Anda di halaman 1dari 12

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

P-ISSN 2355-004X
E-ISSN 2502-6801

Jurnal GEEJ
Volume 8, Nomor 2, November 2021

PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD DALAM MENINGKATKAN


KEMAMPUAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN KATA BAHASA
INGGRIS KELAS VII SMP AN-NURMANIAH

Muhamad Sofian Hadi1, Mutiarani2, dan Latifah Rakhma Romadhon*3


1,2,3 Universitas Muhammadiyah Jakarta

Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pembelajaran dan peningkatan
kemampuan kosakata siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris menggunakan media
flashcard di Kelas VII SMP An-Nurmaniyah. Metode penelitian yang digunakan adalah
penelitian tindakan kelas dengan tahapan sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan,
observasi dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
(1) tes, (2) wawancara, (3) observasi. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah
pelaksanaan pembelajaran tindakan pertama belum mencapai hasil yang maksimal, terlihat
masih ada siswa yang kurang terlibat dalam penggunaan media flashcard dan masih ada
siswa yang merasa bingung dengan apa yang dilakukan guru. terganggu sehingga nilai rata-
rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 68, dengan ketuntasan belajar sekitar 72%.
Dengan melihat Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan di SMP An-
Nurmaniyah yaitu 65, ada 13 orang yang mencapai kriteria ketuntasan, artinya hanya 72%,
sedangkan menurut KTSP suatu pembelajaran dikatakan tuntas. jika nilai ketuntasan yang
diperoleh siswa adalah 75% dari total jumlah siswa. Sedangkan pada siklus II mengalami
peningkatan dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus II adalah 84, dengan
ketuntasan belajar sekitar 100%.

Kata kunci:Media Flashcard, Kemampuan Siswa, Kosakata, Bahasa Inggris

PENGANTAR
Teori pendidikan merupakan landasan dan titik tolak dalam pengembangan
praktik pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum, manajemen sekolah dan
proses belajar mengajar. Kurikulum dan pembelajaran memiliki hubungan dengan pendidikan

teori atau dalam penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran ini mengacu pada pendidikan

teori (Sholichah, 2018).


Di era globalisasi ini, bahasa memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam

fungsi bahasa sebagai alat komunikasi, salah satu bahasa yang harus dikuasai
adalah bahasa Inggris, karena bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan digunakan sebagai alat untuk

berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Berkomunikasi adalah memahami dan

mengungkapkan informasi, pikiran, perasaan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

*
korespondensi Alamat E-
mail: efaalrr@gmail.com

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |361
budaya. Kemampuan berkomunikasi dalam arti yang utuh adalah kemampuan berwacana, yaitu

kemampuan memahami dan menghasilkan teks lisan atau tulis yang diwujudkan dalam empat

keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan ini adalah

digunakan untuk merespon atau menciptakan wacana dalam kehidupan sosial. Oleh karena itu, mata pelajaran bahasa Inggris diarahkan

untuk mengembangkan keterampilan tersebut agar lulusan mampu berkomunikasi dan berwacana dalam bahasa Inggris

pada tingkat literasi tertentu.

Bahasa Inggris disebut juga bahasa kedua, karena bahasa Inggris adalah bahasa sasaran,

yaitu bahasa yang sengaja dipelajari dengan tujuan tertentu (Brown, 2008).
Hal inilah yang mendasari pertimbangan bahwa bahasa Inggris mulai diberikan kepada SD

siswa sekolah (bsnpindonesia.org). Menteri Pendidikan Nasional Republik


Indonesia. Nomor 23 Tahun 2006 menyatakan bahwa sekolah dasar dapat menjadikan bahasa Inggris sebagai muatan lokal

subjek. Bahasa Inggris adalah bahasa internasional dan juga bahasa pengantar untuk
sebagian besar pendidikan dasar, menengah dan tinggi untuk anak-anak yang belajar bahasa Inggris di sekolah

usia (Fitriyani dan Nulanda, 2017). Bahasa Inggris sebagai bahasa asing di Indonesia telah menjadi

