Anda di halaman 1dari 30

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMPULKAN ISI BERITA

DENGAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2


WANGI-WANGI SELATAN

PROPOSAL

OLEH

WA ODE AMALIAN PUTRI

A1M121033

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini, sudah tidak dapat diragukan lagi bahwa pendidikan


merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan. Melalui
pendidikan akan diperoleh pengetahuan dan keterampilan untuk pembentukan
kepribadian, baik melalui bimbingan dan pengarahan dari orang tua atau guru.
Salah satu jenis pendidikan yang bisa ditempuh adalah pendidikan formal.
Pendidikan formal merupakan pendidikan yang terstruktur dan berjenjang
yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi.

Saat ini, dalam pendidikan formal di sekolah masih ada pembelajaran


yang berpedoman pada Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan langkah
lanjutan pemerintah dalam mengembangkan aspek yang disempurnakan
Dalam Kurikulum 2013 ada standar kompetensi lulusan (SKL), kompetensi
inti (KI), dan kompetensi dasar (KD). SKL yaitu standar kompetensi lulusan
merupakan profil lulusan yang diimplikasikan untuk dimiliki setiap siswa
ketika ia lulus dari suatu jenjang pendidikan baik (SD, SMP, SMA). Dalam
SKL terdapat tiga ranah yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Setelah
SKL dikembangkan disusunlah kompetensi inti yang merupakan jabaran lebih
lanjut. SKL untuk sikap dipilih menjadi dua KI, yaitu terkait dengan sikap
spiritual (KI-1) dan sikap sosialnya (KI-2). SKL pengetahuan dijabarkan
menjadi KI pengetahuan (KI-3) dan SKL keterampilan dijabarkan menjadi KI
keterampilan(KI-4) (Priyatni, 2017:20).

Mata pelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP menjadi mata


pelajaran yang wajib yang berperan sebagai sarana untuk mengembangkan
potensi diri siswa dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
dan budaya. Dengan menguasai bahasa, diharapkan siswa dapat tumbuh dan
berkembang menjadi warga negara yang berkontribusi dalam pembangunan
nasional. Pengajaran bahasa bertujuan untuk membekali siswa dengan
keterampilan berbahasa yang melibatkan empat aspek utama, yakni
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. MenurutTarigan(2013:1),
keterampilan berbahasa mencakup kemampuan mendengarkan, berbicara,
membaca, dan menulis(Idarliati, 2018). Selanjutnya, menurut Guntur dalam
(Latifah dan Rabiatul Munajah, 2021:60) juga mengemukakan bahwa
keterampilan berbahasa (atau languagearts, language skills) dalam kurikulum
di sekolah biasanya mencakup empat segi, yaitu: keterampilan
menyimak/mendengarkan (listeningskills), keterampilan berbicara
(speakingskills), keterampilan membaca (Readingskills), keterampilan menulis
(writingskills).

Salah satu keterampilan berbahasa yang penting diajarkan kepada


siswa adalah keterampilan mendengarkan. Astuti (2002) menyatakan bahwa
keterampilan mendengarkan adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
sangat penting untuk mendukung perkembangan kemampuan berbahasa yang
optimal(Rosdiana, 2017). Dengan menguasai kemampuan mendengarkan,
siswa dapat memperoleh pengetahuan dari materi yang disampaikan secara
lisan. Salah satu keterampilan mendengarkan yang ditekankan dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia di tingkat SMP adalah melalui kegiatan
mendengarkan berita.

Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 pada tingkat


Sekolah Menengah Pertama (SMP) menekankan pentingnya kemampuan
siswa untuk menyimpulkan isi berita. Oleh karena itu, untuk dapat efektif
menyimpulkan isi berita, siswa perlu terlibat dalam kegiatan mendengarkan
berita itu sendiri. Menyimpulkan isi berita merupakan salah satu materi yang
tercantum dalam Kurikulum 2013 yang dijabarkan dalam kompetensi dasar
(KD) SMP kelas VIII Semester satu, khususnya KD. 4.1 “Menyimpulkan isi
dari berita (membanggakan dan memotivasi) yang dibaca dan didengar”
dengan Indikator Pencapaian Kompetensi “Menyimpulkan isi teks Berita”.
Indikator pencapaian hasil belajar dalam kemampuan menyimpulkan isi berita
untuk kelas VIII SMP menuntut siswa agar mampu memahami isi berita yang
dibaca atau yang didengar serta mampu menangkap unsur-unsur (5W+1H)
yang terdapat dalam berita tersebut lalu menuliskannya kembali dalam sebuah
kesimpulan dengan bahasa sendiri.

Berdasarkan hasil observasi awal diketahui bahwa pada siswa kelas


VIII di SMP Negeri 2Wangi-wangi Selatan tahun pelajaran
2022/2023menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mengalami kesulitan
untuk memahami dalam menyimpulkan isi berita yang didengar. Kesulitan
siswa ini tampak pada data hasil formatif dalam menyimpulkan isi berita
tahun pelajaran 2022/2023 yang menunjukkan rata-rata nilai kelas tersebut
baru 65 dan siswa yang nilainya memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal ada
11 siswa dari 25 siswa. Pencapaian prestasi siswa pada bahasa ini masih di
bawah KKM yaitu 70. Pada hasil studi sebelumnya, ternyata dalam proses
pembelajaran sebagian besar aktivitas atau peran dilakukan oleh guru, di
managuru terbiasa menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran
berpusat kepada guru. Sedangkansiswa tidak melakukan proses yang
dihadapkan langsung pada pokok permasalahan sesuai dengan tema.
Akibatnya, dalam pembelajaran siswa kurang bersemangat, kurang percaya
diri, kurang aktif, dan dampaknya siswa dalam belajar hasilnya kurang baik.

