Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar kelompok merupakan salah satu strategi belajar yang sering dipakai

oleh siswa Sekolah Menengah Pertama. Kegiatan belajar kelompok yang banyak

dipraktekkan saat ini adalah dengan cara pembagian kelompok belajar yang terdiri

dari beberapa siswa dengan melaksanakan kegiatan belajar yang bertempat di rumah

guru maupun di salah satu anggota kelompok belajar. Kegiatan belajar kelompok

akan sangat membantu siswa untuk dapat meningkatkan kualitas hasil belajarnya.

Kemampuan siswa yang merupakan rangkaian kreatifitas dan motivasi belajar serta

tingkah laku dalam menuntut ilmu dapat tumbuh kembangkan melalui kegiatan

belajar kelompok. Strategi belajar kelompok yang dikembangkan saat ini adalah

mengacu pada bidang studi yang masuk Ebtanas dan yang dianggap sulit bagi

pandangan siswa. Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dan masuk dalam

Ebtanas adalah mata pelajaran Bahasa Inggris.

Bahasa Inggris merupakan salah satu pelajaran yang kurang mendapatkan

tempat dihati siswa kelas VII SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan,

karena mata pelajaran Bahasa Inggris dianggap sulit dan kurang menarik, sehingga

membawa dampak terhadap rendahnya hasil belajar siswa khususnya pada siswa

kelas VII A. Perlu diketahui bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris adalah program

untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan

nilai berbahasa Inggris pada siswa. Kemampuan akan berbahasa Inggris sangat

berguna bagi setiap siswa dalam era globalisasi ini. Bahasa Inggris diajarkan sampai

di perguruan tinggi, sehingga bukan alasan untuk tidak memahami Bahasa Inggris,

oleh karena itu diperlukan penguasaan dan pemahaman yang cukup dalam

menekuni mata pelajaran Bahasa Inggris.

Berdasarkan kurikulum 2013, fungsi mata pelajaran Bahasa Inggris bagi siswa kelas VII SMP
Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan adalah :
(1) untuk memberikan pengetahuan tentang berbagai kosakata, grammer dan

vocabulary yang kaitannya dengan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari

dengan orang asing,

(2) mengembangkan keterampilan proses,

(3) mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari,

(4) mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling

mempengaruhi antara kemajuan Bahasa Inggris dan tekhnologi dengan keadaan

lingkungan dan pemanfaatannya serta keterampilan yang berguna dalam

kehidupan sehari-hari maupun untuk melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang

lebih tinggi.

Dalam upaya mencapai fungsi dan tujuan pengajaran Bahasa Inggris pada

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan khususnya,

maka diperlukan strategi belajar siswa yang baik dan menumbuhkan ide/gagasan

baru pada setiap siswa. Luasnya ruang lingkup pengajaran Bahasa Inggris akan

membutuhkan banyak pengetahuan dan sikap kreatif siswa dalam belajar. Guna

meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe

Selatan Kab. Konawe Selatan, maka perlu dikembangkan sistem belajar yang

efektif dan efisien. Strategi belajar Bahasa Inggris harus dapat membangkitkan

gairah belajar, menumbuhkan kreatifitas, menanamkan kepercayaan diri dan rasa

tanggung jawab siswa terhadap pelajaran yang ditekuninya. Salah satu

pengembangan sistem belajar yang sering diterapkan adalah sistem belajar

kelompok. Sampai saat ini program belajar kelompok dalam belajar Bahasa

Inggris pada siswakelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe

Selatan belum ditangani secara serius, padahal belajar kelompok pada kelas lain

dengan mata pelajaran yang berbeda terbukti sangat efektif dan efisien dalam

meningkatkan hasil belajar siswa. Kegiatan belajar kelompok di SMP Negeri 2

Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan belum dikembangkan dan dibina secara

optimal, sehingga hanya bersifat sukarela dan belum dilakukan pengawasan serta
evaluasi terhadap perkembangan dari belajar kelompok tersebut.

Dari kenyataan ini, maka perlu diambil suatu inisiatif untuk menerapkan

program belajar kelompok bagi siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan

Kab. Konawe Selatan khususnya dalam belajar Bahasa Inggris. Manfaat belajar

kelompok dan pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris dapat dilihat

setelah belajar kelompok berjalan sesuai dengan rencana. Belajar kelompok perlu

mendapat bimbingan dari guru yang bersangkutan. Selama ini belajar kelompok

cenderung hanya membiarkan siswa untuk melakukan belajar dengan sesama teman

dengan tanpa pengawasan yang baik, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak

bisa maksimal dan bahkan tidak mengalamu perubahan yang berarti.

Untuk mengatasi masalah rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris siswa

kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan, maka belajar

kelompok merupakan salah satu alternatif yang baik. Berbagai kesulitan belajar

Bahasa Inggris yang selama ini menjadi kendala bagi hampir semua siswa, mulai

dari kelas VII A sampai kelas IX hendaknya menjadi pelajaran yang berharga

untuk mencetuskan ide baru dalam program pelaksanaan belajar kelompok.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tentang strategi belajar kelompok pada siswa

dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris, maka dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

a. Bagaimana strategi belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII A

SMP Negeri 1 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar Bahasa

Inggris?

b. Apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A

SMP Negeri 1 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar Bahasa

Inggris?

c. Adakah konstribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa kelas VII A

SMP Negeri 1 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar Bahasa
Inggris?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka ada beberapa tujuan yang ingin dicapai

dalam penelitian ini, antara lain :

a. Untuk mengetahui tentang strategi belajar kelompok yang diterapkan pada

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam

belajar Bahasa Inggris.

b. Untuk mengetahui apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam

belajar Bahasa Inggris.

c. Untuk mengetahui konstribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa

kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar

Bahasa Inggris.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat

bermanfaat bagi :

a. Peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan tentang strategi belajar

kelompok dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris, khususnya pada

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan

sehingga dapat dijadikan dasar dalam penentuan model sistem belajar kelompok.

b. Siswa Sekolah Menengah Pertama

Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk melaksanakan kegiatan

belajar kelompok khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Inggris di kelas VII A,

sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.

c. Guru Sekolah Menengah Pertama

Memberikan informasi tentang beberapa alternatif dalam meningkatkan


hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VII A dengan sistem belajar

kelompok. Informasi ini juga dapat dijadikan sebagai cara untuk menentukan

model strategi belajar Bahasa Inggris dengan sistem belajar kelompok serta

memperhatikan beberapa faktor yang terdapat dalam diri individu siswa.

d. Literatur

Sebagai bahan acuan bagi peneliti lain yang melakukan penelitian sesuai

dengan konteks dalam penelitian ini.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis sebagai “Conjectural Statement Of The Relation Between Two Or

More Variables” (kerlinger, 1981). Pengertian hipotesis sekarang berkembang tidak

hanya untuk menaksentuasikan suatu teori, namun juga menggelar bukti dukung

baru tentang teori yang sudah kokoh secara universal walaupun kadang terdapat

bias parsial.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilandasi kajian terhadap teori

yang ada dan asumsi-asumsi. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan

sebagai berikut.

a. Strategi belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2

Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar Bahsa Inggris belum

dilakukan bimbingan dan pengawasan yang baik.

b. Belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII A SMP

Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar Bahasa Inggris.

c. Belajar kelompok dapat memberikan konstribusi terhadap hasil belajar siswa

kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar

Bahasa Inggris.

F. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan

Kab. Konawe Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010. Subjek penelitian ini adalah guru

Bahsa Inggris dan 25 siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe
Selatan.

Tindakan yang dilakukan adalah membagi siswa dalam kelompok belajar

Bahasa Inggris dan dilakukan pengawasan serta bimbingan dalam setiap

kegiatan belajar kelompok. Kegiatan belajar kelompok dilakukan pada semester

pertama dalam setiap pelajaran Bahasa Inggris. Perlakuan I (treatment I) diberikan

kepada siswa kelas VII A dengan kegiatan belajar Bahasa Inggris secara individu.

Perlakuan II (treatment II) diberikan kepada siswa kelas VII A dengan kegiatan

belajar kelompok berdasarkan pembagian jumlah siswa untuk melaksanakan belajar

Bahasa Inggris.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Belajar Kelompok

Belajar merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh

siswa untuk mencapai tujuan. Belajar adalah suatu aktifitas mental dan psikis yang

berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan ini

relatif konstan/tetap atau berbekas (Winkel, 1987 : 200).

Sukirin (1984) mengatakan bahwa belajar adalah suatu proses kegiatan yang

disengaja untuk merubah tingkah laku sehingga diperoleh kecakapan baru. Hsi1

belajar dapat diketahui setelah melalui proses belajar, kemudian diterapkan atau

diujikan pada dunia nyata. Lebih lanjut dikatakan bahwa setiap kegiatan belajar

akan menghasilkan suatu perubahan pada diri siswa. Perubahan dalam diri itu

menunjukkan bahwa mereka telah melakukan proses belajar. Proses belajar seperti

itu pada umumnya tidak melibatkan pengajaran, yaitu guru dan siswa.

