Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN

TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS SISWA


DALAM KOSA KATA BAHASA INGGRIS

PROPOSAL TESIS
Diajukan untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar magister

IHDA ROSYIDAH
20217479035

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS


PASCASARJANA UNIVERSITAS INDRAPRATA TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Bahasa Inggris merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang harus diikuti
oleh semua siswa SMP sesuai dengan Permendiknas No.58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum SMP/MTs. Pelajaran Bahasa Inggris yang diberikan meliputi 4 aspek
kebahasaan yaitu kemampuan mendengarkan (listening), berbicara (speaking),
membaca (reading), dan menulis (writing). Sebagai salah satu keterampilan,
membaca dan berbicara merupakan cara yang praktis dan efektif bagi peserta
didik untuk mengungkapkan pemikiran, kreativitas, dan keunikannya.

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan


emosional peserta didik, serta merupakan penunjang keberhasilan dalam
mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu
peserta didik mengarungi kehidupan bagi dirinya dan orang lain serta mengenal
dirinya, budayanya, dan budaya orang lain. Selain itu,penguasaan bahasa juga
membantu peserta didik mampu mengemukakan gagasan dan perasaan,
berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan
kemampuan analitis dan imaginative untuk mengembangkan potensi yang ada
dalam dirinya. Bahasa Inggris mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi
siswa baik sebagai alat komunikasi dengan penutur asing juga mempunya peranan
yang sangat penting untuk menunjang siswa dalam rangka mempelajari bidang
studi yang lain. Oleh sebab itu kurikulum yang dikembangkan sekarang bertujuan
untuk dapat mempersiapkan siswa agar mempunyai kompetensi yang mampu
merefleksikan pengalamannya sendiri dan pengalaman orang lain, mengemukakan
gagasan, dan budaya orang lain (Depdiknas:2004).

Salah satu faktor yang menyebabkan belum meningkatnya kualitas


pembelajaran adalah tidak ada minat dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
terkadang dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris di sekolah siswa mengalami
kejenuhan. Hal ini di karenakan proses belajar mengajar yang dilakukan masih
hanya menggunakan media buku dan papan tulis. Sehingga mengakibatkan proses
pembelajaran kurang menarik dan kurang mudah dipahami. Oleh karena itu
diperlukan media pembelajaran yang dapat menarik minat belajar siswa. Dengan
semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, semakin banyak masyarakat yang
mulai menyadari akan pentingnya media pembelajaran berbasis gambar.
Pembelajaran berbasis gambar juga dapat membantu siswa dalam belajar dan
membantu proses belajar lebih menyenangkan. Pemilihan media pembelajaran
yang tepat merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pencapaian dari
tujuan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang diharapkan.

Penggunaan media pembelajaran berbasis gambar yang secara acak seperti


merupakan salah satu yang gampang untuk di pahami oleh para murid sehingga
proses pembelajaran tetap dapat berjalan walaupun tidak didampingi oleh guru.
Menurut dalam buku ROHANI, S.Ag., M.Pd (2019:1) Pembelajaran merupakan
suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk
belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pebelajar
dan guru sebagai fasilitator, yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah
terjadinya proses belajar (learning process). Menurut Sadiman Arief (dkk), 1996.
mengemukakan arti media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim 6
kepenerima pesan.

Dalam artikel S_Zubaidah - Seminar Nasional Pendidikan,


(2016) Keterampilan memecahkan masalah mencakup keterampilan lain seperti
identifikasi dan kemampuan untuk mencari, memilih, mengevaluasi,
mengorganisir, dan mempertimbangkan berbagai alternatif dan menafsirkan
informasi. Seseorang harus mampu mencari berbagai solusi dari sudut pandang
yang berbeda-beda, dalam memecahkan masalah yang kompleks. Pemecahan
masalah memerlukan kerjasama tim, kolaborasi efektif dan kreatif dari guru dan
siswa untuk dapat melibatkan teknologi, dan menangani berbagai informasi yang
sangat besar jumlahnya, dapat mendefinisikan dan memahami elemen yang
terdapat pada pokok permasalahan, mengidentifikasi sumber informasi dan
strategi yang diperlukan dalam mengatasi masalah. Pemecahan masalah tidak
dapat dilepaskan dari keterampilan berpikir kritis karena keterampilan berpikir
kritis merupakan keterampilan fundamental dalam memecahkan masalah. Siswa
juga harus mampu menerapkan alat dan teknik yang tepat secara efektif dan
efisien untuk menyelesaikan permasalahan.

