BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
masyarakat yang gemar belajar. Proses belajar yang efektuf antara lain dilakukan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Sejalan dengan itu, isi kurikulum yang merupakan susunan bahan kajian
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa Indonesia. Bahasa berfungsi sebagai
karena kekuatan konseptual dan longistik yang di bawah anak ke sekolah harus
untuk memperoleh pemahaman menyeluruh tentang bacaan itu, yang diikuti oleh
penilaian terhadap keadaan, nilai, funfi, dan dampak bacaan itu”. Selaras yang
dimulai ketika anak senang mengeksplorasi buku dengan cara memegang atau
penting, tapi hal tersebut masih dianggap biasa oleh sebagian orang hal ini juga
tujuan khusus yang sesuai atau membantu siswa untuk mempersiapkan tujuan
membaca siswa itu sendiri. Seseorang yang memiliki tujuan membaca cenderung
akan lebih memahami isi bacaan dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki
tujuan.
Pada kurikulum 2013 (K13) siswa diarahkan agar mampu membaca teks
menggunakan lafal dan intonasi yang tepat, mencatat pokok-pokok isi percakapan
peneliti pada saat melakukan proses kegiatan Kuliah Karya Nyata (KKN) di SD
Bontocani Kabupaten Bone diperoleh hasil 55,9 yang artinya dibawah Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70% siswa memperoleh nilai 7,00. Penyebab
memahami teks dengan lafal dan intonasi yang tepat dikarenakan kurangnya
pemahaman. Selain itu, guru juga tidak menggunakan strategi membaca yang
adalah ilmu dan kiat di dalam memanfaatkan segala sumber yang dapat
tujuan akhir digunakan sebagai acuan di dalam menata kekuatan serta menutup
5
pemikiran strategi.
strategi berkaitan erat dengan faktor-faktor yang terlibat dalam pemahaman, yaitu
pembaca teks dan konteks. Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi
tersebut. Salah satu strategi yang relevan digunakan yaitu Survey Question Read
Recite Review (SQ3R). Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang
terdiri dari mensurvey isi, membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi
2017 yang dirangkum dalam kumpulan Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar
pemahaman siswa kelas IV SD dengan menerapkan metode SQ3R ini. Hal ini di
buktikan dengan peningkata pada setiap indikator, rata-rata siswa, dan ketuntasan
perencanaan, proses pelaksanaan, pelaksanaan dari tahapan SQ3R untik kelas IV,
ini dapat di lihat dari pencapaian siklus I memperoleh nilai rata-rata sebesar 68,08
sebesar 88,43 dengan persentase 93,75%. Jadi hal ini Menunjukkan bahwa
pertimbangan bahwa strategi SQ3R adalah metode yang efektif dan mengandung
dasar. Alasan yang lain sehingga peneliti mengambil strategi SQ3R ini karena
isi bacaan, sehingga menimbulkan kesan yang baru kepada siswa dalam
termotivasi dalam pembelajaran membaca, dan pada akhirnya sedikit demi sedikit
minat siswa dalam pembelajaran membaca akan meningkat yang diikuti dengan
peningkatan hasil belajar siswa. Alasan kedua secara teori suatu pembelajaran
diberlakukan sebagai subyek bukan obyek pembelajaran, hal ini sesuai dengan
yakin dan percaya bahwa strategi SQ3R mampu menjawab masalah yang dihadapi
Pola strategi SQ3R telah terdapat dua unsur dari proses belajar bermakna
(meaning learning) yaitu discovery learning dan rule learning. Oleh karena itu
peneliti bersama guru bermaksud untuk mengatasi masalah yang timbul dengan
melakukan penelitian dalam bentuk penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul
B. Rumusan Masalah
melalui penerapan strategi SQ3R pada siswa Kelas IV SD Inpres 12/79 Pattuku
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
sehingga diharapkan hal ini akan berdampak terhadap minat mereka dalam
2. Manfaat teoritis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pembelajaran SQ3R
a. Pengertian SQ3R
SQ3R adalah singkatan dari survei, question, read, recite, review. Pada
fase survey, siswa membaca cepat untuk menemukan ide pokok. Pada fase
question, siswa membaca cepat untuk menemukan ide poko. Pada fase question,
pada tahap read, mereka melakukan kagiatan inti yaitu membaca, sekaligus
sebelumnya. Tahap yang terakhir adalah recite, dimana siswa memproses ulang
bagian-bagian yang penting pada teks dalam bentuk bahasa lisan atau tertulis, dan
pada tahap review, siswa menilai hal-hal penting yang telah dibaca dan kemudian
menaruhnya pada memori jangka panjang (Ni Made Ratminingsi, 2017). Model
dapat mengembangkan meta konnitif siswa yaitu dengan menugaskan siswa untuk
mencermati teks bacaan dan mencatat menandai kata kunci, questition dengan
teks dan cari jawabannya, recite dengan pertimbangan jawaban yang diberikan
(catat, bahas bersama), dan review dengan cara meninjau ulang menyeluruh.
