100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
153 tayangan7 halaman
1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam vocabulary, pronunciation, dan listening comprehension dikarenakan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa Inggris, metode pembelajaran yang kurang menarik, serta jarang berlatih kemampuan dasar bahasa Inggris.
2. Peserta didik tidak percaya diri dalam berbahasa Inggris karena merasa sulitnya pelajaran tersebut dan kurangnya penguasaan kosakata serta tata bahasa bahasa In
1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam vocabulary, pronunciation, dan listening comprehension dikarenakan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa Inggris, metode pembelajaran yang kurang menarik, serta jarang berlatih kemampuan dasar bahasa Inggris.
2. Peserta didik tidak percaya diri dalam berbahasa Inggris karena merasa sulitnya pelajaran tersebut dan kurangnya penguasaan kosakata serta tata bahasa bahasa In
1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam vocabulary, pronunciation, dan listening comprehension dikarenakan kurangnya penguasaan kosa kata bahasa Inggris, metode pembelajaran yang kurang menarik, serta jarang berlatih kemampuan dasar bahasa Inggris.
2. Peserta didik tidak percaya diri dalam berbahasa Inggris karena merasa sulitnya pelajaran tersebut dan kurangnya penguasaan kosakata serta tata bahasa bahasa In
No. Masalah yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi diidentifikasi penyebab masalah 1 Kemampuan peserta didik I. Kajian literatur: dalam penguasaan 1. Peserta didik belum vocabulary, pronunciation dan 1. Siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami memiliki kosa kata listening comprehension arti sebuah kata selama proses pembelajaran guru Bahasa Inggris dari masih rendah. memberikan jalan pintas pada mereka dengan tingkat pendidikan cara menyuruh siswa mencari arti kata tersebut sebelumnya. dalam kamus atau bahkan memberitahu secara 2. Kemampuan literasi langsung arti dari kata tersebut. Cara tersebut membaca peserta didik dinilai kurang efektif dan apabila sering digunakan masih kurang. dapat berakibat kurang baik bagi siswa karena 3. Guru menyampaikan tidak semua siswa memiliki kamus dan siswa pembelajaran hanya sering menunggu guru mengartikan kosakata. dengan metode ceramah (Amalia,N.2018) dan penggunaan media https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JEAR/ yang masih minim. article/download/12326/8834/18714 4. Peserta didik kurang berlatih melafalkan kosa 2. It possibly happened because they always were kata Bahasa Inggris. given the translation by the teacher without any 5. Guru sulit menemukan stimulus, they were not given the opportunity to metode yang tepat untuk participate in practicing the pronunciation and meningkatkan listening identifying the spelling and emphasizing how to comprehension peserta use the words correctly. So,teaching and learning didik. activities became passive, the students looked 6. Peserta didik jarang unmotivated and sometimes they made chaos by mendengarkan audio themselves because there was no participation. dalam Bahasa Inggris, (Mirnawati. 2016) hanya 1 x dalam https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/articl sepekan. e/view/17420 3. kosakata Bahasa Inggris dirasa masih sulit, dikarenakan guru menyampaikan pembelajaran hanya dengan metode ceramah, apalagi penggunaan media yang sangat minim. (Halid, A & Zahra, VF.2018) https://ejournal.inaifas.ac.id/index.php/auladuna /article/download/577/403/ 4. Karena pelafalan bahasa Inggris jelas berbeda dari pelafalan dalam bahasa Indonesia, siswa diharuskan untuk belajar dan berlatih pelafalan bahasa Inggris secara terperinci. Suara dalam pengucapan bahasa Inggris sangat berbeda dan memiliki jumlah suara lebih banyak daripada suara dalam pengucapan bahasa Indonesia. Selain itu, kompleksitas pengucapan bahasa Inggris sangat menarik sehingga siswa dituntut untuk mempelajari setiap bunyi pengucapan bahasa Inggris. (Tegris, E.2020) https://jurnal.ustjogja.ac.id/index.php/semnas20 