Hilgard yang dikutip Pasaribu (1983) berpendapat bahwa learning in the

process by wich an activity oreginites or is changed trough responding to a situation

provided the chenged can not be attribud to growth or the temporary sate of the

orgnisme as in fatique or under druges. Pendapat tersebut berarti bahwa belajar

merupakan suatu proses kegiatan yang menghasilkan aktifitas baru atau perubahan

kegiatan karena reaksi lingkungan. Perubahan ini tidak dapat disebut belajar apabila

disebabkan oleh perubahan atau kesadaran sementara orang tersebut karena

kealahan atau karena obat-obatan, sehingga orang tersebut tidak sadar terhadap

keadaan dirinya. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan pengetahuan,

kecakapan dan tingkah laku. Perubahan itu diperoleh dengan latihan dan

pengalaman bukan perubahan dengan sendirinya.

Belajar kelompok merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan secara

sadar oleh siswa untuk mencapai tujuan dengan dilakukan secara berkelompok atau
dari hasil kegiatan belajar dengan berkelompok dengan sesama siswa. Dengan

belajar kelompok akan diperoleh suatu aktifitas mental dan psikis yang

berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-

perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap, perubahan ini

relatif konstan/tetap atau berbekas yang diperoleh melalui kegiatan belajar

kelompok.

Belajar kelompok merupakan hasil kegiatan yang disengaja untuk merubah

tingkah laku, sehingga diperoleh kecakapn baru dari kegiatan belajar dengan

berkelompok. Hasil belajar kelompok dapat diketahui setelah melalui proses belajar,

kemudian diterapkan atau diujikan pada dunia nyata. Setiap kegiatan belajar

kelompok akan melibatkan beberapa siswa dalam menghasilkan suatu perubahan

pada diri siswa, perubahan ini akan tampak dalam tingkah laku siswa atau prestasi

siswa.

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar kelompok, siswa akan berusaha

memperoleh informasi secara bebas berdasarkan mata pelajaran yang dikaji

dengan saling tukar informasi dalam lingkup kelompok tersebut. Semakin banyak

anggota kelompok belajar, maka semakin banyak informasi yang diperoleh siswa.

Namun tidak semua kelompok dalam jumlah besar akan membawa dampak

positif bagi kemajuan hasil belajar siswa. Belajar kelompok akan memberikan

pengatahuan siswa akan apa yang telah diketahui oleh siswa lain, sehingga akan

diperoleh saling tukar pikiran dalam pengetahuan dan pemecahan masalah.

Kesulitan dapat dipecahkan melalui belajar kelompok, karena jika salah satu siswa

kurang mengerti atau tidak tahu tentang suatu hal, maka siswa lain dapat

memberikan gagasan yang baru tentang suatu hal yang barn tersebut.

Dalam proses belajar mengajar seorang guru perlu memikirkan suatu strategi,

metode maupun teknik yang tepat untuk memberikan kesempatan kepada siswa

dalam melaksanakan kegiatan belajar yang baik. Hal ini sangat penting terutama

bagi siswa Sekolah Menengah Pertama. Dengan pemakaian strategi, metode


maupun teknik yang tepat akan membantu siswa dalam upaya meningkatkan hasil

belajarnya.

Dalam setiap kegiatan dan bidang kehidupan yang ada kita tidak bisa

melepaskan diri dari strategi untuk mencapainya, karena tanpa strategi yang

jelas dan tepat, rencana dan harapan-harapan akan sulit untuk dicapai. Oleh karena

itu, apabila menginginkan peningkatan hasil belajar yang berdaya guna salah satu

upaya yang bisa ditempuh adalah dengan mempergunakan strategi tertentu dalam

belajar. Untuk sedikit memberikan gambaran terhadap istilah tersebut, berikut ini

secara sepintas akan penulis paparkan pengertian yang terkandung di dalamnya.

a. Pendekatan

Pendekatan (approach) adalah cara umum di dlam melihat dan bersikap

terhadap suatu masalah ke arah pemecahan. Contoh Pendekatan Keterampilan

Proses, yaitu suatu pola pendekatan mengajar yang lebih menitik beratkan

pengajaran pada jalannya proses belajar mengajar sehingga subjek didik

dipandang telah memiliki seperangkat kemampuan dasar yang dalam Proses

Belajar Mengajar (PBM) perlu dikembangkan.

b. Strategi (Siasat)

Secara umum strategi dapat diartikan sebagai garis besar haluan bertindak

untuk mencapai tujuan. Menurut Newman dan Logan sebagaimana yang dikutip

oleh Tabrani Rusyan, dkk (1989 : 165) dalam bukunya “Pendekatan Dalam

Proses Belajar Mengajar” mengemukakan strategi dasar dari setiap usaha

mencakup empat hal, yaitu (1) pengidentifıkasian, (2) pertimbangan dan

pemilihan jalan pendekatan, (3) pertimbangan dan penetapan langkah-langkah,

dan (4) pertimbangan dan penetapan tolok ukur.

c. Metode

Metode pada dasarnya merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang

dipergunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dengan demikian metode bisa

diartikan pula sebagai seperangkat tehnik yang dipilih dalam rangka mencapai
suatu tujuan dalam Proses Belajar Mengajar.

d. Teknik

Berbeda dengan konsep tiga istilah diatas ditinjau dari sifatnya, maka

teknik mempunyai sifat implementatif, sehingga teknik merupakan kegiatan

yang diciptakan dalam rangka mengupayakan untuk mencapai suatu tujuan.

Ada beberapa batasan yang diberikan dalam bidang pendidikan mengenai

strategi belajar kelompok, diantaranya :

1. Strategi adalah pola umum perbuatan guru dan murid di dalam kegiatan

belajar mengajar yang efektif dan efisien.

2. Strategi belajar kelompok adalah pendekatan-pendekatan guru dalam

menggunakan informasi memilih cara belajar dan mendefinisikan peran

siswa dalam kegiatan belajar secara berkelompok.

Strategi belajar kelompok sangat berpengaruh besar terhadap Proses

Belajar Mengajar (PBM) khususnya proses belajar mengajar Bahasa Inggris.

Sebab dalam diri siswa sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan

kemampuan diri. Oleh sebab itu guru mempunyai keharusan untuk

menumbuhkan minat belajar Bahasa Inggris khususnya melalui kegiatan belajar

kelompok. Dalam proses belajar kelompok seorang guru perlu memikirkan

suatu pengawasan, bimbingan dan metode maupun teknik yang tepat. Hal ini

sangat penting terutama bagi siswa Sekolah Menengah Pertama. Dengan

pengawasan, bimbingan, metode maupun teknik yang tepat akan menarik

perhatian siswa. Dengan demikian diharapkan tujuan belajar kelompok dalam

upaya meningkatkan hasil belajar akan membawa hasil yang diinginkan.

Dewasa ini strategi yang mendapat perhatian cukup besar dari guru-guru

adalah strategi pembagian kelompok belajar dengan memadukan antara siswa

yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Dari pembagian kelompok tersebut

akan menimbulkan semangat belajar untuk mengangkat siswa yang kurang

pandai menjadi lebih pandai.


B. Konsepsi Hasil Belajar

Hamalik (2002) mengatakan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku

yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman. Dalam kegiatan belajar guna

meraih hasil yang diinginkan biasanya digolongkan menjadi tiga jenis kemampuan

yang harus dipelajari dalam proses belajar.

a. Kemampuan kognitif, meliputi pengetahuan dan pemahaman.

b. Kemampuan sensorik psikomotorik, meliputi keterampilan melakukan rangkaian

gerak-gerik dalam urutan tertentu.

c. Kemampuan dinamik efektif, meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku

dan tindakan.

Semua perubahan yang menjadikan seseorang memiliki kemampuan ini

merupakan suatu hasil belajar dan dengan kemampuan ini manusia berubah dalam

sikap dan tingkah lakunya. Hasil belajar yang berupa sikap, pengetahuan atau

keterampilan disebut kemampuan internal yang bersifat psikis/mental. Hasil belajar

dapat dicapai jika dalam proses belajar telah memenuhi syarat-syarat belajar yang

baik melalui proses intern dan proses ektern.