untuk membuat beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi. read, siswa
khusus pada ide utama dan menjawabpertanyaan yang sudah dibuat ditahap
selanjutnya. recite, siswa diminta untuk menguji dari pada saat membaca
kembali).
Menurut Habibati (2017, h. 142) tujuan dari penggunaan strategi SQ3R ini
metode belajar dalam membaca dan mengingat tugas-tugas content area reading
dan Corner mengemukakan bahwa SQ3R menyajikan empat tujuan, yakni untuk
dengan menggunakan metode SQ3R akan lebih efektif dan efisien serta
pertanyaan-pertanyaan tersbut.
selanjutnya.
selanjutnya.
12
e) Rangkuman.
a) Ubah judul, subjudul, subjudul atau sub judul atau sub subjudul menjadi
pertanyaan.
a) Tanya diri anda secara lisan mengenai apa yang baru saja telah anda baca
d) Menceritakan.
13
e) Semakin banyak indra yang anda gunakann, maka semakin mudah anda
mengingat apa yang telah anda baca. Ada 3 kekuatan dalam membaca
pinggiran halaman untuk poin-poin yang telah anda sorot atau garis
bawahi.
b) Ketika me-review, tulislah pertanyaan untuk catatan yang telah anda buat
Aris Shoimin (2014) menyatakan bahwa dengan tahap survei pada awal
pembelajaran akan membangkitkan rasa ingin tahu siswa tentang materi yang
jawaban dari pertanyaan nya sendiri dapat mendorong siswa berpikir kritis, aktif
metode SQ3R tersebut antara lain adalah (1) Siswa dapat menyelesaikan serta
menelaah tugas dengan baik, (2) Siswa dapat meyelesaikan tugas dalam waktu
yang singkat, (3) Siswa memperoleh pemahaman yang lebih luas, (4) siswa akan
menjadi pembaca yang aktif dan terarah langsung pada intisari atau
kandungankandungan pokok materi yang tersirat dan tersurat dalam teks bacaan,
(5) Siswa menjadi mudah memahami dan menguasai bacaan, dan (6) Siswa dapat
2) Siswa merasa kesulitan unutk memahami teks bacaan yang lebih kompleks.
2. Membaca Pemahaman
teks yang dibaca. Sifat reaktif dan kreatif pembaca sangat diharapkan untuk
membaca diuraikan di bawah ini sehingga diperoleh jenis kegiatan yang dapat
dengan tuntutan kurikulum bahasa Indonesia SD. Untuk mengupayakan ini guru
membaca.
tersebut, pada hakikatnya kegiatan membaca pemahaman itu terdiri atas dua
bagian, yaitu :
paparan bahasa tulis yang tersusun dari material bahasa, dan tertata dalam tata
yang komprehensif tentang bacaan itu, serta penilaian terhadap keadaan, nilai,
mengungkapkan bahwa:
meliputi kegiatan yang bersifat fisik dan mental. Membaca pemahaman pada
tingkat Sekolah Dasar, khususnya pada murid kelas IV menjadi bagian yang
sebagai berikut:
menyusun tujuan membaca dengan menetapkan tujuan khusus yang sesuai atau
dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca itu sendiri. Adapun tujuan
a. Kesenangan;
b. Menyempurnakan membaca nyaring;
c. Menggunakan strategi tertentu;
d. Memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik;
e. Mengaitkan informasi dengan informasi yang telah
diketahuinya;
f. Memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis;
g. Mengkonfirmasikan atau menolak prediksi;
h. Menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi
yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan
mempelajari tentang struktur teks;
i. Menjawab pertanyaan -pertanyaan yang spesifik.
yang mempengaruhi membaca menurut Lamb dan Arnol (Rahim, 2007) ialah
a. Faktor Fisiologis
berbagai cacat otak) dan kekurangan matang secara fisik merupakan salah satu
b. Faktor Intelektual
dari pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya
18
secara tepat. Secara umum ada hubungan antara kecerdasan yang diindikasikan
membaca itu sendiri pada hakikatnya proses berfikir dan memecahkan masalah.
