Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembaharuan pada pendidikan terus menerus dilakukan. Hal ini ditandai


dengan berkembangnya kurikulum dari tahun ke tahun, berdasarkan UU No 20
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “Kurikulum merupakan
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”. Kurikulum Kurikulum
yang digunakan pada era ini yakni kurikulum 2013 atau biasa disebut dengan
K13. Terdapat perbedaan yang menonjol antara kurikulum 2013 dengan
kurikulum – kurikulum sebelumnya. Pada pelaksanaannya kurikulum ini
menggunakan pendekatan tematik terpadu dari kelas I sampai kelas VI.
Selain itu, kurikulum 2013 juga menggunakan Pendekatan Saintifik.
Dimana pendekatan ini merupakan pendekatan yang mengajak siswa untuk
berperan aktif dalam pembelajaran. Menurut Marwiyah (2018:33) sesuai dengan
implementasi kurikulm 2013 yang pada dasarnya akan mengakibatkan
terbentuknya penataan peran dan fungsi guru dalam pembelajaran. Jadi pada
kurikulum 2013 guru tidak dituntut untuk membuat administrasi pembelajaran
seperti silabus, namun guru hanya diwajibkan untuk menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sederhana, terutama yang berkaitan dengan
karakter peserta didik yang sangat diperhatikan pada kurikulum tersebut.
Kurikulum 2013 disusun dengan mengembangkan serta dapat memperkuat sikap,
memperluas pengetahuan, dan meningkatkan keterampilan secara berimbang.
Kurikulum ini diharapkan mampu melengkapi kekurang pada kurikulum yang
telah digunakan sebelumnya dan diharapkan untuk menjadi kurikulum yang lebih
baik karena lebih memperhatikan karakter peserta didik yang mana dalam
pendidikan karakter ini sangat penting dan perlu diperhatikan pada peserta didik.
Pada kurikulum 2013 pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan dengan berdasarkan
tema dan subtema yang disebut pembelajaran tematik.
Pada pembelajaran tematik, peserta didik tidak akan terpisah dengan empat
aspek keterampilan berbahasa yaitu keterampilan menyimak, keterampilan
berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Keempat
keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan. Salah satu dari
keempat keterampilan itu adalah keterampilan membaca. Menurut Iwan (2018:34)
membaca adalah suatu kegiatan aktif yang bertujuan dan memerlukan strategi,
tujuan membaca adalah untuk mengetahui dan memahami bacaan. Secara umum
membaca juga dapat diartikan sebagai proses yang dilakukan oleh pembaca untuk
memperoleh pengetahuan maupun pesan yang dituangkan dalam tulisan dengan
dilihat menggunakan indera penglihatan. Menurut Thorndike (dalam Iwan,
2018:35) berpendapat bahwa membaca merupakan proses berpikir atau menalar.
Jadi diperlukan proses berpikir kritis dan kreatif dalam kegiatan membaca untuk
dapat mengetahui atau memahami informasi yang diperoleh melalui kegiatan
membaca tersebut. Sehingga, keterampilan membaca memiliki kedudukan yang
sangat penting. Bagi siswa sekolah dasar keterampilan membaca akan
menentukan keberhasilan siswa dalam mengikuti pembelajaran yang lain. Melalui
keterampilan membaca seseorang akan mudah memperoleh informasi, mencakup
isi, dan memahami makna bacaan yang disampaikan penulis dalam suatu tulisan.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada tanggal 23-26
September 2019 peneliti menemukan fakta bahwa siswa kelas III masih
mengalami kesulitan dalam memahami teks yang sudah dibaca. Pada saat
pembelajaran tematik dengan muatan Bahasa Indonesia terdapat teks dengan
gambar diatasnya, kemudian siswa diperintahkan untuk melihat gambar untuk
menebak judul apa yang yepat dengan gambar tersebut. Beberapa siswa kemudian
mengangkat tangan dan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Setelah
selesai menebak judul teks guru memancing siswa dengan menanyakan mengenai
teks dengan beberapa pertanyaan seperti, tokoh, dimana, dan bagaimana cerita
yang sesuai dengan teks. Pada kegiatan tersebut yang menjawab dan dapat
menceritakan adalah siswa yang sama yang berani menjawab pada pertanyaan
sebelumnya, dari kegiatan tersebut dapat dilihat bahwa kurang dari 50% siswa
yang sudah dapat memahami suatu cerita.
Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru kelas III
selaku narasumber. Wawancara dilaksanakan pada hari Rabu, 29 September 2019.
Guru kelas III ini membenarkan jika siswanya masih mengalami kesulitan dalam
memahami suatu teks bacaan. Narasumber juga menambahkan kesulitan siswa
terjadi akibat masih kurangnya pemahamanan siswa saat membaca teks dan hanya
mengenal dengan mengingat apa yang tertulis dan tersurat seperti, siapa, kapan,
