Anda di halaman 1dari 60

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

(PTK)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD


DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUB TEMA 11
BAGI SISWA KELAS VI SD INPRES TONGGURAMBANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

OLEH :

RAHMAN TOLO

NPM : 239022495884

PPG DALAM JABATAN KATEGORI 2

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2023


PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD
DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUB TEMA 1
BAGI SISWA KELAS VI SD INPRES TONGGURAMBANG
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

RAHMAN TOLO,S.Pd
NPM : 239022495884

Penelitian Ini Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Melengkapi

Pemberkasan Portofolio UKIN

Mengesahkan:
Pembimbing

Fidelis Sawo, S.Fil


NIP. 19700126 199702 1 003
Bab I

Pendahuluan

1. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Secara
umum pendidikan mempunyai peranan dalam membangun dan mengembangkan pola pikir
manusia termasuk diri manusia itu sendiri. Adapun upaya yang perlu dilakukan adalah
melalui perbaikan sistem pendidikan maupun melalui peningkatan mutu pendidikan di
kelas, seperti : menyiapkan tenaga pengajar yang cukup profesional , menyiapkan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran serta memilih strategi
pembelajaran yang cocok sehingga hasil dari proses pembelajaran itu dapat lebih efektif.
Dalam proses pembelajaran yang berlangsung, guru sebagai motivasi atau pengarah
kegiatan harus bisa membangkitkan minat anak demi menggalakan penerapan
pembelajaran siswa aktif. Hal demikian tentu berkaitan dengan kompetensi dasar dari
seorang guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Secara umum proses
pembelajaran di SD masih bergantung kepada objek kongkrit, yakni sesuai pengalaman
yang dialaminya secara langsung. Pola interaksi antara guru dan siswa perlu
dikembangkan sehingga memungkinkan keterlibatan mental siswa secara optimal dalam
merealisasikan pengalaman belajarnya. Pengertian inilah yang dinamakan cara belajar
siswa aktif (CBSA), yang pada hakekatnya sesuai tujuan pendidikan yaitu untuk
meningkatkan martabat kemanusiaan Raka Joni (Suherman, 2001:9).
Pembelajaran sebagaimana disebutkan di atas, tentu akan membawa pengaruh
terhadap hasil yang dicapai oleh siswa. Permasalahan tersebut menunjukan bahwa
rendahnya mutu pendidikan saat ini, tidak terlepas dari rendahnya motivasi siswa dan
kurang efektifnya metode yang digunakan dalam pebelajaran. Sebagai guru kelas VI SDI
Tonggurambang, peneliti menemukan masalah utama yaitu rendahnya hasil belajar yang
diperoleh peserta didik pada pembelajaran tematis Tema 5 Sub Tema 1 pembelajaran 1.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, SDI Tonggurambang telah menetapkan untuk
menggunakan kurikulum 2013. Dimana pembelajaran tematik merupakan pembelajaran
terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga
dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik lebih
menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses belajar secara aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk
dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Sebagai guru, peneliti
masih kesulitan untuk memfasilitasi siswa memahami penjumlahan pecahan. Kesulitan di
kelas ini kemudian menjadi alasan kurangnya keaktifan dan keterampilan siswa dalam
pembelajaran serta kesenjangan antara hasil belajar anak, karena nilai yang diperoleh tidak
sesuai dengan KKM yang ditetapkan yaitu (75). Hal ini ditunjukkan melalui data pra
tindakan bahwa dari 21 siswa masih terdapat 13 ssiswa yang tidak mencapai ketuntasan
dalam belajar dengan rata-rata kelas yang hanya mencapai 58.33 serta memperoleh
ketuntasan klasikal sebanyak 38%. Dari data ini secara jelas menunjukkan bahwa belum
adanya ketercapaian dalam suatu pembelajaran.
Nampak penyajian materi pembelajaran tematik tidak terintegrasi sehingga
pembelajaran yang diberikan masih terlihat terkotak-kotak. Pada proses belajar yang
berlangsung, hampir seluruh waktu digunakan oleh guru untuk memberikan penjelasan,
tanpa melibatkan siswa untuk belajar, kecuali mendengarkan saja. Pembelajaran tidak
didesain secara baik akan tetapi masih menggunakan metode ceramah dan metode
penugasan yang berupa pemberian pekerjaan rumah (PR).
Saat ini, peningkatan kualitas pendidikan peserta didik memerlukan strategi belajar
baru yang lebih memberdayakan siswa. Strategi belajar yang dimaksud itu tidak hanya
mengharuskan siswa menghafal kata-kata tetapi merupakan sebuah strategi yang
mendorong siswa untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Strategi pembelajaran
ini lebih memfokuskan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD. Model pembelajaran ini menekankan bagaimana siswa
belajar secara tim, tetapi juga belajar secara mandiri sebagai individu. Sebagai tim, siswa
dapat saling belajar dari sesama temannya, dan secara mandiri, siswa dapat secara aktif
untuk belajar terstruktur, sehingga siswa tidak hanya bergantung dari satu sumber
informasi saja yaitu guru. . Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai
penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari muatan tematik itu sendiri melalui kegiatan percobaan untuk
menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip. Siswa akan lebih mudah memahami suatu
konsep jika belajar menemukan sendiri dan siswa terlibat langsung dalam pembelajaran
tersebut. Pengajaran yang menggunakan banyak verbalisme tentu akan cepat
membosankan. Sebaliknya pengajar akan lebih menarik bila siswa gembira belajar karena
merasa tertarik dan mengerti pelajaran yang diterimanya.
Dalam penerapannya, penelitian tindakan kelas (PTK) adalah langkah penting bagi
guru untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas, sekaligus
mencari jawaban untuk mengatasi berbagai persoalan dan berusaha memperbaiki serta
meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Dengan adanya Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) permasalahan yang ada di dalam kelas dapat diatasi dengan baik sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, melalui penelitian ini peneliti ingin
mendesain dan menerapkan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SDI
Tonggurambang Tahun Pelajaran 2021/2022.
2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, diidentifikasikan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Proses pembelajaran di kelas masih berjalan satu arah.
2. Penggunaan strategi pembelajaran kurang bervariasi, lebih banyak menggunakan
metode ceramah.
3. Siswa belum berperan sebagai subjek belajar.
4. Peran guru di kelas lebih dominan.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada Tema 5 Sub Tema 1
3. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, peneliti ingin mendesain pembelajaran
dengan menggunakan “Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD
Inpres Tonggurambang Tahun Pelajaran 2021/2022.
4. Rumusan Masalah
Agar permasalahan yang diteliti dapat dipecahkan, maka permasalahan tersebut
dapat dirumuskan sebagai berikut :
“ Apakah Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD Dapat
Meningkatkan Hasil Belajar Tema 5 Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD Inpres
Tonggurambang Tahun Pelajaran 2021/2022” ?
5. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan di atas maka yang menjadi
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan Hasil Belajar Tema 5
Sub Tema 1 Bagi Siswa Kelas VI SD Inpres Tonggurambang Tahun Pelajaran
2021/2022 melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD.
6. Manfaat Penelitian
Hasil PTK ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak terkait,
secara khusus
1. Manfaat bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar pada Tema 5 Sub Tema 1 bagi siswa kelas VI SD Inpres
Tonggurambang

2. Manfaat bagi Guru


Melatih guru dalam memodifikasi sekaligus menerapkan berbagai metode dalam
pembelajaran .
3. Manfaat bagi Sekolah
Memberikan pengetahuan umum tentang penerapan metode Cooperative learning Tipe
STAD dalam proses pembelajaran di Sekolah Dasar sehingga dapat dijadikan pedoman
bagi guru lain.
4. Manfaat bagi Perpustakaan Sekolah
Menambah khasanah perpustakaan sekolah tentang penerapan metode Cooperative
Learning Tipe STAD dalam meningkatkan Hasil Belajar Siswa.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Penelitian Tindakan Kelas


a. Pengertian Penelitian tindakan Kelas (PTK)
Menurut Wijaya Kusuma (2009:9) penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan oleh guru di dalam kelas. Menurut O’Brien sebagaimana
dikutip oleh Endang Mulyatiningsih (2011:60) penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan ketika sekelompok orang (siswa) diidentifikasi
permasalahannya, kemudian peneliti (guru) menetapkan suatu tindakan untuk
mengatasinya. Cohen dan Manion sebagaimana dikutip oleh Padmono (2010)
menyatakan penelitian tindakan adalah intervensi kecil terhadap terhadap tindakan di
dunia nyata dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut. Pandangan
ini menunjukkan bahwa penelitian tindakan dapat dilakukan secara kolaboratif dengan
pakar. Pakar memberikan alternatif pemecahan dan alternatif tersebut perlu diuji sejauh
mana efektifitasnya. Dengan demikian peneleitian tindakan menurut Cohen dan Manion
bukan mutlak harus dilakukan oleh pekerja sendiri (guru sendiri) akan tetapi guru dapat
meminta atau bekerja sama dengan pihak lain.
Selanjutnya Kemmis dan Taggart sebagaimana dikutip oleh Padmono (2010)
menyatakan penelitian tindakan adalah suatu penelitian refleksif diri kolektif yang
dilakukan 10 oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran
dan keadilan praktek pendidikan dan praktek sosial mereka, serta pemahaman mereka
terhadap praktek-praktek itu dan terhadap situasi tempat dilakukan praktek-praktek
tersebut.
Kemmis dan Taggart memandang, bahwa penelitian ini dilakukan secara kolektif
untuk memperbaiki praktek yang mereka lakukan dimana perbaikan dilakukan berdasar
refleksi diri. Dalam bukunya Becoming Critical : Education, Knowledge, an Action
Research 1986. Kemmis dan Carr lebih jelas menyatakan penelitian tindakan adalah
bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh partisipan (guru, siswa, atau kepala
sekolah, misalnya) dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk
memperbaiki rasionalitas dan kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang
dilakukan sendiri, (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini, dan (c) situasi-situasi
(dan lembaga-lembaga) dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Berdasarkan
beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas
merupakan bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-
tindakan tertentu agar dapat dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek
pembelajaran di kelas secara professional. Menurut Endang Mulyatiningsih (2011:60-
63) karakteristik penelitian tindakan kelas antara lain: 1) Tema penelitian bersifat
situasional 2) Tindakan diambil berdasarkan hasil evaluasi dan refleksi diri 3) Dilakukan
dalam beberapa putaran 4) Penelitian dilakukan untuk memperbaiki kinerja 11 5)
Dilaksanakan secara kolaboratif atau parisipatorif 6) Sampel terbatas

b. Langkah-langkah Penelitian tindakan Kelas (PTK)


