Anda di halaman 1dari 12

PENINGKATAN SPEAKING SKILL MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS

MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY LEARNING PADA SISWA KELAS


VII SMP PLUS ISYHAR PRAMBON

MUHAMAD IRFAN, S.Pd.


muhamadirfan01@gmail.com

Abstract

There was conducted a research in SMP Plus Isyhar Prambon on English subject
focused on self-introduction material. This study aims to improve speaking skills
using discovery learning method. The form research is classroom action research
(PTK) and method used in this research is descriptive. Sources of data in this
study were teacher, 15 students of seventh grade and documentation. The data in
this study is RPP, observation form, and the results speaking learning skill. The
technique used in this research is speaking test skills, observation, and
documentation.The results obtained from this study the increase conversational
skills using discovery learning method. Based on the assessment criteria in the
speaking skills of students has increased from aspects of pronunciation, fluency,
diction, and sentences. The average value of student learning outcomes before
using PTK with an average of 54,6.Then, on the first cycle increased by an
average of 61,26. Furthermore, the value of the second cycle increased again
with the average value of 78,4. Suggestions in this research is that Indonesian
teachers can apply discovery learning methods in the process of learning,
especially learning to speak.

Keywords: Speaking Skills, Self-Introduction, Discovery Learning, English

Bahasa Inggris adalah mata bahasa Inggris, speaking merupakan


pelajaran wajib yang harus di pelajari salah satu skill yang menjadi tujuan
siswa dari tingkat menengah hingga khusus sebagai productive skill yakni
tingkat atas. Dewasa ini pembelajaran output hasil belajar yang merupakan
bahasa Inggris dan seperti halnya rangkaian proses belajar
pembelajaran bahasa pada umumnya mengungkapkan apa yang ada dalam
menekankan kepada kemampuan pikiran menjadi suatu skill berbicara.
peserta didik memanfaatkan Dalam praktiknya berbicara
kemampuan berbahasa dalam merupakan skill penting untuk
kehidupan sehari-hari bukan lagi berkomunikasi dengan orang lain. Kita
tentang teori kebahasaan. Pembelajaran sering menemui seseorang yang
Bahasa Inggris terdahulu yang memiliki kemampuan berbicara yang
berorientasi pada kosa kata dan struktur baik, tapi belum tentu memiliki
teks yang pada hasilnya siswa dapat kemampuan yang baik pula dalam
menghafalkan kosa kata dan menyampaikan pesan kepada orang
menuliskan kalimat sesuai struktur yang lain. Dengan demikian, tidak semua
benar namun tidak dapat menyampaikan orang memiliki kemampuan yang sama
pesan dan makna dalam berkomunikasi dalam menyelaraskan apa yang ada di
dengan orang lain sesuai dengan dalam pikiran dengan yang
konteksnya. Dalam pembelajaran diucapkannya. Oleh karena itu, agar
dapat menyampaikan pesan dengan baik dalam kelas masih rendah. Hal ini
dibutuhkan keterampilan dan terlihat dari pembelajaran yang
kemampuan melalui proses yang cukup. berlangsung masih banyak bertumpu
Berdasarkan hasil observasi pada aktivitas guru artinya kebanyakan
awal yang dilakukan oleh peneliti di dari siswa hanya sekedar mengikuti
kelas VII SMP Plus Isyhar untuk pelajaran di dalam kelas, yaitu dengan
kompetensi dasar berbicara, guru hanya mendengarkan penjelasan materi
menghadapi siswa yang sulit dan mengerjakan soal yang diberikan
memahami materi bahasa inggris yang oleh guru tanpa adanya respon, kritik,
sudah di jelaskan. Terdapat beberapa dan pertanyaan dari siswa kepada guru
alasan namun yang paling dominan sebagai umpan balik dalam kegiatan
adalah kemampuan berbicara dalam belajar mengajar.
bahasa inggris. Keterampilan berbicara dalam
Guru bahasa Inggris kelas VII bahasa Inggris yang rendah pada siswa
SMP Plus Isyhar Prambon kelas VII SMP Plus Isyhar Prambon
mengutarakan beberapa alasan yang disebabkan oleh beberapa faktor:
menyebabkan pembelajaran berbicara Pertama factor siswa yang
belum terlaksanakan dengan baik, yaitu: menganggap bahasa inggris adalah mata
siswa kelas VII pada saat proses pelajaran yang sulit sehingga mereka
pembelajaran kurang memperhatikan enggan untuk memberikan respon dan