menjadi perhatian khususnya di bidang pendidikan dasar sejak awal tahun 90-an berdasarkan

kesadaran akan pentingnya belajar bahasa Inggris sedini mungkin untuk dapat bersaing

dalam dunia yang semakin modern dan mengglobal. Kesadaran inilah yang akhirnya membuat

pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Republik Indonesia (Depdikbud RI) No. 0487/1992, Bab VIII yang menyatakan bahwa SD

dapat menambahkan mata pelajaran ke dalam kurikulumnya (Kulsum, 2016). Kebijakan ini pada akhirnya mendasari

dimasukkannya mata pelajaran bahasa Inggris sebagai bagian dari muatan lokal di sekolah dasar

(Faridatuunnisa, 2020).

Bahasa Inggris di Sekolah Menengah Pertama merupakan muatan lokal yang wajib dimiliki oleh semua siswa di

tingkat SMP. Bahasa Inggris di tingkat sekolah menengah pertama bertujuan untuk memampukan

siswa untuk mengembangkan kompetensi komunikasi dan memiliki kesadaran akan alam

dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global. Ke

Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan kemampuan komunikasi dasar yang salah satunya adalah kemampuan untuk

menguasai kosakata. Untuk memperoleh kemampuan tersebut, pembelajaran harus dilakukan secara interaktif,

inspiratif, menyenangkan, didukung dengan penggunaan media yang dapat memotivasi siswa untuk berpartisipasi

aktif dalam belajar.

Isi utama bahasa adalah kosa kata. Kosa kata digunakan untuk membentuk kalimat

yang mengungkapkan ide. Orang dapat mengungkapkan lebih banyak pikiran jika mereka memiliki kosakata yang banyak.

Dalam penguasaan bahasa kedua, pengembangan kosa kata sangat penting. salah satu dari

Hal yang menarik untuk dikaji terkait penguasaan bahasa Inggris yang baik adalah grammar. Fungsi utama

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |362
bahasa adalah untuk berkomunikasi. Dalam berkomunikasi, setiap pembicara harus berusaha agar apa yang

dalam pikirannya dapat tersampaikan dengan baik dan jelas. Dia ingin pesannya baik-baik saja

dipahami oleh pendengar. Namun, hal ini seringkali sulit dilakukan, proses penyampaiannya

pesan sering terhambat karena beberapa faktor, misalnya adanya


gangguan dan keterbatasan dalam keterampilan bahasa (termasuk tata bahasa dan kosa kata) yang

sering dialami oleh pembelajar bahasa (Santosa, 2017). Kemampuan untuk membuat
kalimat yang menyampaikan beberapa sinyal untuk interaksi sosial memerlukan perintah yang kuat dari

terminologi. Mayoritas siswa di SMP An-Nurmaniyah, pada


sisi lain, berjuang untuk memahami arti kata-kata. Karena mereka dibatasi
kosakata, anak-anak tidak dapat berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat penguasaan kosakata pada siswa,

diantaranya adalah faktor guru dan siswa. Berdasarkan pengamatan yang diperoleh
peneliti, beberapa siswa masih membuka kamus mereka untuk menerjemahkan kosakata yang sulit dalam

teks bahasa Inggris. Cara ini dinilai kurang efektif dalam menguasai kosakata bahasa Indonesia

siswa. Karena saat menggunakan kamus, siswa hanya mengetahui arti kata
tanpa memahami arti atau kesamaan kata dalam bahasa Inggris. Sementara itu,
guru memberikan lebih banyak latihan teks bacaan tanpa membiarkan siswa sulit memahami

kosakata dalam teks yang lebih dalam (Sekarini, 2018).

