Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN BERDASARKAN

STRATEGI DIRECTED READING THINKING ACTIVITY (DRTA) PADA


SISWA KELAS V SDN 1 ARJOSARI KECAMATAN KALIPARE

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
Desia Dwisafika
160151608102

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DASAR DAN PRASEKOLAH
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
SEPTEMBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan satu hal penting yang harus dipenuhi dalam proses
kehidupan manusia. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari
bangsa itu sendiri, karena dengan pendidikan dapat mencetak generasi – generasi
yang berkualitas. Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 telah dijelaskan
bahwa :
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spriritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pembaharuan dalam pendidikan terus menerus dilakukan. Hal ini ditandai


dengan berkembangnya kurikulum dari tahun ke tahun. “Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (UU No 20 tahun
2003). Kurikulum yang digunakan pada era ini yakni kurikulum 2013 atau biasa
disebut dengan K13. Terdapat perbedaan yang menonjol antara kurikulum 2013
dengan kurikulum – kurikulum sebelumnya. Dalam pelaksanaannya kurikulum ini
menggunakan pendekatan tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Selain itu,
kurikulum 2013 juga menggunakan Pendekatan Saintifik. Dimana pendekatan ini
merupakan pendekatan yang mengajak siswa untuk berperan aktif dalam
pembelajaran.
Pada pembelajaran tematik, peserta didik tidak akan terpisah dengan empat
aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Salah satu dari
keempat keterampilan itu adalah keterampilan membaca. “Membaca merupakan
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh
pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata – kata atau
bahasa tulis” (Tarigan, 2008 : 7). Sehingga, keterampilan membaca memiliki
kedudukan yang sangat penting. Bagi siswa sekolah dasar keterampilan membaca
akan menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang lain.
Melalui keterampilan membaca seseorang akan mudah memperoleh informasi,
mencakup isi, dan memahami makna bacaan yang disampaikan penulis dalam
suatu tulisan. Rohim (2011:1) menjelaskan bahwa proses belajar yang paling
efektif dilakukan melalui kegiatan membaca. Masyarakat yang gemar membaca
akan memperoleh pengetahuan dan wawasan baru yang dapat meningkatkan
kecerdasannya sehingga mereka lebih mampu menjawab tantangan di masa yang
akan datang. Membaca sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang
kompleks karena setiap aspek kehidupan melibatkan kegiatan membaca.
Meskipun informasi dapat ditemmukan melalui media yang lain misalnya media
audio, visual namun peran membaca tidak dapat digantikan sepenuhnya. Dengan
demikian, keterampilan membaca harus mendapat perhataian lebih terutama pada
saat siswa berada di bangku sekolah dasar agar kemampuan membaca siswa dapat
berkembang dengan di masa depan.
Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) memfokuskan
keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya
ketika mereka membaca. Stauffer (dalam Rahim, 2009:47). Strategi DRTA
(Directed Reading Thinking Activity) diarahkan untuk mencapai tujuan umum,
yaitu guru mengamati anak-anak ketika mereka membaca dalam rangkat
mendiagnosis kesulitan dan menawarkan bantuan ketika siswa sulit berinteraksi
dengan bahan bacaan.

Strategi ini sangat cocok diterapkan dalam kegiatan membaca karena


strategi ini bertujuan untuk melatih siswa berkonsentrasi dan berpikir keras guna
memahami isi bacaan secara sungguh-sungguh. Menurut Stauffer (dalam Rahim
2011:47) strategi Directed Reading Thinking Activity merupakan strategi
pembelajaran dimana guru memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan
melibatkan siswa secara intelektual serta mendorong siswa merumuskan
pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan mengevaluasi soliso
sementara. Rahim (2011:47) menyatakan bahwa strategi DRTA (Directed
Reading Thinking Activity) diarahkan untuk mencapai tujuan umum. Strategi
DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks karena siswa memprediksi
dan membuktikannya ketika mereka membaca.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti menemukan fakta bahwa siswa kelas