Menyikapi kondisi di atas, maka perlu dilakukan suatu upaya yang


mendukung. Salah satu diantaranya menemukan metode pembelajaran yang
lebih efektif dan mampu membuat siswa aktif, kreatif, produktif dan lebih
bertanggung jawab dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Oleh karena itu,
peneliti menawarkan metode diskusi. Penggunaan metode diskusi dalam
menyimpulkan isi berita dipilih karena dengan menerapkan metode diskusi
dalam pembelajaran, diharapkan dapat menjadi pendekatan baru untuk
meningkatkan partisipasi siswa dan hasil belajar mereka. Tujuan dari
penerapan metode diskusi ini adalah memotivasi siswa agar mampu berpikir
kritis, mengeluarkan pendapatnya, serta menyampaikan ide dan mengambil
suatu keputusan yang didasarkan pada pertimbangan yang saksama dalam
bekerja sama dengan temandiskusi lainuntuk mencapai tujuan bersama yaitu
dapat menyimpulkan isi berita. Dengan lebih aktif berpartisipasi dalam
kelompok diskusi, diharapkan aktivitas dan hasil pembelajaran siswa dapat
mengalami peningkatan.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan


olehAriefMuhakim (2021) dengan judul “Peningkatan
KemampuanMenyimpulkan Isi Berita yang Dibacakan melalui Metode
Diskusi dalam Pembelajaran Daring di SMP Salman Al Farisi Bandung”.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa melalui pembelajaran dengan
metode diskusi hasil kemampuan menyimpulkan isi berita yang dibacakan
siswa sangat baik, hal ini terbukti dari hasil nilai rata- rata 70,00 pada siklus I,
siswayang tuntas adalah 48,65 %,sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah
51,35 % pada siklus I. Nilai rata-rata pada siklus II adalah 81,00,siswa yang
tuntas 88,89 %,sedangkan siswa yang tidak tuntas 11,1 %. Angka ini
mengindikasikan bahwa secara klasikal metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan siswa menyimpulkan isi berita.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Arief Muhakim dengan


peneliti ini yaitu terletak pada tempat dilakukannya penelitian. Oleh karena
itu, peneliti akan menggunakan metode diskusi ini di SMP Negeri 2 Wangi-
wangi Selatan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyimpulkan isi berita.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk


melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan
Menyimpulkan Isi Berita dengan Metode Diskusi pada Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 2 Wangi-Wangi Selatan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas
mengajar guru dalam pembelajaran menyimpulkan isi berita pada siswa
kelas VIII SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan?
2. Apakah penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran menyimpulkan isi berita pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan?
3. Apakah metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalammenyimpulkan isi berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Wangi-wangi Selatan?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode diskusi dapat
meningkatkan aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran menyimpulkan
isi berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan.
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode diskusi dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran menyimpulkan
isi berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan.
3. Untuk mengetahui apakah metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan menyimpulkan isi berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2
Wangi-wangi Selatan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat teoretis
Penelitian ini dapat berfungsi sebagai referensi untuk penelitian yang
relevan bagi peneliti-peneliti selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
1 Bagi sekolah
Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
dan referensi bagi sekolah dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia,
terutama dalam keterampilan menyimpulkan isi berita.
2 Bagi guru
Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai bahan
informasi untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran
berikutnya, khususnya dalam pembelajaran menyimpulkan isi berita.
3 Bagi siswa
Siswa akan memperoleh pengalaman mengikuti pembelajaran
Bahasa Indonesia yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan
sehingga dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti proses
belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan metode diskusi.
Penelitian ini juga dapat menjadi sumbangan pemikiran dalam
meningkatkan pemahaman mereka tentang keterampilan
menyimpulkan isi berita.
4 Bagi peneliti
Untuk mengetahui proses pembelajaran dan lebih memahami
metode diskusi, serta untuk membuktikan keberhasilan penerapan
metode diskusi sebagai upaya meningkatkan kemampuan
menyimpulkan isi berita.

1.5 Batasan Operasional


1. Menyimpulkan adalah menetapkan, menyaring pendapat, dan mengambil
inti atau pokok-pokokberdasarkan uraian dalam karangan.
2. Isi berita adalah detail informasi yang ingin disampaikan dalam sebuah
berita.
3. Metode diskusi adalah metode mengajar yang menghadapkan peserta didik
pada suatu permasalahan untuk diselesaikan secara berunding dengan
teman satu kelompoknya.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


1. Permasalahan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagian besar
siswa mengalami kesulitan untuk memahami dalam menyimpulkan isi
berita yang didengar karena proses pembelajaran sebagian besar aktivitas
atau peran dilakukan oleh guru, di mana guru terbiasa menggunakan
metode ceramah, sehingga pembelajaran berpusat kepada guru. Sedangkan
siswa tidak melakukan proses yang dihadapkan langsung pada pokok
permasalahan sesuai dengan tema. Akibatnya, dalam pembelajaran siswa
kurang bersemangat, kurang percaya diri, kurang aktif, dan dampaknya
siswa dalam belajar hasilnya kurang baik.
2. Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan metode diskusi.
3. Penelitian Tindakan Kelas ini dibatasi pada Kompetensi Dasar(KD) yakni
kompetensi dasar (KD) SMP kelas VIII Semester satu, khususnya KD. 4.1
“Menyimpulkan isi dari berita (membanggakan dan memotivasi) yang
dibaca dan didengar” dengan Indikator Pencapaian Kompetensi
“Menyimpulkan isi teks Berita”.
4. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Wangi-
wangi Selatan tahun ajaran 2022/2023.
5. Penelitian Tindakan Kelas ini dikenakan pada kelas VIII dengan
jumlahsiswa 25 semester I di SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan tahun
ajaran 2022/2023.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Menyimpulkan
2.1.1 Pengertian Menyimpulkan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Edisi V,
menyimpulkan adalah mengikatkan hingga menjadi simpul,
mengikhtisarkan atau menetapkan, menyarikan pendapat, dan sebagainya
berdasarkan apa-apa yang diuraikan dalam karangan seperti pidato, berita,
dan sebagainya. Menurut Rohmadi (2020:56) Penyimpulan adalah
tindakan yang dilakukan manusia di mana pikiran mereka memperoleh
pemahaman baru tentang sesuatu yang sebelumnya tidak diketahui melalui
pemahaman terhadap hal-hal yang sudah mereka ketahui.