Beberapa solusi dapat digunakan untuk mengatasi masalah ini. Teknik atau strategi ini adalah

diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam penguasaan kosakata bahasa Inggris. Satu dari

Strategi tersebut adalah pembelajaran menggunakan media flashcard. Media flashcard adalah media yang berupa

kartu yang di dalamnya diberikan gambar atau petunjuk tertentu dengan tujuan untuk mempermudah

bagi siswa untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Menurut (Arsyad, 2011) Flash card berukuran kecil

kartu yang berisi gambar, teks, atau simbol yang mengingatkan atau mengarahkan siswa pada sesuatu

berhubungan dengan gambar. Media flash card merupakan salah satu media visual. Kartu flash adalah kartu yang

mengandung lambang, tanda, gambar, kata dan definisi yang digunakan sebagai media dalam membantu

siswa memahami suatu bahan pelajaran. Media pembelajaran dengan menggunakan flashcards merupakan media yang sangat

media pembelajaran yang familiar dalam meningkatkan penguasaan kosakata dalam bahasa. Hal ini karena

Flashcards adalah kartu bergambar yang membantu siswa menguasai materi pembelajaran. (Ahmad

Susanto, 2011) mengemukakan bahwa Flashcard adalah kartu bergambar yang dilengkapi dengan kata-kata.

Penggunaan media pembelajaran selama proses pembelajaran sangat mempengaruhi semangat dan

minat belajar bagi siswa. Dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa sebelumnya
kegiatan belajar dimulai. Mengingat hal di atas, instruktur harus memberikan
media untuk mendorong siswa berpartisipasi dalam pembelajaran kosa kata. Flashcards adalah salah satunya

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |363
media yang digunakan untuk mengajarkan kosakata. Sebagai alat visual, kartu flash adalah media yang menarik

yang dapat membantu anak-anak dalam menghafal kata-kata. Gambar berwarna-warni membantu kekesalan siswa

minat belajar.
Media flashcard adalah media pembelajaran berupa kartu bergambar yang ukurannya kira-kira

25×30cm. Gambar-gambar dalam media ini merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan

deskripsi (Indriana, 2011). Sedangkan Chatib (2011) menjelaskan bahwa media Flashcard adalah sebuah kartu

yang berisi gambar atau tulisan yang berhubungan dengan konsep. Definisi lain diungkapkan oleh

Windura (2010), bahwa media flashcard atau kartu flash adalah kartu yang digunakan untuk mengingat

dan review dalam proses pembelajaran. Jadi, media flashcard adalah media yang membantu dalam

mengingat dan mengkaji bahan pelajaran seperti: definisi atau istilah, simbol,
ejaan bahasa asing, rumus, dan lain-lain. Keuntungan pertama dari media flashcard
dijelaskan oleh Indriana (2011) dan Riyana dan Susilana (2009) adalah mudah dibawa
di mana-mana karena ukurannya yang kecil dan bobotnya yang ringan. Yang kedua praktis dalam pembuatannya

dan menggunakannya, sehingga kapanpun siswa dapat belajar dengan baik menggunakan media ini. Ketiga, kartu flash

media juga mudah diingat karena kartu-kartu ini memiliki gambar dan sangat eye-
menangkap, berisi huruf atau angka sederhana, sehingga merangsang otak untuk mengingat

pesan lebih lama. Media ini sangat menyenangkan untuk digunakan sebagai media pembelajaran, bahkan bisa juga

digunakan dalam bentuk permainan (Maryanto dan Wulanata, 2018).

Azhar Arsyad dalam Sekarini (2018) menyatakan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran

dan proses belajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan

stimulasi kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis pada


siswa. Keuntungan menggunakan media flash card adalah siswa merasa terbantu dengan adanya

berbagai kartu dan instruksi yang diberikan oleh guru melalui kartu tersebut. Berdasarkan

Susilana dan Riyana (2008), media pembelajaran flash card memiliki beberapa keunggulan,

yaitu: “(1) mudah dibawa; (2) praktis; (3) mudah diingat; dan (4) menyenangkan.” Berdasarkan

penjelasan di atas, peneliti menggunakan model pembelajaran menggunakan media flashcard secara

upaya meningkatkan kemampuan penguasaan kosakata siswa untuk mendapatkan hasil yang baik dalam peningkatan

kemampuan penguasaan kosakata siswa selama proses pembelajaran.

