Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 5

Diterjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia - www.onlinedoctranslator.

com

DINAMIKA Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 2019, 11(2)


ISSN:2655-870X (online)
https://doi.org/10.30595/Dinamika/v11i2.5042

Flashcard untuk Memperkaya dan Mengembangkan Anak


Kosakata dengan Keterlambatan Bicara
untuk Meningkatkan Keterampilan Bahasa

C Dahniarti1*,M Siti1,dan A Fajar1


1Universitas Negeri Surabaya, INDONESIA

Diterima 4 Agustus 2019 Direvisi 2 Oktober 2019 Diterima 26 Oktober 2019

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan STEM integrated
handouts untuk meningkatkan kemampuan. Penelitian ini bertujuan untuk
memperkaya dan mengembangkan kosakata anak dengan speech delay
dengan menggunakan flashcard. Subjek penelitian ini adalah anak yang
terlambat berbicara karena gangguan sensorik, TK 1 usia 4 tahun. Metode
penelitian yang digunakan adalah penelitian tunggal subjek penelitian
kuantitatif (single subject research). Teknik analisis pengumpulan data
melalui observasi baseline A dan B, serta dokumentasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa fase baseline (A) hingga fase intervensi (B) mengalami
peningkatan yang berarti kondisi setelah intervensi mengalami
peningkatan. Dimana pada baseline-2 (A2) fase ke intervensi (B) meningkat
yang berarti intervensi dapat meningkatkan kemampuan subjek secara
signifikan.

Kata kunci:flashcard, kosa kata, keterlambatan bicara. keterampilan bahasa

PENGANTAR

Jamaris menyatakan bahwa kosakata merupakan perkembangan bahasa anak. Perkembangan bahasa pada anak usia
dini sangat penting karena bahasa merupakan dasar dari kemampuan seorang anak; melalui pengembangan bahasa
yang baik dapat meningkatkan kemampuan orang lain, untuk mengetahui sesuatu di sekitar lingkungan sosial terlebih
dahulu baru kemudian pengetahuan lainnya[1]. Perkembangan bahasa anak sesuai usia dan lingkungan sekitar anak
sangat mendukung, berkembang dan kompleks.
Untuk memperkaya dan mengembangkan kosakata anak dengan keterlambatan bicara, perlu adanya pemilihan kosakata untuk
pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran kosakata dengan mempertimbangkan semua aspek. Salah satu media yang dapat
diterapkan adalah media flashcard. Berdasarkan penelitian Nugroho, Nurkamto, dan Sulistyowati menemukan bahwa penggunaan
flashcards dapat meningkatkan kemampuan kosakata siswa, flashcards dapat menarik perhatian siswa, memotivasi, dan fokus dalam
belajar kosakata [2].

Media pembelajaran

Martin dan Briggs mengatakan bahwa media pembelajaran merupakan sumber yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan
anak[3]. Media pembelajaran menurut Seels dan Richey, media dapat dibedakan menjadi empat, yaitu: 1) media yang dihasilkan
oleh teknologi cetak, yaitu teknologi yang menghasilkan materi dalam bentuk cetakan seperti teks, grafik, foto; 2) media yang
dihasilkan dari teknologi audio visual, yaitu cara penyampaian materi dengan menggunakan perangkat keras seperti proyektor,
tape recorder sehingga proses pembelajaran melalui penglihatan dan pendengaran; 3) media berbasis teknologi berbasis
komputer yaitu cara penyampaian materi menggunakan sumber berbasis mikroprosesor dan materi panic dalam bentuk digital;
4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, yaitu cara penyampaian materi yang menggabungkan beberapa bentuk
media yang dikendalikan oleh komputer.
© 2019 oleh penulis; pemegang lisensi PGSD UMP.Artikel ini adalah artikel akses terbuka yang didistribusikan di
bawah syarat dan ketentuan Lisensi Atribusi Creative Commons
(http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).
dahniarti.17070905015@mhs.unesa.ac.id (*Korespondensi)
DINAMIKA JIPD

