Oleh:
AYU PUTRI PERMATASARI
NIM: 15010044043
2019
1
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
Abstrak:
Pendahuluan
Lingkungan sosial yang penuh dengan Guna mendapatkan sumber informasi yang
kegiatan berbahasa menciptakan Ilmu disampaikan dibeberapa media sekarang ini
pengetahuan dan teknologi berkembang, sehingga dibutuhkan keterampilan membaca dalam aspek
menuntut terciptanya kebutuhan masyarakat pemahamannya. Kebutuhan keterampilan dalam
dalam membaca. Tarigan (2008:1) keterampilan membaca ini akan dapat berkembang ketika
berbahasa mempunyai empat komponen yakni: banyak dilatih. Dan dengan ini dunia pendidikan
meyimak, berbicara, membaca, menulis. Empat dipandang sebagai mediator penyalur informasi
keterampilan ini merupakan suatu urutan yang yang efisien.
teratur dan merupakan suatu kesatuan. Membaca Faizah dkk (2016) menyatakan gerakan literasi
menjadi salah satu komponen keterampilan yang sekolah penting dilaksanakan di dunia pendidikan
pokok guna mengaitkan semua informasi aspek khususnya tingkat sekolah dasar menyebutkan
bahasa yang di dapat seseorang. Membaca bahwa pengajaran membaca dipandang sebagai
menjadi kemampuan sosial yang penting untuk salah satu aspek pokok pembelajaran yang bersifat
dikembangkan, guna memenuhi kebutuhan holistik dan produktif untuk setiap mata pelajaran
masyarakat dalam menikmati dunia literat masa yang akan diberikan. Sebagai siswa kemampuan
kini. Membaca dikatakan sebagai komponen membaca utamanya membaca pemahaman
penting bagi kehidupan manusia dalam berbagai penting untuk dikuasai dalam lingkungan ini.
aktivitas sebagai penunjangnya. Digunakan untuk Penyampaian informasi akan teringat sempurna
mengetahui waktu, membaca berita, membaca pada ingatan siswa guna menanamkan ilmu yang
aturan produk hingga sebagai pengantar program dihantarkan di lingkungan sekolah.
pendidikan di lingkungan sekolah. Untuk mengakses informasi tersebut perlu
Pada era perkembangan ilmu pengetahuan keterampilan siswa dalam membaca. Membaca
dan teknologi saat ini perkembangan sumber telah masuk dalam aspek pengembangan dalam
pengetahuan melalui media cetak ataupun non kurikullum 2013 guna menunjang kebutuhan
cetak berkembang sangat pesat. Kehidupan siswa dalam aspek kegiatan pendidikan. Paparan
manusia tidak bisa lepas dari kegiatan membaca. WAKAMENDIK (2014:53) siswa dibiasakan
2
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
membaca dan memahami makna teks serta Kesulitan siswa dalam aspek berbahasa
meringkas dan menyajikan ulang dengan bahasa utamanya dalam membaca diakibatkan
sendiri. Disebutkan juga bahwa membaca ketidakmampuan mereka dalam keterampilan
termasuk dalam pelajaran bahasa indonesia yang membaca. Beberapa diantaranya kesulitan dalam
diberikan sejak berada di sekolah dasar. menyusun huruf untuk ditransfer menjadi suku
Bahasa indonesia kelas V mencantumkan kata hingga kata sehingga membuat mereka
membaca pemahaman sebagai Standar enggan membaca bahkan hanya satu kalimat saja.
Kelulusannya (SKL). Di semester II siswa kelas V Kurangya kemampuan perbendaharaan kata
sekolah dasar terdapat pembelajaran mengenai siswa, hingga kurangnya keterampilan dalam
membaca pemahaman. Membaca pemahaman memahami isi bacaan.
diusung sebagai aspek terpenting dalam membaca. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam
Abidin (2012:59) dalam bukunya pembelajaran membaca. Namun guru seringkali melupakan
membaca berbasis pendidikan karakter disebutkan bentuk bantuan pendidikan yang harus
bahwa Membaca pemahaman merupakan istilah disesuaikan (Pinsent 1990:1) Pengembangan
yang digunakan untuk kegiatan membaca yang kemampuan membaca harusnya dapat dilakukan
bertujuan untuk beroleh informasi yang secara intensif dan sedini mungkin dan dapat
terkandung dalam teks bacaan. Tarigan (2008) dilakukan pada tingkatan sekolah dasar. membaca
dalam bukunya yang berjudul membaca sebagai juga seharusnya dapat menjadi suatu hal yang
keterampilan berbahasa menyebutklan bahwa sangat borpetensial dan menjadi kunci sebuah
membaca pemahaman (reading for understanding) permainan dalam pendidikan siswa tunarungu.