20/article/view/7302/3456 5. Listening activities are not common for the students. So, this is a serious problem because some students cannot understand the whole text after listening. Beside that, the teachers find it difficult to find the suitable method or technique to stimulate students in learning listening. The students have poor mastery of English listening skills because they have a lack of motivation. (Hidayati.2019) https://ojs.umada.ac.id/index.php/jme/article/vi ew/60 6. Most of the students admitted that they had difficulties in the listening section. First, they have problems with different accents and pronunciation. Second, they don’t recognize the words while listening. Third, length and speed of listening which led the student became difficult to understand the point of contents’ what the speaker says. Another problem related to materials. The materials used in teaching learning activities were mostly taken from the course book containing complicated and monotonous material and tasks. The last problem was related to the learning style. The learning activities were more teacher-centered oriented which the teacher was the main focus. Teacher takes responsibility for all the paperwork and organization while the students are not given more opportunities to explore their listening skill. (Susiani.2020) http://jurnal.abulyatama.ac.id/index.php/dedikas i/article/view/1108 II. Hasil wawancara 1. Literasi peserta didik masih rendah 2. Kurang memiliki kosa kata bahasa Inggris dari tingkat pendidikan sebelumnya. 2 Peserta didik tidak percaya I. Kajian literatur 1. Peserta didik merasa diri menyebutkan kata atau pelajaran Bahasa Inggris membaca teks bacaan 1. The problem that usually happened in the itu sulit. Bahasa Inggris classroom is when the teacher asked them to 2. Peserta didik speak in English, they preferred to keep silent. menganggap Bahasa However, the students were able to write, read and Inggris kurang penting listen. This is due to lack of self confidence in untuk dipelajari karena those who are afraid, shy, lacking mastery of bukan bahasa native vocabulary, lack of the grammar and incorrect mereka. pronunciation, so the students prefer to remain 3. Peserta didik merasa silent. (Nadila, Ulfa. 2021) minder, malu, takut http://eprints.uniska-bjm.ac.id/5040/ salah dalam menyebutkan kosa kata 2. Tidak semua siswa memiliki rasa percaya diri yang atau membaca teks cukup, lingkungan dan latar belakang yang Bahasa Inggris. berbeda sangat mempengaruhi pembentukan rasa percaya diri setiap masing-masing individu. Kendala yang dialami setiap siswa seperti rasa malu, minder, dan takut. (Musriani, V. 2018) http://repository.unmuhjember.ac.id/6862/11/k. %20Artikel%20.pdf 3. Banyak hal yang melatarbelakangi ketidak percayaan diri seseorang seperti rasa minder, kekhawatiran melakukan kesalahan dan kekhawatiran sulit dipahami oleh lawan bicaranya. (Puteri.2015) http://repository.upi.edu/20424/4/S_KTP_11051 74_Chapter1.pdf II. Hasil wawancara 1. Peserta didik merasa pelajaran Bahasa Inggris itu sulit 2. Peserta didik beranggapan tidak begitu penting mempelajari Bahasa Inggris karena bukan bahasa native 3 - Peserta didik tidak I. Kajian literatur 1. Peserta didik segan memiliki keberanian Sebagian besar siswa mengaku bahwa dirinya kepada guru dan takut untuk mengemukakan jarang mengungkapkan pendapat karena menurut mendapat ejekan dari pendapatnya pada guru siswa mendengarkan penjelasan dari guru saja teman dalam sudah cukup sehingga sebagian besar siswa mengemukakan menganggap mengemukakan pendapat di dalam pendapat. kelas merupakan hal yang tidak perlu untuk dilakukan. Selain itu, terdapat beberapa siswa 2. metode ceramah yang yang mengungkapkan bahwa dirinya takut digunakan guru kurang menjadi bahan ejekan teman-temannya sehingga memicu keaktifan dirinya memilih untuk diam saja dan juga siswa peserta didik dalam tidak tahu apa yang harus disampaikan ketika pembelajaran diminta untuk mengemukakan pendapat.Kegiatan pembelajaran masih