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi guru,


siswa, sekolah, dan peneliti itu sendiri sebagai upaya peningkatan pembelajaran di
kelas. Berdasarkan penjelasan keuntungan menggunakan media Flash Card, maka
peneliti menggunakan media Flash dalam pembelajaran kosakata. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk menggunakan

media flashcard yang diusulkan oleh Rudi Susilana dan Cepi Riyana antara lain; Kartu
disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa, keluarkan kartu satu

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |364
satu per satu setelah guru selesai menjelaskan di depan kelas, berikan penjelasannya
kartu kepada siswa yang duduk dekat dengan guru. Mintalah siswa untuk mengamati kartu satu per satu,

kemudian dilanjutkan ke siswa lain sampai semua siswa mendapatkan, jika presentasinya adalah permainan, taruh

kartu dalam kotak secara acak dan tidak perlu diatur, siapkan siswa yang akan
bertanding, misalnya tiga orang berdiri berjajar, kemudian guru memberi perintah
(instruksi).
Sebelum memulai pembelajaran menggunakan media flash card, guru terlebih dahulu menjelaskan tentang

teknis dan aturan permainan kartu flash. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melamar

flash card untuk siswa diadaptasi dari indonesiamengajar.org. di (Alamsyah Said dan Andi

Budimanjaya), antara lain; guru membagikan kartu flash kepada setiap siswa secara
keadaan tertutup. (bagian yang berisi tulisan menghadap ke bawah). Siswa tidak diperbolehkan membuka

sebelum sinyal diberikan), guru memberikan sinyal dan siswa membuka kartu
secara bersamaan, siswa mencari garis mereka berdasarkan kartu yang mereka pegang. (kegiatan

mencari garis berdasarkan kartu dilakukan tanpa suara), guru memberikan batas waktu.

Jangan lupa hitung mundur saat waktu hampir habis, guru mengajak siswa untuk
periksa setiap baris, apakah semua siswa telah memasuki baris yang benar, guru memberi

apresiasi ke baris yang benar dan lengkap.


Berdasarkan apa yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

Media FlashCard sangat mudah dan bisa diterapkan di kelas kecil maupun besar, dan bisa

digunakan siswa dalam kegiatan kelas, kelompok, dan kerja berpasangan.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Subrata, ruang kelas

Penelitian tindakan adalah strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata berupa

proses pengembangan kemampuan inovatif dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.

Dalam praktiknya, Penelitian Tindakan Kelas menghubungkan tindakan bermakna dengan penelitian

Prosedur. Penelitian ini dilakukan oleh seorang peneliti yang bekerja sama dengan
guru mata pelajaran yang bersangkutan. Mencoba merumuskan masalah untuk memperbaiki situasi, lalu

cermat mengamati implementasi untuk memahami tingkat keberhasilan. Tindakan kelas

penelitian meliputi beberapa tahapan yang pelaksanaannya terdiri dari beberapa siklus. Setiap

siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Tahapan

penelitian dalam setiap tindakan terjadi secara berulang-ulang hingga akhirnya menghasilkan suatu nilai utuh yang

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |365
ditentukan sesuai dengan kriteria penilaian. Adapun implementasinya
melalui tahapan-tahapan yang membentuk siklus tahapan-tahapan tersebut sebagai berikut:

1. Rencana Penelitian

Rencana penelitian adalah tindakan yang disusun secara sistematis untuk menjelaskan

prosedur pelaksanaan kegiatan, seperti apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana

tindakan yang akan dilakukan. Tahapan penyusunan tindakan yang penulis lakukan dalam

penelitian ini adalah:

sebuah. Menentukan materi yang akan diajarkan.

b. Tentukan siklus yang akan dilakukan, yang terdiri dari dua siklus.

c. Kembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

d. Kembangkan alat evaluasi atau tes

e. Buatlah lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa

2. Implementasi Tindakan

Pelaksanaan tindakan kelas adalah guru mengajarkan materi yang telah


telah direncanakan dengan rencana pelajaran. Tindakan yang dilakukan guru (peneliti) dalam hal ini

fase adalah bagaimana guru mengelola pembelajaran seperti bagaimana guru menjelaskan materi pelajaran,

menyampaikan tujuan pembelajaran, memotivasi siswa, membimbing siswa di kelas, dan cara guru

memberikan penghargaan kepada siswa. Setelah menyelesaikan tindakan pada siklus I, peneliti mengadakan

tes untuk mengetahui sejauh mana hasil tindakan pada siklus I dan seterusnya sampai

siklus terakhir.