penjelasan guru, tidak mempunyai berbicara untuk mengungkapan
kamus, dan suka mengganggu temannya pendapat dan ide, kedua faktor siswa
yang serius belajar, sebagian besar sering mengganggu teman lain sehingga
siswa hanya mendengarkan, mencatat tidak fokus dalam kegiatan
yang mereka dengar. Bahkan tidak pembelajaran berbicara. Ketiga, faktor
sedikit siswa yang perhatiannya tidak guru berhubungan erat dengan cara guru
tertuju pada guru menjelaskan, ada yang menyampaikan dan melaksanakan
melamun, bercanda pada saat guru kegiatan pembelajaran yang kurang
menjelaskan, dan bahkan siswa asyik bervariasi dan membuka pandangan
ngobrol dengan teman tanpa siswa untuk mengembangkan imajinasi
memperdulikan guru yang sedang dan kreatifitas untuk menanggapi
menjelaskan materi pembelajaran. Pada pernyataan dan pertanyaan guru. Selaras
saat guru meminta siswa bertanya dengan uraian tersebut apabila hal ini
tentang materi yang telah dijelaskan terus berlanjut akan menjadi kendala
hanya terdapat 2 atau 13,33% orang siswa dalam memahami dan
siswa, siswa yang menanggapi menerapkan kemampuan bahasa
pertanyaan hanya 2 orang atau 13,33% inggris. Siswa akan beranggapan bahwa
dan aktivitas memberikan pendapat belajar Bahasa Inggris bukanlah
sebanyak 1 orang atau 6,67%. kebutuhan, melainkan hanya sebagai
Rendahnya aktivitas belajar siswa kelas materi pelajaran wajib yang harus di
VII diikuti dengan rendahnya hasil ikuti, karena siswa merasa tidak terlibat
belajar siswa, dari 15 orang siswa yang dan bukan menjadi aktor yang mencari
tuntas hanya 2 orang siswa atau tahu dan menemukan materi dan
13,33%, sedangkan 13 orang siswa memahami dengan cara mereka sendiri,
86,67% masih dikategorikan tidak sehingga disini siswa kehilangan makna
tuntas sesuai KKM sebesar 70. Hasil belajar.
observasi aktivitas siswa kelas VII Selaras dengan hal tersebut,
dalam belajar Bahasa Indonesia di sebagai peneliti, guru bahasa Inggris
menemukan berbagai permasalahan belajar siswa, dan menciptakan situasi
yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar yang kondusif. Namun
belajar mengajar seperti halnya hasil pada kenyataannya dalam proses belajar
dari kegiatan ulangan harian siswa mengajar terdapat beberapa kelemahan
menunjukkan sebanyak 8 siswa tidak yang mempengaruhi hasil belajar siswa.
dapat memecahkan persoalan dalam Berdasarkan hasil observasi diketahui
soal, selain itu terdapat 13 siswa yang bahwa keterampilan berbicara siswa
tidak lulus KKM bahasa inggris dalam masih kurang. Guru masih dominan
speaking. Dalam praktiknya di dalam menggunakan metode ceramah, dan
kelas kurangnya keaktifan siswa dan siswa cenderung pasif. Hal ini sangat
kurangnya variasi guru dalam berpengaruh terhadap motivasi dan
memberikan rangsangan sehingga siswa keaktifan siswa selama proses
menjadi pasif dan hanya mendengarkan pembelajaran. Metode yang dapat
penjelasan oleh guru. Berdasarkan merangsang untuk keaktifan dalam
paparan tersebut peneliti merasa perlu belajar di kelas adalah pendekatan
diadakannya kegiatan penelitian untuk discovery learning. Peran guru pada
meningkatkan motivasi belajar dan metode ini tidak mendominasi kelas,
kemampuan berbicara dan inovasi melainkan sebagai fasilitator. Siswa di
jawaban untuk menjawab persoalan haruskan untuk mempelajari hal baru
yang dihadapi kelas bahasa inggris di dengan caranya sendiri sesuai dengan
SMP Plus Isyhar Prambon materi yang dipelajari.
Peneliti harus membuat Dalam kegiatan pembelajaran,
perubahan, salah satunya kemampuan sebagai subjek siswa adalah tokoh
dalam memilih serta menentukan utama yang memilih dan mencari tahu
strategi dan metode pembelajaran yang (curiosity) apa yang mereka ingin tahu
tepat untuk diterapkan sesuai dengan dari proses belajar. Oleh karena itu, inti
kondisi siswa dan strandar kompetensi dari proses pembelajaran tidak lain
yang ingin dicapai. Khusus untuk adalah kegiatan belajar anak didik
kemampuan peneliti dalam menentukan dalam mencapai suatu standar
strategi atau pendekatan pembelajaran kompetensi yang ditetapkan. Standar
yang tepat berkenaan dengan upaya kompetensi tentu saja akan dapat
untuk meningkatkan hasil belajar, maka tercapai jika anak didik berusaha secara
satu di antaranya menggunakan metode aktif untuk mencapainya. Proses
yang dapat diterapkan adalah metode pembelajaran dapat dirancang tidak
