Pembaharuan pada pendidikan terus menerus dilakukan. Hal ini ditandai
dengan berkembangnya kurikulum dari tahun ke tahun, berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum Kurikulum yang digunakan pada era ini yakni kurikulum 2013 atau biasa disebut dengan K13. Terdapat perbedaan yang menonjol antara kurikulum 2013 dengan kurikulum – kurikulum sebelumnya. Pada pelaksanaannya kurikulum ini menggunakan pendekatan tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI. Selain itu, kurikulum 2013 juga menggunakan Pendekatan Saintifik. Dimana pendekatan ini merupakan pendekatan yang mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran. Menurut Marwiyah (2018:33) sesuai dengan implementasi kurikulm 2013 yang pada dasarnya akan mengakibatkan terbentuknya penataan peran dan fungsi guru dalam pembelajaran. Jadi pada kurikulum 2013 guru tidak dituntut untuk membuat administrasi pembelajaran seperti silabus, namun guru hanya diwajibkan untuk menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sederhana, terutama yang berkaitan dengan karakter peserta didik yang sangat diperhatikan pada kurikulum tersebut. Kurikulum 2013 disusun dengan mengembangkan serta dapat memperkuat sikap, memperluas pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan secara berimbang. Kurikulum ini diharapkan mampu melengkapi kekurang pada kurikulum yang telah digunakan sebelumnya dan diharapkan untuk menjadi kurikulum yang lebih baik karena lebih memperhatikan karakter peserta didik yang mana dalam pendidikan karakter ini sangat penting dan perlu diperhatikan pada peserta didik. Pada kurikulum 2013 pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan berdasarkan tema dan subtema yang disebut pembelajaran tematik. Pada pembelajaran tematik, peserta didik tidak akan terpisah dengan empat aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Salah satu dari keempat keterampilan itu adalah keterampilan membaca. Menurut Iwan (2018:34) membaca adalah suatu kegiatan aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi, tujuan membaca adalah untuk mengetahui dan memahami bacaan. Secara umum membaca juga dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh pembaca untuk memperoleh pengetahuan maupun pesan yang dituangkan dalam tulisan dengan dilihat menggunakan indera penglihatan. Menurut Thorndike (dalam Iwan, 2018:35) berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau menalar. Jadi diperlukan proses berpikir kritis dan kreatif dalam kegiatan membaca untuk dapat mengetahui atau memahami informasi yang diperoleh melalui kegiatan membaca tersebut. Sehingga, keterampilan membaca memiliki kedudukan yang sangat penting. Bagi siswa sekolah dasar keterampilan membaca akan menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang lain. Melalui keterampilan membaca seseorang akan mudah memperoleh informasi, mencakup isi, dan memahami makna bacaan yang disampaikan penulis dalam suatu tulisan. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 23-26 September 2019 peneliti menemukan fakta bahwa siswa kelas III masih mengalami kesulitan dalam memahami teks yang sudah dibaca. Pada saat pembelajaran tematik dengan muatan Bahasa Indonesia terdapat teks dengan gambar diatasnya, kemudian siswa diperintahkan untuk melihat gambar untuk menebak judul apa yang yepat dengan gambar tersebut. Beberapa siswa kemudian mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah selesai menebak judul teks guru memancing siswa dengan menanyakan mengenai teks dengan beberapa pertanyaan seperti, tokoh, dimana, dan bagaimana cerita yang sesuai dengan teks. Pada kegiatan tersebut yang menjawab dan dapat menceritakan adalah siswa yang sama yang berani menjawab pada pertanyaan sebelumnya, dari kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa kurang dari 50% siswa yang sudah dapat memahami suatu cerita. Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III selaku narasumber. Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu, 29 September 2019. Guru kelas III ini membenarkan jika siswanya masih mengalami kesulitan dalam memahami suatu teks bacaan. Narasumber juga menambahkan kesulitan siswa terjadi akibat masih kurangnya pemahamanan siswa saat membaca teks dan hanya mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dan tersurat seperti, siapa, kapan, dimana, mengapa dalam bacaan yang termasuk kedalam tingkat membaca literal. Siswa masih kurang memahami bacaan pada tingkat membaca interpretatif artinya kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh penulis kedalam teks bacaan berupa, menarik kesimpulan, memahami sebab- akibat. Selain itu, siswa juga masih kurang dalam memahami pada tingkat membaca kritis dan membaca kreatif, membaca kritis merupakan mengevaluasi materi tertulis menghubungkan dengan fakta-fakta, sedangkan membaca kreatif merupakan tingkatakan membaca pemahaman level tinggi, pada tingkat ini siswa harus berpikir kreatif dan harus menggunakan imajinasinya. Hal ini didukung dari pencapian hasil observasi dan evaluasi pembelajaran Bahasa Indonesia hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan sisanya 7 siswa mendapatkan nilai dibawah KKM. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata pelajaran tersebut perlu ditingkatkan kualitas proses pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca pemahaman. Keterampilan kemampuan membaca pemahaman pada kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare dapat dilakukan dengan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berbantu media gambar. Pada kemamppuan membaca pemahaman dan media gambar diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa, mendorong siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas peneliti menemukan beberapa strategi, salah satunya adalah strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) strategi ini memfokuskan pada kegiatan berpikir siswa mengenai suatu teks atau bacaan. Menurut Meliyawati (2016:27) Directed Reading Thinking Activity (DRTA) mengemukakan bahwa istilah DRTA merupakan satu kritikan dan perbaikan terhadap penggunaan strategi sebelumnya yaitu strategi DRA. Dapat dikatakan sebagai suatu perbaikan dikarenakan pada strategi DRA ini masih kurang memperhatikan keterlibatan proses berpikir yang dilakukan peserta didik dalam pelaksanaannya, sedangkan pada strategi DRTA ini akan lebih memfokuskan keterlibatan berpikir peserta didik dengan teks atau bacaan, dan peserta didik akan dituntut untuk dapat memprediksi atau menalar bacaan dengan melihat petunjuk dan akan membuktikannya ketika peserta didik membaca teks. Menurut Rahim (2011:47) strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity) diarahkan untuk dapat mencapai tujuan umum. Jadi strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) ini sangat sesuai digunakan dalam proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan minat baca dari masing- masing peserta didik. Berdasarkan penelitian Strategi DRTA yang telah dilakukan oleh Putri (2015) dengan judul Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Strategi DRTA (Directed Reafing Thinking Activity) dengan Media Flashcard Pada Siswa Kelas II SDN Patempon 02 Semarang, menyatakan bahwa (1) keterampilan guru dalam mengelola keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi DRTA dengan media flashcard dari siklis I ke siklus III mengalami peningkatan. Pada siklus I mendapat skor 23 dengan kriteria baik, siklus II memperoleh skor 30 dengan kriteria baik dan siklus III memperoleh skor 34 dengan kriteria sangat baik; (2) aktivitas siswa dalam keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi DRTA dengan media flashcard dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa pada siklus I,II, dan III masing-masing adalah 1,974; 2,567 dengan kategori baik dan 2,984 dengan kategori sangat baik; (3) keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi DRTA dengan media f;ashcard mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata nilai siklus I adalah 64,47 dengan persentase ketuntasan 55%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 69,87 dengan persentase ketuntasan 63%. Sementara itu pada siklus III diperoleh rata-rata 71,97 dengan persentase ketuntasan 79%. Selain adanya strategi pada proses pembelajaran, media pembelajaran juga diperlukan oleh siswa agar mempermudah dan membantu siswa dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh guru. Media yang dimaksud adalah media dengan menghadirkan atau menampilkan sebuah gambar, diharapkan siswa akan lebih tertarik dan akan meningkatkan minat untuk membaca. Media gambar merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan pengajaran. Menurut Permana (2015), media gambar seri memiliki kelebihan diantaranya memperjelas penyajian pesan, dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, serta mampu membentuk peserta didik yang pasif menjadi lebih aktif dan memungkinkan terjadinya interaksi yang dilakukan antara peserta didik dan lingkungan belajar. Menurut Utama (2008), media gambar seri adalah salah satu media yang dapat menyalurkan dan membuat peserta didik untuk berimajinasi yang berguna untuk menerapkan gagasan atau pendapatanya. Selain itu, gambar seri akan memberikan inspirasi dan memberikan gambaran mengenai teks atau cerita tanpa harus dituangkan dalam bahasa lisan maupun tulis. Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan oleh Indah Dwi Rizkayana (2015) menyatakan bahwa hasil penelitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Directed Reading Thinking Activity Berbantuan Gambar Seri Pada Siswa Kelas III SDN Karanganyar 01, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Deskripsi proses pembelajaran melalui strategi Directed Reading Thinking Activity berbantuan gambar seri di kelas III SDN Karanganyar 01, pada siklus I jumlah skor yang dicapai adalah sebesar 14 dengan kriteria baik. Pada siklus II jumlah skor yang dicapai adalah 17 dengan kriteria baik. Pada siklus III jumlah skor meningkat menjadi 22 dengan kriteria sangat baik. 2. Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity berbantuan gambar seri dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran membaca intensif di kelas III SDN Karanganyar 01. Pada siklus I jumlah skor rata-rata yang diperoleh adalah 16,88 dengan kriteria baik. Pada siklus II meningkat, dengan skor yang diperoleh sebanyak 20,32 dengan kriteria baik. Pada siklus III terjadi peningkatan dengan perolehan skor 25,01 dengan kriteria sangat baik. 3. Penerapan strategi Directed Reading Thinking Activity berbantuan gambar seri dapat meningkatkan keterampilan membaca intensif di kelas III SDN Karanganyar 01. Pada siklus I ra-rata kelas yang diperoleh 70,07 dengan presentase ketuntasan yang dicapai adalah 48,72% dengan sebanyak 19 siswa sudah mencapai ketuntasan, dan 20 siswa lainnya belum. Pada siklus II rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78,35 dengan presentase ketuntasan sebesar 69,23% dengan 27 siswa sudah mencapai ketuntasan dan 12 siswa lainnya belum. Pada siklus III rata-rata nilai yang diperoleh adalah 85,27 dengan presentase ketuntasan sebesar 82,05% dengan 7 siswa yang belum mencapai ketuntasan dan 32 siswa lainnya sudah mencapai target ketuntasan. Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru diwajibkan untuk menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bertujuan untuk mempermudah dalam kegiatan pembelajaran yang terarah. Pada RPP akan memuat langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan dipandu oleh guru yang didalamnya terdapat kegiatan membaca pemahaman atau kegiatan membaca dengan mengerti dan memahami suatu teks. Pada kegiatan keterampilan membaca pemahaman ini dilakukan dengan menggunakan strategi DRTA. Strategi DRTA memiliki 3 tahapan yaitu: tahap prabaca, tahap saatbaca, dan tahap pascabaca. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini menggunakan Tema 8 Praja Muda Karana Subtema 3 Aku Suka Bertualang pada Kompetensi Dasar 3.9 Mengidentifikasi lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambing negara) besrta artinya dalam teks lisan, tulis, dan visual dan 4.9 Menyajikan hasil identifikasi tentang lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambing negara) beserta artinya dalam bentuk visual dan tulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berbantu media gambar seri dengan keterampilan membaca pemahaman. Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan judul penelitian ini adalah “Penerapan Strategi DRTA Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Berbantu Media Gambar Seri Pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare” 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana proses pembelajaran dalam penerapan strategi DRTA untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman berbantu Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare? 2. Bagaimana hasil keterampilan membaca pemahaman dengan penerapan strategi DRTA untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman berbantu Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan proses pembelajaran dalam penerapan strategi DRTA untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman berbantu Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare 2. Mendeskripsikan hasil keterampilan membaca pemahaman dengan penerapan strategi DRTA untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman berbantu Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare
1.4 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat teoritis dan praktis. Secara teoritis, model DRTA dengan media gambar seri mampu meningkatkan keterampilan membaca sehingga dapat menjadi pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman. Selebihnya penelitian ini dapat berkontribusi bagi dunia pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan siswa yang berpengetahuan, cerdas, dan berwawasan luas. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar yang tinggi sebagai indikator kualitas sekolah tersebut. b. Bagi siswa Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan untuk meningkatkan pengetahuan siswa dengan membaca. c. Bagi guru Sebagai acuan guru dalam melakasanakan pembelajaran Bahasa Indonesia, agar lebih kontekstual melalui strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA). Dapat memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran yang inovatif dan menjadibahan refleksi guru sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran terkait dengan peningkatan kemampuan membaca dan hasil belajar siswa. d. Bagi peneliti lain Memperkaya wawasan mengenai strategi pembelajaran membaca khususnya tentang penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.
1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan
Penelitian ini hanya dilakukan di kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare tahun ajaran 2019/2020 dengan jumlah 13 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6 siswa perempuan. SDN 1 Arjosari beralamatkan Jalan Trisula No.10 Dusun Sumbertimo Desa Arjosari Kecamatan Kalipare. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Pebruari tahun 2020. Agar pembahasan dalam penelitian lebih jelas, peneliti hanya fokus pada satu muatan yaitu, Bahasa Indonesia. Pada Tema 8 Praja Muda Karana Subtema 3 Aku Suka Bertualang dengan Kompetensi Dasar 3.9 Mengidentifikasi lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambing negara) besrta artinya dalam teks lisan, tulis, dan visual dan 4.9 Menyajikan hasil identifikasi tentang lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambing negara) beserta artinya dalam bentuk visual dan tulis menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif.
1.6 Definisi Operasional
1. Keterampilan membaca pemahaman merupakan proses berpikir yaitu memahami informasi yang disampaikan dalam teks bacaan setelah kegiatan membaca kemudian menyampaikan isi bacaan menggunakan bahasa sendiri baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan membaca pemahaman yang dimaksud pada penelitian ini yakni, membaca pemahaman dengan memenuhi 4 tingkatan membaca. Tingkat membaca literal merupakan kegiatan membaca pemahaman dengan memperoleh informasi dari teks bacaan tertulis, tingkat membaca interpretatif merupakan membaca pemahaman dengan memperoleh informasi dari teks secara tersirat, tingkat membaca kritis merupakan membaca pemahaman dengan menghubungkan isi teks dengan fakta-fakta, dan tingkat membaca kreatif merupakan tingkat membaca pemahaman yang tertinggi dengan memanfaatkan hasil bacaan untuk mengembangkan kemampuan intelektual. 2. Direct Reading Thinking Activities (DRTA) merupakan strategi membaca dan berfikir secara langsung, sehingga siswa dapat fokus terhadap teks serta dapat memprediksi isi dari cerita dengan membuktikkannya saat membaca. Pada penelitian ini yang dimaksud adalah tahapan dari prabaca dan pascabaca. Masing-masing tahapan tersebut akan dilakukan dalam dua kali pertemuan (1 siklus). 3. Gambar seri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungannya antara gambar yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini gambar seri yang dimaksud adalah rangkaian gambar suatu peristiwa petualangan.