3. Observasi Observasi adalah observasi yang dilakukan secara kolaboratif


melibatkan guru dan teman sebaya sebagai pengamat di dalam kelas. Pengamatan dilakukan pada

aktivitas siswa selama pembelajaran dan bagaimana guru mengelola kelas. Pengamatan

dilakukan pada saat kegiatan siklus I dan siklus II dilaksanakan.


4. Refleksi
Refleksi dilakukan oleh guru (peneliti) untuk melihat apa yang telah dicapai dan
apa yang masih perlu diperbaiki pada pelajaran selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk

menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mencapai tujuan Tindakan Kelas
Riset. Jika masalah Penelitian Tindakan Kelas belum selesai, maka Kelas Tindakan
Penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya melalui tahapan yang sama seperti sebelumnya

siklus.

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP An-Nurmaniyah
Sekolah Ciledug Tangerag tahun ajaran 2018/2019 berjumlah 37 siswa.

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |366
Tempat dan lokasi penelitian yang akan dilakukan peneliti adalah di
SMP An-Nurmaniyah, Ciledug, Tangerang.
Instrumen penelitian merupakan salah satu perangkat yang digunakan untuk mempermudah pengumpulan data dan

analisis data. Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian berupa:

1. Lembar observasi

Berupa lembar kegiatan guru dan kegiatan siswa pada kegiatan pembelajaran
terdiri dari indikator yang dinilai dan dibubuhi tanda checklist.
2. Test Kit Tes yang diberikan kepada siswa sebagai subjek dalam penelitian ini meliputi:

materi pelajaran yang disajikan dalam Flashcard. Tes berfungsi untuk mendapatkan data tentang

kemampuan berbicara menggunakan media flashcard.

HASIL DAN DISKUSI


A. Deskripsi Siklus I
Observasi tersebut dapat dilihat dari penilaian post test I, penilaian guru
observasi kinerja dan observasi aktivitas siswa. Dalam pemeriksaan
Saya tes yang diberikan oleh penilaian guru adalah kebenaran dalam mengisi pertanyaan mendengarkan

sebagai pilihan ganda dari 10 masalah dan berbicara tentang kebenaran dalam mengucapkan kosakata nama

hewan dalam bahasa Inggris.

Setelah penilaian dilakukan, rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada I


siklus adalah 68, dengan tajam belajar sekitar 72% adapun nilai yang diperoleh dari
aspek penilaian menyimak kosakata (listening) dan kosakata berbicara
(berbicara). Adapun nilai rata-rata yang diperoleh dari memperhatikan kosakata adalah 71

dengan ketajaman belajar 72% dan nilai rata-rata mengucapkan 64 kosakata dengan hanya

50% lebih sedikit. Dengan memperhatikan Kriteria Minimum yang telah ditentukan pada mi ar-

rochman adalah 65, ada 13 orang yang mencapai kriteria akhir, artinya hanya 72% dari

siswa berhasil pada mata pelajaran tersebut, sedangkan menurut Tingkat Satuan Pendidikan

Kurikulum suatu studi dikatakan selesai bila nilai siswa 75% dari jumlah siswa.
Dibandingkan dengan penelitian sebelum menggunakan media flashcard ini, jumlah

siswa yang sudah mendekati batas belajar meningkat, 44% asal


menjadi 72%. Dari skor skor disimpulkan bahwa penggunaan media flashcards dalam pembelajaran

Kosakata bahasa Inggris dapat membantu meningkatkan kemampuan siswa terhadap materi yang dipelajarinya.