Karena bahasa sebagai sarana komunikasi, pengetahuan leksikal atau


pengetahuan kosakata bahasa menjadi hal yang utama dalam pembelajaran
bahasa. Oleh karena itu, pengetahuan leksikal adalah pusat kompetensi
komunikatif dan akuisisi bahasa kedua (Schmitt., 2000). Mengenai kebutuhan
untuk pembelajaran kosa kata, peran peserta didik dalam pengembangan
pembelajaran kosa kata mereka adalah masalah yang penting untuk dipelajari.
Karena pembelajaran kosa kata tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas tanpa
praktik di luar kelas, peserta didik harus membangun strategi belajar mereka,
terutama untuk pengembangan kosa kata mereka.

Pada penelitian sebelumnya penulis sudah melakukan penelitian tetapi dengan


menggunakan metode one grup pretest-posttest design dan quasi eksperimen.
Pada penelitian kali ini penulis menggunakan metode Picture and Picture yang
menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pikiran seorang murid
terhadap hasil belajar dan motivasi belajar siswa.

B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, dapat di


identifikasi beberapa masalah antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar Bahasa Inggris siswa mungkin berkaitan dengan


media pembelajaran yang sangat rendah. Terkait dengan ini muncul
pertanyaan Bagaimana media pembelajaran di sekolah.
2. Rendahnya hasil Keterampilan Menulis siswa dalam kosa kata di sekolah
mungkin berkaitan dengan aktivitas belajar siswa. Terkait dengan ini muncul
pertanyaan Bagaimana Keterampilan Menulis siswa dalam kosa kata di
sekolah.
3. Rendahnya hasil Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan
Menulis Siswa Dalam Kosa Kata Bahasa Inggris . Terkait dengan ini muncul
pertanyaan Bagaimana Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap
Keterampilan Menulis Siswa Dalam Kosa Kata Bahasa Inggris di SMP
Islam Al-Ghaitsa?

C. RUMUS MASALAH
1. Bagaimana media pembelajaran di sekolah SMP Islam Al-ghaitsa?
2. Bagaimana Keterampilan Menulis siswa dalam kosa kata di sekolah SMP
Islam Al-ghaitsa?
3. Bagaimana Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan
Menulis Siswa Dalam Kosa Kata Bahasa Inggris di SMP Islam Al-
Ghaitsa?

D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan fenomena yang dirumuskan dalam rumusan masalah, maka
tujuan penelitan ini untuk mengetahui:
1. media pembelajaran di sekolah Smp Islam Al-ghaitsa.
2. Keterampilan Menulis siswa di sekolah Smp Islam Al-ghaitsa.
3. Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Keterampilan Menulis Siswa
Dalam Kosa Kata Bahasa Inggris di SMP Islam Al-Ghaitsa?

E. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka kegunaan penelitian ini adalah


sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi khasanah keilmuan yang


berkaitan dengan bidang kajian penelitian dan memberikan masukan dalam
pengembangan keilmuan yang terkait dalam hubungan antara penguasaan
kosakata dalam penggunaan Picture and Picture. Selain itu penelitian ini juga
diharapkan dapat berguna bagi pelajar yg lainnya.

2. Manfaat secara Praktis

Temuan penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan terhadap


aspek-aspek yang perlu dilakukan misalnya meningkatkan motivasi belajar
yang lebih tinggi lagi antara Picture and Picture dengan keterampilan
penguasaan kosakata di SMP Islam Al-Ghaitsa.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. MEDIA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN GAMBAR

Menurut Oemar Hamalik (1994:43) berpendapat bahwa “Gambar adalah


segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalambentuk dua dimensi sebagai
curahan perasaan atau pikiran”. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001: 329) “Gambar adalah tiruan barang, binatang, tumbuhan dan sebagainya
Media grafis visual sebagimana halnya media yang lain. Media grafis untuk
menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai
menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampikan dituangkan ke
dalam simbol-simbol komunikasi visual. Simbol-simbol tersebut perlu dipahami
benar artinya agar proses penyampian pesan dapat berhasil dan efisien.