Berdasarkan definisi di atas dapat dipahami bahwa


menyimpulkan melibatkan proses mengikatkan informasi menjadi suatu
simpul, menetapkan atau mengikhtisarkan gagasan, serta merangkum
pendapat berdasarkan isi dari suatu karangan seperti pidato, berita, dan
sejenisnya. Dengan demikian, penyimpulan tidak hanya sekadar
merangkum informasi yang sudah diketahui, tetapi juga menciptakan
pemahaman baru tentang hal-hal yang sebelumnya tidak diketahui
melalui penguraian informasi yang sudah ada.

Keterampilan menyimpulkan melibatkan aktivitas akal pikiran


manusia yang didasarkan pada pengertian atau pengetahuan yang
dimilikinya, dengan tujuan mencapai pemahaman baru atau kebenaran
lain. Dari pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa keterampilan ini
menuntut seseorang untuk secara bertahap menguraikan dan memahami
berbagai aspek guna mencapai suatu formula baru, yang pada akhirnya
merupakan kesimpulan yang lebih mendalam. Hal ini mencerminkan
proses berpikir kritis dan kemampuan untuk menyatukan informasi
menjadi suatu pengertian yang lebih luas. (Faiz, 2012)

2.1.2 Cara Menyimpulkan


Menyimpulkan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
deduktif dan induktif. Dalam deduktif, penalaran dilakukan dengan
memanfaatkan kriteria atau pengetahuan umum untuk mencapai suatu
kesimpulan yang bersifat khusus atau spesifik. Sebaliknya, induksi
melibatkan prosedur berpikir yang dimulai dari hal-hal khusus,
kemudian berkembang menuju kesimpulan umum.(Faiz, 2012)

2.2 Hakikat Berita


2.2.1 Pengertian Berita
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) EDISI V, berita
adalah cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang
hangat; kabar. Hal ini berarti bahwa berita adalah suatu cerita atau
keterangan yang menyajikan informasi tentang kejadian atau peristiwa yang
sedang terjadi dan memiliki tingkat kehangatan atau ketertarikan tertentu.
Berita juga dianggap sebagai kabar yang memberikan gambaran atau
laporan mengenai fakta-fakta terkini untuk memberikan pemahaman kepada
pembaca atau pendengar tentang apa yang sedang terjadi di sekitar mereka.

Menurut Wahjuwibowo (2015:44), berita adalah suatu laporan


mengenai segala sesuatu, baik itu fakta yang dianggap menarik atau penting
bagi pembaca. Laporan tersebut harus disampaikan tepat waktu. Poin kunci
dari definisi ini adalah bahwa hanya informasi yang dianggap menarik dan
penting yang dianggap sebagai berita, dan penyampaian informasi tersebut
harus sesuai dengan waktu yang relevan.

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa berita adalah


cerita atau keterangan tentang kejadian atau peristiwa yang hangat,
disajikan secara tepat waktu, dan dianggap menarik atau penting. Ini
melibatkan laporan fakta terkini, yang memberikan pemahaman kepada
pembaca tentang situasi di sekitar mereka.

2.2.2 Jenis-jenis Berita


Menurut Junaedi (2013:11-13) secara garis besar, berita dapat
dikelompokkan menjadi dua jenis utama, yaitu hardnews dan softnews.
1. Hardnews
Hardnews, adalah jenis berita langsung, memiliki sifat timely
atau terikat waktu, dimana aktualitas waktu sangat krusial.
Keterlambatan dalam penyampaian berita ini dapat menyebabkan
informasi menjadi usang. Beberapa peristiwa yang termasuk dalam
kategori hardnews melibatkan rapat kabinet, peristiwa olahraga,
kecelakaan, bencana alam, dan meninggalnya tokoh terkenal.
2. Softnews
Softnews adalah jenis berita tidak langsung yang tidak
memiliki sifat timeless atau keterikatan waktu. Berita ini dapat diakses
kapan saja tanpa kehilangan relevansi. Beberapa peristiwa yang
termasuk dalam kategori softnews mencakup penemuan ilmiah, kisah
sukses, dan kisah tragis. Berbeda dengan hardnews, softnews tidak
tergantung pada waktu dan dapat dinikmati atau diakses kapan pun
tanpa kekhawatiran akan keusangan informasi.

2.2.3 Unsur-unsur Berita


Junaedi (2013:11-13) mengungkapkan bahwa untuk memahami
jurnalisme, maka perlu untuk mengetahui tentang unsur berita yang
dikenal dengan rumus 5W dan 1H. Unsur-unsur ini bisa dijabarkan sebagai
berikut:
1. Apa (What)
Apamengacu pada apa yang terjadi atau akan terjadi. Ini terkait
dengan informasi yang disajikan. Dalam konteks jurnalisme, "Apa"
mencerminkan tema yang dibahas dalam sebuah berita. Oleh karena
itu, untuk menentukan tema yang dapat dijadikan berita, kita perlu
mengevaluasi kelayakan berdasarkan penjelasan yang telah diberikan
sebelumnya.
2. Siapa (Who)
Siapa menunjukkan kepada siapa peristiwa terjadi, siapa yang
melakukannya, atau siapa yang terlibat. Keterkaitan antara "siapa" dan
"apa" penting untuk menyediakan informasi yang memadai kepada
pembaca dan menjadikan berita lebih dekat dengan khalayak.
3. Di mana(Where)
Di mana menunjukkan di mana peristiwa yang diberitakan terjadi.
4. Kapan (When)
Unsur Kapan memberikan informasi tentang kapan peristiwa
tersebut terjadi.
5. Mengapa (Why)
Mengapa (Why) memberikan penjelasan mengenai alasan di
balik terjadinya peristiwa. Dalam konteks ini, seorang wartawan
dituntut untuk dapat menggali informasi mengapa suatu peristiwa
terjadi dan kemudian mengubahnya menjadi berita.
6. Bagaimana (how)
How menjelaskan bagaimana peristiwa yang diberitakan terjadi.

