Anda di halaman 1dari 8

Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

PENGGUNAAN METODE EGRA (EARLY GRADE ASSESSMENT) UNTUK


MENINGKATKAN KEMAMPUAN LITERASI ANAK KELAS III
SISWA SEKOLAH DASAR

Rahmat Sutedi1 dan Evi Rahmawati2


Universitas Pendidikan Indonesia
E-mail: sutedirahmat91@gmail.com1 dan evirahmawati@upi.edu2

Abstrak
Penelitian ini difokuskan pada keterampilan membaca di kelas awal. Tujuan dari studi ini adalah
untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses membaca, baik itu membaca huruf, membaca
kata, atau membaca pemahaman. Hasil dari ini penelitian menunjukkan bahwa setiap siswa di
sekolah dasar memiliki kemampuan dan perkembangan yang berbeda pada setiap individu.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa diantaranya, faktor lingkungan
keluarga, faktor lingkungan dan faktor lingkungan siswa sekolah. Metode yang seharusnya di
pilih oleh pendidik adalah yang mempu membuat siswa lebih menyenangkan dalam
pembelajarannya dan memberikan waktu yang efektif. Kemampuan literasi bukan hanya dalam
keterampilan membaca dan menulis saja, tetapi sekaligus merangkap dengan keterampilan
menyimak dan keterampilan berbicara. Sementara itu untuk literasi memiliki beberapa jenis,
diantaranya literasi dasar, literasi perpustakaan, literasi teknologi, media literasi, dan literasi
visual.
Kata Kunci: Metode, EGRA, Literasi, Siswa Sekolah Dasar

Abstract:
This study focused on reading skills in the early grades. The purpose of this study was to
determine the students' ability in the reading process, be it reading letters, reading words, or
reading comprehension. The results of this study indicate that each student in elementary school
has different abilities and developments in each individual. Many factors influence student
development including family environmental factors, environmental factors and school student
environmental factors. The method that should be chosen by educators is one that is able to make
students more fun in their learning and provide effective time. Literacy skills are not only in
reading and writing skills, but also concurrently with listening and speaking skills. Meanwhile,
literacy has several types, including basic literacy, library literacy, technological literacy, media
literacy, and visual literacy.
Keyword: Method, EGRA, Literacy, Elementary School Students

