebih antusias dalambelajar (memenuhi
indikator pertama dan kedua motivasi yaitu dorongan berprestasi dan
optimis), siswa dituntut untuk mencari solusi dalam memecahkan masalah
melalui berbagai referensi (memenuhi indikator ketiga yaitu
komitmen), pengkomunikasian hasil eksperimen membuat siswa tidak
segan untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan dari guru
(memenuhi indikator keempat yaitu inisiatif tinggi).
4. Guru meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan
menyampaikan materi serta dalam mengelola kelas dengan menerapkan
pembelajaran inovatif, sehingga proses dan hasil pembelajaran dapat terus
meningkat.
5. Guru yang belum menerapkan model Problem Based Learning (PBL)
dapat menerapkan model tersebut dalam pembelajaran berhitung dengan
variasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat meningkatkan perhatian
motivasi dan keaktifan siswa untuk memahami materi yang disajikan.
6. Guru dapat menerapkan media pembelajaran yang bervariatif sesuai materi
yang disampaikan dan karakteristik peserta didik.
7. Guru diharapkan selalu berinovasi untuk selalu mengikuti perkembangan
zaman.

Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas III

Indartiningsih, S.Pd Nofi Setiawan, S.Pd


NIP. 19670902 199403 2 010

Anda mungkin juga menyukai