Anda di halaman 1dari 16

MEMBANGUN SINERGI PEMAHAMAN MEMBACA DENGAN MENGGUNAKAN

STRATEGI PQ4R (PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, AND


REVIEW) DI KELAS VI SEKOLAH DASAR

Faisal
PGSD FIP UNIMED
Surel : faisalpendas@gmail.com

ABSTRAK
Efektivitas pembelajaran membaca pemahaman di kelas VI Sekolah
Dasar (SD) mutlak diperlukan. Hal ini diungkapkan karena masih rendahnya
pemahaman siswa dalam membaca. Rendahnya pemahaman membaca terjadi
karena kurang terfasilitasinya siswa dengan tahapan dan teknik membaca yang
tepat. Mengadopsi kekurangan itu, perlu dilakukan upaya perbaikan proses
pembelajaran membaca pemahaman dengan strategi pembelajaran yang
sesuai. Salah satu strategi yang dapat mengadopsi tahapan dan teknik
membaca pemahaman secara tepat adalah strategi PQ4R. Menguji efektivitas
penggunaan strategi PQ4R, telah dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan empat tahap kegiatan utama, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi PQ4R
dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca pemahaman di kelas
VI SD. Dengan demikian, penggunaan strategi PQ4R layak dipertimbangkan
sebagai upaya membangun sinergi pemahaman membaca siswa di kelas VI
SD.

Kata kunci: membaca pemahaman, strategi PQ4R, kelas VI SD

PENDAHULUAN 2011:1). Membaca merupakan sarana


Pembelajaran bahasa untuk mempelajari suatu hal
Indonesia di SD memuat empat sehingga dapat memperluas
keterampilan berbahasa, yaitu pengetahuan dan menggali pesan-
mendengarkan, berbicara, membaca, pesan tertulis dalam bahan bacaan.
dan menulis. Keempat keterampilan Walaupun demikian, membaca
itu perlu diberikan titik terang proses bukanlah suatu pekerjaan yang
pembelajaran yang jelas dan mudah untuk dilakukan dan perlu
terstruktur dengan baik agar dapat bimbingan melalui proses
tercapai secara maksimal. Di antara pembelajaran yang tepat. Proses
keempat keterampilan yang pembelajaran membaca hendaknya
diungkapkan, yang menjadi salah melihat secara utuh dan menyeluruh
satu sorotan utama adalah jenis membaca yang dilakukan dan
keterampilan membaca. Hal ini strategi yang tepat untuk digunakan.
sesuai dengan pernyataan bahwa Hal ini dilakukan karena isi setiap
membaca merupakan salah satu materi pelajaran dapat digali dan
keterampilan berbahasa yang sangat dimengerti dengan baik melalui
penting di samping tiga keterampilan kegiatan membaca yang baik dan
berbahasa lainnya (Somadayo, benar.

