” - Ki Hajar Dewantara -
Tujuan yang ingin dicapai : Meningkatkan Kemampuan Pemahaman membaca siswa menngunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V (Lima)
SDN 110 OKU.
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang
menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini?
Adapun latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini, diidentifikasikan bahwa akar
permasalahannya adalah:
1. Proses belajar mengajar konvensional berupa ceramah yang terpusat pada guru hingga kini
menemukan banyak kelemahan. Beberapa dapat dilihat selama berlangsungnya proses
pembelajaran di kelas dimana interaksi aktif yang terjadi antara guru dengan siswa, maupun siswa
dengan siswa jarang terjadi.
2. Siswa kurang aktif dan terampil dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan tentang konsep yang
diajarkan. Siswa lebih cenderung bekerja sendiri-sendiri saat bekerja dalam kelompok diskusi dan
pemecahan masalah yang diberikan. Pengetahuan yang didapat oleh siswa bukannya dibangun oleh
pemahaman siswa itu sendiri.
3. Hal ini tentu akan berdampak pada hasil pembelajaran siswa Dimana lebih dari 50% siswa
mendapatkan hasil belajar di bawah standar Kriteria Ketuntasan minimum (KKM)
4. Motivasi dan minat belajar peserta didik yang rendah
Praktik Baik (Best Practice) pada pembelajaran ini sangat perlu untuk dibagikan karena model
pembelajaran yang digunakan adalah Problem Based Learning (PBL) yakni model pembelajaran yang
lebih banyak mengutamakan keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran, baik secara individu
maupun kelompok. Rendahnya hasil nilai akhir siswa menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang
dilakukan masih belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum merepresentasikan capaian
kemampuan berpikir tingkat tinggi sesuai yang diharapkan. Suatu penelitian membuktikan bahwa hasil
belajar siswa ternyata dipengaruhi oleh pendekatan metode ataupun model pembelajaran yang
diterapkan pada saat proses pembelajaran. Dengan model atau metode pembelajaran yang tepat, maka
hasil yang diharapkan akan menjadi lebih mudah untuk dicapai.
Pembelajaran yang aktif untuk mengembangkan kemampuan membaca siswa Pelajaran Bahasa
Indonesia kelas V (lima) di SDN 110 OKU. Proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang dilakukan masih
menggunakan metode konvensional yaitu ceramah dan tanya jawab, sehingga siswa pasif yang hanya
duduk, diam, mendengar, mencatat dan menghafal. Kegiatan ini mengakibatkan siswa kurang ikut
berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran sehingga tidak memunculkan sikap kritis siswa terhadap
suatu permasalahan.
Permasalahan hasil belajar siswa pada Pelajaran Bahasa indonesia dari peserta didik ini tentunya
memerlukan solusi alternatif agar tidak terjadi berlarut- larut. Atas dasar itulah maka dilakukan
penelitian dengan menggunakan satu metode yang dirasa sesuai untuk meningkatkan kemampuan
berpikir siswa. Dalam hal ini, model pembelajaran yang dipilih adalah problem based learning (PBL).
Model Problem Based Learning. (PBL) dalam pembelajaran dapat mengurangi dominasi guru dalam
mengajar di kelas. Model ini dapat mengorganisasikan peserta didik dalam menyelesaikan masalah
yang diberikan guru pada proses pembelajaran, yang nantinya diharapkan siswa dapat menerapkannya
dalam kehidupan sehari- hari. Selain itu model ini juga mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif
dalam pembelajaran. menurut (Susiloningrum et al., 2017) Tujuan Problem Based Learning yaitu
penguasaan materi pelajaran dari disiplin ilmu tertentu, dan pengembangan keterampilan pemecahan
masalah. Problem Based Learning juga berhubungan dengan belajar tentang kehidupan yang lebih
luas (life wide learning), keterampilan memaknai informasi, kolaborasi dan belajar tim, serta
keterampilan berpikir reflektif dan evaluatif.
Penulis berpendapat bahwa masalah-masalah yang saya hadapi sudah umum terjadi di banyak
sekolah dan saya yakin guru lainnya di luar sana mengalami hal yang serupa. Oleh karena itu, harapan
saya adalah bahwa praktik baik ini bukan hanya berpengaruh terhadap motivasi diri saya pribadi
sebagai pelaksana dan penulis dalam menerapkan model, metode dan media pembelajaran yang
inovatif, namun juga bisa bermanfaat dan berdampak nyata sebagai inspirasi dan referensi untuk
diimplemantasikan langsung oleh rekan-rekan guru lainnya yang tergerak untuk menyelesaikan masalah
serupa di kelas dan sekolahnya masing-masing, dan best practice ini juga bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan membaca siswa kelas V (Lima) pada Pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 110
OKU Sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik bisa tercapai sesuai dengan apa yang
diharapkan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?
