(PTK)
OLEH :
NIM.239022495942
Pendahuluan
1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara
umum pendidikan mempunyai peranan dalam membangun dan mengembangkan pola pikir
manusia termasuk diri manusia itu sendiri. Adapun upaya yang perlu dilakukan adalah
melalui perbaikan sistem pendidikan maupun melalui peningkatan mutu pendidikan di
kelas, seperti : menyiapkan tenaga pengajar yang cukup profesional , menyiapkan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran serta memilih strategi
pembelajaran yang cocok sehingga hasil dari proses pembelajaran itu dapat lebih efektif.
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung, guru sebagai motivasi atau pengarah
kegiatan harus bisa membangkitkan minat anak demi menggalakan penerapan
pembelajaran siswa aktif. Hal demikian tentu berkaitan dengan kompetensi dasar dari
seorang guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Secara umum proses
pembelajaran di SD masih bergantung kepada objek kongkrit, yakni sesuai pengalaman
yang dialaminya secara langsung. Pola interaksi antara guru dan siswa perlu
dikembangkan sehingga memungkinkan keterlibatan mental siswa secara optimal dalam
merealisasikan pengalaman belajarnya. Pengertian inilah yang dinamakan cara belajar
siswa aktif (CBSA), yang pada hakekatnya sesuai tujuan pendidikan yaitu untuk
meningkatkan martabat kemanusiaan Raka Joni (Suherman, 2001:9).
Pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, tentu akan membawa pengaruh
terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Permasalahan tersebut menunjukan bahwa
rendahnya mutu pendidikan saat ini, tidak terlepas dari rendahnya motivasi siswa dan
kurang efektifnya metode yang digunakan dalam pebelajaran. Sebagai guru kelas VI SDI
Malalaja, peneliti menemukan masalah utama yaitu rendahnya hasil belajar yang diperoleh
peserta didik pada pembelajaran tematis Tema 5 Sub Tema 1 pembelajaran 1.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, SDI Malalaja telah menetapkan untuk
menggunakan kurikulum 2013. Dimana pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Sebagai guru,
peneliti masih kesulitan untuk memfasilitasi siswa memahami penjumlahan pecahan.
Kesulitan di kelas ini kemudian menjadi alasan kurangnya keaktifan dan keterampilan
siswa dalam pembelajaran serta kesenjangan antara hasil belajar anak, karena nilai yang
diperoleh tidak sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu (75). Hal ini ditunjukkan melalui
data pra tindakan bahwa dari 21 siswa masih terdapat 13 siswa yang tidak mencapai
ketuntasan dalam belajar dengan rata-rata kelas yang hanya mencapai 58.33 serta
memperoleh ketuntasan klasikal sebanyak 38%. Dari data ini secara jelas menunjukkan
bahwa belum adanya ketercapaian dalam suatu pembelajaran.
Nampak penyajian materi pembelajaran tematik tidak terintegrasi sehingga
pembelajaran yang diberikan masih terlihat terkotak-kotak. Pada proses belajar yang
berlangsung, hampir seluruh waktu digunakan oleh guru untuk memberikan penjelasan,
tanpa melibatkan siswa untuk belajar, kecuali mendengarkan saja. Pembelajaran tidak
didesain secara baik akan tetapi masih menggunakan metode ceramah dan metode
penugasan yang berupa pemberian pekerjaan rumah (PR).
Saat ini, peningkatan kualitas pendidikan peserta didik memerlukan strategi belajar
baru yang lebih memberdayakan siswa. Strategi belajar yang dimaksud itu tidak hanya
mengharuskan siswa menghafal kata-kata tetapi merupakan sebuah strategi yang
mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Strategi pembelajaran
ini lebih memfokuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD. Model pembelajaran ini menekankan bagaimana siswa
belajar secara tim, tetapi juga belajar secara mandiri sebagai individu. Sebagai tim, siswa
dapat saling belajar dari sesama temannya, dan secara mandiri, siswa dapat secara aktif
untuk belajar terstruktur, sehingga siswa tidak hanya bergantung dari satu sumber
informasi saja yaitu guru. . Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari muatan tematik itu sendiri melalui kegiatan percobaan untuk
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Siswa akan lebih mudah memahami suatu
konsep jika belajar menemukan sendiri dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
tersebut. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan cepat
membosankan. Sebaliknya pengajar akan lebih menarik bila siswa gembira belajar karena
merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.
Dalam penerapannya, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah langkah penting bagi
guru untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, sekaligus
mencari jawaban untuk mengatasi berbagai persoalan dan berusaha memperbaiki serta
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) permasalahan yang ada di dalam kelas dapat diatasi dengan baik sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, melalui penelitian ini peneliti ingin
mendesain dan menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD
INPRES Malalaja Tahun Pelajaran 2023/2024
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran di kelas masih berjalan satu arah.
2. Penggunaan strategi pembelajaran kurang bervariasi, lebih banyak menggunakan
metode ceramah.
3. Siswa belum berperan sebagai subjek belajar.
4. Peran guru di kelas lebih dominan.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada Tema 5 Sub Tema 1
3. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti ingin mendesain pembelajaran
dengan menggunakan “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD
Inpres Malalaja Tahun Pelajaran 2023/2024.
4. Rumusan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti dapat dipecahkan, maka permasalahan tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Apakah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD Inpres
Malalaja Tahun Pelajaran 2023/2024” ?
5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan Hasil Belajar Tema 5
Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD Inpres Malalaja Tahun Pelajaran 2023/2024
melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD.
6. Manfaat Penelitian
Hasil PTK ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terkait,
secara khusus
1. Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar pada Tema 5 Sub Tema 1 bagi siswa kelas VI SD Inpres
Malalaja.
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
c. Masyarakat
Siswa adalah bagian dan masyarakat, sehingga masyarakat juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Telah dikatakan bahwa pembelajaran merupakan
interaksi antar siswa dan guru, dimana siswa dipandang sebagai subjek
didik atau pelaku belajar. Dalam belajar, siswa mengalami sesuatu yang
menimbulkan suatu perubahan, penambahan tingkah laku atau kecakapan.
