Anda di halaman 1dari 8

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by Journal Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST)

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAHAMI


INFORMASI TEKS NONFIKSI MENGGUNAKAN METODE
PQ4R
PADA SISWA KELAS IV SD N GONDOLAYU

Luky Tri Kusumawanti1, C. Indah Nartani2


1,2
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
1,2
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
E-mail: lukykusumawanti@gmail.com

Abstract: The purpose of this research (1) to describe the improvement in understanding skills
non-fiction text information using the PQ4R method and (2) to describe the activity in 4 th-grade
students of SDN Gondolayu participating in learning using the PQ4R method. The type of this
research is Classroom Action Research (CAR) that consists of two cycles. The result of this
research indicates (1) understanding skills non-fiction text information on pre-action get an
average 11,05. In first cycle the average score of students increases 12,50 and second cycle the
average score of students increases 15,05. (2) student activities increase in each cycle. This can
be seen in first cycle observation get an average 25,78 and increased in second cycle
observation 29,63. Based on the result of the research, it can be concluded that PQ4R method
can improve activities and understanding skills non-fiction text information in 4 th-grade students
of SDN Gondolayu.

Keywords: Understanding skills, non-fiction text, PQ4R method

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mendengarkan, berbicara, membaca dan


mencerdaskan, menggali potensi diri dan menulis.
menciptakan suatu keterampilan melalui proses Penguatan peran bahasa Indonesia
pembelajaran. Pendidikan secara luas dapat dilakukan secara utuh melalui penggabungan
diperoleh melalui ilmu pengetahuan, sedangkan kompetensi dasar dari berbagai mata pelajaran
ilmu pengetahuan dapat diperoleh dengan cara ke dalam mata pelajaran bahasa Indonesia
membaca. Keterampilan membaca erat sehingga dapat memberikan pengalaman yang
kaitannya dengan Bahasa Indonesia, salah satu bermakna dan luas kepada siswa. Dari
mata pelajaran yang diwajibkan mulai dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
pendidikan tingkat dasar sampai perguruan ruang lingkup pembelajaran tematik meliputi
tinggi. Nuh (dalam Mahsun 2014: 94) ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Sesuai
menyatakan suatu keistimewaan dalam dengan kompetensi inti dan kompetensi
kurikulum 2013 adalah menempatkan bahasa dasarnya, di setiap pembelajaran terdapat
sebagai penghela ilmu pengetahuan. Peran keterampilan bersastra yang meliputi aspek-
bahasa sebagai penghela ilmu pengetahuan aspek yaitu mendengarkan, berbicara,
tersebut tentu bukan merupakan suatu membaca dan menulis.
kebetulan jika paradigma pembelajaran bahasa Aspek membaca pada kelas IV
Indonesia dalam Kurikulum 2013 Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu menyajikan
diorientasikan pada pembelajaran berbasis teks. pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas
Pembelajaran bahasa Indonesia bertujuan dan logis dan sistematis, dalam karya yang
agar peserta didik memiliki kemampuan estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak
berkomunikasi yang efektif dan efisien sesuai sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
dengan etika yang berlaku, baik secara lisan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
maupun tulis. Atmazaki (2013: 16) mengatakan Pemetaan Kompetensi Dasar bahasa Indonesia
bahwa tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca terinci dalam KD 3.7 Menggali
adalah membimbing perkembangan bahasa pengetahuan baru yang didapat dari teks
siswa secara berkelanjutan melalui proses nonfiksi; 4.7 Menyampaikan pengetahuan baru
667
668 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 5, Nomor 3, Mei 2019, hlm. 667-673
dari teks nonfiksi ke dalam tulisan dengan
bahasa sendiri. penelitian ini peneliti menggunakan metode
Membaca merupakan salah satu Preview Question Read Reflect Recite Review.
keterampilan berbahasa yang sangat penting, Metode Preview Question Read Reflect
karena memiliki banyak fungsi dalam Recite Review merupakan salah satu bagian
kehidupan manusia. Membaca saja tidak cukup dari metode elaborasi yang membantu
bila hanya sebatas membaca tanpa memahami. pemindahan informasi baru dari memori jangka
Jadi, membaca pemahaman sangatlah pendek ke memori jangka panjang dengan
diperlukan. Membaca pemahaman mengarah menambahkan perincian informasi baru melalui
kepada jenis kegiatan membaca dalam hati tahap Preview (membaca selintas) Question
yang dilakukan untuk memperoleh pengertian (bertanya) Read (membaca) Recite (tanya
tentang sesuatu atau tujuan belajar sehingga jawab) Review (mengulang secara menyeluruh)
memperoleh wawasan yang lebih luas tentang Reflect (refleksi). Perincian informasi dapat
sesuatu yang dibaca (Ngalimun, 2014: 123). membantu siswa mengingat apa yang mereka
Hasil observasi dan wawancara yang baca (Trianto, 2007: 150). Melalui tahap-tahap
dilakukan di SD N Gondolayu menunjukkan metode Preview Question Read Reflect Recite
adanya sebuah permasalahan dalam Review kegiatan membaca siswa lebih terarah
pembelajaran membaca pemahaman terlebih dengan tujuan yaitu menemukan informasi dari
pada memahami informasi dari sebuah teks bacaan sesuai dengan pertanyaan yang telah
bacaan. Kegiatan pembelajaran bahasa dibuat sebelum membaca. Pertanyaan-
Indonesia belum menggunakan metode pertanyaan tersebut dapat membantu siswa
pembelajaran yang inovatif. Guru belum mencari informasi yang mereka peroleh dari
membimbing siswa untuk menentukan tema, bacaan sehingga memudahkan siswa untuk
membuat pertanyaan, dan menyusun menyusun kesimpulan dari bacaan. Selain itu
kesimpulan dari bacaan. Akibatnya sebagian kegiatan membaca siswa lebih bermakna
besar siswa kurang aktif membaca, ketika guru karena siswa dilatih untuk bersifat kritis dengan
memberikan pertanyaan berkaitan dengan menanggapi isi bacaan dan menghubungkan isi
bacaan hanya beberapa siswa yang menjawab bacaan dengan materi yang telah dipelajari
pertanyaan dengan benar, sebagian besar siswa sebelumnya. Pada dasarnya membaca yang
masih kebingungan dalam menyusun baik memerlukan konsentrasi yang penuh dan
kesimpulan dari bacaan. pemahaman yang utuh agar apa yang dibaca
Hal ini didukung dengan data bisa dipahami dengan baik. Oleh karena itu,
dokumentasi hasil evaluasi siswa kelas IV salah satu metode yang dapat dikembangkan
tahun pelajaran 2018/2019 yang menunjukkan agar membaca dapat efektif yaitu metode
nilai rata-rata hasil ulangan harian bahasa pembelajaran PQ4R (preview question, read,
Indonesia belum maksimal. Data hasil belajar reflect, recite, review)
menunjukkan dari 20 siswa, 12 siswa mendapat Metode PQ4R digunakan sebagai salah
nilai di bawah KKM dan hanya 8 siswa yang satu alternatif pembelajaran bermakna yang
mendapat nilai di atas KKM yaitu 70. bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif,
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan efektif, dan menyenangkan. Menurut Weinstein
bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa dan Meyer (dalam Trianto 2007) pengajaran
Indonesia dalam materi memahami informasi di yang baik meliputi pengajaran siswa bagaimana
SD N Gondolayu Yogyakarta belum berhasil belajar, mengingat, berfikir, dan memotivasi
sehingga diperlukan perbaikan proses diri mereka sendiri. Metode PQ4R merupakan
pembelajaran. Upaya perbaikan pembelajaran salah satu bagian dari pengembangan model
agar aktivitas dan keterampilan siswa dalam pembelajaran kooperatif dengan strategi
memahami sebuah informasi dapat meningkat elaborasi (Suprijono, 2009:102). Hal itu sejalan
adalah dengan menerapkan metode dengan Pratiwi (dalam Trianto, 2007:146) yang
pembelajaran yang tepat, yaitu metode yang mengatakan metode PQ4R merupakan salah
menarik dan membuat siswa lebih aktif dalam satu bagian dari strategi elaborasi. Elaborasi
mengikuti proses pembelajaran. Dalam adalah proses penambahan perincian sehingga
informasi baru akan menjadi lebih bermakna.
Oleh karena itu, membantu pengkodean lebih
Luky T. K., C. Indah N., Peningkatan Keterampilan Memahami Informasi Teks 669
Nonfiksi…
mudah dan lebih memberikan kepastian.
Strategi ini membantu pemindahan informasi paragrafnya. Dalam hal ini membaca
baru dari memori jangka pendek ke memori secara aktif juga berarti membaca yang
jangka panjang dengan menciptakan gabungan difokuskan pada paragraf yang
dan hubungan antara informasi baru dengan diperkirakan relevan dengan pertanyaan
apa yang telah diketahui. Hal ini penting yang telah disusun pada langkah kedua.
dilakukan dalam pembelajaran membaca Siswa diarahkan menjawab semua
karena penggabungan dengan pengetahuan pertanyaan yang telah dirumuskan.
yang dimilikinya dapat membantu informasi 4) Reflect
yang diperoleh siswa menjadi bermakna. Langkah keempat selama membaca, siswa
Berdasarkan definisi dari beberapa ahli tidak hanya cukup mengingat atau
di atas dapat disimpulkan bahwa metode menghafal, namun terpenting adalah
pembelajaran PQ4R dapat membantu siswa mereka memahami informasi yang ada di
untuk memahami informasi yang didapat dari dalam bacaan dengan menghubungkan apa
apa yang mereka baca. Dengan metode PQ4R yang sudah dibacanya dengan hal-hal yang
guru dapat memberikan pengajaran yang telah diketahui sebelumnya. Dengan
membuat siswa termotivasi dalam belajar. melakukan tahap ini tentunya informasi
Trianto (2007: 147) memaparkan yang diperoleh dalam isi bacaan lebih
langkah-langkah yang harus dilakukan dalam bermakna dan melekat dalam ingatan siswa.
metode membaca PQ4R adalah sebagai berikut. 5) Recite
1) Preview Pada langkah kelima ini, siswa diminta
Langkah pertama yang dilakukan pada untuk merenungkan (mengingat) kembali
metode PQ4R adalah preview yaitu informasi yang telah dipelajari dengan
dilakukan agar siswa menemukan ide-ide menyatakan butir-butir penting dengan
pokok yang dikembangkan dalam bahan menyaring dan dengan menanyakan dan
bacaan. Pelacakan ide pokok dilakukan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
dengan membiasakan siswa membaca telah tersusun. Siswa dapat melihat
selintas dan cepat bahan bacaan. kembali catatan yang telah dibuat dan
Melakukan preview dalam pembelajaran menggunakan kata-kata yang ditonjolkan
membaca dapat mengaktifkan pengetahuan dalam bacaan. Selanjutnya siswa diminta
awal yang dimiliki oleh siswa. Siswa membuat intisari materi dari bacaan.
menjadi lebih mudah dan cepat dalam 6) Review
meneliti dan menjajagi bagian-bagian yang Pada langkah terakhir ini siswa diminta
terdapat dalam isi bacaan. untuk membaca catatan singkat (intisari)
2) Question yang telah dibuatnya, mengulang kembali
Langkah kedua adalah siswa merumuskan seluruh isi bacaan apabila perlu dan sekali
pertanyaan-pertanyaan untuk siswa itu lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
sendiri. Jumlah pertanyaan bergantung diajukan sehingga diperoleh suatu
pada panjang-pendeknya teks dan kesimpulan yang singkat. Review
kemampuan dalam memahami teks yang membantu menyempurnakan kerangka
sedang dipelajari. Pertanyaan dapat pemikiran dalam suatu bab dan
dikembangkan dari yang sederhana menuju membangun daya ingat untuk bahan pada
pertanyaan yang kompleks. Dalam bab tersebut.
pembelajaran membaca, membuat
pertanyaan dari isi bacaan dapat membuat Proses penilaian dalam pembelajaran
siswa berpikir kritis dan dapat memusatkan menggunakan metode PQ4R ini adalah
konsentrasi yang dimiliki siswa terhadap penilaian berbasis kelas yang terdiri dari
isi bacaan, sehingga siswa terdorong untuk penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian
membaca lebih teliti dan rinci. proses dilaksanakan selama kegiatan
3) Read pembelajaran. Penilaian hasil dilaksanakan
Langkah ketiga adalah membaca karangan dengan menggunakan tes tulis pada akhir
secara aktif dan teliti pada setiap pelajaran. Nurgiyantoro (2014: 392)
menyebutkan aspek-aspek yang dinilai dalam
670 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 5, Nomor 3, Mei 2019, hlm. 667-673
pembelajaran membaca pemahaman teks
nonfiksi dengan metode PQ4R adalah sebagai refleksi. Sebelum siklus I dilaksanakan,
berikut: (1) peningkatan isi teks, (2) ketepatan dilakukan tes awal untuk mengetahui
organisasi isi teks, (3) ketepatan struktur kemampuan siswa sebelum diberikan tindakan.
kalimat, (4) ejaan dan tata tulis, dan (5) Siklus I bertujuan untuk mengetahui
kebermaknaan penuturan. keterampilan memahami informasi siswa.
Siklus I digunakan sebagai refleksi untuk
METODE melaksanakan siklus II. Hasil dari proses
Metode dalam penelitian ini adalah tindakan siklus II digunakan untuk mengetahui
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang peningkatan keterampilan memahami informasi
terdiri dari dua siklus yakni siklus I dan siklus teks nonfiksi setelah diadakan perbaikan dalam
II. Setiap siklusnya terdiri dari empat prosedur kegiatan belajar mengajar yang didasarkan
yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan pada refleksi siklus I, Siklus PTK dapat
digambarkan pada gambar di bawah ini.

Gambar 1. Siklus Penelitin Tindakan Kelas

Adapun tempat penelitian ini adalah di siswa menggunakan metode PQ4R minimal
kelas IV SD N Gondolayu dengan jumlah siswa dalam kategori baik dengan persentase minimal
19 orang yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 70%, (2) Peningkatan keterampilan memahami
10 siswa perempuan. Demi tercapainya tujuan informasi dari teks nonfiksi menggunakan
penelitian yaitu meningkatnya keterampilan metode PQ4R dari siklus I meningkat di siklus
memahami informasi teks nonfiksi II dengan ketentuan klasikal 70% berdasarkan
menggunakan metode PQ4R pada siswa kelas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70.
IV SD N Gondolayu maka penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan teknik tes, observasi dan dokumentasi. Berdasarkan penelitian pembelajaran
Data yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan keterampilan memahami informasi teks
akan di analisis menggunakan teknik analisis nonfiksi menggunakan metode PQ4R pada
data secara deskriptif kualitatif dan kuantitatif. siswa kelas IV SD N Gondolayu diperoleh hasil
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini sebagai berikut.
adalah (1) peningkatan persentase aktivitas 1. Hasil Siklus I
Luky T. K., C. Indah N., Peningkatan Keterampilan Memahami Informasi Teks 671
Nonfiksi…
Berdasarkan tindakan pada siklus I yang observasi aktivitas siswa dalam
dilakukan dalam dua kali pertemuan, pembelajaran keterampilan memahami
diperoleh hasil bahwa rata-rata hasil informasi teks nonfiksi menggunakan
keterampilan memahami informasi teks metode PQ4R diperoleh rata-rata hasil
nonfiksi pada siswa kelas IV SD N sebanyak 29,63 dengan persentase sebesar
Gondolayu sebesar 12,50 dengan 74% dengan kategori baik. Berdasarkan
persentase 63% dengan jumlah siswa yang hasil refleksi, yaitu hasil yang didapatkan
tuntas adalah 12 siswa dan 7 siswa lainnya sudah memuaskan karena indikator
belum tuntas. Sementara untuk penilaian keberhasilan telah tercapai, penelitian
proses, berdasarkan observasi aktivitas berhenti pada siklus II.
siswa dalam pembelajaran keterampilan 3. Perbandingan Hasil Antarsiklus
memahami informasi teks nonfiksi Berdasarkan pelaksanaan siklus I dan
menggunakan metode PQ4R diperoleh siklus II pada pembelajaran keterampilan
rata-rata hasil sebanyak 25,78 dengan memahami informasi teks nonfiksi
persentase sebesar 64% dengan kategori menggunakan metode PQ4R pada siswa
baik. Meskipun hasil keterampilan kelas IV SD N Gondolayu telah
memahami informasi teks nonfiksi dari mengalami peningkatan. Peningkatan
pratindakan ke siklus I meningkat, namun dapat diamati dari rata-rata prasiklus
indikator keberhasilan belum tercapai. sebesar 11,05 (55%) meningkat pada
2. Hasil Siklus II Siklus I yaitu sebesar 12,50 (63%), karena
Berdasarkan tindakan pada siklus II yang persentase hasil pada siklus I belum
dilakukan dalam dua pertemuan, diperoleh mencapai indikator keberhasilan tindakan
hasil bahwa rata-rata hasil keterampilan maka dilakukan tindakan pada siklus II.
memahami informasi teks nonfiksi pada Hasil pelaksanaan siklus II mengalami
siswa kelas IV SD N Gondolayu sebesar peningkatan dari siklus I yaitu dengan
15,05 dengan persentase 75% dengan perolehan rata-rata sebesar 15,05 (75%).
jumlah siswa yang tuntas sebanyak 16 Adapun diagram batang perbandingan
siswa dan 3 siswa tidak tuntas. Sementara tindakan antarsiklus adalah sebagai
untuk penilaian proses, berdasarkan berikut.

Gambar 2. Perbandingan rata-rata hasil Keterampilan Memahami Informasi

Peningkatan aktivitas pembelajaran rata sebesar 25,78 (64%) dan meningkat pada
dengan menggunakan metode PQ4R juga siklus II sebesar 29,63 (74%). Diagram
mengalami peningkatan setiap siklusnya. Hasil perbandingan hasil rata-rata observasi aktivitas
observasi aktivitas siswa siklus I diperoleh rata- siswa adalah sebagai berikut.
672 Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Vol. 5, Nomor 3, Mei 2019, hlm. 667-673

Rata-Rata Hasil Observasi Aktivitas


Siswa
3.5
3.3
3 3.2 3.2
3
2.9 2.9
2.8 2.8 2.82.8
2.5 2.6
2.7 2.7 2.7 2.6
2.5
2.4 2.4 2.4 2.4

2
1.5
1
0.5
0

Siklus ISiklus II

Gambar 3. Perbandingan hasil observasi antar siklus

SIMPULAN DAN SARAN memperoleh rata-rata 25,78 dengan


Simpulan persentase 64% dan pada siklus II
Berdasarkan hasil penelitian mengenai diperoleh rata-rata 29,63 dengan rata-rata
peningkatan keterampilan memahami informasi 74%. Metode PQ4R dalam pembelajaran
teks nonfiksi menggunakan metode PQ4R pada Bahasa Indonesia khususnya memahami
siswa kelas IV SD N Gondolayu dapat informasi pada teks nonfiksi ini digunakan
disimpulkan sebagai berikut. untuk mempermudah kemampuan siswa
1. Penggunaan metode PQ4R dapat dalam memahami informasi dari suatu
meningkatkan keterampilan memahami teks.
informasi teks nonfiksi pada siswa kelas
IV SD N Gondolayu. Penerapan metode Saran
PQ4R dapat membantu siswa memahami Berdasarkan ketercapaian penelitian ini,
isi dari bacaan dengan mudah. Peningkatan beberapa saran dalam penelitian ini adalah
keterampilan memahami informasi teks sebagai berikut.
nonfiksi dapat dibuktikan dengan adanya 1. Bagi Sekolah
peningkatan jumlah siswa yang mencapai Metode pembelajaran PQ4R diharapkan
kriteria ketuntasan dan meningkatnya nilai bisa menjadi alternatif sebagai metode
rata-rata kelas dari siklus I ke siklus II. pembelajaran yang dapat digunakan guru
Rata-rata keterampilan memahami dalam mengajarkan materi yang berkaitan
informasi teks nonfiksi pada pratindakan dengan pemahaman suatu bacaan.
adalah 11,05 dengan persentase 55%, 2. Bagi Guru
kemudian pada siklus I meningkat menjadi Penggunaan metode PQ4R dalam
12,5 dengan persentase 63%, dan pada pembelajaran memahami suatu informasi
siklus II juga meningkat menjadi 15,05 membutuhkan pengaturan waktu dan
dengan persentase 75%. pengelolaan kelas yang baik sehingga guru
2. Kegiatan pembelajaran memahami perlu mengelola waktu dan
informasi dengan menggunakan metode mengkondisikan kelas semaksimal
PQ4R memberikan pengaruh yang positif. mungkin agar pembelajaran dapat berjalan
Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya dengan efektif.
aktivitas siswa pada pembelajaran Bahasa 3. Bagi Siswa
Indonesia dalam memahami informasi teks Agar pembelajaran berlangsung secara
nonfiksi. Hasil observasi aktivitas siswa maksimal dan hasil belajar siswa
ditunjukkan pada siklus I yang meningkat, maka selama pembelajaran
Luky T. K., C. Indah N., Peningkatan Keterampilan Memahami Informasi Teks 673
Nonfiksi…
siswa harus terlibat aktif untuk mengikuti
Somadayo, Samsu. 2011. Strategi dan
setiap tahapan pembelajaran.
Teknik Pembelajaran Membaca.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
DAFTAR PUSTAKA
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning
Atmazaki. 2013. Implementasi Kurikulum 2013
Teori & Aplikasi Paikem.
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.
Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Padang: FBS Universitas Negeri Padang.
Tarigan, Henry Guntur. 2015. Membaca
Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bahasa Indonesia Kurikulum 2013. Bandung: Angkasa.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Inovatif Berorientasi
Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
pressindo. Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi
Nurgiyantoro, Burhan. 2014. Penilaian Pustaka.
Bahasa Berbasis Kompetensi.
Yogyakarta: BPFE.

Anda mungkin juga menyukai