Anda di halaman 1dari 9

EKSPLORASI PENYEBAB MASALAH

LK 1.2
BIDANG STUDI : BAHASA INGGRIS

Disusun oleh
IKA ANIDHITA
NIM : 2201650173

PROGRAM PROFESI GURU DALAM JABATAN KATAGORI 1 GELOMBANG 2


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
TAHUN 2022
Ika Anidhita_LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Penguasaan kosakata Kajian Literatur : Setelah menganalisis
(vocabulary) yang sangat kajian literatur dan hasil
kurang Santi Farmasari (Jurnal Pengabdian Ilmu wawancara rekan
Pendidikan, Sosial, dan Humaniora; Juni
2021)
sejawat serta pakar,
dapat disimpulkan
Penguasaan kosakata yang rendah bahwa kurangnya
dipercaya sebagai akibat dari tidak hanya kemampuan penguasaan
kualitas pembelajaran bahasa Inggris itu kosakata siswa
sendiri namun juga dipengaruhi oleh dikarenakan :
lingkungan berbahasa, minimnya waktu, a. Lingkungan
tempat dan akses terhadap penggunaan berbahasa,
bahasa Inggris dalam ranah kehidupan minimnya waktu,
sehari-hari termasuk lingkungan tempat dan akses
akademik membentuk sebuah persepsi terhadap
bahwa penguasaan bahasa Inggris penggunaan bahasa
tidaklah berpengaruh terhadap Inggris
pencapaian belajar mereka secara b. Kurangnya minat
menyeluruh. dan motivasi siswa
http://journal.unram.ac.id/index.php/darmadiksani untuk membaca
buku-buku
Wardah (Jurnal Inovasi Pendidikan berbahasa Inggris
dan Sastra; Mei 2022) c. Sarana pembelajaran
yang masih kurang
Kurangnya penguasaan kosakata bahasa memadai
Inggris siswa SMP disebabkan oleh d. Media pembelajaran
beberapa faktor internal dan eksternal, yang belum layak
faktor internal seperti kurangnya minat e. Tingkat pendidikan
dan motivasi para siswa untuk membaca orangtua yang masih
buku-buku bahasa Inggris yang ada di rendah
perpustakaan, sedangkan faktor eksternal f. Tehnik
contohnya sarana pembelajaran yang pembelajaran yang
masih kurang memadai, media kurang menarik dan
pembelajaran seperti laboratorium bahasa monoton
yang belum layak digunakan siswa,
tingkat pendidikan orangtua yang relatif
masih rendah dan teknik pembelajaran
yang dilaksanakan cenderung kurang
menarik perhatian siswa dan monoton
seperti metode ceramah dan tanya jawab.
https://www.jurnalp4i.com/index.php/language

Sumber wawancara dengan pakar :


Okki Krishna, M.Pd. Fasilitator
Daerah (FASDA) Tanoto Foundation
dan Pengajar Praktik Calon Guru
Penggerak
Penguasaan vocabulary yang kurang
disebabkan karena anak terlalu lama
melaksanakan pembelajaran di rumah
(daring) selama pandemi Covid 19 dan
kurangnya membaca teks dalam Bahasa
Inggris.

Sumber wawancara teman sejawat :


Nur Sulistyo Raharjo, S.Pd

Penguasaan kosakata yang sangat kurang


disebabkan siswa sangat kurang
mendapatkan kosakata bahasa Inggris
dalam real life karena penguasaan
kosakata bahasa Inggris hanya
didapatkan di dalam kelas melalui LKPD
ataupun LKS.