Dari hasil analisis kajian literatur dan wawancara, penyebab dari tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1) Kondisi kebanyakan sekolah tidak kondusif untuk pendekatan PBL. Dalam pelaksanaannya, PBL
memerlukan sarana dan prasarana yang tidak semua sekolah memilikinya. Sebagai contoh,
banyak sekolah yang belum memiliki fasilitas laboratorium cukup memadai untuk kelengkapan
pelaksanaan PBL.
2) Guru belum mengarahkan pembelajaran di kelas ke arah Student Centered (Berpusat pada
Peserta Didik).
3) Pelaksanaan PBL memerlukan waktu yang cukup lama. Standar 40-50 menit untuk satu jam
pelajaran yang banyak dijumpai di berbagai sekolah tidak mencukupi standar waktu pelaksanaan
PBL yang melibatkan aktivitas siswa di luar sekolah.
4) Motivasi dan minat belajar peserta didik yang rendah.
Dari beberapa akar penyebab masalah di atas, tantangan yang dihadapi guru agar pembelajaran
yang dilakukan dapat meningkatkan meningkatan hasil belajar siswa dalam pemahaman membaca teks
pada Pelajaran Bahasa Indonesia melalui pembelajaran Problem Based Learning (PBL) pada kelas V SDN
110 OKU.
Pengunaan model dan metode pembelajaran inovatif yang efektif dan efisien sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan peserta didik
1. Penyusunan perangkat pembelajaran berbasis Students Centered (Berpusat pada murid)
2. Meningkatkan motivasi dan minat belajar peserta didik dengan memilih strategi dan cara yang
menarik, kolaboratif dan komunikatif.
3. Pembuatan bahan dan media ajar yang menarik dan interaktif.
Pihak–pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah peserta didik, rekan–rekan guru dan kepala
sekolah. Penulis menganggap bahwa rekan–rekan guru dan kepala sekolah sebagai orang-orang yang
sudah ahli dan berpengalaman dalam kegiatan pembelajaran perlu dilibatkan sebagai pemberi pendapat
dan saran agar proses praktik pembelajaran dapat dilakukan secara optimal dan terarah sehingga
tujuan dari pelaksanaan kegiatan praktik pembelajaran ini dapat diwujudkan sesuai harapan dan
indikator capaian.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang
digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang
diperlukan untuk melaksanakan strategi ini?
Langkah-Langkah
Arends menyatakan bahwa sintaks pembelajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima fase
utama, fase-fase tersebut terujuk pada tahapan-tahapan yang praktis yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran Problem Based Learning, yang dapat dijelaskan dalam tabel berikut.
Fase Perilaku Guru
Fase 1:
Memberikan orientasi Guru membahas tujuan pembelajaran, mendiskripsikan berbagai
tentang permasalahan kebutuhan logistik penting, dan memotivasi siswa untuk terlibat
kepada siswa. dalam kegiatan mengatasi masalah.
Fase 2 :
Mengorganisasikan siswa Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan
untuk meneliti. tugas- tugas belajar yang terkait dengan permasalahannya.
Fase 3: Guru mendorong siswa untuk mendapatkan informasi yang tepat,
Membantu investigasi melaksanakan eksperimen dan mencari penjelasan dan solusi.
mandiri dan kelompok
Fase 4:
Mengembangkan dan Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan materi
mempresentasikan, serta mempersentasikan hasil di depan kelas.
mengidentifikasi
Fase 5:
Menganalisis dan Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi terhadap
mengevaluasi proses investigasinya dan proses- proses yang mereka gunakan.
mengatasi masalah.
Stimulus juga dapat diangkat dari permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan, kasus-
kasus di daerah, atau berbagai keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Kreativitas seorang guru
sangat mempengaruhi kualitas dan variasi stimulus yang digunakan dalam pembelajaran yang dilakukan
Di dalam proses pembelajaran, guru melakukan ice breaking yang menarik dan masih memiliki
kaitan dengan materi pokok yang diajarkan serta memberikan apresiasi berupa rewards seperti pujian,
gerakan memuji, timbal balik positif terhadap peserta didik maupun hadiah.