1. Proses Intern

Semua rangkaian kegiatan yang merupakan tahapan-tahapan yang dilalui

adalah proses belajar. Tahapan dari prose belajar dimulai dari tidak tahu apa-apa,

tahap motivasi, perhatian pada pelajaran, menerima dan mengingat,

mereproduksi, generalisasi, melaksanakan latihan dan umpan balik, kemudian ia

mengerti. Seseorang dikatakan telah melaksanakan kegiatan belajar, jika

telah mengerti sesuatu yang diajarkan dan dapat menerapkan apa yang telah

dipelajarinya tanpa kesa1ahan.Urutan proses intern dalam menacapai hasil

belajar yang diinginkan adalah sebagai berikut

a. Motivasi

Motivasi atau dorongan untuk mencapai suatu hal sangat penting

dalam proses belajar mengajar. Jika siswa tidak memiliki motivasi untuk
belajar, guru hendaknya mendorong dengan memberikan kegiatan-

kegiatan belajar yang menantang seperti menyelidiki kehidupan makhluk

hidup, menceritakan pengalaman sendiri, mewawancarai atau meringkas isi

wacana yang disenangi dan telah dibaca. Motivasi ada dua macam, yaitu : (1)

motivasi dari siswa sendiri (intrinsik), motivasi ini dapat dibangkitkan

dengan mendorong ingin tahu, ingin mencoba dan hasrat untuk maju dalam

belajar, (2) motivasi dari luar diri siswa (ekstrinsik) dapat diberikan dengan

memberikan pujian atau hukuman seperti memberikan tugas untuk perbaikan

atau pekerjaan rumah.

b. Perhatian Pada Pelajaran

Dalam materi yang hendak diajarkan, siswa harus dilibatkan agar

ketika guru menympaikan materi agar mereka dapat memusatkan perhatian

pada materi tersebut. Usaha guru agar siswa tetap termotivasi dalam

mengikuti pelajaran harus diusahakan, sehingga kemampuan siswa teruji di

kelas, menguasai metode, keterampilan proses dan keterampilan bertanya.

Jika motivasi menurun diberikan istirahat atau menyuruh seorang anak untuk

menjelaskan kembali, memberi tugas, diskusi kelompok, guru mengusahakan

agar perhatian anak tertuju pada pelajaran yang diberikan. Dengan perhatian

pada pelajaran diharapkan siswa menjadi mengerti dan paham sehingga dapat

meningkatkan hasil belajar.

c. Menerima dan Mengingat

Perhatian siswa harus tertuju pada sesuatu yang harus dimengerti agar

dapat menyerap bahan pelajaran bam dan menyimpannya dalam pikiran,

inilah salah satu tahapan proses belajar yang harus dilalui siswa. Guru harus

memperhatikan struktur, arti, pengulangan dan interferensi. Penjelasan

seorang guru akan dapat diterima dan diingat siswa secara lebih baik jika

mempunyai struktur yang jelas. Jika siswa berhasil menerima dan mengingat

pelajaran yang disampaikan, maka tahap selanjutnya adalah menumbuhkan


kreatifitas dalam upaya meningkatkan prestasi belajar.

d. Reproduksi

Kemampuan mereproduksi perlu dimiliki siswa untuk mengetahui

apakah ia telah memahami suatu materi yang diberikan oleh guru. Guru

harus bisa menjelaskan materi sejelas mungkin, sehingga Berbekas dalam

pikiran siswa.

e. Generalisasi

Pada tahap generalisasi diharapkan siswa dapat menempatkan apa

yang telah dipelajari dalam ruang lingkup yang lebih luas. Dalam tahap

generalisasi siswa harus mampu mengendalikan sesuatu dan kemampuan

melaksanakan pemindahan (transfer). Kemampuan mengendalikan sesuatu,

misalnya siswa mampu menempatkan pengetahuannya tentang suatu prinsip

pada dua hal yang mempunyai konteks yang berlainan. Kemampuan

mentransfer hampir mirip dengan kemampuan pertama, yaitu kemampuan

menerapkan pengetahuan tentang suatu prinsip di tempat yang berlainan.

f. Melaksanakan Latihan dan Umpan Balik

Latihan adalah cara yang terbaik untuk mengetahui apakah materi

yang diberikan benar-benar telah dipahami dan dikuasai siswa. Tujuan

pemberian latihan sebenarnya juga dapat dilakukan untuk umpan balik,

yaitu untuk informasi bagi siswa, mengapa ia masih melakukan kesalahan

dalam mengerjakan tugas. Guru lebih berperan sebagai fasilitator. Proses

intern adalah tahapan umum yang merupakan prinsip di dalam proses belajar

apapun.

2. Proses Ekstern

Proses intern tidak akan berjalan mulus tanpa diikuti oleh proses ekstern,

yaitu proses yang terjadi di luar siswa. Pada setiap proses belajar dapat

ditentukan adanya proses intern (Robert M. Gagne, 1975). Dalam proses ekstern

sangat ditentukan oleh faktor yang berada di luar sisw atau dari luar diri,
misalnya faktor lingkungan dan masyarakat. Dalam proses belajar perlu

didukung faktor lingkungan yang baik, seperti sarana prasarana yang memadai

dan dukungan orang lain serta masyarakat.

Demi tercapainya hasil belajar yang diinginkan, seorang siswa harus

memenuhi faktor ekstern. Kreatifitas dalam belajar perlu dimiliki setiap

siswa dalam proses belajar, karena tanpa adanya kreatifıtas maka kegiatan

belajar akan pasif dan monoton serta tidak bisa mencetuskan gagasan-gagasan

baru.

C. Konsepsi Belajar Bahasa Inggris

Banyak ahli-ahli berusaha merumuskan apa belajar itu namun masing-

masing ahli menyoroti dari sudut pandangnya sendiri sehingga arti belajar menjadi

bermacam- macam sesuai dengan jumlah ahli yang mengemukakannya. Tetapi ada

satu hal yang prinsip, yang sama-sama tersirat dalam rumusan belajar dari

berbagai ahli bahwa seolah-olah ada kesepakatan yang tidak tertulis dimana dalam

rumusan belajar mengandung unsur “perubahan”. Seperti yang dikatakan oleh

Woodworth (Gunarso, 1982 : 23 — 30).

Sedangkan arti belajar menurut Soepartinah Pakasi (1985: 32-36) lebih

menekankan arti belajar dari sifat belajar itu sendiri. Dalam hal ini diajukan

beberapa makna belajar yaitu bahwa belajar merupakan suatu interaksi antara anak

dengan lingkungan, belajar berarti berbuat, belajar berarti mengalami, belajar

adalah suatu aktivitas yang bertujuan, belajar memerlukan motivasi, belajar

memerlukan kesiapan pada pihak anak dan belajar adalah berfıkir, belajar

menggunakan daya fikir.

Belajar yang berlebihan dapat menimbulkan perubahan respon pada diri anak

sehingga perlu diberikan batasan. Perubahan akan mempengaruhi tingkah laku

orang yang sedang belajar. Berarti hasil belajar dapat diamati dari adanya

perubahan timgkah laku. Namun yang terpenting agar hasil belajar dapat seperti

yang diharapkan maka perlu adanya strategi atau cara-cara khusus yang diterapkan
kepada murid dalam proses belajar mengajar. Agar murid lebih mudah dalam

menerima materi diperlukan urutan- urutan yang jelas dalam mengajar.

Umur merupakan salah satu aspek yang sangat diperhatikan sejak zaman

dahulu. Hal ini dapat dilihat dari sejarah pendidikan seperti yang disebutkan oleh

Wisnu Wardhana (1978: 27-29) misalnya bangsa Yahudi dalam memberikan materi

pelajaran Theologi, Hukum, Kesenian Musik, Agama dan Syair mengenal 3

tingkatan menurut umurnya, yaitu:

1. untuk umur 6 tahun sampai 10 tahun

2. untuk umur 10 tahun sampai 15 tahun

3. untuk yang berumur lebih dari 15 tahun

Di Athena sejak abad 7 SM sudah mengembangkan sistem pendidikan dalam

usaha memajukan intelektualitas dimana sudah ada pembagian pendidikan, yaitu

melibatkan orang tua sebagai pendidik dari umur 0 tahun sampai 7 tahun dan mulai

diasuh oleh seorang Paedagogas. Paedagogas meneruskan bimbingan anak itu di

rumah, di sekolah, di lapangan olah raga sampai umur 18 tahun.

Materi yang diberikan oleh paedagogas adalah rendah hati, sopan santun,

sifat selalu mengkoreksi dir, meskipun program sekolah masih bersifat oecasional

(berubah- ubah). Tetapi sesudah anak berusia 18 tahun atau 19 tahun, mereka harus

menunjukkan rasa cinta tanah air dan mendaftarkan diri sebagai warga negara.

Disamping itu ada pendidikan informal yang berhubungan dengan eksistensi

anak tersebut dalam keluarga, lapangan sosial, ekonomi dan politik. Arah

pengembangannya adalah pengembangan individu mengenai badan, akal dan moral.

Kurikulum 2013 menyebutkan bahwa pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa

Sekolah Menengah Pertama berfungsi untuk:

a. Mengembangkan dasar-dasar kemampuan dalam berbahasa Inggris

b. Mengembangkan ketrampilan proses

c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk

meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari

d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling


mempengaruhi antara kemajuan Bahasa Inggris dan teknologi dengan keadaan

lingkungan dan pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari

e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan kemampuan berbahasa

Inggris, serta ketrampilan yang berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun

untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.