2 Rendahnya Kajian Literatur : Setelah menganalisis


kemampuan membaca kajian literatur dan hasil
dan memahami teks Musahrain (Jurnal Penelitian wawancara rekan
berbahasa Inggris Teknologi Pendidikan; September sejawat serta pakar,
2018) dapat disimpulkan
bahwa rendahnya
Kurangnya pemahaman siswa terhadap kemampuan dan
pembelajaran reading antara lain adalah memahami teks
a. Proses pembelajaran masih dikarenakan :
menggunakan cara atau metode a. Kurangnya
pembelajaran konvensional. perbendaharaan
b. Penggunaan media pembelajaran kosakata yang siswa
masih kurang. kuasai
c. Pemanfaatan sarana prasarana belum b. Guru kurang
maksimal. memotivasi sekaligus
d. Bahan Ajar masih terbatas pada buku memfasilitasi siswa
paket. c. Proses pembelajaran
e. Peserta didik kurang termotivasi yang monoton
dengan menggunakan media d. Penggunaan media
pembelajaran yang verbal dan pembelajaran dan
monoton. pemanfaatan sarana
http://jurnal.fkip.uns.ac.id/teknodika
prasarana yang belum
YE Sinabariba (Jurnal Handayani memadai
Unimed; Desember 2020)

Siswa sering menemui kesulitan dalam


kegiatan membaca. Hal ini disebabkan
berbagai aspek: tidak memiliki strategi
membaca yang tepat, minimnya
penguasaan kosakata, kurangnya minat
baca, kurang tersedianya bahan-bahan
bacaan yang sesuai dengan kebutuhan
dan perkembangan siswa, metode
mengajar yang monoton, media
pembelajaran.
https://jurnal.unimed.ac.id/

Sumber wawancara dengan pakar :


Okki Krishna, M.Pd. Fasilitator
Daerah (FASDA) Tanoto Foundation
dan Pengajar Praktik Calon Guru
Penggerak

Rendahnya kemampuan membaca dan


memahami teks berbahasa Inggris
dikarenakan:
a. Siswa memiliki vocabulary yang
sedikit sehingga sulit memahami dan
siswa malas membaca teks.
b. Guru belum memotivasi sekaligus
memfasilitasi siswa untuk
meningkatkan penguasaan
vocabulary.
c. Guru belum menerapkan model
kegiatan belajar reading yang sesuai
dengan kondisi siswa.

Sumber wawancara teman sejawat :


Nur Sulistyo Raharjo, S.Pd

Rendahnya kemampuan membaca dan


memahami teks berbahasa Inggris
dikarenakan:
a. Siswa malas membaca sehingga
mereka sulit memahami informasi
yang ada pada teks.
b. Rendahnya kemampuan vocabulary
yang menunjang pembelajaran.

3 Hubungan kerjasama Hasil kajian literatur : Setelah menganalisis


antara orang tua siswa kajian literatur dan hasil
Kerjasama merupakan faktor pendukung
dengan guru terkait wawancara rekan
terlaksananya pembelajaran, dalam sebuah
pembelajaran masih sejawat serta pakar,
penelitian menunjukkan bahwa hasil
kurang dapat disimpulkan
pembelajaran yang baik dipengaruhi oleh
dukungan orang tua melalui kerjasama
bahwa kurangnya
kerjasama antara guru
1. Menurut (Hidayat, 2013: 94) mengatakan dan orangtua siswa
bahwa bapak menjadi kepala dari seluruh dikarenakan :
keluarga, memimpin, membimbing dan a. Tingkat pendidikan
melindungi serta memberikan nafkah, pakaian orang tua rendah
dan semua keperluan anak istri, mendidik dan sehingga mereka
menyelamatkan mereka dari gangguan lahir
kurang memberikan
bathin, bertindak sebagai teman, guru, pendidikan kepada
pemimpin dan memberi suri tauladan yang anak mereka
baik. Berdasarkan peran ayah dan ibu di atas,
dirumah dengan
maka penulis menyimpulkan bahwa peran
ayah dan ibu akan terealisasi dengan baik baik
dalam mendidik anaknya apabila ayah dan ibu b. Orang tua tidak
saling bekerjasama dalam menjalankan peduli dengan
perannya satu sama lain. perkembangan
Hidayat. S. (2013). Pengaruh peserta didik
Kerjasama Orang Tua dan Guru c. Orang tua sibuk
Terhadap Disiplin Peserta Didik di bekerja
Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Negeri Kecamatan Jagakarsa -
Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah
WIDYA, Volume 1 Nomor 2