Diantara media dalam pembelajaran, media gambar adalah media yang paling
umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar dari pada
tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai dengan persyaratan yang
baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Tingkat sekolah SD dan SMP masih tergolong siswa yang masih
sulit berpikir abstrak. Sesuai dengan teori Piaget tentang perkembangan kognitif,
pada tahap operasional formal yang muncul pada usia tujuh sampai lima belas
tahun, individu sudah mulai memikirkan pengalaman-pengalaman konkrit, dan
memikirkannya secara lebih abstrak, idealis dan logis.Teori ini dapat
menunjukkan bahwa untuk siswa tingkat SD dan SMP masih tahap berpikir yang
selalu mengaitkan dengan hal-hal yang konkrit. Menurut Gagne adalah media
sebagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang mereka
untuk belajar (Aristo, 2003:10). Media gambar adalah salah satu media yang tidak
diproyeksikan. Media ini dapat dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang akan dilaksanakan. Penggunaan media gambar lebih efektif
apabila gambar disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya
gambar, detail, warna, dan latar belakang yang perlu untuk penafsiran.

Menurut Azhar Arsyad (2009:25-27), manfaat praktis pengembangan media


gambar dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Media gambar dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi


sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil
belajar.
b. Media gambar dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar.
c. Media gambar dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang, dan
waktu, maksudnya yaitu:
1. Objek atau benda yang terlalu besar untuk ditampilkan
langsung diruang kelas dapat diganti dengan gambar.
2. Objek atau benda yang terlalu kecil, yang tidak tampak oleh
indera dapat disajikan dengan gambar.
3. Kejadian langka yang terjadi dimasa lalu atau terjadi sekali
dalam puluhan tahun dapat ditampilkan melalui gambar
atau foto.
4. Objek atau proses yang amat rumit dapat ditampilkan
secara konkret melalui gambar.
5. Kejadian atau percobaan yang membahayakan dapat
disimulasikan melalui gambar.
6. Peristiwa alam yang memakan waktu lama dapat disajikan
melalui gambar.
d. Dapat memberikan kesamaan pengalaman dan persepsi pada siswa.

Ada tiga macam media pembelajaran pada umumnya, yaitu audio, visual dan
audio-visual. Dari ketiga macam media pembelajaran di atas, media visual-lah
yang sering digunakan untuk meningkatkan suasana pembelajaran yang lebih
menarik. Gambar, salah satu bentuk media visual, merupakan media yang selain
paling sering digunakan, juga paling mudah dilakukan.Media visual dapat
memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi)
dan memperkuat ingatan. Media visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan
dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata
(Sadiman, 2008).

A. KETERAMPILAN MENULIS DALAM PEMBELAJARAN

Keterampilan menulis dapat diterapkan di seluruh pembelajaran termasuk juga


pembelajaran bahasa Inggris. Pembelajaran bahasa Inggris saat ini cukup penting,
hal ini disebabkan bahwa bahasa Inggris adalah Bahasa internasional. Kedudukan
bahasa Inggris pada Pendidikan merupakan mata pelajaran muatan lokal. Mulok
pada hakikatnya merupakan manifestasi dari bagian yang berlaku secara lokal
yang disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan. Mulok tersebut
dimaksudkan untuk memberi bekal kemampuan siswa yang dianggap perlu oleh
daerah yang bersangkutan (Sutarsyah, 2017). Walaupun hanya berstatus mata
pelajaran ekstra, bukan berarti proses pembelajarannya sembarangan. Bahkan
seharusnya proses pembelajarannya dipersiapkan dengan baik agar menarik siswa
siswa untuk belajar bahasa asing tersebut dan memudahkan mereka belajar
sekolah di tingkat lanjutan (Nurhajati, 2020).
Untuk mengatasi persoalan Keterampilan Menulis Dalam Pembelajaran,
dibutuhkan media pembelajaran yang berkualitas disamping metode pembelajaran
yangt baik untuk merangsang kreatifitas kebahasaan siswa khususnya yang
berkaitan dengan keterampilan menulis siswa. Salah satu media pembelajaran
yang cocok dengan situasi ini adalah dengan menggunakan media gambar berseri.
Gambar berseri adalah gambar dengan rangkaian kegiatan atau cerita yang
disajikan secara berurutan. Siswa berlatih mendeskripsikan setiap gambar, hasil
deskripsi dari setiap gambar apabila dirangkai akan menjadi suatu karangan yang
utuh (Arsyad, 2009: 119).