Dua orang yang berbeda IQnya sudah pasti akan berbeda hasil dan kemampuan
membacanya.
c. Faktor Lingkungan
masyarakat. Kondisi itu pada gilirannya dapat membentuk anak, dan dapat
juga menghalangi anak belajar membaca. Anak yang tinggal didalam rumah
tangga yang harmonis, rumah yang penuh cinta kasih, tidak akan menemukan
kendala yang berarti dalam membaca. Kualitas dan luasnya pengalaman anak
verbal siswa. Semakin tinggi status sosial ekonomi siswa semakin tinggi
19
kemampuan verbal siswa. Anak-anak yang mendapat contoh bahasa yang baik
dari orang dewasa serta orang tua yang berbicara dan mendorong anak-anak
4) Faktor Psikologis
a) Motivasi
mengemukakan bahwa kunci motivasi itu sederhana, tetapi tidak mudah untuk
praktik pengajaran yang relevan dengan minat dan pengalaman anak sehingga
Motivasi berasal dari kata latin, yaitu ”movere” yang artinya dorongan
that services to direct that organism toward the goal of a certain class” (motivasi
sebagai suatu kondisi yang menggerakkan manusia ke arah suatu tujuan tertentu)
(Suhartini, 2018, h. 159). Pendapat lain dijelaskan Sardiman (2018) motif dapat
dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk
Siswa akan menguasai hasil belajar dengan optimal, jika dalam belajar
Untuk pelajaran membaca indra yang paling dominan digunakan ialah indra
b) Minat
Minat baca ialah keinginan yang kuat disertai usaha-usaha seseorang untuk
membaca akan mempunyai minat yang tinggi pula terhadap kegiatan membaca.
Menurut Farida Rahim (2007, h. 29) “ada tiga aspek kematangan emosi
dan sosio, yaitu (1) stabilitas emosi, (2) kepercayaan diri, dan (3) kemampuan
berpatisipasi kelompok”.
Anak-anak yang mudah marah, menangis dan bereaksi secara berlebihan ketika
mereka tidak mendapatkan sesuatu atau menarik diri, atau mendongkol akan
3. Hasil Belajar
rangkaian gerak badan dalam urutan tertentu, dan kemampuan dinamik afektif
yang meliputi sikap dan nilai yang meresapi perilaku dan tindakan.
ciri-ciri tertentu yang dimiliki. Dalam hal ini, Gagne menyebutkan keadaan yang
tetap ini dengan dengan istilah kapabilitas, yang mengandung makna seseorang
kelompok kapabilitas yaitu: (1) informasi verbal; (2) keterampilan intelektual; (3)
strategi kognitif; (4) sikap; (5) kerterampilan gerak”. (Dimyati, 2006, h. 12)
Hasil belajar siswa dapat juga dilihat dari segi tiga aspek, yakni secara
yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan hasil belajar adalah:
a. Tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai
kognitif.
b. Tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti program belajar
c. Perubahan tingkah laku yang dapat diamati setelah mengikuti kegiatan belajar
dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan menunjuk pada aksi atau reaksi
dapat diamati melalui perubahan tingkah laku. Oleh sebab itu, hasil belajar
perlu dirumuskan dengan jelas sehingga dapat dievaluasi apakah tujuan yang
B. Kerangka Pikir
suatu teks bacaan, tingkat keaktifan siswa dalam kelas masih rendah. Membaca
membaca pemahaman merupakan suatu strategi untuk memahami teks secara aktif
mana hasil belajar dapat dilihat dari kemampuan siswa dalam menguasai materi
Strategi SQ3R :
Survey
Question
Read
Recite
Review
C. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
PTK digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis meliputi aspek perencanaan,
penelitian yang lain, diantaranya, yaitu: masalah yang diangkat adalah masalah
yang dihadapi oleh guru di kelas dan adanya tindakan (aksi) tertentu untuk
1. Waktu Penelitian
2021.
2. Tempat Penelitian
tempat penelitian karena peneliti berasal dari daerah tersebut dan memiliki jarak
yang dekat dari tempat tinggal serta cukup mengetahui kondisi perkembangan
C. Desain Penelitian
Research), yaitu rancangan penelitian berdaur ulang (siklus). Hal ini mengacu
mengikuti proses siklus atau daur ulang mulai dari perencanaan tindakan,
Observasi awal
berhasil
Gambar 3.1 Alur PTK Yang Diadaptasi Dari Kemmis Dan Mc Taggart
(Wardani, 2005: h. 134).
a. Observasi Awal
tindakan.
