Anda di halaman 1dari 16

ANALISIS KESALAHAN MORFOLOGI DALAM TEKS

EKSPOSISI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 1


MEDAN

PROPOSAL PENELITIAN

Oleh:

Agung Satrio Putro


2192411015

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
petunjuk serta karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian
mengenai kesalahan berbahasa pada teks eksposisi siswa kelas X SMA
Muhammadiyah 1. Adapun judul dari penelitian ini adalah “Analisis Kesalahan
Morfologi dalam Teks Eksposisi Siswa Kelas X SMA Muhammadiyah 1 Medan.
Tugas penelitian ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Penulisan
Akademik. Pada kesempatan ini saya sebagai penyusun mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Syamsul Arif, M.Pd. selaku ketua jurusan bahasa dan sastra
Indonesia,
2. Ibu Trisnawati Hutagalung, S.Pd, M.Pd. selaku sekretaris jurusan
bahasa dan sastra Indonesia,
3. Ibu Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd. selaku ketua prodi pendidikan bahasa
dan sastra Indonesia,
4. Bapak Achmad Yuhdi, S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu mata
kuliah,
5. Orang tua saya yang telah membantu ataupun mendukung kegiatan
perkuliahan kami baik materi maupun non materi, dan
6. Teman-teman yang memberikan dukungan dan sarannya kepada saya
dalam pengerjaan penelitian ini
Saya menyadari bahwa dalam penelitian ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu saya mengharapkan saran dan kritik yang dapat dijadikan
perbaikan untuk pengerjaan tugas penelitian yang akan datang. Saya berharap
semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagaimana mestinya dan untuk
menambah pembendaharaan serta pengetahuan. Semoga bantuan, dorongan serta
bimbingan yang telah diberikan kepada saya dalam penyusunan laporan ini
mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT.