Kurikulum 2013 menyebutkan pengajaran Bahasa Inggris bagi siswa

Sekolah Menengah Pertama bertujuan agar siswa:

a. Memahami konsep-konsep bahasa Inggris dan keterkaitannya dengan kehidupan

sehari-hari

b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan kemampuan berbahasa

Inggris

c. Mempunyai minat untuk mempelajari bahasa Inggris

d. Bersikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab,

bekerja sama dan mandiri

e. Mampu menerapkan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dalam kehidupan

sehari- hari

f. Mampu berkomunikasi dengan orang asing


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Berdasarkan kurikulum 2013 menyebutkan bahwa bahan kajian inti Bahasa

Inggris dasar pada kelas VII A semester I mencakup bahasan menyebutkan istilah-

istilah keluarga dengan benar dan bercakap-cakap dengan kalimat sederhana tentang

keluarga.

Guna mewujudkan hasil belajar yang optimal, maka perlu strategi belajar

yang efektif dan efisien serta dapat menumbuhkan motivaasi belajar dan kreativitas

siswa serta menanamkan rasa tanggung jawab terhadap apa yang dipelajari. Dalam

penelitian ini akan menggunakan rancangan strategi belajar kelompok untuk

mengetahui pengaruhnya terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A

SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

Rancangan dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan

(action research). Dengan perkataan lain penerapan penelitian tindakan di dalam

kelas diharapkan mampu mendorong guru untuk memiliki kesadaran diri melakukan

refleksi dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran. Penelitian tindakan

merupakan proses daur ulang, mulai tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan

pemantauan, refleksi yang mungkin diikuti dengan perencanaan ulang (Waseso,

1994).

Dalam pelaksanaannya, penelitian tindakan dimulai dari pengumpulan dan

penyusunan data yang meliputi analisis dan interprestasi tentang arti data tersebut.

Penelitian tindakan merupakan intervensi skala kecil terhadap tindakan dunia nyata

dan pemeriksaan cermat terhadap pengaruh intervensi tersebut (Cohen dan

Mantion, 1980: Zuriah: 2003). Berpijak pada pandangan tersebut, maka penelitian

1 berdasarkan pada situasional


tindakan ini www KumDulanptk blocspot
dan bergaya comlapangan (Hopskin,
realitas

1985, 1993; Mc. Niff, 1992).


Rancangan dalam penelitian ini direncanakan melalui beberapa tahap

perencanaan, diantaranya:

(1) refleksi awal,

(2) peneliti merumuskan permasalahan secara operasional,

(3) peneliti merumuskan hipotesis tindakan dan

(4) menetapkan dan merumuskan rancangan tindakan.

Winarno Surachmad (1982 : 140) mengemukakan tentang sifat-sifat yang

terdapat dalam metode deskriptif sehingga dapat dipandang sebagai ciri khas

antara lain:

1. memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah yang ada pada masa

sekarang dan bersifat aktual

2. data yang dikumpulkan pada mulanya disusun, dijelaskan kemudian dianalisis.

Dalam rancangan penelitian ini dilskuksan suatu model kerja sama antara

guru dan siswa kelas VII A dalam belajar bahasa Inggris. Sebelum dilakukan

kegiatan belajar kelompok, maka guru terlebih dahulu melakukan evaluasi sistem

belajar yang telah dilakukan siswa kelas VII A dalam belajar bahasa Inggris selama

ini dihubungkan hasil belajar. Dari evaluasi tersebut akan diketahui kemampuan

siswa dalam metode belajar individu.

Guna mengetahui kemajuan siswa dalam belajar bahasa Inggris, maka

dilakukan rancangan belajar kelompok. Proses belajar ini dirancang dengan

berkelompok atau pembegian kelompok yang menggabungkan antara siswa pandai

dan kurang pandai. Belajar kelompok dilaksanakan dalam satu minggu dua kali.

Guru berperan sebagai pembimbing atau pengerah dalam menentukan topik

pembehasan dalam belajar kelompok. Kesulitan yang dihadapi oleh siswa harus

diupayakan dapat diselesaikan dalam satu kelompok. Jika dalam satu kelompok

tidak dapat menyelesaikan permasalahan belajar, maka akan dikonsultasikan


2 www KumDulanptk blocspot com

dengan guru kelas yang mengajar pelajaran bahasa Inggris.


B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi penelitian ini mempunyai arti tempat, pelaku dan kegiatan (Nasution,

1992). Lokasi penelitian dari aspek “tempat” adalah lokasi dimana tempat proses

pembelajaran berlangsung, yaitu kelas VII A SMP Negeri

2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

Adapun kegiatan belajar kelompok dilakukan dilakukan di tempat guru kelas

yang mengajar bahasa Inggris. Dari aspek “pelaku” adalah terdiri dari peneliti, guru

dan siswa kelas VII A yang terlibat dalam proses belajar. Dari aspek “kegiatan”

adalah melaksanakan kegiatan belajar kelompok sekali dalam satu minggu.

Kegiatan belajar kelompok ini bertujuan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap

hasil belajar bahasa Inggris pada siswa kelas VII A yang selam ini menggunakan

sistem belajar secara individu dengan hasil yang kurang memuaskan.

Sumber yang dapat memberikan informasi dan dapat membantu perluasan

teori merupakan subjek penelitian (Bogdan dan Biklen, 1990). Subjek penelitian ini

adalah guru dan siswa kelas VII A dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris

guna mengetahui pengaruh kegiatan belajar kelompok terhadap hasil belajar siswa

kelas VII A. Jumlah siswa kelas VII A yang terlibat dalam interaksi belajar

mengajar dan belajar kelompok adalah 25 siswa. Alasan pemilihan subjek penelitian

adalah untuk mengetahui Pengaruh Belajar Kelompok terhadap hasil belajar

Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe

Selatan, sehingga dapat diketahui manfaat belajar kelompok sebagai bentuk

peningkatan mutu hasil belajar Bahasa Inggris.

C. Langkah-langkah Penelitian

Kegiatan peneliti dalam upaya mengetahui pengaruh belajar kelompok

terhadap hasil belajar Bahasa Inggris pada siswa kelas VII A, maka dilakukan

langkah-langkah penelitian sebagai berikut.

a. Observasi penelitian. Tahap ini merupakan tahap orientasi lapangan dengan


3 www KumDulanptk blocspot com
tujuan untuk mengenali segala unsur lingkungan fisik dan alam sekitar.

Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan selama di lapangan,


peneliti berusaha berinteraksi dengan subjek secara aktif, sebab observasi

adalah kegiatan selektif dari suatu proses aktif yang dimaksudkan untuk

mengetahui keadaan objek penelitian sebelum peneliti melakukan penelitian

sesuai dengan kenyataan yang ada (Nasution, 1998).

b. Penentuan lokasi penelitian. Tahap ini memastikan bahwa SMP Negeri

2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dijadikan sebagai latar penelitian

dengan pertimbangan tempat yang diteliti tersedia sumber data yang cukup.

Pengumpulan data awal untuk memfokuskan masalah penelitian dilakukan

peneliti dengan mengadakan pengamatan langsung. Hal ini dimaksudkan agar

mendapatkan data yang valid dan realible sesuai dengan kondisi objek

penelitian. Dengan melakukan pengamatan langsung, maka peneliti akan

memperoleh catatan lapangan yang dapat dipertanggung jawabkan. Catatan

lapangan merupakan jantungnya penelitian kualitatif, dimana memposisikan

manusia sebagai instrumen utama dalam pengumpulan data (Maleong, 1995).

Kehadiran peneliti di lapangan sangat diutamakan, sebab dalam

pengumpulan data harus dilakukan dalam situasi yang sebenarnya. Pentingnya

pengamatan dalam penelitian kualitatif diantaranya :

(1) pengamatan ini didasarkan pada pengamatan langsung,

(2) dapat mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada kondisi

yang sebenarnya,

(3) memungkinkan mencatat situasi yang berkaitan dengan pengetahuan

proporsional maupun pengetahuan langsung diperoleh dari data,

(4) menghindari bias pada saat wawancara,

(5) peneliti mampu memahami situasi rumit, dan

(6) membantu bila tidak memungkinkan menggunakan teknik komunikasi.

d. Melakukan penelitian terhadap 25 siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe


4 www KumDulanptk blocspot com
Selatan Kab. Konawe Selatan dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris.

Dalam pengamatan ini memfokuskan pada kemampuan siswa kelas VII A dalam
belajar Bahasa Inggris sebelum diberlakukannya kegiatan belajar kelompok.

e. Melakukan wawancara terhadap guru dan siswa tentang kesulitan belajar Bahasa

Inggris dan hasil belajar yang dicapai dengan metode belajar individu.

Selanjutnya melakukan tes awal untuk mengetahui kemampuan siswa dalam

penguasaan Bahasa Inggris secara keseluruhan sebelum diberlakukannya belajar

kelompok.

f. Melakukan rencana kegiatan belajar kelompok untuk siswa kelas VII A dengan

menggunakan sistem pembagian kelompok yang dilaksanakan dalam setiap minggu.

Setelah kegiatan belajar kelompok berjalan selama empat bulan, maka dilakukan

evaluasi dengan melaksanakan tes Bahasa Inggris untuk mengetahui

perkembangan kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris dengan strategi

belajar kelompok.

g. Melakukan pengumpulan data terhadap hasil tes I dan II. Pengumpulan data juga

dilakukan dengan wawancara langsung terhadap guru dan siswa.

h. Setelah data terkumpul selanjutnya diidentifikasi dan mendeskripsikan hasil

identifikasi kemudian dan memaparkan hasil penelitian secara kualitatif sesuai

dengan fokus penelitian.

