Anda di halaman 1dari 9

lOMoARcPSD|31155347

LK. 3.1 Penyusunan Hasil best practice jumari

Pendidikan Guru Sekolah Dasar (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Studocu is not sponsored or endorsed by any college or university


Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)
lOMoARcPSD|31155347

LK-3. Panduan Penyusunan Laporan Best Practice

Pada tugas ini Anda diminta untuk menuliskan Laporan Best Practice tentang pembelajaran
yang merupakan best practice dari kegiatan PPL PPG Daljab. Laporan ini berbentuk esai 500
kata dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut.
1. Pilihlah salah satu pembelajaran inovatif yang Anda lakukan selama PPL PPG Daljab
yang menurut Anda paling berhasil dalam aspek peningkatan proses dan hasil belajar
siswa/i.
2. Deskripsikan pembelajaran tersebut dalam bentuk esai dengan menggunakan
kerangka STAR (situasi-tantangan-aksi-refleksi) yang sesuai dengan kondisi riil di kelas.
Sertakan argumentasi Anda bahwa pembelajaran yang dipilih merupakan best practice.
3. Format penulisan esai menggunakan font Times New Roman ukuran 12 dengan spasi
1.
4. Struktur penulisan esai terdiri dari:

1. Judul
Penerapan Metode Pembelajaran Problem Based Learning Dalam Meningkatkan
Kemampuan Mengurutkan Bilangan 10.000 Sampai Dengan 1.000 Pada Mata
Pelajaran Matematika Kelas 3 Sekolah Dasar UPTD SDN KALI PASIR

2. Pendahuluan
Latar Belakang
Pendidikan sekolah dasar merupakan ujung tombak dalam pendidikan nasional
(Yasin, 2021). Pada tahapan ini siswa belajar secara aktif, karena ada dorongan dan
suasana yang kondusif bagi pengembangan dirinya secara maksimal (Rozak, 2021;
Safarah& Wibowo, 2018; Sugiana, 2018).Pendidikan juga dipandang sebagai sarana
untuk melahirkan insan-insan yang cerdas, kreatif, terampil, bertanggung jawab,
produktif dan berbudi pekerti luhur (Ndasung, 2021; Suswandari, 2018).
Problem Based Learning merupakan model pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata yang tidak terstruktur dan bersifat terbuka
(Fathurrohman, 2015). Selain itu model Problem Based Learning pembelajaran
yang menggunakan masalah nyata dengan konteks yang terbuka serta
pembelajaran yang inovatif dapat meng ajak peserta didik untuk belajar aktif
dalam memecahkan masalah (Vera & Wardani, 2018).
Adapun kelebihan dari model Problem based Learning ini adalah dengan
PBL akan terjadi pembelajaran yang bermakna. Peserta didik belajar
memecahkan suatu masalah akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau
berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah adalah rendahnya keaktifan
siswa kelas 3 pada mata pelajaran matematika materi mengurutkan bilangan 10.000
sampai dengan 1.000, sehingga perlu melakukan perbaikan dalam proses kegiatan
pembelajaran.

1. Rancangan pembelajaran yang belum maksimal


2. Media pembelajaran masih berpusat pada buku paket siswa
3. Belum mengacu pada istrumen penilaian

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

Tujuan
Menerapkan model Problem Based Learning (PBL) terhadap hasil belajar siswa
kelas 3 sekolah dasar, mata pelajaran matematika Mengurutkan Bilangan 10.000
Sampai Dengan 1.000.