Berdasarkan unsur berita tersebut dapat dipahami bahwa ketika


keenam pertanyaan ini dijawab dengan jelas dalam sebuah berita, maka
berita tersebut menjadi lebih lengkap dan dapat memberikan pemahaman
yang komprehensif kepada pembaca. Dengan menggunakan rumus 5W
dan 1H ini, wartawan dapat memastikan bahwa berita yang dihasilkan
mencakup semua aspek yang relevan dan memberikan informasi yang
lebih mendalam kepada khalayak.
2.2.4 Struktur berita
1. Judul berita
Wahjuwibowo (2015 : 49) menyatakan bahwa judul berita
memiliki peran sebagai etalase yang menampilkan berita secara
menarik. Sebagai etalase, judul harus dirancang dengan cermat: tidak
ganda, jelas, mencerminkan isi berita, dan memiliki nada yang
menggugah. Dalam pembuatannya, judul berita biasanya disusun
dalam kalimat lengkap tanpa menggunakan tanda titik (.).
2. Teras berita
Wahjuwibowo (2015 : 49) menyatakan bahwa teras berita, atau
lead, adalah inti informasi dalam suatu berita. Dalam penyusunannya,
wartawan menyoroti Siapa(Who), Apa(What), Di mana(Where), dan
Kapan (When) pada kalimat awal. Idealnya, lead hanya satu kalimat
dengan maksimal 35 kata atau tiga setengah baris. Namun, terkadang
dua kalimat terkait digunakan untuk memudahkan pemahaman.
3. Tubuh berita
Wahjuwibowo (2015:54) menyatakan bahwa setelah
memperkenalkan lead, bagian berikutnya disebut Tubuh Berita atau
Body. Di dalamnya, informasi lebih lanjut tentang ‘What’, ‘Why’, dan
‘How’ diuraikan secara mendalam. Dengan kata lain, tubuh berita
berfungsi sebagai penjelasan yang lebih terperinci dari apa yang telah
disampaikan dalam lead.
4. Ekor berita
Wahjuwibowo (2015:55) menyatakan bahwa ekor berita
merupakan bagian yang berfungsi sebagai kesimpulan, pertanyaan,
atau kelanjutan dari lead dan tubuh berita. Pada penulisan berita keras
atau hardnews, ekor berita cenderung memiliki arti yang lebih terbatas
karena umumnya tidak begitu penting. Ekor berita dapat berupa
penegasan atau pengulangan hal-hal penting yang telah disampaikan
sebelumnya dalam lead dan tubuh berita.
Dapat dipahami bahwa keseluruhan struktur ini dirancang untuk
menyampaikan informasi secara jelas, menarik, dan padat dalam sebuah
berita.

2.2.5 Cara Menyimpulkan Isi Berita


Cara menyimpulkan isi berita, menurut Romli (2018:44),
melibatkan beberapa langkah yang perlu diperhatikan:
a. Menyimak berita dengan saksama
Pendengaran atau pembacaan yang cermat terhadap berita
sangat penting untuk memahami setiap detail dan informasi yang
disajikan.
b. Membuat pokok-pokok isi berita
Identifikasi tema, peristiwa, orang yang diberitakan, tempat
kejadian, waktu kejadian, dan proses terjadinya peristiwa yang sedang
diberitakan. Ini membantu dalam merinci informasi yang signifikan.
c. Membuat kesimpulan berita
Susunlah pokok-pokok berita yang telah ditemukan dalam
bentuk kalimat. Hal ini membantu menyusun suatu rangkuman yang
padat dan jelas.
3. Menyusun paragraf berdasarkan pokok-pokok pikiran
Cara menyimpulkan isi berita dapat diekspresikan melalui
penulisan sebuah paragraf. Gabungkan pokok-pokok pikiran yang
telah diidentifikasi dalam wacana berita menjadi sebuah kesimpulan
yang koheren dan terstruktur.

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita dapat menyusun


ringkasan berita yang komprehensif dan memberikan gambaran yang
akurat terkait dengan informasi yang terkandung dalam berita tersebut.
2.3 Metode Pembelajaran
2.3.1 Pengertian Metode Pembelajaran
Sutikno (2019:29-30) menyatakan bahwa metode, secara harfiah,
mengacu pada "cara". Dalam penggunaan umumnya, metode diartikan
sebagai suatu cara atau prosedur yang digunakan untuk mencapai tujuan
tertentu. Sementara itu, kata "pembelajaran" merujuk pada segala upaya
yang dilakukan oleh pendidik guna memfasilitasi terjadinya proses belajar
pada peserta didik. Oleh karena itu, metode pembelajaran adalah
serangkaian cara atau prosedur yang diterapkan oleh pendidik dalam
penyajian materi pelajaran, bertujuan untuk memfasilitasi terjadinya
proses belajar pada peserta didik demi mencapai tujuan tertentu.Menurut
Helmiati (2012:57) metode pembelajaran adalah serangkaian prosedur,
urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan oleh guru untuk
mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan definisi menurut para ahli, dapat disimpulkan bahwa


metode pembelajaran merupakan serangkaian cara, prosedur, urutan
langkah-langkah, dan strategi yang digunakan oleh pendidik atau guru
untuk menyajikan materi pelajaran dengan tujuan memfasilitasi proses
belajar pada peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
tertentu. Metode pembelajaran dirancang untuk membantu peserta didik
memahami dan menguasai materi pelajaran secara efektif.