discovery learning. hanya berinteraksi dengan guru sebagai
Untuk menciptakan proses satu-satunya sumber belajar yang
belajar bagi siswa yang aktif dan mungkin dapat dipakai untuk mencapai
bermakna kegiatan belajar mengajar hasil pembelajaran, melainkan
yang efektif dan efisien, maka perlu mencakup interaksi dengan semua
memperhatikan prinsip-prinsip sumber belajar yang mungkin dapat
mengajar di antaranya menggunakan dipakai untuk mencapai hasil yang
berbagai variasi dalam proses kegiatan bermakna.
belajar mengajar. Dalam hal ini guru Guru sebaiknya memperhatikan
sebagai peneliti diharapkan mampu perbedaan individual peserta didik,
memperhatikan perbedaan individual yaitu pada aspek biologis, intelektual,
siswa dengan menggunakan variasi dan psikologis. Kerangka pemikiran
strategi mengajar, melibatkan siswa demikian dimaksudkan agar guru
secara aktif, menumbuhkan minat mudah dalam melakukan pendekatan
kepada setiap peserta didik secara Penelitian tindakan kelas adalah
individual. Peserta didik sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan
individu memiliki perbedaan mutu pembelajaran di kelas dalam
sebagaimana disebutkan di atas. bentuk kajian yang bersifat refleksi,
Pemahaman ketiga aspek tersebut akan yang dilakukan oleh guru, kelompok
merapatkan hubungan guru dengan guru, mahasiswa, atau guru dan
peserta didik, sehingga memudahkan mahasiswa (kolaborasi). Upaya
melakukan strategi mengajar. memperbaiki dan meningkatkan mutu
Penggunaan strategi pembelajaran pembelajaran dikelas ini dilakukan pada
sangat penting digunakan oleh guru pembelaran mata pelajaran bahasa
untuk memenuhi keperluan semua inggris dan pada materi self-
siswa dalam mencapai tujuan introduction, khususnya berbicara
pembelajaran yang diinginkan, strategi mengemukakan mengenalkan diri
pembelajaran diperlukan karena akan sendiri sendiri (self-introduction). Hal
mempermudah guru dalam ini dilakukan karena rendahnya
melaksanakan pembelajaran. Selain itu, kemampuan siswa kelas lagi pula materi
dengan strategi pembelajaran yang tepat ini adalah materi awal siswa kelas VII
siswa akan beraktivitas. belajar bahasa inggris di jenjang SMP.
Upaya dilakukan dalam memperbaiki
METODE PENELITIAN yaitu dengan menerapkan metode
discovery learning.
Rencana penelitian merupakan Penerapan metode discovery
rancangan yang dibuat untuk learning ini dimaksudkan untuk
mendapatkan jawaban dari masalah meningkatkan keterampilan berbicara
penelitian. Secara umum penelitian ini siswa, berdasarkan lafal, kelancaran,
bertujuan untuk meningkatkan diksi, dan kalimat. Penelitian tindakan
keterampilan berbicara pada siswa kelas kelas ini dilakukan secara mandiri oleh
VII SMP Plus Isyhar Prambon. Sesuai guru bahasa inggris sebagai praktisi
dengan tujuan penelitian, rancangan dengan latar alamiah di kelas. Penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini ini merupakan penelitian tindakan untuk
adalah rancangan penelitian tindakan meningkatkan keterampilan berbicara.
kelas atau PTK. Menurut Kunandar Proses pelaksanaan tindakan
(dalam Iskandar, 2008:21) penelitian dilaksanakan secara bertahap sampai
tindakan (Action Reseacrch) adalah peneltian ini berhasil. Prosedur tindakan
suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dimulai dari (1) perencanaan, (2)
dan bersama-sama dengan orang lain pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
(kolaborasi) yang bertujuan untuk refleksi.
memperbaiki atau meningkatkan mutu
proses pembelajaran di kelasnya, Tahap Perencanaan
sedangkan Hopkins (dalam Mucslich, Rencana tindakan pembelajaran
2013:8) menyatakan PTK adalah suatu merupakan tindakan pembelajaran kelas
bentuk kajian yang bersifat refleksi, yang tersusun dari segi definisi harus
yang dilakukan oleh pelaku tindakan memandang ke depan pada tindakan
untuk meningkatkan kemantapan dengan memperhitungkan peristiwa-
rasional dari tindakan-tindakannya peristiwa tidak terduga. Adapun
dalam melaksanakan tugas dan kegiatan yang dilakukan dalam tahap
memperdalam pemahaman terhadp perencanaan ini sebagai berikut.
kondisi dalam praktik pembelajaran.
(1) Membuat rancangan pembelajaran data ini memerlukan format observasi
dengan menggunakan syntak atau penilaian yang telah disusun untuk
discovery learning yang mencermati pelaksanaan skenario