Akan tetapi berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti yang sudah disebutkan di atas.
5. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran
tematik terpadu, seperti yang telah diamanatkan oleh kurikulum 2013.
Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu proses pembelajaran yang mengaitkan dan
memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan
pelajaran yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Hernawandan Novi (2009:3)
“Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu model dalam pembelajaran sebagai
suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran
atau atarmata pelajaran dengan semua aspek perkembangan siswa, serta kebutuhan dan
tuntutan lingkungan sosial keluarga”. Selanjutnya menurut Majid (2014:80)
“Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yangmenggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa”.
Sejalan dengan itu, Hadi Subroto (dalam Trianto 2011:151) menjelaskan bahwa,
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu
pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain,
konsep tertentu dikaitkan dengan konsep yang lain, yang dilakukan secara spontan
atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam
pengalaman siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada
umumnya pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan
tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman
kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi siswa.
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan aktivitas pembelajaran yang relevan dengan
lingkungan siswa dan penuh makna. John Dewey (dalam Trianto, 2011:81)
mengatakan “konsep pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai upaya untuk
mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan
pengetahuannya”.
Trianto (2011: 154) menjelaskan pembelajaran tematik terpadu adalah:
“Merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi
pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau
beberapa mata pelajaran”. Nielsen (dalam Musfah 2012 : 181) menjelaskan bahwa
“Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan aspek-aspek intra daninterbidang studi, sehingga pembelajar
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan simultan dalam
konteks yang bermakna”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok
bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, yang dilakukan
secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih,
pembelajaran ini mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan siswa.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik terpadu
memiliki karakteristik-karakteristik yang harus diperhatikan. Di antaranya:
Kemendikbud (2014: 16) menjelaskan beberapa karakteristik tematik terpadu sebagai
merikut: “Berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung tidak terdapat
pemisahan mata pelajaran, menyajikan konsep dalam satu proses pembelajaran serta
keterpaduan hasil pembelajaran dapat berkembang”.
Sejalan dengan itu, Depdiknas (dalam Trianto 2011: 163) mengemukakan karakteristik
pembelajaran tematik yaitu: “(1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman
langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan”.
Majid (2014:89) mengemukakan karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah
sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa (student centered).
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences)
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, dalam pembelajaran tematik
pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas,
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep tersebut secara utuh,
e. Bersifat fleksibel, pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lain, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada,
f. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Musfah,
2012:187), karakteristik pembelajaran tematik ialah “Holistik (menyeluruh), tidak
dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Bermakna, pembelajaran yang
diberikan/dipelajari bermakna. Otentik, pembelajaran tematik terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin
dipelajari. Aktif, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik terpadu yaitu pembelajaran lebih berpusat
kepada siswa, lebih bermakna, serta dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa, karena tidak terlihat adanya pemisahan antar mata pelajaran, dan
juga menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga siswa tidak merasa
bosan mengikuti pembelajaran.
c. Manfaat Pembelajaran Tematik Terpadu
Jika pembelajaran yang diberikan mudah bagi siswa untuk memahaminya
memungkinkan proses pembelajaran akan lebih baik dari sebelumnya. Menurut
Kemendikbud (2014: 15) “Manfaat pembelajan tematik terpadu untuk memberikan
kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang
tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang
dipelajari marupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta
didik”.
Menurut Hermawandan Novi (2009: 13) beberapa manfaat pembelajaran tematik
terpadu yaitu:
1. dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan
waktu karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,
2. siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat,
3. pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa,
4. kemungkinan pembelajaran yang terpisah-pisah sedikit sekali terjadi, sebab
siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih tematik sehingga akan
mendapat pengertian mengenai proses dan meteri yang lebih tematik,
5. Pembelajaran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga
dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran,
6. Dengan pemaduan pembelajaran antar mata pembelajaran diharapkan
penguasaan meteri pembelajaran akan semakin baik dan meningkat,
7. Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan,
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam latar antar mata
pelajaran,
9. Pembelajaran tematik membantu menciptakan struktur kognitif atau
pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,
10. Melalui pembelajaran tematik terjadi kerjasama yang lebih meningkat antara
para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-orang lain /nara sumber lain.
Sukayati (dalam Prastowo, 2013: 146) mengemukakan ada enam manfaat model
pembelajaran tematik terpadu yaitu: “
(1) Topik pelajaran mempunyai keterkaitan,
(2) Memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilanya,
(3) Melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata
pelajaran,
(4) Membantu siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis,
(5) Dapat meningkatkan daya ingat siswa,
(6) Transfer pembelajaran dapat mudah terjadi”.
Menurut Hernawandan Novi (2009: 68) dalam pembelajaran tematik terpadu
mempunyai manfaat yaitu: “dapat membangkitkan motivasi siswa dan perhatian
siswa, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas siswa, dapat
menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah
dimiliki dengan tema yang akan dipelajarinya”.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran
tematik terpadu dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan
mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema, transfer pembelajaran dapat
mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata. serta
dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari marupakan materi
yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi siswa. pembelajaran tematik terpadu
juga membantu siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.
d. Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu
Prinsip pembelajaran tematik terpadu selalu berkaitan dengan tema yang akan
diajarkan dan bagaimana pembelajaran tematik yang seharusnya dalam
pembelajaran. Menurut Majid (2014:89) beberapa prinsip yang berkenaan dengan
pembelajaran tematik integratif sebagai berikut :
a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang actual, dekat dengan
dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran
yang mungkin saling terkait.
c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif
harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat
dalam kurikulum.
d. materi pelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan,
dan pengetahuan awal.
e. materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang
tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Menurut Hernawandan Novi (2009:10) dalam proses pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
(a)Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran. (b) Pemberian tanggung jawab
individu atau kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerjasama kelompok, (c) Guru perlu bersikap menghargai terhadap ide-ide yang
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran”.
