Petunjuk: Pada langkah ini, Anda akan melakukan eksplorasi penyebab-penyebab
masalah yang telah diidentifikasi sebelumnya. Gunakan petunjuk berikut untuk membantu Anda dalam eksplorasi penyebab masalah:
No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis Eksplorasi
telah diidentifikasi penyebab masalah 1. Peserta didik Kajian Literatur Setelah dianalisis kesulitan masih Kesulitan Kosakata merupakan salah satu unsur dan kurangnya dalam terpenting dalam suatu bahasa. Kosakata kemampuan dasar mengucapkan bahasa adalah kumpulan kata-kata dalam pengucapan kosa kata kosa kata dalam bahasa yang digunakan orang dalam bahasa Jerman Kelas bahasa Jerman menulis dan berbicara. Oleh karena itu, peserta didik maka dapat (Sprechfertigkeit) kosakata sangat penting dan menjadi disimpulkan bahwa: bagian yang tidak terpisahkan dari bahasa 1. Peserta didik tidak Academic: Journal ofSocial and mencatat setiap kosa Educational Studies Vol.1, No.1, kata baru yang October, 2022 diberikan oleh guru Nurhidayah1 , Ambo Dalle2* , Syamsu 2. Peserta didik kurang Rijal3 melakukan latihan membaca teks/dialog Tarigan (1986: 2) mengatakan bahwa yang diberikan oleh kosakata merupakan kata-kata yang kita guru kenal saat mempelajari bahasa. Semakin banyak kosakata yang dimiliki oleh seseorang maka semakin besar pula kemungkinan untuk membaca dengan baik. Academic: Journal ofSocial and Educational Studies Vol.1, No.1, October, 2022 Nurhidayah1 , Ambo Dalle2* , Syamsu Rijal3
Menurut Soedarso (2006:58) untuk
memahami suatu bacaan, seseorang tidak cukup hanya membaca sekali, tetapi harus mengambil langkah-langkah yang strategis untuk menguasai bahan bacaan tersebut dan mengingatnya lebih lama. Lebih lanjut dinyatakan bahwa usaha yang efektif untuk memahami dan mengingat lebih lama dapat dilakukan dengan mengorganisasikan bahan yang dibaca dalam kaitan yang mudah dipahami dan mengaitkan fakta yang satu dengan fakta yang lain.
Wawancara dengan teman guru bahasa
1. Peserta didik kurang mencatat kosa kata baru yang diberikan oleh guru 2. Pembelajaran yang monoton dan konvensional Kemampuan dasar Kajian Literatur Setelah dianalisis berbicara Keterampilan berbicara merupakan salah mengenai Kemampuan (Sprechfertigkeit) satu aspek keterampilan penting dalam dasar berbicara peserta didik bidang kebahasaan, sehingga (Sprechfertigkeit) peserta masih kurang membutuhkan perhatian dosen secara didik masih kurang menyeluruh (Ulfiyani, 2016). 1. Peserta didik kurang Undiksha| DOI: percaya diri ketika http://dx.doi.org/10.23887/prasi.v15i02.2 mereka menyampaikan 9844 atau mengucapkan |https://ejournal.undiksha.ac.id/index.ph kosa kata bahasa p/PRASI Jerman 2. Peserta didik terkendala karena Wawancara dengan teman guru kekurangan referensi 1. Peserta didik kurang mengasah belajar mereka kemampuan mereka untuk berlatih berbicara dalam bahasa Jerman 2. Peserta didik sering lupa akan kosa kata yang telah mereka pelajari sebelumnya 2. kesulitan belajar Kajian Literatur Berdasarkan hasil analisis siswa termasuk Menurut Utami (2020:96-97), kesulitan mengenai kesulitan belajar siswa belajar merupakan suatu kondisi siswa siswa termasuk siswa berkebutuhan dimana proses belajar yang ditandai berkebutuhan khusus dan khusus dan dengan adanya hambatan-hambatan dalam masalah pembelajaran masalah mencapai hasil belajar, jadi kondisi dimana (berdiferensiasi) di kelas pembelajaran siswa tidak dapat belajar dengan mestinya. berdasarkan pengalaman (berdiferensiasi) Hambatan ini berasal dari dalam maupun Mahasiswa saat menjadi di kelas dari luar siswa. guru: berdasarkan Melalui 1. Guru kurang pengalaman https://repository.stkippacitan.ac.id/id/e memotivasi siswa Mahasiswa saat print/960/8/PGSD_ENDAH tentang pentingnya menjadi guru %20NURFINA_BAB%20II.pdf belajar bahasa Jerman 2. Guru kurang Wawancara dengan orang tua siswa dan menerapkan model siswa pembelajaran baru 1. Peserta didik sering mengatakan bahwa untuk menarik minat Pelajaran Bahasa Jerman susah untuk siswa dipelajari 3. Motivasi orang tua 2. Peserta didik kurang mendapat waktu tentang pentingnya belajar yang baik ketika belajar di belajar siswa sangat rumah kurang 3. Mengidentifikasi Kajian Literatur Dari hasil identifikasi masalah terkait Belajar bertujuan untuk mengadakan masalah terkait membangun perubahan kebiasaan, dari kebiasaan buruk, membangun relasi/hubungan menjadi