28
Indonesia.
b. Siklus pertama
Siklus pertama dilaksanakan dalam dua kali pertemuan atau empat jam
1) Perencanaan
d) Membuat lembar obsevasi untuk siswa dan guru (peneliti) selama kegiatan
e) Membuat dan menyusun butir-butir soal atau alat evaluasi untuk tes tindakan
2) Pelaksanaan Tindakan
disusun secara kolaborasi antara guru (peneliti) dengan teman sejawat sebagai
pengamat.
informasi penting dan garis besar isi teks sebelum membaca bacaan secara
lengkap ( survey).
bacaan (Question).
f) Mengarahkan siswa untuk mengingat kembali isi bacaan yang telah dibaca
kemudian menjelaskan dengan kata sendiri tentang apa yang telah dibaca
(Recite).
g) Mengajak kembali siswa untuk membaca ulang keseluruhan teks bacaan dan
3) Observasi
Pada tahap observasi, adapun yang di observasi pada penelitian ini adalah
.aktivitas siswa dan aktivitas guru. Adapun aktivitas siswa yang di observasi
yaitu:
a) Siswa yang aktif dalam melakukan survey dan siswa yang tidak aktif
b) Siswa yang membuat dan tidak membuat pertanyaan yang diperoleh dari
c) Siswa yang aktif dan tidak aktif dalam membaca kembali bacaan dan
d) Siswa yang mengingat dan sama sekali tidak mengingat kembali bacaan yang
e) Siswa yang membaca dan siswa yang tidak membaca ulang kembali
c) Mengajak siswa untuk membaca kembali bacaan dan menentukan ide pokok
4) Refleksi
terhadap hasil yang telah dicapai pada setiap siklus. Jika hasil yang dicapai pada
siklus I (pertama) belum sesuai indikator dan target (80%) sesuai rencana, maka
c. Siklus Kedua
1) Perencanaan
2) Pelaksanaan tindakan
disusun secara kolaborasi antara guru (peneliti) dengan teman sejawat sebagai
pengamat.
informasi penting dan garis besar isi teks sebelum membaca bacaan secara
lengkap (survey).
bacaan (Question).
e) Mengarahkan siswa untuk mengingat kembali isi bacaan yang telah dibaca
kemudian menjelaskan dengan kata sendiri tentang apa yang telah dibaca
(Recite).
f) Mengajak kembali siswa untuk membaca ulang keseluruhan teks bacaan dan
5) Observasi
32
Pada tahap observasi, adapun yang di observasi pada penelitian ini adalah
aktivitas siswa dan aktivitas guru. Adapun aktivitas siswa yang di observasi yaitu:
a) Siswa yang aktif dalam melakukan survey dan siswa yang tidak aktif
b) Siswa yang membuat dan tidak membuat pertanyaan yang diperoleh dari
c) Siswa yang aktif dan tidak aktif dalam membaca kembali bacaan dan
d) Siswa yang mengingat dan sama sekali tidak mengingat kembali bacaan
e) Siswa yang membaca dan siswa yang tidak membaca ulang kembali
6) Refleksi
pada setiap akhir pelaksanaan tindakan. Refleksi lanjutan ini dilakukan secara
D. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah terkait dengan faktor-faktor yang diteliti, yaitu:
1. Faktor Siswa
2. Faktor Guru
dikelas.
latihan yang diberikan apakah sudah sesuai dengan tujuan yang hendak
siswa.
E. Deskripsi Fokus
1. Setting
bontocani Kabupaten Bone dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan waktu
Tempatnya masih bisa di jangkau oleh peneliti, 2) Masih di temukan siswa yang
siswa yang kurang dalam membaca pemahaman teks, terbukti dari nilai rapor
yang 50% di bawa kkm, 4) Adanya dukungan dari kepala sekolah dan guru
2. Subyek Penelitian
siswa. Jumlah siswa Laki-Laki 10 orang dan 15 orang jumlah siswa Perempuan
yang terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2021/2022 dengan sasaran utama
1. Observasi
pencatatan mengenai kegiatan yang dilakukan oleh muriddan guru selama proses
2. Tes
Tes yang dilakukan berupa pemberian soal tes formatif dengan tujuan
dipelajari, sehingga dengan adanya tes tersebut hasil belajar murid dapat diketahui
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan pada saat proses kegiatan belajar mengajar berupa
Analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan
aspek siswa. Teknik yang dilakukan adalah teknik analisis data kualitatif yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman (Iskandar, 2008) yang terdiri dari 3
36
tahap kegiatan yaitu: (1) Mereduksi data, (2) Menyajikan data, (3) Menarik
menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah diperoleh dari hasil
pengambilan tindakan.