Menurut Trianto (2011:154) prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat
diklasifikasikan menjadi empat hal, yaitu:
a. Prinsip penggalian tema, artinya tema-tema saling tumpang tindih dan ada
keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.
b. Prinsip pengelolaan pembelajaran, artinya guru harus mampu menempatkan diri
sebagai fasilitator dan mediator.
c. Prinsip evaluasi, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi
diri, disamping bentuk evaluasi lainnya, dan guru mengajak para siswa untuk
mengevaluasi perolehan belajar yang telah di capai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan di capai.
d. Prinsip reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua pristiwa serta
tidak mengarah aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan
bermakna.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip
pembelajaran tematik terpadu adalah terintegrasi dengan lingkungan siswa atau
bersifat kontekstual, pembelajarannya harus didesain agar siswa bekerja sama
secara sungguh-sungguh, memperhatikan efesien, penggalian tema, pengelolaan
pembelajaran, mengevaluasi, dan reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi siswa
dalam semua pristiwa serta tidak mengarah aspek yang sempit tetapi ke sebuah
kesatuan yang utuh dan bermakna.
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilaksanakan dengan kerangka berpikir sebagai berikut :
Dalam meningkatkan kemampuan memahami materi Tema 5 Sub Tema 1 bagi siswa Kelas
VI SDI Malalaja mengharuskan guru untuk menggunakan kiat, strategi dan pendekatan
yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa Metode Cooperative Learning Tipe STAD sangat tepat untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran Tema 5 Sub Tema 1 di kelas VI SDI Malalaja.
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah jika Metode pembelajaran Cooperative Learning Tipe
STAD diterapkan maka dapat meningkatkan hasil belajar Tema 5 Sub Tema 1 bagi siswa
kelas VI SDI Malalaja.
Bab III
Metodologi Penelitian
Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai maka penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur dan pelaksanan penelitian ini menggunakan
model penelitian Kemmis (Emzir, 2007:240) yaitu alur pelaksanaan berlangsung dalam
siklus yang diulang. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi. Selanjutnya dibuat lagi rencana pada siklus berikutnya.
Secara visual siklus tersebut ditunjukkan dalam gambar di bawah ini :
observe
observe
Reflect Reflect
Action Actio
Revised
Plan
plan
II I
Diagram Bagan Siklus PTK - Model Kemmis (dalam MacIsaac 1996, Emzir, 2007,240)
B. Subjek Penelitian
Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VI SDI Malalaja
Tahun pelajaran 2023/2024 yang berjumlah 21 orang dan terdiri dari 13 orang siswi dan 7
orang siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDI Malalaja - Kecamatan Boawae- Kabupaten
Nagekeo
b. Waktu Penelitian
D. Prosedur Penelitian
Perbaikan pembelajaran untuk Tema 5 Sub Tema 1 dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu
Siklus I dan Siklus II. Prosedur pelaksanaan terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan penelitian dimulai dengan melakukan penelitian Pra Tindakan. Penelitian
pendahuluan ini berupa tes awal yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pemahaman mereka tentang Tema 5 sub Tema 1. Setelah mengkaji hasil penelitian pra
tindakan, mengidentifikasi permasalahannya, mengkaji teori-teori yang relevan dan
merumuskan tujuan penelitian peneliti kemudian merencanakan tindakan
. Perencanaan tindakan meliputi hal- hal sebagai berikut:
a. Mengadakan koordinasi dengan dan kepala sekolah mengenai masalah yang akan
menjadi fokus dalam penelitian.
b. Merancang perangkat pembelajarana yang terdiri dari RPP, LKPD, Bahan ajar,
Media Pembelajaran.dan lembar observasi.
c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan selama
pembelajaran di kelas.
d. Mempersiapkan alat untuk merekam data dan menganalisis mengenai proses dan
hasil persiapan tindakan.
e. Peneliti menetapkan kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian.
f. Peneliti membuat perencanaan yang akan digunakan di dalam penelitian.
g. Peneliti menentukan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi aktivitas
guru, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar instrumen tes.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tindakan yang telah disusun dengan memperlihatkan metode pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD. Pelaksanaan tindakan ini meliputi :
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD, menyusun lembar kerja Peserta Didik (LKPD),
merancang alat evaluasi baik proses maupun hasil dan menyediakan media
pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan penerapan rancangan yang telah dibuat. Pelaksanaan
tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD di
kelas VI SDI Malalaja. Pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti dalam keperluan
mengumpulkan data dengan mengobservasi. Pelaksanaan tindakan direncanakan
dengan rangkaian siklus-siklus secara berulang sampai indikator sudah tercapai
maka siklus akan diakhiri.
c) Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Pada tahap ini, pengamat
berusaha mengenali, merekam dan mencatat secara teliti apa yang terjadi selama
melaksanakan tindakan agar memperoleh data yang akurat pada waktu perbaikan
siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu melakukan
observasi dengan menggunakan format observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning untuk tema 5
Sub Tema 1..
d) Refleksi
Tahap ini merupakan tahap evaluasi tindakan, dimana kegiatan ini
dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Evaluasi ini dilakukan dengan
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang belum terlaksana dengan baik dan pada
bagian mana yang merupakan kesulitan siswa, serta hal-hal apa yang kurang dan
perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Hasil evaluasi dijadikan bahan
pertimbangan untuk melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran selanjutnya
yaitu jika tindakan pertama belum berhasil sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan . Akan tetapi jika berdasarkan hasil refleksi dinyatakan bahwa
tindakan telah berhasil, maka siklus telah dinyatakan selesai.