1. Memberikan informasi rinci kepada Kepala Sekolah tentang pelaksanaan praktik pembelajaran yang
akan dilakukan.
2. Membangun komunikasi dan kolaborasi dengan wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum untuk
perencanaan jadwal pelaksanaan pembelajaran, Wakil Kepala Sekolah Bidang sarana dan prasarana
untuk menyiapkan ruang belajar yang menunjang terlaksananya pembelajaran.
3. Mendorong peserta didik untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran di kelas melalui media
ajar yang menarik, materi ajar yang komunikatif dan bahan ajar yang interaktif secara kolaboratif.
4. Memotivasi peserta didik dengan memberikan apresiasi berupa rewards dalam bentuk beragam
seperti kalimat pujian, gerakan mmemuji, nilai positif dan bahkan hadiah yang dapat menumbuhkan
semangat belajar peserta didik lebih baik lagi.
Proses yang di jalankan sesuai dengan RPP yang sudah dibuat secara garis besar:
a) Kegiatan Awal
1. Peserta didik memberi salam kepada guru
2. Peserta didik di bimbing berdoa oleh guru sebelum memulai Pelajaran
3. Peserta didik menyiapkan diri dan merapikan pakaian yang akan di periksa oleh guru, dan
melakukan absensi kelas. (Mandiri)
4. Peserta didik menyanyikan lagu insonesia Raya
5. Guru melakukan apersepi dengan tepuk semangat belajar. (apersepsi)
6. Peserta didik melakukan tanya jawab dengan guru
7. Peserta didik mendengarkan penjelasan dari guru pembelajaran yang akan dilaksanakan hari
ini.
b) Kegiatan Inti
Tahap 1 Orientasi siswapada masalah
Guru membimbing peserta didik untuk menentukan masalah mengenai kegiatan gotong
royong.
Guru menjelaskan kegiatan gotong royong dilingkungan sekolah.
Perserta didik mengamati masalah yang di sampaikan guru tentang kebersihan sekolah. 55
Menit
Peserta didik mencari ide pokok terkait pelajaran Bahasa Indonesia Tema gotong royong.
Tahap 2 Mengorganisasikan siswa untuk belajar
Peserta didik di bagi dalam kelompok kecil. Setiap kelompok bersisi 4 siswa.
Tiap kelompok mendapatkan LKPD yang di bagikan guru
Peserta didik mendengarkan penjelasan guru tentang pengisian LKPD
Peserta didik bersama kelompok mengamati bacaan gotong royong dan mencari ide pokok
setiap paragraf.
Tahap 3. Membimbing Penyelidikan Individual maupun kelompok
Peserta didik mengerjakan LKPD
Kelompok yang mengalami kesulitan dalam pengisian LKPD dibantu oleh kelompok lain yang
sudah menyelesaikan LKPD.
Tahap 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil
Peserta didik mempresentasikan hasil temuan yang telah mereka susun satu per satu.
Kelompok lain menanggapi hasil persentasi dari kelompok yang menyajikan hasil persentasi.
Tahap 5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Guru menampung semua informasi dan jawaban siswa sebagai motivasi siswa dalam
belajar.
Peserta didik dan guru menyimpulkan pembelajaran bahasa Indonesia mencari ide pokok
setiap paragraf.
Guru memberikan tes tertulis sebagai bahan penguatan pemahaman terhadap materi ide
pokok.
c) Kegiatan Akhir
1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan kegiatan pembelajran hari ini
2. Guru mengucapkan terimakasih dan kata-kata motivasi semangat belajar kepada peserta didik.
3. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa dipimpin oleh salah satu siswa
4. Guru memberi salam
Dalam pelaksanaan pembelajaran, saya juga dibantu dan didukung dengan sangat baik oleh:
1. Kepala sekolah dan rekan-rekan guru sejawat di sekolah saya dalam proses persiapan perangkat
pembelajara, penjadwalan kelas untuk praktik pembelajaran dan pengadaan alat penunjang
seperti proyektor, terminal, listrik, laptop, dan kamera.
2. Rekan Guru dalam membantu saya mengatur tata letak seluruh perangkat dan alat penunjang
pembelajaran di kelas dan sebagai videographer
3. Dosen Pembimbing dan Guru Pamong dalam mengarahkan proses kegiatan pembelajaran yang
baik dan benar.