3. Pembahasan
Problem based learning adalah model pembelajaran yang mengutamakan
seberapa aktif peserta didik dalam selalu berpikir kritis dan selalu terampil ketika
dihadapkan pada penyelesaian suatu permasalahan. Proses dari alur bagaimana peserta
didik belajar ini tergantung dari seberapa kompleks permasalahan yang dihadapinya.
Problem based learning diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969, dari
sebuah sekolah kedokteran bernama McMaster University, Hamilton, Kanada.
Setelahnya banyak sekolah hingga universitas di seluruh dunia yang memakai metode
pembelajaran dan masih dipakai sampai saat ini terus dikembangkan. Aktivitas guru
selama menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
proses pembelajaran adalah 74,17 % dan termasuk kategori cukup baik.
Setelah dilakukan tindakan pada siklus I maka terlihat bahwa peserta didik kelas
3 sudah memahami cara pengurutan bilangan dengan benar. Peserta didik sudah
mampu menyelesaikan soal yang di berikan oleh gurunya dengan menggunakan
media benda konkret yang ada di sekitar mereka, sehingga pembelajaran
matematika menjadi lebih menyenangkan.
Guru telah berhasil membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) sehingga
siswa dapat meningkatkan pemahamannya terhadap materi yang dipelajari. Hal ini
ditunjukkan berdasarkan hasil pembelajaran yang menunjukkan bahwa terdapat 1 siswa
yang belum tuntas secara individual dan 2 soal yang belum tuntas secara klasikal. Guru
juga telah berhasil menyesuaikan aktivitasnya sebagai guru selama proses
pembelajaran dan begitu juga siswanya.

Pada proses pembelajaran guru juga mendapat tantangan/masalah pada proses


pembelajaran, adapun tantangan/masalah yang di hadapi adalah :

1. Penggunaan waktu yang belum maksimal.


2. Mencari media yang tepat untuk siswa sekaligus
menyenangkan bagi siswa.
3. Jaringan internet di sekolah yang kurang memadai.
4. Saat diskusi masih ditemukan siswa yang masih mengobrol dengan teman satu
bangkunya.
5. Guru belum terampil menggunakan computer/laptop untuk membuat bahan ajar.
Solusi Pemecahan Masalah
1. Guru juga harus mampu membuat rencana pembelajaran yang menarik pada siswa.
2. Guru harus dapat lebih kreatif dalam merancang pembelajaran.
3. Harus dapat membiasakan kepada peserta didik untuk dapat menemukan masalah
dan menguji masalah tersebut.
4. Guru harus belajar menggunakan computer/laptop

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

Langkah–langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan diantaranya :


1. Menggunakan media benda konkrit (Wafer) untuk membantu proses kegiatan
pembelajaran,
2. Melatih siswa mengerjakan soal supaya diwaktu pembelajaran mereka bisa
mengkondisikan waktu yang diberikan guru.
3. Mencari orang yang benar – benar bersedia mencari host saat kita
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Meminta bantuan teman sejawat supaya berjaga-jaga di kantor sekolah untuk
menjaga kesetabilan jaringan Wi-Fi
5. Meminta kepada rekan guru supaya mengondisikan siswa lain yang berada di
luar kelas.
6. Membagi kelompok siswa dengan keunikan yang berbeda – beda sehingga
setiap kelompok ada yang mamacu untuk meningkatkan keaktifan belajar.

Proses yang dilakukan guru untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah
 Menggunakan media pembelajaran powerpoint yang disajikan melalui proyektor
agar dapat menarik siswa dalam proses kegiatan pembelajaran,
 Menggunakan media konkrit (wafer)

Yang terlibat untuk mencapai tujuan meningkatkan keaktifan belajar siswa adalah
(Kepala Sekolah (Menyediakan sarana & prasarana), guru rekan
sejawat( Mengamankan siswa yang menggagu diluar kelas), siswa ( Siawa kelas tiga
yang melaksanakan kegiatan pembelajaran)

Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini :
Menyiapkan instrumen penilaian yang mencakup 3 aspek yaitu penilaian sikap,
pengetahuan dan keterampilan.

Secara umum, langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan disesuaikan


dengan langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning. Adapun tahapan dari Problem Based Learning menurut Ibrahim, Nur
dan Ismail (Rusman, 2010: 243), Nurhadi, dkk (2004: 56) yaitu: (1) orientasi
peserta didik pada masalah, (2) mengorganisasi peserta didik untuk belajar,
(3) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Dampak dari aksi yang telah dilakukan yaitu :


1. Suasana kelas lebih aktif.
2. Siswa antusias mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media konkrit.
3. Siswa bersemangat mengerjakan projek.
4. Keaktifan siswa meningkat menjadi 80 % dari 20 siswa.