Keterampilan dalam menulis sebuah teks berbahasa Inggris sangatlah


diperlukan siswa untuk mengingat mereka dalam pengajaran Bahasa Inggris,
khususnya keterampilan menulis, siswa diajarkan tentang bagaimana cara
membuat sebuah komposisi tulisan berbahasa Inggris dengan memperhatikan
grammar, spelling, style, word choice, dan aspek penulisan lainnya.

B. KOSA KATA DALAM BAHASA INGGRIS

Pembelajaran bahasa inggris sebenarnya cukup penting dalam dunia


Pendidikan mengingat Bahasa inggris adalah bahasa internasional yang digunakan
banyak negara di seluruh dunia (Iswari, 2017). Maka dari itu bahasa Inggris cukup
penting untuk di pelajari siswa sekolah dasar. Mengingat bahwa bahasa Inggris
adalah bahasa asing, maka dari itu kita perlu mempelajari setiap kosa kata yang
akan digunakan. Tankersley (dalam Handayani, 2018) menjelaskan bahwa
vocabulary is the meaning and pronunciation of words in communication to listen,
speak, read and write. Khasanah, Chamdani dan Susiani (dalam Fitri yani &
Nulanda, 2017) menjelaskan bahwa dalam proses mempelajari bahasa Inggris,
kosa kata merupakan bagian penting, namun sering diabaikan dalam kegiatan
pembelajaran. Jika siswa kurang memahami kosa kata, maka akan memiliki
hambatan dalam penggunaan kegiatan menulis serta pembelajaran bahasa Inggris.
Strategi pembelajaran kosakata adalah cabang dari strategi pembelajaran
bahasa. Pembelajar bahasa asing sering menemukan kesulitan mengenai strategi
pembelajaran kosa kata mereka. Selain itu, Ghazal. (2007) mengatakan bahwa
meskipun belajar kosa kata merupakan tantangan bagi pelajar bahasa asing,
peserta didik dapat menggunakan berbagai strategi pembelajaran kosa kata untuk
mengatasi tantangan tersebut. Oleh karena itu, strategi yang digunakan dalam
pembelajaran kosakata adalah topik penting untuk didiskusikan dalam ranah
linguistik terapan.

Tidak semua orang bisa menguasai banyak kosakata dengan mudah. Namun,
siswa juga harus menguasai kosakata sebanyak mungkin berdasarkan kurikulum
yang dibuat oleh pemerintah.

Beberapa siswa menguasainya dengan mudah, tapia da beberapa yang tidak.


Oleh karena itu, diperlukan suatu cara agar siswa dapat menguasai kosa kata
dengan mudah, salah satunya adalah dengan menggunakan permainan dalam
proses belajar mengajar.

Pelajaran kosakata memainkan peran penting dalam belajar bahasa asing.


Berdasarkan kurikulum, guru harus memilih dan menerapkan beberapa teknik dan
alat pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Mencapai tujuan pengajaran
kosa kata membutuhkan kreativitas guru untuk mengatur pembelajaran kosa kata
sesuai dengan konteks yang diajarkan.

Kosakata mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan sehari-hari,


terutama dalam kegiatan komunikasi di masyarakat dan dalam proses
pembelajaran di sekolah. Penguasaan kosakata yang cukup akan memperlancar
pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Kata dalam
bahasa Yunani kuno disebut juga lexicon. Beberapa ahli mendefinisikan kosakata
sebagai perbendaharaan kata dalam suatu bahasa. Menurut Chaer (2009: 9)
menyebutkan bahwa istilah leksikon lazim digunakan untuk mewadahi konsep
kumpulan leksem dari suatu bahasa, baik kumpulan secara keseluruhan maupun
secara sebagian. Leksikon merupakan komponen bahasa yang memuat semua
informasi tentang makna dan pemakaian kata dalam suatu bahasa. Menurut Keraf
(2007: 21), kosakata merupakan alat penyalur ide/gagasan yang berarti bahwa
semakin banyak kosakata yang dikuasai maka semakin banyak dan semakin
lancar gagasan tersebut disampaikan. Nurgiyantoro (2001: 213) menyatakan
bahwa penguasaan kosakata adalah kemampuan seseorang untuk mengenal,
memahami, dan menggunakan katakata dengan baik dan benar, dengan
mendengar, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan untuk memahami
diwujudkan dalam kegiatan membaca dan menyimak, sedangkan kemampuan
mempergunakan diwujudkan dalam kegiatan menulis dan berbicara. Mengenal
kata adalah memperoleh kata-kata baru dari hasil mendengarkan atau dari hasil
membaca. Hakikat memahami kata-kata adalah memperoleh kosakata baru,
mengerti kata dan artinya serta memahami keterkaitan kata dan konsep yang
diawali kata-kata tersebut. Menurut Djiwandono (1996a: 42) dalam kegiatan
berkomunikasi kosakata merupakan unsur yang amat penting. Makna suatu
wacana sebagai bentuk penggunaan bahasa sebagian besar ditentukan oleh
kosakata yang digunakan dalam pengungkapannya. Dengan demikian, apabila
seorang anak kurang memiliki kemampuan dalam menguasai kosakata, anak
tersebut akan mengalami kesulitan dalam memahami suatu bahasa. Pada anak,
penguasaan kosakata tidak cukup hanya memahami saja, tetapi hal itu juga harus
meliputi kemampuan penggunaan kosakata tersebut dalam kegiatan
berkomunikasi.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian dan Pendekatan