disesuaikan dengan tingkat kognitif tindakan dari watu ke waktu serta
dari yang termudah hingga lebih dampaknya terhadap proses
komplek. pembelajaran siswa.
(2) Membuat lembar observasi untuk
mengamati proses kegiatan belajar Tahap Refleksi.
ketika metode discovery learning Refleksi adalah pemikiran,
diaplikasikan. penafsiran atau komentar tentang hal
(3) Merancang bahan dan media ajar yang dialami. Peneliti mengolah hasil
yang diperlukan dalam rangka observasinya dan mencaru maknanya
memaksimalkan kemampuan kemudian menemukan pola dari
berbicara siswa. rangkain kejadian-kejadian. Kunandar
(4) Mendesain alat evaluasi untuk (2008:99) menyatakan bahwa kegiatan
mengetahui keterampilan berbicara yang dilakukan pada refleksi sebagai
siswa. Alat evaluasi yang berikut.
digunakan dalam penelitian ini 1) Melakukan evaluasi tindakan yang
adalah teknik tes. Tes berupa tes telah dilakukan dalam
keterampilan berbicara. pembelajaran.
2) Melakukan verifikasi kepada
Tahap Pelaksanaan kepala sekolah untuk mendapatkan
Pelaksanaan tindakan pada feedback
siklus I merupakan implementasi 3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan
(pelaksanaan) dari semua rencana sesuai hasil evauasi yang nantinya
tindakan yang telah dibuat. Pelaksanaan akan digunkan pada siklus
tindakan oleh peneliti untuk berikutnya.
memperbaiki atau menjawab masalah
yang terjadi di kelas. Peneliti harus
mencitakan suasana kelas sebagai HASIL PENELITIAN DAN
komnunikasi belajar. Pelaksanaan PEMBAHASAN
tindakan mengacu pada program atau
rencana yang telah disepakati. Hasil Penelitian
Hasil observasi kemampuan
Tahap Pengamatan guru melaksanakan pembelajaran pada
Kegiatan observasi dilakukan siklus I belum terlaksana sepenuhnya.
bersamaan dengan pelaksanaan Dari 16 aspek yang diamati, terdapat 5
tindakan. Data yang dikumpulkan pada aspek yaang belum terlaksana dengan
tahap ini berisi tentang pelaksanaan baik. Berdasarkan hasil observasi pada
tindakan dan rencana yang sudah hari Rabu 17 November 2021,
dibuat, serta dampak terhadap proses dikemukakan hal-hal sebagai berikut:
dan hasil intruksional yang 1) Guru tidak melaksanakan kegiatan
dikumpulkan dengan alat bantu pembelajaran dengan lancar. Siswa
instrument pengamatan yang terlihat canggung dan kaku dalam
dikembangkan oleh peneliti. Peneliti memberikan respon
melakukan pengamatan dan mencatat 2) Guru mengalami kesulitan dalam
semua hal yang terjadi selama mencatat dan menilai kegiatan
pelaksanaan tindakan. Pengumpulan belajar siswa untuk mengetahui
perkembangan belajar siswa dalam siswa kurang tampak antusias dan
lembar observasi dikarenakan harus termotivasi.
fokus pada bimbingan siswa Berdasarkan uraian tersebut
dikelas. dapat disimpilkan bahwa kegiatan
3) Guru kurang memberikan variasi pembelajaran guru dalam proses
bimbingan siswa dalam pembelajaran siklus I belum
menemukan hasil kerja kelompok dilaksanakan secara maksimal dan akan
pada saat siswa melakukan kegiatan ditingkatkan pada siklus II. Hasil Tes
diskusi kelompok dan presentasi. Keterampilan Berbicara dalam
4) Guru belum maksimal dalam menceritakan identitas diri pada siklus I
memotivasi siwa yang kurang Siswa yang mengikuti pembelajaran
berpartisipasi dalam pembelajran. berbicara menceritakan identitias diri
5) Guru melakukan refleksi kegiatan pada siklus I berjumlah 15 siswa.
pembelajaran di tahap akhir Kehadiran siswa mencapai 100%, tidak
kegiatan pembelajaran namun ada siswa yang tidak hadir dalam proses
pembelajaran.
Tabel 1
Hasil Keterampilan Mengenalkan Diri Sendiri Pada siklus 1
Aspek yang dinilai Total
No Nama Score
Ket
Accuracy Fluency Diction Sentence
1 Ainuria Alkhusna 22 17 14 11 64 TT
2 Dafa Qomaruz Zaman 19 16 15 16 66 TT
3 Dicky Hadi Wibisono 17 17 16 16 66 TT
4 Eka Noviana H.A 14 17 21 16 68 TT
5 Felix Sybrow A 17 18 14 21 70 T
6 Hamid Masrur Robbi 18 20 14 22 74 T
7 Isarotul Ainur R. 17 14 14 16 61 TT
8 M. Bagas Raharjo 11 13 14 16 54 TT
9 M. Bagus Yulianto 16 17 14 16 63 TT
10 M. Miftahul Rohman 13 14 14 16 57 TT
11 Mohammad Anta Ricza M.Y 12 14 14 16 56 TT
12 Mukhlisin Hidayat 14 15 14 16 59 TT
13 Na'im Syifaul Qulub 12 13 14 16 55 TT
14 Siti Fitriatul H 11 12 14 16 53 TT
15 Wilda Naila Rohmah 11 12 14 16 53 TT
Jumlah 224 229 220 246 919
Rata-rata 14,93 15,27 14,67 16,40 61,27