2.3.2 Macam-macam Metode yang dapat Dipakai dalam Proses


Pembelajaran
Sutikno (2019:36-50) mengungkapkan bahwa ada banyak macam
metode yang dapat dipakai oleh guru dalam proses pembelajaran. Metode-
metode tersebut, antara lain:
1. Metode ceramah
Metode ceramah adalah metode pembelajaran di mana guru
menyampaikan materi melalui penjelasan lisan kepada peserta didiknya.
2. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dengan
mengajukan pertanyaan yang memerlukan jawaban, umumnya
dilakukan oleh guru kepada peserta didik, namun juga dapat terjadi
sebaliknya, yaitu peserta didik mengajukan pertanyaan kepada guru.
3. Metode diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyampaian pelajaran di
mana guru dan peserta didik bekerja sama untuk menemukan solusi
terhadap permasalahan yang dihadapi. Dengan kata lain, metode diskusi
adalah metode pembelajaran yang bertujuan memecahkan masalah
dengan melibatkan partisipasi aktif dari dua orang atau lebih, yang
setiap individu menyampaikan argumennya guna memperkuat
pandangannya.
4. Metode Diskusi Kelompok
Sama seperti metode diskusi, metode diskusi kelompok
melibatkan pembahasan suatu topik melalui pertukaran ide di antara dua
orang atau lebih. Diskusi ini biasanya dilakukan dalam kelompok-
kelompok kecil yang telah direncanakan, dengan tujuan mencapai hasil
atau pemahaman tertentu.
5. Metode demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang
mengandalkan peragaan langsung atau melalui penggunaan media
pembelajaran untuk menjelaskan barang, kejadian, aturan, dan langkah-
langkah suatu kegiatan. Dengan metode ini, materi pembelajaran dapat
disajikan dengan lebih konkret dan memungkinkan peserta didik untuk
memahami konten pembelajaran dengan cara yang lebih visual atau
praktis.
6. Metode Permainan (Games)
Metode permainan, yang sering disebut sebagai pemanasan (ice
breaker), memiliki arti harfiah sebagai ‘pemecah es’. Dalam konteks
pembelajaran, pemanasan bertujuan untuk mengatasi kebekuan pikiran
atau fisik peserta didik. Permainan ini dirancang untuk membangun
suasana belajar yang dinamis, penuh semangat, dan penuh antusiasme,
menciptakan lingkungan yang kondusif bagi proses pembelajaran yang
efektif.
7. Metode Kisah/Cerita
Al-Quran dan hadis sering menggunakan kisah-kisah untuk
menyampaikan pesan-pesan mereka, termasuk kisah-kisah tentang
malaikat, para nabi, dan umat terkemuka pada zaman dahulu. Dalam
setiap kisah tersebut terkandung nilai-nilai pedagogis religius yang
dapat meresap ke dalam pemahaman peserta didik. Penting bagi guru
untuk menyajikan cerita dengan cara yang menarik dan memikat
perhatian peserta didik, sambil tetap mempertahankan kesesuaian
dengan tujuan pembelajaran.
8. Team Teaching
Team Teaching adalah metode penyajian materi pelajaran yang
melibatkan kolaborasi antara tim guru, yang terdiri dari dua, tiga, atau
lebih anggota. Dalam pendekatan ini, setiap guru dalam tim
berkontribusi untuk menyajikan materi pembelajaran, memanfaatkan
keahlian dan pengalaman masing-masing. Team Teaching bertujuan
untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang lebih terpadu dan
mendalam bagi peserta didik, sambil memanfaatkan kekuatan dan
diversitas tim pengajar.
9. Peer Teaching
Peer teaching adalah suatu bentuk latihan atau praktik
pembelajaran di mana peserta didiknya adalah teman sebaya. Dalam
metode ini, siswa memiliki peran ganda sebagai pembelajar dan
pengajar, di mana mereka berbagi pengetahuan, keterampilan, atau
konsep dengan teman sekelas mereka. Peer Teaching mendorong
kolaborasi antar peserta didik dan dapat meningkatkan pemahaman serta
penguasaan materi pembelajaran.
10. Metode Karyawisata
Metode karyawisata adalah metode dalam proses pembelajaran
di mana peserta didik diajak keluar dari lingkungan sekolah untuk
mengunjungi tempat tertentu atau objek yang memiliki nilai sejarah. Ini
bukanlah kegiatan rekreasi semata, melainkan sebuah upaya untuk
memperluas pemahaman atau mendalami pelajaran dengan melibatkan
pengamatan langsung terhadap kenyataan.
11. Metode Tutorial
Metode tutorial disampaikan melalui bantuan seorang tutor.
Setelah peserta didik diberikan bahan ajar, mereka kemudian diminta
untuk mempelajari materi tersebut dengan bimbingan tutor.
12. Metode Suri Teladan
Metode suri teladan dapat diartikan sebagai “keteladanan yang
baik.” Dengan adanya teladan yang positif, muncul hasrat bagi orang
lain untuk meniru atau mengikuti perilaku yang baik tersebut.
13. Metode Kerja Kelompok
Metode kerja kelompok melibatkan upaya saling membantu
antara dua orang atau lebih, baik antara individu maupun antara
kelompok, dalam pelaksanaan tugas atau penyelesaian masalah.
Pendekatan ini juga digunakan untuk mengembangkan berbagai
program prospektif dengan tujuan mewujudkan kemaslahatan dan
kesejahteraan bersama.
14. Metode Penugasan
Metode penugasan adalah suatu metode penyajian pelajaran di
mana guru memberikan tugas khusus kepada peserta didik dalam batas
waktu yang telah ditentukan, dan peserta didik diharapkan bertanggung
jawab untuk menyelesaikan dan mempertanggungjawabkan tugas
tersebut.
15. Brain Storming (Curah Pendapat)
Metode curah pendapat adalah bentuk diskusi yang bertujuan
mengumpulkan gagasan, pendapat, informasi, pengetahuan, dan
pengalaman dari semua peserta.
16. Metode Latihan
Metode latihan (drill) adalah cara penyampaian materi pelajaran
yang bertujuan untuk menanamkan kebiasaan tertentu, memelihara
kebiasaan yang baik, serta mengembangkan ketangkasan, ketepatan,
kesempatan, dan keterampilan.
17. Metode Eksperimen
Metode Eksperimen adalah metode pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
percobaan guna membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis
yang sedang dipelajari.
18. Metode Pembelajaran dengan Modul
Metode Pembelajaran dengan Modul adalah metode
pembelajaran yang melibatkan penyusunan paket belajar yang berisi
konsep tunggal atau satuan pembelajaran. Peserta didik diajak untuk
belajar secara mandiri dengan mempelajari modul tersebut. Setelah
mereka menguasai satu konsep, barulah mereka diizinkan untuk
melanjutkan ke satuan paket belajar berikutnya.
19. Metode Praktek Lapangan
Metode praktek lapangan bertujuan untuk melatih dan
meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang telah mereka peroleh.
20. Micro Teaching
Micro teaching mengacu pada kegiatan penyampaian materi
pelajaran di mana semua aspek dikecilkan atau disederhanakan. Hal ini
melibatkan: (a) Jumlah murid yang terlibat, sekitar 5 sampai 6 orang;
(b) Waktu penyampaian materi pembelajaran yang berkisar antara 5
sampai 10 menit; (c) Bahan pembelajaran yang mencakup satu atau dua
unit kecil yang sederhana; dan (d) Fokus keterampilan pembelajaran
pada beberapa keterampilan khusus.
21. Metode Simposium
Metode simposium adalah metode yang melibatkan penyajian
serangkaian pembicara dalam berbagai kelompok topik yang berkaitan
dengan bidang materi tertentu.