III masih mengalami kesulitan dalam memahami teks yang sudah dibaca. Hal
tersebut terbukti ketika siswa diberikan soal yang berhubungan dengan teks yang
sudah dibaca, terdapat kurang lebih 60% siswa mengalami kesulitan dalam
mengerjakan soal tersebut. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan
guru kelas III yaitu Bu Anelia. Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu, 29
September 2019. Guru kelas III ini membenarkan jika siswanya masih mengalami
kesulitan dalam memahami suatu teks bacaan. Bu Anel juga menambahkan
kesulitan siswa terjadi akibat malasnya siswa dalam membaca teks, terdapat
beberapa kata dalam teks yang tidak dipahami, sekedar membaca hanya untuk
menjawab soal yang telah diberikan guru, dan topik bacaan yang kurang diminati
siswa. Selain itu, dalam penggunaan strategi DRTA ini juga belum dilakukan
dipembelajaran sebelumnya.
Dalam pelaksanaan guru mengajar dengan memberikan waktu untuk
siswanya membaca selama 15 menit. Setelah selesai membaca mandiri siswa
diberikan beberapa soal untuk dikerjakan secara individu yang nantinya akan
didiskusi hasil jawaban dari pertanyaan dari guru. Selain itu, siswa hanya akan
membaca ketika akan diberikan beberapa soal saja, untuk selebihnya siswa kelas
II ini tidak membaca dengan seksama dan memahami isi bacaan. Dalam hasil
wawancara guru juga menyatakan bahwa mayoritas siswa dikelas II sudah lancar
dalam membaca, namun untuk tahap memahami isi teks bacaan masih belum
terlihat menonjol dari minat masing-masing dari siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Oky Oktavia Putri dengan
judul Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Strategi DRTA (Directed Reafing
Thinking Activity) Dengan Media Flashcard Pada Siswa Kelas II SDN Patempon
02 Semarang, menyatakan bahwa (1) Keterampilan guru dalam mengelola
keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi DRTA dengan media
flashcard dari siklis I ke sikluas III mengalami peningkatan. Pada siklus I
mendapat skor 23 dengan kriteria baik, siklus II memperoleh skor 30 dengan
kriteria baik dan siklus III memperoleh skor 34 dengan kriteria sangat baik; (2)
Aktivitas siswa dalam keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi
DRTA dengan media flashcard dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa pada siklus I,II, dan III
masing-masing adalah 1,974; 2,567 dengan kategori baik dan 2,984 dengan
kategori sangat baik; (3) Keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi
DRTA dengan media f;ashcard mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai rata-rata nilai siklus I adalah 64,47 dengan persentase ketuntasan
55%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 69,87 dengan persentase ketuntasan
63%. Sementara itu pada siklus III diperoleh rata-rata 71,97 dengan persentase
ketuntasan 79%.

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, peneliti akan menganalisis


kemampuan keterampilan membaca pemhaman dengan menggunakan strategi
DRTA (Directed Reading Thinking Activity). Berdasarkan latar belakang diatas,
maka peneliti akan mengkaji masalah tersebut dengan melakukan penelitian denga
judul “Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan Metode
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas III SDN 1
Arjosari”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan permasalahan


sebagai berikut. Bagaimana Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan
Metode Directed Reading Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas III SDN 1
Arjosari?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk


mendeskripsikan kemampuan membaca pemahaman Metode Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) Pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari

1.4 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan khasanah
ilmu pengetahuan tentang Analisis kemampuan membaca dan hasil belajar siswa
dalam pelajaran Bahasa Indonesia dengan strategi Direct Reading Thinking
Activities dibidang pendidikan dan mutu pendidikan sekolah dasar.
2. Manfaat Praktis.
Penelitian ini diharapkan bermanfaat:
a. Bagi siswa
• Untuk meningkatkan kemampuan membaca dan hasil belajar
siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
• Untuk meningkatkan pengetahuan siswa dengan membaca.
b. Bagi guru
• Sebagai acuan guru dalam melakasanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia, agar lebih kontekstual melalui strategi Direct
Reading Thinking Activities (DRTA).
• Memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran yang
inovatif.
• Bahan refleksi guru sebagai salah satu alternatif metode
pembelajaran terkait dengan peningkatan kemampuan membaca
dan hasil belajar siswa.
c. Bagi Kepala sekolah
• Dapat mensosialisasikan Direct Reading Thinking Activities
(DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca dan hasil
belajar siswa pada pelajaran Bahasa Indonesia.
• Dengan adanya metode pembelajaran Direct Reading Thinking
Activities (DRTA) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat
mewujudkan siswa yang berpengetahuan, cerdas, dan
berwawasan luas. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar yang
tinggi sebagai indikator kualitas sekolah tersebut.

d. Bagi Teman Sejawat

 Sebagai referensi dalam kegiatan pembelajaran dengan


menggunakan strategi DRTA
 salah satu alternatif metode pembelajaran terkait dengan
peningkatan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa.
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan

Perlu diadakan prioritas terhadap masalah yang muncul agar permasalahan


yang akan dibahas terpusat sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam
penerimaan maupun pembahasan. Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada
Analisis Kemampuan Membaca Pemahaman Berdasarkan DRTA pada Siswa
Kelas III di SDN Arjosari.

1.6 Definisi Operasional

Istilah – istilah yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Membaca pemahaman merupakan proses berpikir yaitu memahami
informasi yang disampaikan dalam teks bacaan setelah kegiatan
membaca kemudian menyampaikan isi bacaan menggunakan bahasa
sendiri baik secara lisan maupun tulisan.
2. Direct Reading Thinking Activities (DRTA) merupakan strategi
membaca dan berfikir secara langsung, sehingga siswa dapat fokus
terhadap teks serta dapat memprediksi isi dari cerita dengan
membuktikkannya saat membaca.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1.1 Hakikat Bahasa


2.1.1.1 Pengertian Bahasa
Menurut Widjono (2007:15), bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran
yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang
baik berkembang berdasarkan sistem, yaitu seperangkat aturan yang dipatuhi oleh
pemakainya. Sistem tersebut, mencakup unsur-usur berikut: (1) sistem lambang
yang bermakna dan dapat dipahami oleh masyarakat pemakainya; (2) sistem
lambang tersebut, bersifat konvensional yang ditentukan oleh masyarakat
pemakainya berdasarkan kesepakatan; (3) lambang-lambang tersebut bersifat
arbitrer (tidak ada hubungan antara lambang bungi dengan bendanya) digunakan
secara berulang dan tetap; (4) sistem lambang tersebut bersifat terbatas, tetapi
produktif; (5) sistem lambang bersifat unik, khas, dan tidak sama dengan lambang
bahasa lain; dan (6) sistem lambang dibangun berdasarkan kaidah yang universal.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:88), bahasa adalah sistem bunyi
yang arbitrer yang digunakan oleh anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama,
berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Sedangkan menurut Santoso, dkk
(2009:12) bahasa merupakan alat komunikasi yang mengandung beberapa sifat,
yakni sistematik, mana suka, ujar, manusiawi, dan komunikatif. Berdasarkan
pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa bahasa memiliki pengertian
yaitu sistem lambang bunyi ujaran yang sistematik, manusiawi dan komunikatif
yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya dalam rangka
bekerjasama.