Berdasarkan kajian konseptual – teoritis tentang langkah – langkah penelitian tindakan
kelas sebagaimana dipaparkan di atas, berikut ini dapat disajikan langkah – langkah
praktis tindakan dalam penelitian tindakan kelas yang seharusnya dilakukan oleh guru.
Adapun langkah – langkah tindakan praktis tersebut adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan
Langkah pertama yang berupa perencanaan ini pada dasarnya merupakan kegiatan
menyusun rencana tindakan yang di dalamnya mengandung penjelasan tentang What
(siapa), Why (mengapa), When (kapan), Where (dimana), Who (oeleh siapa), dan How
(bagaimana) tindakan tersebut akan dilakukan. Langkah ini seringkali dikenal dengan
langkah untuk menjawab atau menjabarkan “5W & 1H”.
Intinya, dalam langkah perencanaan ini ada sejumlah kegiatan yang seharusnya
dilakukan, yaitu sebagai berikut ini :
a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah yang akan diteliti harus
sesuatu kegiatan pembelajaran yang benar – benar factual terjadi di kelas, memang
penting untuk diteliti dan bermanfaat bagi peningkatan kualitas pembelajaran, dan
guru mampu melaksanakannya.
b. Merumuskan latar belakang pentingnya penelitian tersebut dilakukan. Di sini
harus tampak jelas uraian bahwa ada sesuatu yang memang penting untuk diteliti,
diperbaiki, dan ditingkatkan kualitasnya
c. Merumuskan masalah penelitian secara jelas. Rumusan masalah ini biasanya
dalam bentuk kalimat tanya, tetapi bisa juga dalam kalimat pernyataan.
d. Menetapkan cara – cara yang akan dilakukan untuk melakukan tindakan. Ini
biasanya dikenal dengan merumuskan hipotesis tindakan.
2. Tindakan
Tindakan yang dilakukan dalam suatu penelitian tindakan kelas biasanya jarang
yang berhasil mencapai batas ketuntasan belajar hanya dalam satu siklus saja. Oleh
karena itu, penelitian tindakan kelas dilakukan secara bersiklus, yakni lebih dari satu
siklus, bisa dua atau tiga siklus atau bahkan lebih.
3. Observasi
Observasi sebenarnya dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan karena
observasi itu dilakukan pada saat tindakan sedang dilaksanakan. Pada langkah ini,
guru sebagai peneliti melakukan observasi terhadap tindakan yang dilakukannya
sendiri, mencatat hal – hal yang dipandang penting, dan hambatan – hambatan yang
dialami selama melakukan tindakan.
Observasi dilakukan terhadap proses tindakan dan dampaknya terhadap perbaikan
proses pembelajaran maupun hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan melalui
observasi itu dapat berupa data kuantitatif, seperti : hasil pertanyaan kuis, hasil
presentasi, hasil PR, hasil tes, dan sejenisnya. Selain itu dapat juga berupa data
kualitatif, seperti motivasi belajar siswa di kelas, keaktifan siswa dalam diskusi
kelompok, kualitas pertanyaan siswa yang diajukan kepada guru, kualitas jawaban
siswa ketika menjawab pertanyaan guru, dan sejenisnya.
4. Refleksi
Kegiatan pada langkah ini adalah mencermati, mengkaji, dan menganalisis secara
mendalam dan menyeluruh tindakan yang telah dilaksanakan yang didasarkan data
yang telah terkumpul pada langkah observasi. Berdasarkan data yang ada, guru
sebagai peneliti melakukan evaluasi untuk menemukan keberhasilan dari dampak
tindakan yang telah dilakukan terhadap perbaikan atau peningkatan kualitas proses
pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui evaluasi dalam refleksi ini
juga akan ditemukan kelemahan – kelemahan yang masih ada pada tindakan yang
telah dilaksanakan untuk kemudian dijadikan dasar menyempurnakan rencana
tindakan pada siklus berikutnya.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD


a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Cooperative Learning berasal dari kata cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu
secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainnya sebagai satu kelompok
atau satu tim . Cooperative learning atau pembelajaran kooperatif adalah salah satu
bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Cooperative learning
merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
materi pelajaran. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa
belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya
4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan menurut Sunal dan Hans
cooperative learning merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang
khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama
selama proses pembelajaran. Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran
yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang
berpusat pada siswa (student oriented), terutama untuk mengatasi permasalahan yang
ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang
lain, siswa yang agresif dan tidak peduli pada yang lain. Pola hubungan kerja seperti itu
memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat mereka lakukan
untuk berhasil berdasarkan kemampuan dirinya secara individual dan sumbangsih dari
anggota lainnya selama mereka belajar secara bersama-sama dalam kelompok. STAD
atau Student Team Achievment Division merupakan model pembelajaran kooperatif
yang paling sederhana dan model yang baik dipakai oleh guru yang baru mengenal
pendekatan kooperatif. STAD berisi lingkungan kegiatan pengajaran yang beraturan
antara lain pengajaran belajar kelompok, tes/ulangan, dan pengumuman hasil tes. STAD
adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan
dalam tim belajar yang beranggotakan empat orang atau lebih dan merupakan campuran
menurut kinerjanya, jenis kelamin dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa
bekerja dalam tim untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai
pelajaran tersebut. STAD merupakan suatu metode yang bertujuan untuk memotivasi
siswa untuk berani dan saling menolong dalam menguasai materi yang diajarkan guru.
Student Team Achievement Division (STAD) dikembangkan oleh Robert Slavin dan
koleganya di Universitas John Hopkin dan merupakan pendekatan pembeajaran
kooperatif yang paling sederhana. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu
kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada setiap
siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Siswa dalam satu kelas
tertentu dipecah menjadi kelompok dengan anggota 4-5 orang, setiap kelompok haruslah
heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan, berasal dari berbagai suku, memiliki
kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD dapat membantu siswa untuk
saling bekerja sama menyelesaikan masalah yang sedang dihadapi, saling menghargai
satu sama lain dan melatih kedewasaan untuk melanjutkan kehidupan kedepannya secara
baik.
b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD
Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang
akan dicapai.
2. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh
nilai awal kemampuan siswa.
3. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota,
dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda
(tinggi, sedang, rendah).
4. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah
diberikan, mendiskusikannya secara bersama sama, saling membantu antar anggota lain
serta membahas jawaban tugas yang diberikan guru.
5. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu.
6. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan dan memberikan
penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.
7. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai
peningkatan hasil belajar.
Berdasarkan penjelasan di atas, bahwa langkah-langkah pembelajaran STAD tersebut
akan diterapkan sebagai acuan langkah-langkah untuk membuat RPP.
c. Kelebihan dan kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Setiap model pembelajaran tentu memiliki kelebihan dan kelemahan.Begitupun dengan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
1) Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Kelebihan pada pembelajaran
kooperatif tipe STAD diantaranya:
a. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-
norma kelompok.
b. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama
c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan
kelompok.
d. Meningkatkan kecakapan hidup.
e. Meningkatkan kecakapan kelompok.
f. Tidak bersifat kompetitif.
g. Tidak memiliki rasa dendam
2) Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe STAD Kelemahan pada
pembelajaran kooperatif tipe STAD diantaranya:
a. Kontribusi dari siswa berprestasi rendah menjadi kurang.
b. Siswa berprestasi tinggi akan mengarah pada kekecewaan karena peran
anggota yang pandai lebih dominan.
c. Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk siswa sehingga sulit mencapai
target kurikulum.
d. Membutuhkan waktu yang lebih lama sehingga pada umumnya tidak mau
menggunakan pembelajaran kooperatif.
e. Membutuhkan kemampuan khusus sehingga tidak semua guru dapat
melakukan pembelajaran kooperatif.
3. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut Fonata (Suherman, 2001:8) Belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman. Menurut
pendapat ahli pendidikan modern, belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau
perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan dalam cara–cara bertingkah laku
yang baru berkat pengalaman dan latihan. Sementara itu, (Poerwardaminta,
2001:121) dikatakan bahwa belajar adalah usaha memiliki pengetahuan atau
kecakapan.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah sebuah proses,
yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai
hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti :
perubahan pengetahuan, pemahaman , tingkah laku, keterampilan, kebiasaan , serta
perubahan yang ada pada diri individu yang sedang belajar.
b. Teori-teori Belajar
Beberapa teori belajar, antara lain:
1. Menurut faculty psychology (Ilmu Jiwa Daya)
Belajar ialah usaha melatih daya-daya (daya berpikir, mengenal, mengingat,
mengamat) agar berkembang, sehingga kita dapat berpikir, mengingat dan
sebagainya. Cara yang digunakan adalah dengan menghafal, memecahkan soal-
soal, dan berbagai jenis kegiatan lainnya.
2. Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Belajar berarti membentuk hubungan–hubungan stimulus-respone, dan melatih
hubungan itu agar bertalian erat. Belajar demikian sifatnya mekanis, seperti
mesin dan akhirnya akan terbentuk kebiasaan-kebiasan dengan sejumlah ilmu
pengetahuan.
3. Menurut Ilmu jiwa Gestalt (organis)
Belajar berarti mengalami, bereaksi, berbuat, dan berpikir secara kritis.
Beberapa asas belajar yang dikemukakan oleh teori Gestalt adalah
1) Keseluruhan lebih dari bagian-bagian.
2) Belajar adalah suatu proses perkembangan.
3) Belajar adalah reorganisasi pengalaman.
4) Belajar lebih berhasil apabila berhubungan dengan minat, keinginan, dan
tujuan anak.
5) Belajar adalah suatu proses yang berlangsung terus-menerus.
Sejalan dengan perkembangannya, pelaksanaan pembelajaran hendaknya
disesuaikan dengan tingkat kemampuan siswa. Teori belajar adalah salah satu
hal penting yang perlu dipahami dan dilaksanakan secara baik, sebagai usaha
dalam membantu proses pembelajaran yang berlangsung. Dengan memahami
teori belajar diharapkan dapat meningkatkan kreativitas siswa demi
meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik lagi.
c. Tujuan Belajar
Setiap aktivitas manusia dilandasi dengan tujuan, maka tujuan yang hendak
dicapai dalam proses belajar adalah sebagai berikut:
1. Agar siswa dapat mengumpulkan data atau penambahan ilmu pengetahuan.
2. Agar siswa dapat menanamkan konsep dengan baik.
3. Agar siswa dapat melakukan pembentukan sikap dan perbuatan.
Dalam belajar, seseorang diarahkan agar bisa sejalan dengan tujuan belajar,
karena pada dasarnya belajar memiliki tujuan penting yaitu untuk memperoleh
berbagai pengalaman sehingga membentuk pengetahuan, keterampilan, nilai dan
norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku siswa.
d. Prinsip-Prinsip Belajar
Proses belajar itu adalah kompleks sekali, tetapi dapat juga dianalisis dan
diperinci dalam bentuk prinsip-prinsip atau asas-asas belajar. Hal ini perlu kita
ketahui agar kita memiliki pedoman dan teknik belajar yang baik. Prinsip-prinsip itu
adalah:
1) Belajar harus bertujuan dan terarah. Tujuan akan menuntutnya dalam belajar
untuk mencapai harapan-harapannya.
2) Belajar memerlukan bimbingan, baik bimbingan dari guru atau buku pelajaran
itu sendiri.
3) Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari sehingga diperoleh
pengertian-pengertian.
4) Belajar memerlukan latihan dan ulangan agar apa-apa yang telah dipelajari dapat
dikuasainya.
5) Belajar adalah suatu proses aktif dimana terjadi saling pengaruh secara dinamis
antara murid dengan lingkungan.
6) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan.
7) Belajar dianggap berhasil apabila telah sanggup menerapkan kedalam bidang
praktek sehari-sehari.
Sesuai dengan prinsip belajar di atas, dapat dikatakan bahwa dalam belajar
memerlukan pemahaman dalam membangun pengetahuan baru secara aktif dari
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki siswa. Oleh karena itu belajar dengan
pemahaman harus lebih ditingkatkan dengan lebih melibatkan siswa dalam setiap
proses pembelajaran.
e. Tipe - Tipe Belajar
Gagne (Radja, 2010:3-6) melihat berbagai macam teori belajar dalam suatu
kebulatan yang saling melengkapi dan tidak bertentangan yang memiliki delapan
tipe. Kedelapan tipe itu bertingkat dan ada hirarki dalam masing-masing tipe. Setiap
tipe belajar merupakan prasyarat bagi tipe belajar diatasnya. Kedelapan tipe itu
adalah:
1. Belajar Isyarat (Signal learning)
Belajar isyarat mirip dengan conditioned respons atau respons bersyarat. Seperti
menutup mulut dengan telunjuk, isyarat mengambil sikap tak bicara. Lambaian
tangan, isyarat untuk datang mendekat. Menutup mulut dengan telunjuk dan
lambaian tangan adalah isyarat, sedangkan diam dan datang adalah respons.
2. Belajar Stimulus – Respons ( Stimulus Respons Learning )
Berbeda dengan bahasa isyarat, respons bersifat umum, kabur, dan emosional.
Tipe belajar S–R, respons bersifat spesifik. 2 x 3 = 6 adalah bentuk suatu
hubungan S–R. Mencium bau masakan sedap, keluar air liur, itupun ikatan S–R.
Jadi, belajar stimulus respons sama dengan teori asosiasi (S–R bond). Setiap
respons dapat diperkuat dengan reinforcement. Hal ini berlaku pula pada tipe
belajar stimulus respons.
3. Belajar Rangkaian (Chaining)
Rangkaian atau rantai dalam chaining adalah semacam rangkaian antara
berbagai S-R yang bersifat segera. Hal ini terjadi dalam rangkaian motorik,
seperti gerakan dalam mengikat sepatu, makan-minum-merokok atau gerakan
verbal, seperti selamat-tinggal, bapak- ibu, dan sebagainya.
4. Asosiasi Verbal (Verbal Assosiation)
Suatu kalimat”piramida itu berbangun limas” adalah contoh asosiasi verbal.
Seorang dapat menyatakan bahwa piramida berbangun limas kalau ia
mengetahui berbagai bangun seperti balok, kubus, dan kerucut.
5. Belajar Diskriminasi (Discriminition learning)
Tipe belajar ini adalah pembedaan terhadap berbagai rangkaian. Seperti
membedakan berbagai bentuk wajah, binatang, atau tumbuh-tumbuhan.
6. Belajar Konsep (Concept Learning)
Konsep merupakan simbol berpikir. Hal ini diperoleh dari hasil membuat
tafsiran terhadap fakta atau realita dan hubungan antara berbagai fakta.
7. Belajar Aturan (Rule Learning)
Hukum, dalil, atau rumus adalah rule (aturan). Tipe belajar ini banyak terdapat
dalam semua pelajaran di sekolah, seperti benda memuai bila dipanaskan atau
besar sudut dalam sebuah segitiga sama dengan 180˚. Belajar aturan ternyata
mirip dengan verbal chaining (rangkaian verbal), terutama bila aturan itu tidak
diketahui artinya. Oleh karena itu, setiap dalil atau rumus yang dipelajari harus
dipahami artinya.
8. Belajar Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Memecahkan masalah adalah biasa dalam kehidupan. Ini memerlukan
pemikiran. Upaya pemecahan masalah dilakukan dengan menghubungkan
berbagai aturan yang relevan dengan masalah itu.
Tipe belajar yang dikemukakan oleh Gagne pada hakikatnya merupakan prinsip
umum baik dalam belajar maupun mengajar. Artinya, dalam merancang atau
membimbing siswa belajar terdapat tingkatan sebagaimana tingkatan belajar
tersebut di atas. Melihat hal ini peran guru harus lebih aktif terutama dalam menilai
proses pembelajaran yang terjadi di dalam diri setiap siswa.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Prestasi belajar digunakan untuk menyatakan suatu keberhasilan seseorang
setelah melakukan kegiatan. Menurut Poerwadarminta (2011:910), prestasi belajar
adalah hasil yang dicapai seseorang setelah setelah melakukan kegiatan belajar
mengajar yang bersifat kognitif dan biasanya ditentukan oleh penilaian dan
pengukuran. Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai atau angka setelah diadakan
suatu evaluasi untuk menguji sejauh mana pemahaman terhadap materi yang telah
dipelajari oleh subyek belajar.
Prestasi belajar menurut Sumarsono (Sanjaya, 2005:87-96) adalah hasil yang
berupa nilai, yang menunjukkan hasil yang telah dicapai menurut kemampuan dalam
mengerjakan sesuatu pada saat tertentu. Prestasi belajar juga adalah hasil usaha
kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf atau kalimat yang
mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia (2005:895), prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran
dan ditunjukan dengan tes atau angka berupa nilai yang diberikan oleh guru. Hal ini
berarti bahwa prestasi mencerminkan sejauh mana siswa telah mencapai tujuan
yang telah ditetapkan di setiap bidang studi. Gambaran prestasi siswa dapat
dinyatakan dengan angka (0–10).
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu
nilai yang menunjukan hasil tertinggi dalam belajar yang dicapai dalam
mengerjakan sesuatu berdasarkan ketentuan atau kriteria dan dalam periode tertentu.
Hasil prestasi ini dapat dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun
kalimat yang telah dicapai oleh setiap anak.
b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
dikelompokkan menjadi 2 golongan yaitu ::
1. Faktor Internal
a. Kondisi fisik yang prima dari siswa akan menguntungkan hasil belajar siswa.
b. Keadaan psikologis yang baik akan sangat besar pengaruhnya terhadap
prestasi belajar seseorang.
2. Faktor Eksternal
a. Keluarga
Peran keluarga dalam kaitan dengan prestasi belajar siswa, adalah:
1) Memberikan bimbingan kepada siswa secara baik.
2) Menciptakan kondisi belajar yang kondusif.
b. Sekolah
Sekolah merupakan tempat siswa belajar untuk berpikir logis, berperanan dan
berkemauan. Adapun hal-hal yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang
datang dari sekolah, antara lain :
1) Ketersediaan tenaga pengajar atau guru.
2) Fasilitas berupa sarana dan prasarana yang memadai.
3) Penggunaan metode pembelajaran yang tepat.
c. Masyarakat
Siswa adalah bagian dan masyarakat, sehingga masyarakat juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Telah dikatakan bahwa pembelajaran merupakan
interaksi antar siswa dan guru, dimana siswa dipandang sebagai subjek
didik atau pelaku belajar. Dalam belajar, siswa mengalami sesuatu yang
menimbulkan suatu perubahan, penambahan tingkah laku atau kecakapan.
Akan tetapi berhasil atau tidaknya pembelajaran dapat dipengaruhi oleh
berbagai faktor seperti yang sudah disebutkan di atas.
5. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu
a. Pengertian Pembelajaran Tematik Terpadu
Pembelajaran di Sekolah Dasar (SD) dilaksanakan dengan menggunakan pembelajaran
tematik terpadu, seperti yang telah diamanatkan oleh kurikulum 2013.
Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu proses pembelajaran yang mengaitkan dan
memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan
pelajaran yang lain. Seperti yang dikemukakan oleh Hernawandan Novi (2009:3)
“Pembelajaran tematik terpadu merupakan suatu model dalam pembelajaran sebagai
suatu proses untuk mengaitkan dan memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran
atau atarmata pelajaran dengan semua aspek perkembangan siswa, serta kebutuhan dan
tuntutan lingkungan sosial keluarga”. Selanjutnya menurut Majid (2014:80)
“Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran terpadu yangmenggunakan tema
untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna kepada siswa”.
Sejalan dengan itu, Hadi Subroto (dalam Trianto 2011:151) menjelaskan bahwa,
Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu
pokok bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain,
konsep tertentu dikaitkan dengan konsep yang lain, yang dilakukan secara spontan
atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih, dan dengan beragam
pengalaman siswa, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna. Maka pada
umumnya pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang menggunakan
tema tertentu untuk mengaitkan antara beberapa isi mata pelajaran dan pengalaman
kehidupan nyata sehari-hari siswa sehingga dapat memberikan pengalaman
bermakna bagi siswa.
Pembelajaran tematik terpadu menyajikan aktivitas pembelajaran yang relevan dengan
lingkungan siswa dan penuh makna. John Dewey (dalam Trianto, 2011:81)
mengatakan “konsep pembelajaran tematik terpadu adalah sebagai upaya untuk
mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan
pengetahuannya”.
Trianto (2011: 154) menjelaskan pembelajaran tematik terpadu adalah:
“Merupakan suatu model pembelajaran yang memadukan beberapa materi
pembelajaran dari berbagai standar kompetensi dan kompetensi dasar dari satu atau
beberapa mata pelajaran”. Nielsen (dalam Musfah 2012 : 181) menjelaskan bahwa
“Pembelajaran tematik terpadu adalah suatu pendekatan pembelajaran yang secara
sengaja mengaitkan aspek-aspek intra daninterbidang studi, sehingga pembelajar
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh dan simultan dalam
konteks yang bermakna”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian
pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran yang diawali dengan suatu pokok
bahasan atau tema tertentu yang dikaitkan dengan pokok bahasan lain, yang dilakukan
secara spontan atau direncanakan, baik dalam satu bidang studi atau lebih,
pembelajaran ini mencerminkan dunia nyata disekeliling dan dalam rentang
kemampuan dan perkembangan siswa.
b. Karakteristik Pembelajaran Tematik Terpadu
Sebagai suatu model pembelajaran di Sekolah Dasar, pembelajaran tematik terpadu
memiliki karakteristik-karakteristik yang harus diperhatikan. Di antaranya:
Kemendikbud (2014: 16) menjelaskan beberapa karakteristik tematik terpadu sebagai
merikut: “Berpusat pada siswa, memberikan pengalaman langsung tidak terdapat
pemisahan mata pelajaran, menyajikan konsep dalam satu proses pembelajaran serta
keterpaduan hasil pembelajaran dapat berkembang”.
Sejalan dengan itu, Depdiknas (dalam Trianto 2011: 163) mengemukakan karakteristik
pembelajaran tematik yaitu: “(1) berpusat pada siswa, (2) memberikan pengalaman
langsung, (3) pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, (4) menyajikan konsep dari
berbagai mata pelajaran, (5) bersifat fleksibel, (6) menggunakan prinsip belajar sambil
bermain dan menyenangkan”.
Majid (2014:89) mengemukakan karakteristik pembelajaran tematik terpadu adalah
sebagai berikut:
a. Berpusat pada siswa (student centered).
b. Memberikan pengalaman langsung kepada siswa (direct experiences)
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas, dalam pembelajaran tematik
pemisahan antar mata pelajaran tidak begitu jelas,
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran, pembelajaran tematik
menyajikan konsep-konsep tersebut secara utuh,
e. Bersifat fleksibel, pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) di mana
guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran dengan mata
pelajaran yang lain, bahkan mengaitkan dengan kehidupan siswa dan
keadaan lingkungan di mana sekolah dan siswa berada,
f. menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (dalam Musfah,
2012:187), karakteristik pembelajaran tematik ialah “Holistik (menyeluruh), tidak
dari sudut pandang yang terkotak-kotak. Bermakna, pembelajaran yang
diberikan/dipelajari bermakna. Otentik, pembelajaran tematik terpadu
memungkinkan siswa memahami secara langsung konsep dan prinsip yang ingin
dipelajari. Aktif, siswa terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran”.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pembelajaran tematik terpadu yaitu pembelajaran lebih berpusat
kepada siswa, lebih bermakna, serta dapat memberikan pengalaman langsung
kepada siswa, karena tidak terlihat adanya pemisahan antar mata pelajaran, dan
juga menggunakan prinsip belajar sambil bermain sehingga siswa tidak merasa
bosan mengikuti pembelajaran.
c. Manfaat Pembelajaran Tematik Terpadu
Jika pembelajaran yang diberikan mudah bagi siswa untuk memahaminya
memungkinkan proses pembelajaran akan lebih baik dari sebelumnya. Menurut
Kemendikbud (2014: 15) “Manfaat pembelajan tematik terpadu untuk memberikan
kemudahan bagi siswa dalam memahami dan mendalami konsep materi yang
tergabung dalam tema serta dapat menambah semangat belajar karena materi yang
dipelajari marupakan materi yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi peserta
didik”.
Menurut Hermawandan Novi (2009: 13) beberapa manfaat pembelajaran tematik
terpadu yaitu:
1. dengan menggabungkan berbagai mata pelajaran akan terjadi penghematan
waktu karena tumpang tindih materi dapat dikurangi bahkan dihilangkan,
2. siswa dapat melihat hubungan-hubungan yang bermakna sebab materi
pembelajaran lebih berperan sebagai sarana atau alat,
3. pembelajaran tematik dapat meningkatkan taraf kecakapan berpikir siswa,
4. kemungkinan pembelajaran yang terpisah-pisah sedikit sekali terjadi, sebab
siswa dilengkapi dengan pengalaman belajar yang lebih tematik sehingga akan
mendapat pengertian mengenai proses dan meteri yang lebih tematik,
5. Pembelajaran tematik memberikan penerapan-penerapan dunia nyata sehingga
dapat mempertinggi kesempatan transfer pembelajaran,
6. Dengan pemaduan pembelajaran antar mata pembelajaran diharapkan
penguasaan meteri pembelajaran akan semakin baik dan meningkat,
7. Pengalaman belajar antar mata pelajaran sangat positif untuk membentuk
pendekatan menyeluruh pembelajaran terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan,
8. Motivasi belajar dapat diperbaiki dan ditingkatkan dalam latar antar mata
pelajaran,
9. Pembelajaran tematik membantu menciptakan struktur kognitif atau
pengetahuan awal siswa yang dapat menjembatani pemahaman yang terkait,
10. Melalui pembelajaran tematik terjadi kerjasama yang lebih meningkat antara
para guru, para siswa, guru-siswa dan siswa-orang lain /nara sumber lain.
Sukayati (dalam Prastowo, 2013: 146) mengemukakan ada enam manfaat model
pembelajaran tematik terpadu yaitu: “
(1) Topik pelajaran mempunyai keterkaitan,
(2) Memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilanya,
(3) Melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan antar mata
pelajaran,
(4) Membantu siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis,
(5) Dapat meningkatkan daya ingat siswa,
(6) Transfer pembelajaran dapat mudah terjadi”.
Menurut Hernawandan Novi (2009: 68) dalam pembelajaran tematik terpadu
mempunyai manfaat yaitu: “dapat membangkitkan motivasi siswa dan perhatian
siswa, dapat memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas siswa, dapat
menyadarkan siswa akan adanya keterkaitan antara pengalaman yang sudah
dimiliki dengan tema yang akan dipelajarinya”.
Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat pembelajaran
tematik terpadu dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam memahami dan
mendalami konsep materi yang tergabung dalam tema, transfer pembelajaran dapat
mudah terjadi bila situasi pembelajaran dekat dengan situasi kehidupan nyata. serta
dapat menambah semangat belajar karena materi yang dipelajari marupakan materi
yang nyata (kontekstual) dan bermakna bagi siswa. pembelajaran tematik terpadu
juga membantu siswa untuk memecahkan masalah dan berpikir kritis.
d. Prinsip Pembelajaran Tematik Terpadu
Prinsip pembelajaran tematik terpadu selalu berkaitan dengan tema yang akan
diajarkan dan bagaimana pembelajaran tematik yang seharusnya dalam
pembelajaran. Menurut Majid (2014:89) beberapa prinsip yang berkenaan dengan
pembelajaran tematik integratif sebagai berikut :
a. Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang actual, dekat dengan
dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari.
b. Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran
yang mungkin saling terkait.
c. Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan
kurikulum yang berlaku tetapi sebaliknya pembelajaran tematik integratif
harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat
dalam kurikulum.
d. materi pelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu
mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan,
dan pengetahuan awal.
e. materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang
tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
Menurut Hernawandan Novi (2009:10) dalam proses pelaksanaan pembelajaran
tematik perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
(a)Guru hendaknya tidak bersikap otoriter atau menjadi “single actor” yang
mendominasi aktivitas dalam proses pembelajaran. (b) Pemberian tanggung jawab
individu atau kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya
kerjasama kelompok, (c) Guru perlu bersikap menghargai terhadap ide-ide yang
terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan pembelajaran”.
Menurut Trianto (2011:154) prinsip-prinsip pembelajaran tematik dapat
diklasifikasikan menjadi empat hal, yaitu:
a. Prinsip penggalian tema, artinya tema-tema saling tumpang tindih dan ada
keterkaitan menjadi target utama dalam pembelajaran.
b. Prinsip pengelolaan pembelajaran, artinya guru harus mampu menempatkan diri
sebagai fasilitator dan mediator.
c. Prinsip evaluasi, memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi
diri, disamping bentuk evaluasi lainnya, dan guru mengajak para siswa untuk
mengevaluasi perolehan belajar yang telah di capai berdasarkan kriteria
keberhasilan pencapaian tujuan yang akan di capai.
d. Prinsip reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi siswa dalam semua pristiwa serta
tidak mengarah aspek yang sempit tetapi ke sebuah kesatuan yang utuh dan
bermakna.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prinsip
pembelajaran tematik terpadu adalah terintegrasi dengan lingkungan siswa atau
bersifat kontekstual, pembelajarannya harus didesain agar siswa bekerja sama
secara sungguh-sungguh, memperhatikan efesien, penggalian tema, pengelolaan
pembelajaran, mengevaluasi, dan reaksi, guru harus bereaksi terhadap aksi siswa
dalam semua pristiwa serta tidak mengarah aspek yang sempit tetapi ke sebuah
kesatuan yang utuh dan bermakna.
B. Kerangka Berpikir
Penelitian ini dilaksanakan dengan kerangka berpikir sebagai berikut :
Dalam meningkatkan kemampuan memahami materi Tema 5 Sub Tema 1 bagi siswa Kelas
VI SD Inpres Tonggurambang mengharuskan guru untuk menggunakan kiat, strategi dan
pendekatan yang tepat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan kajian pustaka yang telah dikemukakan di atas, maka penulis menyimpulkan
bahwa Metode Cooperative Learning Tipe STAD sangat tepat untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran Tema 5 Sub Tema 1 di kelas VI SD Inpres Tonggurambang
C. Hipotesis Tindakan
Hipotesis penelitian ini adalah jika Metode pembelajaran Cooperative Learning Tipe
STAD diterapkan maka dapat meningkatkan hasil belajar Tema 5 Sub Tema 1 bagi siswa
kelas VI SD Inpres Tonggurambang.
Bab III