Berdasarkan tabel perolehan kalimat. Cara menilai yaitu dengan


nilai siswa kelas VII SMP Plus menggunkakan rentang nilai siswa 0
Isyhar Prambon setelah dilakukan - 69 = Kurang, 70 - 79 = Cukup, 80 -
tindakan, dapat dijabarkan hasil 89 = Baik, 90 - 100 = Sangat Baik.
keterampilan mengenalkan diri Agar lebih jelas maka nilai siswa
sendiri pada siklus I yang meliputi dapat dilihat dalam tabel berikut.
aspek lafal, kelancaran, diksi, dan
Tabel 2
Hasil Keterampilan Mengenalkan Diri Sendiri Secara Lisan Siklus 1
Rentang Bobot
No Kategori Frekuensi Presentase Keterangan
Nilai Skor
1 Sangat Kurang 0-59 7 387 46,67% 919/15=61,26
2 Kurang 60-69 6 388 40,00%
3 Cukup 70-79 2 144 13,33%
4 Baik 80-89 0 0 0,00%
5 Sangat Baik 90-100 0 0 0,00%
TOTAL 15 919 100,00%

Data pada tabel 2 Berdasarkan hasil tersebut,


menunjukkan bahwa kemampuan dapat dilihat bahwa masih ada siswa
siswa dalam mengenalkan diri yang termasuk pada kategori kurang.
sendiri secara lisan berada dalam Apabila dijumlahkan, siswa yang
kategori Kurang. Hal ini dibuktikan termasuk dalam kategori sangat
dari nilai rata-rata kelas yang dicapai kurang berjumlah 7 siswa atau
siswa pada siklus 1, yaitu 61,26. 46,67% dan siswa yang termasuk
Refleksi terhadap hasil tes dalam kategori kurang berjumlah 6
keterampilan berbicara mengenalkan siswa atau 40,00% dan siswa yang
diri sendiri. Berdasarkan analisis memperoleh kategori baik sejumlah
hasil tes keterampilan berbicara 2 orang atau 13,33% oleh karena itu
mengenalkan diri sendiri siklus I perlu ditingkatkan lagi pada siklus II
dapat dikemukakan bahwa nilai rata- agar siswa yang mendapat kategori
rata kelas yang dicapai yaitu 61,26. sangat kurang, kurang dan cukup
Hasil tes siswa pada siklus I dapat (tidak tuntas) dapat berkurang.
dirincikan sebagai berikut. Perencanaan
1) Siswa yang memperoleh nilai Langkah perencanaan pada
dengan rentang 0 – 59 dalam siklus II ini sebagai berikut. 1)
kategori sangat kurang sebanyak Peneliti merancang RPP dengan
7 siswa atau 46,67%. memperhatikan alokasi waktu. 2)
2) Siswa yang memperoleh nilai Peneliti melakukan stimulasi
dengan rentang 60 – 69 dalam kegiatan pebelajaran untuk siklus II
kategori kurang sebanyak 6 dengan teliti. 3) Membuat pedoman
siswa atau 40,00%. observasi.
3) Siswa yang memperoleh nilai
dengan rentang 70 – 79 dalam Pelaksanaan
kategori cukup sebanyak 2 siswa Berikut kegiatan pembelajaran siklus
atau 13,33%. II.
4) Siswa yang memperoleh nilai Pendahuluan (15 menit)
dengan rentang 80 – 89 dalam 1. Salam dan berdoa dilanjutkan
kategori baik 0 siswa atau tidak dengan memeriksa kehadiran
ada. siswa
5) Siswa yang memperoleh nilai 2. Guru menyiapkan kondisi siswa
dengan rentang 90 – 100 dalam secara fisik dan pisikis.
kategori sangat baik 0 siswa atau 3. Guru melakukan kegiatan
tidak ada. apersepsi.
4. Guru menyampaikan kompetensi Pengamatan dilakukan
dasar dan tujuan pembelajaran setelah pelaksanaan kegiatan
serta kegiatan yang akan pembelajaran pada hari Rabu tanggal
dilakukan. 24 November 2021. Guru melakukan
Inti (60 menit) pengamatan dengan merekam