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Model


pembelajaran Picture and Picture adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif. Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar
yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model
Pembelajaran Picture and Picture, mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi faktor utama dalam proses
pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan
gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk cerita
dalam ukuran besar. Menurut Johson and Johson (dalam Trianto. 2009: 281)
prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif Picture and Picture adalah
sebagai berikut:

1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu


yang dikerjakan dalam kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota
kelompok mempunyai tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung
jawab yang sama diantara anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan
membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses
belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung
jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kooperatif.

(Zaenal. 2014: 18) model pembelajaran kooperatif Picture and Picture adalah
model pembelajaran yang ditekankan pada gambar yang diurutkan menjadi urutan
yang logis, mengembangkan interaksi antar siswa yang saling asah, silih asih, dan
silih asu.

Model pembelajaran Picture and Picture mempunyai kelebihan dan kekurangan,


yaitu:

1. Kelebihan Picture and Picture

Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009: 12) menyatakan: 1). Guru lebih
mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2). Melatih berpikir logis dan
sistematis 3). Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu
subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir. 4).
Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik. 5). Siswa dilibatkan
dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.

2. Kekurangan Picture and Picture

Menurut Johonson (dalam Trianto, 2009: 12) menyatakan: 1. Memakai banyak


waktu 2. Banyak siswa yang pasif 3. Guru khawatir akan terjadi kekacauan di
kelas. 4. Banyak siswa yang tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan
yang 5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai
Untuk mengatasi kekurangan tersebut di atas, pembentukan kelompok dilakukan
secara heterogen agar anak yang kurang aktif berinteraksi dengan anak yang aktif,
begitu juga dengan anak yang kurang pandai dicampur dengan anak yang pandai.

B. Lokasi Penelitian
Adapun penelitian yang dilakukan oleh penulis mengambil lokasi penelitian di
SMP Islam Al-Ghaitsa.

C. Informan Penelitian

Informan-informan sebagai subjek yang mampu memberikan informasi yang


seluas-luasnya, maka dalam penelitian ini peneliti sangat berhati-hati dalam
menentukan informan, agar didapatkan informasi yang valid dan lengkap.

D. Instrument Penelitian

Sugiyono (2009: 305) meyatakan bahwa instrumen penelitian merupakan


suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang
diamati.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan
lembar tes.

1. Lembar observasi Lembar observasi adalah sebuah format isian yang


digunakan selama observasi dilakukan. Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematis atas fenomena-fenomena
yang diteliti. Observasi dilakukan terhadap proses mengajar guru dan
keaktifan siswa saat mengikuti proses pembelajaran melalui penggunaan
metode picture and picture dengan media gambar. Instrumen untuk
observasi menggunakan daftar cocok (check list).
2. Lembar Tes Perangkat tes adalah alat berupa serentetan pertanyaan atau
Latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan,
pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang di miliki oleh
individu atau kelompok.