Metodologi Penelitian

A. Jenis dan Desain Penelitian

Sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai maka penelitian ini menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Prosedur dan pelaksanan penelitian ini menggunakan
model penelitian Kemmis (Emzir, 2007:240) yaitu alur pelaksanaan berlangsung dalam
siklus yang diulang. Tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi
dan refleksi. Selanjutnya dibuat lagi rencana pada siklus berikutnya.
Secara visual siklus tersebut ditunjukkan dalam gambar di bawah ini :
observe

observe

Reflect Reflect

Action Actio
Revised

Plan
plan

II I

Diagram Bagan Siklus PTK - Model Kemmis (dalam MacIsaac 1996, Emzir, 2007,240)

B. Subjek Penelitian

Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa/siswi kelas VI SD Inpres
Tongurambang Tahun pelajaran 2020/2021 yang berjumlah 21 orang dan terdiri dari 13
orang siswi dan 7 orang siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI SDI Tonggurambang- Kecamatan Aesesa-
Kabupaten Nagekeo
b. Waktu Penelitian

Penelitian ini terlaksana selama kurang lebih 2 Minggu

D. Prosedur Penelitian

Perbaikan pembelajaran untuk Tema 5 Sub Tema 1 dilaksanakan dengan 2 siklus yaitu
Siklus I dan Siklus II. Prosedur pelaksanaan terdiri dari 4 tahap yaitu:
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan penelitian dimulai dengan melakukan penelitian Pra Tindakan. Penelitian
pendahuluan ini berupa tes awal yang dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui
pemahaman mereka tentang Tema 5 sub Tema 1. Setelah mengkaji hasil penelitian pra
tindakan, mengidentifikasi permasalahannya, mengkaji teori-teori yang relevan dan
merumuskan tujuan penelitian peneliti kemudian merencanakan tindakan
. Perencanaan tindakan meliputi hal- hal sebagai berikut:
a. Mengadakan koordinasi dengan dan kepala sekolah mengenai masalah yang akan
menjadi fokus dalam penelitian.
b. Merancang perangkat pembelajarana yang terdiri dari RPP, LKPD, Bahan ajar,
Media Pembelajaran.dan lembar observasi.
c. Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan selama
pembelajaran di kelas.
d. Mempersiapkan alat untuk merekam data dan menganalisis mengenai proses dan
hasil persiapan tindakan.
e. Peneliti menetapkan kelas yang akan digunakan sebagai kelas penelitian.
f. Peneliti membuat perencanaan yang akan digunakan di dalam penelitian.
g. Peneliti menentukan instrumen penelitian terdiri dari lembar observasi aktivitas
guru, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar instrumen tes.
2. Pelaksanaan Tindakan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan tindakan yang telah disusun dengan memperlihatkan metode pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD. Pelaksanaan tindakan ini meliputi :
a) Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini kegiatan yang dilakukan adalah menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD, menyusun lembar kerja Peserta Didik (LKPD),
merancang alat evaluasi baik proses maupun hasil dan menyediakan media
pembelajaran.
b) Pelaksanaan
Tahap ini merupakan penerapan rancangan yang telah dibuat. Pelaksanaan
tindakan berupa pelaksanaan pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD di
kelas VI SD Inpres Tonggurambang. Pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti dalam
keperluan mengumpulkan data dengan mengobservasi. Pelaksanaan tindakan
direncanakan dengan rangkaian siklus-siklus secara berulang sampai indikator
sudah tercapai maka siklus akan diakhiri.
c) Pengamatan
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh pengamat. Pada tahap ini, pengamat
berusaha mengenali, merekam dan mencatat secara teliti apa yang terjadi selama
melaksanakan tindakan agar memperoleh data yang akurat pada waktu perbaikan
siklus berikutnya. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu melakukan
observasi dengan menggunakan format observasi aktivitas siswa dan aktivitas guru
dalam kegiatan pembelajaran dengan metode Cooperative Learning untuk tema 5
Sub Tema 1..
d) Refleksi
Tahap ini merupakan tahap evaluasi tindakan, dimana kegiatan ini
dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Evaluasi ini dilakukan dengan
mengidentifikasi hal-hal apa saja yang belum terlaksana dengan baik dan pada
bagian mana yang merupakan kesulitan siswa, serta hal-hal apa yang kurang dan
perlu diperbaiki pada siklus berikutnya. Hasil evaluasi dijadikan bahan
pertimbangan untuk melakukan perbaikan perencanaan pembelajaran selanjutnya
yaitu jika tindakan pertama belum berhasil sesuai dengan kriteria keberhasilan yang
telah ditetapkan . Akan tetapi jika berdasarkan hasil refleksi dinyatakan bahwa
tindakan telah berhasil, maka siklus telah dinyatakan selesai.
Adapun langkah-langkah dalam refleksi tindakan meliputi : (1)
Menganalisis hasil tes pada akhir pembelajaran, (2) Menganalisis hasil
observasi dan (3) merencanakan kemudian menentukan tindakan- tindakan yang
dilakukan selanjutnya berdasarkan hasil analisis yang dilakukan peneliti
bersama observer:
E. Data dan Sumber Data
Ada dua data yang akan digali dalam penelitian ini yaitu data hasil belajar siswa dan data
hasil observasi. Kedua data ini diperoleh secara langsung dari siswa.
F. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Tes
Evaluasi tes, yang dilaksanakan adalah pre test pada awal pembelajaran, penilaian
proses dan post test pada akhir kegiatan pembelajaran. Tes ini dilakukan untuk
mengumpulkan data tentang tingkat penguasaan pengetahuan yang dimiliki siswa, baik
dari aspek pengetahuan, pemahaman maupun aspek keterampilan Pada materi Tema 5
Sub Tema 1. Tes awal dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki
siswa sekaligus untuk menentukan subyek wawancara serta pembagian kelompok. Tes
proses dilaksanakan pada setiap pembelajaran untuk melihat peningkatan hasil belajar
siswa setelah tindakan dilakukan ..
2. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan di kelas selama proses pembelajaran.
Kegiatan yang diamati meliputi aktivitas peneliti sebagai pengajar dan aktivitas siswa
selama mengikuti pembelajaran. Observasi dilakukan oleh guru dan teman sejawat
berdasarkan format observasi yang telah disediakan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah lembar
observasi aktivitas guru dan siswa serta instrument tes. Secara garis besar rancangan
instrument tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Instrumen tes
Berfungsi untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi tema 5 sub
tema 1 setelah mengikuti pembelajaran.
2. Observasi
Dalam penelitian ini dilakukan observasi terhadap aktivitas kegiatan guru dan aktivitas
kegiatan murid dengan menggunakan instrumen berupa lembar observasi. Lembar
observasi dibuat berdasarkan aspek-aspek yang digunakan terkait dengan aktivitas
guru dan peserta didik dan mengacu pada kegiatan siswa dalam rencana pelaksanaan
kegiatan sebelumnya. Aspek-aspek yang digunakan antara lain :
a) Aktivitas Guru, seperti :
1.) Memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran.
2.) Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran.
3.) Menjelaskan langkah-langkah yang harus dilakukan siswa untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
4.) Menggunakan media dalam menjelaskan materi pembelajaran.
5.) Pengelolaan kelas.
6.) Membimbing siswa dalam berdiskusi kelompok.
7.) Memfasilitasi siswa melaporkan hasil diskusi kelompok dan memberi
bimbingan yang mengalami kesulitan.
8.) Tekhnik bertanya.
9.) Cara menanggapi pertanyaan siswa.
10.) Pengelolaan waktu.
11.) Penggunaan papan tulis.
12.) Menghubungkan materi dengan kehidupan anak-anak.
13.) Menyajikan soal post test.
14.) Melibatkan diri bersama siswa lainnya melakukan refleksi tentang proses yang
telah berlangsung.
15.) Mencatat tugas individu untuk dikerjakan di rumah.