1. Siswa mengamati video dan kejadian-kejadian selama proses
menuliskan informasi penting pembelajaran berlangsung
didalamnya menggunakan pedoman observasi
2. Siswa menanya butir mengenai yang telah dibuat. Hasil pengamatan
self-introduction. pada siklus II, sebagai berikut.
3. Guru dan siswa menyepakati Hasil Pengamatan Terhadap
permasalahan yang akan Kemampuan Guru Melaksanakan
dipelajari Pembelajaran Mengenalkan Diri
4. Siswa secara mandiri Sendiri Dengan Menggunakan
mengumpulkan informasi yang Metode Discovery Learning.
dibutuhkan untuk mengenalkan
diri sendiri. Observasi terhadap
5. Guru berkeliling kelas kemampuan guru melaksanakan
memantau hasil kerja siswa. pembelajaran dilakukan setelah
6. Siswa secara kelompok pelaksanaan kegiatan pembelajaran
berdiskusi untuk membuat terhadap aktivitas siswa mengikuti
kalimat mengenalkan diri sendiri pembelajaran. Observasi dilakukan
7. Siswa secara kelompok untuk mengevaluasi cara guru dalam
memeriksa keabsahan data menyampaikan pembelajaran
kelompok. Membandingkan Mengenalkan Diri Sendiri
contoh mengenalkan diri sendiri menggunkan metode discovery
dengan hasil diskusi kelompok. learning. Berdasarkan analisis
8. Siswa secara mandiri membuat terhadap observasi kemampuan guru
kalimat mengenalkan diri sendiri melaksanakan pembelajaran, pada
9. Siswa menyimpulkan data yang siklus II dari 17 aspek sudah
digunakan untuk mengenalkan terlaksana. Berdasarkan analisis
diri. terhadap hasil pengamatan, aspek-
10. Siswa secara mandiri aspek yang belum dilaksanakan guru
mengemukakan nilai dan isi pada siklus I telah dilaksanakan
penggalan novel secara lisan. sepenuhnya pada siklus II.
Penutup (15 menit)
1. Guru memberikan penguatan Hasil Pengamatan Terhadap Sikap
terhadap hasil kerja siswa Siswa Dalam Mengikuti
2. Guru memberikan penjelasan Pembelajaran Berbicara
jika ditemukan kekeliruan pada Mengenalkan Diri Sendiri
hasil kerja siswa. Menggunakan Metode Discovery
3. Guru bersama siswa membuat Learning
simpulan mengenai materi yang Objek yang diamati dalam
dipelajari. observasi terhadap aktivitas siswa
4. Guru bersama siswa melakukan meliputi 8 aspek. Objek-objek
kegiatan refleksi. tersebut menjadi tolak ukur untuk
mengetahui aktivitas siswa saat
Pengamatan mengikuti proses pembelajaran.
Rincian ke – 8 aspek tersebut sebagai tidak diarahkan (inisiatif sendiri
berikut. 1) Sebanyak 10 atau 66,67% untuk belajar) 6) Sebanyak 10 atau
siswa berani menjawab pertanyaan 66,67% siswa tidak berbicara di luar
guru. 2) Sebanyak 8 atau 53,33% konteks pelajaran 7) Sebanyak 2 atau
siswa yang mau bertanya dalam 13,33% siswa yang pasif 8)
proses belajar mengajar. 3) Semua Sebanyak 4 atau 26,67% siswa ribut
siswa atau 100% siswa bertanggung saat pembelajaran berlangsung.
jawab terhadap tugasnya. 4) Semua Berdasarkan aktivitas siswa pada
siswa atau 100% siswa berani atau siklus II, diketahui bahwa siswa
mau menyatakan ide dan pendapat. sudah mengikuti kegiatan
5) Sebanyak 12 atau 80% siswa pembelajaran mengenalkan diri
berusaha mengerjakan tugas atau sendiri dengan baik.