Yang menjadi faktor keberhasilan dan tercapainya suatu tujuan pembelajaran


mengenai keaktifan belajar siswa yaitu keterpaduan penggunaan model, media serta
instrumen penilaian yang direncanakan dan diterapkan dalam pembelajaran.
Perangkat pembelajaran yang digunakan tidak inovatif, tidak kreatif dan tidak
terpadu bahkan tanpa perencanaan yang matang, akan kurang mendukung dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai khususnya mengenai keaktifan
belajar siswa

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

4. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pembahasan dengan menerapkan model pembelajaran
PBL pada kelas 3 sekolah dasar terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar dengan menerapkan model
pembelajaran PBL hasil belajar mengalami peningkatan dimana dari 16 orang
peserta didik, 11 orang tuntas belajar dengan nilai tertinggi 90.

5. Daftar Pustaka

Datreni, N. L. (2022). Model Pembelajaran Problem Based Learning Meningkatkan


Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Sekolah Dasar. Journal of Education
Action Research, 6(3), 369–375. https://doi.org/10.23887/jear.v6i3.49468

Novelni D. Analisis Langkah-Langkah Model Problem Based LearningDalam


PembelajaraTematik Terpadu Di Sekolah Dasar Menurut Pandangan Para Ahli.
Journal of Basic Education Studies/ Vol 4No 1 (Januari-Juli 2021).

Patta R. Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Model PBL Pada Peserta
Didik Kelas 3. Pinisi Journal PGSD Volume, 2Nomor 1. Maret 2022 Hal.109-114

STAR mencakup hal-hal di bawah ini.


Situasi
Pendidikan sekolah dasar merupakan
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: ujung tombak dalam pendidikan nasional
mengapa best practice (praktik baik) ini penting (Yasin, 2021). Pada tahapan ini siswa
dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung belajar secara aktif, karena ada dorongan
jawab mahasiswa PPG Daljab. dan suasana yang kondusif bagi
pengembangan dirinya secara maksimal
(Rozak, 2021; Safarah& Wibowo, 2018;
Sugiana, 2018).Pendidikan juga
dipandang sebagai sarana untuk
melahirkan insan-insan yang cerdas,
kreatif, terampil, bertanggung jawab,
produktif dan berbudi pekerti luhur
(Ndasung, 2021; Suswandari, 2018).

Problem Based Learning merupakan


model pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata yang tidak
terstruktur dan bersifat terbuka
(Fathurrohman, 2015).
Selain itu model Problem Based
Learning pembelajaran yang
menggunakan masalah nyata dengan

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

konteks yang terbuka serta


pembelajaran yang inovatif dapat meng
ajak peserta didik untuk belajar aktif
dalam memecahkan masalah (Vera &
Wardani, 2018).

Adapun kelebihan dari model Problem


based Learning ini adalah dengan PBL
akan terjadi pembelajaran yang
bermakna. Peserta didik belajar
memecahkan suatu masalah akan
menerapkan pengetahuan yang
dimilikinya atau berusaha
mengetahui pengetahuan yang
diperlukan.

Kondisi yang menjadi latar belakang


masalah adalah rendahnya keaktifan
siswa kelas 3 pada mata pelajaran
matematika materi mengurutkan bilangan
10.000 sampai dengan 1.000, sehingga
perlu melakukan perbaikan dalam proses
kegiatan pembelajaran.

1. Rancangan pembelajaran yang belum


maksimal
2. Media pembelajaran masih berpusat
pada buku paket siswa
3. Belum mengacu pada istrumen
penilaian

Tantangan Pada proses pembelajaran guru juga


mendapat tantangan/masalah pada proses
Apa saja yang menjadi tantangan untuk pembelajaran, adapun tantangan/masalah
mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang yang di hadapi adalah :
terlibat.
1. Penggunaan waktu yang belum
maksimal.
2. Mencari media yang tepat untuk
siswa sekaligus menyenangkan bagi
siswa.
3. Jaringan internet di sekolah yang
kurang memadai.
4. Saat diskusi masih ditemukan siswa
yang masih mengobrol dengan teman
satu bangkunya.
5. Guru belum terampil menggunakan
computer/laptop untuk membuat
bahan ajar.