b) Aktivitas Siswa, seperti:


1.) Memberikan respon siap belajar.
2.) Menyimak penjelasan tentang topik dan tujuan pembelajaran.
3.) Memperhatikan dan menyimak penjelasan langkah-langkah pembelajaran.
4.) Memperhatikan penjelasan guru tentang penjumlahan pecahan dengan
menggunakan media kongkrit.
5.) Keaktifan dalam kelompok.
6.) Kerja sama.
7.) Mencermati LKPD dan mengambil bagian penuh dalam kesempatan berdiskusi
serta menuliskan jawaban LKPD.
8.) Melibatkan diri dalam berkomunikasi dan diskusi kelas.
9.) Melibatkan diri secara aktif dan merumuskan kesimpulan.
10.) Keberanian dalam mengerjakan tugas yang diberikan di depan kelas.
11.) Mengerjakan soal post test.
12.) Melibatkan diri bersama siswa lainnya melakukan refleksi tentang proses yang
telah berlangsung.
13.) Mencatat tugas individu untuk dikerjakan di rumah.
H. Teknik Analisis Data
Teknik yang digunakan adalah membandingkan hasil belajar pre tes dan post tes selama
penelitian.
1. Data observasi siswa
Untuk melihat kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung maka dilakukan
observasi atau pengamatan dengan menggunakan lembar observasi. Pada lembar
observasi terdapat skor untuk setiap aspek yang diamati dari siswa.
Data hasil observasi dianalisis menggunakan statistik deskriptif untuk mengetahui
tingkat keaktivan siswa saat pembelajaran pada setiap siklus. Penentuan kriteria
mengacu pada rumus yang dikembangkan oleh Saifudin Azwar (2005: 106-109),
rentang skor kinerja kelompok dihitung dengan menggunakan rumus :
Skor minimal = jumlah aspek ×skor minimal
Skor maksimal = jumlah aspek × skor maksimal
Skor max + skor min
Mean Ideal =
2
Skor max−skor min
SD Ideal =
6
Tabel 3.1
Kriteria Penilaian Aktivitas siswa
No Rentangan Skor Kelompok Kategori
1. X ¿ ¿M + 1,5 (S)) Sangat baik
2. (M + 0,5 (S)) ¿ X ≤ (M + 1,5 (S)) Baik
3. (M – 0,5 (S)) ¿ X ≤ (M + 0,5 (S)) Cukup
4. (M – 1,5 (S)) ¿ X ≤ (M - 0,5 (S)) Kurang
5. X ≤ ¿M – (1,5 (S)) Sangat kurang
Keterangan :
M : Mean Ideal
S : Standar Deviasi
X : Skor Siswa
Jumlah aspek yang diamati ada 4, dengan skala 1 – 4. Dengan demikian, skor terkecil
yang diperoleh adalah 4 X 1 = 4 dan skor terbesar adalah 4 X 4 = 16.
16+4
Mean Ideal =
2
20
=
2
= 10
16−4
SD Ideal =
6
12
=
6
= 2
Kriteria penilaian keaktifan siswa
M = X ¿ (10 + 1,5 (2)) = 13
M = 10 + 0,5 (2) ¿ X ≤ 10 + 1,5 (2) = 11 ¿ X ≤ 13
M = 10 – 0,5 (2)¿ X ≤ 10 + 0,5 (2) = 9 ¿ X ≤ 11
M = 10 – 1,5 (2) ¿ X ≤ 10 - 0,5 (2) = 7 ¿ X ≤ 9
M = X ≤10 – 1,5 (2) = 7
Dari kriteria keaktifan di atas, maka di dapat seperti tabel berikut :
Tabel 3.2
Data Kriteria Penilaian Aktifitas Siswa
No Rentangan Skor Kelompok Kategori
1. X ¿ 13 Sangat baik
2. 11 ¿ X ≤ 13 Baik
3. 9 ¿ X ≤ 11 Cukup
4. 7¿ X ≤ 9 Kurang
5. X≤7 Sangat Kurang

2. Data hasil tes belajar


Data hasil tes belajar dianalisis secara deskriptif kuantitatif, yaitu dengan menghitung
persentase ketuntasan individual, ketuntasan klasikal dan rata-rata kelas. Data ini akan
dianalisis dengan menggunakan rumus :
Skor yang diperoleh
a. Ketuntasan Individual¿ ×100
Skor maksimal
Siswa dikatakan tuntas secara individu jika nilainya ≥ 75.
Jumlah siswa yang tuntas
b. Ketuntasan klasikal ¿ ×100 %
Jumlah seluruh siswa
Kelas dikatakan tuntas secara klasikal jika nilainya ≥ 80 % siswa dalam kelas tersebut
tuntas belajarnya.
Jumlah nilai seluruh siswa
c. Rata-rata kelas (׿ ¿
Jumlah seluruh siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Pada bab ini, dipaparkan hasil penelitian yang diperoleh dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) di SD Inpres Tonggurambang Tahun Pelajaran 2021/2022. Hasil penelitian
ini akan dipaparkan pada tiap siklusnya. Setiap siklus tindakan pembelajaran diuraikan
tentang perencanan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
1. Paparan Data Pratindakan
Suatu penelitian kualitatif dikatakan berhasil apabila terjadi peningkatan yang
signifikan dari keadaan awal ke keadaan akhir penelitian. Oleh karena itu untuk
mengetahui keadaan awal tentang hasil belajar peserta didik pada Tema 5 Sub Tema 1
peneliti melakukan penelitian awal.
Sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas, peneliti mengadakan diskusi
dengan beberapa guru lain mengenai permasalahan Hasil belajar siswa. Dari hasil
tersebut diperoleh informasi tentang banyaknya siswa yang harus remedial setelah
mengikuti ulangan harian karena tidak mencapai KKM. Banyak hal yang
mempengaruhi siswa sehingga tidak mencapai KKM antara lain kurang mendalami
penguasaan materi, pemahaman konsep dasar yang kurang matang, pemilihan metode
yang kurang tepat serta kurang memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang menarik.
Bila hal ini tetap dibiarkan tentu saja prestasi belajar siswa akan menurun dan guru
akan ekstra mengadakan remidial.
Berdasarkan keadaan ini maka diadakan pre tes untuk pembelajaran Tema 5 Sub Tema
1 melalui metode ceramah. Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah
siswa kelas VI SD Inpres Tonggurambang tahun pelajaran 2021/2022 sebanyak 21
orang. Tes awal yang dilakukan peneliti pada pra siklus dimaksudkan untuk
mengetahui kemampuan awal siswa sebelum menggunakan metode Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe STAD. Data hasil evaluasi pratindakan selengkapnya dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Data Hasil Evaluasi Pra Tindakan
Siswa Kelas VI SDI Tonggurambang
No Nama Murid KKM Skor Ketuntasan
75
1. A. L 65 TT
2. K. R 60 TT
3. M. W 75 T
4. F. S 55 TT
5. T. E 75 T
6. I. O 60 TT
7. M. G 75 T
8. E. T 65 TT
9. B. K 55 TT
10 N. A 60 TT
11. M. L. 75 T
12. W. O. 65 TT
13. S. N. 80 T
14. D. N 75 T
15. S. O 65 TT
16. J. T 65 TT
17. V. K 75 T
18. I. W 55 TT
19. O. N 45 TT
20. L. A 75 T
21. U. O 50 TT
Jumlah Skor 1.370
Rata-rata Nilai 65.23
Ketuntasan Secara Klasikal 38,09%

Keterangan :
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Dengan hasil tersebut diperoleh data bahwa dari 21 siswa terdapat 8 Siswa tuntas dan
13 siswa tidak tuntas. Seorang siswa dinyatakan tuntas apabila telah mencapai
mencapai KKM yaitu 75.Sedangkan ketuntasan klasikal terjadi apabila 80 % siswa
telah mencapai KKM. Setelah dianalisis persentase siswa yang mencapai KKM pada
pra tindakan yaitu 38,09% , sementara persentasi siswa yang tidak mencapai KKM
yaitu 61,90% . Dari hasil evaluasi pratindakan ini diperoleh juga rata-rata kelas yaitu
65,23.
Setelah memperoleh izinan dari kepala sekolah, pada tanggal 10 Mei 2021, peneliti
kemudian mengadakan pertemuan dengan rekan sejawat untuk meminta kesediaannya
menjadi tim peneliti yaitu sebagai pengamat/observer dalam penelitian ini.
Berdasarkan kesepakatan yang dibuat dan untuk memperoleh gambaran tentang
tingkat pemahaman siswa, maka pada tanggal 12 Mei 2021 dilakukan tes awal di kelas
VI. Pada proses pembelajaran tahap awal, peneliti tidak menggunakan metode
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD sebagaimana dimaksud dalam judul
skripsi ini. Dengan hasil tersebut diperoleh data bahwa dari 21 siswa terdapat 6 Siswa
tuntas dan 15 siswa tidak tuntas. Seorang siswa dinyatakan tuntas apabila telah
mencapai mencapai KKM yaitu 75. Sedangkan ketuntasan klasikal terjadi apabila 80 %
siswa telah mencapai KKM. Setelah dianalisis persentasi siswa yang mencapai KKM
pada pra tindakan yaitu 38,09 % , sementara persentasi siswa yang tidak mencapai
KKM yaitu 61,90% . Dari hasil evaluasi pratindakan ini diperoleh juga rata-rata kelas
yaitu 58,33. Untuk mengetahui data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran I
Memperhatikan masalah di atas, maka langkah selanjutnya peneliti mengadakan
penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Pembelajaran Cooperative
Learning Tipe STAD.untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI pada Tema 5
Sub Tema 1.
2. Deskripsi Pembelajaran Siklus I
Pembelajaran siklus I pertemuan ke-1 terdiri atas 4 tahap yaitu :
1.) Perencanaan
Berdasarkan gambaran tentang tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa maka
peneliti menyusun rencana kegiatan penelitian dengan menggunakan metode
Pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD. Penelitian pada siklus I di kelas VI
SDI Tonggurambang di awali dengan menyiapkan perangkat pembelajaran ( RPP )
Tema 5 Sub Tema 1 pembelajaran 1 yang berpedoman pada Kurikulum K13,
menyiapkan lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Pembelajaran dan soal – soal
tes. Selain itu, peneliti juga menyiapkan lembar observasi aktivitas guru dan murid
dalam pembelajaran serta mengadakan koordinasi dengan guru kelas IV , dan kepala
sekolah, sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Pembelajaran pada siklus I direncanakan pada tanggal 18 Mei 2021.
Pertemuan ini dilaksanakan dalam waktu 180 menit.
2.) Tindakan
Proses pembelajaran diawali dengan menyapa dan menanyakan keadaan siswa,
setelah itu guru mengecek kehadiran siswa, Doa, Pemberian motivasi dan
menyampaikan materi tentang Tema 5 Sub Tema 1. Kegiatan ini kemudian
dilanjutkan dengan memberikan apersepsi dan penyampaian tujuan pembelajaran.
Langkah berikutnya yaitu siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, kemudian guru
mengkondisikan mereka untuk duduk sesuai kelompok yang sudah ditentukan.
Pada kegiatan inti, guru menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peranan dan
posisi penting dalam perekonomian negara-negara ASEAN. Kemudian melalui
Power point , guru menyajikan teks bacaan yang berjudul pengalaman belajar dari
negara-negara ASEAN. Disini siswa diberi kesempatan untuk membaca teks
tersebut dan menjawab pertanyaan dengan saling bertukar pikiran melalui tanya-
jawab bersama anggota di dalam kelompok. Setelah itu Siswa melaporkan hasil
kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain.