2.4 Metode Diskusi


2.4.1 Pengertian Metode Diskusi
Menurut Sutikno ( 2019:37-38) metode diskusi adalah suatu cara
penyampaian pelajaran di mana guru dan peserta didik bekerja sama untuk
menemukan solusi terhadap permasalahan yang dihadapi. Dengan kata
lain, metode diskusi adalah metode pembelajaran yang bertujuan
memecahkan masalah dengan melibatkan partisipasi aktif dari dua orang
atau lebih, yang setiap individu menyampaikan argumennya guna
memperkuat pandangannya.

Menurut Helmiati (2012:65-66) metode diskusi adalah suatu cara


mengajar yang dicirikan oleh keterkaitan suatu topik atau pokok
pernyataan, di mana peserta diskusi berkolaborasi untuk mencapai
kesepakatan atau solusi terhadap suatu masalah. Proses ini melibatkan
penyajian data dan argumentasi guna mencapai keputusan bersama serta
pemecahan terhadap permasalahan yang dibahas.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa


metode diskusi adalah metode pembelajaran di mana guru dan peserta
didik bekerja sama untuk menemukan solusi terhadap permasalahan
dengan partisipasi aktif dari dua orang atau lebih. Ini melibatkan
keterkaitan pada suatu topik atau pokok pernyataan, di mana peserta
diskusi berkolaborasi untuk mencapai kesepakatan atau solusi dengan
menyajikan data dan argumentasi guna mencapai keputusan bersama serta
pemecahan terhadap permasalahan yang dibahas.

2.4.2 Langkah-langkah Melaksanakan Diskusi


Menurut Sanjaya (2006:158-159) agar penggunaan diskusi berhasil
dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah persiapan, pelaksanaan, dan
penutup. Penjabaran langkah-langkah tersebut sebagai berikut:
1) Langkah persiapan
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya:
a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai merupakan langkah awal
dalam mengarahkan diskusi. Siswa sebagai peserta diskusi perlu
memahami dengan jelas tujuan tersebut, yang nantinya akan
berfungsi sebagai kontrol dalam pelaksanaan diskusi.
b. Menentukan jenis diskusi yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai adalah keputusan strategis. Contohnya, jika fokusnya
adalah penambahan wawasan, diskusi panel dapat menjadi pilihan,
sementara untuk mengembangkan kemampuan mengembangkan
gagasan, simposium menjadi pilihan yang tepat.
c. Menetapkan masalah yang akan dibahas merupakan tahap kunci
dalam menyusun agenda diskusi. Masalah dapat diambil dari
materi pembelajaran atau isu-isu aktual dalam masyarakat yang
relevan dengan materi pelajaran.
d. Persiapan teknis pelaksanaan diskusi memerlukan perhatian yang
serius. Hal ini melibatkan tim penyelenggara, petugas diskusi di
kelas, serta perumus tujuan, yang semuanya perlu berkoordinasi
dengan baik untuk kelancaran pelaksanaan diskusi.

2) Pelaksanaan Diskusi
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
diskusi adalah:
a. Sebelum memulai diskusi, penting untuk memeriksa dengan
cermat segala persiapan yang dianggap berpotensi memengaruhi
kelancaran jalannya diskusi.
b. Sebagai persiapan sebelum pelaksanaan diskusi, memberikan
pengarahan menjadi langkah kunci, termasuk menyampaikan
tujuan yang ingin dicapai dan menetapkan aturan-aturan sesuai
dengan jenis diskusi yang akan dilaksanakan.
c. Dalam melaksanakan diskusi, patut mematuhi aturan main yang
telah ditetapkan. Penting untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, tanpa ketegangan atau adanya konflik, sehingga
diskusi dapat berjalan dengan efektif.
d. Memberikan kesempatan setara kepada setiap peserta diskusi untuk
menyampaikan gagasan dan ide-ide mereka merupakan prinsip
yang harus dipegang teguh dalam pelaksanaan diskusi.
e. Mengendalikan pembicaraan agar tetap pada pokok persoalan yang
sedang dibahas adalah kunci untuk menjaga fokus dan mencegah
pembahasan yang terlalu melebar.

3) Menutup diskusi
Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi
hendaklah dilakuan hal-hal sebagai berikut:
a. Sebagai penutup diskusi, perlu membuat rangkuman pokok-pokok
pembahasan yang mencerminkan kesimpulan dari hasil
perbincangan.
b. Evaluasi jalannya diskusi dengan menghimpun pandangan dari
seluruh peserta sebagai umpan balik, guna perbaikan dan
peningkatan ke depannya.