Pemilihan Media Pembelajaran


Mustaji mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran[5] seperti: a)
pencapaian tujuan pembelajaran b) pengguna media, menyesuaikan dengan karakteristik pengguna c)
karakteristik media yang akan digunakan. d) penggunaan waktu yang akan digunakan. e) biaya yang dibutuhkan
untuk menentukan dan memilih media f) media dapat dengan mudah diperoleh menjadi pertimbangan juga
dalam memilih media yang akan digunakan. g) perlunya mengetahui kondisi dan strategi dalam menggunakan
media. h) kualitas teknis adalah kriteria pemilihan media yang siap pakai, seperti program audio, video, grafik
atau media cetak. Anderson mengemukakan beberapa langkah dalam memilih media, langkah pertama
menentukan tujuan proyek yaitu informasi atau pembelajaran, langkah kedua menentukan metode transmisi,
langkah ketiga menentukan karakteristik pelajaran,

Media Kartu Flash

Flashcard adalah kartu kecil yang berisi gambar, teks, atau simbol yang dapat digunakan untuk memudahkan mengingat atau
mempertahankan siswa untuk menghubungkan dengan gambar yang digunakan untuk mengeja dan memperkaya kosa kata. Flashcards
adalah unit kartu yang berisi informasi, termasuk kata, gambar, atau angka, terletak di kedua sisi, dapat digunakan untuk belajar di dalam
ruangan atau belajar individu. Hudson, Taglieber, Johnson dan Yarbrough berpendapat bahwa gambar pada flash card dapat membantu
meningkatkan daya ingat baik anak, karena visual memiliki pengaruh yang besar dalam mengingat dan memahami sesuatu dibandingkan
dengan menggunakan verbal/audio[7].
Flashcard merupakan media yang dapat digunakan untuk membantu siswa dan guru dalam pembelajaran [2]. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh Nugroho dkk. (2012) bahwa flash card yang digunakan dapat meningkatkan kemampuan
kosakata siswa karena flash card merupakan media yang menarik perhatian siswa sehingga siswa termotivasi dan fokus untuk
mengenal kosakata [2]. Gambar mudah diingat dibandingkan dengan kata-kata yang konkret, dan mudah disimpan dalam
ingatan [9]. Hasil penelitian media flashcard Fitriyani dan Nulanda dapat membantu siswa belajar lebih fokus dan dapat
mengenal kata dengan mudah[10].

Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini


Bahasa memiliki fungsi untuk mengungkapkan keinginan baik dalam bentuk verbal maupun non verbal dan digunakan untuk
bersosialisasi dengan masyarakat. Sonawat dan Jasmine Maria Francis dalam Usman [11] mengemukakan lima fungsi bahasa, yaitu: 1)
bahasa adalah alat yang dapat digunakan untuk mengungkapkan keinginan; 2) bahasa merupakan alat yang dapat digunakan untuk
mengekspresikan emosi; 3) bahasa merupakan alat yang dapat digunakan untuk memperoleh informasi; 4) bahasa merupakan alat yang
dapat digunakan untuk berinteraksi sosial; dan 5) bahasa adalah alat identifikasi pribadi. Bahasa memiliki fungsi untuk mewujudkan
perasaan pada setiap manusia yang diungkapkan melalui pengungkapan keinginan, dan emosi. Bahasa pada hakikatnya merupakan alat
yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan bersosialisasi dengan lingkungan. Usman memaparkan tiga pandangan atau teori dalam
perkembangan bahasa anak[11]. Teorinya adalah sebagai berikut: 1) teori nativis; 2) teori behavioristik; 3) teori kognitif; dan, 4) teori
vygotsky [12]. Dapat dipahami bahwa bahasa sebagai alat yang dapat membantu anak memecahkan masalah yang dihadapi dan pada
dasarnya semua anak telah diberikan karunia dari sang khalik untuk dapat membuat bunyi atau bunyi, dan dengan adanya lingkungan
maka budaya masyarakat akan memudahkannya. agar anak mengenal dan mengetahui kosa kata, dan keinginan pengetahuan anak yang
melibatkan intelektualnya untuk dapat berinteraksi dengan lingkungan sosial yang dapat merangsang bahasa pada dirinya.