54 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

PENDAHULUAN lingkungan di luar keluarga atau factor dari


Bangsa Indonesia merupakan bangsa pendidiknya sendiri. Dalam pembelajaran di
yang memiliki berbagai ragam budaya, sekolah termasuk ke dalam factor ketidak
agama, adat istiadat, suku, dan bangsa. mampuan guru/pendidik dalam
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mengembangkan cara untuk mengatasi anak
paling sering gunakan dalam segala kegiatan yang tidak memiliki kemampuan membaca,
dalam kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yaitu dalam hal pengembangan metode
pendidikan, bahasa Indonesia merupakan pembelajaran yang menarik bagi siswanya
cerminan dari ciri bangsa Indonesia. Di sendiri. Dalam hal ini seorang pendidik di
dalam pendidikan bahasa Indonesia, ada tuntut untuk mengembankan cara/metode
empat keterampilan berbahasa yaitu, yang menarik bagi siswa dalam hal
menyimak, berbicara, membaca, dan pembelajaran membaca, apalagi dalam
menulis. Keterampilan tersebut sangat membaca di kelas awal/rendah.
melekat dalam jiwa peserta didik. Dalam Banyak sekali cara yang dapat
lingkungan pendidikan penting akan adanya dilakukan guru dalam melaksanakan
kemampuan berbahasa. Dalam dunia pembelajaran membaca di kelas, diantaranya
pendidikan baik pendidikan formal maupun dengan menggunakan sebuah metode.
pendidikan non formal, bahasa Indonesia Metode banyak sekali jenisnya, maka dari itu
merupakan bahasa yang wajib digunakan guru harus memilih dan memilah metode
dalam segala situasi apapun. Namun, dalam yang sesuai dengan masalah yang ada di
pelaksanaanya di dalam pendidikan tersebut dalam pembelajaran yang di alami oleh siswa
banyak sekali kendala-kendala yang dihadapi sendiri. Apabila guru/pendidik tidak tepat
guru maupun siswa. Salah satu kendala yang dalam memilih metode, maka akan
terjadi pada peserta didik yaitu masih berdampak juga pada perkembangan siswa.
banyaknya ketidak mampuannya dalam
membaca permulaan. Dikarenakan masih TINJAUAN PUSTAKA
banyak peserta didikan yang belum sama Metode EGRA (Early Grade Assessment)
sekali memiliki keterampilan membaca Metode merupakan sebuah alat yang
diantaranya, membaca huruf, kata mapun utama dari sebuah pembelajaran di kelas.
kalimat atau sering disebut dengan Pembelajaran jika tidak menggunakan
kemampuan literasi. Kemampuan ini banyak metode yang tepat akan menghasilkan hasil
sekali hambatan yang di miliki oleh siswa, output yang kurang efektif dan akan
baik dalam keterampilan menyimak, memerlukan proses yang lebih sukar dan
berbicara,membaca, dan menulis. Tetapi memerlukan waktu yang lama. Begitu pula
yang terjadi pada pendidikan di Indonesia dalam kegitan belajar membaca, diperlukan
adalah pada keterampilan membaca. sebuah metode yang tepat supaya berdampak
Banyak factor yang terjadi dalam bagis siswa dalam pembelajarannya dapat
ketidak mampuan peserta didik untuk menyengkan dan mudah. Dalam hal ini
berkembang dalam keterampilan membaca, penulis dalam pembelajaran membaca
diantara adalah factor keluarga, factor

55 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

memilih metode EGRA (Early Grade keterampilan membaca dan menulis. Namun,
Assessment). kemampuan ini juga yang mendasari
Early Grade Reading Assessment kemampuan yang lainnya. Dalam Modul
(EGRA) merupakan sebuah instrument yang Pembelajaran Literasi Kelas Awal di LPTK
di kembangkan oleh United States Agency yang dikembangkan oeh USAID
for International Development (USAID) PRIORITAS, Literasi adalah kemampuan
PRIORITAS. Instrumen tersebut untuk berbahasa seseorang (menyimak, berbicara,
menilai kemampuan membaca siswa kelas membaca, dan menulis) untuk
awal dan dapat digunakan untuk menilai berkomunikasi dengan cara yang berbeda
peningkatan keterampilan membaca. sesuai dengan tujuannya. Namun menurut
Instrument yang digunakan sebagain besar pendapat haryanti literasi adalah kemampuan
digunakan untuk penilaian lisan secara menulis dan membaca, budaya literasi
individu. Sub-sub tugas dalam instrument ini dimaksudkan untuk melakukan kebiasaan
memiliki beberpa bagian, diantaranya: berfikir yang diikuti oleh sebuah proses
Mengenal huruf, kata-kata dan pemahaman), membaca, menulis yang pada akhirnya apa
dan pemahaman mendengar. Intrumen yang dilakukan dalam sebuah proses
dilaksanakan secara merata di seluruh kegiatan tersebut akan menciptakan karya.
Indonesia, sample yang diambil siswa Menurut The Random House
sekolah dasar di kelas rendah sekolah mitra Dictionary of the English Language, literasi
USAID yang dilaksanakan oleh beberapa adalah semua proses pembelajaran baca dan
assessor. Instrumen ini lebih ditekankan pada tulis yang dipelajari oleh seseorang,
kemampuan membaca permulaan. termasuk di dalamnya adalah proses
Pelaksanaan pengambilan data ini membaca,menulis,berbicara dan
dilaksanakan secara nasional diantaranya di mendengarkan (Kuder dan Hasit, 2002 dalam
Provinsi Jawa Barat sendiri. Ada beberapa Chandrawaty, 2016).
karakteristik penilaian Early Grade Reading Dari difinisi di atas dapat
Assessment (EGRA) diantaranya: 1). disimpulkan bahwa literasi merupakan
Penilaian secara individual kurang dari 12 kemampuan berbahasa dalam keterampilan
menit, 2). Asesor yang terlatih & interaksi membaca dan menulis. Keterampilan
satu per satu dengan anak secara verbal. 3). tersebut sangat berpengaruh besar dalam
Kebanyakan sub-tugas berlangsung 1 menit keberhasilan belajar siswa. Dalam
(menilai kelancaran), 4). Berpusat pada anak kemampuan ini tidak berkembang dengan
(setiap subtugas dimulai ketika anak siap dan sendirinya, tetapi perlu diperkenalkan dan
merasa nyaman: dapat berhenti ketika anak diajarkan secara mendasar. Jika
mengalami kesulitan), 5). Prosedur yang pembelajaran literasi di kelas awal tidak
konsisten. dilaksanakan, maka akan mempengaruhi
pembelajaran menulis lanjut di kelas tinggi.
Literasi Dalam dua dekade terakhir,
Literasi merupakan salah kemampuan penelitian tentang literasi banyak diminati
dari beberapaa keterampilan berbahasa yaitu karena diketahui 43% penduduk dunia

56 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

tergolong manusia yang memiliki 5. Literasi adalah kegiatan refleksi


kemampuan literasi rendah dan mereka (diri).
terdiri atas golongan ekonomi lemah 6. Literasi adalah hasil kolaborasi.
(miskin). Sebagian dari mereka (17%), Berbaca-tulis selalu melibatkan
mereka bergantung pada bantuan makanan kolaborasi antara
dari pemerintah, sementara yang lainnya 7. dua pihak yang berkomunikasi, sudah
(70%) tidak memiliki pekerjaan tetap dijelaskan pula bahwa berbaca-tulis
(pekerjaan sambilan). Kemampuan literasi bak kakak-adik kandung yang tak
yang rendah senantiasa dikaitkan dengan terpisahkan.
pendapatan, pekerjaan serta pendidikan yang 8. Literasi adalah kegiatan untuk
rendah dan kemiskinan yang turun-temurun melakukan interpretasi atau
(Hartati, 2011). penafsiran.

Komponen Literasi Masalah Literasi


Menurut Brian Ferguson (dalam Literasi bukanlah sekadar
Hartati, 2015) ada lima komponen yang keterampilan membaca dan menulis secara
harus diperhatikan dalam proses literasi di mekanis. Literasi meliputi tanggapan,
sekolah dalam satuan pendidikan. Lima pemahaman, dan kegiatan kehidupan sehari-
komponen tersebut diantaranya: hari yang tersusun dan diaplikasikan melalui
1. Literasi Dasar (Basic Literacy) kegiatan pembelajaran yang berkelanjutan
2. Literasi Perpustakaan (Library Literacy) (Tatat & Heryanto, 2019).
3. Literasi Teknologi (Technology Literacy) Kurangnya pembelajaran yang
4. Media Literasi (Media Literacy) kreatif, menyenangkan, dan media yang
5. Literasi Visual (Visual Literacy) sangat terbatas sangat mempengaruhi
keberhasilannya suata pembelajaran. Masih
Selanjutnya ada tujuh prinsip Literasi yang banyak permasalahan yang dihadapi dalam
perlu kita pahami di antaranya (dalam dunia pendidikan, apalagi dalam masalah
Fitriliani, 2016): literasi. Banyak sekali penyebab rendahnya
1. Literasi adalah kecakapan hidup yang minat baca dan tulis siswa, diantaranya: 1).
memungkinkan manusia berfungsi Masih rendahnya minat baca dan tulis siswa,
maksimal sebagai anggota 2). Masih kurangnya pendukung sumber
masyarakat. bacaan bagi siswa, 3). Masih kurangnya
2. Literasi mencakup kemampuan penataan dalam program perpustakaan
reseptif dan produktif dalam upaya sekolah dan kelas sebagai sumbereferensi
berwacana secara tertulis maupun bacaan siswa, 4). Masih kurangnya perhatian
lisan. orang tua dalam program membaca dan
3. Literasi adalah kemampuan menulis siswa, 5). Lemahnya perhatian guru
memecahkan masalah. terhadap kemampuan dan perkembangan
4. Literasi adalah refleksi penguasaan siswa dalam keterampilan membaca dan
dan apresiasi budaya. menulis, 6). Kurangnya media pendukung