14
Pembelajaran membaca di SD memiliki kemampuan menafsirkan
dibagi menjadi dua bagian yakni, (1) makna kata, frasa, kalimat, dan
membaca permulaan di kelas I dan wacana, (3) memiliki kemampuan
II, (2) membaca lanjut (membaca menangkap ide pokok dan ide
pemahaman) di kelas III sampai penunjang, dan (4) memiliki
kelas VI SD. Membaca permulaan kemampuan menangkap urutan
menekankan pada pengenalan huruf peristiwa yang terjadi dalam bacaan.
vokal, konsonan, dan diftong Meningkatkan keterampilan
sehingga dilakukan dengan membaca membaca yang diungkapkan di atas
nyaring dan lancar (teknik bersuara). tidak terlepas dari peran guru sebagai
Sedangkan membaca lanjut ujung tombak proses pembelajaran
dikatakan juga dengan membaca pada setiap satuan pendidikan yang
pemahaman karena berguna untuk sesuai dengan Standar Nasional
melihat kemampuan siswa Pendidikan. Sesuai dengan amanat
memahami isi bacaan secara utuh Peraturan Pemerintah Nomor 19
dan menyeluruh. Proses membaca tahun 2005 tentang Standar Nasional
bukan merupakan satu-satunya Pendidikan bahwa salah satu standar
tujuan dari pembelajaran membaca yang harus dikembangkan oleh
akan tetapi lebih menekankan pada seorang guru adalah standar proses.
perolehan hasil dan pemahaman Standar proses ini meliputi
setelah membaca. perencanaan pembelajaran,
Selain apa yang pelaksanaan proses pembelajaran,
diuangkapkan di atas, membaca penilaian hasil pembelajaran, dan
pemahaman yang baik juga harus pengawasan proses pembelajaran.
dilakukan dengan teknik yang benar. Berdasarkan hal tersebut,
Teknik membaca yang benar antara kemampuan guru menciptakan dan
lain: membaca dengan tidak mengondisikan proses pembelajaran
bersuara, bibir tidak bergerak atau sangat menentukan berhasil tidaknya
komat-kamit, tidak menggerakkan suatu proses pembelajaran
kepala mengikuti baris bacaan, tidak dilaksanakan. Begitu juga halnya
menunjuk baris bacaan dengan jari, dengan pembelajaran membaca,
pensil, atau alat lainnya, dan tidak menciptakan proses pembelajaran
membaca kata demi kata, atau yang efektif dapat dilakukan dengan
kalimat demi kalimat (Saddhono dan menggunakan strategi pembelajaran
St.Y.Slamet, 2012:66). Kegiatan ini yang tepat.
berguna untuk menyerap informasi Penggunaan strategi yang
yang disampaikan penulis dalam tepat akan menumbuhkan usaha
setiap bacaan dengan tepat. Selain kreatif penemuan sendiri isi bacaan
itu, diperlukan sejumlah aspek yang oleh siswa. Proses penemuan itu,
dapat mendukung keterampilan selain mengenal jenis teks yang akan
membaca siswa, antara lain: (1) dibaca juga dapat dilakukan dengan
memiliki kosa kata yang banyak, (2) melakukan prediksi, menemukan
15
intisari bacaan, dan meringkas isi an investigative reporters
bacaan secara tepat. Hal inilah yang while they reading. After
dikatakan dengan tahapan membaca. reading, students can answer
their own questions or the
Terdapat enam kegiatan yang dapat
teacher’s questions, state the
dilakukan dalam mencapai main idea of the selection,
kesuksesan memahami isi bacaan, summarize it, discuss their
antara lain: (1) mengenali jenis teks, feelings toward the material,
(2) mengenali beberapa macam or discuss how they would
struktur teks, (3) memprediksi dan rewrite or change the
meringkas isi dari sebuah teks atau material (Rubin, 1995:137).
bacaan, (4) membuat rujukan kepada Kegiatan-kegiatan yang
informasi-informasi yang terkandung dipaparkan di atas, dapat dirinci lebih
secara tersirat dalam teks, (5) lanjut menjadi tiga kegiatan utama,
menentukan makna dari kata-kata yaitu (1) pre-reading (prabaca), (2)
yang tidak dikenal berdasarkan during-reading (saat baca), dan (3)
konteks dari bacaan, dan (6) post-reading (pascabaca) (Stone,
menganalisa morfologi dari kata-kata 2013:116; Rahim, 2011:99). Tahapan
yang belum mereka kenal artinya membaca yang diungkapkan akan
(Ghazali, 2010:209). Dalam memberikan pengalaman belajar
penjelasan yang lain juga dijelaskan yang berarti bagi siswa dalam
bahwa: membaca. Pengalaman itu akan
Teacher can help students terlihat ketika siswa mampu
become more activity memahami isi bacaan dan menyerap
consumers of information by informasi dari bahan yang dibacanya
providing instruction before, secara utuh dan menyeluruh. Seperti
during, and after the reading yang telah diungkapkan di atas,
activity. Before reading, peran serta strategi pembelajaran
teacher can prepare the
yang tepat merupakan hal pokok
students for the reading
activity by doing some of the yang tidak bisa terlepas dari proses
following: previewing the pembelajaran yang dilaksanakan.
reading selection, going over Oleh sebab itu, strategi pembelajaran
the new vocabulary or yang digunakan merupakan faktor
difficult words, teaching any penentu berhasil tidaknya proses
needed strategies that pembelajaran membaca diberikan di
students will need to read the
SD.
material. Teacher can give
students a number of Berdasarkan observasi yang
questions to think about as dilakukan di kelas VI SD Negeri 10
they read or they can Lembah Melintang Kabupaten
encourage their students to Pasaman Barat Provinsi Sumatera
ask questions about the text Barat, pembelajaran membaca belum
material. Teacher can
berjalan secara efektif. Hal ini
challenge their students to act
terlihat dari beberapa gejala yang
16
muncul, di antaranya: (1) dalam Strategi PQ4R merupakan
pembelajaran membaca guru belum salah satu strategi pembelajaran yang
menggunakan tahap prabaca, saat digunakan untuk membantu siswa
baca, dan pascabaca secara tepat, mengingat apa yang mereka baca dan
sehingga pembelajaran tidak membantu proses pembelajaran di
terlaksana sesuai konsep kelas yang dilaksanakan dengan
pembelajaran membaca efektif, (2) kegiatan membaca buku. Strategi
guru belum mengaktifkan pembelajaran ini didasari oleh teori
pengetahuan awal siswa, sehingga bahwa mengajar yang baik
siswa belum dapat menghubungkan mencakup mengajari siswa
ilmu yang telah miliki dengan materi bagaimana belajar, mengingat,
yang akan dipelajari, (3) belum berpikir, dan mendorong diri sendiri
adanya kegiatan tanya jawab tentang (Suprijono, 2013:103). Dalam
isi bacaan, sehingga siswa kurang paparan yang lain juga dijelaskan
memahami apa yang telah dibacanya, bahwa proses pembelajaran
dan (4) belum adanya kegiatan membaca dengan strategi PQ4R akan
refleksi dalam pembelajaran meningkatkan kemampuan
membaca sehingga guru kurang pemahaman yang tinggi yang
mengetahui kesulitan siswa saat dan dilandasi oleh konsentrasi yang baik
setelah belajar membaca, artinya pada saat membaca dan mampu
belum terjadi kegiatan interaktif yang digunakan untuk mengingat
baik dalam belajar. informasi dalam jangka waktu yang
Mengatasi permasalahan yang lama (Abidin, 2012:100).
diungkapkan, perlu dilakukan Strategi PQ4R mempunyai
perbaikan proses pembelajaran tahapan dalam penerapannya, antara
membaca secara efektif dengan lain: (1) preview, artinya membaca
menggunakan strategi yang tepat. selintas dengan cepat, (2) question,
Salah satu strategi yang dapat artinya mengajukan pertanyaan-
digunakan untuk mengatasi sesuai pertanyaan kepada diri sendiri untuk
dengan permasalahan tersebut adalah setiap pasal yang ada pada bahan
strategi PQ4R (Preview, Question, bacaan siswa, (3) read, artinya
Read, Reflect, Recite, and Review). membaca karangan itu secara aktif,
Hal ini sesuai dengan pendapat (4) reflect, artinya siswa tidak hanya
Thomas dan Robinson sebagai cukup untuk mengingat atau
pencetus strategi PQ4R menyatakan menghafal, tetapi cobalah untuk
bahwa salah satu strategi yang paling memahami informasi, (5) recite,
banyak dikenal untuk membantu artinya merenungkan kembali
siswa memahami dan mengingatkan informasi yang telah dipelajari
materi yang mereka baca adalah dengan menyatakan butir-butir
strategi PQ4R (dalam Trianto, penting dengan nyaring dan dengan
2011:151). menanyakan dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan, dan (6)
17
review, artinya siswa membaca sebelumnya bahwa terdapat tiga
catatan singkat yang dibuatnya, tahapan dalam kegiatan membaca,
mengulang kembali seluruh isi yaitu prabaca, saat baca, dan
bacaan bila perlu dan sekali lagi pascabaca. Sedangkan tahapan
menjawab pertanyaan-pertanyaan strategi PQ4R ada enam tahapan,
yang diajukan (Trianto, 2011:151- yaitu: preview, question, read,
153). reflect, recite, and review.
Penerapan strategi PQ4R Pengombinasian ini diharapkan
dalam pembelajaran membaca dapat mampu meningkatkan keterampilan
dilakukan dengan mengombinasikan siswa dalam membaca pemahaman
tahapan membaca dengan tahapan di kelas VI SD. Untuk lebih jelasnya
strategi PQ4R yang digunakan. dapat dilihat pada bagan 1 berikut.
Seperti apa yang telah dijelaskan

Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VI SDN 10 Lembah


Melintang Kab. Pasaman Barat Masih Rendah

Tahapan Membaca Tahapan Strategi PQ4R


1. Prabaca 1. Preview
2. Saat Baca 2. Question
3. Pascabaca 3. Read
4. Reflect
5. Recite
6. Review

Pembelajaran Membaca Berbasis


Strategi PQ4R
Prabaca
1. Preview
2. Question
Saat Baca
3. Read
Pascabaca
4. Reflect
5. Recite
6. Review

Keterampilan Membaca Pemahaman Siswa Kelas VI SD Negeri 10 Lembah


Melintang Kab. Pasaman Barat Meningkat

Bagan 1. Kerangka Berpikir Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman


dengan Menggunakan Strategi PQ4R di Kelas VI SD
18
Berdasarkan paparan di atas, perencanaan (planning), pelaksanaan
terdapat tiga masalah utama dalam (action), pengamatan (observation),
penelitian ini, antara lain: dan refleksi (reflection) (Kunandar,
1. Bagaimanakah peningkatan 2010:70).
keterampilan membaca Pendekatan yang digunakan
pemahaman pada tahap prabaca dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan strategi pendekatan kualitatif dan kuantitatif.
PQ4R di kelas VI SD Negeri 10 Pendekatan ini berkenaan dengan
Lembah Melintang Kab. Pasaman perbaikan atau peningkatan proses
Barat? pembelajaran di kelas yang diteliti,
2. Bagaimanakah peningkatan dalam hal ini berkaitan dengan
keterampilan membaca peningkatan keterampilan membaca
pemahaman pada tahap saat baca pemahaman di kelas VI SD.
dengan menggunakan strategi Pendekatan kualitatif merupakan
PQ4R di kelas VI SD Negeri 10 prosedur penelitian yang
Lembah Melintang Kab. Pasaman menghasilkan data diskriptif berupa
Barat? kata-kata tertulis atau lisan serta
3. Bagaimanakah peningkatan perilaku yang dapat diamati dari
keterampilan membaca orang-orang atau sumber informasi,
pemahaman pada tahap pascabaca sedangkan kuantitatif merupakan
dengan menggunakan strategi prosedur penelitian yang
PQ4R di kelas VI SD Negeri 10 menghasilkan data berupa angka.
Lembah Melintang Kab. Pasaman
Barat? Sumber Data
Sumber data penelitian
METODE PENELITIAN berupa hasil observasi, pencatatan
Rancangan Penelitian lapangan, dan dokumentasi dari
Jenis penelitian adalah setiap tindakan proses pembelajaran
Penelitian Tindakan Kelas (PTK). membaca dengan menggunakan
Penelitian Tindakan Kelas strategi PQ4R di kelas VI SD Negeri
(Classroom Action Research) 10 Lembah Melintang Kab. Pasaman
merupakan penelitian yang dilakukan Barat. Data tersebut tentang hal-hal
pada sebuah kelas untuk mengetahui yang berkaitan dengan pelaksanaan
akibat tindakan yang diterapkan pada proses pembelajaran membaca pada
suatu subjek penelitian di kelas tahap prabaca, saat baca, dan
tersebut (Paizaluddin, dkk., 2013:6- pascabaca sesuai dengan strategi
7). Lebih lanjut dijelaskan bahwa PQ4R yang digunakan.
penelitian tindakan kelas dilakukan
melalui proses yang dinamis dan Teknik Pengumpulan Data
komplementari yang terdiri dari Teknik pengumpulan data
empat ”momentum” essensial, yaitu: dikumpulkan dengan menggunakan

19
observasi, pencatatan lapangan, dan Analisis Data
dokumentasi. Observasi bertujuan Data yang diperoleh dalam
untuk mengamati berlangsungnya penelitian dianalisis dengan
pembelajaran membaca pemahaman menggunakan model analisis data
dengan menggunakan strategi kualitatif dan kuantitatif. Model
PQ4R. Dengan berpedoman pada analisis data kualitatif yaitu analisis
lembar observasi, observer data yang dimulai dengan menelaah
mengamati apa yang terjadi selama data sejak pengumpulan data sampai
proses pembelajaran ditandai dengan seluruh data terkumpul. Data tersebut
memberikan ceklis (√) di kolom direduksi berdasarkan masalah yang
yang ada pada lembar observasi. diteliti, diikuti penyajian data, dan
Catatan lapangan merupakan terakhir penyimpulan atau verifikasi.
catatan yang dibuat peneliti dalam Model analisis kuantitatif
sebuah penelitian dari lapangan. yaitu terhadap hasil belajar siswa
Catatan tersebut dapat bersifat dengan menggunakan persentase
deskriptif (sesuai yang teramati) atau yang dikemukakan Purwanto
reflektif (tergantung penafsiran (2010:102) sebagai berikut.
peneliti). Berbagai hasil pengamatan
tentang aspek pembelajaran di kelas,
suasanan kelas, pengelolaan kelas, Keterangan:
interaksi praktisi (guru) dengan NP = Nilai persen yang dicari
siswa, interaksi siswa dengan siswa, atau diharapkan
dan beberapa aspek lainnya dapat R = Skor mentah yang
dicatat pada catatan lapangan dan diperoleh oleh siswa
akan digunakan sebagai salah satu SM = Skor maksimum dari tes
sumber data penelitian tindakan tersebut
kelas.
Berdasarkan analisis data di
Dokumentasi adalah catatan
atas, kriteria keberhasilan dapat
peristiwa yang sudah berlalu, baik
dilihat pada keterangan berikut
berbentuk tulisan maupun gambar.
(Taufik dan Muhammadi, 2011:224).
Dokumentasi itu digunakan untuk
80% - 100% : A (Sangat Baik)
kegiatan-kegiatan penting dari proses
70% - 79% : B (Baik)
pembelajaran membaca pemahaman
60% - 69% : C (Cukup)
dengan menggunakan strategi PQ4R
59% : K (Kurang)
sehingga dapat melengkapi data
lapangan yang terjadi bila ada hal Merujuk pada Permendikbud
yang terlepas dari pengamatan Nomor 104 Tahun 2014 tentang
peneliti, berupa foto-foto, rekaman ketuntasan belajar untuk aspek
video, atau data lainnya pada saat keterampilan ditetapkan dengan
proses pembelajaran membaca capaian minimum B (Baik), artinya
pemahaman dengan menggunakan keberhasilan membaca pemahaman
strategi PQ4R.
20
siswa hendaknya berada pada gambaran alur penelitian. Alur
rentang nilai 70%-79%. penelitian secara sederhana dapat
Proses jalannya penelitian
dilihat pada bagan 2 berikut.
yang dilakukan diberikan dengan

Studi Pendahuluan: Observasi proses pembelajaran membaca


pemahaman di kelas VI SD untuk mengidentifikasi masalah

Pembelajaran Membaca
Siklus I Perencanaan Berbasis Strategi PQ4R
Prabaca
1. Preview
2. Question
Pelaksanaan dan Pengamatan Saat Baca
3. Read
Pascabaca
4. Reflect
Belum Berhasil Refleksi 5. Recite
6. Review

Siklus II Perencanaan Pembelajaran Membaca


Berbasis Strategi PQ4R
Prabaca
1. Preview
2. Question
Pelaksanaan dan Pengamatan
Saat Baca
3. Read
Pascabaca
4. Reflect
5. Recite
Laporan Berhasil Refleksi 6. Review

Bagan 2. Alur Penelitian Tindakan Kelas

HASIL PENELITIAN DAN dijabarkan dalam dua siklus dengan


PEMBAHASAN tiga tahapan utama, yaitu: tahap
Hasil penelitian tentang prabaca, saat baca, dan pascabaca.
peningkatan keterampilan membaca Untuk lebih jelasnya, dapat
pemahaman dengan strategi PQ4R di dilihat pada jabaran berikut.
kelas VI SD Negeri 10 Lembah
Melintang Kab. Pasaman Barat
21
Siklus I Melintang Kab. Pasaman Barat pada
Hasil penelitian siklus I tahap pascabaca. Untuk lebih
meliputi: (1) peningkatan jelasnya dapat dilihat pada uraian
keterampilan membaca pemahaman berikut.
dengan strategi PQ4R di kelas VI SD
Negeri 10 Lembah Melintang Kab. Tahap Prabaca
Pasaman Barat pada tahap prabaca, Kegiatan yang dilakukan
(2) peningkatan keterampilan pada tahap prabaca adalah
membaca pemahaman dengan memprediksi isi bacaan. Caranya
strategi PQ4R di kelas VI SD Negeri dengan mengajukan 5 item
10 Lembah Melintang Kab. Pasaman pertanyaan terkait dengan isi teks
Barat pada tahap saat baca, dan (3) yang akan dibaca. Setelah siswa
peningkatan keterampilan membaca menjawab pertanyaan yang
pemahaman dengan strategi PQ4R di diberikan, dilakukan penilaian
kelas VI SD Negeri 10 Lembah dengan instrumen sebagai berikut.

Tabel 1. Instrumen Penilaian Tahap Prabaca Siklus I


Kriteria Deskriptor
4 Jika siswa mampu mengisi jawaban dari seluruh soal
(Sangat Baik) prediksi dan jawaban benar.
3 Jika siswa hanya mampu mengisi 4 dari keseluruhan
(Baik) soal prediksi dan jawaban benar.
2 Jika siswa hanya mampu mengisi 3 dari keseluruhan
(Cukup) soal prediksi dan jawaban benar.
1 Jika siswa mampu mengisi 1-2 dari keseluruhan soal
(Kurang) prediksi dan jawaban benar.
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

Berdasarkan instrumen tidaklah sama. Daya tangkap dan


penilaian di atas, diperoleh beberapa daya serap serta tafsiran siswa
hal di antaranya: siswa masih berbeda-beda. Ada yang memiliki
kesulitan dalam membuat prediksi isi daya tangkap yang cepat dalam
bacaan dan banyak siswa yang memahami sesuatu, ada juga yang
menulis prediksi yang jauh dengan lambat. Siswa yang lambat
isi cerita yang sebenarnya. Jika memahami sesuatu, berarti ia
ditelaah lebih lanjut, penyebab dikatakan kurang cerdas. Siswa yang
terjadi sulitnya siswa dalam kurang cerdas membutuhkan
membuat prediksi isi bacaan adalah pendekatan khusus, caranya dengan
guru belum membimbing siswa mengarahkan mereka sesuai dengan
merumuskan jawaban pertanyaan apa yang dituju dengan baik
sesuai dengan isi bacaan yang (Rahman, 2013:174).
sesunggguhnya. Perlu dipahami Selanjutnya, penyebab terjadi
bahwa tingkat kecerdasan siswa banyaknya jawaban siswa yang
22
masih jauh dari isi bacaan yang belajar untuk aspek keterampilan
sebenarnya adalah rumusan ditetapkan dengan capaian minimum
pertanyaan yang diajukan guru B (Baik), artinya keberhasilan
kurang dapat dipahami dari aspek membaca pemahaman siswa
keterbacaan maupun konten (isi) hendaknya berada pada rentang nilai
pertanyaan. Maksudnya, redaksi 70%-79%. Berdasarkan hasil tersebut
bahasa pertanyaan yang diajukan dapat disimpulkan bahwa
kurang jelas dan isi pertanyaan yang pelaksanaan pembelajaran membaca
diajukan merupakan pertanyaan yang pada tahap prabaca pada siklus I
jarang di dengar oleh siswa dan perlu ditingkatkan agar keterampilan
jarang dialami oleh siswa. Oleh membaca pemahaman meningkat
sebab itu, adalah suatu hal yang pada siklus II. Kekurangan-
wajar jika masih banyak siswa yang kekurangan pada siklus I diharapkan
menulis isi prediksi masih jauh dari tidak ditemukan lagi pada siklus II.
isi bacaan yang sebenarnya. Oleh karena itu perlu dilakukan
Berdasarkan hasil analisis persiapan yang lebih baik.
penelitian, keterampilan membaca
pemahaman siswa pada siklus I tahap Tahap Saat Baca
prabaca, diperoleh persentase Kegiatan yang dilakukan
keberhasilan 65% dengan kriteria pada tahap saat baca adalah menguji
Cukup (C). Hal ini menunjukkan kebenaran prediksi isi bacaan
bahwa siswa belum mampu mengisi berdasarkan teks yang dibaca.
keseluruhan dari total item Instrumen yang digunakan dalam
pertanyaan prediksi isi bacaan. Jika menilai uji prediksi hampir sama
merujuk pada apa yang disampaikan dengan penilaian ketika tahap
oleh Permendikbud Nomor 104 prabaca. Untuk lebih jelasnya, dapat
Tahun 2014 tentang ketuntasan dilihat pada tabel 2 berikut.

Tabel 2. Instrumen Penilaian Tahap Saat Baca Siklus I


Kriteria Deskriptor
4 Jika siswa mampu mengisi jawaban dari seluruh soal
(Sangat Baik) uji prediksi dan jawaban benar.
3 Jika siswa hanya mampu mengisi 4 dari keseluruhan
(Baik) soal uji prediksi dan jawaban benar.
2 Jika siswa hanya mampu mengisi 3 dari keseluruhan
(Cukup) soal uji prediksi dan jawaban benar.
1 Jika siswa mampu mengisi 1-2 dari keseluruhan soal
(Kurang) uji prediksi dan jawaban benar.
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

Berdasarkan instrumen menjawab soal uji prediksi walaupun


penilaian di atas, diperoleh gambaran telah membaca teks bacaan secara
bahwa masih terdapat kesulitan siswa utuh. Jika ditelaah lebih lanjut,
23
penyebab terjadinya kesulitan itu memperoleh persentase 69% dengan
adalah guru belum menjelaskan kriteria Cukup (C) karena secara
teknik membaca yang benar agar umum siswa hanya mampu mengisi
siswa memahami bacaan dengan 2 dari keseluruhan soal uji prediksi.
baik. Akibatnya siswa masih banyak Jika merujuk pada apa yang
yang melakukan kebiasaan lama disampaikan oleh Permendikbud
dalam membaca, misalnya mulut Nomor 104 Tahun 2014 tentang
komat-kamit atau menunjuk teks ketuntasan belajar untuk aspek
bacaan ketika membaca. Telah keterampilan ditetapkan dengan
dijelaskan sebelumnya bahwa capaian minimum B (Baik), artinya
terdapat teknik membaca keberhasilan membaca pemahaman
pemahaman yang benar, yaitu siswa hendaknya berada pada
membaca dengan tidak bersuara, rentang nilai 70%-79%. Dengan
bibir tidak bergerak atau komat- demikian, dapat disimpulkan bahwa
kamit, tidak menggerakkan kepala pada pembelajaran membaca
mengikuti baris bacaan, tidak pemahaman tahap saat baca siklus I
menunjuk baris bacaan dengan jari, belum berjalan dengan baik dan
pensil, atau alat lainnya, dan tidak belum berhasil sesuai harapan.
membaca kata demi kata, atau
kalimat demi kalimat (Saddhono dan Tahap Pascabaca
St.Y.Slamet, 2012:66). Oleh karena Kegiatan yang dilakukan
itu guru hendaknya menjelaskan pada tahap pascabaca adalah
menganggapi informasi dari teks
teknik membaca yang sesuai agar
yang dibaca dan meringkas isi
siswa dapat memahami isi bacaan bacaan. Instrumen yang digunakan
dengan baik. dalam menilai keterampilan
Berdasarkan paparan di atas, membaca pemahaman pada tahap
hasil uji prediksi pada siklus I pascabaca sebagai berikut.

Tabel 3. Instrumen Penilaian Menanggapi Informasi


dari Teks yang Dibaca Siklus I

Kriteria Deskriptor
4
Memberikan tanggapan dengan lengkap dan jelas
(Sangat Baik)
3 Memberikan tanggapan dengan kurang lengkap,
(Baik) namun jelas
2 Memberikan tanggapan dengan tidak lengkap dan
(Cukup) kurang jelas
1
Tidak mampu memberikan tanggapan
(Kurang)
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

24
Tabel 4. Instrumen Penilaian Meringkas Isi Bacaan Siklus I

Kriteria Deskriptor
4 Meringkas seluruh isi teks dengan bahasa sendiri dan
(Sangat Baik) urutan benar
3 Meringkas seluruh isi teks dengan bahasa sendiri
(Baik) namun dengan urutan yang kurang benar
2 Meringkas sebagian besar isi teks dengan bahasa
(Cukup) sendiri dan urutan kurang benar
1 Meringkas sebagian kecil isi teks dengan bahasa
(Kurang) sendiri dan urutan kurang benar
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

Berdasarkan hasil belum juga berjalan dengan baik dan


pengamatan dengan menggunakan belum berhasil sesuai harapan.
instrumen penilaian di atas, siswa
Kekurangan atau kelemahan yang
masih banyak yang belum mampu
memberikan tanggapan dan terjadi pada siklus I hendaknya dapat
meringkas isi teks secara keseluruhan diminimalisir pada siklus II agar
dengan tepat. Jika ditelaah lebih dapat memberikan dampak yang
lanjut, penyebab terjadinya hal positif sebagai upaya meningkatkan
tersebut adalah kurangnya motivasi pemahaman siswa dalam membaca.
dari guru terhadap siswa ketika
mencoba memberikan tanggapan,
Siklus II
misalnya saja “ananda pasti bisa”,
dan sebagainya. Penyebab lainnya Hasil penelitian siklus II
adalah rendahnya pemahaman siswa hampir sama dengan siklus I
dalam membaca ketika tahap saat sebelumnya, namun perbedaannya
baca sebelumnya sehingga hanya pada judul teks yang dibaca.
berdampak pada sulitnya siswa Terdapat tiga hal utama yang akan
dalam membuat ringkasan isi bacaan. diamati pada siklus II, yaitu: (1)
Nilai yang diperoleh pada
peningkatan keterampilan membaca
tahap pascabaca adalah 66% dengan
pemahaman dengan strategi PQ4R di
kriteria Cukup (C). Jika merujuk
kelas VI SD Negeri 10 Lembah
pada apa yang disampaikan oleh
Melintang Kab. Pasaman Barat pada
Permendikbud Nomor 104 Tahun
tahap prabaca, (2) peningkatan
2014 tentang ketuntasan belajar
keterampilan membaca pemahaman
untuk aspek keterampilan ditetapkan
dengan strategi PQ4R di kelas VI SD
dengan capaian minimum B (Baik),
Negeri 10 Lembah Melintang Kab.
artinya keberhasilan membaca
Pasaman Barat pada tahap saat baca,
pemahaman siswa hendaknya berada
dan (3) peningkatan keterampilan
pada rentang nilai 70%-79%. Dengan
membaca pemahaman dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa
strategi PQ4R di kelas VI SD Negeri
pada pembelajaran membaca
10 Lembah Melintang Kab. Pasaman
pemahaman tahap pascabaca siklus I
Barat pada tahap pascabaca. Untuk
25
lebih jelasnya dapat dilihat pada memprediksi isi bacaan. Caranya
uraian berikut. dengan mengajukan 5 item
pertanyaan terkait dengan isi teks
Tahap Prabaca yang akan dibaca. Setelah siswa
Kegiatan yang dilakukan menjawab pertanyaan yang
pada tahap prabaca siklus II sama diberikan, dilakukan penilaian
dengan siklus I sebelumnya yaitu dengan instrumen sebagai berikut.