2.4.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Diskusi


Menurut Sanjaya (2006:156) ada beberapa kelebihan dan
kelemahan metode diskusi, diantaranya sebagai berikut:
1. Kelebihan Metode diskusi
a. Dengan menggunakan metode diskusi, siswa dapat dikembangkan
kemampuannya dalam menghasilkan gagasan dan ide-ide secara
kreatif.
b. Diskusi mendorong siswa untuk terbiasa saling berbagi pemikiran,
sehingga dapat meningkatkan keterampilan dalam menyelesaikan
berbagai permasalahan.
c. Metode diskusi tidak hanya melatih kemampuan siswa untuk
berbicara secara verbal, tetapi juga mengajarkan mereka untuk
menghormati dan menghargai pendapat orang lain.
2. Kelemahan Metode Diskusi
a. Dalam diskusi, seringkali terjadi dominasi pembicaraan oleh 2 atau
3 siswa yang mahir berbicara, menyebabkan suara mereka lebih
mendominasi.
b. Terkadang, ruang lingkup pembahasan dalam diskusi dapat meluas
sehingga kesimpulan yang jelas sulit dicapai, membingungkan arah
perbincangan.
c. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi cenderung berlangsung lebih
lama dari yang direncanakan, menimbulkan tantangan terkait
pengaturan waktu.
d. Dalam suasana diskusi, seringkali muncul perbedaan pendapat
yang bersifat personal tanpa terkontrol, dapat mengakibatkan
konflik dan merusak atmosfer pembelajaran.

2.5 Materi Menyimpulkan Isi Berita


Perhatikan pernyataan-pernyataan berikut!
a. Berita tersebut menyampaikan informasi tentang padatnya Pelabuhan
Merak oleh truk-truk pengangkut barang nonsembako pada sepuluh hari
menjelang Lebaran.
b. Berita tersebut menginformasikan pengenalan pusat kebudayaan AS di
Indonesia oleh Kedutaan Besar Amerika Serikat. Pengenalan
dilaksanakan di pusat perbelanjaan Pacific Place di bilangan Senayan,
Jakarta Selatan.

Pernyataan-pernyataan tersebut merupakan contoh kesimpulan atas


suatu informasi. Adapun yang dimaksud dengan kesimpulan adalah kata-kata
akhir dari suatu uraian. Di dalam kesimpulan harus memuat unsur-unsur
berita dengan rumusan lebih ringkas. Dengan demikian, kesimpulan tentang
isi berita harus memanfaatkan ringkasan kita sebelumnya terhadap pokok-
pokok informasi. Pokok-pokok informasi tersebut dengan berpatokan pada
rumus ADIKSIMBA.(Kosasih, 2017:8)

Dengarkanlah berita berikut dengan baik!


Sepuluh hari menjelang Lebaran, Sabtu (15/11), Pelabuhan Penyeberangan
Merak mulai dipadati truk. Truk-truk tersebut mengangkut barang
nonsembilan bahan pokok (non sembako).

Tingginya arus truk dalam dua hari terakhir berkaitan dengan adanya larangan
melintas bagi truk nonsembilan bahan pokok (non sembako) pada tanggal 21-
25 November. Larangan tersebut berlaku bagi truk bersumbu lebih dari dua.
Truk gandengan, truk tempelan, dan truk kontainer.

Penumpukan truk bersumbu dua tersebut seperti di Pelabuhan Merak


menyebabkan antrean truk sekitar 100 meter dari pintu masuk kapal. Antrean
terjadi di dermaga satu hingga dermaga empat. Tetapi, antrean tersebut masih
dalam batas normal. Antrean belum membeludak ke luar area parkir
pelabuhan. Akan akibat penumpukan truk itu, beberapa sopir truk mengaku
harus menunggu sekitar dua hingga empat hari untuk bisa masuk kapal.
(Kosasih, 2017:2)
(Sumber: Kompas dengan beberapa penyesuaian)
1. Rumuskanlah simpulan berita yang telah kamu dengarkan. Tentukan
topik/judul serta sumber berita itu. Sajikanlah dalam format berikut ini.

Topik/judul Sumber Isi/unsur-unsur berita Kesimpulan


Padatnya Kompas Sepuluh hari menjelang Berita tersebut
Pelabuhan dengan Lebaran, Pelabuhan menyampaikan
Merak beberapa Penyeberangan Merak informasi tentang
penyesuaian mulai dipadati truk padatnya Pelabuhan
yang mengangkut Merak oleh truk-truk
barang nonsembilan pengangkut barang
bahan pokok. nonsembako pada
Peningkatan arus truk sepuluh hari menjelang
terkait dengan larangan Lebaran.
melintas bagi truk
nonsembilan bahan
pokok pada tanggal 21-
25 November, terutama
truk bersumbu lebih
dari dua. Penumpukan
truk di pelabuhan
mencapai sekitar 100
meter, namun masih
dalam batas normal.
Akibatnya, beberapa
sopir truk harus
menunggu dua hingga
empat hari untuk dapat
masuk kapal.
2.6 Penelitian yang Relevan
1. Penelitian yang relevan dengan penelitian ini pernah dilakukan oleh Arief
Muhakim (2021) dengan judul “Peningkatan Kemampuan Menyimpulkan Isi
Berita yang Dibacakan melalui Metode Diskusi dalam Pembelajaran Daring di
SMP Salman Al Farisi Bandung”. Hasil penelitian tersebut menunjukkan
bahwa melalui pembelajaran dengan metode diskusi hasil kemampuan
menyimpulkan isi berita yang dibacakan siswa sangat baik, hal ini terbukti
dari hasil nilai rata- rata 70,00 pada siklus I, siswa yang tuntas adalah 48,65
%, sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 51,35 % pada siklus I. Nilai rata-
rata pada siklus II adalah 81,00, siswa yang tuntas 88,89 % , sedangkan siswa
yang tidak tuntas 11,1 %. Angka ini mengindikasikan bahwa secara klasikal
metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa menyimpulkan isi
berita.Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Arief Muhakim dengan
peneliti ini yaitu terletak pada tempat dilakukannya penelitian. Oleh karena
itu, peneliti akan menggunakan metode diskusi ini di SMP Negeri 2 Wangi-
wangi Selatan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyimpulkan isi berita.