Siswa diarahkan untuk memahami konsep tentang posisi dan peranan


Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN secara terperinci. Setelah guru
memberikan sedikit penjelasan, Guru menayangkan sebuah video tentang
Magnet . Siswa kemudian diminta menuliskan berbagai hal yang mereka amati
dari video tersebut.. Siswa diminta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru
di dalam kelompok. Secara berkelompok, Guru membagikan Lembar Kerja Peserta
Didik (LKPD) untuk dikerjakan secara bertanggung jawab.
Masing-masing kelompok bekerja dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Pada saat mereka mengerjakan, guru berkeliling ke setiap kelompok untuk
memberikan bimbingan. Selesai mengerjakannya, setiap kelompok diminta untuk
melaporkan hasil diskusinya didepan kelas. Dari jawaban yang ada, guru dan siswa
kemudian bersama-sama memberikan penilaian terhadap hasil kerja dari tiap-tiap
kelompok. Kegiatan ini selanjutnya diikuti dengan melakukan tanya-jawab antara
guru dan siswa untuk memantapkan pemahaman siswa. Pada akhir kegiatan inti,
guru bersama-sama dengan siswa menyimpulkan materi tentang Tema 5 sub Tema
1.
Pada kegiatan akhir, guru memberikan soal post test untuk mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa terhadap materi yang dipelajari. Tidak lupa guru dan siswa
melakukan refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru
memberikan penegasan tentang materi serta menyampaikan pesan-pesan moral agar
siswa dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Langkah selanjutnya
yaitu siswa diberikan tugas untuk dikerjakan di rumah. Untuk mengetahui hasil
belajar siswa pada Siklus I, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Data Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I
Kelas VI SDI Tonggurambang
No Nama Murid KKM Skor Ketuntasan
75
1. A. L 60 TT
2 K. R 80 T
3 M. W 80 T
4 F. S 60 TT
5 T. E 80 T
6 I. O 80 T
7 M. G 90 T
8 E. T 80 T
9 B. K 60 TT
10 N. A 60 TT
11 M. L. 90 T
12 W. O. 80 T
13 S. N. 90 T
14 D. N 80 T
15 S. O 80 T
16 J. T 80 T
17 V. K 90 T
18 I. W 90 T
19 O. N 60 TT
20 L. A 90 T
21 U. O 70 TT
Jumlah Skor 1.630
Rata – Rata Nilai 77,61
Ketuntasan Klasikal 71,42%
Ket : T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas

3.) Observasi
Peneliti dalam pelaksanaan tindakan diamati oleh mitra peneliti, yaitu
Maria Magdalena Dhema, S.Pd yang menjabat sebagai guru kelas IV .
Penerapan metode pembelajaran Coperative Learning pada siklus I sudah
dilaksanakan guru, namun belum maksimal. Hal ini ditandai dengan aktivitas siswa
yang belum terlalu baik seperti: siswa kurang menyimak penjelasan guru tentang
langkah-langkah pembelajaran yang berkaitan dengan Tema 5 sub Tema 1, siswa
kurang aktif bekerja sama dalam kegiatan kelompok maupun dalam diskusi kelas
serta siswa kurang melibatkan diri bersama siswa lainnya melakukan refleksi
tentang proses yang telah berlangsung. Dalam kegiatan pembelajaran, sering kali
guru merasa cukup kewalahan untuk menenangkan siswa. Hal ini dikarenakan
siswa kurang tertib dan perhatian dalam mendengarkan penjelasan guru. Akibatnya,
waktu menjadi tersita dan pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara optimal.
Selama Penerapan metode Cooperative Learning Tipe STAD diterapkan,
umumnya sudah memberikan kemajuan bagi siswa dimana mereka mulai terlibat
dan bekerjasama dengan orang lain. Siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan
menyelesaikan soal secara berkelompok, walaupun masih ada jawaban yang
bervariasi diantara setiap kelompok. Dalam pertemuan ini juga, ada beberapa
aktivitas siswa yang sudah menunjukkan kemajuan seperti menyimak penjelasan
guru dengan penuh perhatian, antuasias menjawab pertanyaaan dan bertanggung
jawab dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan guru.
Untuk aktivitas guru, umumnya sudah mulai mengacu pada RPP terutama
dalam menyiapkan medi pembelajaran dan LKPD yang akan dikerjakan siswa
secara berkelompok. Namun, kegiatan ini belum memacu semangat siswa untuk
lebih kreatif dalam mengerjakan soal. Alasannya karena ada sebagian siswa yang
masih belum terbiasa dan canggung untuk melakukan diskusi di dalam kelompok.
Berdasarkan hasil pengamatan untuk setiap aktivitas guru dan siswa ternyata masih
ada poin-poin kegiatan yang belum dilaksanakan secara maksimal sehingga
langkah-langkah pembelajaran masih harus dikemas secara lebih baik lagi demi
menjawab tujuan pembelajaran. Untuk mengetahui data hasil observasi,
selengkapnya dapat dilihat tabel di bawah ini:
Data Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus I
Aspek Penilaian
Nama Memperhatikan Aktif Kerja PemahamanJ jmlh Kategori
Kk klmp Siswa penjelasan guru Bertanya sama Komprehen-
sif
11 22
1 23 3 4 1 2 43 14 1 1 32 34 14 1 2 23 34 4
1
A. L √ √ √ √ 10

K. R √ √ √ √ 8
I
M. W √ √ √ √ 10

F. S √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9,5 Baik


T. E √ √ √ √ 9

I. O √ √ √ √ 10
II
M. G √ √ √ √ 10

E. T √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9, 75 Baik


B. K √ √ √ √ 8

N. A √ √ √ √ 11
III
M. L √ √ √ √ 10

W. O √ √ √ √ 8
Rata-rata Skor Kelompok 9,29, 25 Baik
S. N √ √ √ √ 9

D. N √ √ √ √ 8
IV
S. O √ √ √ √ 10

J. T √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9,2 9,25Bai baik


V. K √ √ √ √ 9

I. W. √ √ √ √ 8
V
O. N √ √ √ √ 10

L. A √ √ √ √ 10

U. O √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9,49,4 Ba baik

Sumber : Guru/peneliti 2021


Keterangan :
4 : Sangat baik
3 : Baik
2 : Cukup
1 : Kurang

4.) Refleksi
Dalam proses pembelajaran, guru belum sepenuhnya mengacu pada rencana
pelaksanaan pembelajaran yang telah di buat sehingga masih terdapat poin-poin
kegiatan yang tidak terlaksana sesuai perencanaan. Pada siklus I, guru atau peneliti
mulai memperkenalkan metode pembelajaran Cooperative Learning Tipe STAD
dalam pembelajaran di kelas. Pada pertemuan ini peneliti memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertukar pikiran dan berdiskusi di dalam kelompok. Setelah
guru memberikan petunjuk yang perlu, peserta didik kemudian mengikuti dengan
baik. Namun masih terdapat beberapa kegiatan guru yang masih kurang yaitu pada
saat guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan materi,
umumnya guru belum memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman
siswa sehari-hari secara lebih luas. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan, guru
kurang memberikan bimbingan dalam kelompok khususnya pada siswa yang
kurang mampu. Akibatnya mereka kurang termotivasi untuk memahami konsep
dan mengerjakan soal yang diberikan secara serius dan bertanggung jawab.
Pada kegiatan utama saat menjelaskan materi, guru kurang melibatkan siswa
dalam pembelajaran sehingga siswa kurang menyimak secara baik penjelasan guru.
Pada kegiatan berikutnya siswa mengerjakan soal, ternyata masih ada beberapa
orang siswa yang sibuk sendiri sambil menggangu temannya sehingga
membutuhkan waktu lama dalam mengerjakan soal. Disini guru perlu lebih
menguasai kelas dan mengontrol semua siswa dengan baik sehingga tidak terjadi
kegaduhan di dalam kelas. Pada pertemuan ini proses pembelajaran berjalan lebih
baik dari pada kegiatan pembelajaran pra tindakan, dimana peserta didik mulai
tertarik dan merasa senang dengan proses yang ada. Akan tetapi dalam kegiatan ini
masih ada siswa yang belum mencapai kriteria Ketuntasan maksimal sehingga
berdasarkan hasil refleksi tersebut maka pembelajaran akan dilanjutkan pada siklus
ke- II.
3. Deskripsi Pembelajaran siklus II
Pembelajaran siklus II terdiri atas 4 tahap, yaitu :
1.) Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan, maka peneliti merencanakan untuk
melaksanakan tindakan penelitian siklus II. Penelitian pada siklus II di kelas VI A
SDI Tonggurambang diawali dengan menyiapkan perangkat pembelajaran (RPP)
tentang RPP Tema 5 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 yang berpedoman pada Kurikulum
K13, menyiapkan Media Pembelajaran, menyiapkan lembar kerja Peserta Didik
(LKPD) dan soal-soal tes. Selain itu peneliti juga menyiapkan lembar observasi
aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran serta mengadakan koordinasi dengan
guru kelas IV dan kepala sekolah, sehubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Pembelajaran pada siklus II direncanakan pada tanggal 27 Mei 2021. Pertemuan ini
dilaksanakan dalam waktu 180 menit.
2.) Pelaksanaan
Pada tahap awal, peneliti melaksanakan kegiatan dengan mengacu pada RPP dan
hasil refleksi pada siklus I. Pada pertemuan ini pelaksanaan kegiatan dimulai dengan
guru melakukan apersepsi, absensi, Doa dan memotivasi siswa. Kemudian kegiatan
ini dilanjutkan dengan penyampaian materi dan tujuan pembelajaran. Sebelum
memasuki kegiatan inti, guru mengkondisikan siswa untuk duduk dalam
kelompoknya masing-masing serta memberikan pengarahan kepada siswa agar
pelaksanaaan pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan rencana.
Pada kegiatan inti, guru mulai memfasilitasi para siswa untuk memahami materi
Tema 5 Sub Tema 1 Pembelajaran 2 dengan meminta siswa mengamati sebuah
video tentang reklame. Fokus perhatian guru diberikan pada peningkatan
kemampuan memahami sesuai dengan persoalan yang ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Siswa secara berkelompok diminta menuliskan berbagai hal yang
mereka amati dari video reklame tersebut. Selanjutnya secara berkelompok Siswa
diminta menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.tentang berbagai contoh
reklame yang terdapat di buku siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu guru mengingatkan
kembali konsep-konsep penting untuk memfasilitasi siswa berdiskusi dan
menyelesaikan soal. Selama berdiskusi, tidak lupa guru memberikan motivasi
kepada setiap siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan diskusi. Pada
pertemuan ini, guru lebih antusias dalam membimbing siswa. Siswa melaporkan
hasil kelompoknya dan ditanggapi oleh kelompok lain. Bersama siswa yang lain
guru membuat penilaian dan kesimpulan dari hasil diskusi.
Untuk integrasi muatan PKn Guru menyampaikan bahwa dalam teks Pengalaman
Belajar dari Negara-Negara ASEAN, kita bisa menemukan keberagaman ekonomi
atau usaha dari berbagai negara. Selanjutnya Guru menampilkan slide power point
tentang Keberagaman dari Negara-Negara di ASEAN. Siswa menuliskan tentang
keberagaman ekonomi atau usaha yang mereka temukan dalam teks beserta
penjelasannya. Kemudian Siswa mendiskusikan jawaban mereka di dalam
kelompok. Setelah berdiskusi siswa masing-masing perwakilan setiap kelompok
Melaporkan hasil diskusi dan ditanggapi oleh kelompok lain. Secara berkelompok
pula, guru membagikan LKPD untuk dikerjakan. Selesai mengerjakan LKPD
Masing- masing perwakilan kelompok melaporkan hasil diskusi dan ditanggapi oleh
kelompok lain.
Pada kegiatan akhir, untuk menguji pemahaman siswa, guru memberikan soal post
test untuk dikerjakan oleh siswa sesuai waktu yang ditentukan. Setelah selesai
mengerjakannya, pekerjaan siswa kemudian dikumpulkan untuk dianalisis oleh
guru. Tidak lupa guru mengajak siswa membuat kesimpulan tentang materi dan
melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan. Guru
memberikan penegasan tentang pesan-pesan moral untuk dapat diterapkan oleh
siswa dalam kegiatan sehari-hari. Sebelum menutup pelajaran guru memberikan
tugas kepada siswa untuk dikerjakan di rumah dan mengajak siswa untuk menutup
kegiatan dengan Doa bersama. Untuk mengetahui data hasil belajar pada pertemuan
ini, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Data Hasil Belajar Pada Siklus II
Kelas VI SDI Tonggurambang