57 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

dalam pembelajaran dalam penunjang proses Selain itu, aktivitas literasi juga harus
belajar mengajar. Kemampuan membaca dan diupayakan agar menjadi budaya
menulis dalam pembelajarannya dapat masyarakat. Selanjutnya (Resmininali, dalam
dipadukan. kemampuan tersebut merupakan Nurasiah, 2016) mengatakan terdapat tiga
dasar dari sebuah keberhasilan dari jenis literasi, yaitu literasi visual, literasi
pembelajaran, terutama dalam pembelajaran lisan,dan literasi cetak. Literasi visual ialah
bahasa Indonesia karena mencakakup semua suatu kemampuan di mana individu
keterampilan dalam berbahasa. Saat siswa mengenali penggunaan garis , bentuk dan
mulai memasuki kelas satu seharusnya sudah warna sehingga dapat menginterpretasikan
memiliki keterampilan berbicara/ membaca. tindakan, mengenali objek, dan memahami
Aktivitas literasi perlu dikembangkan pesan lambang. literasi lisan dianggap
agar tercapainya tujuan yang maksimal sebagai kebutuhan utama dalam
dalam pembelajaran. Senada dengan itu, berkomunikasi, sedangkan literasi cetak
Mc.Kenna & Robinson (dalam Nurdiyanti & digambarkan sebagai seluruh aktivitas dan
Suryanto,2010) mengidentifikasikan lima keterampilan yang berhubungan langsung
alasan penting aktivitas literasi perlu dengan teks yang tercetak, baik dalam
dikembangkan, yaitu: bentuk pemahaman maupun penulisan. Di
1. Hasil dari aktivitas literasi sebagai negara-negara maju, seseorang yang
komplementer bagi pengajaran lisan memiliki kemapuan membaca dan menulis
dan meluaskan perspektif mahsiswa. pada tingkaan tertentu dianggap sebagai
2. Aktivitas literasi memberikan sebuah masyarakat modern. Mereka menganggap
tindak lanjut alamiah terhadap bahwa penggunaan media cetak atau tulisan
pengajaran langsung, mendorong merupakan aktivitas yang utama dalam
dosen untuk melayani kebutuhan dan kehidupan keseharian mereka.
minat mahamahasiswa.
3. Metode terkini mengenai pengajaran HASIL DAN PEMBAHASAN
langsung mencakup fase prakik, Berdasarkan penelitian yang telah
dalam hal ini aktivias literasi dilakukan, masih banyak beberapa hasil yang
tampaknya sangat sesuai. ditemukan dalam proses membaca. Namun,
4. Mahasiswa mempunyai tantangan ada beberapa prinsip pengelolaan Early
mengembangkan literasi isi lebih luas Grade Reading Assessment (EGRA) yang
dari pengetahuan yang diperoleh dari harus diperhatikan diantaranya:
disiplin ilmu dengan keterbatasan 1. Siswa dipilih secara random;
ruang lingkup dan waktu pelajaran 2. Nama siswa tidak dicatat;
mahasisswa. 3. Interaksi yang akrab dengan siswa;
5. Aktivitas literasi memberikan 4. Mempraktikan beberapa bagian untuk
pondasi penting bagi perkembangan membantu siswa memahami apa
literasi dan belajar sepanjang hayat. yang harus dilakukan;