Adapun langkah-langkah dalam refleksi tindakan meliputi : (1)
Menganalisis hasil tes pada akhir pembelajaran, (2) Menganalisis hasil
observasi dan (3) merencanakan kemudian menentukan tindakan- tindakan yang
dilakukan selanjutnya berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti
bersama observer:
E. Data dan Sumber Data
Ada dua data yang akan digali dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar siswa dan data
hasil observasi. Kedua data ini diperoleh secara langsung dari siswa.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, dipaparkan hasil penelitian yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di SDI Malalaja Tahun Pelajaran 2023/2024. Hasil penelitian ini akan
dipaparkan pada tiap siklusnya. Setiap siklus tindakan pembelajaran diuraikan tentang
perencanan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Paparan Data Pratindakan
Suatu penelitian kualitatif dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan yang
signifikan dari keadaan awal ke keadaan akhir penelitian. Oleh karena itu untuk
mengetahui keadaan awal tentang hasil belajar peserta didik pada Tema 5 Sub Tema 1
peneliti melakukan penelitian awal.
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti mengadakan diskusi
dengan beberapa guru lain mengenai permasalahan Hasil belajar siswa. Dari hasil
tersebut diperoleh informasi tentang banyaknya siswa yang harus remedial setelah
mengikuti ulangan harian karena tidak mencapai KKM. Banyak hal yang
mempengaruhi siswa sehingga tidak mencapai KKM antara lain kurang mendalami
penguasaan materi, pemahaman konsep dasar yang kurang matang, pemilihan metode
yang kurang tepat serta kurang memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang menarik.
Bila hal ini tetap dibiarkan tentu saja prestasi belajar siswa akan menurun dan guru
akan ekstra mengadakan remidial.
Berdasarkan keadaan ini maka diadakan pre tes untuk pembelajaran Tema 5 Sub Tema
1 melalui metode ceramah. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas VI SDI Malalaja tahun pelajaran 2023/2024 sebanyak 21 orang. Tes awal
yang dilakukan peneliti pada pra siklus dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan
awal siswa sebelum menggunakan metode Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
STAD. Data hasil evaluasi pratindakan selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Data Hasil Evaluasi Pra Tindakan
Siswa Kelas VI SDI Malalaja
No Nama Murid KKM Skor Ketuntasan
75
1. A. L 65 TT
2. K. R 60 TT
3. M. W 75 T
4. F. S 55 TT
5. T. E 75 T
6. I. O 60 TT
7. M. G 75 T
8. E. T 65 TT
9. B. K 55 TT
10 N. A 60 TT
11. M. L. 75 T
12. W. O. 65 TT
13. S. N. 80 T
14. D. N 75 T
15. S. O 65 TT
16. J. T 65 TT
17. V. K 75 T
18. I. W 55 TT
19. O. N 45 TT
20. L. A 75 T
21. U. O 50 TT
Jumlah Skor 1.370
Rata-rata Nilai 65.23
Ketuntasan Secara Klasikal 38,09%
Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Dengan hasil tersebut diperoleh data bahwa dari 21 siswa terdapat 8 Siswa tuntas dan
13 siswa tidak tuntas. Seorang siswa dinyatakan tuntas apabila telah mencapai
mencapai KKM yaitu 75.Sedangkan ketuntasan klasikal terjadi apabila 80 % siswa
telah mencapai KKM. Setelah dianalisis persentase siswa yang mencapai KKM pada
pra tindakan yaitu 38,09% , sementara persentasi siswa yang tidak mencapai KKM
yaitu 61,90% . Dari hasil evaluasi pratindakan ini diperoleh juga rata-rata kelas yaitu
65,23.
Setelah memperoleh izinan dari kepala sekolah, pada tanggal 10 Mei 2023, peneliti
kemudian mengadakan pertemuan dengan rekan sejawat untuk meminta kesediaannya
menjadi tim peneliti yaitu sebagai pengamat/observer dalam penelitian ini.
Berdasarkan kesepakatan yang dibuat dan untuk memperoleh gambaran tentang
tingkat pemahaman siswa, maka pada tanggal 12 Mei 2023 dilakukan tes awal di kelas
VI. Pada proses pembelajaran tahap awal, peneliti tidak menggunakan metode
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD sebagaimana dimaksud dalam judul
skripsi ini. Dengan hasil tersebut diperoleh data bahwa dari 21 siswa terdapat 6 Siswa
tuntas dan 15 siswa tidak tuntas. Seorang siswa dinyatakan tuntas apabila telah
mencapai mencapai KKM yaitu 75. Sedangkan ketuntasan klasikal terjadi apabila 80 %
siswa telah mencapai KKM. Setelah dianalisis persentasi siswa yang mencapai KKM
pada pra tindakan yaitu 38,09 % , sementara persentasi siswa yang tidak mencapai
KKM yaitu 61,90% . Dari hasil evaluasi pratindakan ini diperoleh juga rata-rata kelas
yaitu 58,33. Untuk mengetahui data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I
Memperhatikan masalah di atas, maka langkah selanjutnya peneliti mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe STAD.untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada Tema 5
Sub Tema 1.
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran siklus I pertemuan ke-1 terdiri atas 4 tahap yaitu :
1.) Perencanaan
Berdasarkan gambaran tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa maka
peneliti menyusun rencana kegiatan penelitian dengan menggunakan metode
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD. Penelitian pada siklus I di kelas VI
SDI Malalaja di awali dengan menyiapkan perangkat pembelajaran ( RPP ) Tema 5
Sub Tema 1 pembelajaran 1 yang berpedoman pada Kurikulum K13, menyiapkan
lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Pembelajaran dan soal – soal tes. Selain
itu, peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan murid dalam
pembelajaran serta mengadakan koordinasi dengan guru kelas IV , dan kepala sekolah,
sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pembelajaran pada siklus I direncanakan pada tanggal 18 Mei 2023.
Pertemuan ini dilaksanakan dalam waktu 180 menit.