Suharsimi Arikunto (2006: 53) menyatakan bahwa tes adalah alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Pemberian soal tes
akan dilaksanakan pada tiap-tiap akhir proses pembelajaran untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar siswa melalui penggunaan metode picture and picture
dengan media gambar dalam mata pelajaran Kosa Kata dalam Bahasa Inggris
setelah dilakukan tindakan. Jika dalam penelitian ini setiap siklus dilaksanakan
dalam dua kali pertemuan, maka pemberian soal tes juga akan dibagi menjadi dua.
Sehingga pada siklus I pertemuan pertama akan diberikan 15 soal dan pada
pertemuan kedua juga akan diberikan 15 soal, begitu juga pada siklus berikutnya
jika siklus I tidak berhasil. Pembagian soal juga disesuaikan dengan indikator
yang ada pada pertemuan tersebut. Dalam instrumen tes ini, tiap satu soal jika
menjawab benar maka mendapatkan skor 1, tetapi jika tiap satu soal menjawab
salah maka mendapatkan skor 0.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sugiyono (2009: 308) menyatakan bahwa teknik pengumpulan data


merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data,
maka penelitian tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah


observasi dan tes.

1. Observasi Observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang


penggunaan metode picture and picture dengan media gambar dalam mata
pelajaran Kosa Kata dalam Bahasa Inggris. yang diamati secara langsung
dalam proses pembelajaran berdasarkan lembar observasi. Observasi
dilakukan terhadap proses mengajar guru dan keaktifan siswa saat
mengikuti proses pembelajaran melalui penggunaan metode picture and
picture dengan media gambar.
2. Tes dilakukan untuk memperoleh data tentang peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran Kosa Kata dalam Bahasa Inggris.

F. Teknik Analisis Data


Sugiyono (2009: 333) menyatakan bahwa teknik analisis data merupakan
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
wawancara, catatan lapangan,dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan
data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,
dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun
orang lain.

Tujuan Analisis dalam penelitian tindakan kelas adalah untuk memperoleh


kepastian apakah terjadi perbaikan, peningkatan, atau perubahan sebagaimana
yang diharapkan bukan untuk membuat generalisasi atau pengujian teori.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
deskriptif kuantitatif. Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai
berikut:

1. \Data kuantitatif dikumpulkan melalui tes, dihitung jumlah skor masing-


masing dan dihitung nilai dari skor tersebut dengan mengunakan rumus
sebagai berikut:
Jumlah seluruh nilai siswa
Nilai rata-rata kelas =
Jumlah siswa

G. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian dalam menggunakan metode picture and


picture dengan media gambar pada pembelajaran mata pelajaran Kosa Kata dalam
Bahasa Inggris siswa kelas VII SMP Islam Al-Ghaitsa dengan kriteria ketuntasan
yaitu minimal 80 % dari seluruh siswa kelas VIII SMP Islam Al-Ghaitsa dengan
KKM yang ditentukan yaitu rata-rata 34 nilai ≥ 65. Untuk menghitung persentase
ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut:

Σ Siswa yang tuntas belajar


P= X 100%
Σ Siswa

Keterangan:
P: prosentase ketuntasan belajar

∑: jumlah

REFERENSI

Dewi A. N. W. (2016). Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Dan

Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris.

Journal of Education and Social Sciences Vol 18, No 2 (2016).

Available From

https://ejournal.bsi.ac.id/ejurnal/index.php/paradigma/article/view

/1178

Siti Z. (2016). Keterampilan Abad Ke-21: Keterampilan Yang Diajarkan

Melalui Pembelajaran, Journal of ResearchGate. Available from

https://www.researchgate.net/profile/Siti-Zubaidah-7/publication/3180

13627_KETERAMPILAN_ABAD_KE-

21_KETERAMPILAN_YANG_DIAJARKAN_MELALUI_PEMBEL

AJARAN/links/5954c8450f7e9b2da1b3a42b/KETERAMPILAN-

ABAD-KE-21-KETERAMPILAN-YANG-DIAJARKAN-

MELALUI-PEMBELAJARAN.pdf
Almira A. (2016) Penggunaan Media Gambardalam Pembelajaran Matematika.

Jurnal Eksakta Volume 2 Nomor 1, 2016.

https://core.ac.uk/download/pdf/235121792.pdf

Chyntia H. W. P, Nia P. (2019) Penggabungan Artificial Intelligence dan

Kecerdasan Alami dalam Pembelajaran Keterampilan Menulis Bahasa

Inggris. Available from file:///C:/Users/HP/Downloads/editorsnpasca,

+6.+chyntia+heru+woro.pdf

https://ejournal.undikma.ac.id/index.php/jurnalkependidikan/article/view/

900/790

https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/902/4/

T1_292008161_BAB%20III.pdf

Anda mungkin juga menyukai