Karakteristik Kemampuan Bahasa Anak Usia Dini


Kemampuan berbahasa anak usia dini pada setiap anak berbeda-beda di setiap tingkatan usia. Jamaris (2006)
menyatakan bahwa ciri-ciri kemampuan berbahasa anak usia 4 tahun adalah[1]: a) perkembangan kemampuan bahasa anak
yang pesat, dimana anak dapat menggunakan kalimat dengan baik dan benar; b) anak dapat menguasai 90 persen fonem dan
sintaksis bahasa yang digunakannya c) anak dapat berpartisipasi dalam suatu percakapan, anak dapat mendengar orang lain
berbicara dan menanggapi percakapan tersebut. Dapat dipahami bahwa anak usia 4-5 tahun telah berkembang dalam aspek
bahasa yang ditunjukkan dengan kemampuan anak untuk berpartisipasi dalam percakapan baik dengan teman sebaya maupun
orang dewasa di sekitarnya.

Keterlambatan Bicara

Keterlambatan bicara merupakan kecenderungan anak sulit mengungkapkan keinginan atau perasaannya kepada orang lain
seperti tidak dapat berbicara dengan jelas, dan kurangnya penguasaan kosakata yang membuat anak berbeda dengan
anak lain seusianya. Hurlock (1978: 194-196) menyatakan “jika tingkat perkembangan bicaranya berada di bawah tingkat
kualitas perkembangan bicara, anak yang seusia dapat diketahui[13]. Beberapa jenis keterlambatan bicara memiliki
perbedaan satu sama lain seperti ditunjukkan oleh gangguan yang dialami anak.Jenis-jenis keterlambatan bicara pada
anak usia dini menurut Van Tiel [14](Tsuraya 2013:25): 1) Gangguan Bahasa Spesifik; 2) Gangguan Ekspresif Bicara dan
Bahasa; 3) Gangguan Pemrosesan Auditori Centrum ; 4) Perkembangan Disfatik Murni; 5) Pembelajar Visual Spasial
Berbakat; 6) Perkembangan Disinkronkan.Keterlambatan berbicara bukan hanya milik seorang anak.

101/104
Dahniarti dkk. / flashcard, kosa kata, keterlambatan bicara. keterampilan bahasa
faktor perkembangan, tetapi juga karena gangguan sensorik, gangguan neurologis, kecerdasan, kepribadian dan
ketidakseimbangan perkembangan internal dan ketidakseimbangan perkembangan eksternal anak.

BAHAN DAN METODE

Metode
Peneliti menggunakan penelitian subjek tunggal penelitian kuantitatif (single subject research) Desain eksperimen subjek
tunggal adalah desain yang dapat digunakan jika ukuran sampelnya satu.

Instrumen
Instrumen tes konsepsi yang dikembangkan untuk mengetahui konsepsi siswa guru SD adalah 7 butir soal.
Soal tes menggunakan format tes empat tingkat. Validasi tes konsepsi dinilai oleh dua orang ahli pendidikan fisika
dan satu orang ahli fisika teori. Hasil validasi butir soal tes konsepsi menunjukkan bahwa validator secara umum
menyatakan butir soal yang akan digunakan valid baik secara isi maupun konstruksi. Validator memberikan
beberapa catatan yang disarankan untuk direvisi, terutama yang dianggap kurang tepat, yaitu terkait dengan
teori ilmiah yang diterima, kejelasan gambar, redaksi kalimat, dan tata tulis. Instrumen penelitian berupa
beberapa butir soal pilihan ganda tentang konsep gaya dan gerak yang memerlukan penjelasan tentang jawaban
yang dipilih.perubahan konseptual, mereka menuliskan tanggapan mereka terhadap beberapa pernyataan
tertulis (Ya/Tidak/Tidak selalu) dan dengan tingkat keyakinan (Tentu/Tidak terlalu yakin/Tidak yakin). Para peserta
menjawab pertanyaan secara individual dan tidak mencantumkan nama mereka untuk memastikan anonimitas
mereka.