2.) Tindakan
Proses pembelajaran diawali dengan menyapa dan menanyakan keadaan siswa,
setelah itu guru mengecek kehadiran siswa, Doa, Pemberian motivasi dan
menyampaikan materi tentang Tema 5 Sub Tema 1. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Langkah berikutnya yaitu siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, kemudian guru
mengkondisikan mereka untuk duduk sesuai kelompok yang sudah ditentukan.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peranan dan
posisi penting dalam perekonomian negara-negara ASEAN. Kemudian melalui
Power point , guru menyajikan teks bacaan yang berjudul pengalaman belajar dari
negara-negara ASEAN. Disini siswa diberi kesempatan untuk membaca teks
tersebut dan menjawab pertanyaan dengan saling bertukar pikiran melalui tanya-
jawab bersama anggota di dalam kelompok. Setelah itu Siswa melaporkan hasil
kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain.
3.) Observasi
Peneliti dalam pelaksanaan tindakan diamati oleh mitra peneliti, yaitu
Emyliana Prodensia Busu, S.Pd yang menjabat sebagai guru kelas IV .
Penerapan metode pembelajaran Coperative Learning pada siklus I sudah
dilaksanakan guru, namun belum maksimal. Hal ini ditandai dengan aktivitas siswa
yang belum terlalu baik seperti: siswa kurang menyimak penjelasan guru tentang
langkah-langkah pembelajaran yang berkaitan dengan Tema 5 sub Tema 1, siswa
kurang aktif bekerja sama dalam kegiatan kelompok maupun dalam diskusi kelas
serta siswa kurang melibatkan diri bersama siswa lainnya melakukan refleksi
tentang proses yang telah berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran, sering kali
guru merasa cukup kewalahan untuk menenangkan siswa. Hal ini dikarenakan
siswa kurang tertib dan perhatian dalam mendengarkan penjelasan guru. Akibatnya,
waktu menjadi tersita dan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Selama Penerapan metode Cooperative Learning Tipe STAD diterapkan,
umumnya sudah memberikan kemajuan bagi siswa dimana mereka mulai terlibat
dan bekerjasama dengan orang lain. Siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan
menyelesaikan soal secara berkelompok, walaupun masih ada jawaban yang
bervariasi diantara setiap kelompok. Dalam pertemuan ini juga, ada beberapa
aktivitas siswa yang sudah menunjukkan kemajuan seperti menyimak penjelasan
guru dengan penuh perhatian, antuasias menjawab pertanyaaan dan bertanggung
jawab dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
Untuk aktivitas guru, umumnya sudah mulai mengacu pada RPP terutama
dalam menyiapkan medi pembelajaran dan LKPD yang akan dikerjakan siswa
secara berkelompok. Namun, kegiatan ini belum memacu semangat siswa untuk
lebih kreatif dalam mengerjakan soal. Alasannya karena ada sebagian siswa yang
masih belum terbiasa dan canggung untuk melakukan diskusi di dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk setiap aktivitas guru dan siswa ternyata masih
ada poin-poin kegiatan yang belum dilaksanakan secara maksimal sehingga
langkah-langkah pembelajaran masih harus dikemas secara lebih baik lagi demi
menjawab tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui data hasil observasi,
selengkapnya dapat dilihat tabel di bawah ini:
Data Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I
Aspek Penilaian
Nama Memperhatikan Aktif Kerja PemahamanJ jmlh Kategori
Kk klmp Siswa penjelasan guru Bertanya sama Komprehen-
sif
11 22
1 23 3 4 1 2 43 14 1 1 32 34 14 1 2 23 34 4
1
A. L √ √ √ √ 10
K. R √ √ √ √ 8
I
M. W √ √ √ √ 10
F. S √ √ √ √ 10
I. O √ √ √ √ 10
II
M. G √ √ √ √ 10
E. T √ √ √ √ 10
N. A √ √ √ √ 11
III
M. L √ √ √ √ 10
W. O √ √ √ √ 8
D. N √ √ √ √ 8
IV
S. O √ √ √ √ 10
J. T √ √ √ √ 10
L. A √ √ √ √ 10
U. O √ √ √ √ 10
4.) Refleksi
Dalam proses pembelajaran, guru belum sepenuhnya mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah di buat sehingga masih terdapat poin-poin
kegiatan yang tidak terlaksana sesuai perencanaan. Pada siklus I, guru atau peneliti
mulai memperkenalkan metode pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
dalam pembelajaran di kelas. Pada pertemuan ini peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertukar pikiran dan berdiskusi di dalam kelompok. Setelah
guru memberikan petunjuk yang perlu, peserta didik kemudian mengikuti dengan
baik. Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang masih kurang yaitu pada
saat guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi,
umumnya guru belum memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
siswa sehari-hari secara lebih luas. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan, guru
kurang memberikan bimbingan dalam kelompok khususnya pada siswa yang
kurang mampu. Akibatnya mereka kurang termotivasi untuk memahami konsep
dan mengerjakan soal yang diberikan secara serius dan bertanggung jawab.
Pada kegiatan utama saat menjelaskan materi, guru kurang melibatkan siswa
dalam pembelajaran sehingga siswa kurang menyimak secara baik penjelasan guru.
Pada kegiatan berikutnya siswa mengerjakan soal, ternyata masih ada beberapa
orang siswa yang sibuk sendiri sambil menggangu temannya sehingga
membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan soal. Disini guru perlu lebih
menguasai kelas dan mengontrol semua siswa dengan baik sehingga tidak terjadi
kegaduhan di dalam kelas. Pada pertemuan ini proses pembelajaran berjalan lebih
baik dari pada kegiatan pembelajaran pra tindakan, dimana peserta didik mulai
tertarik dan merasa senang dengan proses yang ada. Akan tetapi dalam kegiatan ini
masih ada siswa yang belum mencapai kriteria Ketuntasan maksimal sehingga
berdasarkan hasil refleksi tersebut maka pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus
ke- II.