Medan, Maret 2022

Agung satrio putro


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi semua
orang dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan kita sehari-hari, baik dalam
keluarga maupun masyarakat. Di zaman modern saat ini, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi menuntut adanya sumber daya manusia yang
berkualitas, yang mampu menghadapi berbagai tantangan dan mampu bersaing.
Suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan jika pendidikan dalam negara itu
baik kualitasnya. Tinggi atau rendahnya kualitas pendidikan dalam suatu negara
dipengaruhi oleh banyak faktor misalnya dari kurikulum, siswa, pengajar, sarana
prasarana, dan juga karena faktor lingkungan.
Bahasa merupakan salah satu aspek penting untuk menunjang keberhasilan
dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa juga menjadi instrumen penting
dalam komunikasi sehingga tanpa bahasa manusia akan kesulitan untuk
menyampaikan pendapat, gagasan, maupun ide yang mereka pikirkan. Dalam
kehidupan, kita menggunakan bahasa untuk berpikir, menyimak, berbicara,
membaca, dan menulis. Bahasa adalah sistem simbol bunyi yang bermakna dan
berartikulasi (dihasilkan oleh alat ucap) yang bersifat arbitrer dan konvensional,
yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok manusia untuk melahirkan
perasaan dan pikiran (Wibowo, 2001: 3). Melalui bahasa, manusia dapat
menyampaikan gagasan ataupun ide melalui dua cara yakni secara verbal maupun
nonverbal. Secara verbal, gagasan dari seseorang secara langsung dapat ia
sampaikan. Sebaliknya, gagasan yang disampaikan secara nonverbal dapat
dikemas melalui bahasa tulis (Jurnal 1) .
Pemakaian bahasa tulis akan selalu menjadi bagian penting dalam proses
pembelajaran di sekolah. Siswa di sekolah tidak hanya dituntut untuk memiliki
keterampilan berbahasa secara verbal, melainkan juga harus memiliki
keterampilan dalam bahasa tulis. Pengembangan kemampuan berbahasa siswa
dapat dilakukan dengan adanya pembelajaran keterampilan berbahasa dalam mata
pelajaran Bahasa Indonesia. Pembelajaran keterampilan berbahasa bertujuan
untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial (Jurnal 1)
Kesalahan berbahasa adalah pelanggaran atau penyimpangan terhadap
norma-norma, kaidah-kaidah berbahasa yang berlaku. Tidak bisa kita pungkiri
bahwa sebagai manusia, kesalahan dalam berbahasa pasti selalu ada. Kesalahan-
kesalahan tersebut bukanlah hal yang disengaja mengingat orang-orang di
Indonesia sering sekali membawa bahasa Indonesia ke dalam struktur bahasa
pertama mereka yang menyebabkan seseorang bisa salah memakai bahasa karena
kurangnya pemahaman tentang bahasa yang dipakainya, bisa pula karena faktor
kedwibahasaan yang menyebabkan interferensi dan bisa jadi pula karena belum
mendapatkan pengajaran yang tepat. Namun dengan pengajaran dan penyebaran
yang tepat, kita mampu meminimalisasi kesalahan-kesalahan tersebut (Jurnal 2)
Pembelajaran berbasis teks merupakan pembelajaran yang berorientasi
pada kemampuan siswa untuk menyusun teks. Bagaimana peserta didik mampu
mengonstruksi-kan pengetahuannya dan terampil menyusun serta mampu
mengembangkan teks. Metode pembelajaran ini mendasarkan pada pemodelan
teks dan analisis terhadap fitur-fitur secara eksplisit serta fokus pada hubungan
antara teks dan konteks penggunaanya. Dalam proses pembelajaran ini mengarah
pada peserta didik agar mampu memahami dan memproduksi teks baik secara
lisan maupun secara tulisan dalam berbagai konteks (Jurnal 20).
Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran
tentunya melibatkan dua unsur yang tidak terpisahkan yaitu antara pendidik (guru)
dan peserta didik (siswa). Kompetensi yang akan dicapai dalam kegiatan
pembelajaran mengacu pada standar kompetensi lulusan (SKL) berdasarkan
jenjang masing-masing (Priyatni, 2014: 270) (jurnal 20).
Dalam kurikulum 2013 selain dilakukan pengembangan kompetensi juga
ditanamkan pendidikan karakter. Kurikulum 2013 memuat empat kopetensi yakni
religius, social, pengetahuan, dan keterampilan. Berdasarkan keempat kompetensi