58 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

5. Pengelolaan asesmen menggunakan dengan waktu 60 menit. Dari hasil


cara yang sama untuk semua siswa, dilapangan, masih banyak siswa
baca petunjuk kata demi kata; masih kesulitan dalam membacanya,
6. Semua data tetap anonim terkadang apa yang dilihat siswa
Dari hasil pelaksanaan intrumen yang berbeda dengan apa yang siswa
di terapkan di Provinsi Jawa Barat, peneliti ucapkan. Tetapi, masih banyak siswa
dapat memperoleh hasil sebagai berikut: yang masih meng eja kata tersebut,
a. Subtugas 1 yaitu mengenal huruf, sehingga di barisan pertama siswa
yaitu anak secara individu di sudah mengalami kesalahan atau
perintahkan membaca huruf yang dibaca secara tidak utuh.
disediakan. Sekitar 90% siswa ampu Contoh: kata asib dibaca nasib
membaca huruf dan pelapalannya kata tecap dibaca kecap
dengan baik dan benar. Namun, kata lauka dibaca lauk
masih ada beberapa siswa yang masih kata iar dibaca air
salah dalam penyebutan huruf. kata tiu dibaca itu
Contoh: huruf f dibaca p kata duhas dibaca duha
huruf d dibaca b d. Subtugas 4a yaitu kelancaran
huruf b dibaca d membaca nyaring, yaitu anak
huruf V dibaca W diberikan cerita pendek dengan
b. Subtugas 2 yaitu membaca kata, jumlah 57 kata dengan waktu 60
yaitu anak secara individu detik. Dalam tugas ini banyak siswa
diperintahkan untuk membaca kata mampu membaca secara lancer, baik,
sebanyak 100 kata dengan waktu 60 dan benar. Namun, masih ada siswa
detik. Hasil yang ditemukan dari yang mengalami kesulitan dan
beberapa siswa yaitu kurang lebih kesalahan dalam proses membacanya
90% siswa mampu membaca kata atau membacanya tidak utuh.
tersebut secara baik dan benar. Contoh: kata Dani dibaca Doni
Namun, masih ada beberapa siswa kata menyayangi dibaca
mengalami kesulitan membaca kata mengangani
tersebut dengan beberapa factor kata mengeong dibaca
diantaranya adalah masih ada siswa menggeong
yang sama sekali belum bisa kata kucingnya dibaca
membaca kata. kucing
Contoh: kata tersebut masih di eja kata Ibunya dibaca Ibu
kata merah dibaca marah e. Subtugas 4b yaitu pemahaman
kata masuk dibaca masak bacaan, yaitu beberapa pertanyaan
c. Subtugas 3 yaitu membaca kata tak dari hasil pemahaman siswa dalam
bermakna, yaitu siswa akan diminta membaca di subtugas sebelumnya
untuk membaca kata yang tidak yaitu subtugas 4a. Rata-rata siswa
memiliki arti sebanyak 100 kata dapat menjawab dengan benar,

59 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

namun masih ada beberapa anak cerita. Masih ada beberapa siswa
menjawab dengan salah. yang mendapatkan kesulitan dalam
Contoh Pertanyaan: 1). Mengapa menjawab pertanyaan, seperti anak
kucing mengeong terus?, Anak terkadang diam sehingga tidak
menjawab: “karena kucingnya lapar” menjawab pertanyaan dan jawaban
namun dalam cerita yang benar siswa terkadang salah. Contoh:
adalah karena kaki kucing luka atau Pertanyaan: 1). Untuk apa Lina
kakinya berdarah. 2). Mengapa Dani menabung?, berbagai macam
kembali riang?, anak menjawab: jawaban dari siswa seperti, untuk
“karena bermain dengan kucing” sekolah, untuk membantu Ibu, atau
namun, dalam cerita jawaban yang untuk mengumpulkan uang. Namun,
benar adalah karena kucingnya sudah jawaban yang benar sesuai dengan
sembuh. cerita yang dibacakan adalah untuk
f. Subtugas 5a yaitu menyimak, yaitu membeli sepeda.
siswa diminta menyimak cerita
pendek yang dibacakan oleh asesor Dari hasil pengambilan data yang
dan siswa hanya mendengarkan. dilaksanakan dari tahun 2012-2014 secara
Namun siswa tersebut bukan hanya Nasional, USAID PRIORITAS dalam
menyimak cerita, tetapi memahami program Early Grade Reading Assessment
cerita yang dibacakan asesor. Setelah (EGRA) diperoleh beberapa hasil pencapaian
itu siswa akan diberikan tiga sebagai berikut:
pertanyaan dari hasil mendengarkan
2012 2013 2014
SubTugas
Kohor 1 Kohor 2 Kohor 3
Mengenal huruf 85.7 84.8 86.57
Membaca kata 70.5 67.4 67.97
Membaca kata
35.6 34.0 33.94
tidak berarti
Kelancaran
68.1 72.2 72.96
membaca teks
Pemahaman teks 3.3 3.3 3.41
Pemahaman
1.5 1.6 1.58
mendengarkan
Sampel siswa 4,141 3,576 1,152