D. Instrumen Penelitian

Jenis instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan, antara lain

observasi, wawancara, catatan lapangan, angket dan dokumentasi (Zuriah, 2003).

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan meliputi (1)

observasi, (2) wawancara, (3) pemberian tes dan (4) dokumentasi.

a. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Pengamatan dan pencatatan

ini dilakukan terhadap objek di tempat kejadian atau berlangsungnya peristiwa

(Zuriah,
5 2003). Ada dua jeniswww
observasi yangblocspot
KumDulanptk dilakukan
com antara lain : (1)

observasi langsung, yaitu observasi yang dilakukan dimana observer berada

bersama objek yang diselidiki, dan (2) observasi tidak langsung, yaitu observasi
atau pengamatan yang dilakukan tidak pada saat berlangsungnya suatu peristiwa

yang akan diteliti. Penelitian ini melakukan observasi langsung terhadap kegiatan

belajar kelompok siswa kelas VII A dengan bimbingan guru Bahasa Inggris

dan proses belajar mengajar untuk mengetahui pengaruhnya terhadap hasil

belajar Bahasa Inggris.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu prosedur terpenting untuk

mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif, karena banyak informasi yang

diperoleh peneliti melalui wawancara. Wawancara merupakan metode

pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antara peneliti

dengan responden (Zuriah, 2003). Wawancara adalah suatu percakapan yang

bertujuan memperoleh konstruksi yang terjadi sekarang tentang orang, kejadian,

aktifitas, organisasi, perasaan, motivasi, pengakuan, kerisauan dan sebagainya

(Arifin, 1998). Maksud wawancara antara lain untuk mengkonstruksi mengenai

orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan kepedulian

dan lain-lain (Maleong, 2000).

Peneliti melakukan wawancara untuk memperoleh data sesuai dengan

kenyataan pada saat peneliti melakukan wawancara. Wawancara dalam

penelitian ini ditujukan kepada guru Bahasa Inggris dan siswa kelas VII A

Sekolah Menengah Pertama. Wawancara dalam penelitian ini menggunakan

jenis wawancara mendalam yang tak terstruktur. Dengan wawancara tak

terstruktur akan diperoleh informasi sebanyak-banyaknya yang rahasia dan

sensitif sifatnya, serta memungkinkan sekali catat semua respon efektif

informan yang tampak selama wawancara berlangsung (Bafadal, 1994). Dalam

pelaksanaan wawancara terlebih dahulu disusun garis-garis besar pernyataan

yang disampaikan kepada informan berdasarkan pada fokus dan sub fokus
6 www KumDulanptk blocspot com
penelitian.

c. Pemberian tes
Pemberian tes dilakukan untuk mengetahui kemampuan dasar siswa

kelas VII A dalam pelajaran Bahasa Inggris dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar. Pemberian tes ini dilakukan sebanyak dua kali, yaitu sebelum

dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok (tes I) dan sesudah dilaksanakannya

kegiatan belajar kelompok (tes II). Pada dasarnya pemberian tes dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas

VII A terhadap pelajaran Bahasa Inggris sebelum dan sesudah dilaksanakannya

belajar kelompok.

d. Dokumentasi

Pendokumentasian adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan

tertulis, terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang

penelitian. Dapat pula dikatakan bahwa data adalah hasil pengamatan,

manifestasi fakta atau kejadian spesifik.

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data menggunakan teknik

observasi, wawancara, pemberian tes dan dokumentasi. Observasi dilakukan

pada proses belajar mengajar Bahasa Inggris kelas VII A dengan strategi belajar

kelompok. Teknik wawancara dilakukan peneliti terhadap guru Bahasa Inggris

kelas VII A untuk mengetahui sistem belajar yang dilakukan selama ini, yaitu

dengan belajar sendiri- sendiri dan pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa

Inggris. Selain wawancara dilakukan untuk mengetahui perkembangan

kemampuan siswa setelah melaksanakan kegiatan belajar kelompok dan

pengaruhnya terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. Pengumpulan data dalam

penelitian selain data primer juga menggunakan data sekunder sebagai acuan,

yaitu berdasarkan teori-teori dan studi pustaka. Berikut ini penjelasan metode

wawancara dan metode pemberian tes yang dilakukan untuk mengetahui


7 www KumDulanptk blocspot com
kemampuan siswa dalam belajar Bahasa Inggris dengan sistem belajar

kelompok.
a. Metode wawancara digunakan untuk meraih data kesulitan belajar siswa

kelas VII A dalam belajar Bahasa Inggris. Dengan wawancara ini akan

diketahui manfaat yang dapat diambil oleh siswa kelas VII A dalam belajar

kelompok dibandingkan dengan belajar individu. Metode wawancara juga

berguna untuk mengetahui perkembangan belajar siswa kelas VII A dalam

pelajaran Bahasa Inggris yang telah diberikan oleh guru. Bimbingan dan

pengawasan terhadap siswa selama belajar kelompok akan memberikan

gambaran untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kegiatan

belajar kelompok.

b. Metode tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VII A

dengan belajar individu dan belajar kelompok. Dengan menggunakan tes

akan diketahui perkembangan hasil belajar siswa kelas VII A sebelum

menggunakan sistem belajar kelompok dan setelah menggunakan sistem

belajar kelompok. Selain itu dengan metode pemberian tes, maka akan dapat

diketahui pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar Bahasa Inggris

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

E. Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, selanjutnya data tersebut perlu diolah atau

dianalisis untuk dijadikan informasi. Sebelum diolah, data yang terkumpul perlu

diseleksi terlebih dahulu atas dasar reliabilitas dan validitasnya. Data yang rendah

reabilitas dan validitasnya digugurkan atau dilengkapi dengan subtitusi. Data yang

telah lulus dalam seleksi lalu diolah atau dianalisis merupakan suatu informasi yang

siap untuk dievaluasi dan diinterpretasi.

Analisis data merupakan proses yang merinci usaha secara formal untuk

menemukan tema dan merumuskan hipotesis sesuai dengan arah dan saran data

yang ada. Analisis merupakan proses penyusunan data agar dapat ditafsirkan.
8
Dalam analisis www KumDulanptk
data terdapat proses mencari danblocspot com secara sistematis
mengatur

transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun
oleh peneliti (Bogdan dan Biklen, 1982).

Pekerjaan analisis meliputi kegiatan mengerjakan data, menata, membagi

menjadi satuan-satuan yang dapat dikelola, mensintesiskan, mencari pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang akan peneliti laporkan. Analisis data

adalah proses pengorganisasian dan pengurutan data ke dalam pola, kategori dan

satuan uraian dasar, sehingga dapat ditemukan tema seperti yng disarankan oleh

data (Maleong, 1995).

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif. Dengan maksud bahwa penelitian deskriptif dirancang untuk

memperoleh informasi tentang status gejala pada saat penelitian dilakukan.

Setelah data hasil penelitian terkumpul, maka selanjutnya data tersebut disusun

secara sistematis. Dengan cara diorganisir, kemudian dikerjakan yang akhirnya data

tersebut diungkap permasalahannya yang penting sesuai dengan topik yang sesuai

dengan permasalahan. Beberapa alur kegiatan dalam analisis deskriptif yang

menjadi satu kesatuan yang tak dapat dipisahkan, antara lain :

a. Reduksi data, pada teknik ini peneliti melakukan proses pemilahan, pemusatan

perhatian untuk penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data mentah

atau data kasar yang muncul dari catatan-catatan di lapangan. Laporan lapangan

sebagai bahan mentah direduksi, diringkas, ditonjolkan pokok-pokoknya dan

disusun lebih sistematis, sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang

direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hasil

pengamatan, juga memberikan kemudahan bagi peneliti dalam mendapatkan

kembali data yang diperoleh jika diperlukan.

b. Penyajian data, teknik ini memaparkan hasil temuan secara narasi.

c. Penarikan kesimpulan atau verifıkasi, teknik ini peneliti berusaha agar dapat

menggambarkan kerepresentatifan suatu peristiwa, kejadian atau suatu subjek.

F. Penyiapan9 Partisipan www KumDulanptk blocspot com

Penelitian ini dilandasi prinsip kolaborasi, partisipatoris dan kooperatif, maka


kegiatan penyiapan partisipan dipandang perlu untuk dilakukan. Kegiatan pelatihan

diawali dengan diskusi tentang desain belajar kelompok yang akan direpakan,

diikuti dengan latihan menerapkan kegiatan belajar kelompok Bahasa Inggris

berasarkan pembagian belajar kelompok belajar dan pokok bahasan yang akan

didiskusikan dan belajar kelompok.

Peneliti dan guru kelas melakukan diskusi tentang desain belajar kelompok

Bahasa Inggris yang tepat dan memfokuskan pada pemahaman siswa tentang pokok

bahasab dalam setiap kegiatan belajar. Guru dan siswa kelas VII A selanjutnya

melaksanakan kegiatan belajar kelompok Bahasa Inggris dengan memperhatikan

reaksi siswa dalam menunjukkan sikap dan perkembangan kemajuan belajar

Bahasa Inggris.