2. Menurut (Puspitasari, 2014: 14) Kerjasama


adalah dua orang atau lebih untuk melakukan
aktivitas bersama yang dilakukan secara
terpadu atau bersinergi yang diarahkan
kepada suatu target atau tujuan tertentu

Sumber wawancara dengan pakar :


Okki Krishna, M.Pd. Fasilitator
Daerah (FASDA) Tanoto Foundation
dan Pengajar Praktik Calon Guru
Penggerak

1. Tingkat pendidikan orang tua rendah


sehingga mereka kurang
memberikan pendidikan kepada anak
mereka dirumah dengan baik
2. Orang tua tidak peduli dengan
perkembangan peserta didik
3. Orang tua sibuk bekerja
Sumber wawancara teman sejawat :
Nur Sulistyo Raharjo, S.Pd.
Bahwa orang tua mempercayai sekolah sebagai
tempat satu-satunya pendidikan anak. Padahal
sebenarnya pendidikan dirumah juga sangat
penting untuk anak.

4 Guru belum maksimal Kajian Literature :


dalam Setelah dilakukan
mengimplementasikan
Kokom Komalasari (2010:248) analisis melalui kajian
model- model literatur dan hasil
pembelajaran inovatif hambatan yang terjadi dalam penerapan
pembelajaran kontekstual yaitu wawancara guru
kepemimpinan kepala sekolah yang belum maksimal
kurang mendukung, sarana prasarana mengimplementasikan
pembelajaran yang tidak memadai,
kualitas guru yang tidak merata, kondisi model pembelajaran
siswa yang kurang mendukung, biaya yang inovatif
tidak memadai, keterbatasan waktu, disebabkan oleh
dukungan orangtua, kejelasan  Pemahaman guru
kurikulum. mengenai
pembelajaran yang
Daryanto, 2013 mengatakan: inovatif masih
Pendidikan yang berkualitas rendah
m emerlukan sumber daya guru yang
mampu dan siap berperan secara  Minimnya
profesional dalam lingkungan sekolah workshop/pelatihan
dan masyarakat. Daryanto, 2013 yang didapatkan
mengayakan: Dalam era perkembangan oleh guru tentang
IPTEK yang begitu pesat dewasa ini, model
profesionalisme guru tidak cukup hanya pembelajaran yang
dengan kemampuan membelajarkan inovatif
siswa, tetapi juga haru smampu
mengelola infromasi dan lingkungan
untuk memfasilitasi kegiatan belajar
siswa. Konsep lingkungan meliputi
tempat belajar, metode, media, sistem
penilaian, serta sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk mengemas
pembelajaran dan mengatur bimbingan
belajar sehingga memudahkan siswa.
(Daryanto, 2013, Media Pembelajarn,
hal.3)

Sumber wawancara dengan pakar :


Okki Krishna, M.Pd. Fasilitator
Daerah (FASDA) Tanoto Foundation
dan Pengajar Praktik Calon Guru
Penggerak

Kurangnya mengembangkan konsep


pembelajaran berbasis proyek
Sangat sedikit Guru membuat konsep
pembelajaran dengan media
pembelajaran yang inovatif

Sumber wawancara teman sejawat :


Nur Sulistyo Raharjo, S.Pd.