Tabel 5. Instrumen Penilaian Tahap Prabaca Siklus II

Kriteria Deskriptor
4 Jika siswa mampu mengisi jawaban dari seluruh soal
(Sangat Baik) prediksi dan jawaban benar.
3 Jika siswa hanya mampu mengisi 4 dari keseluruhan
(Baik) soal prediksi dan jawaban benar.
2 Jika siswa hanya mampu mengisi 3 dari keseluruhan
(Cukup) soal prediksi dan jawaban benar.
1 Jika siswa mampu mengisi 1-2 dari keseluruhan soal
(Kurang) prediksi dan jawaban benar.
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

Berdasarkan instrumen pemahaman siswa hendaknya berada


penilaian yang digunakan di atas, pada rentang nilai 70%-79%.
secara umum siswa sudah mampu Berdasarkan hasil tersebut dapat
mengisi jawaban soal prediksi disimpulkan bahwa pelaksanaan
walaupun terkadang masih kurang pembelajaran membaca pada tahap
tepat. Hasil analisis penelitian, prabaca pada siklus II sudah berjalan
keterampilan membaca pemahaman dengan baik dan sesuai dengan
siswa pada siklus II tahap prabaca, harapan.
diperoleh persentase keberhasilan
75% dengan kriteria Baik (B). Hal Tahap Saat Baca
ini menunjukkan bahwa siswa sudah Kegiatan yang dilakukan
mampu memprediksi sebagain besar pada tahap saat baca siklus II juga
dari total keseluruhan pertanyaan sama dengan siklus I sebelumnya
prediksi isi bacaan. Jika merujuk yaitu menguji kebenaran prediksi isi
pada apa yang disampaikan oleh bacaan berdasarkan teks yang dibaca.
Permendikbud Nomor 104 Tahun Instrumen yang digunakan dalam
2014 tentang ketuntasan belajar menilai uji prediksi pada tahap saat
untuk aspek keterampilan ditetapkan baca sebagai berikut.
dengan capaian minimum B (Baik),
artinya keberhasilan membaca

26
Tabel 6. Instrumen Penilaian Tahap Saat Baca Siklus II

Kriteria Deskriptor
4 Jika siswa mampu mengisi jawaban dari seluruh soal
(Sangat Baik) uji prediksi dan jawaban benar.
3 Jika siswa hanya mampu mengisi 4 dari keseluruhan
(Baik) soal uji prediksi dan jawaban benar.
2 Jika siswa hanya mampu mengisi 3 dari keseluruhan
(Cukup) soal uji prediksi dan jawaban benar.
1 Jika siswa mampu mengisi 1-2 dari keseluruhan soal
(Kurang) uji prediksi dan jawaban benar.
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

Berdasarkan instrumen demikian, dapat disimpulkan bahwa


penilaian di atas, diperoleh gambaran pada pembelajaran membaca
bahwa sebagaian besar siswa sudah pemahaman tahap saat baca siklus II
mampu menjawab soal uji prediksi sudah berjalan dengan baik dan
secara lengkap dan tepat. Hasil uji berhasil sesuai harapan.
prediksi pada siklus II memperoleh
persentase 81% dengan kriteria Tahap Pascabaca
Sangat Baik (SB). Jika merujuk pada Kegiatan yang dilakukan
apa yang disampaikan oleh pada tahap pascabaca siklus II juga
Permendikbud Nomor 104 Tahun sama dengan tahap pascabaca siklus
2014 tentang ketuntasan belajar I, yaitu menganggapi informasi dari
untuk aspek keterampilan ditetapkan teks yang dibaca dan meringkas isi
dengan capaian minimum B (Baik), bacaan. Instrumen yang digunakan
artinya keberhasilan membaca dalam menilai keterampilan
pemahaman siswa hendaknya berada membaca pemahaman pada tahap
pada rentang nilai 70%-79%. Dengan pascabaca siklus II sebagai berikut.