10 www KumDulanptk blocspot com


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Perencanaan sebagai studi pendahuluan dalam penelitian ini, sehingga

langkah awal dalam melakukan penelitian ini adalah wawancara dengan guru kelas

VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan, untuk mengadakan

penelitian dengan memberikan strategi belajar kelompok yang akan dilaksanakan

oleh siswa kelas VII A atas bimbingan guru kelas, maka rencana yang dibuat adalah

menyusun soal tes I untuk mengetahui kemampuan dasar siswa kelas VII A dalam

belajar Bahsa Inggris dengan menggunakan sistem belajar individu. Rencana

selanjutnya adalah merancang strategi belajar kelompok dengan membagi siswa

kelas VII A menjadi empat kelompok belajar yang masing-msing kelompok terdiri

dari 7 siswa. Kemudian merancang soal yang akan diberikan pada tes II untuk

mengetahui perkembangan hsil belajar kelompok dan pengaruhnya terhadap hasil

belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII A.

Hasil penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VII A

SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan tentang strategi belajar

kelompok terhadap hasil belajar Bahasa Inggris belajar kelompok terhadap hsil

belajar Bahasa Inggris diuraikan dalam paparan data dan temuan penelitian.

Penyajian data berupa tabel-tabel yang diperoleh dari kegiatan observasi,

wawancara, pemberian tes dan dokumentasi. Pengembangan hasil penelitian ini

mengarah pada aktifitas siswa kelas VII A dalam belajar Bahasa Inggris. Aktifitas

siswa yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan belajar kelompok yang

dilaksanakan dua kali semi8nggu dengan bimbingan guru kelas.

Kegiatan belajar kelompok akan memberikan gambaran terhadap perkembangan


11 www KumDulanptk blocspot com
hasil belajar siswa kelas VII A dalam belajar Bahasa Inggris. Perubahan yang terjadi

dalam diri siswa sebagai dampak dari kegiatan belajar kelompok akan dinilai
berdasarkan motivasi belajar dan kualitas hasil belajar. Peranan guru dan orang

tua dapat mendukung kegiatan belajar kelompok dalam upaya meningkatkan hasil

belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII A. Peningkatan kualitas siswa dalam belajar

kelompok dan motivasi belajar Bahasa Inggris akan membawa perubahan yang

berarti dalam memberikan konstribusi terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa

kelas VII A.

1. Paparan Data

Dalam paparan data hasul penelitian ini akan diungkapkan beberapa

hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar kelompok dan pengaruhnya

terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII A.

Kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas VII A pada tahun

pelajaran 2007/2008 mengalami berbagai kendala yang berhubungan dengan

rendahnya nilai Bahasa Inggris akibat kesulitan belajar dan kurang minat

terhadap pelajaran Bahasa Inggris karena dianggap sulit, sehingga motivasi

belajar siswa menurun. Kenyataan ini ditunjukkan dengan hasil belajar Bahasa

Inggris masih rendah dari target yang diinginkan. Beberapa Sekolah Menengah

Pertama mengalami masalah yang sama dengan ketegori tingkat kesulitan

belajar yang berbeda. Berdasarkan kualitas hasil belajar yang rendah tersebut,

maka peneliti mencoba memberikan metode belajar bagi siswa dengan

menggunakan sistem belajar kelompok. Kegiatan belajar kelompok

dilaksanakan oleh siswa kelas VII A dalam belajar Bahasa Inggris yang

dilaksanakan dua kali dalam seminggu dengan bimbingan guru kelas.

Secara umum kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris kelas VII A dapat

dijabarkan sebagai berikut :

a. Dalam setiap pertemuan menunjukkan adanya siswa kelas VII A yang

mengalami kesulitan belajar Bahasa Inggris dan cenderung kurang


12 www KumDulanptk blocspot com
bersemangat.

b. Beberapa siswa menunjukkan semangat yang tinggi dalam mengikuti


pelajaran Bahasa Inggris.

c. Belajar Bahasa Inggris secara kualitas belum terpenuhi, namun secara

kuantitas semua siswa melakukan proses belajar mengajar sesuai jadwal yang

ditentukan.

d. Sistem belajar siswa masih bersifat individu, yaitu siswa cenderung pasif dan

mengatasi kesulitannya sendiri tanpa adanya diskusi aktif dan tidak saling

memberikan informasi.

e. Informasi guru mengatakan bahwa kesulitan belajar siswa kelas VII A

disebabkan oleh faktor internal siswa, namun demikian faktor eksternal dari

lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga kurang diperhatikan.

f. Kegiatan belajar kelompok dan pembagian tugas kelompok dalam

pengajaran Bahasa Inggris menunjukkan adanya kemajuan siswa dalam

mengatasi kesulitan belajar dan menunjukkan kemajuan terhadap hasil beljar

siswa kelas VII A.

Berdasarkan cara belajar siswa kelas VII A dengan sistem belajar individu

dan kesulitan belajar siswa serta belum dikembangkan metode belajar kelompok,

maka peneliti mencoba memberikan alternatif belajar kelompok untuk

meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP Negeri 2

Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

Pembelajaran I Perlakuan terhadap sistem belajar secara individu dengan

melakukan evaluasi melalui tes I untuk mengetahui kualitas

hasil belajar siswa kelas VII A dalam mata pelajaran Bahasa

Inggris.

Pembelajaran II : Perlakuan terhadap sistem belajar kelompok dengan

melakukan evaluasi melalui tes II untuk mngetahui kualitas

13 hasil belajar www


siswKumDulanptk
kelas VII Ablocspot
dalam com
mata pelajaran Bahasa

Inggris.
2. Temuan Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan paparan data tentang strategi belajar

kelompok yang dilaksanakan oleh siswa kelas VII A, maka ada beberapa temuan

penelitian yang mengarah pada kreatifitas dan motivasi belajar siswa kelas VII

A. Temuan tersebut menunjukkan perubahan sikap siswa sebelum

dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok dan sesudah dilaksanakannya

belajar kelompok. Siswa mengalami perubahan sikap cenderung lebih percaya

diri, tanggung jawab, kreatif dan mempunyai motivasi belajar yang meningkat.

Kebanyakan siswa yang kurang kreatif dan pasif dalam belajar Bahasa

Inggris serta mempunyai motivasi belajar yang cenderung rendah sebelum

direpakannya kegiatan belajar kelompok. Setelah dilaksanakan belajar

kelompok, siswa mempunyai kreatifitas dan motivasi belajar yang meningkat.

Temuan penelitian lain adalah adanya peningkatan hasil belajar Bahasa Inggris

setelah dilaksanakannya kegiatan belajar kelompok.

Paparan data dan temuan penelitian disajikan melalui beberapa tabel

sebagai berikut yang menunjukkan kegiatan belajar kelompok dan hasil

beljar Bahasa Inggris siswa kelas VII A, sehingga akan diketahui pengaruh

belajar kelompok terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP

Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan dalam paparan data dan temuan

penelitian, maka dapat dilakukan pembahasan yang berhubungan dengan

kegiatan belajar kelompok dalam meningkatkan hasil belajar Bahasa Inggris

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

Pembahasan ini mencakup tiga hal pokok yang berhubungan dengan permasalahan
14 www KumDulanptk blocspot com
yang telah dirumuskan, yaitu:

(1) bagaimana strategi belajar kelompok yang diterapkaqn pada siswa kelas VII A
SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dalam belajar bahasa

Inggris,

(2) apakah belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris

siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dan

(3) bagaimana kontribusi belajar kelompok terhadap perilaku siswa kelas VII A

SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan dikaitkan dengan hasil

belajar bahasa Inggris.

Berikut ini hasil pembahasan berdasarkan tiga masalah yang telah

dirumuskan berdasarkan hasil penelitian terhadap siswa kelas VII A SMP Negeri 2

Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan.

1. Penerapan Strategi Belajar Kelompok

Belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII A dalam

belajar bahasa Inggris menggunakan sistem pembagian jumlah siswa, yaitu 25

siswa dibagi dalam empat kelompok (lihat tabel 1). Pembagian kelompok ini

didasarkan atas tercapainya dua kategori siswa yang berbeda, yaitu: ada

siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Pencampuran ini

dimaksudkan agar siswa yang kurang pandai dapat belajar kepada siswa yang

pandai, begitu pula sebaliknya siswa yang pandai agar dapat membantu siswa

atau temannya yang kurang pandai.

Topik bahasan dalam setiap belajar kelompok disesuaikan dengan

materi yang akan diajarkan pada pengajaran di kelas. Guru kelas bertugas

memberikan pengawasan dan pengarahan belajar kelompok dengan memberikan

tekanan pokok bahasan yang paling dianggap sulit oleh siswa kelas VII A

dalam belajar bahasa Inggris.

