Anda di halaman 1dari 4

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Mahasiswa : KRISTO SILO A. JAYA, S.Pd

Asal Institusi : SMA NEGERI 6 POCO RANAKA

Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab


masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk
membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis Eksplorasi


telah diidentifikasi penyebab masalah
1. Peserta didik Kajian Literatur Setelah dianalisis kesulitan
masih Kesulitan Kosakata merupakan salah satu unsur dan kurangnya
dalam terpenting dalam suatu bahasa. Kosakata kemampuan dasar
mengucapkan bahasa adalah kumpulan kata-kata dalam pengucapan kosa kata
kosa kata dalam bahasa yang digunakan orang dalam bahasa Jerman Kelas
bahasa Jerman menulis dan berbicara. Oleh karena itu, peserta didik maka dapat
(Sprechfertigkeit) kosakata sangat penting dan menjadi disimpulkan bahwa:
bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa 1. Peserta didik tidak
Academic: Journal ofSocial and mencatat setiap kosa
Educational Studies Vol.1, No.1, kata baru yang
October, 2022 diberikan oleh guru
Nurhidayah1 , Ambo Dalle2* , Syamsu 2. Peserta didik kurang
Rijal3 melakukan latihan
membaca teks/dialog
Tarigan (1986: 2) mengatakan bahwa yang diberikan oleh
kosakata merupakan kata-kata yang kita guru
kenal saat mempelajari bahasa. Semakin
banyak kosakata yang dimiliki oleh
seseorang maka semakin besar pula
kemungkinan untuk membaca dengan baik.
Academic: Journal ofSocial and
Educational Studies Vol.1, No.1,
October, 2022
Nurhidayah1 , Ambo Dalle2* , Syamsu
Rijal3

Menurut Soedarso (2006:58) untuk


memahami suatu bacaan, seseorang tidak
cukup hanya membaca sekali, tetapi harus
mengambil langkah-langkah yang strategis
untuk menguasai bahan bacaan tersebut
dan mengingatnya lebih lama. Lebih lanjut
dinyatakan bahwa usaha yang efektif untuk
memahami dan mengingat lebih lama dapat
dilakukan dengan mengorganisasikan
bahan yang dibaca dalam kaitan yang
mudah dipahami dan mengaitkan fakta
yang satu dengan fakta yang lain.

Wawancara dengan teman guru bahasa


1. Peserta didik kurang mencatat kosa
kata baru yang diberikan oleh guru
2. Pembelajaran yang monoton dan
konvensional
Kemampuan dasar Kajian Literatur Setelah dianalisis
berbicara Keterampilan berbicara merupakan salah mengenai Kemampuan
(Sprechfertigkeit) satu aspek keterampilan penting dalam dasar berbicara
peserta didik bidang kebahasaan, sehingga (Sprechfertigkeit) peserta
masih kurang membutuhkan perhatian dosen secara didik masih kurang
menyeluruh (Ulfiyani, 2016). 1. Peserta didik kurang
Undiksha| DOI: percaya diri ketika
http://dx.doi.org/10.23887/prasi.v15i02.2 mereka menyampaikan
9844 atau mengucapkan
|https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph kosa kata bahasa
p/PRASI Jerman
2. Peserta didik
terkendala karena
Wawancara dengan teman guru kekurangan referensi
1. Peserta didik kurang mengasah belajar mereka
kemampuan mereka untuk berlatih
berbicara dalam bahasa Jerman
2. Peserta didik sering lupa akan kosa kata
yang telah mereka pelajari sebelumnya
2. kesulitan belajar Kajian Literatur Berdasarkan hasil analisis
siswa termasuk Menurut Utami (2020:96-97), kesulitan mengenai kesulitan belajar
siswa belajar merupakan suatu kondisi siswa siswa termasuk siswa
berkebutuhan dimana proses belajar yang ditandai berkebutuhan khusus dan
khusus dan dengan adanya hambatan-hambatan dalam masalah pembelajaran
masalah mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana (berdiferensiasi) di kelas
pembelajaran siswa tidak dapat belajar dengan mestinya. berdasarkan pengalaman
(berdiferensiasi) Hambatan ini berasal dari dalam maupun Mahasiswa saat menjadi
di kelas dari luar siswa. guru:
berdasarkan Melalui 1. Guru kurang
pengalaman https://repository.stkippacitan.ac.id/id/e memotivasi siswa
Mahasiswa saat print/960/8/PGSD_ENDAH tentang pentingnya
menjadi guru %20NURFINA_BAB%20II.pdf belajar bahasa Jerman
2. Guru kurang
Wawancara dengan orang tua siswa dan menerapkan model
siswa pembelajaran baru
1. Peserta didik sering mengatakan bahwa untuk menarik minat
Pelajaran Bahasa Jerman susah untuk siswa
dipelajari 3. Motivasi orang tua
2. Peserta didik kurang mendapat waktu tentang pentingnya
belajar yang baik ketika belajar di belajar siswa sangat
rumah kurang
3. Mengidentifikasi Kajian Literatur Dari hasil identifikasi
masalah terkait Belajar bertujuan untuk mengadakan masalah terkait
membangun perubahan kebiasaan, dari kebiasaan buruk, membangun
relasi/hubungan menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk relasi/hubungan dengan
dengan siswa dan yang dirubah tersebut dijadikan bekal siswa dan orang tua siswa
orang tua siswa. hidup seseorang agar ia dapat membedakan maka dapat disimpulkan
mana yang dianggap baik ditengah-tengah bahwa:
masyarakat untuk dihindari dan mana pula 1. Guru jarang melakukan
yang harus dipelihara. Belajar juga monitoring terhadap
bertujuan untuk mengadakan perubahan siswa agar siswa tetap
pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu, fokus terhadap
misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu pembelajaran
membaca, tidak dapat menulis jadi dapat 2. Kurangnya keterlibatan
menulis, tidak dapat berhitung menjadi Orang tua dalam
tahu berhitung dan lain sebagainya kegiatan-kegiatan di
Mardianto, Psikologi Pendidikan sekolah
(Medan: Perdana Publishing, 2012), hal:
39-40
Wawancara dengan Teman guru/Siswa
1. Sekolah jarang melibatkan Orang tua
siswa dalam kegiatan di Sekolah
2. Guru kurang melakukan pendekatan
terhadap orang tua tentang pentingnya
pendidikan bagi peserta didik