Refleksi
Dari pengamatan pengamat terhadap kinerja guru, rata-rata pengamat
skornya baik, namun ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti oleh guru (penulis)

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |367
pada mata kuliah siklus menyimak I di bawah ini: 1. Guru terlalu bersemangat untuk melaksanakan

pembelajaran, sehingga waktu yang diberikan melebihi waktu yang telah ditentukan 2. Guru masih kurang

terlibat dalam penggunaan siswa dalam kartu flash, karena ada beberapa siswa yang tidak

berani tampil di depan kelas untuk mengikuti lomba gambar. 3. Kurangnya reward yang diberikan kepada

siswa 4. Masih ada siswa yang bingung dalam menyimak.

Setelah menganalisis hal-hal yang perlu ditindaklanjuti oleh guru, pengamat menawarkan

masukan bahwa dalam mengkondisikan dan mengorganisasikan kegiatan siswa, guru harus memperhatikan

memperhitungkan ketersediaan waktu yang diberikan, sehingga pembelajaran dapat lebih terlaksana

efektif. Selain itu observer juga memberikan masukan agar guru dapat lebih terlibat
siswa dalam penggunaan flashcards untuk membuat pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan dan mendapatkan semua siswa

terlibat dalam penggunaan media flashcard. Selain itu pengamat menawarkan masukan untuk

mendorong siswa harus diberi hadiah baik pujian dan hadiah dan di berikutnya
siklus guru lebih suka menjelaskan instruksi tentang masalah yang dihadapi. Adapun
pengamatan kegiatan guru pada pertemuan siklus I berbicara, pengamat
memberikan masukan mengenai hal-hal yang sebaiknya ditindaklanjuti untuk keperluan siklus berikutnya: 1. Dalam

pengalaman konsepsi dan aktivitas pemberian motivasi yang terbaik tidak hanya untuk

tepuk tangan untuk kebosanan anak tetapi juga untuk ditambahkan ke lagu-lagu yang mengarah ke materi

memberi. 2. Dalam pembelajaran seorang guru hendaknya lebih melibatkan siswa dalam penggunaan flashcard

dan dalam penggunaannya harus lebih diarahkan pada tujuan pembelajaran yang dapat dicapai siswa

mengucapkan kosa kata dengan benar. 3. Selain itu pengamat memberikan masukan untuk mendorong

siswa menjadi lebih bersemangat dan harus diberikan reward baik pujian maupun reward.

Sedangkan hasil observasi dari kegiatan siswa berjalan lancar, hanya saja
bahwa dalam proses pembelajaran menyimak kosakata (listening) siklus I, aktivitas siswa dalam

mengikuti permainan masih kurang dan siswa masih malu untuk bertanya yang
mereka tidak mengerti, selain itu kurangnya interaksi siswa dengan siswa. Adapun
hasil observasi dari aktivitas siswa dalam kegiatan menyimak (mengucapkan
perbendaharaan kata) ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan diantaranya adalah kurangnya

aktivitas siswa dalam berinteraksi dengan temannya dan motivasi belajar bagi temannya,

untuk itu pengamat memberikan masukan agar dalam pembelajaran terjadi interaksi antara siswa dan

siswa lebih ditingkatkan dan diarahkan dengan tanya jawab antar siswa
dan siswa misalnya dengan teman sekelas.

Selain proses pembelajaran guru dan aktivitas siswa, siswa juga


Kemampuan kosakata dilihat dari perolehan nilai siklus I yang belum

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |368
mencapai kriteria minimal yang dirancang oleh 65, sehingga penulis dan pengamat penelitian adalah

melakukan perencanaan ulang untuk masuk ke siklus berikutnya.

B. Deskripsi Siklus II
Pengamatan tersebut dapat dilihat dari hasil post cyclical test II
penilaian, penilaian kemampuan kosakata siswa, observasi guru
penampilan dan pengamatan aktivitas siswa. Dalam liputan tes pasca siklus
ke II penilaian dilakukan terhadap ketepatan siswa dalam mengisi tes pilihan ganda untuk

mendengarkan dan penilaian kemampuan siswa dalam mengucapkan kosa kata.

