Disusun Oleh :
Nama : KARTINI, S.Pd.
No. UKG : 201501777931
NIM : 23086099199
Pembelajaran Bahasa Inggris di SMP sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013 merupakan
pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berorientasi HOTS. Dalam praktik
pembelajaran Kurikulum 2013 yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku
Murid, buku guru dan beberapa sumber yang sesuai materi. Penulis meyakini bahwa buku
tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam
implementasi Kurikulum 2013 adalah model pembelajaran berbasis masalah Problem Based
Learning (PBL) merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran
dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks Murid untuk belajar tentang cara
berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan
konsep esensial dari materi yang dipelajarinya.
Dalam Problem Based Learning Murid dituntut untuk mampu memecahkan
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, Problem Based
Learning (PBL) membelajarkan Murid untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan
menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
PEMBAHASAN
I. SITUASI :
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah:
1. Kegiatan belajar mengajar yang masih berpusat pada guru
2. Kurangnya penguasaan kosakata
3. Tidak memiliki teman atau partner dalam berbicara
4. Suasana kelas pembelajaran Bahasa Inggris yang cenderung monoton dan membosankan
5. Peserta didik kurang percaya diri dalam melafalkan atau mengucapkan kosakata Bahasa
Inggris
Tantangan itu yang menyebabkan seorang guru harus melewatinya dengan berbagai cara seperti
memanfaatkan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta
penggunaan model pembelajaran yang tepat sasaran.
III. AKSI :
Langkah- langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut:
Berdasarkan hasil analisis, dipilih solusi untuk permasalahan tersebut, antara lain:
1. Menggunakan media pembelajaran yang interaktif dengan TPACK seperti video
pembelajaran pada fase orientasi peserta didik sehingga peserta didik tertarik untuk
mempelajari lebih lanjut materi what are you doing (Functional text)
2. Penerapan model pembelajaran “Problem Based Learning” dapat meningkatkan pemahaman
peserta didik sehingga hasil belajarnya meningkat.
Adapun sintaks PBL antara lain:
• Orientasi peserta didik kepada masalah.
• Mengorganisasikan peserta didik.
• Membimbing penyelidikan individu dan kelompok.
• Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.
• Menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.
3. Penggunaan media Power Point dan video pembelajaran serta metode diskusi membuat
peserta didik merasa senang dalam pembelajaran dan dapat meningkatkan rasa ingin tahu
mereka.
4. Mencari bahan ajar yang dapat mendukung materi.
5. Melakukan penilaian:
• Pengetahuan
• Keterampilan
• Penilaian Sikap
Bagaimana prosesnya:
Adapun proses pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) dengan menggunakan media audio visual (Video dan PPT).
2. Kegiatan Penutup :
- Guru bersama peserta didik membuat kesimpulan/rangkuman tentang hal-hal penting
yang telah dipelajari.
- Guru memberikan penghargaan / reward kepada peserta didik
- Guru memberikan penguatan dan motivasi kepada siswa untuk tetap semangat dalam
mengikuti pelajaran selanjutnya.
- Guru memberikan tugas tentang what can they do and what will they do dan dikumpulkan
- Guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menutup kelas dengan doa
4. Sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini:
1. Alat pembelajaran:
• Laptop
• LCD
• Smartphone
2. Materi /Sumber belajar:
• Buku sumber : Buku Penunjang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa
Inggris Kelas VIII.
• Kamus Bahasa Inggris
• Buku “English for Nusantara untuk SMP/MTs”,Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, danTeknologi, 2022, kelas VIII.
• Modul/ Bahan ajar
Respond peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran adalah senang. Bisa di lihat saat
kegiatan refleksi di akhir pembelajaran siswa memberikan refleksi bahwa pembelajaran tidak
menakutkan dan tidak membosankan. Media pembelajaran juga mudah untuk dipahami.
Faktor keberhasilan pembelajaran ini sangat di tentukan oleh penguasaan guru terhadap media
pembelajaran , metode, model dan langkah pembelajaran pada RPP yang sudah di buat.
Pembelajaran yang bisa di ambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan adalah
guru lebih kreatif dan innovative dalam mengembangkan model, metode dan langkah atau
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang akan di laksanakan.
Dalam proses pembelajaran berlangsung respond dari lingkungan sekitar dari dosen, guru
pamong dan teman sejawat , peserta didik adalah sebagai berikut :
1. Peserta didik senang dan bersemangat karena dapat terlibat langsung dari sebuah kegiatan
pembelajaran yang menarik.
2. Kepala sekolah dan teman sejawat juga merespond positif karena walaupun saya sedang
dalam proses pendidikan tetapi semua tugas seperti mengajar dan administrasi semua bisa
terlaksanakan dengan baik walaupun dengan banyak hal yang harus di kerjakan.
3. Guru pamong dan dosen berpesan untuk lebih memperhatikan tehnik pengambilan video dan
kualitas video saat PPL.Kualitas video juga semakin baik seiring dengan semakin sering
mengedit video.
Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidak berhasilan dari strategi yang
dilakukan?
Faktor-faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah:
1. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat membantu peserta didik
dalam mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dunia nyata.
2. Model pembelajaran ini juga dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk mampu
berpikir kritis untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
3. Penggunaan media video pembelajaran dan PPT juga menjadikan pembelajaran itu
menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan semangat peserta didik dalam pembelajaran.
4. Adanya kerjasama yang baik dari semua pihak, antara lain; kepala sekolah, guru, dan peserta
didik, sehingga proses pembelajaran bisa berjalan dengan baik.
Yang menjadi faktor tidak berhasilan dari strategi yang dilakukan yaitu:
1. Pengambilan video pada saat pelaksanaan proses pembelajaran PPL Aksi Ke 2 belum
optimal.
2. Beberapa peserta didik masih kurang percaya diri dalam melaksanakan presentasi di kelas.
Kesimpulan
Pembelajaran Bahasa Inggris dengan model pembelajaran PBL layak dijadikan praktik
baik pembelajaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan peserta didik
dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah dan
Dengan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan
cermat, pembelajaran Bahasa Inggris dengan model pembelajaran Problem Based Learning yang
dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK, literasi, dan
kecakapan abad 21.
DAFTAR PUSTAKA
Buku sumber : Buku Penunjang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas VIII,
Kamus Bahasa Inggris
Menurut Ira Irzawati, dkk (2021):
from https://www.researchgate.net/scientific-contributions/Ira-Irzawati-
Rosana, D., Widodo, E., Setianingsih, W., & Setyawarno, D. (2020). PelatihanImplementasi
Assessment Of Learning, Assessment For Learning dan Assessment As LearningPada
Pembelajaran IPA SMP di MGMP Kabupaten Magelang. Jurnal Pengabdian MasyarakatMIPA
dan Pendidikan MIPA. 4(1): 71-78. Retrieved
fromhttps://journal.uny.ac.id/index.php/jpmmp/article/view/34080/14177Tambolongan, 19
Oktober 2023Dibuat oleh, Disetujui oleh, (Rahmawati,S.Pd ) (Husna Husain,S.Pd)
Amir, M Taufiq. 2012. Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Prenada
Media Group.
Masek, Alias dan Sulaiman Yamin 2010. ”Problem Based Learning: Adapting Model of
Monitoring and Assessement Towards Changing to Student Centered Learning”. Journal of
Tehnical Education and Training/Vol 2, No. 1, 9-19.
Barrows., 2001. ”The Tutors (Teachers) Role in Problem-Based Learning Curriculum”.dari
http;// edaff.siumed.edu. Diakses pada tanggal 15 Juli 2006