4. Mengidentifikasi Kajian Literatur Dari hasil identifikasi


masalah Pembelajaran inovatif dan variatif adalah masalah terkait
pemahaman/ suatu proses pembelajaran yang dirancang pemahaman/ pemanfaatan
pemanfaatan berbeda dari keadaan sebelumnya atau model-model
model-model baru untuk memotivasi dan meningkatkan pembelajaran inovatif
pembelajaran hasil belajar siswa dalam pelajaran. berdasarkan karakteristik
inovatif Andi Kaharuddin, Pembelajaran materi dan siswa dapat
berdasarkan Inovatif & Variatif (hal.3) disimpulkan bahwa:
karakteristik 1. Kurangnya
materi dan siswa Wawancara dengan Kepala Sekolah pemahaman guru
1. Guru kurang menerapkan model mengenai variasi
pembelajaran yang inovatif model pembelajaran
2. Guru masih menggunakan metode 2. Kurangnya kegiatan
konvensional dalam penerapan metode Workshop tentang
pembelajaran di kelas model pembelajaran
yang inovatif yang
dilakukan oleh guru

5. Menganalisis/ Kajian Literatur Dari hasil analisis/


mengidentifikasi HOTS (Higher Order Thingking Skills) mengidentifikasi masalah
masalah terkait pertama kali dikemukakan oleh Brookhart, terkait materi seperti
materi seperti dia mendefinisikan “model ini sebagai literasi numerasi,
literasi numerasi, metode untuk mentrasfer pengetahuan, advanced material,
advanced berpikir kritis, dan memecahkan masalah. miskonsepsi, HOTS maka
material, HOTS bukan sekedar model soal, tetapi dapat disimpulkan bahwa:
miskonsepsi, juga mencakup model pembelajaran. model
HOTS pengajaran harus mencakup kemampuan 1. Materi/soal yang
berpikir, sedangkan model penilaian dari diberikan oleh guru
HOTS yang mengharuskan siswa tidak kepada peserta didik
familiar dengan pertanyaaan atau tugas masih bersifat LOTS
yang diberikan”. 2. Kemampuan peserta
Fuaddilah Ali Sofyan, “Implementasi didik untuk memahami
HOTS Pada Kurikulum 2013”, Jurnal materi/soal yang
Inventa, 1 (Maret 2019). berbasis HOTS masih
rendah
Wawancara dengan Teman Guru 3. Kurangnya latihan
1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yang diberikan oleh
guru belum berbasis HOTS guru kepada peserta
2. Guru jarang mengasah kemampuan didik mengenai cara
siswa untuk melatih berpikir kritis memahami materi yang
bersifat HOTS

6. Menganalisis/ Kajian Literatur Dari hasil analisis/


identifikasi Association for Educational identifikasi masalah terkait
masalah terkait Communications and Technology pemanfaatan
pemanfaatan (AECT) mendefinisikan teknologi teknologi/inovasi dalam
teknologi/inovasi pendidikan sebagai "studi dan praktik etis pembelajaran maka dapat
dalam untuk memfasilitasi pembelajaran dan disimpulkan bahwa:
pembelajaran. meningkatkan kinerja dengan menciptakan, 1. Guru dan peserta didik
menggunakan, dan mengelola proses dan belum menerapkan
sumber daya teknologi yang sesuai". Ini pembelajaran yang
dilambangkan teknologi instruksional berbasis TIK
sebagai "teori dan praktek desain, 2. Akses Internet yang
pengembangan, pemanfaatan, manajemen, sangat terbatas
dan evaluasi proses dan sumber daya untuk 3. Prasarana Sekolah
belajar". yang tidak mendukung
https://id.wikipedia.org/wiki/ dalam penerapan
Teknologi_pendidikan pembelajaran yang
berbasis IT
Wawancara dengan Kepala Sekolah dan
Teman Guru
1. Sarana dan prasarana sekolah yang
kurang memadai
2. Keadaan geografis sekolah yang kurang
mendukung kegiatan berbasis IT.

Anda mungkin juga menyukai