Setelah penilaian dilakukan, rata-rata nilai yang diperoleh siswa pada siklus tersebut

II adalah 84, dengan pembelajaran yang tajam sekitar 100% adapun nilai yang diperoleh dari

aspek penilaian mendengarkan kosa kata dan kosa kata berbicara. Adapun rata-rata
nilai yang berasal dari memperhatikan kosakata adalah 90 dengan akurasi belajar 100%

dan nilai rata-rata pengucapan 78 kata dengan ketajaman belajar hanya 100%.
Dengan melihat kriteria minimal minimal (KKM) yang telah
ditentukan pada mi ar-rochman adalah 65, ada 18 orang yang telah memenuhi kriteria,

artinya 100 persen siswa telah berhasil pada mata pelajaran tersebut karena seperti yang disebutkan

dalam kurikulum pelajaran selesai ketika nilai gagal siswa adalah 75% dari
nomor siswa.
Setelah post test, pengawasan berasal dari pengamatan kinerja guru.
Dimana kinerja seorang guru dalam kinerja pembelajaran pada siklus II
dari awal hingga konsepsi melalui tindak lanjut, pengamat menilai dengan baik, sebagai kekurangannya

pada siklus I ditindaklanjuti pada siklus ini.

refleksi
Dengan melihat data yang ada, baik dari hasil post test, observasi maupun siswa
hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pembelajaran bahasa inggris dengan menggunakan media flashcards dapat

meningkatkan kosakata siswa dan membantu siswa untuk mengingat kosakata. Walaupun itu

membutuhkan usaha seorang guru untuk membimbing dan mengarahkan siswa untuk memahami suatu materi, terutama

untuk siswa SD kelas ii yang masih menganggap pelajaran bahasa Inggris itu sulit dan
asing, bukan bahasa yang sering terdengar dalam kehidupan sehari-hari siswa. Namun terlepas dari itu semua,

penulis merasa sangat puas dengan hasil belajar siswa kelas ii mi ar-
rochman yang selalu semangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat meningkatkan

kemampuan kosakata terutama pada mata pelajaran mendengarkan kosakata (listening) dan

kosa kata berbicara (speaking).

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |369
KESIMPULAN
Berdasarkan pengumpulan data penelitian yang telah penulis laksanakan, baik
data kualitatif dan kuantitatif dan temuan lain yang mendukung pelaksanaan studi
membawa kesimpulan kepada penulis sebagai berikut: Proses pembelajaran dengan menggunakan media

flashcard untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam kosakata bahasa Inggris pada mata pelajaran

mendengarkan dan mengucapkan kosakata nama hewan di kelas ii a mi ar-rochman bisa

efektif, dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Dengan

penggunaan media flashcards dapat mempermudah materi pembelajaran dan bagi siswa dapat meningkat

kosakata siswa dan membuat belajar menjadi menyenangkan dan memotivasi anak-anak untuk berfungsi aktif dalam

kegiatan pembelajaran sehingga terjadi interaksi yang positif baik guru dengan siswa,
siswa dengan siswa dan siswa dengan media pembelajaran.

Kemampuan siswa pada mata pelajaran mendengarkan dan mengucapkan kosakata hewan

Nama-nama di kelas ii a mi ar-rochman dapat ditingkatkan dengan menggunakan media flash card. Ini

peningkatan dapat dilihat dari rata-rata hasil pengalaman siswa yang terus meningkat
pada setiap siklus, nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus I adalah 68, dengan tajam belajar tentang

72% adapun nilai yang didapat dari penilaian aspek listening kosakata
(mendengarkan) dan kosa kata berbicara (speaking). Pada siklus II meningkat lebih lanjut dengan

nilai rata-rata yang diterima siswa pada siklus II adalah 84, dengan tajam belajar sekitar 100% dan

dimana itu berasal dari aspek penilaian penilaian dalam mendengarkan kosa kata
(mendengarkan) dan berbicara kosa kata berbicara (speaking).