religius dan social, ini sudah mewakili pada pengembangan karakter pada diri
sndiri. Nilai karakter tersebut dapat mengembangkan kepribadian peserta didik
untuk menjadi lebih baik. Dengan harapan kompetensi lulusan tidak hanya
menjadi pribadi yang cerdas tetapi juga menjadi pribadi yang baik. Pendidikan
karakter diintegrasikan dalam setiap mata pelajaran, misalnya pada mata pelajaran
bahasa Indonesia di sekolah menengah atas dengan mata pelajaran lain seperti
agama PKn, sehingga pembelajaran menjadi holistic (Jurnal 20).
Kurikulum merupakan pedoman untuk memberi arah dan tujuan
pendidikan. Pembelajaran merupakan bentuk tindakan untuk mewujudkan cita-
cita kurikulum. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan bentuk
implementasi dari kurikulum. Kurikulum 2013 merupakan sistem atau pendekatan
pembelajaran yang melibatkan beberapa disiplin ilmu untuk memberikan
pengalaman yang bermakna dan luas kepada peserta didik. Dalam kurikulum 2013
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks pada sekolah menengah pertama
memiliki teks yang mendukung daya kreatif, imajinatif, nalar, dan kritis siswa,
yaitu teks laporan hasil observasi, teks deskriptif, teks eksplanasi, teks cerita
pendek, dan teks eksposisi. Peneliti memfokuskan pada teks eksposisi dalam
penelitian ini (Jurnal 17).
Teks dalam pembelajaran bahasa sesungguhnya bukan sesuatu yang baru.
Hal itu sudah menjadi bagian dari komponen pembelajaran bahasa secara
terintegrasi. Bahasa tidak akan lepas dari konteks dan teks. Dalam buku
Pendekatan Komunikatif-, tulisan Prof. Dr. Syukur Ghazali, M.Pd. dengan
mengutip banyak pernyataan para pakar yang membahas tentang konsep
pembelajaran bahasa yang berkaitan dengan teks. Seperti menurut Omaggio
(dalam Ghazali,2010:20) pada tingkat pemula tipe-tipe teks umum harus terfokus
pada ujaran-ujaran singkat yang diambil dari materi-materi yang sudah tidak asing
lagi (waktu, tanggal, cuaca, nomor, pakaian). Melalui teknik pengajaran, para
siswa belajar mengidentifikasi gagasan-gagasan utama dan kata-kata kunci dalam
materi-materi yang sudah mereka kenal. Pada tingkat lanjutan, perhatian harus
terpusat pada teks-teks naratif sederhana dan percakapan-percakapan singkat
secara berhadaphadapan dalam dialek standar. Pada tingkat mahir, isi materi
meluas mencakup topik-topik yang bersifat faktual (peristiwa-peristiwa terkini,
politik, pendidikan, ekonomi, kuliah akademik, laporan dan deskripsi) (Jurnal
18).
Pada pembelajaran bahasa Indonesia, masih banyak siswa yang melakukan
kesalahan berbahasa. Kesalahan berbahasa tidak hanya terdapat pada tuturan,
tetapi juga terdapat pada bahasa tertulis. Bahasa tertulis terikat pada aturan-aturan
kebahasaan, seperti ejaan, susunan,sistematika, dan teknik-teknik penulisan.
Apabila siswa tidak memenuhi aturan-aturan kebahasaan tertulis, terjadilah
kesalahan kebahasaan. Kesalahan kebahasaan tertulis yang masih sering dilakukan
siswa adalah kesalahan morfologi, khususnya ketika membuat karangan eksposisi
(Jurnal 5)
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat teridentifikasi berbagai fokus
penelitian. Akan tetapi, penulis akan memfokuskan penelitian ini pada bentuk
kesalahan morfologi dalam teks eksposisi siswa SMA Muhammadiyah 1 Medan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan di atas, adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Apa saja bentuk kesalahan morfologi dalam teks prosedur siswa SMA
Muhammadiyah 1 Medan?
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mendeskripsikan, dan
menganalisis bentuk-bentuk kesalahan morfologi dalam teks eksposisi yang
dihasilkan oleh siswa di SMA Muhammadiyah 1 Medan P.
E. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut.
1. Bagi mahasiswa
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan referensi dalam penelitian
kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi.
2. Bagi pembaca
Penelitian ini bermanfaat untuk memperoleh ilmu pengetahuan baru terkait
kesalahan berbahasa morfologi dalam menulis.