terhadap hasil penafsiran dan evaluasi yang mencakup pencarian makna data
I. Indikator Keberhasilan
proses dan hasil pada pembelajaran strategi SQ3R yang berdasarkan standar
Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yang diambil dari sekolah. Adapun kriteria
terjadinya peningkatan aktivitas proses belajar murid dan mengajar guru yang
diperoleh melalui lembar observasi. Sedangkan dari segi hasil didasarkan atas
BAB IV
A. Hasil Penelitian
2. Observasi Awal
informasi secara mendalam dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Kedua,
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone dilakukan pukul 07.30 sampai dengan jam
12.30 Wita. Adapun jadwal mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas IV yaitu dua
kali pertemuan selama satu minggu tepatnya pada hari senin jam pelajaran kedua
39
pada pukul 09.30 sampai 10.30 dan hari kamis jam pelajaran pertama pada pukul
Penelitian ini, kelas yang dijadikan objek adalah kelas IV SD Inpres 12/79
Adapun Nilai Bahasa Indonesia Pra Tindakan yaitu sebagai berikut (Lihat
Lampiran C.1).
siswa dan yang tidak memenuhi kriteria tidak tuntas sebanyak 20 siswa.
a) Tahap Perencanaan
menit untuk pertemua kedua. Adapun materi yang diajarkan pada siklus I ini
adalah maksud dari gagasan utama, membaca isi bacaan dengan kecepatan 75 kata
per menit, menentukan gagasan utama, menjawab pertanyaan sesuai dengan isi
lembar pengamatan aktivitas siswa dan guru, catatan lapangan, lembar soal tes.
40
perangkat lainnya yang disiapkan adalah bahan teks bacaan yang berjudul
siswa.
b) Tahap Pelaksanaan
(Survey, Question, Read, Recite, Review). Materi yang dipejari pada pertemuan
pertama adalah menjelaskan maksud gagasan utama, membaca isi bacaan dengan
kecepatan 75 kata per menit, dan menentukkan gagasan utama dari teks bacaan
untuk memfokuskan siswa peneliti menanyakan hari, tanggal, bulan dan tahun
saat itu serta menuliskannya di atas papan tulis. Peneliti juga menyampaikan
utama. Dalam penjelasan materi, peneliti juga memberikan satu soal dan meminta
bacaan “Mengunjungi pasar malam” dan bertanya jawab mengenai pasar malam
diminta untuk mengamati bacaan dengan membaca bagian-bagian teks dan isi
membaca cepat dengan kecepatan 75 kata per menit. peneliti memberikan waktu
membuat pertanyaan berdasarkan kata apa, siapa, bagaimana, kapan, dan lain-lain.
dengan teliti, untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang mereka buat.
42
yang telah mereka susun dengan menggunakan kalimat sendiri. Pada tahap ini,
peneliti meminta siswa lain untuk menanggapi jawaban yang dibacakan oleh
temannya.
meninjau ulang pertanyaan dan jawaban yang telah mereka susun. Setelah siswa
evaluasi untuk mengukur pemahaman siswa pada materi yang sudah dipelajari.
yang telah mereka buat. Dan guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan
Pada siklus ini, peneliti melihat siswa sangat antusias mengikuti proses
pembelajaran dan bisa dikatakan semua siswa ikut berperan aktif dalam proses
Recite, Review). Namun, demikian, beberapa siswa ada yang belum memahami isi
pertemuan kedua.
selama 09.30-10.30 Wita dengan jumlah siswa 25. Adapun Materi pada
pertemuan kedua adalah menjawab pertanyaan sesuai dengan isi teks yang dibaca,
menentukan gagasan utama pada suatu paragraf dan amanat atau pesan yang telah
dibaca.
teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi yang telah
dipelajari (apersepsi). Pada saat tanya jawab, sebagian besar siswa menjawab
Agar siswa lebih paham dan mengerti materi yang telah dijelaskan sebelumnya.
penting dari isi bacaan. Kemudian, tahap kedua siswa membuat 5 pertanyaan.
Tahap ketiga, siswa membaca teks untuk mendapatkan pemahaman. Kegiatan ini
sesuai waktu yang diharapkan. Kemudian, siswa menjawab pertanyaan yang telah
dibuat pada tahap kedua. Menentukkan gagasan utama dan gagasan penjelas tiap
paragraf. Pada tahap keempat, beberapa siswa menguraikan hasil latihan mereka.
Kemudian, satu persatu siswa maju kedepan menentukkan gagasan utama dan
gagasan penjelas. Dalam kegiatan ini, peneliti menggunakan media berupa alat
c) Tahap Pelaksanaan
dengan metode SQ3R berlangsung dua kali pertemuan Penelitian ini dilaksanakan
2021 pada jam 09.30 Wita, sedangkan untuk pertemuan kedua dilaksanakan pada
pengetahuan awal siswa terhadap materi yang sudah diberikan dan kaitannya
dengan materi yang akan diberikan. Seluruh siswa menjawab pertanyaan yang
dan indikator yang ingin dicapai dengan cara menuliskannya dipapan tulis. Pada
dengan gagasan utama, dengan cara memberikan contoh paragraf yang berisikan
materi yang disampaikan. Guru dan siswa saling bertanya jawab kemudian
adalah memberikan latihan kepada siswa dengan tujuan agar lebih memahami
materi yang disampaikan dengan memberikan teks bacaan yang sudah disiapkan
Pada tahap kedua yaitu Question, siswa membuat pertanyaan dari hasil
mempermudah siswa.
Pada tahap ketiga yaitu Read, guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk membaca seluruh teks guna menemukan jawaban pertanyaan yang telah
yang telah dibuat. Pada tahap ini masih terdapat siswa yang enggan menjawab
atau mencatat jawaban yang mereka buat. Hal tersebut terlihat ketika guru
siswa untuk membacakan hasil tugas yang telah dikerjakan dengan kalimat
sendiri.
Pada tahap recite, Masih banyak siswa yang malu untuk membacakan
hasil tugasnya didepan kelas. Hal ini merupakan tantangan tersendiri bagi guru
dalam mengupayakan agar murid selalu percaya diri dalam membacakan hasil
tugasnya didepan kelas. Salah satu caranya adalah dengan menunjuk siswa sesuai
absen dan memberikan pujian atau nilai yang bagus. Tindakan tersebut cukup
efektif, siswa mulai membacakan hasil tugasnya di depan kelas. Pada tahap ini
47
Guru memberikan kesempatan siswa untuk mengkaji ulang kesesuaian antara hal
yang dipertanyakan dan jawaban dari teks bacaan. Pada tahap ini siswa diberikan
dihadapi siswa dalam penerapan metode SQ3R. Siswa tampak antusias mengikuti
kesimpulan materi yang telah dipelajari. Hal ini berlaku pula untuk setiap
pelajaran lain. Lebih jauh dapat dilihat dalam lampiran sepuluh dan sebelas yaitu
Adapun hasil test Peneliti melaksanakan Siklus I pada hari Senin, tanggal
20 Desember 2021. Adapun jumlah siswa sebanyak 25 siswa, hal ini berarti
Bone untuk mengikuti tes siklus I. Peneliti melakukan tes tersebut mulai pukul
09.30-10.30 Wita.
Berdasarkan hasil analisis tes evaluasi pada siklus I diperoleh hasil tes
siklus I diatas memperoleh nilai rata-rata sebesar 69,6 dengan jumlah nilai sebesar
1740. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini.
Siklus I
Nilai Siswa
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
12 siswa yang memiliki nilai tuntas dalam tes hasil belajar siklus I dan 13 siswa
Kabupaten Bone, dan hasil observasi tersebut belum menunjukkan hasil yang
maksimal. Adapun aspek yang diamati oleh pengamat yaitu aspek guru dan aspek
63,33% dengan jumlah rubrik sebesar 19 dan berada pada kategori kurang (K).
dengan jumlah rubric sebesar 22 dan masih berada pada kategori kurang (K).
rubrik sebesar 16 dan berada pada kategori kurang (K). Selanjutnya pada siklus I
3) Catatan Lapangan
mengenai acuan dasar membuat pertanyaan. Siswa juga sangat antusias terhadap
Pada perteuan kedua ini guru memberikan motivasi kepada siswa agar
4) Tahap Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan kolaborator melakukan refleksi terhadap hasil
pembelajaran dengan metode SQ3R siklus I ini masih terdapat kekurangan yaitu
sebagai berikut.
pertanyaan.
c) Guru tidak optimal dalm mengendalikan kondisi kelas agar focus dalam
Dari hasil belajar pada siklus I dan refleksi yang telah dilakukan, maka
berikut.
c) Guru harus memanfaatkan alokasi waktu yang telah disediakan secara efisien.
51
a) Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil tes siklus I, pada siklus II ini proses pembelajaran harus
lebih diarahkan. Guru harus lebih memberikan arahan secara jelas dan penuh
perhatian terhadap siswa. Guru pun harus lebih tegas mengkondisikan kelas.
Pengaturan waktu yang lebih efektif dan efisien seperti alokasi waktu untuk
memberikan apresiasi terhadap siswa yang lebih aktif agar meningkat keaktifan
maupun prestasinya.
Pembelajaran pada siklus II ini terdiri dari 2 kali pertemuan dengan durasi
yang diajarkan adalah menentukan tema, menentukan maksud kalimat atau kata,
menyimpulkan isi bacaan, dan mencatat hal-hal penting dalam teks dengan
metode SQ3R.
52
b) Tahap Pelaksanaan
pukul 09.30-10.30 Wita dengan jumlah siswa sebanyak 25 siswa. Pada pertemuan
pertama ini pokok bahasan yang dipelajari adalah menentukan tema, dan
materi yang akan dibahas pada pertemuan pertama ini. Setelah itu, peneliti
tanaman, menanam tanaman, dan merawat tanaman serta manfaat tanaman yang
Pada tahap survey, siswa membaca cepat dengan durasi waktu 3 menit.
Pada tahap ini siswa juga menggarisbawahi bagian-bagian yang menurut mereka
dan membimbing mereka agar membuat pertanyaan denganbenar dan tepat. Siswa
Pada saat melakukan recite, masih banyak siswa yang belum percaya diri
untuk membacakan hasil latihan yang mereka kerjakan. Namun, hingga akhirnya
ada siswa yang berani untuk membacakan hasil latihannya di depan kelas dengan
memanggil namanya sesuai absen. Kemudian, siswa yang lain memberanikan diri
membacakan dengan penuh percaya diri dan begitu seterusnya hingga waktu pada
Kabupaten Bone dengann jumlah siswa sebanyak 25 siswa. Pokok bahasan pada
pertemuan kedua adalah menyimpulkan dan mencatat hal-hal penting yang ada di
teks bacaan.
teknik tanya jawab peneliti mencoba mengingatkan kembali materi yang telah
54
dipelajari. Pada saat tanya jawab, sebagian besar siswa menjawab pertanyaan
dengan tepat. Hal ini berarti siswa memahami materi yang dipelajari sebelumnya.
mengenai “Bunyi”. Pada tahap ini, siswa dan peneliti bertanya jawab mengenai
mengerjakan semua tugas yang diperintahkan. Hal ini dapat dikatakan siswa
sudah mulai terbiasa dengan kegiatan ini. Siswa sangat antusias mengikuti
pembelajaran.
meminta siswa untuk menyimpulkan isi bacaan yang telah dibaca dan mencatat
hal-hal penting pada isi bacaan yang telah dibaca. Peneliti bersama siswa
diberikan peneliti.
c) Tahap Pengamatan
Wita.
Pada siklus ini suasana lebih tenang dan teratur. Siswa mulai terbiasa
dengan pembelajaran yang menggunakan metode SQ3R. Minat, peran aktif dan
rasa percaya diri siswa mulai terbangun, terutama saat membuat pertanyaan siswa
jawaban.
pada siklus II ini. Media yang digunakan pada siklus II ini selain teks bacaan guru
juga menggunakan media gambar, agar siswa lebih terfokus dan aktif. Siswa
sangat percaya diri membacakan hasil tugasnya. siswa lain memperhatikan dan
menanggapi.
Hal ini berbeda dengan siklus I, sebagian besar siswa dapat menggunakan
waktu dengan efektif dan efisien. Mereka dapat menyelesaikan kegiatan berupa
membuat pertanyaan, membaca dan mencatat jawaban dengan tepat waktu. Lebih
jauh dapat dilihat dalam lampiran sepuluh dan sebelas yaitu hasil lembar observasi
Berdasarkan hasil analisis tes evaluasi pada siklus II diperoleh hasil tes
siklus II diatas memperoleh nilai rat-rata sebesar 79,6 dengan jumlah nilai sebesar
1990. Selanjutnya akan dijelaskan pada grafik perolehan nilai siswa berikut ini.
Siklus II
Nilai Siswa
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
terdapat 25 siswa yang memiliki nilai tuntas dalam tes hasil belajar siklus II dan 0
Kabupaten Bone, dan hasil observasi tersebut menunjukkan hasil yang maksimal.