No Nama Murid KKM Skor Ketuntasan


75
1. A. L 70 T
2 K. R 66 TT
3 M. W 90 T
4 F. S 80 T
5 T. E 80 T
6 I. O 80 T
7 M. G 85 T
8 E. T 75 T
9 B. K 80 T
10 N. A 65 TT
11 M. L. 85 T
12 W. O. 80 T
13 S. N. 80 T
14 D. N 80 T
15 S. O 70 T
16 J. T 65 TT
17 V. K 80 T
18 I. W 60 T
19 O. N 80 TT
20 L. A 80 T
21 U. O T
Jumlah Skor 1.641
Rata – rata Nilai 78,14
Ketuntasan Klasikal 76,19 %

Keterangan:
T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas

3.) Observasi
Pada siklus II ini, terlihat banyak peningkatan prestasi belajar siswa. Kemampuan
siswa dalam mengikuti pembelajaran semakin mengalami peningkatan baik individu
maupun rata-rata kelas. Hal tersebut menunjukan bahwa kinerja guru dalam mengelola
proses pembelajaran sudah cukup baik. Proses pembelajaran di kelas sudah terlihat aktif,
dimana siswa lebih antusias dalam mengerjakan tugas dan berlomba-lomba untuk
menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal-soal yang diberikan. Akan tetapi guru
masih perlu memberikan pengawasan agar kondisi kelas tetap terjaga dengan baik.
Kegiatan guru lebih diarahkan untuk meningkatkan kedisiplinan siswa baik dalam
kegiatan diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. Untuk mengetahui data hasil
observasi, selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Data Observasi Aktivitas Siswa Dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II
Aspek Penilaian
Nama Memperhati Aktif Kerja Pemahaman J jmlh Kategori
Kk klmp Siswa kan Bertanya sama Komprehen-
penjelasan sif
guru
11 22
1 23 3 41 1 1 2 43 14 1 1 32 34 14 1 2 32 34 4
A. L √ √ √ √ 10

K. R √ √ √ √ 12
I
M. W Type equation
√ here .√ √ √ 12

F. S √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 13,5 S Sangat Baik


T. E √ √ √ √ 9

I. O √ √ √ √ 10
II
M. G √ √ √ √ 10

E. T √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9,7 9, 75 Sangat Baik


B. K √ √ √ √ 8

N. A √ √ √ √ 11
III
M. L √ √ √ √ 10

W. O √ √ √ √ 8

Rata-rata Skor Kelompok 9,29, 25 Baik


S. N √ √ √ √ 9
VIV D. N √ √ √ √ 8

S. O √ √ √ √ 10

J. T √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9 12,75Bai Sangat baik


V. K √ √ √ √ 9

I. W. √ √ √ √ 8
Vv V
O. N √ √ √ √ 10

L. A √ √ √ √ 10

U. O √ √ √ √ 10

Rata-rata Skor Kelompok 9,49,4 Ba baik

Sumber : Guru/peneliti 2021


Keterangan :
5 : Sangat baik
4 : Baik
3 : Cukup
2 : Kurang
4.) Refleksi
Setelah pembelajaran siklus II pertemuan , diadakan refleksi. Berdasarkan hasil
evaluasi yang diperoleh ternyata hasil belajar secara klasikal telah tercapai walaupun
masih terdapat tiga orang siswa yang belum tuntas. Perolehan hasil secara klasikal
sangat memuaskan, namun peneliti ingin agar semua siswa dapat tuntas sehingga
peneliti memutuskan agar penelitian ini dilanjutkan pada siklus III .
PELITIAN TINDAKAN KELAS

Penelitian Ini Ditulis untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Melengkapi

Bahan Portofolio UKIN

OLEH

RAHMAN TOLO
NPM :239022495884
ii

MOTTO

“AKU AKAN TETAP BERUSAHA DARI KEKURANGANKU

UNTUK MERAIH SEBUAH KESUKSESAN”

RAHMAN TOLO
Iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis sampaikan kehadapan Tuhan yang Maha Pengasih dan
Penyayang atas penyertaannya yang telah menguatkan penulis , sehingga mampu
menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul “PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR TEMA 5 SUB TEMA 1”
ini dengan baik dan tepat waktu.
Adapun maksud dan tujuan penyusunan laporan ini adalah sebagai salah satu
persyaratan dalam usulan pemberkasan portofolio UKIN.
Tujuan lainnya adalah untuk memberikan kesempatan kepada penulis dalam pengembangan
penulis sebagai guru.
Dalam upaya menyelesaikan tulisan ini , ada banyak pihak yang telah memberikan
perhatian , baik secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Untuk itu pada
tempatnya, penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Supervisor yang telah membimbing dan memberikan masukan kepada penulis


dalam penyempurnaan tulisan ini.
2. Kepala Sekolah Dasar Inpres Tonggurambang yang telah memberikan perhatian
dan menyiapkan sarana pendukung bagi penulis selama mengadakan kegiatan
Penelitian Tindakan Kelas di kelas VI SD Inpres Tonggueambang
3. Teman sejawat yang dengan caranya masing – masing memberikan masukan
kepada penulis baik dalam bentuk diskusi maupun dalam bentuk kritikan
lainnya , sehingga penulis dapat melakukan perbaikan dan penyempurnaan
tulisan ini.
Dalam penyusunan laporan ini, penulis sadar bahwa masih jauh dari harapan yang
tentunya masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan
dukungan , masukan, dan kritikan yang konstruktif dari berbagai pihak dalam perbaikan
dan penyempurnaan laporan ini, agar dapat bermanfaat bagi para pihak yang peduli
terhadap sistem pendidikan di Indonesia dan khususnya di Kabupaten Nagekeo.
Nila, 6 Juni 2022
Penulis
RAHMAN TOLO

NPM : 239022495884

iv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................................... . i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................ ii
MOTTO.................................................................................................................................iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................v
DAFTAR TABEL.................................................................................................................vi
DAFTAR GRAFIK............................................................................................................. .vii
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar belakang......................................................................................................1
B. Rumusan masalah.................................................................................................3
C. Pemecahan Masalah.............................................................................................4
D. Tujua Penelitian………………………………………………………………….4
E. Manfaat Hasil Penelitian......................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................5
A. Penelitian Tindakan Kelas ...................................................................................5
B. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas ( PTK)...........................................6
C. Model Pembelajaran Kooperetif Tipe STAD..................................................... .10
D. Belajar ................................................................................................................ .13
E. Hasil Belajar ……………………………………………………………………18
F. Hakikat Pembelajaran Tematik Terpadu…………….………………………....20

BAB III METODE PENELITIAN................................................................................. .27


A. Jenis Penelitian................................................................................................... .27
B. Desain penelitian ............................................................................................... .27
C. Tempat dan waktu Penelitian............................................................................. .27
D. Prosedur Penilaian.............................................................................................. .28
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................ .30
G. Instrumen Penilaian............................................................................................. .31
G. Teknik Analisis Data...................................................................................……33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................................ .35


A. Deskripsi Hasil................................................................................................... .37
B. Pembahasan........................................................................................................ .39
A. Kesimpulan......................................................................................................... .47
B. Saran................................................................................................................... .47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN - LAMPIRAN
V

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Instrumen Penilaian......................................................... ……......... 31


Tabel 2 Instrumen Lembar Observasi............................................................ 19
Tabel 3 Nilai Tes Awal .................................................................................. 21
Tabel 4 Rekapitulasi Kemampuan Awal ........................................................ 22
Tabel 5 Hasil Tes Siklus I............................................................................... 38
Tabel 6 Rekap Kemampuan Awal................................................................... 25
Tabel 7 Hasil Tes Observasi Siklus I.............................................................. 41
Tabel 8 Perolehan Hasil Belajar Siswa........................................................... 42

vi
DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 1 Grafik Kerangka Berpikr........................................................................ 12
Grafik 2 Grafik Penelitian Kemmis dan McTaggert............................................. 14
Grafik 3 Grafik Peningkatan Nilai Rata –Rata Siswa persiklus............................ 26

Vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Teman Sejawad mengamati Proses KBM


Gambar 4.2 Guru mendampingi siswa berdiskusi macam-macam magnet
Gambar 4.3 Guru memdampingi siswa berdiskusi hasil pengamatan tentang
berbagai jenis tes formulir

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP
Lampiran 2 Soal Tes siklus 1
Lampiran 3 Surat-Surat Penelitian
Lembar Kerja Siswa
Dokumentasi
Lampiran 4 Soal Tes siklus II
Lampiran 5 LKS Siklus II

xi
LAMPIRAN 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )


KURIKULUM 2013 REVISI 2018

Satuan Pendidikan : SD Inpres Tonggurambang


Kelas / Semester : 6 /1
Tema : Wirausaha (Tema 5)
Sub Tema : Kerja Keras Berbuah Kesuksesan (Sub Tema 1)
Muatan Terpadu : Bahasa Indonesia, IPA, IPS
Pembelajaran ke : 1
Alokasi waktu : 4X 35 Menit

A. TUJUAN
1. Dengan membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari Negara-negara ASEAN”, siswa
mampu mengidentifikasi posisi dan peranan Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN
secara terperinci.
2. Dengan membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari Negara-negara ASEAN” dan mencari
informasi dari berbagai sumber, siswa mampu menuliskan laporan tentang posisi dan peranan
Indonesia di bidang ekonomi dalam lingkup ASEAN secara terperinci.
3. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu membedakan
macam-macam magnet secara benar.
4. Dengan mengamati gambar, bereksplorasi, dan berdiskusi, siswa mampu menyajikan hasil
eksplorasi tentang macam-macam magnet secara benar.
5. Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu mengidentifikasi berbagai jenis teks
formulir (ekskul, lomba, dan lain-lain) secara cermat.
6. Dengan membaca teks dan berdiskusi, siswa mampu menyajikan hasil pengamatan tentang
berbagai jenis teks formulir (ekskul, lomba, dan lain-lain) secara cermat.

B. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1. Melakukan Pembukaan dengan Salam dan Dilanjutkan Dengan 15
Pendahuluan Membaca Doa (Orientasi) menit
2. Mengaitkan Materi Sebelumnya dengan Materi yang akan
dipelajari dan diharapkan dikaitkan dengan pengalaman peserta
didik (Apersepsi)
3. Memberikan gambaran tentang manfaat mempelajari pelajaran
yang akan dipelajari dalam kehidupan sehari-hari. (Motivasi)
Kegiatan Langkah-langkah kegiatan pembelajaran 115
Inti Ayo Membaca menit
Untuk memulai pembelajaran, guru me-nyampaikan bahwa Indonesia
memiliki peran-an dan posisi penting dalam perekonomian negara-
negara ASEAN.
 Siswa diminta membaca teks tentang “Pengalaman Belajar dari
Negara-Negara ASEAN” dalam hati.
 Siswa diminta menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku
siswa. (Mandiri)
 Kemudian, siswa menuliskan alasan mengapa hari ini
merupakan hari yang penting bagi Udin dan kawan-kawan.
 Setelah itu, siswa menuliskan hal yang dipelajari dari anjungan
khusus yang dikelola oleh sekretariat ASEAN. (Creativity and
Innovation)
 Selanjutnya, siswa menuliskan pengalaman belajar yang
diperoleh Edo.
 Kemudian, siswa menuliskan pengalaman belajar yang
diperoleh Beni.
 Siswa menuliskan pengalaman belajar yang diperoleh Udin.
 Siswa menuliskan pendapatnya jika mendapat kesempatan
berkunjung ke arena pameran tersebut.
 Kemudian, siswa menjelaskan pendapatnya apa kegiatan yang
paling menarik dari pameran tersebut.
 Siswa menuliskan 3 hal yang menurutnya penting dari teks yang
dibaca.
Ayo Berdiskusi
 Siswa diminta mencari informasi secara berkelompok tentang
kerja sama ekonomi antarnegara ASEAN, khususnya tentang
posisi dan peranan Indonesia.
 Setelah itu, siswa diminta mencari informasi dari berbagai
sumber.
 Siswa melaporkan hasilnya dalam bentuk peta pikiran yang
terdapat dalam buku siswa.
 Siswa diminta mempresentasikan dan mendiskusikan hasilnya
dalam kelompok.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Mencoba
 Siswa mendiskusikan jawaban pertanyaan yang diajukan guru
secara berkelompok.
 Siswa menuliskan hasil diskusi di buku siswa.
 Untuk memancing rasa ingin tahu, siswa diminta membuat
pertanyaan sebanyak-banyaknya tentang hal yang ingin mereka
ketahui lebih lanjut tentang magnet.
 Siswa menukarkan pertanyaan yang mereka buat dengan teman
di sebelahnya.
 Siswa meminta temannya menjawab pertanyaan yang telah di
buat.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
 Setelah mengamati dan mencoba berbagai macam magnet,
siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku.
 Kemudian, siswa menuliskan apa saja yang mereka ketahui
tentang magnet.
 Siswa menuliskan jenis-jenis magnet.
 Siswa menuliskan penjelasan tentang arti simbol U dan S yang
terdapat pada magnet.
 Siswa menjelaskan perbedaan bentuk masing-masing magnet.
 Siswa diminta membaca teks mengenai sejarah singkat magnet.

Ayo Berdiskusi
 Siswa diminta menjawab pertanyaan yang terdapat di buku.
 Siswa menjawab pertanyaan tentang apa itu formulir.
 Siswa diminta menceritakan apakah mereka pernah melihat
atau mempunyai pengalaman mengisi formulir.
 Siswa menceritakan apa saja jenis formulir yang mereka
ketahui.
 Siswa mendiskusikan jawaban mereka secara berkelompok
 Siswa menuliskan kesimpulan dari hasil diskusi.
(Critical Thinking and Problem Formulation)
Ayo Membaca
 Siswa diminta mengamati dan membaca beberapa contoh
formulir yang terdapat di buku, seperti contoh berikut.
Formulir A
Formulir B
 Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku.
 Siswa menuliskan apa saja yang mereka temukan dalam
kedua formulir tersebut.
 Siswa menuliskan persamaan dan perbedaan antara formulir
A dan formulir B.
 Siswa menuliskan tujuan dari formulir A.
 Siswa menuliskan tujuan dari formulir B.
 Siswa menuliskan alasan formulir tersebut diperlukan.
 Siswa menuliskan kesimpulannya tentang formulir.
 Siswa mendiskusikan jawaban mereka secara berpasangan.
 Setelah berdiskusi, siswa diminta mengamati dan membaca
contoh-contoh formulir lain yang disediakan guru untuk
memperluas pemahaman mereka tentang formulir.
Kegiatan A. Kerja sama dendan orang Tua
Penutup Siswa bersama orang tua berdiskusi kepedulian keluarga
sebagai warga masyarakat di lingkungan tempat tinggal
Peserta didik
 Membuat resume (CREATIVITY ) dengan bimbingan guru
tentang point-point penting yang muncul dalam kegiatan
pembelajaran tentang materi yang baru dilakukan
Guru
 Memeriksa pekerjaan siswa yang baru selesai dikerjakan
 Peserta didik yang baru selesai mengerjakan tugas
project/produk /portofolio /unjuk kerja dengan benar diberi
hadiah atau pujian

Tonggurambang, 2023
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Kelas

MARIA ONA,S.Ag RAHMAN TOLO,S.Pd


NIP 1972010920082012 NIP 197012182009042001
LAMPIRAN
Penilaian terhadap proses dan hasil pembelajaran dilakukan oleh guru untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik. Hasil penilaian digunakan sebagai bahan penyusunan
laporan kemajuan hasil belajar dan memperbaiki proses pembelajaran. Penilaian terhadap materi ini
dapat dilakukan sesuai kebutuhan guru yaitu dari pengamatan sikap, tes pengetahuan dan
presentasi unjuk kerja atau hasil karya/projek dengan rubric penilaian sebagai berikut.

1. IPS
Tulisan dan presentasi tentang keragaman sosial dan budaya di provinsi masing-masing dinilai
dengan rubrik.
Aspek Sangat Baik Baik Cukup Perlu
(4) (3) (2) Pendampingan
(1)
Struktur Presentasi Presentasi Presentasi Presentasi
Presentasi memuat memuat hanya hanya
pembukaan, pembukaan memuat memiliki
inti dan atau penutup inti dan pembuka
penutup serta dan inti serta disampaikan atau
dikomunikasik dikomunikasikan dengan penutup
an secara runtut. runtut. saja.
secara runtut.
V
Tema Seluruh Sebagian besar Sebagian kecil Gagasan
gagasan gagasan gagasan pokok pokok dan
pokok dan pokok dan dan gagasan
gagasan gagasan gagasan pendukung
pendukung pendukung pendukung tidak sesuai
sesuai sesuai sesuai dengan tema
dengan tema dengan tema tema

V
Fakta Seluruh fakta Sebagian besar Sebagian kecil Fakta tentang
Pendukung tentang fakta tentang fakta tentang keragaman
keragaman keragaman keragaman sosial dan
sosial sosial sosial dan budaya yang
dan budaya dan budaya budaya yang terdapat di
yang terdapat yang terdapat di terdapat di lingkungan
di lingkungan lingkungan lingkungan provinsi
provinsi provins provinsi masing-
masing- masing-masing masing-masing masing tidak
masing disajikan disajikan benar
disajikan dengan dengan benar
dengan benar benar
V
Catatan: Centang (P) pada bagian yang memenuhi kriteria
2. IPA dinilai dengan daftar periksa.
Hasil eksplorasi dinilai dengan daftar periksa.diperiksa menggunakan rubrik:
No Indikator Ya Tidak Catatan
1 Siswa menuliskan hal yang
mereka ketahui tentang magnet.
2 Siswa menuliskan jenis-jenis
magnet.
3 Siswa menuliskan penjelasan
tentang arti simbol U dan S yang
terdapat pada magnet.
4 Siswa menjelaskan perbedaan
bentuk masing-masing magnet.
5 Siswa menuliskan kesimpulan

3. Bahasa Indonesia
Diskusi tentang formulir dinilai dengan catatan anekdot.
4. Catatan anekdot untuk mencatat sikap (Disiplin)
Contoh dapat dilihat pada bagian akhir (lampiran) buku ini.

C. Remedial dan Pengayaan


1. Remedial
Siswa yang belum mampu mengidentifikasi tentang berbagai jenis formulir dan tujuannya akan
mengikuti penguatan dengan pendampingan guru. Siswa dapat diberikan berbagai contoh
formulir sederhana dan diminta untuk mencermati bagian per bagian.
2. Pengayaan
Siswa bisa diberikan berbagai contoh formulir yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari, khususnya yang dekat dengan kehidupan mereka.

D. SUMBER DAN MEDIA


1. Buku Pedoman Guru Tema 5 Kelas 6 dan Buku Siswa Tema 5 Kelas 6 (Buku Tematik Terpadu
Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018).
2. Media Ajar Guru Indonesia SD/MI untuk kelas 6
3. Lingkungan sekitar
4. kertas HVS dan alat tulis
5. Macam-macam magnet (batang, ladam, cakram/lingkaran)
Lampiran 2 :

Soal Tes Siklus 1

Bentuk Soal : Pilihan Ganda


Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !

1. Kerja Keras bisa dilakukan dalam berbagai hal. Kerja keras yang dilakukan di lingkungan
sekolah adalah …….
a. Membolos saat pelajaran
b. Menyontek saat ulangan
c. Melanggar tata tertib sekolah
d. Mengerjakan tugas individu
2. Perekonomian semua orang tidak selalu sama. Ada kaya dan miskin, meskipun begitu setiap
orang bekerja keras untuk meraih sukses. Tindakan yang bukan merupakan kunci
kesuksesan adalah …….
a. Bermalas – malasan
b. Memiliki semangat
c. Selalu bekerja keras
d. Pantang menyerah
3. Teman kalian melakukan wawancara kepada pemilik usaha dan mempresentasikannya di
depan kelas. Sikap tidak boleh kalian tunjukan saat teman presetasi di depan kelas adalah
……..
a. Mendengarkan presentasi
b. Menghargai hasil wawancara
c. Mengabaikan presentasi
d. Mencatat persentasi
4. Formulir berisi tentang ……...
a. Data pribadi
b. Nama dan alamat
c. Data penjualan dan pembelian
d. Daftar nilai
5. Perhatikan data berikut !
Data
1. Nama ayahnya : H. Hidayat
2. Alamat rumahnya : di jalan Sam Ratulangi
3. Penganut agama : Islam
4. Lahir di Nila pada tanggal 1 Januari 2008
5. Nama Ahmad
6. Sekolah di SD Bina Prestasi
Biodata peserta lomba mewarnai gambar :
1. Nama :
2. Tempat atau Tanggal Lahir :
3. Agama :
4. Nama Orang tua :
5. Nama Sekolah :
6. Alamat rumah :

Urutan pengisian biodata berdasarkan data yang tepat adalah ……..


a. 5 – 4 – 3 – 1 – 6 – 2
b. 5 – 3 – 4 – 2 – 1 – 6
c. 1 – 4 – 3 – 5 – 6 – 2
d. 1 – 4 – 2 – 3 – 5 – 6
6. Magnet jarum bisa digunakan untuk membuat ……
a. Kompas
b. Dinamo
c. Bel listrik
d. Hiasan pintu kulkas
7. Perhatikan gambar berikut !

A B C D E F

Gambar di atas menunjukkan tiga buah magnet batang. Jika c kutub utara B dengan C tarik
Menarik, serta D dengan E tolak menolak, sehingga jenis kutub magnet pada A dan F adalah ……
a. A Kutub utara, F Kutub Utara
b. A kutub utara, F Kutub selatan
c. A kutub selatan, F Kutub Utara
d. A kutub Selatan, F Kutub selatan
8. Sea Games pertama tahun 1959 di buka oleh ……..
a. Pesiden Benjamin Shares
b. Raja Bumhibol Adulyades
c. Raja Ismail Nasrudin
d. Presiden Win Maung
9. Sea Games pertama diadakan pada tanggal …….
a. 1 – 6 Desember 1959
b. 5 – 10 Desember 1959
c. 10 – 15 Desember 1959
d. 12 – 17 Desember 1959
10. Reklame yang di buat secara singkat padat dan jelas menggunakan media kain dan sejenisnya
yang dibentangkan diantara 2 tiang disebut …….
a. Spanduk
b. Pelakat
c. Brosur
d. Poster
Lampiran 3 :

LKPD : Siklus 1
Dokumentasi :

Teman Sejawad mengamati Proses KBM

Guru mendampingi siswa berdiskusi


macam-macam magnet

Guru memdampingi siswa berdiskusi


hasil pengamatan tentang berbagai
jenis tes formulir
Lampiran : 4
Soal Siklus 2
Bentuk Soal : Esai Test
Isilah titik – titik di bawah ini dengan jawaban yang di anggap paling benar !

1. Negara – Negara ASEAN memiliki ciri khas usaha tersendiri. Sikap yang harus kita tunjukan adalah
……….
2. Terjadinya konflik antarwirausaha merupakan bentuk sikap wirausaha yang tidak …….
3. Kebumen : 5 Januari 1990.
Penulisan nama dan gelar yang tepat adalah …….
4. Budi Raharja SPd
Penulisan nama dan gelar yang tepat adalah ………
5.

Kedua ujung magnet tersebut apabila didekatkan akan ……..


6. Jumlah Negara peserta Sea Games adalah …… negara
7. Indonesia bergabung dengan Sea Games pada tahun ………
8. Reklame berbentuk tanda, lambing, atau symbol yang mengandung makna digunakan sebagai
identitas sebuah produk di sebut …….
Lampiran 5 :

LKPD Siklus 2

Anda mungkin juga menyukai