Sumber Daya / Sarana yang diperlukan
Sarana dan prasarana penunjang kegiatan pembelajaran yaitu:
1.Ruang kelas yang tenang, nyaman dan bersih
2. Rencana perangkat pembelajaran
3. Proyektor
4. leptop
5. speaker active
6. Materi pembelajaran di Power Point
7. Video Youtube
Dampak dari penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman membaca siswa kelas V pada Pelajaran Bahasa Indonesia di SDN 110 OKU,
antara lain:
1. Guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator atau pembimbing di kelas sehingga pembelajaran lebih
berpusat pada peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari berkurangnya intensitas dan frekuensi
guru dalam melakukan ceramah dan banyaknya kegiatan yang menuntut komunikasi dua arah antara
peserta didik dan guru, bahkan peserta didik dapat belajar secara mandiri menggunakan strategi dan
cara yang mereka sukai.
2. Melalui model dan metode pembelajaran inovatif, peserta didik menjadi lebih aktif dan bersemangat
mengikuti pembelajaran di kelas. Terlihat dari keterlibatan seluruh peserta didik saat menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang disajikan dalam slide Power Point, mengamati bersama video
pembelajaran yang di tampilkan terutama saat peserta didik secara berkelompok, berdiskusi dan
berkejasama menyelesaikan tugas.
3. Dengan ada kegiatan praktik pembelajaran tersebut sangat positif dan suportif, sehingga diharapkan
kegiatan praktik baik tersebut dapat dilanjutkan pada proses pembelajaran berikutnya di sekolah,
selain itu peserta didik dan rekan-rekan guru memberikan respon yang sangat baik terkait dengan
model PBL yang sudah diterapkan dalam proses pembelajaran meningkatkan kemampuan siswa
dalam Pelajaran Bahasa Indonesia
Faktor keberhasilan dari kegiatan praktik pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang
digunakan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media yang digunakan lebih
inovatif dan interaktif, Kenggulan dan kelemahan metode pembelajaran PBL, Kelebihan model Problem
Based Learning yang dijelaskan oleh Kurniasih dan Berlin (2015, hlm. 49-50) yaitu: a. Pemikiran kritis
siswa dan pemikiran kreatif siswa dapat dikembangkan. b. Meningkatnya kemampuan memecahkan
permasalahan pada peserta didik dengan mandiri. c. Meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar.
Adapun Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No.20 Tahun 2003)
Intisari pembelajaran yang diperoleh adalah dalam setiap proses pembelajaran pendidik harus
menyadari kondisi atau situasi kelas serta karakteristik peserta didiknya sehingga paham betul tentang
apa masalah dan solusi yang dibutuhkan oleh peserta didik. Selanjutnya guru juga harus menyesuaikan
materi dengan model dan metode pembelajaran inovatif didukung oleh media pembelajaran yang
menarik baik dalam kategori digital maupun analog. Setelah mengetahui masalah yang dihadapi peserta
didik, maka pendidik merasa tertantang untuk selalu meningkatkan kualitas diri agar dapat melakukan
pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Apabila guru senantiasa selalu meningkatkan kompetensinya,
maka kemampuan dan pengetahuan peserta didik pun akan meningkat. Dengan keberhasilan diatas,
bisa ditarik kesimpulan bahwa peserta didik sudah mampu secara aktif dan kreatif dalam meningkatkan
kemampuan pemahaman membaca teks pada Pelajaran Bahasa Indonesia kelas V SDN 110 OKU.
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti sarankan kepada guru lainnya pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia kiranya dapat memanfaatkan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
untuk menciptakan suasana belajar yang berbeda dan menarik. Bagi peneliti lain, hendaknya dapat
melakukan penelitian yang sejenis dengan model, metode, dan strategi sehingga didapat alternatif lain
untuk pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi mencari ide pokok.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasannya, maka dapat diambil simpulan bahwa
pendekatan pembelajaran dengan Model Problem Based Learning (PBL) yang digunakan dalam materi
mencari ide pokok memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam meningkatkan
kemampuan membaca dan diharapkan siswa mendapatkan nilai lebih memuaskan.
Terimakasih
Lampiran 1 :
Proses pembelajaran dalam Aksi Praktik Pengalaman Lapangan dilakukan oleh peneliti di SDN
110 OKU sehingga peneliti dapat menyusun cerita praktik baik (Best Pratice) menggunakan metode
STAR (Situasi, tantangan, Aksi, Refleksi hasil dan dampak) terkait pengalaman mengatasi permasalahan
dalam pembelajaran.