SIMPULAN merupakan proses yang sangat penting dalam


Literasi merupakan kemampuan menunjangnya keberhasilan suatu
membaca dan menulis dalam bidang pendidikan, karena dalam proses
pendidikan dan pembelajaran. pembelajaran kedua kemampuan tersebut
Membudayakan dan membiasakan membaca dapat dipadukan. kesabarab dan ketelitian

60 | Rahmat Sutedi, 54-61


Jurnal EDUPENA, Volume 2, Nomor 1, Juni 2021 P-ISSN 2722-3426 / E-ISSN 2774-891X

dalam melaksanakan keterampilan tersebut Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan


harus dilaksanakan dengan sungguh-sungguh Serantau. Bandung. UPI Press.
dan penuh kesabaran dalam mengarahkan Haryanti, T. (2014). Membangun budaya
siswa demi mencapaikan tujuan, visi, dan literasi dengan pendekatan kultural di
misi suatu pendidikan. Komunitas Adat. Tersedia Online:
http://www.triniharyanti.id/2014/02/me
DAFTAR RUJUKAN mbangun-budaya-literasidengan. html
Chandrawaty. (2016). Pengembangan [diakses: 04 April 2016] USAID
Literasi bagi Anak Usia Dini. PRIORITAS. (2014). Modul
Prosiding International Seminar Pembelajaran Literasi Kelas Awal di
2016”Gender Perspektive of LPTK. USAID Prioritas. Jakarta.
Multiliterate Development in the Era Hartati, T. & Heryanto, D. (2019).
of ASEAN Economic Community” Pendidikan Bahasa dan Sastra
Jakarta: UPI Press. Indonesia Berbasis TPACK dan
Fitriliani, I. (2016). Membangun Multiliterasi di Sekolah Dasar.
Keterampilan Sosial Siswa Sekolah Bandung: UPI Press.
Dasar melalui Metode berbasis Nurasiah, I. Pengembangan Literasi
Permainan dalam Pembelajaran. Mahasiswa PGSD melalui Metode
Prosiding International Seminar MINDMAPPING berbasis Kontruktif
2016”Gender Perspektive of Islami. Prosiding International Seminar
Multiliterate Development in the Era 2016”Gender Perspektive of
of ASEAN Economic Community” Multiliterate Development in the Era
Jakarta: UPI Press. of ASEAN Economic Community”
Hartati, T. (2011). Pengembangan Literasi di Jakarta: UPI Press.
Daerah Pinggiran Jawa Barat; USAID PRIORITAS. (2015). Modul
Sumber: Pedagogik Praktis yang Pembelajaran Literasi di Sekolah
Berkualitas. Bandung: Rizki Press. Dasar/ Madrasah Ibtidaiyah LPTK.
Hartati, T. (2015). Optimalisasi Manajemen USAID Prioritas. Jakarta.
Berbasis Sekolah (MBS) untuk USAID PRIORITAS. (2015). Pelatihan
Membangun Kelas Literat dan Penyegaran Early Grade Reading
Kemampuan Multiliterasi Siswa Assessment (EGRA). USAID Prioritas.
Jakarta.

61 | Rahmat Sutedi, 54-61

Anda mungkin juga menyukai