Anda di halaman 1dari 10

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA DENGAN

MENGGUNAKAN METODE SPEED READING PADA MATA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V
SDN 014610 SEI RENGGAS

Eva Betty Simanjuntak* Dan Dewi Ana**


*Dosen Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP Unimed
**Mahasiswa Jurusan PPSD Prodi PGSD FIP Unimed
Surel : evabettysimanjuntak@yahoo.co.id

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan membaca
siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan metode Speed
Reading. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 014610 Sei
Renggas dengan jumlah siswa 32 orang. Teknik analisis data yang
digunakan dengan menghitung persentase hasil observasi. Dari data
observasi awal terdapat 5 orang (16%) dinyatakan tuntas. Setelah diberi
tindakan pada siklus I pertemuan I dan II diperoleh data kemampuan siswa
dengan nilai rata-rata kelas 63,75 dan 68,9 dengan ketuntasan klasikal tuntas
17 orang (53%), dan 20 orang (62%). Pada siklus II nilai rata-rata 76,88
dan 86,25 dengan ketuntasan klasikal 28 orang (67%) tuntas.

Kata Kunci : Kemampuan membaca, Speed Reading, Bahasa Indonesia.

PENDAHULUAN Dikutip dari Penelitian


Bahasa Indonesia memiliki organisasi dunia PIRLS (Progress in
empat indikator yang harus dikuasai International Reading Literacy
siswa dalam berkomunikasi yaitu : Study) tahun 2011 studi
mendengarkan, berbicara, membaca Internasional tentang literasi
dan menulis. Membaca adalah membaca menempatkan siswa kelas
kegiatan yang pasti dilakukan oleh IV Sekolah Dasar di Indonesia di
setiap orang. Sebab dengan membaca urutan ke-42 dari 45 negara. PIRLS
kita dapat melihat isi dunia secara (Progress in International Reading
dekat. Kemampuan membaca Literacy Study) adalah Studi
merupakan salah satu standar Internasional tentang literasi
kemampuan dalam mata pelajaran membaca yang dikoordinasikan oleh
Bahasa Indonesia yang harus dicapai IEA (The International Association
pada semua jenjang pendidikan, for the Evaluation of Educational
termasuk di jenjang Sekolah Achievement.
Dasar.Biasanya siswa membaca Berdasarkan penelitian
melalui ketertarikannya terhadap tersebut jelas terlihat bahwa
bahan bacaan yang menarik kemampuan membaca siswa SD/MI
perhatian seperti komik, dongeng, di Indonesia masih sangat rendah.
puisi, buku bergambar, legenda dan Tingkat kemampuan dan kecepatan
cerita anak lainnya. membaca seseorang itu berbeda-
beda. Padahal membaca adalah salah

12
satu cara untuk memahami informasi Minimal (KKM) pada mata pelajaran
yang diterima. Bahasa Indonesia berkaitan dengan
Pengamatan yang dilakukan membaca hanya 5 orang (16%) saja,
di SDN 014610 Sei Rengagas pada sedangkan sisanya 27 orang (84%)
semester ganjil T.A 2013/2014 guru lainnya berada dibawah KKM.
kurang menggunakan metode yang Berdasarkan uraian di atas,
bervariatif khususnya pada maka peneliti tertarik untuk
pembelajaran membaca.Terlihat pada melakukan penelitian tindakan kelas
proses pembelajaran membaca siswa dengan judul : “Meningkatkan
disuruh untuk membaca bahan Kemampuan Membaca Siswa
bacaan, kemudian menjawab Dengan Menggunakan Metode
pertanyaan atas bahan bacaan Speed Reading Pada Mata Pelajaran
tersebut. Atau siswa diminta untuk Bahasa Indonesia di Kelas V SDN
membaca secara bergilir dimulai 014610 Sei Renggas Kisaran T.A
dengan siswa membaca satu paragraf 2013/2014”.
kemudian disambung oleh siswa lain Identifikasi Masalah
membaca paragraf selanjutnya.Guru Berdasarkan latar belakang
juga kurang menyajikan bahan masalah yang telah diuraikan di atas
bacaan yang menarik untuk dibaca maka identifikasi masalah dalam
oleh siswa seperti membaca cerita- penelitian ini adalah:
cerita anak. Padahal membaca cerita 1. Rendahnya kemampuan
anak dapat memancing kegemaran membaca siswa
siswa dalam membaca. Tolak ukur 2. Guru kurang menggunakan
guru dalam menilai keberhasilan metode yang bervariatif
siswa dalam pembelajaran membaca 3. Rendahnya kemampuan guru
yaitu pada saat siswa menjawab dalam memilih bahan bacaan
secara serentak pertanyaan dari guru. yang menarik
Selain itu, peneliti juga 4. Siswa yang tidak mampu
menemukan fakta bahwa masih membaca dengan cepat dan
banyak siswa membaca dengan lancar akan lamban dalam
menunjuk kata demi mengikuti pembelajaran
kata,mengeluarkan suara, mulut 5. Kebiasaan siswa pada saat
bergerak – gerak, menggerakan membaca masih mengeluarkan
kepala dari kiri ke kanan, dan suara dan menggunakan alat
mengulang kata yang sudah dibaca. bantu untuk menunjuk bahan
Dari Kriteria Ketuntasan Minimal bacaan
(KKM) mata pelajaran Bahasa Berdasarkan identifikasi
Indonesia yang sudah ditetapkan masalah maka peneliti membatasi
SDN 014610 yaitu > 70 dimana masalah dalam penelitian ini hanya
siswa dinyatakan mampumembaca terbatas pada “Meningkatkan
dengan baik dari 32 siswa yang Kemampuan Membaca Siswa
memenuhi Kriteria Ketuntasan Dengan Menggunaan Metode Speed