Tabel 3 Hasil Keterampilan Berbicara Mengenalkan Diri Sendiri


Pada Siklus II
Aspek yang dinilai Total
No Nama Score
Ket
Accuracy Fluency Diction Sentence
1 Ainuria Alkhusna 25 22 20 22 89 T
2 Dafa Qomaruz Zaman 22 20 20 17 79 T
3 Dicky Hadi Wibisono 20 20 22 17 79 T
4 Eka Noviana H.A 20 20 21 18 79 T
5 Felix Sybrow A 22 22 22 25 91 T
6 Hamid Masrur Robbi 25 25 22 22 94 T
7 Isarotul Ainur R. 22 20 22 22 86 T
8 M. Bagas Raharjo 12 13 14 18 57 TT
9 M. Bagus Yulianto 22 25 20 22 89 T
10 M. Miftahul Rohman 20 22 18 19 79 T
11 Mohammad Anta Ricza M.Y 15 15 20 20 70 T
12 Mukhlisin Hidayat 19 20 18 20 77 T
13 Na'im Syifaul Qulub 18 17 16 17 68 TT
14 Siti Fitriatul H 18 18 14 16 66 TT
15 Wilda Naila Rohmah 19 18 18 18 73 T
Jumlah 299 297 287 293 1176
Rata-rata 19,93 19,80 19,13 19,53 78,40

Siswa kelas VII SMP Plus dengan menggunakakan rentang nilai


Isyhar Prambon setelah dilakukan siswa 0 – 59 = sangat kurang, 60 –
tindakan, dapat dijabarkan hasil 69 = kurang, 70 – 79 = cukup, 80 –
keterampilan berbicara mengenalkan 89 = baik, dan 90 – 100 = sangat
diri sendiri pada siklus II yang baik. Agar lebih jelas maka nilai
meliputi aspek lafal, kelancaran, siswa dapat dilihat dalam tabel
diksi, dan kalimat. Cara menilai yaitu berikut.

Tabel 4 Hasil Keterampilan Berbicara Mengenalkan Diri Sendiri


Pada Siklus II
Rentang Bobot
No Kategori Frekuensi Presentase Keterangan
Nilai Skor
1 Sangat Kurang 0-59 1 57 6,67% 1176/15=78,4
2 Kurang 60-69 2 134 13,33%
3 Cukup 70-79 7 536 46,67%
4 Baik 80-89 3 175 20,00%
5 Sangat Baik 90-100 2 185 13,33%
TOTAL 15 1087 100,00%

Data pada tabel 4 disajikan mengenai berbicara


menunjukakan bahwa keterampilan mengenalkan diri sendiri setelah
siswa dalam mengenalkan diri mengikuti pembelajaran dengan
sendiri secara lisan berada dalam menggunakan metode discovery
kategori cukup. Hal ini dibuktikan learning. Bagian ini akan dibahas
dari nilai rata-rata kelas yang dicapai hal-hal yang berkaitan dengn upaya,
siswa pada siklus II, yaitu 78,4. proses, dan hasil belajar sisa pada
Refleksi terhadap aktivitas siswa siklus I dan II. Pembahasan proses
dalam mengamati pembelajaran. pelaksanaan pembelajaran mengacu
Berdasarkan hasil refleksi, aktivitas pada hasil observasi terhadap
siswa dalam proses pembelajaran kegiatan guru dalam proses
pada siklus II sudah mengarah ke pelaksanaan pembelajaran berbicara
pembelajaran yang cukup. siswa mengenalkan diri sendiri
sudah mampu mengenalkan diri menggunakan metode discovery
sendiri secara lisan dengan lafal, learning. Pada hasil belajar,
kelancaran, sistematika, diksi dan pembahasan ini akan dilihat
kalimat sudah lancar dan tepat, serta perbandingan antara siklus I dan II.
berprtisipaasi dengan aktif dalam Hasil Tes Keterampilan Berbicara
pembelajaran. Persentase aktivitas mengenalkan diri sendiri. Hasil tes
siswa mengikuti pembelajran siklus diperoleh dari tes yang diberikan
II mengalami peningkatan kepada siswa. Berkaitan dengan tes
dibandingkan dengn siklus I. Hal keterampilan berbicara mengenalkan
tersebut dapat dilihat dari hasil diri sendiri. Hasil penilaian tersebut
peningkatan aktivitas siswa sebesar dikelompokkan kedalam lima
13 siswa atau 86,67% kategori, yaitu siswa yang mendapat
nilai sangat baik, baik, cukup, kurang
Pembahasan dan sangat kurang. Berikut ini tabel
Pembahasan merupakkan hasil mengenalkan diri sebelum
bagian yang menyajikan hasil dari tindakan, siklus I dan II, disertai
sebuah proses penelitian secara lebih dengan peningkatannya.
luas. Pada penelitian ini hasil yang