2. Penelitian yang pernah dilakukan oleh Yoseph Moruk(2018) dengan


judul”meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi berita dengan metode
diskusi pada siswa kelas VIII SMP NegeriFatumfaun”. Hasil penelitian
tersebut menunjukkan bahwamelalui metode diskusi dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyimpulkan isi berita. Melalui metode diskusi
siswa lebih bersemangat dan antusias dalam menyimpulkan isi berita dengan
metode diskusi. Hal ini dapat dicermati berdasarkan hasil kegiatan refleksi
pada siklus I, dari siswa sebanyak siswa menyatakan lebih bersemangat
menyimpulkan isi berita dengan metode diskusi, sedangkan pada siklus II
semua siswa menyatakan lebih bersemangat menyimpulkan isi berita dengan
menggunakan metode diskusi. Melalui pembelajaran dengan metode diskusi
hasil kemampuan menyimpulkan isi berita dengan metode diskusi sangat baik,
hal ini terbukti dari hasil nilai rata-rata pada siklus I adalah 70,4 siswa yang
tuntas adalah 13 orang, sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 1 orang
siswa pada siklus I. Nilai rata-
rata pada siklus II adalah 82,4 siswa yang tuntas 24 siswa sedangkan siswa
yang tidak tuntas 1 orang. Angka ini mengindikasikan bahwa secara klasikal
metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan siswa menyimpulkan isi
berita. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Yoseph Moruk dengan
peneliti ini yaitu terletak pada tempat dilakukannya penelitian. Oleh karena
itu, peneliti akan menggunakan metode diskusi ini di SMP Negeri 2 Wangi-
wangi Selatan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyimpulkan isi berita.

2.7 Kerangka Berpikir


Dalam memberikan penjelasan terkait hubungan antara kajian teori dengan
fokus dan tujuan dalam penelitian ini, maka dibuatlah kerangka berpikir yang
dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir

Guru Belum siswa kurang bersemangat,


Kondisi
kurang percaya diri, kurang
Menerapkan
Awal aktif.
Metode Diskusi
Tindakan Siklus 1 Siswa
Penerapkan melaksanakan
Kelas pembelajaran
Metode Diskusi
Siklus 2 dengan
berdiskusi

Kondisi
Diharapkan melalui metode diskusi dapat
Akhir meningkatkan kemampuan
menyimpulkan isi berita.

2.8 Hipotesis Tindakan

1. Melalui penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas mengajar


gurudalam pembelajaran menyimpulkan isi berita pada siswa kelas VIII SMP
Negeri 2 Wangi-wangi Selatan.
2. Melalui penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran menyimpulkan isi berita pada siswa kelas VIII
SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan.
3. Melalui metode diskusi dapat meningkatkan kemampuan menyimpulkan isi
berita pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Wangi-wangi Selatan.

DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)2016, Kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI), EdisiKelima,Kemendikbud RI, diakses 30 November
2023 pukul 20:46. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/menyimpulkan.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa)2016, Kamus besar


bahasa Indonesia (KBBI), Edisi Kelima,Kemendikbud RI, diakses 30 November
2023 pukul 20:46. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/berita.

Idarliati2018, 'peningkatan Keterampilan Menulis Karangan Deskripsi dengan


Menggunakan Media Gambar', PiJIES: Pedagogik Journal of Islamic Elementary
Schoo, Vol.1, No.1, hal. 57-72.

Latifah, N, & Robiatul M 2021,PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA,


Penerbit Universitas Triologi, Jakarta Selatan.

Priyatni, E,T 2017,Desain Pembelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum


2013, Bumi Aksara, Jakarta.

Rosdiana, L, A 2017, 'Studi Kasus pada Mahasiswa Slow Learner dalam


Menyimak Mata Kuliah Bahasa Indonesia', LITERASI, Jurnal Pendididkan
Bahasa, Sastra Indonesia Dan Daerah, Vol.7, No.1, Hal. 53-60.

Muhakim, A 2021, 'Peningkatan Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita yang


Dibacakan Melalui Metode Diskusi dalam Pembelajaran DARING SMP Salman
Al Farisi Bandung', Jurnal Ilmiah SARASVATI, Vol. 2, No.1, Hal. 18-32.

Moruk, Y 2018, 'Meningkatkan Kemampuan Menyimpulkan Isi Berita dengan


Metode Diskusi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri Fatumfaun', Jubindo : Jurnal
Ilmu Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,Vol. 3, No. 1, Hal. 25-33.

Rohmadi, Y dan Waryunah I 2020,Dasar-dasar Logika, EFUDEPRESS, Jawa


Tengah.

Faiz, F 2012,Thinking Skill (pengantar menuju berpikir kritis), SUKA-PressUIN


Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Wahjuwibowo, I, S 2015, Pengantar Jurnalistik: Teknik Penulisan Berita, Artikel,
dan Feature, Matana Publishing Utama, Tangerang,

Junaedi, F 2013, Jurnalisme Penyiaran dan Reportase Televisi,Edisi


Pertama,Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Romli, A, S, M2018, Jurnalistik online: Panduan mengelola media online,


Nuansa Cendekia, Bandung.

Sutikno, M, Sobry 2019, Metode & Model-Model Pembelajaran, Holistica,


Lombok.

Helmiati2012, Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Sleman Yogyakarta.

Sanjaya, W 2006, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Edisi Pertama,Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Kosasih, E 2017, Bahasa Indonesia SMP/MTs Kelas VIII, Edisi Revisi,


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai