Anda di halaman 1dari 61

PENGARUH STRATEGI HERRINGBONE TERHADAP KEMAMPUAN

MENENTUKAN RUMUS 5W+1H PADA SISWA KELAS VIII SMP


NEGERI 3 KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Banyak cara untuk mencapai tujuan pembelajaran yang memuaskan siswa,
sehingga terjadi perubahan belajar dalam dirinya. Cara untuk mencapai tujuan
pembelajaran adalah dengan menggunakan strategi pembelajaran yang seirama
dengan kondisi siswa, tujuan, dan kondisi pembelajaran yang akan dilaksanakan
(Suyatno dalam Marheni 2019, h.1).
Hamzah (dalam Marheni, 2019, h.1) menyatakan bahwa strategi
pembelajaran merupakan suatu rangkaian pembelajaran yang sistematis untuk
menarik minat siswa. Strategi pembelajaran merupakan tombak utama untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan pemakaian strategi
pembelajaran yang baik, maka proses pembelajaran dapat terlaksanakan dengan
baik, sehingga guru dapat menyampaikan materi dengan tepat melalui suasana
atau kondisi yang menyenangkan bagi siswa. Dengan hal itu siswa dapat
termotivasi untuk mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan dan dapat menerima
materi yang disampaikan dengan baik.
Seorang guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memilih strategi
pembelajaran. Dengan adanya perkembangan zaman, guru dapat melibatkan atau
menggunakan kecanggihan teknologi dalam pembelajaran di kelas. Sama halnya
dengan membaca, keterampilan membaca merupakan hal penting yang harus
dipenuhi siswa dalam perkembangan zaman saat ini. Dengan membaca, siswa
dapat menambah wawasan dan pengetahuan. Kesuksesan siswa dalam
keterampilan membaca berawal dari minat yang tumbuh dalam diri. Selain itu
juga, guru memiliki peranan penting dalam menumbuhkan motivasi dan minat
membaca siswa.

1
Membaca merupakan salah satu kompetensi yang ada dalam Kurikulum
2013 khususnya pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia terutama dalam
kompetensi menentukan pokok-pokok 5W + 1H dalam teks berita. Permendikbud
Nomor 23 Tahun 2015 dalam Jawa Pos edisi 19 November 2018 tentang
penumbuhan budi pekerti melalui pembiasaan membaca buku non-pelajaran
selama 15 menit setiap hari sebelum pembelajaran dimulai. Dalam kurikulum
2013 saat ini membaca memang sudah menjadi suatu kewajiban yang harus
diterapkan siswa dalam lingkungan sekolah. Hal tersebut merupakan salah satu
bentuk upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia,
dengan membiasakan siswa membaca selama 15 menit sebelum proses belajar
dimulai dengan harapan pembiasaan tersebut dapat berubah menjadi suatu
kebutuhan bagi siswa.
Strategi Herringbone adalah strategi yang digunakan siswa untuk
mengemukakan pendapat, pikiran siswa secara garis besar untuk
mengelompokkan hal-hal penting yang terdapat pada teks. Pada strategi ini, siswa
akan diminta membuat sebuah bagan yang berpola tulang ikan secara
berkelompok. Kemudian siswa akan membuat sebuah pertanyaan dari sebuah teks
yang dibaca dan menuliskan jawaban tersebut kedalam bagan yang telah dibuat.
Dari hasil jawaban yang ditemukan siswa, mereka akan menentukan ide pokok
dari teks berita yang telah mereka baca.
Strategi Herringbone diharapkan dapat merangsang daya pikir siswa yang
inovatif, kreatif, dan kritis sehingga dapat meningkatkan minat baca siswa dalam
membaca teks berita dan dapat membantu siswa memahami isi bacaan, sehingga
dapat meningkatkan nilai hasil belajar siswa dalam keterampilan membaca.
Dalam proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan ilmiah (saintifik), pembelajaran membaca diaplikasikan
pada pembelajaran memahami suatu teks. Pada pembelajaran Bahasa Indonesia
Kurikulum 2013 mengacu pada pembelajaran bahasa berbasis teks yang bertujuan
untuk mendekatkan siswa pada konteks sosial sehingga dapat menambah
wawasan dan pengetahuan siswa. Teks yang diajarkan pada Kurikulum 2013

2
adalah teks sastra dan non-sastra. Teks sastra meliputi cerita pendek, cerita rakyat,
dan teks puisi. Sedangkan teks non-sastra salah satunya adalah teks berita.
Teks berita merupakan tulisan yang menyajikan sebuah peristiwa/kejadian
penting yang menjadi bentuk tulisan utama dalam media massa (Rosidi, 2009,
h.84). Teks berita yang baik jika memenuhi unsur-unsur berita, yaitu 5W+1H
yang mana What (apa), Who (siapa), When (kapan), Where (di mana), Why
(mengapa), dan How (bagaimana). Dalam teks berita biasanya menyajikan
informasi atau kejadian yang faktual dan aktual (terkini). Informasi yang disajikan
biasanya tentang politik, olahraga, peristiwa, atau kejadian yang saat itu sedang
terjadi dan masih hangat dibicarakan oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil observasi peneliti di SMP Negeri 3 Kayuagung pada
tanggal 29 November 2019 dapat dilihat masalah yang ada pada pembelajaran
Bahasa Indonesia adalah keterampilan membaca. Salah satunya adalah kurangnya
minat baca siswa, yang ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang belum
mencapai nilai ketuntasan dengan KKM 75. Siswa selalu menganggap bahwa
membaca merupakan hal yang biasa dan mereka pasti dapat membaca teks yang
diberikan oleh guru, tanpa mereka sadari bahwa mereka hanya sekedar membaca,
bukan memahami isi teks bacaan. Sehingga saat mereka diminta untuk
menceritakan hasil bacaan mereka dengan menggunakan bahasa sendiri mereka
akan kesulitan. Atau bahkan saat mereka diberi pertanyaan mengenai isi bacaan
tersebut mereka akan kesulitan untuk menjawab.
Penelitian dengan menggunakan Strategi Herringbone ini juga pernah
dilakukan oleh Nanik Faizah (2014) dari Universitas Negeri Yogyakarta dan
memberikan hasil yang positif, dengan judul Keefektifan Teknik Herringbone
untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Bahasa Prancis Siswa Kelas XI
SMA N 1 Prambanan Klaten. Perbedaannya, Nanik Faziah sasaran penelitian
ditujukan pada keterampilan membaca Bahasa Prancis sedangkan sasaran peneliti
ditujukan pada menentukan rumus 5W+1H pada teks berita.

3
Berdasarkan latar belakang di atas bahwa kemampuan membaca siswa SMP
Negeri 3 Kayuagung, maka peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Strategi Herringbone Terhadap Kemampuan Menentukan Rumus 5W + 1H
Dalam Teks Berita Terhadap Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kayuagung”.

1.2. Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang di atas, masalah yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengaruh Strategi Herringbone Terhadap
Kemampuan Menentukan Rumus 5W + 1H pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Kayuagung?”

1.3. Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk
mendeskripsikan Pengaruh Strategi Herringbone Terhadap Kemampuan
Menentukan Rumus 5W+1H pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kayuagung.

1.4. Manfaat Penelitian


Setelah melakukan penelitian dan pembahasan, diharapkan hasil penelitian
ini dapat berguna baik secara teoritis maupun secara praktis.
1.4.1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
sumbangan informasi dan masukam bagi pengembangan teori pembelajaran
keterampilan membaca dan pengembangan teknik Herringbone dalam
pembelajaran memahami teks berita. Disamping itu, hasil penelitian ini dapat
memberikan sumbangsi berupa pemikiran dan kajian terhadap pemanfaatan
strategi pembelajaran keterampilan membaca melalui strategi Herringbone pada
siwa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kayuagung.

4
1.4.2. Manfaat secara praktis
Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa,
sekolah, pengajar, dan peneliti lainnya.
a. Bagi Siswa, diharapkan dapat dijadikan pedoman dalam mempelajari bahasa
Indonesia, khususnya dalam keterampilan membaca teks berita.
b. Bagi Pengajar, diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dalam pemilihan
teknik pembelajaran yang lebih bervariasi dalam proses pembelajaran,
khususnya pembelajaran membaca teks berita.
c. Bagi Peneliti lain, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
dalam melakukan penelitian, sehingga pada penelitian berikutnya dapat lebih
baik dari sekarang.

5
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Strategi Pembelajaran
2.1.1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Riding & Rayner (dalam Awang, 2017, h.11), “a learning
strategy as a set of one or more procedures that an individual acquires to
facilitate the performance on a learning task.” Rumusan ini menjelaskan bahwa
strategi pembelajaran merupakan kumpulan satu atau lebih prosedur yang
dibutuhkan oleh siswa untuk memfasilitasi kemampuan belajar siswa. Prosedur
yang dimaksudkan adalah tahapan yang harus dilalui agar tujuan pembelajaran
tercapai.
Dalam setiap melakukan suatu kegiatan, tentu kita diharuskan untuk
merencanakan atau mempersiapkan hal-hal yang dapat membantu kelancaran
dalam kegiatan tersebut. Sama halnya dengan kegiatan proses belajar mengajar,
yang memerlukan berbagai persiapan yang harus dilakukan guru. Hal tersebut
dilakukan dengan tujuan agar pada saat proses belajar mengajar guru dapat lebih
mudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan prosedur yang telah dipersiapkan
sebelumnya, selain itu juga agar guru dapat mengetahui kompetensi yang harus
disampaikan kepada siswa agar kompetensi tersebut dapat tercapai dengan baik.
Salah satu persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar adalah
merancang proses kegiatan belajar yang di tuangkan ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta strategi yang harus dipakai guru dalam
proses pembelajaran tersebut supaya kegiatan proses belajar mengajar dapat
dilaksakan dengan baik dan tujuan dari pembelajran tersebut dapat tercapai.
Dalam proses belajar mengajar, strategi pembelajaran merupakan komponen
utama dan mendasar yang harus dikuasai oleh setiap guru.

2.1.2. Strategi Herringbone


Strategi Herringbone adalah sebuah strategi yang membantu siswa agar
lebih mudah menemukan ide yang terdapat dalam sebuah bacaan dengan
memberikan enam pertanyaan pemahaman. Menurut Deegan (dalam Faizah. 2014,

6
h.32) Strategi Herringbone adalah strategi yang mengembangkan pemahaman
gagasan utama yang merencanakan pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana,
bagaimana, dan mengapa, pertanyaan-pertanyaan itu pada diagram visual
kerangka ikan. Berdasarkan jawaban atas pertanyaan 5W+H untuk menulis
gagasan utama dalam teks.
Sejalan dengan pendapat di atas, McCune (via Imelyati dalam Faizah, 2014.
h,32) menyatakan bahwa Strategi Herringbone digunakan sebagai alat untuk
membantu siswa mengenali hubungan penting yang ada di dalam materi teks
dengan mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan spesifik yang sudah ada.
Berkenaan dengan pendapat McCune, Tierney (dalam Faizah, 2014, h.32)
mendefinisikan bahwa Strategi Herringbone adalah prosedur menguraikan secara
terstruktur yang dirancang untuk membantu siswa mendapatkan informasi
penting dalam teks.
Menurut Zygouris and Glass (dalam Faizah, 2014, h.32) mendefinisikan
bahwa Strategi Herringbone adalah suatu pemahaman ide pokok dari beberapa
informasi penting merupakan cara canggih untuk memahami sebuat teks bacaan.
Kemudian Edwards (via Imelyati: dalam Faizah, 2014, h.32) menyatakan bahwa
Strategi Herringbone melibatkan proses membaca, mencatat hal-hal penting dan
memahami sebuah ide pokok dengan informasi-informasi yang mendukung.
Berdasarkan pernyataaan-pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Strategi Herringbone adalah teknik yang digunakan untuk mengemukakan ide
pokok dari sebuah teks dengan mengidentifikasi dari enam pertanyaan
pemahaman (5W+1H), teknik ini merupakan cara yang sangat penting untuk
mengetahui apa yang sedang berlangsung dalam teks. Jika peserta didik
mengambil kesempatan membaca pertanyaan yang telah disediakan terlebih
dahulu, mereka akan lebih baik dalam memahami informasi yang ada dalam teks.

7
2.1.3. Langkah-Langkah Strategi Herringbone
Menurut Edward (Imelyati: dalam Faizah, 2014, h.33), mengemukan cara
pelaksanaan Strategi Herringbone, yaitu:
a. Pra membaca
Pertama guru menyapa para peserta didik dan kemudian memberitahu
tujuan dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar.
Kemudian guru memperkenalkan bentuk Strategi Herringbone kepada peserta
didik. Selanjutnya guru menuliskan beberapa pertanyaan Herringbone dan harus
dijawab oleh peserta didik setelah membaca teks yg dibagikan. Mengenai materi
disesuaikan dengan kompetensi membaca peserta didik, materi juga harus
menarik dan dapat meningkatkan pemahaman, materi dapat diambil dari buku,
internet, dan sumber lainnya sesuai kemampuan peserta didik.
b. Membaca
Setelah aktivitas pra membaca, peserta didik sudah mengetahui tentang
Strategi Herringbone dari kegiatan pra membaca. Selanjutnya guru meminta
peserta didik untuk membaca teks yang telah dibagikan dan melakukan kegiatan
Herringbone, yaitu dengan membangun kerangka Herringbone 5W+H dan
menemukan ide pokok. Siswa membaca, berfikir dan menuliskan informasi-
informasi yang penting tentang jalannya cerita.
c. Pasca Membaca
Guru meminta peserta didik untuk menuliskan pola Herringbone
berdasarkan pemahaman yang mereka dapat. Kemudian setelah mereka
menyelesaikan tugas, guru menunjuk salah satu peserta didik untuk menjelaskan
kepada teman-temannya mengenai ide pokok yang ia dapat dari pola
Herringbone. Selanjutnya guru mengkonfirmasi ulang mengenai materi pelajaran
dan kemudian menyimpulkan. Ini dilakukan guru supaya tidak terjadi salah
penangakapan informasi yang diperoleh peserta didik.
Deegan (dalam Faizah, 2014, h.34) menyatakan bahwa Strategi
Herringbone terdiri dari enam bentuk pertanyaan yang membantu peserta didik

8
mengorganisir rincian teks. Jenis pertanyaan yang digunakan sebagai alat uji
pemahaman teks dalam bacaan pada Strategi Herringbone adalah sebagai berikut :
a. Siapa yang terlibat?
b. Apa yang mereka lakukan?
c. Kapan hal itu terjadi?
d. Dimana hal itu terjadi?
e. Bagaimana hal itu dilakukan?
f. Mengapa hal itu terjadi?
Dengan jenis-jenis pertanyaan di atas, maka peserta didik dapat
mengidentifikasi gagasan utama dari dalam teks. Gagasan utama adalah salah satu
cara untuk mengerti isi dari teks.

Gambar 1. Bagan pola visual Strategi Herringbone

Dengan demikian para guru dapat dengan cepat menilai apakah para peserta
didik mampu mengidentifikasi inti dari membaca sebuah teks. Para guru juga
dapat secara informal memastikan kemampuan peserta didik untuk
mengidentifikasi gagasan utama melalui pertanya-pertanyan yang sudah tersedia.

2.1.4. Kelebihan dan Kelemahan Strategi Herringbone


Balajthy dan Wade (dalam Pertiwi, 2014, h. 15) mengatakan bahwa
Strategi Herringbone memiliki kelebihan dan kelemahan, Kelebihan dari Strategi
Herringbone yaitu membantu siswa untuk merumuskan informasi yang ada pada
suatu bacaan ke dalam suatu bentuk catatan ringkas. Catatan ringkas ini dapat

9
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang
tersedia. Selain itu, dengan menggunakan Strategi Herringbone dalam kegiatan
pembelajaran keterampilan membaca siswa tidak hanya diam dan membaca teks
bacaan, tetapi Strategi Herringbone menuntut siswa membuat catatan ringkas dari
bacaan. Dengan demikian peserta didik tidak akan merasa bosan membaca dan
memahami teks bacaan.
Sedangkan Kelemahan dari Strategi Herringbone adalah ketika siswa
mempelajari materi dengan bantuan representasi grafis seperti bagan ikan,
kemampuan mencatat siswa akan kurang. Siswa hanya terpaku pada kata-kata
kunci saja. Akibatnya peserta didik kurang dapat mengembangkan kemampuan
menyusun kalimat secara utuh dengan kosakata yang beragam dan susunan
gramatika yang tepat. Solusinya, guru dapat melatih siswa untuk lebih mencermati
kalimat yang ada dalam teks bacaan serta berlatih membuat kalimat secara utuh.
Dengan demikian kemampuan peserta didik dalam menyusun kalimat lengkap
akan berkembang.

2.2. Pendekatan Saintifik


2.2.1. Pengertian Pendekatan Saintifik
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan saintifik artinya
pembelajaran itu dilakukan secara ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan saintifik
(scientific) disebut juga sebagai pendekatan ilmiah. Proses pembelajaran dapat
dipadankan dengan suatu proses ilmiah. Karena itu Kurikulum 2013
mengamanatkan esensi pendekatan saintifik dalam pembelajaran. Pendekatan
ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan peserta didik (Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015,
h. 53).
Seperti yang kita ketahui bahwa metode ilmiah merupakan suatu metode
yang mencari atau mengamati tentang sesuatu masalah atau fenomena, untuk
memperoleh pengetahuan dan informasi baru serta mengkoreksi dan memadukan
pengetahuan sebelumnya, yang disertai dengan bukti-bukti dari objek yang

10
diamati. Dengan demikian, pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menerapkan
pendekatan ilmiah atau pendekatan saintifik karena dianggap lebih efektif. Dalam
penerapannya di pembelajaran, siswa tidak menggunakan logika dalam
menyelesaikan masalah tetapi siswa harus berdasarkan pada argumentasi yang
kebenarannya dapat diakui oleh logika. Sehingga penerapan pendekatan ini dapat
menjadikan siswa berpikir, bersikap, dan berkarya dengan menggunakan langkah
ilmiah.

2.2.2. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran


Proses pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan,
termasuk pendekatan saintifik. Penerapan pendekatan saintifik dalam
pembelajaran dapat dimulai pada tahapan pendahuluan, kegiatan inti, sampai
kegiatan penutup. Ketiga langkah kegiatan pembelajaran ini secara simultan sudah
dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Dalam
pendahuluan diarahkan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang tujuan dan
pentingnya materi yang akan disampaikan, sehingga memunculkan rasa ingin tahu
yang tinggi. Rasa ingin tahu inilah yang menjadi modal besar bagi saintist untuk
melanjutkan pencarian ilmu melalui pembuktian empiris. Jika siswa pada tahapan
pendahuluan pembelajaran telah dimasuki rasa ingin tahu ini maka akan menjadi
modal besar dalam tahap pembelajaran berikutnya, yaitu kegiatan inti. Sedangkan
pada kegiatan inti yang merupakan learning experience (pengalaman belajar) bagi
siswa merupakan waktu yang paling banyak digunakan untuk melakukan
pembelajaran dengan cara ilmiah. Oleh karena itu, dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) seorang tenaga pendidik perlu mendesain kegiatan belajar
yang sistematis sesuai dengan langkah ilmiah. Kegiatan siswa diarahkan untuk
mengkonstruksi konsep, pengetahuan, pemahaman, serta keterampilan dengan
bantuan tenaga pendidik melalui mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan
mengkomunikasikan. Sementara itu, dalam kegiatan penutup siswa diarahkan
untuk validasi temuan serta pengayaan materi yang telah dipelajari (Musfiqon dan
Nurdyansyah. 2015, h. 65).

11
2.3. Pengertian Membaca
2.3.1. Pengertian Membaca
Di dalam buku Nurhadi (2016:2-3) menjelaskan pengertian membaca secara
sempit adalah kegiatan memahami makna yang terdapat dalam tulisan. Sementara
dalam arti luas, membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif
yang dilakukan pembaca untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang
bacaan itu, yang diikuti oleh penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan
dampak bacaan tersebut. Menurut pengertian sempit, kegiatan membaca dibatai
pada proses memaknai bahasa tulis, yakni kata, kalimat, dan paragraph yang
mengandung pesan penelitiyang harus ditangkap pembaca. Jika pembaca telah
mengerti maksud pesan penulis, pembaca telah dianggap berhasil. Sedangkan
menurut pandangan luas, membaca dipandang sebagai kegiatan mengolah ide.
Bacaan tidak sekedar mengandung pesan penulis, tetapi pesan tersebut harus olah
kembali melalui kegiatan berpikir kritis dan kreatif, peembaca menafsirkan makna
bacaan yang lebih mendalam.

2.3.2. Ragam Tujuan Membaca


Tujuan membaca yang menuntut jenis bacaan khusus dan strategi khusus
dalam membaca adalah sebagai berikut (Nurhadi, 2016:3-4):
1. Ingin memahami secara detail dan menyeluruh isi buku.
2. Ingin menangkap gagasan utama buku secara cepat.
3. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.
4. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di masyarakat sekitar.
5. Ingin memperoleh kenikmatan dari karya fiksi.
6. Ingin memperoleh informasi tentang lowongan pekerjaan.
7. Ingin mencari produk atau barang yang cocok untuk dibeli.
8. Ingin mendapatkan informasi tentang sesuatu.
9. Ingin menemukan makna suatu kata (istilah) sulit.
10. Ingin menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis.
11. Ingin mendapatkan petunjuk praktis tertentu.

12
12. Ingin mendapatkan keterangan tentang pendapat seseorang (ahli) atau
keterangan tentang definisi suatu istilah.
13. Ingin mendapatkan informasi dalam beragam keperluan dan sumber.
14. Ingin mendapatkan temuan ilmiah terbaru dalam bidang tertentu.

2.3.3. Tahap-Tahap Membaca


Nurhadi (2016:4-5) Kegiatan membaca meliputi beberapa tahap, yaitu
tahap prabaca, tahap saat membaca, dan tahap pascabaca. Setiap tahap tersebut
memiliki kegiatan yang berbeda-beda, yang dijelaskan sebagai berikut:
a. Tahap prabaca
Tahap prabaca dimaksud untuk meningkatkan motivasi membaca dan
mengaktifkan schemata yang dimiliki pembaca. Kegiatan pengaktifan schemata
berguna untuk meningkatkan pemahaman pembaca terhadap materi bacaan dan
membangun pengetahuan baru. Aktifitas yang dilakukan pada tahap prabaca
adalah:
1. Mementukan tujuan bacaan
2. Mendapatkan bacaan atau buku yang sesuai
3. Melakukan survey awal untuk mengenali isi bacaan dan buku.
4. Membuat keputusan untuk membaca.
5. Mengaktifkan schemata yang dimiliki
6. Membuat daftar pertanyaan.

b. Tahap saat baca


Tahap saat baca adalah tahap utamadalam membaca. Pada tahap ini,
seseorang mengerahkan kemampuannya untuk mengolah bacaan menjadi sesuatu
yang bermanfaat. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap saat baca adalah:
1. Membaca dengan teliti bacaan atau buku
2. Membuat analisis dan kesimpulan secara kritis.
3. Menyimpan informasi pengetahuan yang diperoleh
4. Membuat catatan, komentar, atau ringkasan penting

13
5. Mengecek kebenaran sumber.
6. Menghubungkan dengan gagasan penelitilain.

c. Tahap pascabaca
Tahap pascabaca adalah tahap akhir kegiatan membaca. Tahap ini,
seseorang melakukan suatu perbuatan atau mengubah sikap mental karena
dorongan hasil membaca. Adapun aktifitas yang dilakukan dalam tahap pascabaca
adalah sebagai berikut:
1. Menentukan sikap: menerima atau menolak gagasan/isi bacaan
2. Mendiskusikan dengan orang lain
3. Membuat komentar balikan
4. Menerapkan dalam kehidupan sehari-hari
5. Mengubah menjadi bentuk lain
6. Memunculkan ide baru.

2.4. Pengertian Berita


2.4.1. Pengertian Berita
Berita adalah informasi /penerangan, berita ditujukan untuk umum
(public), informasi dalam media massa bersifat faktual dan aktual (Supriyantini.h.
3). Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengertian berita
adalah suatu teks yang berisikan informasi atau penerangan terhadap suatu
peristiwa atau kejadian yang ditujukan untuk umum (public) yang dituangkan
kedalam media massa dan bersifat nyata dan masih hangat dibicarakan oleh
masyarakat.

2.4.2. Ciri-Ciri Berita


Adapun ciri-ciri dalam berita adalah sebagai berikut (Supriyantini.h. 3):
1. Aktual, selalu berusaha menyajikan informasi yang terbaru.
2. Objektif, penyajian berita tidak memihak siapa pun.Untuk itu berita yang
dilaporkan senantiasa memuat fakta.

14
3. Menarik, peristiwa yang disajikan hendaknya menarik dan menggugah minat
khalayak untuk membacanya.
4. Publisitas, laporan yang disajikan ditujukan untuk umum,untuk itu bobot
ragam dan bobot isi harus dipahami masyarakat luas.

2.4.3. Cara Menulis Berita


Menulis berita tidak sama dengan menulis surat kabar atau buku harian di
dalam kamar. Menulis berita memerlukan kecakapan tersendiri dan harus
memperhatikan ciri-ciri bahasajurnalistik dan hal-hal yang berhubungan dengan
tulisan berbentuk berita. Menulis berita dapat menggunakan teknik piramida
terbalik. (inverted pyramid). Teknik piramida terbalik mempunyai dua tujuan,
yakni: 1) membantu pembaca dalam menentukan inti berita yang dibaca. Dengan
cepat menentukan inti berita, pembaca yang tidak banyak mempunyai waktu
luang dapat langsung meningglkan bagian selanjutnya karena bagian itu
merupakan penjelas dari bagian inti tersebut. 2) memudahkan pimpinan redaksi
majalah/Koran dalam melakukan penyuntingan, yakni hanya membuanng bagian
tengah maupun akhir tulisan dalam berita (Rosidi, 2009:86-87)

2.4.4. Bagian-Bagian Berita


Sebuah berita hendaknya memuat beberapa bagian, yaitu sebagai berikut
(Rosidi, 2009:87-88) :
a. Judul berita
Judul berita berfungsi untuk memberikan informasi sementara kepada
pembaca terhadap isi berita. Judul berita hendaknya disusun dengan
memperhatikan aspek kemenarikan, kesesuaian dengan isi, singkat, lugas, dan
sederhana judul berita yang menarik diharapkan dapat menggelitik pembaca untuk
membaca isi berita secara utuh.

15
b. Teras berita
Teras berita hendaknya tidak memuat kalimat yang berlebihan yang justru
dspat mengaburkan pemahaman pembaca terhadap isi berita sebenarnya. Teras
berita hendaknya dapat membantu pembaca dalam memahami inti isi berita secara
keseluruhan.
c. Tubuh berita
Tubuh berita berisi informasi yang berfungsi untuk melengkapi dan
menjelaskan hal-hal yang ada dalam teras berita dengan berpedoman pada kata
Tanya apa dan mengapa.
d. Ekor berita
Ekor berita merupakan bagian akhir dalam sebuah berita. Ekor berita
berisi berbagai informasi tambahan yang berfungsi sebagai kalimat penjelas dalam
sebuh paragraph. Dengan ekor berita seorang pembaca akan memiliki informasi
lebih lengkap dari sebelumnya.

2.4.5. Kaidah Teks Berita


Menurut Supriyantini, h.6 menjelaskan bawah teks berita memiliki kaidah-
kaidahnya, kaidah teks berita meliputi:
2.4.5.1. Secara umum kaidah teks berita ditandai dengan ragam
penggunaan bahasa baku karena lebih mudah dipahami dibandingkan
memakai ragam bahasa nonbaku karena sulit dan berisfat kedaerahan.

2.4.5.2. Karakteristik teks berita sebagai berikut :


1. Adanya penggunaan kalimat langsung sebagai varian dari kalimat tidak
langsungnya. Hal ini terkait dengan pengutipan pernyataan yang dipakai oleh
narasumber berita.
2. Adanya penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai penerang kata
yang diikutinya. Contoh : Aryyana mengatakan bahwa saat ibunya dalam
keadaan pingsan, tidak satu pun orang di rumah yang bisa membawanya ke
rumah sakit.

16
3. Banyaknya penggunaan kata kerja mental, seperti: mengatakan, menjelaskan,
menanyakan, memikirkan, membantah, mengkritik, menolak, dll
4. Adanya penggunaan fingsi keterangan waktu dan tempat sebagai konsekuensi
dari perlunya kelengkapan suatu berita yang mencakup unsur when (kapan)
dan where (di mana)
5. Adanya penggunaan konjungsi bermakna kronologis (temporal) atau
penjumlahan seperti kemudian, sejak, setelah, awalnya, dan akhirnya. Hal ini
terkait dengan pola penyajian berita yang umumnya menganut pola kronologis
(urutan waktu).

2.5. Hal Yang Perlu Diperhatikan Dalam Menulis Berita


Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis teks berita adalah
(Rosidi, 2009: 89-90) :
1. Tulisan berbentuk berita harus dapat memenuhi kebutuhan manusia
terhadap informasi berbagai peristiwa/kejadian di sekitarnya, kesenangan,
keingintahuan, ketidakpemahaman terhadap suatu kejadian/peristiwa dan
sebagainya.
2. Berita yang ditulis dalam majalah/Koran sekolah harus aktual sehingga
tidak menjadi berita yang usang.
3. Penulisan berita harus singkat sehingga berita tidak banyak menghabiskan
lembar dalam majalah/Koran sekolah, tetapi kelengkapan informasi yang
ada sudah mencukupi.
4. Tulisan berita harus dapat menjawab apa, kapan, siapa, mengapa,
bagaimana, dan di mana suatu berita yang ditulis sehingga tidak membuat
permbaca bertanya-tanya tentang ketidakjelasan berita.
5. Tulisan berita yang berkelanjutan tentang suatu hal, pada bagian akhir berita
harus diungkapkan lagi tentang latar belakang peristiwa itu agar pembaca
yang baru membacanya (mengikutinya) menjadi jelas terhadap berita yang
harus dibacanya itu.

17
2.6. Keterampilan Yang Perlu Dikembangkan Dalam Membaca Berita
Dalam membaca berita, diperlukan keterampilan dasar. Keterammpilan
dasar yang dikembangkan dalam membaca berita adalah sebagai berikut (Nurhadi,
2016:13-14):
Table 2.1 Keterampilan Dasar Membaca Berita
Jenis Keterampilan
No Keterampilan Dasar dalam Membaca Berita
Membaca
1 Kemampuan  Menyatakan kembali judul berita.
Membaca Literal  Merumuskan kalimat lengkap dari
Berita pernyataan judul berita.
 Menyatakan kembali apa yang terjadi.
 Menyatakan kembali siapa … seperti yang
dinyatakan dalam teks.
 Menyatakan kembali kapan … seperti yang
dinyatakan dalam teks.
 Menyatakan kembali di mana … seperti yang
dinyatakan dalam teks.
 Menyatakan kembali bagaimana … seperti
yang dinyatakan dalam teks.
 Menyatakan kembali mengapa … seperti
yang dinyatakan dalam teks.
2 Kemampuan  Menemukan masalah utama yang
Membaca Kritis melatarbelakangi peristiwa yang diberitakan.
Berita  Mengungkapkan fakta-fakta lain yang
mendukung terjadinya peristiwa yang
diketahui pembaca.
 Menyatakan siapa actor lain yang terlibat
dalam peristiwa itu.
 Menyatakan momen-momen lain yang
berhubungan dengan peristiwa yang

18
diberitakan
 Mengungkapkan bagaimana peristiwa itu
bisa terjadi
 Mengungkapkan mengapa peristiwa itu bisa
terjadi
 Membandingkan isi berita satu surat kabar
dengan surat kabar lain atas peristiwa yang
sama.
 Menilai keakuratan fakta-fakta yang ditulis
wartawan.
 Menghubungkan peristiwa yang terjadi
dengan peristiwa lain di masa lampau atau di
tempat lain.
 Menduga dampak yang terjadi atas peristiwa
yang diberitakan.
3 Kemampuan  Menyampaikan isi berita kepada orang lain
Membaca Kreatif secara lisan.
Berita  Menulis kembali peristiwa yang dibaca
dengan menambah informasi dari sumber
lain pula,
 Menggunakan informasi yang didapat untuk
memecahkan kehidupan pribadi (misalnya
mengantisipasi sesuatu).
 Menulis kritik, surat pembaca, atau esai atas
berita yang dibaca.
 Mengungkapkan berita yang dibaca untuk
mendukung tindakan atau keputusan pribadi.

2.7. Hipotesis Penelitian

19
Hipotesis adalah jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah
penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan pendapat
tersebut, peneliti mengemukakan hipotesis atau jawaban yang bersifat sementara.
Secara operasional hipotesis dirumuskan sebagai berikut:
H0 : Tidak ada perbedaan kemampuan menentukan rumus 5W+1H pada
siswa antara yang diajar dengan menggunakan strategi Herringbone dan
yang tidak diajar dengan strategi Herringbone (µ1 = µ2).
Ha : Ada perbedaan kemampuan menentukan rumus 5W+1H pada siswa
antara yang diajar dengan menggunakan strategi Herringbone dan yang
tidak diajar dengan strategi Herringbone (µ1 ≠ µ2).

METODOLOGI PENELITIAN

20
3.1. Metode Dan Desain Penelitian
Menurut Haryono (dalam Fitri, 2014: 13) Metode penelitian adalah
seperangkat masalah penelitian yang dilakukan secara terencana dan cermat
dengan maksud mendapatkan fakta dan kesimpulan agar dapat memahami,
menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan keadaan. Selanjutnya Suhardi
(dalam Fitri, 2014:13) berpendapat metode penelitian adalah suatu cara untuk
memperoleh tujuan yang diinginkan. Berkaitan dengan masalah dan tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah
metode penelitian eksperimen semu.
Penelitian eksperimen semu bertujuan untuk memperoleh informasi
mengenai pengaruh strategi Herringbone terhadap kemampuan menentukan
pokok-pokok 5W+1H dalam teks berita. Desain yang digunakan dalam penelitian
ini adalah control group pre-test post-tes. Penelitian ini menggunakan dua subjek
yakni, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada tahap pertama
dilakukan pre-test untuk mengetahui kemampuan membaca teks berita siswa pada
masing-masing kelompok. Kemudian pada kelompok eksperimen diberi perlakuan
(treatment) dengan teknik Herringbone dan pada kelompok kontrol menggunakan
teknik konvensional. Selanjutnya dilakukan post test terhadap kedua kelompok
tersebut. Untuk lebih jelasnya pola desain penelitian dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 1.
Desain Penelitian
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
Kelas Eksperimen O1 X O2
Kelas Kontrol O3 - O4
Keterangan:
O1 : Pre-test kelompok eksperimen
O2 : post-test kelompok eksperimen
O3 : pre-test kelompok kontrol
O4 : post-test kelompok kontrol
X : Perlakuan
Prosedur pola di atas adalah:

21
1. Mengelompokkan kelas penelitian menjadi dua yaitu kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol.
2. Memberikan tes awal pada kedua kelompok untuk mengetahui pengetahuan
awal.
3. Menghitung mean atau rata-rata masing-masing kelompok.
4. Memberikan perlakuan menggunakan Strategi Herringbone pada kelas
eksperimen.
5. Memberikan tes akhir pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
6. Menghitung mean atau rata-ratates akhir masing-masing kelompok.
7. Menghitung antara tes awal dan akhir masing-masing kelompok.
8. Membendingkan perbedaan-perbedaan antara kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol.
9. Menggunakan perhitungan statistik uji-t untuk menentukan apakah terdapat
perbedaan yang signifikan.

3.2. Variabel Penelitian


Menurut Sugiyono (dalam Faizah, 2014:47) variabel penelitian adalah suatu
atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai
variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Sukardi (dalam Faizah, 2014:47)
mengatakan bahwa variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
dimanipulasi secara sistematis, sedangkan variabel terikat (dependent variable)
adalah variabel yang diukur sebagai akibat adanya manipulasi pada variabel
bebas. Penggunaan Strategi Herringbone adalah sebagai variabel bebas (X) dan
kemampuan menentukan pokok-pokok 5W+1H dalam teks berita adalah sebagai
variabel terikat (Y). maka variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Variabel bebas yaitu strategi pembelajaran yang terdiri dari strategi
pembelajaran Probable Passage dan Pendekatan pembelajaran saintifik.
b. Variabel terikat yaitu hasil belajar siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kayuagung
Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam kemampuan menentukan pokok-pokok
berita 5W+1H yang diterapkan dalam kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol.

22
 
3.3. Definisi Penelitian
Adapun definisi penelitian ini sebagai berikut:
1. Kemampuan menentukan pokok-pokok 5W+1H dalam teks berita siswa Kelas
VIII SMP Negeri 3 Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir adalah
keterampilan membaca teks berita dengan tujuan agar siswa mampu mengenal
dunia sosial serta permasalahannya yang dituangkan peneliti ke dalam bentuk
tulisan. Hasilnya berupa skor yang diperoleh siswa berdasarkan tes awal dan
tes akhir mengenai materi membaca dalam menentukan pokok-pokok 5W+1H
dalam teks berita.
2. Strategi Herringbone merupakan salah satu strategi yang dapat digunakan
guru untuk menarik perhatian siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan
berorientasi pada penanaman pengetahuan tentang membaca teks berita
sehingga siswa dapat mengetahui tentang bagaimana cara membaca teks berita
sehingga dapat menentukan pokok-pokok 5W+1H dalam teks berita. Adapun
langkah-langkah Strategi Herringbone adalah: pada tahap awal (Pra
membaca), pertama guru menyapa siswa dan kemudian memberitahu tujuan
dan kompetensi dasar yang harus dicapai dalam proses belajar mengajar.
Kemudian guru memperkenalkan bentuk strategi Herringbone kepada siswa.
Selanjutnya guru menuliskan beberapa pertanyaan Herringbone dan harus
dijawab oleh siswa setelah membaca teks yg dibagikan. Tahap kedua
(membaca), Setelah aktivitas pra membaca, siswa sudah mengetahui tentang
strategi Herringbone dari kegiatan pra membaca. Selanjutnya guru meminta
siswa untuk membaca teks yang telah dibagikan dan melakukan kegiatan
Herringbone, yaitu dengan membangun kerangka Herringbone 5W+H dan
menemukan ide pokok. Siswa membaca, berfikir dan menuliskan informasi-
informasi yang penting tentang jalannya cerita. Tahap ketiga (Pasca
membaca), Guru meminta siswa untuk menuliskan pola Herringbone
berdasarkan pemahaman yang mereka dapat. Kemudian setelah mereka
menyelesaikan tugas, guru menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan

23
kepada teman-temannya mengenai ide pokok yang ia dapat dari pola
Herringbone. Selanjutnya guru mengkonfirmasi ulang mengenai materi
pelajaran dan kemudian menyimpulkan.
3. Pendekatan saintifik merupakan proses pembelajaran yang dirancang
sedemikian rupa agar siswa dapat aktif mengkonstruk konsep melalui tahapan
mengamati. Pendekatan saintifik dimaksud untuk memberi pemahaman
kepada siswa untuk mengetahui, memahami, mempraktikkan apa yang sedang
dipelajari secara ilmiah. Dalam proses pembelajaran siswa diajarkan mencari
tahu dari berbagai sumber melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah,
menyajikan, menyimpulkan, dan menciptakan untuk semua mata pelajaran
(Sudarwan, dalam Musfiqon, dkk. 2015:38). Model saintifik merupakan
kegiatan pembelajaran yang diterapkan pada kelompok kontrol dan mengikuti
kebiasaan yang biasa diguakan guru yaitu dengan 5M. langkah-langkah
pendekatan saintifik adalah siswa mengamati contoh teks berita, selanjutnya
siswa mengajukan pertanyaan tentang informasi apa yang tidak dipahami dari
apa yang telah diamati atau informasi tambahan atas apa yang mereka amati.
Kemudian siswa melakukan eksperimen, membaca berbagai sumber informasi
lainnya selain pada buku teks guna mengumpulkan informasi lainnya.
Kemudian siswa mengolah informasi tersebut dan menyampaikan hasil yang
diperoleh secara lisan atau tulisan. Lalu guru bersama siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.

3.5. Populasi Dan Sampel Penelitian


3.5.1. Populasi Penelitian
Arikunto (2006: 130) menjelaskan populasi adalah semua subjek
penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 3 Kayuagung. Jumlah siswa kelas VIII sebanyak 206 orang, terbagi ke
dalam tujuh kelas. Rincian jumlah populasi siswa Kelas VIII SMP Negeri 3
Kayuagung adalah sebagai berikut:
Tabel 2.

24
Populasi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Kayuagung
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 VIII.1 15 15 30
2 VIII.2 15 14 29
3 VIII.3 13 16 29
4 VIII.4 15 14 29
5 VIII.5 14 16 30
6 VIII.6 14 16 30
7 VIII.7 13 16 29
Jumlah 99 107 206
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Kayuagung

3.5.2. Sampel Penelitian


Arikunto (2006: 131) sampel didefinisikan sebagai wakil dari populasi
yang akan diteliti. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel penelitian
untuk sampel siswa kelas VIII. Teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel ini adalah Purposive Sampling. Purposive Sampling adalah teknik
pengambilan unsur sampel atas dasar tujuan dan pertimbangan tertentu yang
dibuat oleh peneliti. Adapun syarat yang digunakan peneliti untuk kelompok
penelitian tersebut sebagai berikut:
1. Kedua kelompok tersebut merupakan kelas paralel sehingga diasumsikan
memiliki minat dan motivasi yang relatif sama.
2. Kedua kelompok tersebut diajar oleh guru, jumlah jam, kurikulum yang sama,
sehingga diasumsikan memiliki aktifitas pembelajaran yang sama.

Rincian sampel dapat dilihat pada table berikut:


Tabel 3.
Sampel Kelas VIII SMP Negeri 3 Kayuagung
No Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah Siswa Keterangan

25
1 VIII.1 15 15 29 Kelas Eksperimen
2 VIII.5 14 16 29 Kelas Kontrol
Jumlah 30 28 58
Sumber: Tata Usaha SMP Negeri 3 Kayuagung

3.6. Teknik Pengumpulan Data


Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang
dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes. Instrument berupa tes ini dapat
digunakan untuk mengukur kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi
(Arikunto, 2006:223). Tes dilakukan sebanyak dua kali, pada awal pembelajaran
(pretest) maupun pada akhir pembelajaran (posttest) yang dilakukan pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Tes awal (pretest) dilakukan sebelum perlakuan dengan tujuan untuk
mengetahui pengetahuan dan pemahaman awal yang dimiliki oleh siswa. Dan tes
akhit (posttest) dilakukan setelah memberikan perlakuan dengan tujuan untuk
mengetahui pemahaman dan hasil akhir belajar siswa melalui penggunaan strategi
Herringbone. Untuk lebih jelasnya, skor dan kriteria penilaian tes dalam
meningkatkan kemampuan membaca dalam menentukan pokok-pokok 5W+1H
dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Menentukan Rumus 5W+1H


Standar Kompetensi Indikator Nomor
Materi
Kompetensi Dasar Keberhasilan Soal
Membaca dan  Mengidentifik Teks Berita  Menentukan 1, 14, 19,
memahami asi unsur- tema teks 24, 36, 41,

26
karangan non- unsur teks berita
sastra berupa berita
teks berita  Menentukan
unsur-unsur 2, 4, 5, 6, 9,
berita 16, 17, 18,
21, 22, 23,
25, 26, 34,
35, 38, 39,
40, 42, 43,
44, 46, 48,
49, 50

 Menyimpulka  Menentukan 3, 7, 15, 20,


n isi dari teks kesimpulan 27, 37, 47,
berita isi dari teks
berita

 Menentukan 8, 10, 11,


persamaan/ 12, 13, 28,
perbedaan 29, 30, 32,
penyajian 33, 45,
teks berita

 Menyajikan  Menentukan
data,inform langkah- 31,
asi dalam langkah
bentuk penyampaian
berita secara atau
lisan atau penulisan

27
tulis dengan berita
memperhati
kan kaidah,
struktur,
atau aspek
lisan

Tabel 5. Kriteria Pemberian Skor


No Kriteria Soal Skor
1 Benar 1
2 Salah 0

Berikuti ini rumus penentuan pencapaian skor, yaitu mengubah skor


mentah menjadi nilai. Rumus penentu pencapaian pencapaian skor:

Skor Diperole h
Presentase= x 100=Skor Ak h ir
Skor Maksimal

3.7. Validitas Dan Reabilitas


3.7.1. Validitas Tes
Arikunto (2006, h. 168) mengatakan bahwa validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.
Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan,
apabila mampu mengungkapan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul
tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Validitas yang
digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Menurut Suryadi, (h. 2)
mengatakan bahwa validitas isi artinya ketepatan daripada suatu tes dilihat dari
segi isi tersebut. Suatu tes hasil belajar dikatakan valid, apabila materi tes tersebut
betul-betul merupakan bahan-bahan yang representative terhadap bahan-bahan

28
pelajaran yang diberikan. Dengan kata lain, sebuah tes dikatakan memiliki
validitas isi apabila mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi
atau isi pelajaran yang diberikan. Untuk menguji butir-butir instrumen lebih lanjut
maka selanjutnya diuji cobakan dan dianalisis dengan menggunakan rumus
Spearman-Brouwn.
 Indeks kesukaran soal yaitu soal taraf cukupan (mudah, sedang, sukkar, dan
sangat sukar).
Rumus = jumlah jawaban benar : Jumlah siswa
Presentase jawaban benar siswa:
>80% = Sangat mudah
61-80% = Mudah
40-60% = Sedang
<20% = Sangat sukar
 Daya beda siswa kelompok tinggi dan rendah (cukup baik dan amad baik).
Rumus = jumlah benar jawaban siswa kelompok tinggi – jumlah siswa
Kelompok rendah : ½ jumlah seluruh siswa.
Presentase daya beda:
>40% = Amat baik
0,30-39% = Cukup baik
0,20-29% = Kurang baik
<0,19% = Tidak baik
 Opsi (A, B, C, D) minimal dipilih 5% dari jumlah siswa

3.7.2 Reliabilitas Tes


Reliabilitas adalah suatu ketepatan atau ketelitian dalam teknik
pengukuran (KKBI- Versi V Tahun 2016). Dalam penelitian ini peneliti menguji
reliabeL intrumen tes atau butir soal menggunakan teknik belah dua (split half)
dari Spearman-Borwn yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok tinggi
dan kelompok rendah. Rumus Spearman-Borwn :

29
2 r 1/21 /2
r 11=
¿¿
Keterangan :
r1/21/2 : Korelasi antara belahan dua instrumen
r11 : Indeks reliabilitas instrumen

3.8. Pengujian Normalitas


3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas sampel menggunakan teknik P-P Plot yang terdapat dalam
program SPSS 22.
3.8.2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan terhadap skor pretes dan postes kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Tes statistkK yang digunakan untuk menguji
homogenitas adalah levene statistik yang ada pada program SPSS 22.

3.9. Teknik Analisis Data


Setelah data diperoleh, data tersebut diolah dengan menggunakan program
SPSS 22 dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung skor rata-rata (mean) kelompok eksperimen dan kelompok kelas
kontrol.
a. Menghitung skor rata-rata kelompok eksperimen dari tes awal dan tes
akhir.
b. Menghitung skor rata-rata kelompok kontrol dari tes awal dan tes akhir.
2. Menghitung perbandingan antara nilai tes akhir siswa kelompok eksperimen
dan siswa kelompok kontrol menggunakan rumus uji-t. Langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Menentukan signifikasi hasil tes akhir pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, dengan cara membandingkan t hitung dan t tabel pada
signifikansi 95%.
b. Menarik kesimpulan.

30
3.10. Prosedur Penelitian
Dalam penelitian eksperimen terdapat 3 tahapan atau prosedur yang
dilakukan, yaitu:
1. Tahap Pra Eksperimen
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dengan membaca pemahaman teks berita. Selain itu mengembangkan tes untuk tes
awal dan tes akhir dan diuji cobakan. Serta melakukan tes awal sebelum proses
pembelajaran di kelas sampel.
2. Tahap Eksperimen
Tahap ini peneliti melaksanakan perlakuan yang dilakukan selama delapan
kali pertemuan yaitu satu kali untuk pretes (tes awal), enam kali untuk perlakuan
menggunakan strategi Herringbone dan satu kali pertemuan untuk post test (tes
akhir) dengan alokasi waktu setiap satu kali pertemuan 2x40 menit.
3. Pasca Eksperimen
Pada tahap ini, peneliti melakuakn tes akhir yang dilakukan setelah siswa
memperoleh perlakuan dengan menggunakan strategi Herringbone.

Dalam penelitian ini, pembelajaran membaca pemahaman teks berita dalam


menentukan unsur 5W + 1H pada kelas eksperimen menggunakan Strategi
Herringbone. Pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah yang terdapat
dalam tabel berikut:

Tabel 6
Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Dengan Strategi Herringbone

No Langkah-Langkah Pembelajaran Alokasi Waktu


1 Kegiatan Awal 10 Menit
1. Siswa merespon salam dari guru
2. Guru melakukan apersepsi sesuai dengan

31
pembelajaran yang akan di capai.
3. Siswa menerima informasi kompetensi, materi,
tujuan, dan manfaat pembelajaran.
2 Kegiatan Inti 50 Menit
1. Guru membagikan teks berita
2. Guru memperkenalkan bentuk strategi
Herringbone kepada siswa. Selanjutnya guru
menuliskan beberapa pertanyaan Herringbone dan
harus dijawab oleh siswa setelah membaca teks
yang dibagikan. (Pra membaca)
3. Guru meminta siswa membangun kerangka
Herringbone 5W + 1H dan menemukan ide
pokok. Siswa membaca, berfikir dan menuliskan
informasi yang penting dalam teks. (Membaca)
4. Siswa membuat pola Herringbone, kemudian guru
menunjuk salah satu siswa untuk menjelaskan
kepada teman-temannya mngenai informasi dan
ide pokok yang ia dapat dari pola Herringbone.
Selanjutnya guru mengkonfirmasi mengenai
materi pelajaran dan menyimpulkannya. (Pasca
membaca)
3 Penutup 20 Menit
1. Guru dan siswa melakukan refleksi terkait dengan
pembelajaran yang baru saja berlangsung.
2. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
3. Siswa menyimak informasi mengenai rencana
tindak lanjut pembelajaran.
Jumlah 80 Menit

Tabel 7
Kegiatan Pembelajaran Siswa

32
No Kegiatan Topik (Teks yang dibaca oleh siswa)
1 Pretes Tes dalam bentuk objektif
2 Perlakuan 1 Kontroversi Kebijakan di 100 Hari Menteri Nadiem
3 Perlakuan 2 PPDB Kabupaten OKI Tetap Gunakan Sistem Zonasi
4 Perlakuan 3 2 Pelajar OKU Naik Podium di Event Sriwijaya Run 2020
5 Perlakuan 4 Penerapan Disiplin Terhadap Siswa itu Penting
6 Perlakuan 5 H. Dodi Reza Alex, Sekolah Tidak Lagi Naik Tongkang
7 Perlakuan 6 Sukseskan Program Cegah Stanting
8 Posttest Tes dalam bentuk objektif

Dalam penelitian ini, pembelajaran memahammi teks berita untuk


menetukan rumus 5W + 1H pada kelas Kontrol menggunakan strategi
konvensional. Pembelajaran dilakukan dengan langkah-langkah yang terdapat
dala tabel berikut:

Tabel 8
Langkah-Langkah Pembelajaran Kemampuan Membaca Pemahaman
dengan Menggunakan Strategi Saintifik Kelas Kontrol

No Langkah Kegiatan Pembelajaran Waktu


1 Kegiatan Awal 10 Menit
1. Guru memberi salam pembuka dan
berdoa untuk memulai pembelajaran
2. Guru memeriksa kehadiran siswa
3. Guru memberikan apresepsi dengan
bertanya tentang teks berita.
4. Guru menyampaikan kompetensi dasar,
tujuan, materi, dan metode
pembelajaran
2 Kegiatan Inti 50 Menit

33
1. Mengamati
Siswa membaca teks berita
2. Menanya
Siswa diberi stimulus untuk bertanya
tentang teks yang telah baca
3. Mengumpulkan data / eksplorasi
Mendiskusikan tentang teks berita
4. Mengasosiasi
Membuat kesimpulan dari hasil diskusi
5. Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil diskusi.
3 Penutup 10 Menit
1. Siswa bersama guru menyimpulkan
materi yang telah dipelajari
2. Siswa mengerjakan kuis
3. Guru menyampikan materi yang akan
datang
4. Guru memberikan tugas mandiri
kepada siswa
5. Guru mengakhiri kegiatan
pembelajaran dengan mengucap salam
Jumlah 80 Menit

Tabel 9
Kegiatan Pembelajaran Siswa
No Kegiatan Topik (Teks yang dibaca oleh siswa)
1 Pretes Tes dalam bentuk objektif
2 Perlakuan 1 Kontroversi Kebijakan di 100 Hari Menteri Nadiem
3 Perlakuan 2 PPDB Kabupaten OKI Tetap Gunakan Sistem Zonasi
4 Perlakuan 3 2 Pelajar OKU Naik Podium di Event Sriwijaya Run 2020
5 Perlakuan 4 Penerapan Disiplin Terhadap Siswa itu Penting
6 Perlakuan 5 H. Dodi Reza Alex, Sekolah Tidak Lagi Naik Tongkang
7 Perlakuan 6 Sukseskan Program Cegah Stanting
8 Posttest Tes dalam bentuk objektif

34
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktis.


Jakarta. PT. Rineka Cipta.

Awang, Imanuel Sairo. 2017. Strategi Pembelajaran Tinjauan Umum Bagi


Pendidik. Kalimantan Barat. STKIP Persada Khatulistiwa.

Faizah, Nanik. 2014. “Keefektifan Teknik Herringbone Untuk Meningkatkan


Keterampilan Membaca Bahasa Prancis Siswa Kelas XI SMA N 1
Prambanan Klaten”. Skripsi S1. Yogyakarta. Univeristas Negeri
Yogyakarta.

Fitri, Rumusyah. 2014. “Keefektifan Model Doll Speak pada Keterampilan


Berbicara dalam Memahami Dongeng Terhadap Siswa Kelas VII SMP
Negeri 7 Mesuji Kabupaten Ogan Komering Ilir”. Skripsi S1. Kayuagung.
Univeristas Islam Ogan Komering Ilir (UNISKI).

KBBI Versi V Tahun 2016 . Aplikasi.

Marheni, 2014. “Keefektifan Strategi Pembelajaran Information Search


Terhadap Kemampuan Menulis Deskripsi Siswa Kelas X SMA Negeri 1
Sirah Pulau Padang”. Skripsi S1. Kayuagung. Universitas Islam Ogan
Komering Ilir (UNISKI).

35
Musfiqon dan Nurdyansyah. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo.
Nizamia Learning Center.

Musfiqo, dkk. 2015. Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo. Nizamia


Learning Center

Nurhadi. 2016. Teknik Membaca. Jakarta. PT. Bumi Aksara.

Pertiwi, Addien Yudhi. 2014. Keefektifan Penggunaan Teknik Fishbone Dalam


Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas
Xi Sma Negeri 7 Yogyakarta. Skrpsi S1. Universitas Negeri Yogyakarta.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Supriyantini. Modul 2 Bahasa Indonesia Berita. Bandung. Yayasan Widya Bhakti


SMA Santa Angela.

Suryadi. Validitas Tes. Diakses pada tanggal 05 Desember 2019. Dari


http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_ADMINISTRASI_PENDIDIKAN/19
68-7291998021-SURYADI/VALIDITAS_tes.pdf

Suryana. 2010. Metodologi Penelitian. Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan


Kualitatif. Universitas Pendidikan Indonesia.

36
INSTRUMEN PENELITIAN
KETERAMPILAN MEMBACA TEKS BERITA
DALAM MENENTUKAN RUMUS 5W + 1H
SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 3 KAYUAGUNG

Petunjuk umum!
1. Pilihlah jawaban yang paling tepat.
2. Tes ini bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kemampuan membaca teks
berita.
3. Jumlah butir soal 50 soal.
4. Tulislah jawaban anda pada lembar jawaban yang telah tersedia.
5. Waktu mengerjakan adalah 54 menit.

Bacalah teks berita berikut untuk menjawab soal nomor 1 dan 2!


Indonesia berada dalam status darurat narkoba. Menurut data yang dirilis Badan
Narkotika Nasional (BNN) ada lebih dari lima juta pecandu narkoba di negeri ini.
Angka yang memprihatinkan. Terlebih mayoritas pengguna narkoba di Indonesia
adalah remaja.
1. Tema yang yang terkandung dalam teks berita di atas adalah …

37
a. Indonesia adalah Negara yang mayoritas penduduknya mengonsumsi
narkoba
b. Narkoba adalah sesuatu yang biasa bagi warga Indonesia
c. Mayoritas pengguna narkoba di Indonesia adalah remaja
d. Pecandu narkoba di Indonesia mencapai seratus juta jiwa.

2. Teks berita di atas dimulai dengan unsur berita …


a. Siapa c. Kapan
b. Apa d. Bagaimana

Bacalah teks berita di bawah ini!


Atlet pencak silat berpeluang besar untuk menyumbang medali emas
Asian Games 2018 untuk Indonesia. Hal itu terlihat usai delapan pesilat Indonesia
menang di babak semifinal di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta, Minggu 26
Agustus 2018. Setidaknya sudah ada lima pesilat Indonesia yang memastikan tiket
final nomornya masing-masing. Ada Komang Harik Adi Putra di kategori putra
kelas E (65kg hingga 70kg), Iqbal Candra Pratama di kategori putra kelas D (60kg
hingga 65kg), Abdul Malik di kategori putra kelas B (50kg hingga 55kg), dan
Wewey Wita di kategori putri kelas B (50kg hingga 55kg). Serta Monita di
kategori putri kelas C (55 kg hingga 60 kg).
3. Kesimpulan berita di atas adalah ....
a. Lima pesilat Indonesia medapatkan emas
b. Atlet pencak silat berpeluang menyumbang medali emas.
c. Atlet pencak silat mendapat medali emas
d. Medali emas diraih oleh atlet pencak silat

4. Unsur-unsur yang terkandung dalam teks berita tersebut adalah …


a. Apa, kapan, bagaimana, siapa

38
b. Apa, bagaimana, kapan, siapa
c. Kapan, dimana, apa, siapa
d. Kapan, apa, bagaimana, siapa

5. Teks berita diatas, diawali dengan unsur …


a. Mengapa c. Siapa
b. Bagaimana d. Kapan

6. Unsur di mana pada kutipan berita di atas adalah …


a. di kategori putra kelas E
b. di Padepokan Pencak Silat, TMII, Jakarta,
c. di babak semifinal
d. Semua jawaban benar
Perhatikan Kutipan teks berita berikut ini!
Kutipan 1
Pagar dan atap jembatan penyeberangan orang (JPO) Pasar Minggu ambruk.
Penyebabnya, angin kencang saat hujan deras di Pasar Minggu. Informasi dari
Kasubag Humas Polres Jaksel AKP Purwanta, pagar dan atap jembatan itu roboh
pukul 15.10 WIB, Sabtu (24/9/2016).
Kutipan 2
Kawasan Cikajang, Kabupaten Garut kembali diterjang banjir akibat curah hujan
yang cukup tinggi. Sekurangnya 93 rumah warga terendam banjir karena volume
air meningkat. "Banjir menimpa RW, 3,4,5,6,7 sampai malam ini sebagian rumah
masih terendam air," ujar Kasi Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagsu Agus Sofyan di Makodim 0611
Garut, Jum'at (23/9/2016).
7. Simpulan kutipan 2 tersebut adalah …
a. Kawasan Cikajang, Kabupaten Garut kembali diterjang banjir akibar curah
hujan yang cukup tinggi.
b. Cikajang, Kabupaten Garut kembali diterjang Banjir

39
c. Kawasan Cikajang, Kabupaten Garu kembali diterjang banjir yang
menimpa 5 RW dengan 93 rumah terendam.
d. Kawasan Cikajang, Kabupaten Garut kembali diterjang banjir.
Sekurangnya 93 rumah warga terendam banjir karena volume air
meningkat.

8. Perbedaan penyajian kedua kutipan berita tersebut adalah ...


a. Kutipan 1 : Apa, di mana, kapan, mengapa
Kutipan 2 : Di mana, apa, mengapa, berapa
b. Kutipan 1 : Apa, mengapa, di mana, siapa
Kutipan 2 : Di mana, apa, mengapa, berapa
c. Kutipan 1 : Apa, di mana, kapan, mengapa
Kutipan 2 : Di mana, mengapa, apa, berapa
d. Kutipan 1 : Apa, kapan, mengapa, di mana
Kutipan 2 : Di mana, berapa, apa, mengapa

9. Unsur mengapa pada teks berita 1 diatas di tunjukkan pada kalimat ...
a. Pagar dan atap jembatan penyeberangan orang (JPO) Pasar Minggu
ambruk.
b. Penyebabnya, angin kencang saat hujan deras.
c. Informasi dari Kasubag Humas Polres Jaksel AKP Purwanta
d. Pagar dan atap jembatan itu roboh pukul 15.10 WIB, Sabtu (24/9/2016).

Bacalah kedua kutipan berita berikut!


Kutipan berita I
BNPB melansir data terbaru pukul 09.00 WIB, Sabtu (10/12/2016), yakni korban
tewas akibat gempa berkekuatan 6,5 SR di Aceh berjumlah 101 orang dan korban
luka berat 139 orang. Sementara itu korban yang mengalami luka ringan mencapai
718 orang.
Kutipan berita II

40
Sebanyak 151 sekolah mengalami kerusakan akibat gempa bumi berkekuatan 6,5
SR di Kabupaten Pidie Jaya, Aceh. Pemerintah sebelumnya memastikan
penanganan atas kerusakan bangunan sekolah segera dilakukan.
10. Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah ...
a. Teks berita I diawali dengan kapan, Teks berita II di awali dengan apa
b. Teks berita I diawali dengan di mana, Teks berita II di awali dengan
mengapa
c. Teks berita I diawali dengan siapa, Teks berita II di awali dengan berapa
d. Teks berita I diawali dengan berapa, Teks berita II di awali dengan siapa

11. Persamaan informasi kedua teks berita tersebut adalah …


a. Informasi tentang gempa di Aceh
b. Informasi tentang jumlah korban gempa
c. Informasi tentang kekuatan gemba Aceh
d. Informasi tentang keadaan terkini mengenai gempa yang terjadi di Aceh

Teks I
Kasat Lalu Lintas Polres Bogor mengimbau kepada pengunjung yang
hendak berkunjung ke Puncak menjelang tahun baru agar berada di tempat tujuan
sebelum pukul 13.00 WIB. Imbauan itu berkaitan dengan rencana penutupan jalur
menuju Puncak sejak pukul 13.00 WIB. Imbauan itu sebelumnya sudah
disosialisasikan ke sejumlah hotel, penginapan dan warga setempat.
Teks II
Guna menghindari kemacetan di jalur wisata Puncak, polisi sudah
menyediakan jalur alternatif. Kasat Lalu Lintas Polres Bogor mengharapkan para
pelancong dengan tujuan Puncak agar mengusahakan tiba di tempat tujuan
sebelum pukul 13.00 WIB. Ini berkaitan dengan rencana pemberlakuan arus lalu
lintas satu jalur.
12. Persamaan informasi kedua teks berita tersebut adalah...

41
a. Imbauan Kasat Lalu Lintas Polres Bogor agar wisatawan datang ke
Puncak.
b. Imbauan Kasat Lalu Lintas Polres Bogor kepada pengendara roda dua dan
roda empat
c. Imbauan Kasat Lalu Lintas Polres Bogor tentang recana penutupan jalur
Puncak sore hari
d. Imbauan Kasat Lalu Lintas Polres Bogor agar pengunjung Puncak tiba di
tempat tujuan sebelum pukul 13.00 WIB

13. Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah...


a. Teks 1 diawali dengan unsur kapan, teks 2 diawali dengan unsur
bagaimana
b. Teks 1 diawali dengan unsur apa, teks 2 diawali dengan unsur siapa
c. Teks 1 diawali dengan unsur siapa, teks 2 diawali dengan unsur mengapa
d. Teks 1 diawali dengan unsur di mana, teks 2 diawali dengan unsur kapan
Perhatikan Teks Berita Berikut untuk Menjawab pertanyaan nomor 12
sampai 15!
Lapangan Puputan Badung, Bali, yang berada di seberang timur Kantor
Walikota Denpasar, sejak Jumat (27/8) semarak dengan kibaran umbul-umbul
beraneka corak dan warna. Di lapangan ini, lebih dari 150 umbul-umbul dari 41
negara, termasuk Indonesia, dipancangkan deretan umbul-umbul dalam umbul-
umbul Festival 2004. Festival umbul-umbul pertama di Indonesia ini merupakan
wadah pertemuan keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat, dan seni yang
dapat memperkaya khasanah Budaya Bali.
(Kompas, 24 Agustus 2004)
14. Pernyataan yang sesuai paragraf tersebut adalah ...
a. Lapangan Puputan Badung, Bali, terletak di seberang timur Kantor
Walikota Denpasar.
b. Di lapangan Puputan Badung dipancangkan 150 buah bendera dari 41
negara.

42
c. Lapangan Puputan Badung, Bali, sejak tanggal 28 Agustus marak oleh
berkibarnya beraneka corak dan warna umbul-umbul.
d. Di lapangan Puputan Badung, Bali, diadakan festival umbul-umbul 2004
yang diikuti 41 Negara eropa.

15. Kesimpulan teks berita diatas adalah …


a. Lapangan Puputan Badung, Bali, terletak di seberang timur Kantor
Walikota Denpasar.
b. Di lapangan Puputan Badung dipancangkan 150 buah bendera dari 41
negara.
c. Lapangan Puputan Badung, Bali, sejak tanggal 28 Agustus marak oleh
berkibarnya beraneka corak dan warna umbul-umbul.
d. Di lapangan Puputan Badung, Bali, diadakan festival umbul-umbul 2004
yang diikuti 41 Negara eropa.

16. Unsur yang terkandung dalam berita diatas adalah, kecuali ...
a. Bagaimana c. Mengapa
b. Kapan d. Berapa

17. Teks berita di atas dimulai dengan unsur ...


a. Di mana c. Mengapa
b. Kapan d. Berapa

18. Unsur "di mana" pada teks berita di atas di tunjukkan dengan kalimat ...
a. Di lapangan ini, lebih dari 150 umbul-umbul dari 41 negara, termasuk
Indonesia,
b. Festival umbul-umbul pertama di Indonesia ini merupakan wadah
pertemuan keragaman suku bangsa, agama, adat istiadat, dan seni yang
dapat memperkaya khasanah Budaya Bali.

43
c. Lapangan Puputan Badung, Bali, yang berada di seberang timur Kantor
Walikota Denpasar.
d. Denpasar, Bali

Perhatikan Teks Berita Berikut untuk menjawab soal nmor 16 sampai 20!
Penerimaan Siswa Baru (PSB) baru akan dimulai pertengahan Juni. Namun,
Dinas Pendidikan sudah mempersiapkan infrastruktur, diantaranya membangun
gedung sekolah dan ruang kelas baru. Tujuanya supaya kekurangan daya tampung
di sekolah negeri yang terjadi setiap tahun bisa teratasi. Sebagai nakhoda Dinas
Pendidikan, Muslim Bidin bersama jajarannya sibuk mempersiapkan PSB tahun
pelajaran 2011/2012. Berbeda dengan tahun sebelumnya, beliau optimis semua
anak usia sekolah di Batam tertampung pada tahun 2011.Strategi yang digunakan
salah satunya adalah meningkatkan kualitas guru di Batam. Caranya dengan
mengadakan kegiatan Pelatihan Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga
Kependidikan serta Peningkatan Kualifikasi Tenaga Pendidik..

19. Pernyataan yang sesuai dengan teks berita di atas adalah …


a. Pembangunan gedung sekolah dan kelas baru dilakukan setiap tahun
b. Daya tampung sekolah negeri tidak dapat diatasi.
c. Sebelum Penerimaan Siswa Baru Dinas Pendidikan sudah mempersiapkan
infrastruktur
d. Setiap tahun Dinas Pendidikan menghadapi masalah Penerimaan Siswa
Baru.

20. Kesimpulan teks berita di atas adalah ...


a. Pembangunan gedung sekolah dan kelas baru dilakukan setiap tahun
b. Daya tampung sekolah negeri tidak dapat diatasi.
c. Sebelum Penerimaan Siswa Baru Dinas Pendidikan sudah mempersiapkan
infrastruktur, baik dalam bentuk pembangunan dan kualifikasi tenaga guru

44
d. Setiap tahun Dinas Pendidikan menghadapi masalah Penerimaan siswa
baru

21. Teks berita diatas dimulai dengan unsur …


a. Kapan c. Mengapa
b. Apa d. Di mana

22. Unsur yang terkandung dalam teks berita diatas adalah, kecuali …
a. Berapa c. Mengapa
b. Apa d. Di mana

23. Unsur yang terkandung dalam teks di atas adalah …


a. Kapan, mengapa, apa, di mana.
b. Kapan, bagaimana, di mana, siapa
c. Apa, siapa, bagaimana, mengapa
d. Mengapa, apa, siapa, dimana

Perhatikan Teks berita berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 21


sampai !
Jakarta – DPR masih terus menggodok revisi Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2012 tentang penyiaran yang masuk Prolegnas 2016. Salah satu poin yang
menjadi prioritas dalam revisi UU ini adalah penguatan Komisi Penyiaran
Indonesia (KPI). “ini akan perkuat KPI karena bisa dikatakan peran KPI
cenderung tak ada, adapun sangat lemah. Ya, anggaran mereka masih melalui
Kemenkominfo. Jadi, apa maunya Kemenkominfo maka KPI manur saja,” Ujar
Ketua Fraksi Hanura Nurdin Tampubolon dalam seminar RUU Penyiaran
“MasaDepan Industri penyiaran” di Nusantara I, Gedung DPR, Senayan, Jakarta,
Jum’at (18/03/2016).
Menurutnya, dalam persoalan ini, lebih baik anggaran KPI dialokasikan
langsung dari Kementerian Keuangan. Cara ini diyakini membuat KPI bisa lebih

45
independen daripada seperti sekarang. “Saya sarankan pemerintah agar anggaran
KPI tak melalui Kemenkominfo. Langsung dari Kementerian Keuangan masuk ke
KPI agar ada independensinya,” sebutnya.
24. Pernyataan yang sesuai dengan teks berita di atas adalah …
a. DPR masih belum menyelesaikan penggodokan RUU Penyiaran.
b. DPR merevisi UU 32 Tahun 2002 karena menganggap peran KPI terlalu
terbatas. Salah satunya adalah masih bergantung pada anggaran dari
Kemenkominfo. Keadaan ini dianggap dapat menghalangi KPI menjadi
badan yang independen karena harus selalu tunduk pada Kemenkominfo
sebagai pemberi anggaran.
c. Pada revisi UU 32 Tahun 2002 tersebut, DPR berupaya memberikan KPI
anggaran tersendiri yang langsung bersumber dari Kementerian Keuangan.
d. DPR hanya berkutat pada perubahan nomenklatur sumber anggaran KPI,
bukan masalah pokok yang dihadapi masyarakat Indonesia yaitu over-
sensor.

25. Unsur yang terkandung dalam teks berita di atas adalah, kecuali …
a. Siapa c. Bagaimana
b. Kapan d. Mengapa

26. Unsur yang terkandung dalam teks berita di atas adalah …


c. Siapa c. Bagaimana
d. Berapa d. Di mana

Bacalah kutipan berita berikut!


Teks berita I
Sekitar 7.000 hektar hutan mangrove hancur di kawasan Laguna Segara Anakan,
Kabupaten Cilacap, Jawa tengah. Kasus itu terjadi sejak tahun 1984 sehingga
menghancurkan berbagai biota laut dan tempat pemijahan puluhan jenis ikan.

46
Bahkan, kondisi tersebut ikut mengancam ekosistem perairan selatan Jawa dan
kepunahan hutan mangrove.
Teks berita II
Warga pendatang dari Ciamis, Jawa Barat, membabati mangrove. Bahkan mereka
menggarap tanah timbul menjadi areal pertanian. Penebangan liar juga dilakukan
guna memanfaatkan kayu mangrove sebagai material bahan bangunan. Hal itu
menyebabkan hutan mangrove semakin terancam kepunahan.
27. Kesamaan informasi teks berita tersebut adalah ….
a. Upaya penyelamatan hutan mangrove
b. Pemanfaatan biota di hutan mangrove
c. Terancam punahnya hutan mangrove
d. Penanaman kembali hutan mangrove

28. Perbedaan penyajian kedua kutipan berita tersebut adalah …


a. Teks berita I diawali dengan berapa, sedangkan berita II diawali dengan
siapa
b. Teks berita I diawali dengan apa, sedangkan berita II diawali dengan siapa
c. Teks berita I diawali dengan kapan, sedangkan berita II diawali dengan
siapa
d. Teks berita I diawali dengan kapan, sedangkan berita II diawali dengan
apa

Perhatikan Teks Berita Berikut!


Berita 1
Gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter telah mengguncang Banda Aceh.
Peristiwa itu terjadi pada hari Minggu (26/12) pukul 08.00 WIB selama 15 menit.
Berdasarkan laporan bahwa peristiwa tersebut disertai dengan gelombang tsunami
yang sangat dahsyat yang telah menimbulkan kerusakan yang sangat parah serta
menelan korban jiwa sangat banyak. Kepala Badan Metrologi dan Geofisika
Banda Aceh mengatakan pusat gempa pada 3,71 Lintang Selatan dan 100,74

47
Bujur Timur. Sumber gempa berada pada kedalaman 146 kilometer Barat daya,
Banda Aceh.
Berita 2
Minggu (26/12) pagi Banda Aceh diguncang gempa. Gempa bumi yang
berkekuatan 8.9 Skala Richter mengguncang Banda Aceh. Informasi yang
diterima telah terjadi kerusakan dan korban jiwa akibat terjangan gelombang
tsunami yang meluluhlantakkan wilayah pesisir Banda Aceh. Sumber gempa
berada pada kedalaman 146 kilometer barat daya, pada pada 3,71 Lintang Selatan
dan 100,74 Bujur Timur Banda Aceh. Pernyataan ini disampaikan oleh Kepala
Badan Metrologi dan Geofisika Banda Aceh.
29. Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah …
a. Berita 1 : Apa-kapan-bagaimana-di mana-siapa
Berita 2 : Kapan-apa-bagaimana-siapa-di mana
b. Berita 1 : Apa-kapan-siapa-bagaimana- di mana
Berita 2 : Di mana-kapan-apa-bagaimana-siapa
c. Berita 1 : Apa-kapan-bagaimana-siapa- di mana
Berita 2 : Kapan-apa-bagaimana-di mana-siapa
d. Berita 1 : Apa-bagaimana-kapan-siapa- di mana
Berita 2 : Kapan-di mana-apa-bagaimana-siapa

30. Kesamaan informasi kedua kutipan tersebut adalah …


a. Informasi tentang Gempa Aceh
b. Informasi tentang kekuatan gempa aceh
c. Informasi tentang jumlah korban gempa Aceh
d. Informasi tentang waktu kejadian gempa Aceh

31. Perhatikan “langkah-langkah menulis teks berita” yang tersusun secara acak
berikut !
1. Mengembangkan pokok informasi
2. Menentukan topic

48
3. Mendatangi sumber informasi
4. Mencatat pokok informasi
Urutan langkah-langkah menulis teks berita yang tepat adalah….
a. 1-2-3-4 c. 2-3-4-1
b. 2-3-1-4 d. 4-3-2-1

Perhatikan Teks Berita berikut!


Teks Berita I
Seorang pria paruh baya berusia sekitar 40-50 tahun terserempet Kereta
Commuter Line di Stasiun Citayam. Pria yang belum diketahui identitasnya
tersebut terserempet kereta dari arah Bogor ke Jakarta. Beruntung nyawanya
masih tertolong. Korban mengalami luka ringan dan patah kaki. Petugas Stasiun
Citayam, Rendi, menuturkan kejadian itu terjadi sekitar pukul 08.20 WIB.
Kejadian berawal saat pria tersebut hendak menuju peron arah bogor.

Teks Berita II
Sebuah kereta rel listrik (KRL) commuter line Bogor – Jakarta menyerempet
seorang pria di Stasiun Citayam. Diduga pria paruh baya tersebut berusia 40-50
tahun itu nekat menyebrang rel meski kereta sudah dekat, seorang saksi mata,
Reza Indragiri, mengatakan sebelum kejadian ada sebuah KRL akan berhenti di
Stasiun Citayam. Menjelang berhenti, aada orang masih menyebrang rel menuju
peron tanpa menghiraukan kemungkinan tertabrak KRL.
32. Persamaan isi kedua teks berita tersebut adalah…
a. Kondisi pria paruh baya yang terserempet kereta di Stasiun Citayam
mengalami luka ringan dan patah kaki.
b. Sebuah kereta rel listrik (KRL) commuter line Bogo – Jakarta
menyerempet seorang pria paruh baya di Stasiun Citayam.

49
c. Menurut petugas stasiun, kejadian yang menimpa pria paruh baya tersebut
terjadi sekitar pukul 08.20 WIB.
d. Pria paruh baya yang terserempet KRL itu nekat menyebrang rel meski
kereta sudah dekat.

33. Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut adalah…


a. Berita I diawali dengan unsur kapan,
Teks Berita II diawali dengan unsur bagaimana
b. Berita I diawali dengan unsur siapa,
Teks Berita II diawali dengan unsur apa
c. Berita I diawali dengan unsur siapa,
Teks Berita II diawali dengan unsur kapan
d. Berita I diawali dengan unsur di mana,
Teks Berita II diawali dengan unsur kapan

34. Unsur “siapa” yang diceritakan pada teks berita 1 adalah …


a. Pria paruh baya c. Sergio van Djik
b. Alfred Riedl d. Rizki Rizaldi Pora
35. Unsur yang tidak terkandung dalam teks 2 adalah …
a. Kapan c. Mengapa
b. Dimana d. Bagaimana

Bacalah teks berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 33 sampai 37.


Tak hanya habitatnya yang dirusak, elang jawa juga kerap ditangkap dan
diperjualbelikan sebagai satwa peliharaan. Padahal, elang jawa merupakan burung
yang dilindungi Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1990
tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta diperkuat
lewat Kepres No. 4/1993 tentang Satwa dan Bunga Nasional. Elang jawa juga
termasuk salah satu dari 14 satwa prioritas untuk diselamatkan berdasarkan SK
Dirjen PHKA No. 132/2011. Jika perdagangan dan alih fungsi hutan tidak

50
dihentikan, bukan tidak mungkin suatu saat nanti elang jawa hanya dapat dilihat
dalam bentuk foto atau hanya dikenang sebagai burung yang identik dengan
simbol negara, yaitu garuda.
36. Ide pokok paragraf kedua pada teks tersebut adalah . . .
a. Perlindungan elang jawa diatur dalam Undang-Undang tentang Konservasi
Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
b. Penyebab kepunahan elang jawa adalah alih fungsi hutan menjadi
permukiman dan lahan pertanian.
c. Keberadaan elang jawa dapat dilestarikan dengan menghentikan
perdagangan dan alih fungsi hutan.
d. Elang jawa identik dengan simbol negara, yaitu garuda.