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

Solusi Pemecahan Masalah


1. Guru juga harus mampu membuat
rencana pembelajaran yang menarik
pada siswa.
2. Guru harus dapat lebih kreatif dalam
merancang pembelajaran.
3. Harus dapat membiasakan kepada
peserta didik untuk
4. dapat menemukan masalah dan
menguji masalah tersebut.
5. Guru harus belajar menggunakan
computer/laptop

Yang terlibat untuk mencapai tujuan


meningkatkan keaktifan belajar siswa
adalah (Kepala Sekolah, guru rekan
sejawat, siswa dan lain-lain).

Aksi Langkah–langkah yang dilakukan untuk


menghadapi tantangan diantaranya :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang 1. Menggunakan media benda konkrit
digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja (Wafer) untuk membantu proses
sumber daya/materi yang diperlukan untuk kegiatan pembelajaran,
melaksanakan strategi tersebut. 2. Melatih siswa mengerjakan soal
supaya diwaktu pembelajaran mereka
bisa mengkondisikan waktu yang
diberikan guru.
3. Mencari orang yang benar – benar
bersedia mencari host saat kita
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
4. Meminta bantuan teman sejawat
supaya berjaga-jaga di kantor sekolah
untuk menjaga kesetabilan jaringan
Wi-Fi
5. Meminta kepada rekan guru supaya
mengondisikan siswa lain yang
berada di luar kelas.
6. Membagi kelompok siswa dengan
keunikan yang berbeda – beda
sehingga setiap kelompok ada yang
mamacu untuk meningkatkan
keaktifan belajar.

Secara umum, langkah-langkah


pembelajaran yang dilaksanakan
disesuaikan dengan langkah-langkah
pembelajaran menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning.

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

Adapun tahapan dari Problem Based


Learning menurut Ibrahim, Nur dan
Ismail (Rusman, 2010: 243), Nurhadi,
dkk (2004: 56) yaitu: (1) orientasi
peserta didik pada masalah, (2)
mengorganisasi peserta didik untuk
belajar, (3) membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok, (4)
mengembangkan dan menyajikan hasil
karya, dan (5) menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Proses yang dilakukan guru untuk


meningkatkan keaktifan belajar siswa
adalah
 Menggunakan media pembelajaran
powerpoint yang disajikan melalui
proyektor agar dapat menarik siswa
dalam proses kegiatan pembelajaran.
 Menggunakan media konkrit (wafer)

Yang terlibat untuk mencapai tujuan


meningkatkan keaktifan belajar siswa
adalah (Kepala Sekolah (Menyediakan
sarana & prasarana), guru rekan
sejawat( Mengamankan siswa yang
menggagu diluar kelas), siswa ( Siawa
kelas tiga yang melaksanakan kegiatan
pembelajaran)

Refleksi Dampak dari aksi yang telah dilakukan


yaitu :
Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi
terhadap langkah-langkah yang dilakukan, 1. Suasana kelas lebih aktif.
apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan 2. Siswa antusias mengikuti
bagaimana respon siswa terkait strategi yang pembelajaran dengan menggunakan
dilakukan, apa yang menjadi faktor media konkrit.
keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang 3. Siswa bersemangat mengerjakan soal
dilakukan. yang di berikan oleh guru.
4. Keaktifan siswa meningkat menjadi
80 %.

Yang menjadi faktor keberhasilan dan


tercapainya suatu tujuan pembelajaran
mengenai keaktifan belajar siswa yaitu
keterpaduan penggunaan model, media
serta instrumen penilaian yang
direncanakan dan diterapkan dalam
pembelajaran.

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)


lOMoARcPSD|31155347

Perangkat pembelajaran yang digunakan


tidak inovatif, tidak kreatif dan tidak
terpadu bahkan tanpa perencanaan yang
matang, akan kurang mendukung dalam
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai khususnya mengenai keaktifan
belajar siswa.

Downloaded by heri susanto (oprherisusanto@gmail.com)

Anda mungkin juga menyukai