Prosedur
Penelitian ini menggunakan single subject research (SSR) dengan menggunakan desain A1 – B-A2. A1 merupakan kondisi dasar
dimana kondisi ini merupakan perkiraan terbaik dari pengobatan yang diberikan. B adalah kondisi intervensi yaitu suatu kondisi
ketika intervensi diberikan kemudian dalam kondisi tersebut dapat diukur. A2 merupakan fase yang memungkinkan untuk
menarik kesimpulan tentang hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.
A1: (baseline 1) dalam penelitian ini merupakan kemampuan dasar dalam hal ini kemampuan berbicara awal pada mata pelajaran. Subyek
diberi petunjuk untuk melihat 3 media flash card dan memberikan jawaban sesuai gambar yang dilihatnya serta mengucapkan kata benda
ini yang menjadi kemampuan awal
dimiliki oleh subjek.
B: (intervensi) dengan memberikan pelatihan pengenalan gambar dengan mengucapkan kosakata kata yang
tepat dengan urutan gambar yang sesuai sampai dapat mengucapkannya menjadi 1 kalimat.
A2: (baseline 2) adalah observasi ulang terhadap kemampuan berbicara dan menjadi evaluasi untuk menentukan
pengaruh pemberian intervensi terhadap kemampuan subjek.

Variabel adalah istilah dalam penelitian eksperimen termasuk penelitian dengan subjek tunggal yang merupakan atribut tentang
sesuatu yang diamati dalam penelitian (Sunanto, Takeuchi, dan Nakata (2005:12) Variabel adalah bentuk-bentuk kejadian yang
dapat diamati dan diukur, variabel yang digunakan adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas dan variabel terikat,
dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah pemahaman kosakata sedangkan variabel bebasnya adalah media flash card[16].

Subjek dalam penelitian ini adalah anak yang terlambat berbicara karena gangguan sensorik, TK 1
Sekolah Kristen Logos Surabaya, usia 4 tahun. Ciri-ciri subjek penelitian adalah dalam mengungkapkan bahasa,
mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan yang diberikan oleh guru, kesulitan dalam menyampaikan
kalimat secara lengkap dan jelas, siswa tidak dapat bercerita, siswa belum dapat memberikan informasi secara
akurat dan jelas, dan selalu ulangi kata-kata yang sama.

Analisis data
Analisis yang digunakan adalah analisis kondisi dan analisis antar kondisi. Data yang peneliti peroleh dari hasil
penelitian penerapan media flash card untuk meningkatkan pemahaman kosakata, terdiri dari 8 sesi yaitu: 2 sesi
baseline-1 (A1), 3 sesi intervensi (B) dan 3 sesi baseline-1 (A2 ).

102/104
DINAMIKA JIPD

HASIL DAN DISKUSI

Analisis dalam Kondisi

Setelah dilakukan analisis kondisi, hasil analisis data berada pada kondisi fase baseline-1 (A1), fase intervensi (B)
dan baseline fase-2 (A2). Durasi konduksi atau jumlah seluruh sesi yang dilakukan pada fase baseline-1 (A1)
sebanyak 2 sesi, fase intervensi (B) sebanyak 4 sesi, dan fase baseline-2 (A2) sebanyak 2 sesi. Perkiraan tren arah
menjelaskan perubahan pada setiap data dari sesi ke sesi. Baseline-1 (A1) fase trend arah datar karena skor yang
diperoleh sama dari sesi pertama terakhir. Fase intervensi (B) arah garis tren meningkat karena skor yang
diperoleh meningkat dari sesi pertama sesi terakhir.

Tabel 3. Kemampuan Memahami Kosakata


Fase Base line-1 Fase Intervensi Fase Dasar garis-2
(A1) (B) (A2)
Nomor Sesi Persen Nomor Sesi Persen Nomor Sesi Persen
1 25% 3 42% 7 75%
2 25% 4 42% 8 75%
5 58%
6 58%

Perhitungan tendensi stabilitas pada fase baseline-1 (A1) sebesar 100%, pada fase intervensi (B) sebesar 100%, dan
pada fase basseline-2 (A2) sebesar 100%. Terlihat pada ketiga fase tersebut memiliki kecenderungan kestabilan data
menjadi stabil. Pada baseline fase-1 (A1) jejak datanya sama. Fase intervensi (B) penelusuran data meningkat dan fase
baseline-2 (A2) penelusuran data meningkat. Data fase beseline-1 (A1) sama-sama stabil dengan kisaran 25-25, fase
intervensi (B) meningkat stabil dengan kisaran 42-58, dan fase baseline-2 (A2) meningkat stabil dengan kisaran dari
75-75. Tingkat perubahan pada fase baseline-1 (A1) menunjukkan hal yang sama, fase intervensi (B) menunjukkan tanda
(+) yang berarti meningkat, dan fase baseline-2 (A2) menunjukkan tanda (+) yang berarti meningkat.