dimana, mengapa dalam bacaan yang termasuk kedalam tingkat membaca literal.
Siswa masih kurang memahami bacaan pada tingkat membaca interpretatif
artinya kegiatan membaca yang berusaha memahami apa yang dimaksudkan oleh
penulis kedalam teks bacaan berupa, menarik kesimpulan, memahami sebab-
akibat. Selain itu, siswa juga masih kurang dalam memahami pada tingkat
membaca kritis dan membaca kreatif, membaca kritis merupakan mengevaluasi
materi tertulis menghubungkan dengan fakta-fakta, sedangkan membaca kreatif
merupakan tingkatakan membaca pemahaman level tinggi, pada tingkat ini siswa
harus berpikir kreatif dan harus menggunakan imajinasinya.
Hal ini didukung dari pencapian hasil observasi dan evaluasi pembelajaran
Bahasa Indonesia hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai diatas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70, sedangkan sisanya 7 siswa mendapatkan
nilai dibawah KKM. Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan mata
pelajaran tersebut perlu ditingkatkan kualitas proses pembelajaran sebagai upaya
untuk meningkatkan kemampuan keterampilan membaca pemahaman.
Keterampilan kemampuan membaca pemahaman pada kelas III SDN 1 Arjosari
Kalipare dapat dilakukan dengan strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) berbantu media gambar. Pada kemamppuan membaca pemahaman dan
media gambar diharapkan mampu meningkatkan kemampuan membaca
pemahaman siswa, mendorong siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas peneliti menemukan
beberapa strategi, salah satunya adalah strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA) strategi ini memfokuskan pada kegiatan berpikir siswa mengenai
suatu teks atau bacaan. Menurut Meliyawati (2016:27) Directed Reading
Thinking Activity (DRTA) mengemukakan bahwa istilah DRTA merupakan satu
kritikan dan perbaikan terhadap penggunaan strategi sebelumnya yaitu strategi
DRA. Dapat dikatakan sebagai suatu perbaikan dikarenakan pada strategi DRA
ini masih kurang memperhatikan keterlibatan proses berpikir yang dilakukan
peserta didik dalam pelaksanaannya, sedangkan pada strategi DRTA ini akan
lebih memfokuskan keterlibatan berpikir peserta didik dengan teks atau bacaan,
dan peserta didik akan dituntut untuk dapat memprediksi atau menalar bacaan
dengan melihat petunjuk dan akan membuktikannya ketika peserta didik
membaca teks. Menurut Rahim (2011:47) strategi DRTA (Directed Reading
Thinking Activity) diarahkan untuk dapat mencapai tujuan umum. Jadi strategi
Directed Reading Thinking Activity (DRTA) ini sangat sesuai digunakan dalam
proses pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan minat baca dari masing-
masing peserta didik.
Berdasarkan penelitian Strategi DRTA yang telah dilakukan oleh Putri
(2015) dengan judul Keterampilan Membaca Nyaring Melalui Strategi DRTA
(Directed Reafing Thinking Activity) dengan Media Flashcard Pada Siswa Kelas II
SDN Patempon 02 Semarang, menyatakan bahwa (1) keterampilan guru dalam
mengelola keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi DRTA dengan
media flashcard dari siklis I ke siklus III mengalami peningkatan. Pada siklus I
mendapat skor 23 dengan kriteria baik, siklus II memperoleh skor 30 dengan
kriteria baik dan siklus III memperoleh skor 34 dengan kriteria sangat baik; (2)
aktivitas siswa dalam keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi
DRTA dengan media flashcard dari siklus I ke siklus III mengalami peningkatan.
Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas siswa pada siklus I,II, dan III
masing-masing adalah 1,974; 2,567 dengan kategori baik dan 2,984 dengan
kategori sangat baik; (3) keterampilan membaca nyaring menggunakan strategi
DRTA dengan media f;ashcard mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan
dengan nilai rata-rata nilai siklus I adalah 64,47 dengan persentase ketuntasan
55%. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 69,87 dengan persentase ketuntasan
63%. Sementara itu pada siklus III diperoleh rata-rata 71,97 dengan persentase
ketuntasan 79%.
Selain adanya strategi pada proses pembelajaran, media pembelajaran juga
diperlukan oleh siswa agar mempermudah dan membantu siswa dalam menerima
informasi atau materi yang diberikan oleh guru. Media yang dimaksud adalah
media dengan menghadirkan atau menampilkan sebuah gambar, diharapkan siswa
akan lebih tertarik dan akan meningkatkan minat untuk membaca. Media gambar
merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal dalam setiap kegiatan