2.1.1.2 Fungsi Bahasa


Widjono (2007:16) menyatakan bahwa bahasa memiliki 13 fungsi, yaitu
sebagai (1) sarana komunikasi; (2) sarana integrasi dan adaptasi; (3) sarana
kontrol sosial; (4) sarana memahami diri; (5) sarana ekspresi diri; (6) sarana
memahami orang lain; (7) sarana mengamati lingkungan sekitar; (8) sarana
berpikir logis; (9) membangun kecerdasan; (10) mengembangkan kecerdasan
ganda; (11) membangun karakter; (12) mengembangkan profesi; dan (13) sarana
menciptakan kreativitas baru. Menurut Santoso (2009:15), fungsi bahasa
mencakup 4 fungsi: (1) fungsi informasi yaitu untuk menyampaikan informasi
timbal balik antaranggota keluarga ataupun anggota masyarakat lain; (2) fungsi
ekspresi yaitu untuk menyalurkan perasaan, sikap, gagasan, emosi atau tekanan
perasaan pembicara; (3) fungsi adaptasi dan integrasi yaitu untuk menyesuaikan
dan membaurkan diri dengan anggota masyarakat; (4) fungsi kontrol sosial yaitu
untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain. Berdasarkan pendapat para
ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai sarana
komunikasi antaranggota masyarakat untuk dapat mengekspresikan diri serta
membaurkan diri dengan anggota masyarakat.
Menurut Tarigan (2008:1), keterampilan berbahasa (atau language arts,
language skills) dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu
keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), keterampilan berbicara
(speaking skills), keterampilan membaca (reading skills) dan keterampilan
menulis (writing skills). Setiap keterampilan saling berhubungan erat satu dengan
yang lainnya. Keterampilan berbahasa tersebut biasanya diperoleh melalui
hubungan urutan yang teratur, mulai pada masa kecil belajar dari menyimak atau
mendengarkan bahasa, kemudian berbicara, setelah itu membaca dan menulis.
Keterampilan menyimak merupakan kegiatan yang paling awal dilakukan
oleh manusia bila dilihat dari proses pemerolehan bahasa. Menurut Tarigan
(2008:31) menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi
untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
Keterampilan kedua yang diperoleh setelah menyimak adalah berbicara. Menurut
Saddhono (2012:34) berbicara adalah sarana untuk mengkomunikasikan
gagasan-gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
kebutuhan pendengar atau penyimak. Berbicara juga merupakan salah satu alat
komunikasi penting untuk dapat menyatakan diri sebagai anggota masyarakat.
Keterampilan selanjutnya adalah keterampilan membaca. Membaca bukanlah
sekedar menyuarakan lambang-lambang tertulis tanpa mempersoalkan apakah
rangkaian kata atau kalimat yang dilafalkan tersebut dipahami atau tidak.
Membaca menurut Tarigan (2008:7) adalah suatu proses yang dilakukan serta
dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan
oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis.

2.1.3 Keterampilan Membaca


2.1.3.1 Pengertian Membaca
Membaca menurut Tarigan (2008:7) adalah suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Hal senada juga
dikemukakan oleh Harjasujana (dalam Saddhono, 2012:65) yang menyatakan
bahwa membaca merupakan kegiatan merespon lambang-lambang tertulis dengan
menggunakan pengertian yang tepat.
Somadayo (2011:4) mengartikan membaca sebagai suatu kegiatan
interaktif untuk memetik serta memahami arti atu makna yang terkandung di
dalam bahan tulis. Sementara itu Klein, dkk (dalam Rahim 2011:3)
mengemukakan definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu
proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif.
Sedangkan Gilet dan Temple (dalam Somadayo, 2011:5) menyatakan bahwa
membaca adalah kegiatan fisual, berupa serangkaian gerakan mata dalam
mengikuti baris-baris tulisan, pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok
kata, melihat ulang kata-kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman.
Berdasarkan pengertian-pengertian tentang membaca di atas, peneliti
dapat menyimpulkan bahwa membaca adalah suatu proses mengenali dan
memahami makna yang terkandung dalam bahasa tulis sebagai interaksi untuk
memperoleh pesan atau informasi yang disampaikan oleh penulis.

