LESTARI, PUJI
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian tersebut adalah Untuk mengetahui ada tidaknya
peningkatan kemampuan berbicara melalui teknik bermain peran (Role Playing) pada mata
pelajaran bahasa Inggris siswa Kelas XII TKJ 2 SMK Negeri 2 Selong Tahun Pelajaran
2018/2019. Metode role play, yaitu suatu cara penugasan bahan-bahan pelajaran melalu
pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Berbicara merupakan sebuah ujaran sebagai
suatu sarana berkomonikasi untuk mengungkapkan pikiran, pendapat, gagasan, perasaan, dan
keinginan dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Skrifsi ini berjenis
penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, diperoleh peningkatan berkala dari siklus I dan II. Adapun peningkatan terlihat pada
nilai rata-rata adalah: 63,85 siklus I; 74,66 siklus II. Demikian juga dengan persentasi yaitu
66,66 % siklus I; 85,18 % siklus II. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa 1)
aktivitas pembelajaran dapat meningkatkan hingga mencapai nilai rata-rata cukup tinggi setelah
dilaksanakan selama siklus II, 2) persentase ketuntasan belajar siswa dianggap baik dan
meningkat signifikan setelah dilaksanakan siklus II. Melihat hasil penelitian tersebut, penulis
menyarankan agar guru bahasa Inggris menggunakan metode role playing ini secara maksimal
guna meningkatkan kemampuan berbicara di dalam kelas.
ABSTRACT
Objective to be achieved from the study is to find out whether there is an increased ability to
speak through the technique of playing the role (Role Playing) on the United Kingdom language
subjects students Class XII TKJ 2 SMK Negeri 2 Selong Years Lesson 2018/2019. Role play
method, i.e. a way of assigning materials lesson through the development of imagination and
penghayatan students. Speaking is a speech as a means of berkomonikasi to express thoughts,
opinions, ideas, feelings, and desires with the help of symbols called words. Skrifsi-this class
action research (PTK) consisting of two cycles. Based on the results of the research conducted,
obtained an increase in recurring cycles I and II. As for the increase seen in the average rating
is: 63.85 cycle I; 74.66 cycle II. As well as the percentage of 66.66% i.e. cycles I; 85.18% cycle
II. Based on these results it can be concluded that 1) learning activity can increase the value
until it reaches a high enough average after executed during the cycle II, 2) percentage of
ketuntasan student learning is considered good and increasing significantly after the carried out
cycle II. See the results of the study, the authors suggest that language teachers United
Kingdom using this method of role playing to its full potential in order to increase the ability to
speak in class.
Lestari, Puji | 89
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Lestari, Puji | 90
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Lestari, Puji | 91
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Lestari, Puji | 92
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Lestari, Puji | 93
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Dengan mengunakan
metode role playing
dapat meningkatkan
Kondisi
akhir
kemampuan
berbicara pada siswa
Lestari, Puji | 94
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Adapun mengenai nilai rata-rata siswa, dan rendah diperoleh dengan rumus sebagai
persentase ketuntasan belajar, dan berikut.
pengatagorian kemampuan tinggi, sedang,
Lestari, Puji | 95
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
M=
X
23
27
x 100 %
N = 85,18 %
Keterangan : Berdasarkan penghitungan di atas
M = Mean (nilai rata-rata) dapat disampaikan hal-hal sebagai berikut.
X = Jumlah skor keseluruhan siswa 1. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada
N = Jumlah siswa siklus II yaitu 80 dan nilai terendah yaitu
M=
X 52. Nilai rata-rata siswa
pembelajaran berbicara dengan metode
dalam
N bermain peran pada siklus II sebesar
2016 74,66
=
27 2. Pengatagorian kemampuan tinggi 73,3
= 74,66 sampai 83,9 pengatagorian kemampuan
sedang 62,7 sampai < 73,3,
b) Menurut M. Nazri (2011:337) mencari
pengatagorian kemampuan tinggi, pengatagorian kemampuan rendah 52,1
sampai < 62,3
sedang, dan rendah diperoleh dengan
rumus: 3. Jumlah siswa yang tuntas sebanyak 23
orang sedangkan jumlah siswa yang tidak
MI = ½ x (skor maksimal ideal + skor
minimal ideal) tuntas sebanyak 4 orang. Ketuntasan
belajar secara klasikal (jumlah siswa yang
= ½ x (84 + 52)
= 68 tuntas) pada siklus II sebesar 85,18 %
4. Tingkat kemampuan berbicara siswa
SDi = 1/6 x (skor maksimal ideal – skor
minimal ideal) pada siklus II tergolong kategori baik.