Bersama dosen pembimbing Ibu Arum Fayatan dan guru pamong ibu Sri Rezeki dalam perkuliahan pada
materi Pengembangan Perangkat Pembelajaran dan Praktik Program Pengalaman Lapangan dengan
menggunakan LMS (Learning Management System) ini salah satu metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), disini
peneliti mengikuti Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan merupakan salah satu kebijakan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk menyelesaikan dan menuntaskan sertifikasi guru dalam jabatan,
sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru & Dosen. Disini
peneliti juga bisa menyusun Best Pratice dari arahan dan bimbingan dari dosen terbaik dari Universitas Prof. Dr.
Hamka.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013
A. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
BAHASA INDONESIA
Kompetensi dasar Indikat
or
3.1 Menentukan pokok pikiran dalam 3.1.1 Menganalisis ide pokok
teks lisan dan tulis. bacaan gotong royong.
4.1 Menyajikan hasil identifikasi pokok (C4)
pikiran dalam teks tulis dan lisan 3.1.2 Menemukan ide pokok
secara lisan, tulis, dan visual. berdasarkan teks gotong
royong. (C4)
4.1.1 Menulis simpulan
ide
pokok
dengan
menggunakan
bahasanya sendiri. (P5)
PPKN
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
PPKN
3.1.1.1 Melalui tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi perilaku-
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila dengan benar dan tepat. (C4)
D. MATERI PEMBELAJARAN
F.MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
pembelajaran
a. Powerpoint
b. video
c. Audio-visual
G.ALAT/BAHAN PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
2. Alat
Pembelajaran
a. Laptop
b. Speaker
c. LCD Proyektor
d. Papan tulis
3. Sumber Belajar
a. Buku Siswa Tema : Organ Gerak Hewan dan Manusia Kelas V
(Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan, 2017)
B. LAMPIRAN
1. Materi pembelajaran
2. Media pembelajaran
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Lembar evaluasi
5. Kisi-kisi, instrument penilaian
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM 2013
C. KOMPETENSI INTI
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran Agama yang dianutnya.
BAHASA INDONESIA
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
PPKN
3.1.1.1 Melalui tanya jawab, siswa dapat mengidentifikasi perilaku-
perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang terkandung
dalam sila-sila Pancasila dengan benar dan tepat. (C4)
D. MATERI PEMBELAJARAN
F.MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media
pembelajaran
a. Powerpoint
b. video
c. Audio-visual
G.ALAT/BAHAN PEMBELAJARAN DAN SUMBER BELAJAR
1. Alat
Pembelajaran
d. Laptop
e. Speaker
f. LCD Proyektor
g. Papan tulis
2. Sumber Belajar
teks gotong
royong (C4)
Keterampila Unjuk Lembar
4.1.1 Menulis Lembar
n kerja observas
simpulan ide i observasi
, skala,
pokok dengan
dan
menggunakan
rubrik
bahasanya sendiri
penilaian
(P5)
.
PPKN Sikap Lembar Lembar
1.1 Bersyukur Rubrik
spiritual observasi pengam
kepada Tuhan Yang atan penilaian
Maha Esa atas nilai-
nilai Pancasila
dalam
kehidupan sehari-
hari.
Sikap social Lembar Lembar
2.1 Bersikap Rubrik
observasi pengam
tanggung jawab, atan penilaian
cinta tanah air, dan
rela berkorban
sesuai nilai-nilai sila
Pancasila.
Pengetahua 3.1.3 Tes Soal
Soal
n Mengidentifikasi tertulis pilihan
perilaku-perilaku ganda
pilihan
yang sesuai ganda
dengan nilai- nilai dan
luhur yang kunci
terkandung dalam jawaban
sila- sila Pancasila.
(C4)
3.1.4 Menganalisis
contoh perilaku
yang sesuai
dengan nilai-nilai
luhur dalam
sila-sila
pancasila yaitu
gotong
Muatan Dominan/ Jenis/ Bentuk
Indikator Instrume
pelajara ranah teknik penilaian
n penilaian penilaian n
royong. (C4)
D. LAMPIRAN
1. Materi pembelajaran
2. Media pembelajaran
3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
4. Lembar evaluasi
5. Kisi-kisi, instrument penilaian dan rubrik penilaian