merupakan jenis membaca yang menyuguhkan Bahkan gangguan pendengaran memandang
pemahaman pemahaman terhadap standar- membaca sebagai hal penting layaknya jendela
standar atau norma kesastraan, resensi kritis, sebuah pengetahuan (Webster dalam Gregory,
drama tulis, dan pola pola fiksi dalam usaha Susan dkk. 1999). Sayangnya keterbatasan
memperoleh pemahaman terhadap teks, pembaca tunarungu dalam mendengar, membuat mereka
menggunakan strategi tertentu. berjuang dalam belajar membaca utama mengenai
Kemampuan membaca pemahaman bacaan materi dalam kelas (Easterbrooks, Susan R
merupakan kebutuhan primer siswa-siswi dan Alvarez, Beal. 2013)
dilingkungan sekolah. Namun siswa sekolah dasar Siswa tunarungu menjadi salah satu daftar
di Indonesia pada era sekarang ini kurang tambahan peserta didik yang mengalami kesulitan
memandang pentingnya membaca sebagai dalam kegiatan membaca. Marschack (1997:139)
kebutuhan mereka. Siswa dengan kemampuan Banyak perilaku yang ditunjukkan oleh siswa
membaca yang minimal atau kurang juga akan tunarungu dalam membaca dan menulis adalah
berpengaruh pada motivasinya dalam belajar. sama dengan yang dilakukan oleh orang-orang
Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan yang belajar bahasa inggris sebagai bahasa
Ekonomi (OECD—Organization for Economic keduanya, yakni mereka sama-sama kesulitan.
Cooperation and Development) dalam Programme Marschack (2012:112) Kesulitan yang didapat
for International Student Assessment (PISA). siswa tunarungu dalam membaca didapat dari
Menunjukkan hasil dari PISA 2012 bahwa peserta banyak sudut pandang yang berbeda. Salah satu
didik Indonesia berada pada peringkat ke-64 pendekatan terkait dengan bagaimana siswa
dengan skor 396 (skor rata-rata OECD 496) (OECD, tunarungu memproses informasi tertulis tanpa
2013). PISA 2015 menunjukkan peserta didik adanya informasi berbasis suara ketika mereka
Indonesia berada pada peringkat ke-63 dengan membaca, kemudian dapat dikaitkan kembali anak
skor 397 (skor rata-rata OECD 483) (OECD, 2018), tunarungu tidak dapat membaca ketika mereka
Sebanyak 75 negara berpartisipasi dalam PISA juga tidak dapat secara efektif mengeluarkan kata
2012 dan 2015. Dari kedua hasil ini dapat kata di kepalanya. Sadja’ah (2013:48) menyebutkan
dikatakan bahwa Meskipun ada peningkatan bahwa kemampuan berbahasa siswa tunarungu
peringkat namun rata-rata yang didapat masih berbasis informasi yang bersifat visual sehingga
berada jauh dibawah rata-rata negara laiinnya bahasa isyarat menjadi bahasa formal bagi dirinya
sehingga praktik pendidikan yang dilaksanakan di sendiri. Membuat mereka mengalami
sekolah belum memperlihatkan fungsi sekolah keterlambatan dalam penggunaan bahasa yang
sebagai organisasi pembelajaran yang berupaya bersifat tulisan atau lisan. Penggunaan kata kata
menjadikan semua warganya menjadi terampil pendek, karena perbendaharaan kata dari input
membaca untuk mendukung mereka sebagai informasi yang bersifat audio mengalami defisit
pembelajar sepanjang hayat. atau kekurangan. Menggunakan kata yang hanya
ia ingat dan sering lupa dalam menyusun kalimat,
3
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
siswa tunarungu juga mengalami kesukaran memiliki dampak besar pada siswa, kemampuan
dalam memahami arti kata yang sifatnya abstrak. membaca pemahaman siswa bukan hanya
Sehingga dalam keterampilan membaca yang penerima informasi pasif tetapi mereka juga harus
banyak mengandung informasi bersifat abstark dilibatkan dalam pembuat makna aktif. Ditambah
akan sulit diterima siswa tunarungu. Hal inilah lagi jam mengajar yang dituangkan dalam
kemudian yang membuat kemampuan membaca kegiatan literasi utamanya membaca di
mereka menjadi dibawah rata-rata kemampuan lingkungan sekolah yang terbatas, membawa
siswa normal lainnya kemampuan yang minimal terhadap
Hal ini juga diperkuat dengan hasil observasi perkembangan keterampilan membaca siswa
yang dilakukan diawal kegiatan observasional utamanya dalam segi pemahaman membaca.