Tabel 5 Hasil Tes Keterampilan Berbicara Mengemukakan Nilai Dan Isi


Penggalan Novel pada Siklus I dan II
No Keterangan Nilai rata-rata Peningkatan rata-rata
1 Sebelum tindakan 54,6 6,66
2 Siklus I 61,26 17,14
3 Siklus II 78,4
Berdasarkan tabel 5 tersebut siklus I dan II bisa dikatakan cukup.
dapat diketahui bahwa terjadi Tes awal siklus I menunjukakan dari
peningkatan penilaian hasil tes 15 siswa, sebanyak 2 siswa yang
keterampilan mengenalkan diri tuntas. Sedangkan siklus II
sendiri dari sebelum melakukan menunjukkan bahwa dari 15 siswa,
tindakan pembelajaran menggunakan sebanyak 12 siswa yang tuntas.
metode discovery learning, siklus I Berdasarkan data tersebut, dapat
ke siklus II. Nilai yang diperoleh dikemukakan bahwa penelitian
sebelum melakuakn tindakan nilai tindakan kelas ini telah berhasil
rata-rata 54,6 pada siklus I rata-rata meningkatkan keterampilan
61,26 dan pada siklus II rata-rata berbicara pada siswa.
72,46. Nilai rata-rata peningkatan

Tabel Hasil Tes Kemampuan Mengenalkan Diri Secara Lisan


Score Peningkatan
Aspek
Pra Siklus I Siklus II Poin Presentase
Lafal 212 224 299 87 24,37%
Kelancaran 198 229 297 99 27,73%
Diksi 204 220 287 83 23,25%
Kalimat 205 246 293 88 24,65%

Berdasarkan tabel 6 kelancaran terus meningkat. Begitu


peningkatan nilai siswa jika dilihat juga pada aspek lain, setelah
dari masing-masing aspek terjadi diterapkan metode discovery
peningkatan. Aspek lafal, nilai siswa learning penilian setiap aspek
mengalami peningkatan sebesar 87 mengalami peningkatan.
poin dengan presentase 24,37%. Berdasarkan data dan pemaparan
Aspek kelancaran, nilai siswa diatas terjadi peningkatan pada
meningkat 99 poin dengan semua aspek.
presentase 27,73%. Aspek diksi 83
poin dengan presentase 23,25%. SIMPULAN DAN SARAN
Aspek kalimat 88 poin dengan Simpulan Berdasarkan hasil
presentase 24,65%. Aspek yang dan pembahasan penelitian tindakan
paling diperhatikan dalam penelitian kelas, dapat disimpulkan hal-hal
adalah pada aspek kelancaran. sebagai berikut. Berdasarkan hasil
Sebelum tindakan, aspek kelancaran dan pembahasan penelitian tindakan
mendapatkan nilai terendah di antara kelas, dapat disimpulkan secara
aspek yang lain. Aspek kelancaran umum bahwa metode discovery
dalam penyampian masih sulit learning dapat meningkatkan
karena siswa belum terbiasa keterampilan berbicara pada siwa
berbicara menggunakan bahasa kelas VII SMP Plus Isyhar Prambon.
inggris di depan teman-temannya Hasil pada pratindakan nilai rata-rata
dan kurang memilik rasa hanya mencapai 54,6. Pada siklus I
kepercayaan diri. Namun setelah nilai rata-rata 61,26 mengalami
dilaksanakan kegiatan pembelajaran peningkatan sebesar 6,66. Siklus II
menggunakan metode discovery nilai rata-rata siswa 78,4 mengalami
learning nilai siswa pada aspek peningkatan sebesar 17,14.
keseluruhan peningkatan sebesar Kunandar. 2010.Langkah mudah
23,8. Saran Guru dapat Penelitian Tindakan Kelas sebagai
menggunakan metode discovery Pengembangan profesi guru. Jakarta:
learning dalam proses pembelajaran PT Raja Wali Press.
keterampilan berbicara, sehingga Nurkancana dan Sunartana. 1986.
penggunaan metode ceramah Evaluasi Pendidikan. Surabaya:
berkurang, siswa menjadi aktif, dan Usaha Nasional.
siswa dapat menentukan materi ajar Muchith, Saekhan. 2008.
sendiri dengan mencari dan Pembelajaran Kontekstual.
menemukkannya. Semarang: Rasail Media Group
Slavin, Robert E. 1995. Cooperative
DAFTAR RUJUKAN Learning Theory, Research, and
Iskandar. 2008. Penelitian Tindakan Practice. United States of America:
Kelas. Ciputat: GP Press. Simon & Schucter Company.

Anda mungkin juga menyukai