57
Adapun aspek yang diamati oleh pengamat yaitu aspek guru dan aspek siswa
sebesar 80% dengan jumlah rubrik sebesar 24 dan berada pada kategori baik (B).
dengan jumlah rubrik sebesar 26 dan berada pada kategori baik (B).
rubrik sebesar 20 dan berada pada kategori kurang (K). Selanjutnya pada siklus II
4) Catatan Lapangan
Al-Qur’an Juz 30 selama setengah jam dimulai pukul 09.30-10.00 Wita. Pada
tahap kegiatan awal. Banyak siswa yang gaduh, namun guru segera memusatkan
konsentrasi siswa dengan cukup baik. Siswa mengikuti pembelajaran dengan baik
dan antusias, seperti pada tahap Read, siswa membaca sambil menggarisbawahi
isi atau kalimat bacaan yang menurut mereka penting. Guru memberikan
58
Pada tahap kegiatan awal, siswa belum siap menerima pelajaran dan guru
gambar berupa tanaman kepada siswa agar siswa lebih fokus, sehingga siswa
dapat mengikuti arahan guru dengan baik dan pembelajaran pun sesuai rencana.
5) Tahap Pengamatan
pada setiap tindakan pembelajaran telah sesuai yaitu metode pembelajaran SQ3R.
dengan baik.
menunjukkan hasil yang lebih baik yaitu dalam rentang nilai 70-95.
Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II terdapat perbedaan yang
Statistik nilai hasil belajar siswa dapat dilihat pada table berikut :
59
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis penelitian yang telah diuraikan dari data hasil
pada siklus I yaitu bahwa pada pertemuan pertama siswa kurang mengerti tentang
belum terbiasa menerapkan metode SQ3R. Menurut Lamb dan Arnol (Rahim
pemahaman yang esensial tentang situasi yang diberikan dan meresponnya secara
tepat”. Oleh karena itu, kemampuan berpikir siswa masih belum terbiasa dalam
metode SQ3R akan lebih membiasakan siswa makin berkembang pola pikiran
siswa tersebut. Pada pertemuan kedua, tidak semua siswa yang menjawab
untuk hasil pengamatan aktivitas siswa siklus II yaitu bahwa Pelaksanaan siklus II
sudah berlangsung dengan baik, dalam arti secara umum segala kekurangan yang
SQ3R telah dapat diatasi. Menurut Farida Rahim (2007) menyatakan bahwa
seorang siswa harus mempunyai pengontrolan emosi pada tingkat tertentu. Anak-
anak yang mudah marah, menangis dan bereaksi secara berlebihan ketika mereka
tidak mendapatkan sesuatu atau menarik diri, atau mendongkol akan mendapat
SQ3R dengan baik karena sudah terbiasa dengan kegiatan tersebut. Siswa dapat
Siswa juga memeriksa ulang jawaban dan pertanyaan mereka dengan baik. hal ini
terbukti ketika guru melakukan penilaian tugas, rata-rata siswa mendapatkan nilai
cukup baik.
Kecamatan Bontocani Kabupaten Bone dimana nilai tes hasil dan observasi
melalui penerapan metode SQ3R (Survey, Question, Read, Ricite, Review) pada
siklus I dan siklus II terdapat adanya peningkatan. Pada hasil belajar post test
siklus I nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terkecil adalah 55. Selanjutnya pada
lembar observasi siklus I pada aspek guru berada pada kategori Kurang adalah
73,33% dan pada aspek siswa berada pada kategori kurang adalah 66,67%.
Pada hasil tes siklus II seluruh siswa cukup memenuhi nilai KKM yaitu
sebanyak 25 siswa. Nilai tertinggi adalah 95 dan nilai terendah adalah 70. Pada
siklus II ada peningkatan observasi pada aspek guru dan aspek siswa, pada aspek
61
guru berada pada kategori baik adalah 86,67% dan pada aspek siswa berada pada
kategori Baik adalah 81,48%. Karena indikator ketercapaian hasil belajar dan
hasil observasi berada pada kategori baik dan terjadi peningkatan yang signifikan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
rencana tindakan kelas yaitu dengan rancangan berdaur ulang (siklus). Hal ini
dibuktikan dari adanya persentase ketuntasan melalui hasil belajar siswa pada
siklus I sebesar 48% dan siklus II sebesar 100%. Pada siklus I ditemukan bahwa
dari 25 siswa yang mengikuti tes siklus I, terdapat 12 siswa mencapai nilai KKM
dan 13 orang siswa belum mencapai nilai KKM. Sedangkan pada siklus II
B. Saran
1. Bagi Sekolah
2. Bagi Guru
3. Bagi siswa
dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Widyastuti, A. 2017. Kiat Jitu Anak Gemar Baca Tulis. Jakarta: PT Media
Komputindo