Analisis Antar Kondisi


Analisis antar kondisi merupakan kegiatan analisis yang dilakukan antara dua kondisi, yaitu kondisi baseline dan kondisi
intervensi. Analisis antar kondisi dilakukan setelah data yang diperoleh menunjukkan kestabilan. Dalam penelitian ini salah satu
variabel yang ingin diubah adalah salah satunya, kemampuan mengenali kosakata.
Perubahan kecenderungan arah antara fase baseline-1 (A1) ke intervensi (B) semakin meningkat, yang berarti
kondisi mengalami peningkatan setelah intervensi. Sedangkan pada fase baseline-2 (A2) hingga intervensi (B)
meningkat yang artinya intervensi dapat meningkatkan kemampuan subjek secara signifikan. Perubahan
kecenderungan stabilitas antara baseline-A1 (A1) ke intervensi (B) stabil ke stabil, dan antara baseline-2 (A2) ke
intervensi (B) stabil ke satabil.
Perubahan level dari baseline-1 (A1) menjadi intervensi (B) sebesar +17 yang berarti kemampuan memahami
kosakata mengalami peningkatan sebesar +17. Sedangkan dari baseline-2 (A2) hingga intervensi bernilai 0 yang artinya
kemampuan kosakata tetap sama walaupun belum diberikan intervensi.
Tumpang tindih data pada fase baseline-1 (A1) ke dalam intervensi (B) adalah 0%, yang berarti pemberian intervensi
berpengaruh signifikan terhadap perilaku. Dengan kata lain media flash card membantu dalam pemahaman kosakata
pada anak, keterlambatan berbicara di TK A.

Kemampuan Siswa Keterlambatan Bicara


Kondisi baseline merupakan kondisi awal untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum dilakukan intervensi
atau perlakuan. Kondisi sebelum diberikan intervensi menunjukkan kemampuan pemahaman kosakata pada
subjek penelitian memiliki skor yang rendah. Hal ini terlihat dari perhitungan analisis data kondisi pada fase
beseline-1 (A1) dengan mean level 25, estimasi data trace sama karena diperoleh skor yang sama.
Intervensi yang diberikan berupa penerapan media flash card yang merupakan salah satu media pembelajaran yang
digunakan sebagai strategi dalam penyampaian pesan kepada siswa. Dalam penerapan penggunaan flash card
kemampuan kosakata siswa mengalami peningkatan. Pemahaman menggunakan media flash card dapat membantu
memahami dan mengingat kosakata yang dipelajari. Hal ini terlihat pada nilai yang diperoleh subjek penelitian yaitu
42%, 42%, 58%, dan 58%.
Penelitian tentang penerapan media flash card terhadap kemampuan memahami kosa kata menunjukkan bahwa dengan
media flash card dapat meningkatkan pemahaman kosa kata siswa tentang keterlambatan berbicara dengan gangguan sensori.
Keadaan ini ditunjukkan dengan kemampuan mengenali kosakata pada baseline-1 (A1) selama 2 sesi. Nilai yang diperoleh adalah
skor 25%, 25%. Peningkatan fase intervensi (B) yaitu skor 42%, 42%, 58%, 58%, selama 4 sesi. Baseline-2 fase (A2) adalah skor
75%, dan 75%. Persentase kestabilan baseline-1 (A1) sebesar 100%, intervensi (B) sebesar 100% dan baseline-2 (A2) sebesar 100%
yang berarti ketiga fase tersebut memiliki persentase kestabilan yang stabil.