BAB II
LANDASAN TEORITIS
Kesalahan Berbahasa
Bahasa merupakan salah satu media yang digunakan untuk berkomunikasi,
baik secara lisan maupun tulisan. Maka dari itu sudah sewajarnya kita harus
menguasai keterampilan berbahasa agar dapat melanbgsungkan komunikasi
dengan orang lain secara lancar. Komunikasi yang dikatakan lancar adalah apabila
orang yang mendengarkan dapat menangkap makna yang ingin kita sampaikan.
Maka dari itu, kita tidak boleh salah dalam menyampaikan hal yang ingin kita
sampaikan.
Saat ini masih sering sekali kita menjumpai kesalahan berbahasa yang
dilakukan oleh masyarakat, terutama dalam dunia pendidikan. Peserta didik masih
sering melakukan kesalahan dalam berbahasa terutama dalam menulis. Sehingga,
hal ini akan dapat membuat peserta didik akan kesulitan dalam menguasi materi
pelajaran.
Kesalahan berbahasa bukan hanya disebabkan oleh faktor siswa melainkan
guru juga berperan dalam proses pengajaran bahasa. Adapun beberapa penyebab
kesalahan berbahasa yang disebabkan oleh faktor guru antaralain adalah
kurangnya variasiguru dalam menggunakan metode pembelajaran sehingga
berpengaruh pada tingkat motivasi siswa untuk belajar bahasa Indonesia dan
tingkat pemahaman mereka terhadap materi (Jurnal 1).
Selain itu, kesalahan berbahasa juga disebabkan oleh adanya interferensi
bahasa ibu, minimn ya informasi dan referensi tentang kaidah kebahasaan,
kurangnya penguasaan kosakata dan pemahaman tentang kalimat yang efektif,
serta kurangnya motivasi belajar siswa (Jurnal 1). Adapun faktor lain yang
menyebabkan kesalahan berbahasa menurut Kismawati dkk, adalah sebagai
berikut:
1. Minimnya pengetahuan siswa tentang kaidah penulisan,
2. Minimnya motivasi belajar siswa,
3. Kecenderungan siswa menomorduakan tata tulis disbanding ide
karangan,
4. Kebiasaan siswa untuk tidak merevisi karangan sebelum dikumpul,
5. Suasana kelas yang tidak kondusif, dan
6. Tuntutan kmompetensi menulis yang sebatas pada struktur teks.
(Jurnal 3)
Adapun dalam penbelitian yang dilakukan oleh Oktaviani, dkk dihasilkan
bahwa bentuk kesalahan berbahasa terbagi menjadi tiga bidang, yaitu:
1. Kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi
Kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi meliputi kesalahan
penggunaan huruf capital, penggunaan tanda baca (titik dan
koma),penggunaan partikel, kesalahan penulisan kata ulang, kesalahan
akibat tipologi, dan kesalahan penulisan kata baku.
2. Kesalahan berbahasa dalam bidang Morfologi
Kesalahan berbahasa dalam bidang morfologi meliputi kesalahan
penulisan kata depan, kesalahan penulisan kata bentukan, dan kesalahan
akibat pleonasme.
3. Keslahan berbahasa dalam bidang Sintaksis
Kesalahan berbahasa dalam bidang sintaksis meliputi kesalahan dalam
penggunaan struktur frasa dan kesalahan dalam penggunaan struktur
kalimat (Jurnal 1).
Hal hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kesalahan berbahasa
yang dilakukan oleh siswa adalah sebagai berikut:
1. Melakukan kegiatan analysis kesalahan berbahasa
2. Menggunakan model dan metode pembelajaran yang lebih bervariasi
3. Terdapat upaya perbaikan yang dilakukan siswa. (Jurnal 1)
Sejalan dengan pendapat (JUrnal 1) pada (Jurnal 3) dikatakan hal-hal yang dapat
dilakukan untyuk meminimalisir kesalahan berbahasa yakni sebagai berikut:
1. Guru segera mungkin untuk memberitahu kesalahan berbahasa siswa yang
ditemukan saat proses belajar mengajar berlangsung
2. Antarsiswa melakukan kegiatan saling membaca karangan untuk
mengkoreksi satu sama lain.
3. Penambahan alokasi waktu untuk kegiatan menulis di kelas.
Analisis kesalahan berbahasa merupakan istilah umum untuk kegiatan
yang dilakukan oleh penyelidik bahasa dalam mengerjakan data yang didapat dari
laporan penelitian atau dari pengumpulan teks. Analisis kesalahan berbahasa yaitu
salah satu cara atau teknik untuk mengukur kemajuan belajar bahasa dengan
mencatat dan mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh seseorang
atau sekelompok. Analisis kesalahan berbahasa berkaitan dengan penulisan secara
teknis suatu ejaan (Fitriana et al., 2020).

Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks


Kurikulum 2013 menempatkan bahasa Indonesia sebagai penghela mata
pelajaran lain. Oleh karena itu, pelajaran bahasa Indonesia harus berada di depan
semua mata pelajaran yang lain. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat
keterampilan berbahasa yang harus dimiliki siswa, yaitu keterampilan
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis Dalman (dalam Fiani, 2021).
Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya adalah membelajarkan siswa
tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai fungsi dan
tujuannya. Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam Kurikulum 2013 yang
menekankan pentingnya kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan, pada
kemampuan berbahasa siswa dibentuk melalui pembelajaran berbasis teks secara
berkelanjutan.
Pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks adalah proses belajar
berbahasa Indonesia yang dilakukan oleh peserta didik yang bertitik tolak dari
pemahaman teks dan menuju ke pembuatan teks. Teks atau wacana adalah satuan
kebahasaan terbesar atau terlengkap, yang mencakup teks lisan dan teks tertulis.
Pada tulisan ini ada dua hal yang dibahas mengenai pembelajaran bahasa
Indonesia berbasis teks. Hal pertama berkenaan dengan kegiatan apa saja yang
dilakukan oleh peserta didik dalam belajar berbahasa Indonesia yang berbasis
teks. Hal kedua bersangkutan dengan bekal pengetahuan apa saja yang berkaitan
dengan teks yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan kegiatan
pembelajaran bahasa Indonesia berbasis teks (Baryadi, 2017).
Kurikulum adalah prinsip-prinsip dan prosedur-prosedur bagi
perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pengelolaan suatu program pendidikan.
Telaah/kajian kurikulum mencakup rancang bangun silbaus (seleksi dan
penggolongan isi) dan metodologi (pemilihan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan
pembelajaran), dan silabus adalah suatu spesifikasi atau perincian bahan yang
akan diajarkan dalam suatu program bahasa berikut susunan atau urutan yang
akan diajarkan. Suatu silabus dapat memuat semua atau sebagian dari unsur-unsur
fonologi, tata bahasa, fungsi, nosi, topik, tema, tugas. Yang dimaksud dengan nosi
adalah konsep-konsep yang diekspresikan melalui bahasa; contoh-contoh
nosi/gagasan mencakup waktu; frekuensi,durasi; dan kausalitas (Nunan,1988:158)
(Jurnal 18)
Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia menggunakan teks
dalam sarana pembelajarannya. Oleh karena itu, dapat dinyatakan bahwa
kurikulum 2013 untuk mata pelajaran bahasa Indonesia berbasis teks. Hal tersebut
terlampir dalam Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013. Pada jenjang SMA/MA
dan SMK/MAK terdapat 15 jenis teks yaitu (1) teks anekdot, (2) teks eksposisi,
(3) teks laporan hasil observasi, (4) teks prosedur kompleks, (5) teks negosiasi, (6)
teks cerita pendek, (7) teks pantun, (8) teks cerita ulang, (9) tekseksplanasi
komplek, (10) teks film/darma, (11) teks cerita sejarah, (12) teks berita, (13) teks
iklan, (14) teks editorial/opini, dan (15) teks novel. Lima belas jenis teks inilah
yang akan disampaikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
menengah atas. Adapun pengertian singkat dari kelima belas jenis teks ini adalah
sebagai berikut,( Priyatni: 2014:66) (Jurnal 20).

Pengertian Teks Eksposisi


Karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi dan teratur
tentang suatu topik atau pokok bahasan Finoza (dalam Oktaviani et al.,
2019).Karangan merupakan sebuah tulisan yang teratur menurut urutan-urutan
yang logis dan setiap unsurnya harus memiliki kesatuan dan kepaduan. Karangan
memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah karangan eksposisi. Karangan
eksposisi merupakan bentuk pengembangan karangan yang bertujuan untuk
memberi tahu,mengupas, menguraikan, atau menerangkan sesuatu yang
strukturnya terdiri atas pembukaan, tesis (pendapat), argumen yang berupa ulasan,
dan penutup. Tujuan karangan eksposisi adalah memberi informasi dan tambahan
pengetahuan bagi pembaca. Oleh karena itu, hendaknya siswa mampu
menuangkan gagasannya secara sistematis, runtut, dan lengkap.
Teks eksposisi adalah jenis teks yang berisi pernyataan pendapat atau
suatu usulan disertai argumentasi yang tepat atau kuat. Struktur dari teks eksposisi
adalah pernyataan (tesis) argumentasi penegasan ulang pendapat (Jurnal 20). Teks
eksposisi merupakan teks yang mengupas, membahas, dan menguraikan masalah
yang berupa fakta-fakta dan bersifat ilmiah secara tuntas. Gaya bahasa yang
digunakan dalam teks eksposisi hendaklah menggunakan gaya bahasa yang
informatif dan mudah dipahami. Oleh sebab itu, teks ekspoisi haruslah ditulis
dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar guna memudahkan
pembaca memahami tujuan penulisan tersebut. Karena teks eksposisi adalah teks
yang bersifat ilmiah, sebaiknya juga menggunakan bahasa tulisan yang patuh
kepada kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Namun dalam praktiknya, masih
banyak kaum terpelajar yang belum mumpuni bahasa tulisannya yang
menyebabkan banyaknya kesalahan pemakaian bahasa baik kesalahan bidang
sintaksis maupun kesalahan-kesalahan lain (jurnal 2).
Teks eksposisi merupakan teks yang berisi pendapat yang berisfat
argumenttatif. Akan tetapi, peserta didik masih saja kurang memhami cara menilai
dan menanggapi sebuah argumen yang mereka temukan. Sehingga, untuk
mendapatkan informasi yang matang dari teks argumentasi diperlukan pembacaan
yang seksama karena harus menelaah secara kritis mengenai pendapat-pendapat
yang terkandung dalam teks eksposisi tersebut. Siswa dituntut untuk mencari dan
menyelididki secara sistematis, kritis, logis, ana-litis, sehingga peserta didik dapat
merumuskan penemuannya dengan terlibat langsung dalam proses dan kegiatan
belajar (Eggie Nugraha, 2020).
Teks eksposisi merupakan teks yang mengupas, membahas, dan
menguraikan masalah yang berupa fakta-fakta yang bersifat ilmiah secara tuntas.
Gaya bahasa yang digunakan dalam teks eksposisi hendaklah menggunakan gaya
bahasa yang informatif dan mudah dipahami. Oleh sebab itu, teks eksposisi
haruslah ditulis dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar guna
memudahkan pembaca memahami tujuan penulisan tersebut. Karena teks
eksposisi adalah teks yang bersifat ilmiah, sebaiknya juga menggunakan bahasa
tulisan yang patuh kepada kaidah bahasa Indonesia yang berlaku. Namun dalam
praktiknya, masih banyak kaum terpelajar yang belum mumpuni bahasa
tulisannya yang menyebabkan banyaknya kesalahan pemakaian bahasa baik
kesalahan bidang mofologi maupun kesalahan-kesalahan lainnya (Zulfalika
Chairunnisa, winda dwi hudhana, 2020).
Teks eksposisi dibentuk oleh tiga bagian, yakni sebagai berikut (Kosasih,
2014).
a) Tesis, bagian yang memperkenalkan persoalan, isu, atau pendapat umum
yang merangkum keseluruhan isi tulisan. Pendapat tersebut biasanya sudah
menjadi kebenaran umum yang tidak terbantahkan lagi.
b) Rangkaian argumen, yang berisi sejumlah pendapat dan fakta-fakta yang
mendukung tesis.
c) Kesimpulan, yang berisi penegasan kembali tesis yang diungkapkan pada
bagian awal.
Adapun langkah penulisan teks eksposisi adalah sebagai berikut.
a. Menentukan topik, yakni suatu hal yang memerlukan pemecahan masalah
atau sesuatu yang mengandung problematika di masyarakat. Hal itu,
mungkin berkenaan dengan masalah sosial, budaya, pendidikan, agama,
bahasa, sastra, politik
b. Mengumpulkan bahan dan data untuk memperkuat argumen, baik dengan
membaca-baca surat kabar, majalah, buku, ataupun internet. Data itu dapat
diperoleh melalui pengamatan ke lapangan atau dengan melakukan
wawancara.
c. Membuat kerangka tulisan berkenaan dengan topik yang akan kita tulis,
yang mencakup tesis, argumen, dan penegasan (kesimpulan). Langkah ini
penting agar tulisan kita itu tersusun secara lebih sistematis, lengkap, dan
tidak tumpang tindih.
d. Mengembangkan tulisan sesuai dengan kerangka yang telah kita buat.
Argumentasi dan fakta yang telah dikumpulkan, kita masukkan ke dalam
tulisan itu secara padu sehingga teks itu bisa meyakinkan khalayak
(Kosasih, 2014).

BAB III
METODOLOGO PENELITIAN
A. Sumber Data
Menurut Sugiyono (2009:225) jika dilihat dari segi sumber datanya, maka
pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer merupakan sumber yang datanya lansung dikumpulkan oleh
peneliti dari sumber pertamanya, sedangkan sumber sekunder merupakan data
yang yang dikumpulkan oleh penulis sebagai penunjang dari sumber pertama.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan sumber sekunder dan subjek
penelitian adalah teks eksposisi siswa kelas x SMA Muhammadiyah 1 Medan.
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah menganalisis kesalahan berbahasa,
yakni kesalahan morfologi pada teks tersebut.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah kerja yang digunakan dalam
penelitian, baik itu perencanaan, pengumpulan data, pengelolahan data, sampai
pada tahap pengambilan kesimpulan dalam penelitian. Adapun metode penelitian
dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Menurut Bogdan dan Biklen,
(dalam Rahmat 2009:2) penelitian kualitatif merupakan salah prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan juga perilaku
orang-orang yang diamati. Penelitian ini akan mendeskripsikan kesalahan
berbahasa pada tekas eksposisi siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Medan.
C. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2009:224) teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena pada saat melakukan
penelitiam tujuan utamanya adalah mendapatkan data. Penelitian ini
menggunakan teknik pengumpulan data simak dan tulis.
D. Analisis Data
Menurut Sugiyono (2009:224) analisis data merupakan proses menyusun
dengan cara sistematis data yang didapatkan dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi. Proses menganalisis data dilakukan setelah seluruh
data terkumpul. Analisis yang dilakukan penulis adalah dengan cara membaca,
mempelajari, menelaah dan membandingkan beberapa sumber atau reverensi
kemudian menjawab semua permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Baryadi, I. P. (2017). Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Teks. Jurnal
Ilmiah Kebudayaan Sintesis, 11(1), 1–11.
Eggie Nugraha1, A. H. (2020). PEMBELAJARAN MENGANALISIS
STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI DENGAN
METODE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PESERTA DIDIK KELAS X
SMAN 6 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019. PEMBELAJARAN
MENGANALISIS STRUKTUR DAN KEBAHASAAN TEKS EKSPOSISI
DENGAN METODE THINK PAIR AND SHARE UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA PESERTA DIDIK KELAS X
SMAN 6 BANDUNG TAHUN PELAJARAN 2018/2019, 47(3).
Fiani, L. (2014). PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS TEKS
PADA KELAS X DI SMA NEGERI 1 LHOKNGA. Pendidikan Bahasa Dan
Sastra Indonesia, Undiksha, 2(2), 1–13.
Fitriana, A., Astri, & Irma, C. N. (2020). Analisis Kesalahan Penulisan pada
Karangan Eksposisi Siswa Kelas X TBSM 2 SMK Al-Furqon Bantarkawung.
Jurnal Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia, 8(1), 104–115.
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpbsi/article/view/24018
Kosasih, E. (2014). Jenis-jenis Teks Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
SMA /MA /SMK.
Oktaviani, F., Rohmadi, M., & Purwadi, P. (2019). Analisis Kesalahan Berbahasa
Indonesia Pada Karangan Eksposisi Siswa Kelas X Mipa (Studi Kasus Di
Sma Negeri 4 Surakarta). Basastra: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan
Pengajarannya, 6(1), 94. https://doi.org/10.20961/basastra.v6i1.37657
Zulfalika Chairunnisa, winda dwi hudhana, hamdah siti hamsanah fitriani. (2020).
KESALAHAN MORFOLOGI PADA TEKS EKSPOSISI SISWA SMK
PATRIOT NUSANTARA. Prosiding Samasta, 1–6.

Anda mungkin juga menyukai