kebiasaan baik. Kebiasaan buruk relasi/hubungan dengan dengan siswa dan yang dirubah tersebut dijadikan bekal siswa dan orang tua siswa orang tua siswa. hidup seseorang agar ia dapat membedakan maka dapat disimpulkan mana yang dianggap baik ditengah-tengah bahwa: masyarakat untuk dihindari dan mana pula 1. Guru jarang melakukan yang harus dipelihara. Belajar juga monitoring terhadap bertujuan untuk mengadakan perubahan siswa agar siswa tetap pengetahuan tentang berbagai bidang ilmu, fokus terhadap misalnya tidak tahu membaca menjadi tahu pembelajaran membaca, tidak dapat menulis jadi dapat 2. Kurangnya keterlibatan menulis, tidak dapat berhitung menjadi Orang tua dalam tahu berhitung dan lain sebagainya kegiatan-kegiatan di Mardianto, Psikologi Pendidikan sekolah (Medan: Perdana Publishing, 2012), hal: 39-40 Wawancara dengan Teman guru/Siswa 1. Sekolah jarang melibatkan Orang tua siswa dalam kegiatan di Sekolah 2. Guru kurang melakukan pendekatan terhadap orang tua tentang pentingnya pendidikan bagi peserta didik
4. Mengidentifikasi Kajian Literatur Dari hasil identifikasi
masalah Pembelajaran inovatif dan variatif adalah masalah terkait pemahaman/ suatu proses pembelajaran yang dirancang pemahaman/ pemanfaatan pemanfaatan berbeda dari keadaan sebelumnya atau model-model model-model baru untuk memotivasi dan meningkatkan pembelajaran inovatif pembelajaran hasil belajar siswa dalam pelajaran. berdasarkan karakteristik inovatif Andi Kaharuddin, Pembelajaran materi dan siswa dapat berdasarkan Inovatif & Variatif (hal.3) disimpulkan bahwa: karakteristik 1. Kurangnya materi dan siswa Wawancara dengan Kepala Sekolah pemahaman guru 1. Guru kurang menerapkan model mengenai variasi pembelajaran yang inovatif model pembelajaran 2. Guru masih menggunakan metode 2. Kurangnya kegiatan konvensional dalam penerapan metode Workshop tentang pembelajaran di kelas model pembelajaran yang inovatif yang dilakukan oleh guru
5. Menganalisis/ Kajian Literatur Dari hasil analisis/
mengidentifikasi HOTS (Higher Order Thingking Skills) mengidentifikasi masalah masalah terkait pertama kali dikemukakan oleh Brookhart, terkait materi seperti materi seperti dia mendefinisikan “model ini sebagai literasi numerasi, literasi numerasi, metode untuk mentrasfer pengetahuan, advanced material, advanced berpikir kritis, dan memecahkan masalah. miskonsepsi, HOTS maka material, HOTS bukan sekedar model soal, tetapi dapat disimpulkan bahwa: miskonsepsi, juga mencakup model pembelajaran. model HOTS pengajaran harus mencakup kemampuan 1. Materi/soal yang berpikir, sedangkan model penilaian dari diberikan oleh guru HOTS yang mengharuskan siswa tidak kepada peserta didik familiar dengan pertanyaaan atau tugas masih bersifat LOTS yang diberikan”. 2. Kemampuan peserta Fuaddilah Ali Sofyan, “Implementasi didik untuk memahami HOTS Pada Kurikulum 2013”, Jurnal materi/soal yang Inventa, 1 (Maret 2019). berbasis HOTS masih rendah Wawancara dengan Teman Guru 3. Kurangnya latihan 1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan yang diberikan oleh guru belum berbasis HOTS guru kepada peserta 2. Guru jarang mengasah kemampuan didik mengenai cara siswa untuk melatih berpikir kritis memahami materi yang bersifat HOTS
6. Menganalisis/ Kajian Literatur Dari hasil analisis/
identifikasi Association for Educational identifikasi masalah terkait masalah terkait Communications and Technology pemanfaatan pemanfaatan (AECT) mendefinisikan teknologi teknologi/inovasi dalam teknologi/inovasi pendidikan sebagai "studi dan praktik etis pembelajaran maka dapat dalam untuk memfasilitasi pembelajaran dan disimpulkan bahwa: pembelajaran. meningkatkan kinerja dengan menciptakan, 1. Guru dan peserta didik menggunakan, dan mengelola proses dan belum menerapkan sumber daya teknologi yang sesuai". Ini pembelajaran yang dilambangkan teknologi instruksional berbasis TIK sebagai "teori dan praktek desain, 2. Akses Internet yang pengembangan, pemanfaatan, manajemen, sangat terbatas dan evaluasi proses dan sumber daya untuk 3. Prasarana Sekolah belajar". yang tidak mendukung https://id.wikipedia.org/wiki/ dalam penerapan Teknologi_pendidikan pembelajaran yang berbasis IT Wawancara dengan Kepala Sekolah dan Teman Guru 1. Sarana dan prasarana sekolah yang kurang memadai 2. Keadaan geografis sekolah yang kurang mendukung kegiatan berbasis IT.