Guru Kurang memahami model model


pembelajaran yang inovatif yang
bertujuan menarik minat siswa
Minimnya Workshop

5 Pemahaman pembelajaran Hasil Kajian Literatur :


berbasis HOTS masih Setelah dilakukan
kurang (Tanudjaya & Doorman, 2020)
Many Indonesian teachers argue that there is analisis melalui kajian
a lack of information and support from the literatur dan hasil
government to become familiar with HOTS. wawancara guru serta
(Tanudjaya & Doorman, 2020)
pakar kurangnya
Tanudjaya, C.P., & Doorman, M. pemahaman HOTS
(2020). Examining Higher-Order dikarenakan :
Thinking in Indonesian Lower
Secondary Mathematics Classrooms. Guru kurang
Journal on Mathematics Education, memahami konsep
11(2), 277-300. pembelajaran HOTS
(Setyarini, 2018)
Teachers still think that the purpose of
English learning is to make students master
the four language skills, not to master critical
thinking skills. Also, their reluctance to apply
HOTS in the classroom is because most
teachers do not understand how to integrate
HOTS learning in English classes.
Setyarini, S., Muslim, A. B., Rukmini,
D., Yuliasri, I., &Mujianto, Y. (2018).
Thinking critically while storytelling:
Improving children’s HOTS and
English oral competence. Indonesian
Journal of Applied Linguistics, 8(1),
189-197.

Sumber wawancara dengan pakar :


Okki Krishna, M.Pd. Fasilitator
Daerah (FASDA) Tanoto Foundation
dan Pengajar Praktik Calon Guru
Penggerak
Guru belum mehamahi konsep mengajar
HOTS, hanya familiar dengan istilahnya
saja tetapi tidak dipelajari lebih dalam

Sumber wawancara teman sejawat :


Nur Sulistyo Raharjo, S.Pd.

1. Guru kurang memahami HOTS


2. Kebanyakan guru mengajar dengan
perangkat pembelajaran yang
seadanya, misal hasil copy-paste tanpa
memahami isi dari perangkat
pembelajaran tersebut.

6 Minimnya Kajian Literatur : Setelah dilakukan


pemanfaatan analisis melalui kajian
teknologi/inovasi Riasati et al. (2012) stated some barriers in literatur dan hasil
dalam pembelajaran. implementing technology in classroom are a lack wawancara guru belum
of access, a lack of effective training, teachers’ maksimal memanfaatkan
attitude, students’ attitude, a lack of time, and teknologi dalam
technical support pembelajaran
Journal of Education and Practice disebabkan oleh
www.iiste.org ISSN 2222-1735 (Paper)  Guru tidak memiliki
ISSN 2222-288X (Online) Vol 3, No 5, motivasi mempelajari
2012 teknologi yang
berkembang
Amalia ( 2016 ) menyatakan bahwa  Faktor umur
guru tidak memiliki motivasi untuk: membuat guru tidak
a. Mempelajari teknologi yang memiliki motivasi
 Tidak semua guru
berkembang.
memiliki Laptop
b. Guru malas untuk menerapkan hal  Minimnya pelatihan
baru dalam pembelajaran yang pelatihan yang
dianggap rumit. ditujukan untuk guru
c. Fasilitas pribadi guru yang tidak dalam pemanfatan
memadai. teknologi
d. Faktor umur membuat guru tidak
memilki motivasi untuk
menggunakan dan mempelajari
teknologi, dll

https://journal.um-
surabaya.ac.id/index.php/pgsd/article/
view/1041

Sumber wawancara teman sejawat :


Nur Sulistyo Raharjo, S.Pd.
Sarana dan prasarana untuk membantu guru
dalam pembelajaran teknologi belum cukup
memadai ,dan minimnya pelatihan pelatihan yang
dilakukan oleh dinas pendidikan.

Sumber wawancara dengan pakar :


Okki Krishna, M.Pd. Fasilitator
Daerah (FASDA) Tanoto Foundation
dan Pengajar Praktik Calon Guru
Penggerak

a. Sangat minimnya pelatihan


pembelajaran dengan media
teknologi terhadap Guru
b. Kurang tersedianya fasilitas-
fasilitas pengembangan
kemampuan guru tentang
teknologi
c. Guru kurang berminat dengan
mempelajari teknologi karna sudah
berumur dan mengangap bawah
mempelajari teknologi itu ribet

Anda mungkin juga menyukai