3. Deskripsi Pembelajaran siklus II
Pembelajaran siklus II terdiri atas 4 tahap, yaitu :
1.) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan, maka peneliti merencanakan untuk
melaksanakan tindakan penelitian siklus II. Penelitian pada siklus II di kelas VI SDI
Malalaja diawali dengan menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP) tentang RPP
Tema 5 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 yang berpedoman pada Kurikulum K13,
menyiapkan Media Pembelajaran, menyiapkan lembar kerja Peserta Didik (LKPD)
dan soal-soal tes. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas guru
dan siswa dalam pembelajaran serta mengadakan koordinasi dengan guru kelas IV
dan kepala sekolah, sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pembelajaran pada siklus II direncanakan pada tanggal 27 Mei 2023. Pertemuan ini
dilaksanakan dalam waktu 180 menit.
2.) Pelaksanaan
Pada tahap awal, peneliti melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada RPP dan
hasil refleksi pada siklus I. Pada pertemuan ini pelaksanaan kegiatan dimulai dengan
guru melakukan apersepsi, absensi, Doa dan memotivasi siswa. Kemudian kegiatan
ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dan tujuan pembelajaran. Sebelum
memasuki kegiatan inti, guru mengkondisikan siswa untuk duduk dalam
kelompoknya masing-masing serta memberikan pengarahan kepada siswa agar
pelaksanaaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pada kegiatan inti, guru mulai memfasilitasi para siswa untuk memahami materi
Tema 5 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 dengan meminta siswa mengamati sebuah
video tentang reklame. Fokus perhatian guru diberikan pada peningkatan
kemampuan memahami sesuai dengan persoalan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa secara berkelompok diminta menuliskan berbagai hal yang
mereka amati dari video reklame tersebut. Selanjutnya secara berkelompok Siswa
diminta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.tentang berbagai contoh
reklame yang terdapat di buku siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengingatkan
kembali konsep-konsep penting untuk memfasilitasi siswa berdiskusi dan
menyelesaikan soal. Selama berdiskusi, tidak lupa guru memberikan motivasi
kepada setiap siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi. Pada
pertemuan ini, guru lebih antusias dalam membimbing siswa. Siswa melaporkan
hasil kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Bersama siswa yang lain
guru membuat penilaian dan kesimpulan dari hasil diskusi.
Untuk integrasi muatan PKn Guru menyampaikan bahwa dalam teks Pengalaman
Belajar dari Negara-Negara ASEAN, kita bisa menemukan keberagaman ekonomi
atau usaha dari berbagai negara. Selanjutnya Guru menampilkan slide power point
tentang Keberagaman dari Negara-Negara di ASEAN. Siswa menuliskan tentang
keberagaman ekonomi atau usaha yang mereka temukan dalam teks beserta
penjelasannya. Kemudian Siswa mendiskusikan jawaban mereka di dalam
kelompok. Setelah berdiskusi siswa masing-masing perwakilan setiap kelompok
Melaporkan hasil diskusi dan ditanggapi oleh kelompok lain. Secara berkelompok
pula, guru membagikan LKPD untuk dikerjakan. Selesai mengerjakan LKPD
Masing- masing perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi dan ditanggapi oleh
kelompok lain.
Pada kegiatan akhir, untuk menguji pemahaman siswa, guru memberikan soal post
test untuk dikerjakan oleh siswa sesuai waktu yang ditentukan. Setelah selesai
mengerjakannya, pekerjaan siswa kemudian dikumpulkan untuk dianalisis oleh
guru. Tidak lupa guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang materi dan
melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru
memberikan penegasan tentang pesan-pesan moral untuk dapat diterapkan oleh
siswa dalam kegiatan sehari-hari. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan
tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan mengajak siswa untuk menutup
kegiatan dengan Doa bersama. Untuk mengetahui data hasil belajar pada pertemuan
ini, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Data Hasil Belajar Pada Siklus II
Kelas VI SDI Malalaja
Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
3.) Observasi
Pada siklus II ini, terlihat banyak peningkatan prestasi belajar siswa. Kemampuan
siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin mengalami peningkatan baik individu
maupun rata-rata kelas. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran sudah cukup baik. Proses pembelajaran di kelas sudah terlihat aktif,
dimana siswa lebih antusias dalam mengerjakan tugas dan berlomba-lomba untuk
menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Akan tetapi guru
masih perlu memberikan pengawasan agar kondisi kelas tetap terjaga dengan baik.
Kegiatan guru lebih diarahkan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa baik dalam
kegiatan diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. Untuk mengetahui data hasil
observasi, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Data Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II
Aspek Penilaian
Nama Memperhati Aktif Kerja Pemahaman J jmlh Kategori
Kk klmp Siswa kan Bertanya sama Komprehen-
penjelasan sif
guru
11 22
1 23 3 41 1 1 2 43 14 1 1 32 34 14 1 2 32 34 4
A. L √ √ √ √ 10
K. R √ √ √ √ 12
I
M. W Type equation
√ here .√ √ √ 12
F. S √ √ √ √ 10
I. O √ √ √ √ 10
II
M. G √ √ √ √ 10
E. T √ √ √ √ 10
N. A √ √ √ √ 11
III
M. L √ √ √ √ 10
W. O √ √ √ √ 8
S. O √ √ √ √ 10
J. T √ √ √ √ 10
I. W. √ √ √ √ 8
Vv V
O. N √ √ √ √ 10
L. A √ √ √ √ 10
U. O √ √ √ √ 10
4.) Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II pertemuan , diadakan refleksi. Berdasarkan hasil
evaluasi yang diperoleh ternyata hasil belajar secara klasikal telah tercapai walaupun
masih terdapat tiga orang siswa yang belum tuntas. Perolehan hasil secara klasikal
sangat memuaskan, namun peneliti ingin agar semua siswa dapat tuntas sehingga
peneliti memutuskan agar penelitian ini dilanjutkan pada siklus III .
PENELITIAN TINDAKAN KELAS
OLEH
ii
MOTTO
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis sampaikan kehadapan Tuhan yang Maha Pengasih dan
Penyayang atas penyertaannya yang telah menguatkan penulis , sehingga mampu
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUB TEMA 1”
ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu
persyaratan dalam usulan pemberkasan portofolio UKIN.