pengajaran. Menurut Permana (2015), media gambar seri memiliki kelebihan
diantaranya memperjelas penyajian pesan, dapat mengatasi keterbatasan ruang,
waktu dan daya indera, serta mampu membentuk peserta didik yang pasif menjadi
lebih aktif dan memungkinkan terjadinya interaksi yang dilakukan antara peserta
didik dan lingkungan belajar. Menurut Utama (2008), media gambar seri adalah
salah satu media yang dapat menyalurkan dan membuat peserta didik untuk
berimajinasi yang berguna untuk menerapkan gagasan atau pendapatanya. Selain
itu, gambar seri akan memberikan inspirasi dan memberikan gambaran mengenai
teks atau cerita tanpa harus dituangkan dalam bahasa lisan maupun tulis.
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan oleh Indah Dwi Rizkayana
(2015) menyatakan bahwa hasil penelitian dengan judul Peningkatan
Keterampilan Membaca Intensif Melalui Strategi Directed Reading Thinking
Activity Berbantuan Gambar Seri Pada Siswa Kelas III SDN Karanganyar 01,
peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai berikut. 1. Deskripsi proses
pembelajaran melalui strategi Directed Reading Thinking Activity berbantuan
gambar seri di kelas III SDN Karanganyar 01, pada siklus I jumlah skor yang
dicapai adalah sebesar 14 dengan kriteria baik. Pada siklus II jumlah skor yang
dicapai adalah 17 dengan kriteria baik. Pada siklus III jumlah skor meningkat
menjadi 22 dengan kriteria sangat baik. 2. Penerapan strategi Directed Reading
Thinking Activity berbantuan gambar seri dapat meningkatkan aktivitas siswa
pada pembelajaran membaca intensif di kelas III SDN Karanganyar 01. Pada
siklus I jumlah skor rata-rata yang diperoleh adalah 16,88 dengan kriteria baik.
Pada siklus II meningkat, dengan skor yang diperoleh sebanyak 20,32 dengan
kriteria baik. Pada siklus III terjadi peningkatan dengan perolehan skor 25,01
dengan kriteria sangat baik. 3. Penerapan strategi Directed Reading Thinking
Activity berbantuan gambar seri dapat meningkatkan keterampilan membaca
intensif di kelas III SDN Karanganyar 01. Pada siklus I ra-rata kelas yang
diperoleh 70,07 dengan presentase ketuntasan yang dicapai adalah 48,72%
dengan sebanyak 19 siswa sudah mencapai ketuntasan, dan 20 siswa lainnya
belum. Pada siklus II rata-rata kelas yang diperoleh adalah 78,35 dengan
presentase ketuntasan sebesar 69,23% dengan 27 siswa sudah mencapai
ketuntasan dan 12 siswa lainnya belum. Pada siklus III rata-rata nilai yang
diperoleh adalah 85,27 dengan presentase ketuntasan sebesar 82,05% dengan 7
siswa yang belum mencapai ketuntasan dan 32 siswa lainnya sudah mencapai
target ketuntasan.
Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru diwajibkan untuk menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bertujuan untuk mempermudah dalam
kegiatan pembelajaran yang terarah. Pada RPP akan memuat langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan dipandu oleh guru yang
didalamnya terdapat kegiatan membaca pemahaman atau kegiatan membaca
dengan mengerti dan memahami suatu teks. Pada kegiatan keterampilan membaca
pemahaman ini dilakukan dengan menggunakan strategi DRTA. Strategi DRTA
memiliki 3 tahapan yaitu: tahap prabaca, tahap saatbaca, dan tahap pascabaca.
Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini
menggunakan Tema 8 Praja Muda Karana Subtema 3 Aku Suka Bertualang pada
Kompetensi Dasar 3.9 Mengidentifikasi lambang/simbol (rambu lalu lintas,
pramuka, dan lambing negara) besrta artinya dalam teks lisan, tulis, dan visual dan
4.9 Menyajikan hasil identifikasi tentang lambang/simbol (rambu lalu lintas,
pramuka, dan lambing negara) beserta artinya dalam bentuk visual dan tulis
menggunakan kosakata baku dan kalimat efektif. Selain itu, penelitian ini juga
menggunakan Strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA) berbantu
media gambar seri dengan keterampilan membaca pemahaman. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka dirumuskan judul penelitian ini adalah “Penerapan Strategi
DRTA Untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Berbantu Media
Gambar Seri Pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare”
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses pembelajaran dalam penerapan strategi DRTA untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman berbantu Media Gambar
Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare?
2. Bagaimana hasil keterampilan membaca pemahaman dengan penerapan
strategi DRTA untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
berbantu Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare?