103/104
Dahniarti dkk. / flashcard, kosa kata, keterlambatan bicara. keterampilan bahasa

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa siswa dengan keterlambatan bicara dapat ditingkatkan keterampilan berbahasanya dengan
menggunakan flashcard. Alasan menurut penelitian adalah: (1) Flashcard dapat dengan mudah digunakan dan dapat menarik perhatian; (2) Flashcard
membantu siswa dengan keterlambatan bicara untuk fokus mempelajari kosakata; dan (3) Flashcard dapat membantu siswa dengan keterlambatan bicara untuk
mengucapkan kalimat lengkap. Dengan demikian, media flashcard merupakan salah satu media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Dalam penelitian ini flashcard dapat meningkatkan keterampilan berbahasa. Guru dapat menggunakan kartu flash untuk membantu siswa
dengan keterlambatan kecepatan untuk memperkaya dan mengembangkan kosa kata untuk meningkatkan keterampilan bahasa

REFERENSI
(1) Jamaris, M. (2006). Perkembangan dan pengembangan anak usia taman kanak-kanak.Jakarta: Grasindo.
(2) Nugroho, Nurkamto, & Sulistyowati (2012).Meningkatkan Materi Kosakata Siswa Menggunakan Flashcards.Jurnal Pendidikan
Bahasa Inggris.
(3) Martin, BL, & Briggs, LJ (1986).Domain afektif dan kognitif: Integrasi untuk pengajaran dan penelitian.
Teknologi Pendidikan.
(4) Arsyad, A. (2011)Media Pembelajaran. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
(5) Mustaji, (2016).Media Pembelajaran. Surabaya: Unesa University Press.
(6) Mohammadnejad, S., Nikdel, H., & Oroujlou, N. (2012).Mengaktifkan kembali Pengetahuan Kata Pelajar EFL melalui
Dua Teknik: Flashcards versus Worldlist, Jurnal Internasional Linguistik.
(7) Carpenter, SK, & Olson, KM (2012). Apakah gambar bagus untuk mempelajari kosakata baru dalam bahasa asing? Hanya jika
Anda berpikir mereka tidak.Jurnal Psikologi Eksperimental: Pembelajaran, Memori, dan Kognisi,38(1), 92. (5) Komachali, ME
& Khodareza, M. (2012).Studi Pendidikan Internasional tentang Pengaruh Penggunaan Kartu Flash Kosakata pada
Pengetahuan Kosakata Siswa Pra-Universitas Irian, Studi Pendidikan Internasional.
(9) Nashir, M. dan RN Laili.(2018).Penerapan electronic flashcard untuk menambah kosakata siswa. Edukasi: Jurnal
Penelitian dan Artikel Pendidikan, 10 (2), 125-136
(10) Fitriyani, E., & Nulanda, PZ (2017). Efektivitas Media Flash Cards dalam peningkatan Kosakata Bahasa Inggris.
Psikopat: Jurnal Ilmiah Psikologi,4(2), 167-182.
(11) Usman, M. (2015).Perkembangan Bahasa Dalam Bermain dan PermainanYogyakarta: Deepublish (CV.Budi
Utama
(12) Teng, F. dan Dia, F. (2015)Contoh Praktik Kelas Menggunakan Flashcards untuk Anak Muda: Indikasi Awal
untuk Mempromosikan Otonomi. Jurnal SiSal Vol. 6, N0. 4 Desember 2015, 382-398.
(13) Hurlock BE (1978)Perkembangan AnakJilid 1. Jakarta: Erlangga.
(14) Tsuraya, I. (2013).Kecemasan Pada Orang Tua Yang Memiliki Anak Terlambat Bicara Di RSUD Dr.
AshariPemalang. Skipsi, (Online), Jilid 2Vol 2. ISSN 22526358 (http://www.google.co.id/
18524/1/1550408058.pdf&sa=U&rct=j&ved=0ahUKEwiZ19HG64jLAhWKco4K
He0SAJUQFggbMAA&sig2=nKOqlQf&SFCg2AFQiYzKcoWstKh0SAJUQFggbMAA&sig2=nKOqlQfCN3qlQiYzKWwst).

http://www.jurnalnasionalump/index.php/dinamika

104/104

Anda mungkin juga menyukai