yakni di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo, Kurang berpartisipasinya siswa dalam kegiatan
didapatkan Fakta bahwa beberapa diantara siswa pembelajaran dikelas menyebabkan pola pikir
kelas dasar menunjukan kemampuan yang yang pasif pada perkembangan siswa, juga akan
terbatas dalam aspek membaca. Penggunaan menghambat berkembangnya kemampuan siswa
susunan kalimat hingga tatanan bahasa yang didalam lingkungan kelas bahkan untuk
kurang tepat mempengaruhi kegiatan membaca perkembangan pengetahuan bagi dirinya sendiri,
dan menulis, ketidakmampuan siswa dalam hingga mengakibatkan siswa enggan melakukan
memahami banyak kata baru yang belum kegiatan membaca. Oleh sebab itu perlunya
dipelajari mereka membuat mereka kesulitan sebuah metode yang bagus dan menarik untuk
dalam menentukan gagasan pokok yang terdapat memancing siswa mengembangkan kemampuan
dalam bacaan tersebut. Penulisan hasil kesimpulan membaca mereka secara natural. Kaya (2015)
mengenai pokok pikiran bacaan hingga gagasan dalam penelitiannya yang berjudul ―The Role Of
ide cerita yang disampaikan tidak tersampiakan Reading Comprehension Ability Of Turkish EFL
dengan baik ketika mereka melakukan kegiatan Student. ‖ mengatakan Siswa dapat dilatih dalam
membaca tersebut. Makna bacaan yang hal keterampilan membaca dan bahwa pelatihan
disampaikan tidak terserap bagus dalam pola pikir dapat meningkatkan kemampuan pemahaman
mereka. Menghalangi mereka dalam belajar serta membaca mereka. Sehingga sudah memang
pengalaman dalam kegiatan berbahasa seharusnya menjadi pertimbangan penting dalam
dilingkungan sekolah hingga masyarakat. mengubah metode yang lebih inovatif dalam
Santrock (2007:362) menyatakan bahwa pengajaran membaca di kelas. Metode dapat
kemampuan berbahasa anak didasari pada dikatakan sebagai metode yang inovatif ialah jika
tingkatan kelas sekolahnya. Pada tingkat kelas IV metode tersebut banyak memberdayakan
keatas hingga Tingkat Sekolah Menengah pertama kemampuan siswa, memberikan akses penuh
sampai pada tahapan siswa akan lebih mudah dalam berpikir dan berkreasi.
menyerap informasi media bacaan baik itu cetak Pendekatan konvensional yang biasa
maupun digital berupa narasi, deskripsi, cerita digunakan guru akan dirubah menjadi metode
hingga definisi dan dapat disimpulkan pada tahap membaca Shared Reading yang dapat mewakili
ini anak belajar membaca untuk proses belajar bebebarapa aspek kebutuhan siswa tunarungu
ilmu pengetahuan. dilikungan kelasnya. Abidin (2012) menyatakan
Kesenjangan pada kemampuan siswa bahwa Metode Shared Reading merupakan
tunarungu dengan siswa normal dalam metode pembelajaran membaca yang bertujuan
memahami isi bacaan serta kemampuan agar siswa dapat memahami suatu wacana utuh
berbahasanya disebabkan oleh kurang strategisnya berlandaskan kerja sama atau saling berbagi
pendekatan yang digunakan oleh guru dalam informasi. Sedang Fisher and Medvic (2000)
melayani kebutuhan siswa dalam pembelajaran menjelaskan Metode Shared Reading sebagai
yang memandang segi psikologis kemampuan sebuah pengalaman membaca interaktif yang
anak tunarungu pada tahap perkembangan usia terjadi ketika siswa bergabung atau berbagi bacaan
ini. dalam sebuah buku besar atau teks yang
Dilain sisi banyak dari guru berpikir bahwa diperbesar lainnya sambil dibimbing dan
metode membaca dengan gaya pembelajaran yang didukung oleh guru atau pembaca berpengalaman
bersifat konvensional dianggap sebagai metode lainnya. Diperkuat dengan definisi dari WWC
membaca yang mudah dan efisien untuk Intervention Report (2015) menyatakan Shared
diterapkan di lingkungan sekolah. Sabouri (2016) reading sebagai kegiatan membaca buku yang
Dalam penelitian yang berjudul ― How Can interaktif dilakukan oleh siswa dengan tutornya
Student Improve Their Reading Comprehension atau guru pembaca yang berpengalaman. Guna
Skill ‖, dinyatakan bahwa strategi membaca meningkatkan bahasa anak, melalui pengarahan
4
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
perhatian anak ke ilustrasi bacaan. Shared Reading memahami makna atau isi teks bacaan
dikatakan sebagai media penyalur pengetahuan (membaca pemahaman).