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |370
REFERENSI
Ahmad Susanto (2011)Perkembangan Anak Usia Dini: Pengantar Dalam Berbagai Aspeknya.
Jakarta: Prenada Media Grup.

Arsyad, A. (2011)Media Pembelajaran. Jakarta: Pers Rajawali.


Coklat, HD (2008).Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, edisi kelima, Kedutaan Besar
Amerika Serikat di Jakarta.

Chatib, M. (2011).Gurunya manusia: menjadikan Semua Anak Istimewa dan Semua Anak

Faridatuunnisa, I. (2020)'Kebijakan Dan Pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Inggris Untuk Sd Di


Indonesia.', Seminar Nasional Pendidikan, Pp. 191–199. Tersedia di: Https://
Jurnal.Ustjogja.Ac.Id/Index.Php/Semnas2020/Article/View/7510 .

Fitriani, Nulanda. (2017).Efektivitas Media Flash Cards dalam peningkatan Kosakata Bahasa
Inggris.Jurnal Ilmiah Psikologi Volume 4, Nomor 2, 2017: 167-182

Fitriyani, E. And Nulanda, PZ (2017) 'Efektivitas Media Flash Cards Dalam peningkatan
Kosakata Bahasa Inggris', Psikopat : Jurnal Ilmiah Psikologi, 4(2), Pp. 167-182. Doi:
10.15575/Psy.V4i2.1744.

Hasil, M.Et Al. (2012) 'Jurnal Pendidikan Ipa Indonesia Pembelajaran Science-Edutainment
Berbantuan Media', 1(2), Hal. 192-197.

Indriana, Dina. 2011.Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Jogjakarta: DIVA Press
Juara.Bandung: PT Mizan Pustaka.

Maryanto, RIP And Wulanata, IA (2018)Penggunaan Media Flashcard Untuk


peningkatan Pengenalan Bentuk Huruf Siswa Kelas I Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di
Sekolah Abc Manado.Pedagogia, 16(3), P. 305. Doi: 10.17509/Pdgia.V16i3.12073.

Nasution, D., Harahap, S., Siregar, S., & Hasibuan, A. (2021)'Pendampingan Bahasa Inggris
Pada AnakAnak Setingkat Sekolah Dasar Di Desa Wisata Pagaran Gala- Gala, Mandailing
Natal- Sumut, Dalam Mengahadapi Masyarakat Ekonomi Asean (Mea) Melalui Metode Drilling
Dan Repetition', Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(2), 63-72. Diterima darihttps://stp-
mataram.ejournal.id/Amal/article/view/573 .

Riyana, C & Susilana, R. (2009).Media pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima. Said,


Budimanjaya (2015).95 Strategi Mengajar Multiple Intelligence.Kencana Prenadamedia
kelompok.

Santosa, PPP (2017)'Kemampuan Membaca Teks Persuasif Bahasa Inggris Siswa Kelas X Smk
Negeri 2 Depok (Kemampuan Membaca Teks Bahasa Inggris Persuasif Kelas X SMK
Negeri 2)', Deiksis, 09(02), Hal. 170-181.

Sekarini, W. (2018)Penggunaan Media Flash Card Untuk meningkatkan kemampuan Menghafal


Kosa Kata Bahasa Arab Siswa Madrasah Ibtidaiyah Terpadu Muhammadiyah 01 Sukarame.
Lampung: Universitas Islam Negeri Raden Intan.

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |371
Sholichah, AS (2018)'Teori-Teori Pendidikan Dalam Al-Qur'an', Edukasi Islami : Jurnal
pendidikan islam,7(01), Hal. 23. Doi: 10.30868/Ei.V7i01.209.Arsyad, A. (2010).Bahasa dan
Metode Pengajarannya: Beberapa pokok pikiran.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Windura, S. (2010).Memory Champion School: Rahasia mengingat materi pelajaran apa saja.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Jurnal Pendidikan Bahasa Inggris Getsempena (GEEJ) Vol.8 No.2 November 2021 |372

Anda mungkin juga menyukai