2.1.3.2 Manfaat Membaca

Syafi’ie (dalam Somadayo 2011:3) menyatakan bahwa sebagai bagian


dari keterampilan berbahasa, keterampilan membaca mempunyai kedudukan yang
sangat penting dan strategis karena melalui membaca, orang dapat memahami
kata yang diutarakan seseorang. Selain itu, melalui membaca, seseorang dapat
mengetahui berbagai peristiwa yang terjadi di tempat lain melalui membaca buku,
surat kabar, majalah dan internet. Saddhono (2012:66) menyebutkan beberapa
manfaat membaca, antara lain yaitu: (1) memperoleh banyak pengalaman hidup;
(2) memperoleh pengetahuan umum; (3) mengetahui berbagai peristiwa besar
dalam peradaban dan kebudayaan suatu bangsa; dan (4) dapat mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi mutakhir di dunia.
Demikian besar manfaat yang dapat dipetik dari kegiatan membaca. Oleh
karena itu, pembelajaran membaca perlu disajikan sejak pendidikan dasar. Bila
keterampilan membaca di sekolah dasar tidak diajarkan sebaik mungkin, maka
siswa akan mengalami kesulitan dalam mengakases informasi.

2.1.3.3 Tujuan Membaca

Tujuan utama membaca menurut Tarigan (2008:9) adalah untuk mencari


informasi, mencakup isi, serta memahami makna bacaan. Menurut Blanton, dkk
(dalam Rahim, 2011:12) tujuan membaca: (a) kesenangan; (b) menyempurnakan
membaca nyaring; (c) memperbaharui pengetahuan; (e) mengaitkan informasi
baru dengan informasi yang telah diketahui; (f) memperoleh informasi untuk
laporan lisan atau tertulis; (g) mengkonfirmasi atau menolak prediksi; (h)
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh
dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks;
dan (i) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik. Adapun tujuan dari
kegiatan membaca pada penelitian ini adalah yang berhubungan dengan membaca
untuk studi, yaitu untuk memahami isi dari suatu bahan bacaan secara keseluruhan
sehingga pemahaman yang komprehensif tentang isi bacaan tercapai.

2.1.3.4 Jenis-jenis Membaca

Menurut Broughton (dalam Tarigan 2008:12) terdapat dua aspek penting


dalam membaca yaitu keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang
bersifat pemahaman. Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan
mekanis, aktivitas yang paling sesuai adalah membaca nyaring dan membaca.

2.1.4 Strategi Pembelajaran Membaca Pemahaman

Menurut Rahim (2011:36) strategi adalah ilmu dan kiat di dalam


memanfaatkan segala sumber yang dimiliki atau yang dapat dikerahkan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengajaran, menurut
Gagne (dalam Iskandarwassid 2011:3) strategi adalah kemampuan internal
seseorang untuk berpikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan.
Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berpikir
secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil
keputusan. Sedangkan menurut Iskandarwassid (2011:3) strategi adalah taktik
atau pola yang dilakukan oleh seorang pengajar dalam proses belajar mengajar
bahasa, sehingga peserta didik dapat leluasa berpikir dan mengembangkan
kemampuan kognitifnya.

2.1.5 Strategi Membaca pemahaman

2.1.5.1 Strategi DRA

Rahim (2011:43) menyatakan bahwa strategi DRA merupakan strategi


yang dirancang oleh Betts. Eanes (dalam Rahim, 2011:43) mendefinisikan strategi
DRA sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran membaca
suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media pengajaran dan
kemahiraksaraan sebagai alat belajar. Komponen strategi DRA dibagi dalam
empat tahap, yaitu persiapan, membaca dalam hati, dan tindak lanjut.

2.1.5.2 Strategi DRTA

Menurut Stauffer (dalam Rahim, 2011:47), strategi DRTA merupakan


suatu kritikan terhadap penggunaan strategi DRA karena strategi DRA kurang
memperhatikan keterlibatan siswa berpikir tentang bacaan. strategi DRA
terlampau banyak melibatkan arahan guru dalam memahami bacaan, sedangkan
strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa
memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca.

2.1.5.3 Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

Strategi DRTA adalah strategi membaca dan berpikir secara langsung.