Nilai rata-rata kemampuan berbicara
= 1/6 x (84 – 52)
= 5,3 siswa 85,18 berada pada kisaran 73,3
sampai < 83,9.
Mi +SDi → Mi + 3 SDi = kategori tinggi
68+5,3 → 68 + 3 (5,3) Berdasarkan hal di atas, dapat
73,3 → 68 + 15,9 dikemukakan hasil pembelajaran
73,3 → 83,9 kemampuan berbicara dengan metode
Mi – 1 Sdi → Mi + 1 SDi = kategori sedang bermain peran pada siklus II. Secara
68 – 1 (5,3) → 68 + 1(5,3) kuantitatif mengalami peningkatan dari siklus
68 – 5,3 → 68 + 5,3 I. Pada pembelajaran siklus II, dari 27 orang
62,7 → 73,3 siswa yang mengikuti pembelajaran terdapat
Mi – 3 Sdi → Mi – 1 SDi = kategori rendah 23 orang siswa yang nilainya telah mencapai
68 – 3(5,3) → 68 – 1(5,3) standar ketuntasan yaitu 70, tingkat
68 – 15,9 → 68 – 5,3 kemampuan berbicara siswa pada siklus I,
52,1 → 62,7 berada pada kategori sedang karena berada
Jika dilihat dari nilai rata-rata yag pada kisaran 57,34 sampai < 66,66, untuk
diperoleh pada siklus II yaitu 74,66 maka persentase ketuntasan pada siklus II
dapat dikatakan bahwa kemampuan mencapai 85,18 % melebihi dari standar
berbicara melalui metode bermain peran ketuntasan yang telah ditetapkan yakni
siswa Kelas XII TKJ 2 SMK Negeri 2 sebesar 70%.
B. Pembahasan
Selong berada pada kategori tinggi
(73,3→83,9). Dari hasil analisis penelitian, baik
c) Menurut Moh Nasir (1998:338) untuk secara kualitatif maupun kuantitatif
mencari persentase ketuntasan belajar menunjukkan bahwa dengan penerapan
diperoleh dengan rumus: metode bermain peran dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa Kelas XII TKJ 2
P
KB x 100 % SMK Negeri 2 Selong dengan jumlah siswa
N 27 orang.
Keterangan : Secara kualitatif, proses pembelajaran
KB = Ketuntasan belajar pada siklus I belum dikatakan berhasil. Hal
P = Jumlah siswa tuntas ini dikarenakan masih banyak aktivitas siswa
N = Banyaknya siswa maupun guru (peneliti) yang belum mencapai
hasil yang maksimal dan harus ditingkatkan.
Hal yang menyebabkan ketidak berhasilan
Lestari, Puji | 96
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
Lestari, Puji | 97
Journal Ilmiah Rinjani_Universitas Gunung Rinjani
Vol. 7 No.2 Tahun 2019
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Lukmanul, 2008, Perencanaan
pembelajaran, Bandung, CV. Wacana
Prima
Hamalik. O, 2007. Proses Belajar Mengajar.
Bandung : Bumi Aksara
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. 1991. Media
Pengajaran. Bandung, CV. Sinar Baru
Nurkencana, W. 1986. Evaluasi pendidikan.
Jakarta: Usaha Nasional.
Poerwadarminta, W.J.S , 2007. Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai
Pustaka
Sardiman. 2009. Interaksi dan Motivasi Belajar
Mengajar. Jakarta : Rajawali.
Suharsimi Arikunto. Prof. 2007. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi
Aksara.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
Inovatif Progresif. Jakarta : Kencana
Perdana Media Group.
Lestari, Puji | 98