menggunakan metode ceramah sehingga hal tersebut kurang memicu siswa untuk dapat aktif dalam kegiatan pembelajaran. (Fatimah, T. 2016) https://core.ac.uk/download/78025622.pdf II. Hasil wawancara 1. Peserta didik segan pada guru dan takut mengemukakan pendapat 2. Peserta didik merasa tidak percaya diri dan takut salah. - Orangtua kurang I. Kajian literatur 1. Orangtua menyerahkan kooperatif mengenai Para orang tua yang kurang memperhatikan sepenuhnya pendidikan pembelajaran peserta pendidikan anak bisa dilihat dari keseharian yang kepada sekolah karena didik di sekolah sibuk bekerja, tidak banyak meluangkan waktu kesibukannya. untuk anaknya,jarang mengingatkan anak untuk 2. Orangtua enggan hadir mengerjakan tugas sekolah, jarang menyuruh dalam pertemuan dengan belajar, dan tidak mau tahu tentang kemajuan guru saat anaknya belajar anak di sekolah. (Syahrani, K.) bermasalah di sekolah. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/articl e/download/11421/10823 II. Hasil wawancara 1. Orang tua memiliki kesibukan sehingga menyerahkan pendidikan sepenuhnya kepada sekolah 2. Orang tua kurang berpartisipasi dalam pertemuan orang tua dan guru 4 - Guru belum maksimal I. Kajian literatur 1. Guru belum menguasai memanfaatkan Pengelolaan pembelajaran inovatif merupakan pengelolaan model-model masalah yang cukup mendasar, hal tersebut pembelajaran inovatif. pembelajaran inovatif nampak pada masih kurangnya penggunaan 2. Guru memiliki waktu sesuai dengan materi metode-metode pembelajaran inovatif, serta yang kurang dalam pembelajaran pengelolaannya yang belum optimal. (Nurhamidah, merancang pembelajaran A. 2017) inovatif. https://ejournal.unib.ac.id/index.php/manajerpe 3. Kurangnya sarana yang ndidikan/article/download/3255/1687 memadai untuk menerapkan II. Hasil wawancara pembelajaran inovatif. 1. Guru kurang memiliki waktu merancang pembelajaran inovatif 2. Terbatasnya pemahaman guru tentang penerapan pembelajaran inovatif di kelas 3. Kurangnya sarana yang memadai untuk menerapkan pembelajaran yang inovatif 5. Kegiatan pembelajaran di I. Kajian literatur 1. Guru dan peserta didik kelas belum berbasis HOTS Guru dan siswa hanya menggunakan satu buku menggunakan sumber pegangan dan 1 LKS untuk bahan mengajar dan belajar yang minim, jarang menggunakan sumber lain. Selain itu, guru misalnya hanya juga belum mempuyai pengalaman atau pelatihan menggunakan LK. dalam penyusunan bahan ajar yang menerapkan 2. Guru belum meiliki kurikulum 2013 dan berorientasi pada HOTS. pengalaman atau (Hikmah.2020) pelatihan dalam https://jurnal.uns.ac.id/jdc/article/view/46198/2 menyusun pembelajaran 9664 berbasis HOTS. II. Hasil wawancara 3. Guru masih memilih 1. Peserta didik masih belum mampu menjawab pembelajaran berbasis soal-soal berbasis HOTS sehingga membutuhkan LOTS karena guru tinggal waktu yang lama untuk menjawabnya menerangkan dan 2. Guru memiliki waktu yang terbatas untuk peserta didik mendesain pembelajaran dan mengikuti pelatihan menghafalkan. terkait pembelajaran berbasis HOTS. 3. Guru merasa lebih mudah merancang pembelajaran berbasis LOTS 6 Guru belum maksimal I. Kajian literatur 1. Guru kurang memanfaatkan TIK dalam Hambatan yang paling dominan dalam memanfaatkan media TIK pembelajaran pembelajaran berbasis TIK adalah berkaitan karena keterbatasan dengan kompetensi guru dalam pemanfaatan sarana teknologi informasi dan komunikasi dalam 2. Guru kurang pembelajaran, hambatan lainnya yang ditemukan mendapatkan pelatihan oleh penulismberupa masalah teknis dan mengenai penggunaan pembiayaan. (Tekege, M.2017) TIK dalam pembelajaran. https://uswim.e-journal.id/fateksa/article/view/3 3. Waktu guru untuk 8 mengikuti pelatihan kurang karena kesibukan II. Hasil wawancara administrasi. 1. Guru jarang menggunakan ppt interaktif dalam pembelajaran karena keterbatasan infocus. 2. Guru belum memiliki wawasan tentang penggunaan TIK dalam pembelajaran karena kurangnya pelatihan. 3. Kurangnya pelatihan juga dikarenakan waktu yang dimiliki guru kurang dan disibukkan dengan urusan administrasi