1.3 Tujuan Penelitian


1. Mendeskripsikan proses pembelajaran dalam penerapan strategi DRTA untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman berbantu Media Gambar
Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare
2. Mendeskripsikan hasil keterampilan membaca pemahaman dengan penerapan
strategi DRTA untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman
berbantu Media Gambar Seri pada Siswa Kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare

1.4 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik yang bersifat
teoritis dan praktis. Secara teoritis, model DRTA dengan media gambar seri
mampu meningkatkan keterampilan membaca sehingga dapat menjadi
pendukung teori untuk kegiatan penelitian-penelitian selanjutnya yang
berkaitan dengan keterampilan membaca pemahaman. Selebihnya penelitian
ini dapat berkontribusi bagi dunia pendidikan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat mewujudkan siswa yang berpengetahuan,
cerdas, dan berwawasan luas. Hal ini dapat meningkatkan hasil belajar yang
tinggi sebagai indikator kualitas sekolah tersebut.
b. Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca dan
hasil belajar siswa dalam pelajaran Bahasa Indonesia dan untuk meningkatkan
pengetahuan siswa dengan membaca.
c. Bagi guru
Sebagai acuan guru dalam melakasanakan pembelajaran Bahasa
Indonesia, agar lebih kontekstual melalui strategi Directed Reading Thinking
Activity (DRTA). Dapat memberikan pengetahuan baru tentang pembelajaran
yang inovatif dan menjadibahan refleksi guru sebagai salah satu alternatif
strategi pembelajaran terkait dengan peningkatan kemampuan membaca dan
hasil belajar siswa.
d. Bagi peneliti lain
Memperkaya wawasan mengenai strategi pembelajaran membaca
khususnya tentang penggunaan strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman.

1.5 Ruang Lingkup dan Keterbatasan


Penelitian ini hanya dilakukan di kelas III SDN 1 Arjosari Kalipare tahun
ajaran 2019/2020 dengan jumlah 13 siswa yang terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 6
siswa perempuan. SDN 1 Arjosari beralamatkan Jalan Trisula No.10 Dusun
Sumbertimo Desa Arjosari Kecamatan Kalipare. Penelitian ini akan dilaksanakan
pada bulan Pebruari tahun 2020. Agar pembahasan dalam penelitian lebih jelas,
peneliti hanya fokus pada satu muatan yaitu, Bahasa Indonesia. Pada Tema 8
Praja Muda Karana Subtema 3 Aku Suka Bertualang dengan Kompetensi Dasar
3.9 Mengidentifikasi lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambing
negara) besrta artinya dalam teks lisan, tulis, dan visual dan 4.9 Menyajikan hasil
identifikasi tentang lambang/simbol (rambu lalu lintas, pramuka, dan lambing
negara) beserta artinya dalam bentuk visual dan tulis menggunakan kosakata baku
dan kalimat efektif.

1.6 Definisi Operasional


1. Keterampilan membaca pemahaman merupakan proses berpikir yaitu
memahami informasi yang disampaikan dalam teks bacaan setelah kegiatan
membaca kemudian menyampaikan isi bacaan menggunakan bahasa sendiri
baik secara lisan maupun tulisan. Keterampilan membaca pemahaman yang
dimaksud pada penelitian ini yakni, membaca pemahaman dengan memenuhi
4 tingkatan membaca. Tingkat membaca literal merupakan kegiatan membaca
pemahaman dengan memperoleh informasi dari teks bacaan tertulis, tingkat
membaca interpretatif merupakan membaca pemahaman dengan memperoleh
informasi dari teks secara tersirat, tingkat membaca kritis merupakan
membaca pemahaman dengan menghubungkan isi teks dengan fakta-fakta,
dan tingkat membaca kreatif merupakan tingkat membaca pemahaman yang
tertinggi dengan memanfaatkan hasil bacaan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual.
2. Direct Reading Thinking Activities (DRTA) merupakan strategi membaca dan
berfikir secara langsung, sehingga siswa dapat fokus terhadap teks serta dapat
memprediksi isi dari cerita dengan membuktikkannya saat membaca. Pada
penelitian ini yang dimaksud adalah tahapan dari prabaca dan pascabaca.
Masing-masing tahapan tersebut akan dilakukan dalam dua kali pertemuan (1
siklus).
3. Gambar seri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana
yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungannya antara
gambar yang satu dengan yang lainnya. Pada penelitian ini gambar seri yang
dimaksud adalah rangkaian gambar suatu peristiwa petualangan.

Anda mungkin juga menyukai