Kelompok I diketuai oleh Erin Desiana yang bertugas mengkoordinir

teman-15teman dalam kelompoknya


wwwuntuk melaksanakan
KumDulanptk blocspottugas
com belajar kelompok

yang dilaksanakan pada setiap hasi Selasa. Kelompok II diketuai oleh


Jumaroh Indani yang bertugas mengkoordinir teman-teman dalam

kelompoknya untuk melaksanakan kegiatan belajar kelompok yang juga

dilaksanakan setiap hari Selasa. Kelompok III diketuai oleh Lina Hartatik

yang bertugas mengkoordinir teman- teman dalam kelompoknya untuk

melaksanakan kegiatan belajar kelompok yang dilakasanakan pada setiap hari

Rabu. Kelompok IV diketuai oleh Rangga Fatrotun yang bertugas

mengkoordinir teman-teman dalam kelompoknya untuk melaksanakan tugas

kegiatan belajar kelompok yang dilaksanakan pada setiap hari Kamis.

Kegiatan belajar kelompok ini berlangsung selama lima (5) bulan,

kemudian dilakukan evaluasi dengan melaksanakan tes II pada akhir bulan

pertama untuk mengukur kemajuan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII

A melalui belajar kelompok (lihat tabel 3). Perkembangan kemajuan siswa dapat

terdeteksi secara rinci dengan melakukan ulangan harian guna mengetahui

pengaruh belajar kelompok terhadap hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII

A. Pemberian tes dilakukan dengan mengedepankan jenis dan bobot soal yang

sama antara soal tes I dan II yang mencakup keseluruhan pokok bahasan dalam

pelajarab bahasa Inggris.

2. Belajar Kelompok dan Hasil Belajar Bahasa Inggris

Belajar kelompok yang diterapkan pada siswa kelas VII A dalam

pelajaran bahasa Inggris membawa apengtaruh terhadap hasil belajar bahasa

Inggris. Setelah dilakukan tes I yang merupakan hasil belajar secara individu

menunjukkan kecenderungan nilai bahasa Inggris dibawah standart, yaitu masih

rendah (lihat tabel 2). Setelah dilaksanakan belajar kelompok dengan melakukan

evaluasi melalui pelaksanaan ulangan harian dan tes II menunjukkan hasil yang

sangat positif terhadap mkemajuan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A

(lihat tabel 3). Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan adanya pengaruh yang

cukup 16
signifikan antara sistem www KumDulanptk
belajar kelompok blocspot com
yang diterapkan dengan hasil

belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A.


Pengaruh belajar kelompok terhadap peningkatan hasil belajar hampir

dialami oleh semua siswa, meskipun peningkatan hasi belajar masih tergolong

kecil. Peningkatan hasil belajar rata-rata naik 5 angka, sedangkan siswa yang

tidak mengalami peningkatan atau tetap sebanyak 8 anak dengan ketentuan

pelaksanaan tes diukur berdasarkan dari tes I dan II (lihat tabel 4). Hasil tes I

dan tes II menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa secara

keseluruhan, hal ini menunjukkan bahwa belajar kelompok dapat meningkatkan

hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A (lihat tabel 4).

Hasil belajar yang telah dievaluasi melalui pelaksanaan tes II dapat

membuktikan bahwa pelaksanaan belajar kelompok selama 1 bulan atau 8

kali pertemuan membawa dampak terhadap peningkatan hasil belajar bahasa

Inggris pada siswa kelas VII A. Siswa yang pandai berperan besar dalam

membantu siswa yang kurang pandai dalam diskusi belajar kelompok. Hasil

penelitian ini membuktikan bahwa belajar kelompok dapat meningkatkan hasil

belajar bahasa Inggris pada siswa kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan

Kab. Konawe Selatan.

3. Kontribusi Belajar Kelompok Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris

Belajar kelompok memberikan kontribusi terhadap perubahan perilaku siswa

dalam belajar dan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A. Kontribusi

belajar kelompok membawa perubahan perilaku dan hasil belajar siswa kelas VII

A sangat dirasakan dalam proses belajar dan mengajar.

Kontribusi belajar kelompok terhadap hasil belajar bahasa Inggris

ditandai dengan perubahan sikap kelas VII A, antara lain:

a. Siswa kelas VII A lebih kreatif dalam berfikir, yaitu mulai mampu

mengembangkan hasil pengajaran yang diberikan oleh guru dengan

melakukan diskusi dengan teman satu kelas dan mampu memberikan

pendapat, ide dan gagasan terhadap sesama teman tentang kesulitan belajar
17 www KumDulanptk blocspot com
yang dihadapinya, sehingga dengan belajar kelompok dapat memberikan

kontribusi positif terhadap meningkatnya hasil belajar bahasa Inggris.


b. Siswa kelas VII A lebih bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proses

belajar mengajar. Sikap bertanggung jawab ini tidak terbatas pada pelajaran

tertentu, namun pada hampir semua mata pelajaran yang diajarkan.

c. Siswa kelas VII A mulai menunjukkan sikap percaya diri, meskipun tida

semua siswa mengalami perubaham sikap tersebut. Kepercayaan diri tersebut

ditunjukkan dengan keberanian menjawab pertanyaan dan mengerjakan soal

di depan kelas, meskipun hasil jaawaban belum tentu benar. Selain itu

hubungan dengan guru dan sesama teman cenderung lebih aktif dan tidak

malu-malu.

d. Siswa kelas VII A menunjukkan perkembangan motivasi belajar khususnya

pada mata pelajaran bahasa Inggris. Selam ini motivasi belajar siswa kelas

VII A masih rendah, karena dilakukan secara individu. Setelah diterapkan

belajar secara berkelompok, siswa lebih termotivasi dan bersemangat dalam

belajar melalui pembagian kelompok. Salah satu alasan siswa mengalami

perubahan motivasi belajar mengatakan bahwa dengan belajar kelompok

lebih menyenangkan dan bisa berdiskusi memecahkan dengan teman-

temannya.

Kontribusi belajar kelompok selain membawa perubahan sikap kelas VII

A juga membawa pada perubahan hasil belajar siswa, yaitu adanya peningkatan

hasil belajar bahasa Inggris yang menjadi target. Kontribusi belajar kelompok

terhadap hasil belajar siswa dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Siswa kelas VII A mengalami peningkatan kemampuan dalam mengerjakan

soal- soal yang indoor directions.

b. Siswa kelas VII A mengalami peningkatan hasil belajar bahasa Inggris dan

berpengaruh terhadap peningkatan hasil pelajaran lainnya, karena belajar

kelompok mulai juga diterapkan pada sistem belajar mata pelajaran yang

lain.
18 www KumDulanptk blocspot com
c. Siswa kelas VII A menunjukkan perkembangan sikap mental untuk lebih

berani bertanya tentang kesulitan belajar yang dihadapinya dan pebgerjaan


soal yang dianggap sulit dan perlu penjelasan secara lebih detail oleh gur

yang bersangkutan. Dari kemampuan tersebut, siswa kelas VII A telah

memupuk kemampuannya dengan mengandalkan sikap berani bertanya di

depan umum tentang masalah kesulitan mengerjakan soal.

d. Belajar kelompok memberikan masukan yang beragamdari sudut pandang

yang berbeda antara anggota kelompok, sehingga siswa diajarkan untuk bisa

saling berdiskusi dengan mengutarakan pendapatnya. Dengan melalui diskusi

dalam mengerjakan soal dan memecahkan masalah bahasa Inggris yang

dihadapinya, maka siswa diajarkan untuk musyawarah. Terbukti dengan

belajar kelompok, siswa kelas VII A mampu meningkatkan hasil belajarnya.

19 www KumDulanptk blocspot com


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan rumusan masalah dan pembahasan tentang strategi belajar

kelompok dalam meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A SMP

Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

a. Strategi belajar kelompok dengan membagi siswa kelas VII A menjadi

empat kelompok yang masing-masing terdiri dari 6 - 7 siswa dan memadukan

kemampuan siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai dalam satu

kelompok belajar akan membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi

belajar kelompok dalam belajar bahasa Inggris lebih efektif dan efisien

dibandingkan dengan sistem belajar secara individu.

b. Belajar kelompok dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris pada siswa

kelas VII A SMP Negeri 2 Konawe Selatan Kab. Konawe Selatan. Semakin

kontinyu belajar kelompok dilaksanakan, maka semakin meningkat hasil belajar

bahasa Inggris yang dicapai oleh siswa kelas VII A.

c. Belajar kelompok memberikan kontribusi positif terhadap perubahan perilaku

dan hasil belajar bahasa Inggris siswa kelas VII A. Perubahan perilaku yang

disebabkan oleh kegiatan belajar kelompok, yaitu:

(1) siswa lebih kreatif,

(2) siswa lebih bertanggung jawab,

(3) siswa lebih percaya diri dan

(4) motivasi belajar meningkat. Sedangkan kontribusi belajar kelompok

terhadap hasil belajar bahasa Inggris ditunjukkan melalui:

a. 20 www KumDulanotk
kemampuan siswa meningkat blocsoot com
dalam mengerjakan soal tentang This is

my family
b. hasil belajar bahasa Inggris meningkat

c. perubahan sikap dan mental dengan berani bertanya tentang kesulitan

belajar dan

d. siswa berani mengutarakan ide, gagasan dalam pengajaran.