Menurut Stauffer (dalam Rahim 2011:47), strategi DRTA memfokuskan
keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya
ketika membaca. Dengan strategi DRTA guru bisa memotivasi usaha dan
konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong
mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi, dan
mengevaluasi solusi sementara.

2.2 Kerangka Berpikir

Adapun kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

KONDISI AWAL
Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas III SDN 1 Arjosari
masih rendah
1) Siswa kurang antusias dalam kegiatan membaca.
2) Siswa kurang berkonsentrasi dalam membaca.
3) Kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan masih rendah.
4) Hasil evaluasi membaca pemahaman di bawah KKM.

PELAKSANAAN TINDAKAN
Menerapkan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

Langkah-Langkah Strategi DRTA:

1) Membuat prediksi berdasarkan judul.


2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar.
3) Membaca bahan bacaan.
4) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi.
5) Mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian
pelajara

KONDISI AKHIR
Aktivitas dan kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan
meningkat. Keterampilan membaca pemahaman siswa kelas
III SDN 1 Arjosari meningkat

Bagan 1.1 Alur Kerangka Berpikir


Berdasarkan bagan tersebut, dapat diketahui bahwa pada kondisi awal
keterampilan membaca pemahaman siswa masih rendah. Siswa kurang antusias
dan konsentrasi dalam mengikuti kegiatan membaca. Aktivitas belajar siswa
dalam kegiatan membaca juga belum begitu optimal. Hal tersebut, mengakibatkan
rendahnya tingkat pemahaman siswa terhadap bahan bacaan Selain itu, rendahnya
kemampuan siswa dalam membuat kesimpulan terhadap isi bacaan juga
mengakibatkan rendahnya nilai evaluasi pada keterampilan membaca siswa.
BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan membahas (1) pendekatan dan jenis penelitian, (2)
kehadiran penelitian, (3) lokasi penelitian, (4) sumber data, (5) teknik
pengumpulan data, (6) analisis data, (7) instrument pengumpulan data, dan (8)
tahap penelitian.

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Penelitian ini mendeskripsikan tentang kemampuan membaca pemahaman
berdasarkan DRTA pada siswa kelas III SDN 1 Arjosari. Oleh karena itu,
penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif
merupakan tampilan yang berupa kata – kata lisan atau tertulis yang dicermati
oleh peneliti, benda – benda yang diamati sampai detailnya agar dapat ditangkap
makna yang tersirat dari dokumen atau bendanya (Arikunto, 2010 : 22).
Sedangkan penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang bertujuan untuk
menggambarkan atau memaparkan sesuatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi,
peristiwa, kegiatan, dan lain – lain (Arikunto, 2010 : 3). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa penelitian deksriptif kualitatif merupakan penelitian yang memamparkan
suatu kondisi atau peristiwa dengan menggunakan kata – kata lisan atau tertulis
yang dalam pengamatannya dilakukan secara mendetail.
B. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian kualitatif kehadiran peneliti sangatlah penting. Karena


peneliti sendiri atau dengan bantuan orang lain merupakan alat pengumpul data
utama. Peneliti akan terlibat langsung sebagai pelaksana penelitian, pengumpul
data, menganalisis data, dan menyusun laporan penelitian.
C. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SDN 1 Arjosari, Jawa Timur. Alasan


peneliti memilih lokasi penelitian di SDN 1 Arjosari karena SD ini merupakan
tempat peneliti dimintai bantuan untuk mengajar pramuka sehingga peneliti
mudah melihat keadaan siswa.
D. Sumber Data

Sumber data berasal dari hasil lembar kerja siswa serta dari informan (guru
kelas). Dalam penelitian ini, data yang digunakan berupa hasil obervasi yang
dilakukan peneliti dan wawancara dengan guru serta hasil tes membaca
pemahaman.

E. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan langkah awal pelaksanaan penelitian,


sehingga ketika penelitian dilaksanakan diperlukan teknik penelitian yang sesuai
dengan jenis penelitian agar diperoleh data yang akurat. Teknik pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Wawancara
Metode wawancara digunakan untuk mendapatkan pendapat dari subyek
mengenai kegiatan membaca. Wawancara ini dilakukan dengan cara
tanya jawab antara peneliti dan subyek penelitian. Para subyek
penelitian yaitu siswa kelas III SDN 1 Arjosari. Tujuan dilakukannya
wawancara ini untuk menggali informasi yang dibutuhkan peneliti
mengenai kegiatan membaca.
2. Obsevasi
Observasi yang dilakukan oleh peneliti berupa observasi langsung
terhadap kondisi lapangan. Melalui metode observasi ini, maka peneliti
akan mengetahui secara langsung bagaimana perilaku siswa saat
kegiatan membaca berlangsung.
3. Dokumentasi
Metode dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan bukti dari
kegiatan membaca pemahaman yang dilakukan siswa. Metode ini
berupa hasil tes membaca pemahaman yang dilakukan siswa. Tujuan
dari metode ini adalah untuk mendapatkan bukti – bukti yang kuat dan
nyata.
F. Analisis Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara, dan


dokumentasi. Selanjutnya, data tersebut akan diproses melalui analisis data
sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dari penelitian ini diperoleh dari merangkum, menilai hal –
hal pokok dan memfokuskan hal – hal penting, sehingga akan
memudahkan peneliti dalam penganalisisan data. Melalui reduksi data
inilah akan diketahui apakah data yang diperoleh dari proses
pengumpulan data ini sudah cukup atau masih perlu mendapatkan
informasi tambahan.
2. Penyajian Data
Data mengenai kemampuan membaca pemahaman siswa berdasarkan
DRTA akan disajikan dalam penyajian dan berupa paparan dengan
menggunakan kata – kata narasi, dengan memebrikan paparan secara
keseluruhan dalam penelitian.
3. Simpulan dan Verifikasi
Pada tahap ini penarikan kesimpulan masih bersifat sementara,
maksudnya apabila data di lapangan tidak sesuai dengan kondisi maka
kesimpulan data berubah pada pengumpulan data selanjutnya. Dengan
demikian maka akan diperoleh kesimpulan yang benar – benar valid dan
sesuai dengan kondisi lapangan.
G. Instrumen Pengumpulan Data

Pada penelitian ini, instrument pengumpulan data menggunakan


wawancara, observasi dan tes.
1. Wawancara
Salah satu metode pengumpulan data dengan cara mendapatkan
informasi secara langsung dengan bertanya kepada responden.
2. Observasi
Merupakan alat bantu yang digunakan peneliti ketika mengumpulkan
data melalui pengamatan dan pencatatan terhadap fenomena yang
telah diamati.
3. Tes
Serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan siswa.

H. Tahap – Tahap Penelitian

Adapun tahapan penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini adalah


sebagai berikut.
1. Perencanaan
Kegiatan peneliti pada tahap ini adalah :
1) memilih judul penelitian, konsultasi dengan dosen pembimbing;
2) menentukan sekolah tempat penelitian;
3) meminta izin dan melakukan observasi awal di tempat penelitian;
4) mengkaji pustaka yang diperoleh di perpustakaan dan internet;
5) menyusun rancangan penelitian dengan berkonsultasi pada dosen
pembimbing.
2. Pelaksanaan
Kegiatan peneliti pada tahap ini yaitu :
1) mengumpulkan data;
2) mengklasifikasi data;
3) mengolah data;
4) menganalisis data;
5) menyimpulkam hasil analisis.
3. Penyelesaian
Tahap akhir penelitian yaitu :
1) penyusunan laporan penelitian;
2) penggandaan sementara;
3) pengajuan lapotan penelitian dan konsultasi;
4) ujian laporan penelitian;
5) penggandaan laporan penelitian akhir.

Anda mungkin juga menyukai