Tujuan lainnya adalah untuk memberikan kesempatan kepada penulis dalam pengembangan
penulis sebagai guru.
Dalam upaya menyelesaikan tulisan ini , ada banyak pihak yang telah memberikan
perhatian , baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Untuk itu pada
tempatnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................................... . i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii
MOTTO.................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................................. .vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................3
C. Pemecahan Masalah.............................................................................................4
D. Tujua Penelitian………………………………………………………………….4
E. Manfaat Hasil Penelitian......................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................5
A. Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................................5
B. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)...........................................6
C. Model Pembelajaran Kooperetif Tipe STAD..................................................... .10
D. Belajar ................................................................................................................ .13
E. Hasil Belajar ……………………………………………………………………18
F. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu…………….………………………....20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
V
DAFTAR TABEL
Halaman
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Grafik Kerangka Berpikr........................................................................ 12
Grafik 2 Grafik Penelitian Kemmis dan McTaggert............................................. 14
Grafik 3 Grafik Peningkatan Nilai Rata –Rata Siswa persiklus............................ 26
Vii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP
Lampiran 2 Soal Tes siklus 1
Lampiran 3 Surat-Surat Penelitian
Lembar Kerja Siswa
Dokumentasi
Lampiran 4 Soal Tes siklus II
Lampiran 5 LKS Siklus II
xi
LAMPIRAN 1
A. TUJUAN
1. Dengan membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari Negara-negara ASEAN”, siswa
mampu mengidentifikasi posisi dan peranan Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN
secara terperinci.
2. Dengan membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari Negara-negara ASEAN” dan mencari
informasi dari berbagai sumber, siswa mampu menuliskan laporan tentang posisi dan peranan
Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN secara terperinci.
3. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu membedakan
macam-macam magnet secara benar.
4. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu menyajikan hasil
eksplorasi tentang macam-macam magnet secara benar.
5. Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis teks
formulir (ekskul, lomba, dan lain-lain) secara cermat.
6. Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menyajikan hasil pengamatan tentang
berbagai jenis teks formulir (ekskul, lomba, dan lain-lain) secara cermat.
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan 15
Pendahuluan Membaca Doa (Orientasi) menit
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik (Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Kegiatan Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 115
Inti Ayo Membaca menit
Untuk memulai pembelajaran, guru me-nyampaikan bahwa Indonesia
memiliki peran-an dan posisi penting dalam perekonomian negara-
negara ASEAN.
Siswa diminta membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari
Negara-Negara ASEAN” dalam hati.
Siswa diminta menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku
siswa. (Mandiri)
Kemudian, siswa menuliskan alasan mengapa hari ini
merupakan hari yang penting bagi Udin dan kawan-kawan.
Setelah itu, siswa menuliskan hal yang dipelajari dari anjungan
khusus yang dikelola oleh sekretariat ASEAN. (Creativity and
Innovation)
Selanjutnya, siswa menuliskan pengalaman belajar yang
diperoleh Edo.
Kemudian, siswa menuliskan pengalaman belajar yang
diperoleh Beni.
Siswa menuliskan pengalaman belajar yang diperoleh Udin.
Siswa menuliskan pendapatnya jika mendapat kesempatan
berkunjung ke arena pameran tersebut.
Kemudian, siswa menjelaskan pendapatnya apa kegiatan yang
paling menarik dari pameran tersebut.
Siswa menuliskan 3 hal yang menurutnya penting dari teks yang
dibaca.
Ayo Berdiskusi
Siswa diminta mencari informasi secara berkelompok tentang
kerja sama ekonomi antarnegara ASEAN, khususnya tentang
posisi dan peranan Indonesia.
Setelah itu, siswa diminta mencari informasi dari berbagai
sumber.
Siswa melaporkan hasilnya dalam bentuk peta pikiran yang
terdapat dalam buku siswa.
Siswa diminta mempresentasikan dan mendiskusikan hasilnya
dalam kelompok.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Mencoba
Siswa mendiskusikan jawaban pertanyaan yang diajukan guru
secara berkelompok.
Siswa menuliskan hasil diskusi di buku siswa.
Untuk memancing rasa ingin tahu, siswa diminta membuat
pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang hal yang ingin mereka
ketahui lebih lanjut tentang magnet.
Siswa menukarkan pertanyaan yang mereka buat dengan teman
di sebelahnya.
Siswa meminta temannya menjawab pertanyaan yang telah di
buat.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Setelah mengamati dan mencoba berbagai macam magnet,
siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku.
Kemudian, siswa menuliskan apa saja yang mereka ketahui
tentang magnet.
Siswa menuliskan jenis-jenis magnet.
Siswa menuliskan penjelasan tentang arti simbol U dan S yang
terdapat pada magnet.
Siswa menjelaskan perbedaan bentuk masing-masing magnet.
Siswa diminta membaca teks mengenai sejarah singkat magnet.
Ayo Berdiskusi
Siswa diminta menjawab pertanyaan yang terdapat di buku.
Siswa menjawab pertanyaan tentang apa itu formulir.
Siswa diminta menceritakan apakah mereka pernah melihat
atau mempunyai pengalaman mengisi formulir.
Siswa menceritakan apa saja jenis formulir yang mereka
ketahui.
Siswa mendiskusikan jawaban mereka secara berkelompok
Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Membaca
Siswa diminta mengamati dan membaca beberapa contoh
formulir yang terdapat di buku, seperti contoh berikut.
Formulir A
Formulir B
Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku.
Siswa menuliskan apa saja yang mereka temukan dalam
kedua formulir tersebut.
Siswa menuliskan persamaan dan perbedaan antara formulir
A dan formulir B.
Siswa menuliskan tujuan dari formulir A.
Siswa menuliskan tujuan dari formulir B.
Siswa menuliskan alasan formulir tersebut diperlukan.
Siswa menuliskan kesimpulannya tentang formulir.
Siswa mendiskusikan jawaban mereka secara berpasangan.
Setelah berdiskusi, siswa diminta mengamati dan membaca
contoh-contoh formulir lain yang disediakan guru untuk
memperluas pemahaman mereka tentang formulir.
LAMPIRAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini
dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan
presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian sebagai berikut.
1. IPS
Tulisan dan presentasi tentang keragaman sosial dan budaya di provinsi masing-masing dinilai
dengan rubrik.
Aspek Sangat Baik Baik Cukup Perlu
(4) (3) (2) Pendampingan
(1)
Struktur Presentasi Presentasi Presentasi Presentasi
Presentasi memuat memuat hanya hanya
pembukaan, pembukaan memuat memiliki
inti dan atau penutup inti dan pembuka
penutup serta dan inti serta disampaikan atau
dikomunikasik dikomunikasikan dengan penutup
an secara runtut. runtut. saja.
secara runtut.
V
Tema Seluruh Sebagian besar Sebagian kecil Gagasan
gagasan gagasan gagasan pokok pokok dan
pokok dan pokok dan dan gagasan
gagasan gagasan gagasan pendukung
pendukung pendukung pendukung tidak sesuai
sesuai sesuai sesuai dengan tema
dengan tema dengan tema tema
V
Fakta Seluruh fakta Sebagian besar Sebagian kecil Fakta tentang
Pendukung tentang fakta tentang fakta tentang keragaman
keragaman keragaman keragaman sosial dan
sosial sosial sosial dan budaya yang
dan budaya dan budaya budaya yang terdapat di
yang terdapat yang terdapat di terdapat di lingkungan
di lingkungan lingkungan lingkungan provinsi
provinsi provins provinsi masing-
masing- masing-masing masing-masing masing tidak
masing disajikan disajikan benar
disajikan dengan dengan benar
dengan benar benar
V
Catatan: Centang (P) pada bagian yang memenuhi kriteria
3. Bahasa Indonesia
Diskusi tentang formulir dinilai dengan catatan anekdot.
4. Catatan anekdot untuk mencatat sikap (Disiplin)
Contoh dapat dilihat pada bagian akhir (lampiran) buku ini.
1. Kerja Keras bisa dilakukan dalam berbagai hal. Kerja keras yang dilakukan di lingkungan
sekolah adalah …….
a. Membolos saat pelajaran
b. Menyontek saat ulangan
c. Melanggar tata tertib sekolah
d. Mengerjakan tugas individu
2. Perekonomian semua orang tidak selalu sama. Ada kaya dan miskin, meskipun begitu setiap
orang bekerja keras untuk meraih sukses. Tindakan yang bukan merupakan kunci
kesuksesan adalah …….
a. Bermalas – malasan
b. Memiliki semangat
c. Selalu bekerja keras
d. Pantang menyerah
3. Teman kalian melakukan wawancara kepada pemilik usaha dan mempresentasikannya di
depan kelas. Sikap tidak boleh kalian tunjukan saat teman presetasi di depan kelas adalah
……..
a. Mendengarkan presentasi
b. Menghargai hasil wawancara
c. Mengabaikan presentasi
d. Mencatat persentasi
4. Formulir berisi tentang ……...
a. Data pribadi
b. Nama dan alamat
c. Data penjualan dan pembelian
d. Daftar nilai
5. Perhatikan data berikut !
Data
1. Nama ayahnya : H. Hidayat
2. Alamat rumahnya : di jalan Sam Ratulangi
3. Penganut agama : Islam
4. Lahir di Nila pada tanggal 1 Januari 2008
5. Nama Ahmad
6. Sekolah di SD Bina Prestasi
Biodata peserta lomba mewarnai gambar :
1. Nama :
2. Tempat atau Tanggal Lahir :
3. Agama :
4. Nama Orang tua :
5. Nama Sekolah :
6. Alamat rumah :
Urutan pengisian biodata berdasarkan data yang tepat adalah ……..
a. 5 – 4 – 3 – 1 – 6 – 2
b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1 – 6
c. 1 – 4 – 3 – 5 – 6 – 2
d. 1 – 4 – 2 – 3 – 5 – 6
6. Magnet jarum bisa digunakan untuk membuat ……
a. Kompas
b. Dinamo
c. Bel listrik
d. Hiasan pintu kulkas
7. Perhatikan gambar berikut !
A B C D E F
Gambar di atas menunjukkan tiga buah magnet batang. Jika c kutub utara B dengan C tarik
Menarik, serta D dengan E tolak menolak, sehingga jenis kutub magnet pada A dan F adalah ……
a. A Kutub utara, F Kutub Utara
b. A kutub utara, F Kutub selatan
c. A kutub selatan, F Kutub Utara
d. A kutub Selatan, F Kutub selatan
8. Sea Games pertama tahun 1959 di buka oleh ……..
a. Pesiden Benjamin Shares
b. Raja Bumhibol Adulyades
c. Raja Ismail Nasrudin
d. Presiden Win Maung
9. Sea Games pertama diadakan pada tanggal …….
a. 1 – 6 Desember 1959
b. 5 – 10 Desember 1959
c. 10 – 15 Desember 1959
d. 12 – 17 Desember 1959
10. Reklame yang di buat secara singkat padat dan jelas menggunakan media kain dan sejenisnya
yang dibentangkan diantara 2 tiang disebut …….
a. Spanduk
b. Pelakat
c. Brosur
d. Poster
Lampiran 3 :
LKPD : Siklus 1
Dokumentasi :
Lampiran : 4
Soal Siklus 2
Bentuk Soal : Esai Test
Isilah titik – titik di bawah ini dengan jawaban yang di anggap paling benar !
1. Negara – Negara ASEAN memiliki ciri khas usaha tersendiri. Sikap yang harus kita tunjukan adalah
……….
2. Terjadinya konflik antarwirausaha merupakan bentuk sikap wirausaha yang tidak …….
3. Kebumen : 5 Januari 1990.
Penulisan nama dan gelar yang tepat adalah …….
4. Budi Raharja SPd
Penulisan nama dan gelar yang tepat adalah ………
5.
LKPD Siklus 2