guru terhadap siswa, memperkuat konsep pikiran
siswa terhadap hasil bacaan mengajak siswa C. Subjek Penelitian
berpikir kritis dan kaya akan percakapan. Dapat Dalam penelitian ini yang menjadi
disimpulkan bahwa Metode Shared Reading pada populasi adalah siswa tunarungu kelas V di
prinsipnya adalah kegiatan membaca berbasis SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo yang
pembelajaran kooperatif, sehingga setiap siswa berjumlah 8 orang.
memiliki peran yang sangat penting bagi
terwujudnya pemahaman wacara utuh bagi Tabel. 1.
temannya. Siswa mengamati seorang ahli Subjek Penelitian
membaca teks dengan lancar serta makna ekspresi. No Nama Jenis
Teks harus cukup besar agar semua siswa dapat Kelamin
melihat dengan jelas, sehingga mereka bisa
berbagi dalam membaca teks. Melalui Shared 1. AL Laki-laki
Reading itulah proses membaca dan strategi
membaca yang digunakan pembaca dapat 2. AG Perempuan
diperlihatkan.
Berdasar pada paparan landasan latar 3. BR Laki-Laki
belakang tersebut peneliti ingin meneliti
mengunakan metode Shared Reading terhadap 4. FY Laki-Laki
kemampuan membaca pemahaman siswa
tunarungu kelas V di SLB-B Dharma Wanita 5. NF Laki-Laki
Sidoarjo sehingga nantinya dapat membantu
perkembangan pengetahuan siswa utamanya 6. MA Laki-Laki
dalam kegiatan membaca, menulis, hingga
kemampuan berpendapat dan berbahasa 7. RZ Laki-Laki
dilingkungan masyarakat.
8. VR Perempuan
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh penerapan Shared Reading terhadap D. Variabel Dan Definisi Operasional
kemampuan membaca pemahaman siswa 1. Variabel Penelitian
tunarungu di SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo. Variabel penelitian adalah segala
Metode Penelitian sesuatu ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari sehingga diperoleh data,
A. Jenis Penelitian
kemudian ditarik kesimpulannya
Pendekatan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. (Sugiyono, 2016: 38). Variabel dalam
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan penelitian ini :
penelitian eksperimen dengan menggunakan a. Variabel Bebas (Independent variable)
desain ―the one group pre-test post-test design” Variabel bebas merupakan
yaitu sebuah eksperimen yang melibatkan variabel yang mempengaruhi atau
suatu kelompok, namun pengukuran yang menjadi sebab perubahan atau
dilakukan dua kali, diawal dan diakhir
timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
perlakuan.
2016:39). Pada penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah
B. Lokasi Penelitian
Metode Shared Reading
Lokasi penelitian berada di SLB-B Dharma
Wanita Sidoarjo yang beralamat di Jalan
Pahlawan, Sidoarjo, Jawa Timur. Lokasi b. Variabel Terikat (Dependent variable)
penelitian ini dipilih karena terdapat siswa Variabel terikat pada penelitian ini
tunarungu yang karakteristiknya sesuai adalah ―Kemampuan Membaca
dengan subjek penelitian yaitu anak Pemahaman Siswa Tunarungu Kelas
tunarungu yang mengalami kesulitan dalam V SLB-B Dharma Wanita Sidoarjo‖
5
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
6
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
7
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
konteks memperdalam
pemahaman siswa.
3. Permainan bahasa. Setelah d. Tahap akhir
beberapa orang siswa berbagi 1. Mengolah data hasil pre test dan post
cerita, guru mengajak siswa test
bergembira dengan kata kata 2. Menganalisis data hasil penelitian dan
dan suara suara dalam situasi memberikan kan pemahaman pada
yang bermakna. akhir penelitian
b. Tahap Membaca 3. Memberikan kesimpulan berdasarkan
Membaca cerita. Tahap ini adalah pengolahan hasil data.
bagian utama dalam
pembelajaran. Guru terlebih G. Teknik Analisis Data
dahulu menjelaskan prosedur Analisis data merupakan kegiatan yang
baca yang harus dilakukan siswa dilaksanakan setelah data dari sumber data
yakni membaca untuk berbagi terkumpul. Analisis data yang digunakan
pengalam baca antara pembaca ialah analisis statistik dengan uji statistik
yang berpengalaman yakni guru nonparametrik. Tes nonparametrik tidak
dengan siswa. Dapat juga dibuat menuntut data yang berdistribusi normal dan
secara kelompok kecil untuk kedua kelompok tidak harus memiliki varian
bacaannya dibagi persiswa. yang sama. Data yang didapatkan dari data
c. Tahap Pascabaca : ordinal yaitu hasil tes. Uji statistik
Berbagi respon, pada tahap ini nonparametrik digunakan karena ukuran
perwakilan siswa membacakan sampel penelitian kecil. Alat uji statistik yang
sinopsis cerita yang dibacanya, digunakan ialah Wilcoxon Match Pair Test
siswa lain menanggapi siswa yang karena penelitian menguji komparatif sampel
tampil. Guru harus memberikan berskala ordinal pada sampel yang
beberapa penguatan baik bagi berhubungan (Sugiyono, 2015).
siswa penyaji maupun pada siswa Pendeskripsian data skala ordinal dilakukan
penanggap. Tindak lanjut pada pada tabel peringkat (Sartika, 2010). Sampel
tahap ini guru menugasi bacakan penelitian saling berhubungan karena
siswa buku cerita anak yang penelitian menggunakan satu sampel namun
mereka kuasai untuk dibaca diberikan perlakuan lebih dari satu kali,
didepan kelas Satu persatu. rumus Wilcoxon Match Pair Test sebagai
c. Tahap Refleksi Akhir berikut:
Kegiatan refleksi akhir meliputi
kegiatan menganalisis, memahami,
serta membuat kesimpulan
berdasarkan hasil penelitian. Refleksi
Rumus Wilcoxon Match Pair Test (Sugiyono,
akan dilakukan berdasar hasil capaian
2013)
siswa selama diberikan perlakuan Keterangan :
eksperimen (treatment) dalam Z : Nilai hasil pengujian statistik wilcoxon
perkembangan aspek membaca match pair test
pemahaman dalam mengenali isi T : Jumlah jenjang/rangking yang kecil
bacaan cerita dengan tema X : Hasil pengamatan langsung yakni jumlah
tanda plus (+) p (0,5)
Pengalamanku.
: Mean (nilai rata-rata)
: Simpangan baku (standar deviasi)
8
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
n : Jumlah sampel
p : Probabilitas untuk memperoleh tanda (+)
dan (-) = 0,5 karena nilai kritis 5%
4. Nilai mean dan standar deviasi dimasukkan
dalam rumus:
Keterangan :
Setelah mendapatkan hasil perhitungan maka Nilai =
menentukan hasil analisis data
H. Intepretasi data
1. AL =
1. Jika Z dihitung (Zh) ≤ Z tabel (Zt) maka 2. AG =
Ho diterima, berarti tidak ada pengaruh
3. BR =
yang signifikan pada Metode Shared
Reading terhadap kemampuan membaca 4. FY =
pemahaman siswa tunarungu kelas V di
5. NF =
SLB B Dharma Wanita Sidoarjo
6. MA =
9
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
7. RZ = 4. FY =
8. VR = 5. NF =
6. MA =
Rata-rata Nilai :
7. RZ =
=
8. VR =
=
= Rata-rata Nilai :
= 49,375 (dibulatkan menjadi 49) =
=
Berdasarkan perhitungan tabel diatas dri
nilai membaca pemahaman siswa tunarungu kelas =
V dengan skor tertinggi adalah 20 sehingga nilai = 78,75 (dibulatkan menjadi 79)
maksimal yang didapatkan sebesar 100. Dilakukan
pembulatan decimal keatas apabila lebih dari 0,5 Berdasarkan perhitungan tabel diatas dari nilai
dan dilakukan pembulatan decimal kebawah membaca pemahaman siswa tunarungu kelas V
apabila kurang dari 0,5. Dengan demikian didapat dengan skor tertinggi adalah 20 sehingga nilai
nilai tertinggi adalah VR dengan nilai 70. Dan nilai maksimal yang didapatkan sebesar 100. Dilakukan
terendah adalah AL dengan nilai 25. Sehingga nilai pembulatan decimal keatas apabila lebih dari 0,5
rata-rata yang diperoleh 8 anak pada Pre-test dan dilakukan pembulatan decimal kebawah
adalah 49. apabila kurang dari 0,5. Dengan demikian didapat
nilai tertinggi adalah BR, MA, VR dengan nilai 85.
b. Data Hasil Post-test Dan nilai terendah adalah AL dan NF dengan nilai
Post-test dilakukan untuk mengetahui 70. Sehingga nilai rata-rata yang diperoleh 8 anak
kemampuan membaca pemahaman sesudah pada Pos-test adalah 79.
di berikan perlakukan atau treatment dengan
c. Rekapitulasi Hasil Kemampuan Membaca
menggunakan strategi Shared Reading pada
Pemahaman sebelum dan sesudah dilakukan
siswa tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma
perlakuan pembelajaran Membaca Bersama
Wanita Sidoarjo.
(Shared Reading)
Rekapitulasi dimaksudkan untuk
Tabel. 3.
mengetahui perbedaan tingkat kemampuan
Hasil Pos-test membaca pemahaman siswa
membaca pemahaman siswa tunarungu kelas
tunarungu kelas V di SDLB-B Dharma Wanita
V SDLB-B Dharma Wanita Sidoarjo sebelum
Surabaya
dan sesudah diberikan perlakuan metode
pembelajaran menggunakan metode Shared
Reading. Sehingga dapat di ketahui ada
pengaruh atau tidaknya strategi Shared
Reading.
Adapun hasil dari Pre-test dan Pos-test
yang diberikan untuk menilai kemampuan
membaca pemahaman adalah sebagai berikut :
Nilai :
1. AL =
2. AG =
3. BR =
10
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
Tabel. 5.
Tabel penolong uji Wilcoxon hasil dari
kemampuan membaca pemahaman siswa
tunarungu SLB B Dharma Wanita Sidoarjo
Keterangan :
Kemampuan siswa dalam membaca
pemahaman berkembang dengan baik. Dan dapat
di buktikan dari perbedaan hasil sebelum
menggunakan metode Shared Reading diperoleh
nilai rata-rata 49,375 dan setelah memberikan
perlakuan metode Shared Reading dalam kelas
b. Hasil pre-test dan pos-test yang telah
diperoleh nilai rata-rata 78,75.
dimasukkan ke tabel kerja perubahan
Dari hasil rekapitulasi tersebut dapat
di atas merupakan data yang didapat
digambarkan dengan grafik agar lebih mudah di
dalam penelitian. Perhitungan statistic
baca dan dipahamiperbedaan pre-test dan pos-test
menggunakan rumus yang digunakan
sebagai berikut :
dalam penelitian ini dengan
Grafik. 1. menggunakan rumus ―Wilcoxon Match
Hasil Rekapitulasi Pre Test Dan Post Test Pairs Test” dengan perhitungan
Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa sebagai berikut :
Tunarungu Kelas I Dengan Menggunakan Metode
Shared Reading Di SLB B Dharma Wanita Sidoarjo
11
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
B. PEMBAHASAN
= 7,14 Hasil analisis data menggunakan uji
analisis dua sisi menunjukkan adanya
Keterangan : pengaruh yang signifikan pada penggunaan
Berdasarkan hasil analisi data pre-test dan penerapan metode shared reading terhadap
pos-test kemampuan membaca pemahaman kemampuan membaca pemahaman siswa
setelah diberikan metode Shared Reading dapat tunarugu kelas V SLB-B Dharma Wanita
diketahui ada Atau tidaknya pengaruh Shared Sidoarjo. Dapat disimpulkan bahwa dengan
Reading tersebut dengan mean = 18 dan nilai kritis 5%, berarti tingkat kepercayaan
simpangan baku = 7,14 jika kemudian hasil analisis data sebesar 95%. Tingkat
dimasukkan kedalam rumus sebagai berikut : kepercayaan 95% menunjukan keberhasilan
metode membaca yang diterapkan didalam
kelas yakni membaca pemahaman melalui
metode Shared Reading yang dilakukan dalam
penelitian.
Penggunaan metode membaca Shared
Reading dalam kegiatan pembelajaran
Berdasarkan analisi diatas maka hipotesis membaca pemahaman didukung oleh
pada hasil perhitungan melalui rumus Wilcoxon penelitian terdahulu dengan hasil yang
Match Pairs Test dengan nilai krisis 5 %, dan ditunjukan bahwa Shared reading menjadi
menggunakan penguji dua sisi karena tujuan metode yang terbukti lebih efektif dalam
dalam penelitian ini untuk menguji adakah
pembalajaran membaca pemahaman melalui
pengaruh variabel X dengan Variabel Y, dengan α
5% = 1,96. Dapat dijabarkan sebagai berikut : media ajar berupa buku cerita bergambar.
Ho ditolak apabila Z hitung > Z tabel 1,96. (Munggaran, 2015). Dalam perihal membaca
Dan Ho diterima bila Z hitung ≤ Z tabel 1,96. siswa membutuhkan pemahaman isi melalui
Berikut gambar perbandingan kurva pengujian sebuah teks bergambar. Dengan metode
dua pihak dengan nilai tabel dan nilai hitung Shared Reading anak akan lebih memahami
bacaan dengan mudah melalui petunjuk judul
dan gambar dalam teks bacaan buku cerita.
Pada siswa tunarungu yang memiliki
kelebihan dalam ketelitian pada informasi
12
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
yang bersifat visual akan sangat Namun tidak hanya sekedar berceramah
mempengaruhi hasil penelitian yang kegiatan bersama dilakukan secara interaktif.
dilakukan. Penggunan Shared Reading Kegiatan membaca melalui media bersifat
menunjukan keberhasilan dalam pembelajaran ilustrasi dan visual didapatkan besaran
hal ini ditunjukkan dalam setiap pembelajaran persentase ingatan yang diperoleh siswa yakni
yang mengerucut pada kerucut pengalaman sebesar 80% seperti dikutip dari teori Edgar
yang disampaikan oleh Edgar Dale. Persentase Dale bahwa persentase ingatan 80% akan
ingatan untuk setiap kegiatan akan berbeda didapat jika dilakukan pembelajaran melalui
tergantung seperti apa metode yang visual dan verbal (melalui media ilustratif).
digunakan. Dibuktikan melalui hasil pre-test siswa
Dimulai dari kegiatan Prabaca, dalam menunjukan rata-rata siswa dapat Mengenali
Shared Reading kegiatan prabaca guru dan pokok-pokok pikiran yang terungkap dalam
siswa melakukan permaianan bahasa sebagai wacana melalui cerita begambar atau ilustratif.
kegiatan pembuka sebelum membaca. .
Kegiatan pra-baca dilakukan dengan Kegiatan terakhir yang dilakukan dalam
melakukan permaianan bahasa seperti membaca bersama yakni kegiatan pasca-baca.
menirukan suara-suara atau gerakan hewan Dalam kegiatan ini siswa diminta
sebagai salah satu ciri cerita yang akan dibaca. menyampaikan sinopsis cerita (apa yang
Siswa diajarkan menyalurkan ekspresinya mereka telah pahami dari cerita yang
melalui kegitan bermain peran pada sela-sela dibacakan) untuk disampaikan didepan kelas.
kegiatan sebelum bercerita. Dalam kegiatan ini Seperti teori Concept Sentense yang diusung
Edgar Dale menyatakan 90% persentase oleh Vygotsky (1978) bahwa pentingnya
ingatan siswa akan bertambah jika bahasa dalam komunikasi sosial yang dimulai
pembelajran dilakukan melalui kegiatan yang dengan proses pencanderaan terhadap
dialukan melalui Parsipatori (bermain peran, tanda(sign) sampai kepada tukar menukar
studi kasus, praktek). Siswa tunarungu informasi dan pengetahuan saat mengerjakan
cenderung sebagai individu yang menerima tugas kelompok dan diskusi kelompok.
informasi berupa visual. Sehingga kegiatan ini Sehingga dalam kegiatan ini siswa dapat
berdampak besar pada pengembangan Mengenali susunan organisasi wacana dan
kemampuan membacanya. Ditemukan dalam antar hubungan bagian-bagiannya.dari
pembelajaran bahwa siswa tunarungu dapat pengalaman mereka berbagi informasi dengan
Memahami arti kata-kata sesuai penggunaan teman-temannya.
dalam wacana, karena dalam setiap kata Penelitian ini juga sesuai dengan
dalam cerita guru akan menggunakan pendekatan saintifik yang didalamnya
kegiatan peragaan untuk menggambarkan terdapat beberapa komponen yakni :
setiap kata yang digambarkan. mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
Setelah kegiatan pra-baca guru bercerita mengkomunikasikan. Seperti yang tertera
(ceramah), guru sebagai seorang yang dalam kurikullum 2013.
berpangalaman berbagi cerita kepada siswa. Tahap pertama mengamati dapat
Materi cerita yang diberikan beragam sesuai digambarkan pada kegiatan membaca. Pada
dengan tema cerita yang diberikan. Dalam proses ini indera pertama yang dioptimalkan
kegiatan ini guru menyumbang sebesar 20% yakni indra penglihatannya. Siswa mengamati
ingatan siswa dalam sebuah materi. guru bercerita didepan kelas. Sembari
Dibuktikan dalam penelitian didapatkan bercerita guru membantu siswa
bahwa rata-rata hasil pre-test dari 8 siswa mendefinisikan serta menggambarkan cerita
dapat menjawab pertanyaan yang jawabannya yang sedang dibahas.
bersifat eksplisit terdapat pada cerita yang Tahap kedua menanya setelah diberiakan
dibawakan guru. penjelasan, siswa diberikan kesempatan dalam
bertanya jika ada materi cerita yang ia belum
13
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
atau ingin pahami. Tidak hanya itu guru harus melakukan kegiatan interaktif, melalui
pandai mengarahkan keingintahuaaan siswa keterlibatan siswa dalam bacaan, siswa akan
dalam bertanya. Dibuktikan dalam penelitian dituntun aktif menjawab pertanyaan cepat
banya dari siswa menunjukan disela-sela kegiatan bercerita. Siswa juga
keingintahuannya dengan banyak bertanya diminta memprediksi ilustrasi atau gambaran
atau menyampaikan ide cerita setelah apa cerita yang ada pada buku bacaan. Sehingga
yang ia amati kepada guru. Sehingga kegiatan kemampuan membaca pemahaman siswa
membaca dilakukan secara interaktif. melalui kegiatan menalar akan lebih
Tahap ketiga mencoba, siswa diberikan berkembang.
kesempatan untuk memperagakan setiap Edgar Dale dengan teori kerucutnya, yang
gerakan atau suara yang memiliki kesan membahas mengenai pengalaman atau disebut
tertentu atau ciri khas tertentu dalam cerita sebagai ―The Cone Experinces‖ menyatakan
yang dibaca. Disini anak dapat secara bahwa tingkatan tertinggi adalah pengalaman
komunikatif dan interaktif menyampaiakan yang bersifat konkret dan tingkat terendah
kesan yang didapat untuk dibagi ke teman- adalah pengalaman yang bersifat abstrak
temannya. (Suprihatiningrum, 2016). Edgar Dale
Tahap keempat menalar, anak akan memaparkan hasil temuan penelitiannya yang
menalar gambaran kalimat deskripsi yang berupa persentase ingatan dalam
tertera pada buku cerita. Sehingga pembelajaran yang dilakukan yaitu, melalui
pengalaman siswa dapat dikaitkan dengan isi ceramah kemampuan mengingat anak sebesar
gambaran cerita yang ada untuk 20%, melalui tertulis (membaca) kemampuan
mengembangkan pengetahuannya. mengingat anak sebesar 72%, melalui visual
Tahap kelima mengkomunikasikan, dan verbal (pengajaran melalui media
setelah bercerita guru memancing ketertarikan ilustrasi) diperoleh persentase mengingat anak
siswa untuk berbagi informasi kepada teman- sebesar 80%, serta melalui partisipatori
temanya. Setiap siswa akan diminta (bermain peran, studi kasus dan praktek)
menyampaikan simpulan atau sinopsis cerita sebesar 90% (Warsono dan Hariyanto, 2012).
yang mereka dapatkan selama kegiata Dalam penelitian ini aktivitas dalam
membaca bersama. Siswa dapat pembelajaran dilakukan secara visual dan
menyampaikan pendapatnya didepan kelas verbal jika dalam kerucut pengalaman Edgar
melalui gerak isyarat atau oral. Sedang siswa Dale persentase ingatan yang diberikan sekitar
laiinya dapat menyimak untuk 72% yakni belajar melalui media ilustrasi buku
mengembangkan pengetahuan yang ada cerita bergambar dengan kegiatan belajar
menjadi lebih luas. Sehingga dalam penelitian memprediksi petunjuk yang diberiakan pada
ini pengguanaan metode membaca Shared gambar dan petunjuk judul yang diberikan.
Reading menunjukan ada pengaruh yang Selain intu dengan persentase ingatan sebesar
signifikan pada pengguanaan pembelajaran 90% siswa kemudian melakukan kegiatan
Concept Sentense dalam pembelajaran membaca bersama, menjawab pertanyaan
membaca pemahaman siswa tunarungu. cepat pada sela-sela cerita hingga melakukan
Penelitian ini ditunjang juga oleh teori dari permainan bahasa seperti bermain peran yang
Brunner yang dikatakan bahwa peran siswa dilakukan berurutan dan berulang. Sejalan
secara aktif saat belajar didalam kelas akan dengan hal itu siswa tunarungu juga lebih
berpengaruh penting bagi perkembangan mudah dalam memahami pembelajaran
pengetahuannya. Siswa dituntun dengan menggunakan media visual dalam
mengorganisir materi pelajaran yang pembelajaran membacanya (Ormel, 2010)
dipelajarinya melalui suatu bentuk akhir yang maka dari itu penggunaan media cerita
sesuai dengan kemajuan tingkat berpikirnya. bergambar, kegiatan bermain peran, serta
(Suyono dan Hariyanto, 2015). Pada metode kegiatan interaktif dalam proses menjawab
membaca Shared Reading ini guru dan anak pertanyaan pada sela cerita membaca dalam
14
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
15
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
16
Metode Shared Reading Terhadap Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Tunarungu
17