Tabel 7. Instrumen Penilaian Menanggapi Informasi


dari Teks yang Dibaca Siklus II

Kriteria Deskriptor
4
Memberikan tanggapan dengan lengkap dan jelas
(Sangat Baik)
3 Memberikan tanggapan dengan kurang lengkap,
(Baik) namun jelas
2 Memberikan tanggapan dengan tidak lengkap dan
(Cukup) kurang jelas
1
Tidak mampu memberikan tanggapan
(Kurang)
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)

27
Tabel 8. Instrumen Penilaian Meringkas Isi Bacaan Siklus II

Kriteria Deskriptor
4 Meringkas seluruh isi teks dengan bahasa sendiri dan
(Sangat Baik) urutan benar
3 Meringkas seluruh isi teks dengan bahasa sendiri
(Baik) namun dengan urutan yang kurang benar
2 Meringkas sebagian besar isi teks dengan bahasa
(Cukup) sendiri dan urutan kurang benar
1 Meringkas sebagian kecil isi teks dengan bahasa
(Kurang) sendiri dan urutan kurang benar
Sumber: Diadopsi dari Abidin (2012:278)
pemahaman siswa dalam membaca
Berdasarkan hasil pemahaman di kelas VI SD Negeri
pengamatan dengan menggunakan 10 Lembah Melintang Kabupaten
instrumen penilaian di atas, siswa Pasaman Barat telah berhasil
sudah mampu memberikan dilaksanakan dengan baik. Hal ini
tanggapan dan meringkas isi teks terlihat dari kegiatan tahap prabaca,
secara keseluruhan dengan tepat. saat baca, dan pascabaca yang secara
Nilai yang diperoleh pada tahap umum memberikan hasil yang sangat
pascabaca adalah 78% dengan baik. Artinya, dengan strategi PQ4R
kriteria Baik (B). Jika merujuk pada siswa dapat memahami isi teks
apa yang disampaikan oleh bacaan dengan baik, mampu
Permendikbud Nomor 104 Tahun menanggapi berbagai persoalan yang
2014 tentang ketuntasan belajar diajukan pada teks dengan baik, dan
untuk aspek keterampilan ditetapkan mampu merumuskan ringkasan isi
dengan capaian minimum B (Baik), teks secara umum sesuai isi teks
artinya keberhasilan membaca yang sebenarnya. Oleh sebab itu,
pemahaman siswa hendaknya berada penggunaan strategi PQ4R layak
pada rentang nilai 70%-79%. Dengan dipertimbangkan sebagai upaya
demikian, dapat disimpulkan bahwa membangun sinergi pembelajaran
pada pembelajaran membaca membaca pemahaman di kelas VI
pemahaman tahap pascabaca siklus II SD. Perlu disadari bahwa membaca
sudah berjalan dengan baik dan pemahaman tidaklah hanya
berhasil sesuai harapan. dilakukan di kelas VI SD saja,
melainkan sudah dimulai di kelas III
KESIMPULAN s/d kelas VI SD. Oleh sebab itu,
Berdasarkan uraian untuk menguji efektivitas
sebelumnya dapat disimpulkan penggunaan strategi PQ4R lebih
bahwa penggunaan strategi PQ4R lanjut, hendaknya dilakukan
sebagai upaya meningkatkan penelitian serupa di kelas-kelas lain
28
terutama yang berkaitan dengan Pengajaran. Bandung: PT
membaca pemahaman di SD. Remaja Rosdakarya.
Dengan demikian, keterampilan
Rahim, Farida. 2011. Pengajaran
membaca pemahaman siswa di SD
Membaca di Sekolah Dasar.
hendaknya terus meningkat dari
Jakarta: Bumi Aksara.
waktu ke waktu sesuai dengan
Rahman, Masykur Arif. 2013.
harapan tujuan pendidikan nasional.
Kesalahan-Kesalahan Guru
Saat Mengajar. Yogyakarta:
DAFTAR RUJUKAN
Laksana.
Abidin, Yunus. 2012. Pembelajaran
Rubin, Dorothy. 1995. Teaching
Membaca Berbasis Pendidikan
Elementary Language Art an
Karakter. Bandung: PT. Refika
Integrated Approach. USA:
Aditama.
Allyn and Bacon.
Ghazali, A.Syukur. 2010.
Saddhono, Kundharu dan
Pembelajaran Keterampilan
St.Y.Slamet. 2012.
Berbahasa dengan
Meningkatkan Keterampilan
Pendekatan Komunikatif-
Berbahasa Indonesia (Teori
Interaktif. Bandung: Refika
dan Aplikasi). Bandung:
Aditama.
Karya Putra Darwati.
Kunandar. 2010. Guru Profesional
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi
Implementasi KTSP dan Sukses
dan Teknik Pembelajaran
dalam Sertifikasi Guru.
Membaca. Yogyakarta: Graha
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Ilmu.
Persada.
Stone, Randi. 2013. Best Practices
Paizaluddin, dkk. 2013. Penelitian
for Teaching Reading.
Tindakan Kelas. Bandung:
California: Corwin Press.
Alpabeta.
Suprijono, Agus. 2013. Cooperative
Peraturan Menteri Pendidikan
Learning, Teori dan aplikasi
Nasional Republik Indonesia
PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka
Nomor 104 Tahun 2014
Pelajar.
Tentang Penilaian Hasil
Taufik, Taufina, dan Muhammadi.
Belajar oleh Pendidik pada
2011. Mozaik Pembelajaran
Pendidikan Dasar dan
Inovatif. Padang: Sukabina
Pendidikan Menengah.
Press.
Peraturan Pemerintah Republik
Trianto. 2011. Mendesain Model
Indonesia Nomor 19 Tahun
Pembelajaran Inovatif-
2005 tentang Standar
Progresif. Jakarta: Kencana.
Nasional Pendidikan. 2006.
Jakarta: Diperbanyak oleh
Sinar Grafika.
Purwanto, Ngalim. 2010. Prinsip-
Prinsip dan Teknik Evaluasi
29

Anda mungkin juga menyukai