13
ReadingPada Mata Pelajaran Bahasa dan efisien serta dapat
Indonesia Kompetensi Dasar menciptakan suasana
Menyimpulkan Isi Cerita Anak pembelajaran yang aktif dan
Dalam Beberapa Kalimat Di Kelas menyenangkan.
V SDN 014610 Sei Renggas c. Bagi sekolah, hasil penelitian
KisaranT.A 2013/2014”. ini diharapkan akan
Adapun rumusan masalah memberikan wacana perubahan
dalam penelitian ini adalah “Apakah yang lebih baik sesuai dengan
Dengan Menggunakan Metode Speed perkembangan ilmu
Reading Dapat Meningkatkan pengetahuan dan teknologi.
Kemampuan Membaca Siswa Pada d. Bagi peneliti, sebagai
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pengalaman yang berguna
Kompetensi Dasar Menyimpulkan Isi untuk memahami masalah-
Cerita Anak Dalam Beberapa masalah yang terdapat dalam
Kalimat Di Kelas V SDN 014610 pembelajaran di Sekolah Dasar,
Sei Renggas Kisaran T.A dan dapat menerapkan metode
2013/2014”. pembelajaran yang bervariasi.
Yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah “Untuk KAJIAN PUSTAKA
Meningkatkan Kemampuan Setiap manusia memiliki
Membaca Siswa Dengan kemampuan untuk melakukan
Menggunaan Metode Speed sesuatu. Keterbisaan seseorang
ReadingPada Mata Pelajaran Bahasa melakukan suatu kegiatan dapat
Indonesia Kompetensi Dasar diibaratkan sebagai kemampuan
Menyimpulkan Isi Cerita Anak seseorang dalam melakukan sesuatu.
Dalam Beberapa Kalimat Di Kelas V
SDN 014610 Sei Renggas Kisaran Pengertian Kemampuan
T.A 2013/2014”. Menurut Nurkhasanah dan
Hasil penelitian ini diharapkan Didik Tumianto (2007: 423)
dapat bermanfaat untuk berbagai kemampuan diartikan sebagai
pihak yaitu : kesanggupan, kecakapan, atau
a. Bagi siswa, siswa dapat lebih kekuatan. Sedangkan dalam
termotivasi dalam belajar kaitannya dengan membaca, Hurmali
sehingga siswa dapat (2011:3) memberikan pengertian
meningkatkan kemampuan bahwa “membaca merupakan suatu
membaca secara cepat dan proses yang dilakukan oleh pembaca
lancar. untuk memperoleh pesan yang
b. Bagi guru, sebagai bahan disampaikan peneliti melalui media
masukan dan dapat menambah kata-kata bahasa tulisan”.
wawasan guru dalam Menurut Lerner dalam
menerapkan metode Mulyono Abdurrahman (2003: 200)
pembelajaran yang lebih efektif kemampuanmembaca merupakan