37. Kesimpulan dari teks berita di atas adalah ...


a. Jika perdagangan dan alih fungsi hutan tidak dihentikan, bukan tidak
mungkin suatu saat nanti elang jawa hanya dapat dilihat dalam bentuk foto
atau hanya dikenang sebagai burung yang identik dengan simbol negara,
yaitu garuda.
b. Elang jawa juga termasuk salah satu dari 14 satwa prioritas untuk
diselamatkan berdasarkan SK Dirjen PHKA No. 132/2011.
c. Elang jawa merupakan burung yang dilindungi Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, serta diperkuat lewat Kepres No. 4/1993
tentang Satwa dan Bunga Nasional.
d. Elang jawa juga kerap ditangkap dan diperjualbelikan sebagai satwa
peliharaan.

38. Unsur yang terkandung dalam teks berita di atas adalah, kecuali ....
a. Kapan c. Mengapa
b. Bagaimana d. Siapa

51
39. Teks berita di atas, diawali dengan unsur ...
a. Kapan c. Mengapa
b. Bagaimana d. Siapa

40. Unsur yang terkandung dalam teks berita di atas adalah ...
a. Kapan c. Mengapa
b. Bagaimana d. Siapa

Perhatikan teks berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 38 sampai 41!


Bank BRI memberikan pinjaman modal dengan bunga rendah kepada
para pedagang kaki lima (PKL). Hal ini disambut baik oleh para PKL. Adapun
alasan Bank BRI meminjamkan modal tersebut adalah agar PKL mampu
mengembangkan usahanya sekaligus memiliki warung tetap.
41. Pernyataan yang sesuai dengan paragraf tersebut adalah …
a. Bank BRI memimjamkan modal usaha kepada para PKL agar memiliki
warung
b. Bank BRI meminjamkan modal usaha dengan tujuan usaha PKL mampu
berkembang
c. Bank BRI meminjamkan modal usaha kepada para PKL dengan bunga
tinggi
d. Rencana Bank BRI meminjamkan modal usaha disambut baik oleh PKL

42. Unsur yang terkandung dalam teks berita di atas adalah ...
a. Mengapa c. Di mana
b. Kapan d. Siapa

43. Unsur "siapa" yang menjadi sasaran pada teks berita di atas di tunjukkn
dengan kalimat ...
a. Bank BRI c. Nasabah
b. Pedagang kaki lima d. Pengusaha

52
44. Unsur yang tidak terdapat pada teks berita di atas adalah ...
a. Mengapa c. Di mana
b. Kapan d. Bagaimana

Bacalah kedua teks berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 43-44!


Teks Berita I
Musim kemarau tahun ini mengalami pergeseran atau kemunduran. Untuk
wilayah Sumatera, Sukawesi, dan sebagian Bali musim kemarau diprakirakan
baru akan dimulai pada sepuluh hari pertama bulan Juli. Sementara untuk wilayah
Jawa, datangnya musim kemarau bervariasi, mulai dari dasarian ketiga Juni
hingga dasarian kedua Juli. Sementara itu, musim kemarau di wilayah Maluku
akan dimulai dari dasarian kedua Juli.

Teks Berita II
Kecamatan Tangan-tangan, Kabupaten Aceh Barat Daya saat ini tengah
mengalami krisi air bersih. Krisis air bersih ini terjadi karena musim kemarau
melanda daerah tersebut dalam beberapa bulan terakhir. Krisis air bersih ini
membuat warga yang berada di seputaran Pantai Cermin, Ujung Pandan,
Gampong Paya lebih memprioritaskan air untuk keperluan masak dan minum
saja. "Air hanya untuk kebutuhan memasak dan minum," ungkap salah seorang
warga, Inur, pada The Globe Journal, selasa (08/10/2013)
45. Perbedaan penyajian kedua teks berita tersebut diawali dengan unsur...
a. Teks 1 apa, teks 2 di mana
b. Teks 1 apa, teks 2 siapa
c. Teks 1 kapan, teks 2 bagaimana
d. Teks 1 siapa, teks 2 kapan

53
46. Unsur yang terkandung dalam teks berita 1 diatas adalah, kecuali ...
a. Apa c. Di mana
b. Siapa d. Mengapa

Perhatikan teks berikut untuk menjawab pertanyaan nomor 45 sampai 48!


Ratiyono, selaku Kadis Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta mengutarakan,
bonus untuk para atlet DKI Jakarta yang meraih medali di Asian Games 2018
diperkirakan cair pada Oktober mendatang. Bonus itu akan cair tepatnya usai
peraturan daerah (perda) tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Perubahan (APBD-P) 2018 disahkan. "Penyerahannya setelah uangnya ada,
setelah perdanya jadi. Kalau perdanya bisa jadi di September, ya (penyerahan
bonus) awal Oktober. Tapi kalau perdanya selesainya di awal Oktober, ya akhir
Oktober," ujar Ratiyono.

47. Kesimpulan kutipan berita di atas adalah ...


a. Bonus atlet cair bulan Oktober
b. Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta mencairkan bonus bagi
atlet yang meraih medali di Asian Games
c. Bonus atlet-atlet Asian Games DKI Jakarta akan cair Oktober 2018
d. Bonus atlet Asian Games telah dicairkan.

48. Penyajian teks berita di atas, di mulai dengan unsur ...


a. Mengapa c. Di mana
b. Siapa d. Kapan

49. Unsur yang tidak terdapat pada teks berita diatas adalah ...
a. Mengapa c. Bagaimana
b. Siapa d. Kapan

54
50. Unsur "apa" yang terdapat pada teks berita di atas di tunjukkan dengan
kalimat ...
a. Bonus itu akan cair tepatnya usai peraturan daerah (perda) tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2018
disahkan.
b. Bonus untuk para atlet DKI Jakarta yang meraih medali di Asian Games
2018 diperkirakan akan.
c. Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P)
2018 disahkan.
d. Penyerahan bonus setelah uangnya ada, setelah perdanya jadi.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Islam Ogan Komering Ilir (UNISKI) Kayuagung
Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1
(Eks. Kantor Bupati OKI) Kayuagung 30611
Telp. (0712) 323151 Fax. (0712) 323322

KARTU AKTIVITAS PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Rika Apri Yanti Pembimbing Skripsi:


NIM : 122016007 Pembimbing I : Hj. Dr. Zahra Alwi, M.Pd.
Prodi : Pend. Bahasa Indonesia Pembimbing II: Novi Santi, S.Pd., M.Pd.

55
Judul : Pengaruh Strategi Herringbone Terhadap Kemampuan
menentukan rumus 5W+1H dalam Teks Berita Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 3 Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir

Paraf Dosen
No Tanggal Materi Bimbingan dan Komentar Pembimbing
I
1  04 Nov 2019  Acc Judul.

2  30 Des 2019  Perhatikan Latar Belakang.


 Perhatikan Penulisan sesuai EYD.
 Buat Analisis Data.
 Buat Langkah - Langkah
Pembelajaran Kelas Kontrol dan
Eksperimen.
 Buat Kriteria Penilaian.
 Buat Daftar Pustaka.
 Buat Instrumen Soal / Butir-Butir
Soal.

 ACC Seminar Proposal


3

56
Kayuagung, 2020
Disahkan Oleh
Ketua Program Studi,

ERNANI, S.Pd., M.Pd.

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan


Universitas Islam Ogan Komering Ilir (UNISKI) Kayuagung
Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1
(Eks. Kantor Bupati OKI) Kayuagung 30611
Telp. (0712) 323151 Fax. (0712) 323322

KARTU AKTIVITAS PEMBIMBING SKRIPSI

Nama : Rika Apri Yanti Pembimbing Skripsi:


NIM : 122016007 Pembimbing I : Hj. Dr. Zahra Alwi, M.Pd.
Prodi : Pend. Bahasa Indonesia Pembimbing II: Novi Santi, S.Pd., M.Pd.

57
Judul : Pengaruh Strategi Herringbone Terhadap Kemampuan
menentukan rumus 5W+1H dalam Teks Berita Pada Siswa Kelas
VIII SMP Negeri 3 Kayuagung Kabupaten Ogan Komering Ilir

Paraf Dosen
No Tanggal Materi Bimbingan dan Komentar Pembimbing
II
1  18 Nov 2019  Acc Judul.

2  18 Jan 2020  Perhatikan Kaidah Ejaan


 Pelajari
 Pahami
 Perbaiki

3  18 Jan 2020 ACC Seminar Proposal

58
Kayuagung, 2020
Disahkan Oleh
Ketua Program Studi,

ERNANI, S.Pd., M.Pd.

UNIVERSITAS ISLAM OKI (UNISKI) KAYUAGUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SK Mendiknas RI No. 148/D/O/2007 Tanggal 7 Agustus 2007
Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1 (Eks. Kantor Bupati OKI) Kayuagung
Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
Telp/Fax: 0712 323151

USULAN JUDUL PROPOSAL

Nama : Rika Apri Yani


NIM : 122016007
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

Judul Skripsi :
1. Pengaruh Metode REAP (Read, Ancode, Annotate, Ponder) terhadap
kemampuan membaca pemahaman siswa di SMP Negeri 3 Kayuagung.
2. Pengaruh Strategi Herringbone terhadap kemampuan siswa dalam
menentukan rumus 5W + 1H dalam teks berita SMP Negeri 3 Kayuagung.
3. Pengaruh penggunaan strategi CT-RAs (Creative Thingking – Reading
Activities) terhadap kemampuan membaca pemahaman siswa Kelas VII
SMP Negeri 3 Kayuagung.

59
Disetujui No. 3 (Tiga)

Nama Dosen Pembimbing

Pembimbing I (Hj. Dr. Zahra Alwi, M.Pd)


(……………….)

Pembimbing II ( Novi Santi, S.Pd., M.Pd) (……………….)

Kayuagung, 2020
Ketua Program Studi

Ernani, S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM OKI (UNISKI) KAYUAGUNG


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
SK Mendiknas RI No. 148/D/O/2007 Tanggal 7 Agustus 2007
Jln. Letnan Muchtar Saleh No. 1 (Eks. Kantor Bupati OKI) Kayuagung
Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan
Telp/Fax: 0712 323151

SURAT REKOMENDASI

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Dosen Pembimbing : 1. Hj. Dr. Zahra Alwi, M.Pd.
2. Novi Santi, S.Pd., M.Pd.

Dengan ini menerangkan bahwa:


Nama : Rika Apri Yani
NIM : 122016007
Program Studi : Pendidikan Bahasa Indonesia

60
Memang benar yang bersangkutan di atas disetujui/ACC untuk
melaksanakan penelitian yang berjudul “PENGARUH STRATEGI
HERRINGBONE TERHADAP KEMAMPUAN MENENTUKAN RUMUS
5W+1H DALAM TEKS BERITA PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3
KAYUAGUNG KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR”.
Demikian surat rekomendasi ini dibuat dengan sebenarnya dan dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kayuagung, 2020

Pembimbing:
1. Hj. Dr. Zahra Alwi, M.Pd : ……………….……….

2. Novi Santi, S.Pd., M.Pd : ……………….……….

61

Anda mungkin juga menyukai