B. Saran

Dengan penulisan laporan penelitian ini diharapkan agar para guru khususnya

guru kelas yang mengajarkan bahasa Inggris dapat menerapkan strategi belajar

kelompok dan bimbingan belajar terhadap siswa kelas VII A dalam upaya

meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris. Disarankan agara sistem belajar

kelompok dapat dikembangkan dalam pelajaran yang lain, sehingga dapat

bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan hasil belajarnya.

Dengan temuan penelitian diharapkan guru dapat menyelami dan memahami

kesulitan belajar yang dialami oleh siswa kelas VII A terutama dalam belajar

bahasa Inggris, kemudian dilakukan pemecahan melalui belajar kelompok

dengan memfokuskan pada kesulitan utama yang dialami oleh siswa.

Disarankan kepada semua fıhak termasuk guru (sekolah), orang tua, siswa

dan masyarakat untuk saling bekerja sama dalam melancarkan kegiatan belajar

kelompok dalam upaya meningkatkan hasil belajar anak. Diharapkan sistem belajar

kelompok ini dapat dilaksanakan pada semua kelas dan semua mata pelajaran.

21 www KumDulanotk blocsoot com


Tabel I

Pembagian Kelompok Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VII A

Kelompok Belajar
No. Nama Siswa 1 2 3 4
1 Erin Desiana
2 Slamet Ichomari
3 Imam Arifin
4 Hariyanto
5 Sugeng Widodo
6 Aris Wirdatama
7 Jumaroh Indani
8 Mukhamad Nurwahid
9 Mukhamad Ridwan
10 Nurul kholifatul
11 Puji Rahayu
12 Desi Vitasari
13 Lina Hartatik
14 Antok Krisdiyanto
15 Suci Retraningtyas
16 Doninta Tri Setyani
17 Fiki Puji Efendi
18 Susmiati
19 Fatrotun
20 Moh. Zaenal L. Ari Asta
21 Siti Malikah
22 Lilis Suryaningsih
23 Rudi Susanto
24 Tedi Susanto
25 Moh. Dahrul

Keterangan
1. Kelompok belajar I
2. Kelompok belajar II
3. Kelompok belajar III
4. Kelompok belajar IV

22
Tabel 2

Treatment I Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VII A Sebelum Kegiatan
Belajar Kelompok

Hasil Tes Bahasa Inggris


No. Nama Siswa Nila Kriteri
i a
1 Erin Desiana 35 Kurang
2 Slamet Ichomari 50 Kurang
3 Imam Arifin 45 Kurang
4 Hariyanto 55 Cukup
5 Sugeng Widodo 55 Cukup
6 Aris Wirdatama 60 Cukup
7 Jumaroh Indani 60 Cukup
8 Mukhamad Nurwahid 70 Baik
9 Mukhamad Ridwan 65 Cukup
10 Nurul kholifatul 45 Kurang
11 Puji Rahayu 55 Cukup
12 Desi Vitasari 65 Cukup
13 Lina Hartatik 75 Baik
14 Antok Krisdiyanto 55 Cukup
15 Suci Retraningtyas 75 Baik
16 Doninta Tri Setyani 50 Kurang
17 Fiki Puji Efendi 35 Kurang
18 Susmiati 50 Kurang
19 Fatrotun 45 Kurang
20 Moh. Zaenal L. Ari Asta 55 Cukup
21 Siti Malikah 55 Cukup
22 Lilis Suryaningsih 60 Cukup
23 Rudi Susanto 60 Cukup
24 Tedi Susanto 70 Baik
25 Moh. Dahrul 55 Cukup

Keterangan :
a. Nilai di bawah 35 : Sangat kurang
b. Nilai 35 — 59 : Kurang
c. Nilai 60 — 69 : Cukup
d. Nilai 70 — 79 : Baik
e. Nilai 80 — 89 : Sangat Baik
f. Nilai 90 ke atas : Istimewa
23
Tabel 3

Treatment II Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VII A Setelah Dilaksanakan
Kegiatan Belajar Kelompok

Hasil Tes Bahasa Inggris


No. Nama Siswa
Nila Kriteri
i a
1 Erin Desiana 35 Kurang
2 Slamet Ichomari 55 Kurang
3 Imam Arifin 55 Kurang
4 Hariyanto 65 Cukup
5 Sugeng Widodo 60 Cukup
6 Aris Wirdatama 60 Cukup
7 Jumaroh Indani 65 Cukup
8 Mukhamad Nurwahid 75 Baik
9 Mukhamad Ridwan 65 Cukup
10 Nurul kholifatul 55 Kurang
11 Puji Rahayu 65 Cukup
12 Desi Vitasari 70 Baik
13 Lina Hartatik 75 Baik
14 Antok Krisdiyanto 60 Cukup
15 Suci Retraningtyas 80 Baik
16 Doninta Tri Setyani 55 Kurang
17 Fiki Puji Efendi 35 Kurang
18 Susmiati 55 Kurang
19 Fatrotun 55 Kurang
20 Moh. Zaenal L. Ari Asta 65 Cukup
21 Siti Malikah 60 Cukup
22 Lilis Suryaningsih 60 Cukup
23 Rudi Susanto 65 Cukup
24 Tedi Susanto 75 Baik
25 Moh. Dahrul 60 Cukup

Keterangan :
a. Nilai di bawah 35 : Sangat kurang
b. Nilai 35 — 59 : Kurang
c. Nilai 6—0 69 : Cukup
d. Nilai 70 — 79 : Baik
e. Nilai 80 — 89 : Sangat Baik
f. Nilai 90 ke atas : Istimewa

24
Tabel 4
Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Kelas VII A Berdasarkan Tes I dan II

Hasil Tes Bahasa Inggris


No. Nama Siswa Kriteria
I II
1 Erin Desiana 35 35 Tetap
2 Slamet Ichomari 50 55 Naik
3 Imam Arifin 45 55 Naik
4 Hariyanto 55 65 Naik
5 Sugeng Widodo 55 60 Naik
6 Aris Wirdatama 60 60 Tetap
7 Jumaroh Indani 60 65 Naik
8 Mukhamad Nurwahid 70 75 Naik
9 Mukhamad Ridwan 65 65 Tetap
10 Nurul Kholifatul 45 55 Naik
11 Puji Rahayu 55 65 Naik
12 Desi Vitasari 65 70 Naik
13 Lina Hartatik 75 75 Tetap
14 Antok Krisdiyanto 55 60 Naik
15 Suci Retraningtyas 75 80 Naik
16 Doninta Tri Setyani 50 55 Naik
17 Fiki Puji Efendi 35 35 Tetap
18 Susmiati 50 55 Naik
19 Fatrotun 45 55 Naik
20 Moh. Zaenal L. Ari 55 65 Naik
A.
21 Siti Malikah 55 60 Naik
22 Lilis Suryaningsih 60 60 Tetap
23 Rudi Susanto 60 65 Naik
24 Tedi Susanto 70 75 Naik
25 Moh. Dahrul 55 60 Naik

Keterangan

I : Hasil Tes I sebelum dilaksanakan belajar kelompok

II : Hasil Tes II setelah dilaksanakan belajar kelompok (evaluasi)


III

25
DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, I. 1994. Proses Perubahan Di Sekolah. Desertasi Program Pasca Sarjana


IKIP Konawe Selatan.
Bogdan, R.C. & Biklen, S.K. 1982. Qualitative Research In Education. Boston : Allyn
& Bacon.
Hamalik, Oemar. 1983. Metode Belajar Dan Kesulitan-kesulitan Belajar. Bandung:
Tarsito.
.........2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. PT. Bumi Aksara.
Jakarta.
Kelinger, Fred. N. 1981. Foundations Of Behavioral Research. Second Edition.
Holt Saunders International Editions Tokyo Japan.
Keiten, Dorotly. 1988. Cara Belajar Yang Berhasil. Salatiga: Universitas Satya
Wacana. Mantra, I.B. 1998. Langkah-langkah Penelitian Survei
dan Laporan Penelitian.
Yogyakarta: BPFG— UGM.
Miles, M.B & Huberman, A.M. 1984. Analisis Data Qualitatif. Terjemahan Oleh
Tjetjep Rohendi Rohidi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Moleong, L.J. 1995. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
..........2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 1987. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Dan Mengajar.


Jakarta : PT. Bina Aksara.

..........1992. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Penerbit Tarsito.


Nur, Muhammad. 1987. Pengantar Teori Ten. Jakarta : P2LPTK.
Sukirin. 1984. Psikologi Belajar. Yogyakarta: FP IKIP Yogyakarta.
Winarno, S. 1985. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito.
Winkel. 1984. Psikologi Pendidikan Dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.
Zuriah, N. 2003. Penelitian Tindakan Dalam Bidang Pendidikan Dan Sosial. Edisi
Pertama. Konawe Selatan: Bayu Media Publishing.

26

Anda mungkin juga menyukai