14
dasar untuk menguasai berbagai untuk di kelas rendah, 2) membaca
bidang studi. Dengan memiliki pemahaman untuk kelas tinggi.
kemampuan membaca setiap Membaca pemahaman merupakan
individu dibantu untuk kegiatan melafalkan huruf dengan
mengembangkan pengetahuannya benar dan merangkaikan setiap bunyi
terhadap pemahaman isi bahasa menjadi bentuk kata, frasa,
bacaan.Dapat disimpulkan bahwa dan kalimat untuk memahami isi
kemampuan merupakan bacaan yang dibacanya. Dalman
kesanggupan seseorang dalam (2013:87) Siswa gemar membaca
melakukan sesuatu pada saat itu juga didasari pada bahan bacaan yang
yang dilakukan berdasarakan dianggapnya menarik. Namun
keahlian yang dimilikinya. pemilihan bahan bacaan harus
disesuiakan dengan kemampuan
Pengertian Membaca kognitif siswa. Farida Rahim
Membaca harus memiiki (2008:x) memilih bahan bacaan
tujuan, sebab seseorang yang untuk siswa Sekolah Dasar (SD)
membaca dengan suatu tujuan, akan dapat dilakukan dengan memili buku
cenderung memahami apa yang seperti : 1) teks, 2) sastra anak-anak,
dibaca dibandingkan pembaca yang 3) referensi, 4) majalah anak – anak,
tidak memiliki tujuan dalam 5) surat kabar. Dalam pembelajaran
membaca.Ahmad Listiyanto bahasa Indonesia, agar pembelajaran
(2010:28) tujuan membaca adalah membaca digemari oleh siswa guru
untuk mendapatkan ide pokok atau perlu memilih bahan bacaan yang
gagasan utama buku secara cepat dan baik, menarik dan mudah dipahami.
mendapatkan perincian fakta-fakta Salah satunya dengan memilih
mengenai suatu pengetahuan. Sejalan cerita-cerita anak.
dengan itu, Rizem Aizid (2011:31)
mendefenisikan tujuan membaca Metode Speed Reading
sebagai suatu keterampilan untuk Salah satu komponen
mendapatkan kepuasan batin baik keterampilan yang harus dimiliki
secara tersurat dan tersirat. Dapat guru yaitu kemampuan dalam
disimpulkan membaca merupakan menyampaikan pesan-pesan
kegiatan yang melibatkan kerjasama pembelajaran kepada siswa. Dengan
antara ranah kognitif, apektif dan adanya metode dapat mempermudah
psikomotorik pembaca untuk guru dalam menyampaikan informasi
menerjemahkan bahan bacaan agar lebih bermakna Menurut Roestiyah
dapat memahami isi bacaan. (2008:1) “guru harus memiliki
strategi agar anak didik dapat belajar
Jenis-Jenis Membaca secara efektif dan efesien mengenai
Untuk tingkat sekolah dasar pada tujuan yang diharapkan”.
tahapan membaca dibagi menjadi Menurut Hurmali (2013:11-
dua yaitu : 1) membaca permulaan 12) “Speed Reading merupakan

15
kegiatan membaca yang adalah proses membaca
menggunakan kecepatan tanpa menggunakan waktu yang cepat
mengabaikan pemahamannya yang melibatkan kemampuan
dimana dalam membaca cepat tiga motorik dan kognitif tanpa
hal yang perlu diperhatikan yaitu : 1) meninggalkan pemahaman pada isi
tujuan membaca, 2) keperluan bacaan.
membaca, 3) bahan bacaan”. Senada
dengan itu, Noer (2011:58) METODE PENELITIAN
menjelaskan “Metode Speed Reading Penelitian Tindakan Kelas
merupakan proses membaca cepat (PTK) ini dilaksanakan di kelas V
dengan mampu memproses informasi SD Negeri 014610 Sei Reanggas
dengan kecepatan sangat tinggi”. Kisaran dengan siswa berjumlah 32
Dalam menerapkan speed reading, siswa, terdiri dari perempuan
langkah-langkah pelaksanaan metode berjumlah 17 siswa, dan laki – laki
Speed Reading dimulai dengan berjumlah 15 siswa.
teknik dasar membaca cepat seperti : Penelitian ini bertujuan untuk
1) mengenali kata dengan cepat, 2) untuk meningkatkan kemampuan
membaca kelompok kata, 3) melatih membaca siswapada pembelajaran
pergerakan mata.Noer (2013:57) bahasa Indonesia dengan
Menurut Fitria (2010:40) menggunakan metode
standar kecepatan efektif pembelajaranSpeed Reading
kemampuan membaca harus (membaca cepat).Penelitian ini
disesuaikan dengan jenjang dan dilakukan selama II siklus 2 kali
kategori pendidikannya. Dikatakan pertemuan dimana tiap siklus
kecepatan efetif membaca rendah meliputi tahap dalam prosedur
apabila dibawah 250 kpm, kecepatan penelitian (1) perencanaan, (2)
sedang 250 – 350 kpm, dan pelaksanaan, (3) pengamatan, (4)
kecepatan membaca tinggi di atas refleksi.
350 kpm. Jika dilihat berdasarkana
jenjang pendidikannya, untuk SD Prosedur Penelitian
kecepatan efektif membacanya Siklus I
berada pada 150 – 250 kpm, SMP a.Tahap Perencanaan
berada pada 200 – 250 kpm, SMA Tahan perencanaan
berada pada 250 – 300 kpm, dan merupakan rancangan tindakan yang
Perguruan Tinggi 300 – 350 kpm. akan dilakukan peneliti untuk
Standar minimal jenjang sekolah memperbaiki, meningkatkan,
dasar tentang membaca cepat merubah prilaku dan sikap sebagai
terdapat pada kurkulum KTSP yaitu solusi. Adapun kegiatan yang
ketentuan bahwa kecepatan dilakukan pada tahap ini adalah:
membaca siswa harus 75 kata per • Menyusun skenario pembelajaran
menit. Dapat ditarik kesimpulan untuk setiap pertemuan.
bahwa sebenarnya membaca cepat

16
• Mempersiapkan materi pelajaran, • Memberikan penghargaan pada
dan media yang digunakan dalam siswa yang mampu menceritakan
materi yang diajarkan. kembali cerita yang dibacakan
• Menyiapkan RPP dengan dengan baik dan santun
menggunakan metode Speed
Reading. c.Tahap Pengamatan (Observasi)
• Menyiapkan lembar observasi Tahap ini dilakukan pada
baik siswa dan guru saat kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Tahap ini difokuskan
b.Tahap Pelaksanaan Tindakan pada pengamatan kegiatan belajar
Pada tahap ini kegiatan yang mengajar yang manyangkut aktivitas
dilakukan adalah melaksanakan guru dan siswa selama proses belajar
pembelajaran sesuai dengan kegiatan mengajar berlangsung.
pembelajaran yang telah disusun.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap d.Tahap Refleksi
ini adalah: Pada tahap ini, kegiatan yang
• Menyampaikan materi dilakukan adalah melihat
pembelajaran atau permasalahan perkembangan dan membuat
kepada siswa sesuai dengan kesimpulan, mengenai kekurangan-
kompetensi dasar yang akan kerungan ataupun kelebihan selama
dicapai. menggunakan metode Speed Reading
• Guru menjelaskan penggunaan dalam pembelajaran bahasa
metode Speed Reading dalam Indonesia. Hal ini dilakukan dengan
proses pembelajaran membaca mengevaluasi tindakan serta
• Guru menyampaikan judul cerita menentukan langkah selanjutnya
yang akan dibaca pada pelaksanaan siklus II.
• Siswa diminta untuk
mendengarkan cerita yang Siklus II
dibacakan oleh guru dengan a. Tahap Perencanaan
menggunakan metode Speed Pada tahap ini kegiatan yang
Reading. dilakukan sama seperti siklus I.
• Guru membimbing siswa dalam Rencana tindakan pada tahap ini
pelaksanaan membaca cepat disusun berdasarkan hasil refleksi
• Guru memberi kesempatan dan analisis data pada siklus I
kepada siswa untuk bertanya dan dengan memperhatikan pemecahan
menyampaikan pendapat sesuai masalah untuk mengatasi kelemahan-
dengan isi cerita kelemahan yang dialami siswa dalam
• Guru menugaskan kepada siswa siklus I. Adapun kegiatan yang
untuk menyimpulkan dan dilakukan adalah:
menceritakan kembali cerita yang • Menyusun Rencana Pelaksanaan
dibaca Pembelajaran (RPP).

17
• Sebelum memulai pelajaran, d. Tahap Refleksi
peneliti terlebih dahulu membahas Pada tahap ini, kegiatan yang
hasil dari proses pembelajaran dilakukan yaitu mengamati secara
atau tes yang sudah dilaksanakan rinci segala sesuatu yang terjadi
sebelumnya, sehingga dikelas pada tiap pertemuan siklus
pemahaman siswa dalam II.Mengambil kesimpulan terhadap
pembelajaran membaca menjadi pelaksanaan seluruh aktivitas yang
lebih baik. dilakukan oleh guru selama proses
• Guru menyiapkan materi baru belajar mengajar berlangsung. Jika
yang akan diajarkan dalam siklus I kemampuan membaca
• Guru menyiapkan media yang siswa tidak meningkat maka
sesuai terhadap materi yang akan dilanjutkan dengan melaksanakan
diajarkan. siklus berikutnya. Namun jika pada
• Guru menyiapkan RPP dengan siklus II sudah mencapai indikator
menggunakan metode Speed dan tujuan yang diinginkan maka
Reading tidak perlu melanjutkan ke siklus
• Menyiapkan lembar observasi. berikutnya. Dengan arti bahwa
pembelajaran dianggap selesai
b. Tahap Pelaksanaan dengan hasil kemampuan membaca
Tindakan siswa meningkat.
Pada tahap ini, kegiatan yang
dilaksanakan adalah: HASIL DAN PEMBAHASAN
• Mengadakan apersepsi. Berdasarkan analisis data
• Menyampaikan materi diketahui bahwa peningkatan
pembelajaran atau permasalahan kemampuan membaca siswa secara
kepada siswa sesuai dengan klasikal mengalami peningkatan dan
materi dan kompetensi dasar seluruh siswa mengalami
yang akan dicapai. peningkatan.
• Guru memberi kesempatan Pada siklus I pertemuan I dan
siswa menghitung kecepatan II terlihatkemampuan membaca
membaca dan menyimpulkan siswa tergolong cukup mampu,
cerita yang dibaca dengan rata-rata kelas 63,75dan
68,91 dengan ketuntasan belajar
c. Tahap Pengamatan klasikal kemampuan membaca siswa
(Observasi) pada siklus I pertemuan I dan II
Pada tahap ini, kegiatan mencapai klasikal 17 orang (53%)
observasi yang dilakukan sama dinyatakan tuntas, dan 15 orang
dengan siklus I dan dengan (47%) dinyatakan tidak tuntas.Serta
mengamati kegiatan yang dilakukan 20 orang (62%) dinyatakan tuntas,
guru dan siswa. hasil observasi dan 12 orang (38%) dinyatakan
ditidaklanjuti dengan analisis data tidak tuntas.Dengan demikian siswa
untuk bahan refleksi.

18
belum bisa mencapai ketuntasan Peningkatan kemampuan
klasikal sebesar 70%. membaca siswa secara klasikal dapat
Sedangkan pada siklus II dilihat pada tabel di bawah ini :
pertemuan I dan II terjadi
peningkatan kemampuan membaca
siswa dengan rata-rata kelas 76,88
dan 86,25. Secara klasikal ketuntasan
belajar siswa 28 orang (87%)
dinyatakan tuntas, dan 4 orang (13%)
dinyatakan tidak tuntas. Serta 32
orang (100%), dan tidak ada yang
tidak tuntas (0%).Dengan demikian Rekapitulasi Persentase Tingkat
ketuntasan belajar siswa telah Ketuntasan Kemampuan Membaca
mencapai ketuntasan secara klasikal
>70%.

100%
100% 87%

80% 62%
53%
60% 47%
38% Tuntas ≥ 70
40%
Tidak Tuntas ≤ 70
13%
20%
0%
0%
Siklus
1I Siklus
2 I 3 Siklus 4II Siklus II
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan I Pertemuan II

meningkat, hasil dari observasi


aktivitas guru dan siswa juga
meningkat dari hasil observasi pada
siklus I ke hasil observasi pada siklus
II.

PENUTUP
Dari tabel dan diagram diatas Kesimpulan
diketahui bahwa dengan Beberapa kesimpulan yang
menggunakan metode speed readig dapat ditarik dari hasil penelitian ini
dalam pembelajaran dapat adalah:
meningkatkan kemampuan membaca 1. Dengan menggunakan metode
siswa pada pelajaran Bahasa speed reading pada
Indonesiadalam menyimpulkan isi pembelajaran Bahasa Indonesia
cerita anak dalam beberapa kalimat. dapat meningkatkan
Sejalan dengan hasil belajar yang kemampuan membaca siswa

19
pada kompetensi dasar tuntas. Pada siklus II pertemuan
menyimpulkan cerita anak II nilai rata-rata kelas juga
dalam beberapa kalimat di kelas meningkat menjadi 86,25
V SDN 014610 Sei Renggas dengan tingkat ketuntasan
Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil belajar klasikal 32 orang
penelitian berdasarkan (100%), dan tidak ada yang
observasi yang dilakukan tidak tuntas (0%). Untuk
kepada guru dan siswa selama 2 kemampuan guru dalam proses
siklus (4 pertemuan). pembelajaran diperoaleh nilai
2. Penggunaan metode speed 2,46 dengan kategori cukup
reading dapat meningkatkan baik. Sedangkan pada siklus II
kemampuan membaca siswa diperoleh nilai 3,61 dengan
dalam menyimpulkan cerita kategori sangat baik.
anak dalam beberapa kalimat
hal ini dapat dilihat dari nilai Saran
rata-rata observasi awal Berdasarkan kesimpulan di
diperoleh data 5 orang (16%) atas, maka peneliti memberikan
dinyatakan tuntas, dan 27 orang saran sebagai berikut :
(84%) dinyatakan tidak tuntas. 1. Disarankan kepada guru-guru
Perubahan kemampuan agar menerapkan metode
membaca siswa secara klasikal pembelajaran speed reading
terjadi peningkatan pada tiap kepada siswapada saat
siklusnya. Pada siklus I mengajarkan pelajaran Bahasa
pertemuan I diperoleh data nilai Indonesia kompetensi dasar
rata-rata kelas 63,75 dengan menyimpulkan cerita anak dalam
tingkat ketuntasan belajar beberapa kalimat.
secara klasikal 17 orang (53%) 2. Guru harus menggunakan media
dinyatakan tuntas, dan 15 orang yang menarik dan sesuai dengan
(47%) dinyatakan tidak tuntas. materi yang diajarkan sehingga
Pada siklus I pertemuan II nilai dapat menarik perhatian siswa.
rata-rata kelas meningkat 3. Guru harus menggunakan Kepala
menjadi 68,91 dengan tingkat sekolah hendaknya menyediakan
ketuntasan belajar klasikal 20 buku-buku bacaan yang lebih
orang (62%) dinyatakan tuntas, menarik di sekolah agar
dan 12 orang (38%) dinyatakan pembelajaran dengan
tidak tuntas. Pada siklus II menggunakan speed reading
pertemuan I nilai rata-rata kelas dapat diterapkan dengan baik.
juga terjadi peningkatan 4. Sebagai bahan masukan bagi
menjadi 76,88 dengan tingkat peneliti lain yang melakukan
ketuntasan klasikal 28 orang penelitian meningkatkan
(87%) dinyatakan tuntas, dan 4 kemampuan membaca dengan
orang (13%) dinyatakan tidak menggunakan metode speed

20
reading dapat juga diterapkan Nurhasanah,dkk. 2007. Kamus Besar
dalam mata pelajaran lain seperti Bergambar Bahasa Indonesia
IPA, IPS, Bahasa Indonesia, dll. untuk SD dan SMP. Jakarta:
PT. Bina Sarana Pustaka.
DAFTAR RUJUKAN Rahim,F. 2008. Pengajaran
Ahmad, L. 2010. Speed Reading; Membaca di Sekolah Dasar.
Teknik Dan Metode Jakarta: Bumi Aksara
Membaca Cepat. Jogjakarta: Sudjana,N. 2009. Penilaian Hasil
A+Plus Book Proses Belajar Mengajar.
Aizid, R. 2011. Bisa Baca Secepat Bandung: Rosdakarya
Kilat, Super Quick Reading. Tarigan,H.G. 2005. Membaca
Yogyakarta: Bukubiru sebagai Suatu Keterampilan
Arikunto, S. 2002. Dasar- Berbahasa. Bandung:
Dasar Evaluasi Pendidikan. Angkasa
Jakarta : Bumi Aksara
Depdiknas. 2003. Pedoman
Penyelenggaraan Program
Percepatan Belajar SD, SMP,
dan SMA. Jakarta : Dirjen
Dikdasmen
Djamarah. 2010. Strategi Belajar
Mengajar. Jakarta: Rineka
Cipta
Fitria, D.A. 2010. Pembaca Hebat
Super Cepat. Jakarta:
Transmandiri Abadi
http://timss.bc.edu/, diakses 6 januari
2014
Hurmali, T. 2011. Seni Strategi
Membaca Cepat Tanpa Lupa.
Yogyakarta: Sophia Timur
Publisher
Noer, M. 2012. Speed Reading For
Beginners. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Nurhadi. 2004. Bagaimana
Meningkatkan Kemampuan
Membaca: Suatu Teknik
memahami Literatur yang
Efisien. Bandung: Sinar Baru
Algensindo

21

Anda mungkin juga menyukai